Anda di halaman 1dari 4

Cincin Newton

Mentari Rachmatika Mukti, Budiana, Devi Eka


Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: mentarinoctis93@gmail.com
Abstrak—Telah dilakukan percobaan yang berjudul Cincin tak koheren. Interferensi dapat diamati karena dalam film tipis
Newton. Peralatan dan bahan yang digunakan dalam percobaan yang dibahas sebelum ini dapat diamatikarena kedua berkas
yaitu lampu halogen dan set alat newton’s ring. Percobaan datang dari sumber cahaya yang sama tetapi keduanya
Cincin Newton ini dilakukan untuk mengatahui Mempelajari dipisahkan dengan pemantulan
peristiwa interferensi pada percobaan cincin newton Menjelaskan Dalam percobaan yang telah dilakukan oleh Thomas Young
fungsi-fungsi alat pada cincin newtone. pada tahun 1801, beliau memperagakan sifat gelombang
Mengukur panjang gelombang dari lampu halogen dengan cahaya, dua sumber cahaya yang koheren dihasilkan dengan
menggunakan metode Newtone Ring’s (Cincin Newtone).
menerangi dua celah sejajar dengan sumber cahaya tunggal.
Sebelum melakukan praktikum pastikan peralatan yang terdiri
dari lampu halogen dengan sumber dan set alat newton rings
Kita anggap disini bahwa setiap celah sangat sempit. Jika
telah lengkap. Setelah itu bersihkan lensa bikonveks pada sebuah gelombang menghadapi rintangan yang memiliki
tempatnya. Kemudian nyalakan lampu halogen dengan menekan lubang kecil.lubang kecil itu bertindak sebagai sumber garis,
strating switching pada line spectrum light source dan tahan yang ekuivalen dengan sumber titik dalam dua dimensi. Pola
beberapa saat. Kemudian atur kemiringan reflector sehingga interferensi diamati pada layar yang jauh dari celah, garis-garis
pantulan dari sumber cahaya ke lensa bikonveks membentuk dari kedua celah ke satu titik P di layar akan hamper sejajar,
bebrapa lingkaran. Atur/geser skala pada mikroskop vernier dan perbedaan lintasan kira-kira dsin. Denga demikian kita
untuk mendapatkan data yang dicari. Setelah itu switch off alat memiliki interferensi maksimum pada suatu sudut yang
segera setelah digunakan. Setiap alat dalam Newton ring’s
diberikan oleh
mempunyai fungsi yang berbeda, yaitu terdapat lensa obyektif
dan lensa okuler di dalam mikroskop vernier yang berfungsi
untuk memperbesar obyek dan membentuk bayangan, juga di
bagian luar terdapat lensa bikonveks yang berfungsi untuk
mengumpulkan sinar, serta cermin yang berfungsi untuk Dan interferensi minimum terjadi di
memantulkan cahaya. Besar panjang gelombang lampu halogen
yang didapatkan melalui pengamatan dengan mikroskop vernier
adalah 1,067 mm. Sedangkan besar panjang gelombang yang
sebenarnya untuk lampu halogen adalah 656,28 nm. Sehingga
besar keseksamaannya adalah170271,1%. Dan didapatkan bahwa
Untuk melihat bagaimanapola interfernsi dihasilkan pada
bahwa λ lampu hydrogen adalah 2,091319
layar, kta gunakan gambar 2.1. gelombang-gelombang pada
panjang  digambarkan memasuki celah S1 dan S2 yang
Kata Kunci— panjang gelombang,lampu halogen,interferensi berjarak d. gelombang-gelombang menyebar ke semua arah
cahaya setelah melewati celah-celah tersebut, tetapi digambarkan
hanya untuk tiga sudut  yang berbeda. Pada gambar 2.1,
terlihat gelombang yang mencapai puncak layar (=0).
Gelombang-gelombang dari kedua celah ini menempuh jarak
yang sama, sehingga satu fase: puncak dari satu gelombang
I. PENDAHULUAN
tiba pada saat yang dengan puncak gelombang lainnya. Berarti,
Cahaya merupakan salah sati unsure yang merupakan amplitude kedua gelombang lainnya. Berarti, amplitude kedua
bagian dalam kehidupan kita sehari-hari. Cahaya itu sendiri gelombang bergabung untuk membentuk amplitude yang lebih
banyak mempunyai sifat yang bisa dipelajari secara fisika, besar
misalnya bisa dibiaskan, bisa dipantulkan, dan lain-lain. Untuk
mempelajarinya, kta butuh alat untuk memantulkannya ataupun
missal untuk pembiasannya. Salah satunya adalah lensa, yang
merupakan sebuah alat optic yang mempunyai titik focus.
Beberapa sifat cahaya yang akan dipelajari pada praktikum
kali ini adalah pemantulan dan interferensi, dengan
menggunakan lensa cembung dan gelas datar (cermin datar
Pola interferensi cahaya dari dua sumber atau lebih dapat
diamati hanya jika sumber-sumber tersebut koheren, dengan
kata lain, hanya jika sumber-sumber tersebut sefase atau
memiliki perbedaan fase yang konstan terhadap waktu. Kita
telah memperhatikan bahwa keacakan pancaran cahaya oleh
atom berarti ada dua sumber cahaya yang berbeda umumnya
Gambar 1.2 Film Udara antara sebuah lensa cembung dan sebuah permukaan
rata
Lensa adalah benda bening yang terbuat dan dibentuk
sedemikian rupa sehingga dapat membiaskan dan meneruskan
hampir semua cahaya yang melaluinya. Ada 2 jenis lensa, yaitu
lensa positif/ lensa cembung dan lensa negatif/ lensa cekung.
Lensa cembung memiliki sifat mengumpulkan cahaya sehingga
