Anda di halaman 1dari 4

Resume Cincin Newton (W5)

Nama : Prayogi Abim Aryansyah


NRP : 5001211098
Asisten : Sanny Salsabillah Saputri
Cahaya adalah fenomena elektromagnetik yang terdiri dari partikel-partikel kecil yang disebut foton.
Foton merupakan paket energi dengan sifat gelombang yang bergerak dengan kecepatan sekitar
299.792 kilometer per detik dalam hampa. Cahaya memiliki sifat ganda sebagai gelombang dan
partikel. Dalam eksperimen gelombang, cahaya dapat mengalami difraksi dan interferensi. Namun,
dalam beberapa situasi, cahaya juga dapat berperilaku seperti partikel-partikel yang disebut foton.
Cahaya dapat mengalami penyebaran saat bertemu dengan partikel-partikel kecil dalam medium.
Penyebaran ini dapat menyebabkan perubahan arah dan pola cahaya. Cahaya dapat mengalami
pembiasan saat melewati batas antara dua media dengan indeks bias yang berbeda. Pembiasan terjadi
karena perubahan kecepatan cahaya saat melintasi batas medium. Cahaya dapat diserap oleh benda
atau dipantulkan dari permukaan benda. Warna benda yang kita lihat adalah hasil dari cahaya yang
dipantulkan oleh benda dan mencapai mata kita. Cahaya dapat mengalami fenomena interferensi dan
difraksi saat berinteraksi dengan penghalang atau celah kecil. Interferensi terjadi ketika dua atau lebih
gelombang cahaya saling tumpang tindih dan menghasilkan pola interferensi. Difraksi terjadi ketika
cahaya melengkung mengelilingi penghalang atau celah dan membentuk pola difraksi. Cahaya adalah
gelombang transversal yang memiliki polarisasi. Polarisasi mengacu pada arah getaran medan listrik
dalam gelombang cahaya.
Berikut setiap jenis cahaya dalam spektrum elektromagnetik beserta sifatnya ;
Sinar Gamma:
- Memiliki panjang gelombang sangat pendek dan frekuensi sangat tinggi.
- Sangat penetratif dan dapat merusak materi serta jaringan hidup.
- Digunakan dalam bidang kedokteran untuk pengobatan dan diagnosis, serta dalam industri dan
penelitian nuklir.
Sinar-X:
- Memiliki panjang gelombang pendek dan frekuensi tinggi.
- Mampu menembus benda padat, tetapi dapat diserap oleh jaringan tubuh manusia.
- Digunakan dalam bidang kedokteran untuk pemindaian gambar tubuh (X-ray), industri, dan
penelitian.
Ultraviolet (UV):
- Memiliki panjang gelombang sedikit lebih panjang daripada sinar-X.
- Dapat menyebabkan kerusakan pada sel hidup dan menyebabkan kanker kulit.
- Terdapat tiga kategori UV: UV-A, UV-B, dan UV-C, dengan tingkat energi dan penetrasi yang
berbeda. UV-A dan UV-B memiliki beberapa aplikasi dalam bidang fototerapi, pengawetan makanan,
dan sterilisasi.
Cahaya Tampak:
- Merupakan rentang panjang gelombang yang dapat dilihat oleh mata manusia.
- Terdiri dari berbagai warna yang terlihat dalam spektrum seperti merah, jingga, kuning, hijau, biru,
nila, dan ungu.
- Warna-warna ini dapat dihasilkan melalui pemisahan cahaya putih menggunakan prisma atau
difraksi.
Inframerah:
- Memiliki panjang gelombang lebih panjang daripada cahaya tampak.
- Merupakan panas inframerah yang terasa sebagai radiasi termal.
- Digunakan dalam berbagai aplikasi seperti pemantauan termal, pengendalian jarak jauh, dan
pemanasan dalam berbagai industri.
Gelombang Radio:
- Memiliki panjang gelombang terpanjang dan frekuensi terendah dalam spektrum elektromagnetik.
- Digunakan dalam komunikasi nirkabel, seperti radio AM dan FM, televisi, ponsel, serta aplikasi
radar dan navigasi.

