Anda di halaman 1dari 4

Teori Cahaya

Mari kita bahas mengenai sejarah perkembangan teori cahaya sebagai berikut.

A. Pendapat para pemikir kuno


Cahaya bergerak dengan kecepatan yang terbatas. Hal ini merupakan pendapat yang disampaikan
oleh pemikir dan politikus Empedocles. Kemudian, ada Aristoteles yang menemukan bahwa
pelangi merupakan hasil pemantulan cahaya oleh titik air hujan. Selanjutnya, ada Euclid yang
mengatakan tentang hukum dari pemantulan dan beberapa sifat cermin.

B. Teori Tactile
Teori ini menyatakan teori cahaya berdasarkan teori menyentuh. Jadi, ketika tangan mampu
menyentuh suatu benda, maka mata bisa merasakan atau melihat suatu benda. Lalu, ada juga
teori yang menyebutkan bahwa mata mengirimkan sinyal-sinyal tak tampak untuk merasakan
sebuah benda.

C. Teori Emisi
Teori emisi bertentangan dengan teori tactile. Teori ini mengatakan bahwa benda mengirimkan
partikel-partikel ke mata, sehingga mata akhirnya bisa melihat benda sekitarnya. Akhirnya, teori
ini mampu mengalahkan teori sebelumnya (teori tactile) sampai abad ke 8.

D. Teori Partikel atau Korpuskular


Teori ini dipeloposri oleh Isaac Newton. Newton melakukan penelitian pada abad ke 17. Newton
mengatakan bahwa cahaya terdiri atas beberapa partikel. Partikel-partikel tersebut dipancarkan
ke segala arah. Kemudian, dia juga menjelaskan tentang fakta bahwa cahaya bisa dipantulkan.
Selain itu, cahaya juga memiliki kelajuan sangat cepat ketika memasuki medium yang lebih
pekat/ padat karena tarikan gravitasinya lebih besar. akan tetapi, teori cahaya newton digugurkan
oleh teori gelombang Huygen.

E. Teori Gelombang
Teori gelombang merupakan teori yang dipelopori oleh Christian Huygens (abad 17). Kemudian,
teori ini dikembangkan oleh Thomas Young and Augustin Fresnel. Teori gelombang menyatakan
bahwa cahaya hanya bisa dipancarkan dalam bentuk gelombang. Gelombang tersebut
dipancarkan ke segala arah. Gravitasi tidak mempengaruhi gelombang cahaya sehingga cahaya
bergerak makin lambat jika memasuki medium yang lebih padat. Gelombang cahaya
berinteferensi seperti gelombang suara. Kemudian, teori gelombang juga mengatakan bahwa
cahaya bisa dipolarisasikan. Teroi ini mengatakan juga bahwa cahaya membutuhkan media
untuk merambat. Teori gelombang bertentangan dengan teori partikel.
F. Teori Elektomagnetik
James Clerk Maxwell adalah tokoh teori elektromagnetik. Teori ini menyatakan bahwa
gelombang cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang tidak membutuhkan media untuk
merambat. Kelajuan cahaya bisa diprediksi dengan menggunakan beberapa konstanta listrik dan
magnet.

G. Teori Kuantum
Tiga teori digabungkan. Pelopor teori ini yaitu Max Planck dan Einsten. “Gelombang cahaya
tersusun atas paket-paket energy yang disebut foton pada tahun 1990” (Max Planck). Pada tahun
1905, Einsten mampu menjelaskan mengenai efek foto listrik dengan teori kuantum.

Itulah penjelasan mengenai sejarah perkembangan teori cahaya. Sahabat bangkusekolah.com


bisa melihat bahwa ada banyak tokoh yang melakukan penelitian. Sampai sekarang teori cahaya
yang dipakai adalah teori elektromagnetik dan teori kuantum.
Sejarah Perkembangan Ilmu tentang Cahaya

Cahaya merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi kehidupan di Bumi
ini, tanpa cahaya kita tidak akan pernah bisa melihat pemandangan yang indah,
wajah yang tampan atau cantik dan lain sebagainya karena dengan cahaya lah
kita bisa melihat dan bisa beraktivitas dari pagi hari hingga malam hari.

1. Abu Ali Hasan bin Al-Haitham

Abu Ali Hasan bin Al-Haitham, seorang ilmuwan yang hidup pada kurun 965-1040
Masehi mengembangkan teori yang menjelaskan penglihatan manusia dengan
menggunakan teknik geometri dan anatomi. teori yang dirumuskan pada abad ke-10
itu menyatakan bahwa setiap titik pada daerah yang tersinari cahaya mengeluarkan
sinar cahaya ke segala arah. namun, hanya satu sinar ari setiap titik yang masuk ke
mata secara tegak lurus yang dapat dilihat. Cahaya lain yang tidak secara tegak lurus
mengenai mata tidak dapat melihat.