disebut lensa konvergen/ konveks. Pada lensa cembung,
terdapat tiga sifat istimewa, yaitu sinar datang yang sejajar
dengan sumbu utama dibiaskan menuju titik fokus, sinar
datang yang melalui fokus dibiaskan sejajar dengan sumbu
utama, dan sinar yang melalui pusat optik tidak dibiaskan.[3]
Lensa merupakan sebuah alat yang digunakan untuk
mengumpulkan cahaya dan juga untuk menyebarkan cahaya.
Pada lensa cembung, sinar datang dapat datang dari dua arah,
sehinga menyebabkan ada dua titik fokus. Karena sesuai
Gambar 1.1 Jika cahaya merupakan suatu gelombang, cahaya yang melewati dengan sifat istimewa lensa cembung, maka lensa cembung
salah satu celah akan berinterferensi dengan cahaya yang dapat dikatakan mengumpulkan cahaya, karena sinar datang
melewati celah yang lain
dibiaskan menuju titik fokus, dan disebut lensa konvergen.
Gambar 1.2 memperlihatkan permukaan cembung sebuah
lensa yang bersentuhan dengan pelat kaca yang rata.sebuah
film tipis udara dibentuk di antara kedua permukaan itu. Bila II. METODE
anda memandang susunan itu dengan cahaya monokromatik, Dalam percobaan ini permasalahan yang akan dibahasa
maka anda melihat cincin-cincin interferensi yang berbentuk adalah untuk mempelajari peristiwainterferensi pada percobaan
lingkaran. Cincin-cincin ini telah dipelajari oleh newton dan cincin newton, fongsi alat pada cincin newton dengan
dinamakan cincin newton (newton’s ring). Bila anda menggunakan metode newton’s ring dan mencari keseksamaan
memandang susunan itu melalui cahay yang direfleksikan, panjang gelombang yang dihitung dengan panjang gelombang
maka pusat pola itu kelihatan berwarna hitam. yang sebenarnya
Kita dapat menggunakan pita interferensi untuk Outputdari praktikum cincin newton ini adalah bersifat
membandingkan permukaan dari dua bagian optis dengan kuantitatif yaitu pada praktikum ini nantinya akan diperoleh
menempatkan keduanya bersentuhan dan dengan mengamati nilai dari jari-jari setiapcincin newton
pita-pita interferensi. Cakram yang lebih tebal di sebelah Yang akan diukur dari percobaan kali ini adalah jari-jari
bawah yang berdiameter lebih kecil di sebelah atas adalah dari setiap cincin newton yang akan digunakan untuk
lensa yang sedang diuji. Itu adalah pita-pita interferensi menghitung R lensa dan panjang gelombang lampu yang
newton. Setiap pita itu menunjukkan sebuah jarak tambahan digunakan
diantara bahan contoh dan insuk sebesar setengah panjang Sebelum melakukan praktikum pastikan peralatan yang
gelombang.pada 10 garis dari noda pusat, jarak antara kedua terdiri dari lampu halogen dengan sumber dan set alat newton
permukaan itu adalah 5 panjang gelombang, atau kira-kira rings telah lengkap. Setelah itu bersihkan lensa bikonveks pada
0,003 mm. ini belum dapat dikatakan sangat baik. Lensa tempatnya. Kemudian nyalakan lampu halogen dengan
berkualitas tinggi diasah secara rutin dengan ketelitian sebesar menekan strating switching pada line spectrum light source
kurang dari satu panjang gelombang dan tahan beberapa saat. Kemudian atur kemiringan reflector
sehingga pantulan dari sumber cahaya ke lensa bikonveks
membentuk bebrapa lingkaran. Atur/geser skala pada
mikroskop vernier untuk mendapatkan data yang dicari.
Setelah itu switch off alat segera setelah digunakan
Pada praktikum kali ini dilakukan 3 kali pengambilan data
untuk setiap cincin. Error dari percobaan ini dihitung dengan
| |
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah
lampu halogen dan set alat newton’s ring
Untuk mendapatkan nilai R lensa maka digunakan rumus
[ ]
Untuk menghitung panjang gelombang lampu digunakan
rumus
Setelah itu dibuat grafik antar m(sumbu y) dan r 2 (sumbu x)
kemudian diregresikan Karena dilakukan pengulangan, maka data tersebut dirata-
rata dan kemudian dikuadratkan, terlihat dalam tabel 3 berikut.
mulai
Tabel 3. Rata-rata jari-jari cincin Newton
Jari-jari bagian atas Jari-jari bagian bawah
No Orde (mm) (mm)
Siapkan alat Rata-rata r2 Rata-rata r2
1 2 25,67 658,78 26,33 693,44
2 4 87 7569 89 7921
Bersihkan lensa bikonveks 3 6 141 19881 140,33 19693,44
4 8 174,33 30392,11 171,67 29469,44
5 10 200,67 40267,11 201,33 40535,11
Atur posisi lensa bikonveks pada tempatnya
Kemudian dari data yang diapatkan tersebut, akan
didapatkan besar panjang gelombang yang diukur dengan
Tekan starting switching dan tahan menggunakan mikroskop vernier, dengan menggunakan
persamaan 2.3. Besar panjang gelombang tersebut disajikan
dalam tabel berikut.
Atur kemiringan reflector sehingga pantulan Tabel 4. Nilai panjang gelombang lampu halogen dengan menggunakan
cahaya membentuk lingkaran mikroskop vernier
Panjang gelombang
(mm)
No Orde
Atur skala pada mikroskop vernier Bagian Bagian
atas bawah
1 2 0,13 0,14
2 4 0,76 0,79
Mendapatkan nilai 3 6 1,33 1,31
jari-jari cincin 4 8 1,52 1,47
5 10 1,61 1,62