Berikutnya adalah beberapa macam lensa yang umum digunakan:


1. Lensa Konveks: Lensa konveks, juga dikenal sebagai lensa positif, memiliki bentuk tenggelam di
tengah dan menggelembung di pinggirannya. Lensa ini lebih tebal di tengahnya daripada di tepinya.
Lensa konveks memiliki sifat memfokuskan cahaya dan memberikan pembesaran positif. Lensa ini
digunakan dalam kacamata pembesar, lensa kamera, dan mikroskop.
2. Lensa Cembung: Lensa cembung adalah lensa konveks dengan permukaan yang lebih datar. Lensa
ini menyebabkan cahaya yang melalui lensa terdivergensi atau menjauh dari sumbu optik. Lensa
cembung digunakan dalam kacamata hitam, peepholes pintu, dan beberapa alat optik lainnya.
3. Lensa Datar: Lensa datar, juga dikenal sebagai lensa planar, memiliki permukaan datar pada kedua
sisi lensa. Lensa ini tidak memiliki kemampuan memfokuskan atau memancarkan cahaya. Lensa datar
digunakan dalam alat-alat seperti cermin datar, cermin antarmuka dalam mikroskop, dan beberapa
sistem optik lainnya.
4. Lensa Konkaf: Lensa konkaf, juga dikenal sebagai lensa negatif, memiliki bentuk menjorok di
tengah dan cembung di tepinya. Lensa ini lebih tebal di tepinya daripada di tengahnya. Lensa konkaf
memiliki sifat divergensi cahaya dan memberikan pembesaran negatif. Lensa ini digunakan dalam
pembuatan kacamata korektif untuk kondisi rabun jauh (miopia) dan beberapa alat optik lainnya.
5. Lensa Silinder: Lensa silinder memiliki permukaan dengan lekukan berbentuk silinder. Lensa ini
digunakan untuk koreksi astigmatisme, yaitu gangguan penglihatan yang disebabkan oleh perbedaan
dalam kelengkungan permukaan lensa mata.
6. Lensa Bikonveks: Lensa bikonveks memiliki bentuk menggelembung baik di tengah maupun di
tepinya. Bentuk lensa ini simetris dan memberikan pembesaran positif. Lensa bikonveks digunakan
dalam alat-alat optik dan sistem optik yang memerlukan fokus yang lebih kuat daripada lensa konveks
tunggal.
7. Lensa Bikonkaf: Lensa bikonkaf memiliki bentuk cekung baik di tengah maupun di tepinya.
Bentuk lensa ini simetris dan memberikan pembesaran negatif. Lensa bikonkaf digunakan dalam
beberapa alat optik dan sistem optik dengan keperluan divergensi cahaya.
OPD (Optical Path Difference) dan OPL (Optical Path Length) adalah dua konsep penting dalam
optik yang berkaitan dengan perbedaan dan panjang jalur optik.
OPD mengacu pada perbedaan lintasan optik yang dilalui oleh dua sinar cahaya yang berasal dari
suatu sumber dan menuju ke suatu titik tertentu. Dalam interferensi cahaya, OPD dinyatakan dalam
satuan panjang gelombang (λ) atau fraksi panjang gelombang (misalnya, λ/2 atau λ/4). OPD dapat
diukur dengan menghitung perbedaan jarak optik yang dilalui oleh dua sinar cahaya atau melalui
penggunaan interferometer.
OPL mengacu pada panjang total jalur optik yang ditempuh oleh sinar cahaya dari suatu sumber ke
suatu titik tertentu. OPL dihitung dengan menjumlahkan panjang lintasan optik dari setiap medium
yang dilalui oleh sinar cahaya. OPL dapat dinyatakan dalam satuan panjang fisik seperti meter atau
satuan panjang gelombang (λ).
Perbedaan antara OPD dan OPL adalah sebagai berikut:
- OPD adalah perbedaan lintasan optik antara dua sinar cahaya, sedangkan OPL adalah panjang total
jalur optik yang ditempuh oleh sinar cahaya.
- OPD diukur dalam satuan panjang gelombang atau fraksi panjang gelombang, sedangkan OPL
diukur dalam satuan panjang fisik seperti meter.