Ilmuwan yang memiliki panggilan Alhazen ini menggunakan kamera lubang jarum
sebagai contoh pembuktian teorinya. Dari percobaannnya, ternyata kamera itu
menampilkan sebuah citra/gambar terbalik sehingga dia menyimpulkan bahwa sinar
cahaya adalah kumpulan partikel kecil yang bergerak pada kecepatan tertentu.

2. Isaac Newton

Kesimpulan Alhazen bahwa cahaya adalah kumpulan partikel diteruskan oleh Isaac
Newton. Isaac Newton menyatakan dalam Hypothesis of Light pada 1675 bahwa
cahaya terdiri dari partikel halus (corpuscles) yang memancar ke semua arah dari
sumbernya. Teori ini dapat digunakan untuk menerangkan pantulan cahaya, tetapi
hanya dapat menerangkan pembiasan dengan menganggap cahaya menjadi lebih
cepat ketika memasuki medium yang padat tumpat karena daya tarik gravitasi lebih
kuat .

3. Christian Huygens

Kesepakatan bahwa cahaya pada hakikatnya adalah sekumpulan partikel


terbantahkan saat Christian Huygens mengeluarkan hipotesisnya bahwa cahaya
merupakan seberkas gelombang. Teori Huygens ini disebut sebagai teori Teori
Gelombang yang berkembang pada abad ke-17.

Christian Huygens menyatakan cahaya dipancarkan ke semua arah sebagai


gelombang. teori ini didukung oleh fakta bahwa cahaya dapat berdifraksi (melentur) dan
berinterferensi (bercampur) dengan gelombang suara seperti gelombang suara. Sayangnya, teori
ini terbantahkan dengan kenyataan bahawa sebuah gelombang memerlukan medium/perantara
untuk merambat.

4. Michael faraday
Pada tahun 1845 muncul Teori Elektromagnetik yang ditemukan Oleh Michael
faraday yang menyatakan bahwa sudut polarisasi (kutub) dari cahaya dapat diubah
dengan medan magnet. Ini adalah bukti pertama kalau cahaya berhubungan dengan
elektomagnetisme sehingga Faraday mengusulkan bahwa cahaya adalah getaran
elktromagnetik berfrekuensi tinggi yang dapat bertahan walaupun tidak ada medium

5. Maxwell

Maxwell (1831-1874) pada abad 19 menguatkan teori Faraday. Ia menyatakan bahwa


cahaya dibangkitkan oleg gejala kelistrikan dan kemagnetan sehingga tergolong
gelombang elektromagnetik. Sesuatu yang berbeda dengan gelombang bunyi
tergolong gelombang mekanik. Gelombang elektromagnetik dapat merambat dengan
atau tanpa medium. Kecepatan rambatnya pun amat tinggi bila dibandingkan dengan
gelombang bunyi. Gelombang elektromagnetik merambat dengan kecepatan
3000.000 km/detik

6. Max Planck

Setelah teori partikel, gelombang dan gelombang elektromagnetis menemui jalan


buntu, munculah teori kuantum yang digembar-gemborkan oleh Max Planck. Teori
ini di mulai pada abad ke-19 dinyatakan pada tahun 1900 bahwa sinar cahaya adalah
terdiri dari paket (kuantum) tenaga yang dikenal sebagai photon. Penghargaan Nobel
menghadiahkan Planck anugerah fisika pada 1918 untuk kerja-kerjanya dalam
penemuan teori kuantum, walaupun dia bukan orang yang pertama memperkenalkan
prinsip asas partikel cahaya.

7. Albert Einstein

Adalah Albert Einstein yang kemudian menyempurnakan seluruh hipotesis tentang


cahaya dalam teorinya yang dikenal dengan teori Dualitas partikel-gelombang. Teori
ini menggabungkan tiga teori sebelumnya dan menyatakan bahwa cahaya adalah
partikel dan gelombang. Ini adalah teori modern yang menjelaskan sifat-sifat cahaya,
dan bahkan sifat-sifat partikel secara umum. Teori ini pertama kali dijelaskan oleh
Albert Einstein pada awal abad 20, berdasarkan dari karya tulisnya tentang efek
fotolistrik, dan hasil penelitian Planck. Einstein menunjukkan bahwa energi sebuah foton
sebanding dengan frekuensinya.

Anda mungkin juga menyukai