Dari data-data tersebut dapat diketahui bahwa panjang


selesai gelombang pada lampu halogen dengan pengamatan dengan
menggunakan mikroskop vernier dan perhitungan adalah 1,07
mm serta untuk panjang gelombang bagian atas dan 1,067 mm
III. HASIL DAN PEMBAHASAN untuk panjang gelombang bagian bawah. Besar nilai tersebut
merupakan rata-rata dari panjang gelombang untuk semua
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan diperoleh data
orde. maka rata-rata panjang gelombang seluruhnya, ialah
sebagai berikut
1,069 mm. dan besar panjang gelombang lampu halogen
Tabel 1. Data jari-jari cincin Newton bagian atas menurut referensi adalah 656,28 nm. Sehingga dengan
Jari-jari bagian atas (mm) menggunakan persamaan 2.1, didapatkan besar
No Orde keseksamaannya adalah`170271,1%.
1 2 3
1 2 26 25 26 Dari data-data tersebut kita tampilkan dalam grafik berikut
ini
2 4 89 87 85
3 6 142 140 141
4 8 174 175 174
5 10 200 201 201

Tabel 2. Data jari-jari cincin Newton bagian bawah


Jari-jari bagian bawah (mm)
No Orde
1 2 3
1 2 28 26 25
2 4 90 89 88
3 6 140 141 140
4 8 171 173 171
5 10 203 201 200
Gambar 2. Grafik antara orde terhadap kuadrat rata-rata jari-jari cincin yang
diamati

Percobaan Cincin Newton ini dilakukan untuk


mengatahui Mempelajari peristiwa interferensi pada
percobaan cincin newton Menjelaskan fungsi-fungsi alat
pada cincin newtone. Mengukur panjang gelombang dari
lampu halogen dengan menggunakan metode Newtone
Ring’s (Cincin Newtone). Mencari keseksamaan panjang
gelombang yang dihitung dengan menggunakan mikroskop
vernier dengan panjang gelombang yang sebenarnya..
I.V. KESIMPULAN
Dari serangkaian percobaan yang telah dilakukan dapat
diambil kesimpulan bahwa peristiwa interferensi terjadi karena
adanya dua gelombang koheren yang bisa saling menguatkan
maupun saling melemahkan, sehingga menimbulkan adanya
pola gelap terang cincin pada pengamatan menggunakan
mikroskop vernier. Dua gelombang tersebut berasal dari
pembiasan pada lensa bikonveks dan proses pemantulan pada
cermin datar. Setiap komponen alat dalam Newton ring’s
mempunyai fungsi dan kegunaan yang berbeda, yaitu lensa
obyektif dan lensa okuler di dalam mikroskop vernier yang
berfungsi untuk memperbesar obyek serta membentuk
bayangan, juga di bagian luar terdapat lensa bikonveks untuk
mengumpulkan sinar, serta cermin datar yang berfungsi untuk
memantulkan cahaya. Untuk besar panjang gelombang lampu
halogen didapatkan melalui percobaan dengan mikroskop
vernier adalah 1,07 mm. Sedangkan besar panjang gelombang
yang sebenarnya menurut referensi untuk lampu halogen
adalah 656,28 nm. Maka d idapatkan besar keseksamaannya
sebesar 170271,1%.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Giancoli Douglas C. 2001.FISIKA edisi ke lima, Jakarta,
Erlangga
[2] Sears dan Zemansky. 2003. Fisika Universitas. Jakarta,
Erlangga
[3] Tipler, Paul A dan Ralph A. Llewellyn. 2008. “Modern
Physics 5th edition”. New York: W.H. Freeman and Company

Anda mungkin juga menyukai