- OPD digunakan dalam interferensi cahaya untuk menggambarkan perbedaan fase antara dua sinar
cahaya, sedangkan OPL digunakan untuk menggambarkan panjang total jalur optik yang ditempuh
oleh sinar cahaya.
Cincin Newton, juga dikenal sebagai Cincin Interferensi, dinamai sesuai dengan ilmuwan terkenal Sir
Isaac Newton. Kisah di balik eksperimen Cincin Newton tidak terlalu terperinci, tetapi ada beberapa
informasi yang menarik tentangnya.
Sir Isaac Newton, yang dikenal karena karyanya dalam fisika, matematika, dan astronomi, juga
tertarik pada optik. Ia melakukan banyak eksperimen dan penelitian dalam bidang ini. Salah satu
eksperimennya yang terkenal adalah Eksperimen Cincin Newton.
Eksperimen Cincin Newton melibatkan pengamatan pola interferensi yang terbentuk saat cahaya
melewati cincin kaca tipis yang ditempatkan di atas permukaan datar. Pola interferensi ini terbentuk
karena perbedaan fase antara sinar cahaya yang terpantul dari permukaan atas dan permukaan bawah
cincin kaca tipis.
Eksperimen ini membantu memperkuat pemahaman tentang sifat gelombang cahaya, termasuk konsep
interferensi, yang merupakan interferensi antara gelombang cahaya yang saling berinteraksi. Pola
cincin interferensi dalam eksperimen ini menunjukkan variasi intensitas cahaya di sekitar titik kontak
antara cincin kaca tipis dan permukaan datar. Cincin terang menunjukkan interferensi konstruktif, di
mana puncak gelombang saling bertambah, sedangkan cincin gelap menunjukkan interferensi
destruktif, di mana puncak gelombang saling membatalkan.
Eksperimen Cincin Newton, yang juga dikenal sebagai Eksperimen Cincin Interferensi, adalah
eksperimen optik yang dilakukan untuk mengamati pola interferensi yang terbentuk saat cahaya
melewati cincin kaca tipis yang ditempatkan di atas permukaan datar.
Berikut adalah langkah-langkah umum dalam Eksperimen Cincin Newton:
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan: Anda akan membutuhkan cincin kaca tipis, misalnya
cincin berbahan kaca atau plastik dengan ketebalan yang seragam. Anda juga memerlukan sumber
cahaya monokromatik, seperti laser, yang menghasilkan cahaya dengan panjang gelombang tunggal.
2. Letakkan cincin kaca tipis di atas permukaan datar: Tempatkan cincin kaca tipis di atas permukaan
datar yang rata, seperti cermin atau kaca datar. Pastikan bahwa cincin tersebut berada dalam posisi
yang stabil dan tidak bergeser selama eksperimen.
3. Nyalakan sumber cahaya: Nyalakan sumber cahaya monokromatik, seperti laser, dan arahkan sinar
cahaya pada cincin kaca tipis. Cahaya akan melewati cincin dan terpantul dari permukaan datar di
bawahnya.
4. Amati pola cincin interferensi: Saat sinar cahaya melewati cincin kaca tipis dan memantul dari
permukaan datar di bawahnya, terbentuk pola interferensi yang tampak sebagai serangkaian cincin
terang dan gelap yang berpusat pada titik kontak antara cincin dan permukaan datar. Pola ini
disebabkan oleh interferensi antara sinar cahaya yang terpantul dari permukaan atas dan permukaan
bawah cincin kaca tipis.
5. Analisis pola interferensi: Perhatikan pola cincin interferensi yang terbentuk. Pola tersebut
menunjukkan variasi intensitas cahaya di sekitar titik kontak. Cincin terang menunjukkan interferensi
konstruktif, sedangkan cincin gelap menunjukkan interferensi destruktif. Anda dapat mengamati
perubahan dalam pola cincin interferensi dengan mengubah ketebalan cincin kaca tipis atau panjang
gelombang sumber cahaya.

Anda mungkin juga menyukai