Anda di halaman 1dari 5

JURNAL SAINS DAN SENI ITS

Cincin Newton
Sulistiyawati D.K., Nurul Maulidiyah, Anna Zakiyatul L., M. Zainuri
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: nuruldzikrillah96@gmail.com

Abstrak-- Percobaan Cincin Newton bertujuan untuk melalui celah yang sempit pada pintu maupun jendela,
mempelajari peristiwa interferensi pada percobaan cahaya yang masuk itu akan terlihat merambat lurus, sifat
Cincin Newton, menjelaskan fungsi-fungsi alat pada cahaya ini ialah setiap benda bening dapat memancarkan
Cincin Newton, mengukur panjang gelombang dari cahaya. Cahaya mengalami pemantulan (refleksi) cahaya
lampu Halogen dengan metode Newton’s Rings (Cincin ialah suatu gelombang sehingga cahaya tersebut juga
Newton), dan mencari keakuratan panjang gelombang mengenai suatu permukaan. Cahaya mengalami pembiasan
yang terukur dengan panjang gelombang sebenarnya. (refraksi) sifatnya ini adalah cahaya merambat melalui dua
Prinsip yang digunakan dalam percobaan ini adalah medium yang tidak sama kerapatan optiknya, maka cahaya
sifat-sifat cahaya, interferensi cahaya, dan superposisi juga akan mengalami perubahan arah rambat (dibelokkan).
gelombang. Pertama-tama yang dilakukan pada Sebagai gelombang, cahaya mengalami interferensi yang
percobaan ini adalah alat dan bahan disiapkan. mana merupakan penggabungan dari dua gelombang
Selanjutnya diatur posisi lensa plankonveks dan ataupun lebih. Cahaya mengalami difraksi, yaitu pada saat
dinyalakan lampu halogennya. Lalu diatur kemiringan celah sempit, cahaya akan mengalami pelenturan.
reflektor, kemudian dilihat hasil interferensi cahaya Pelenturan gelombang ialah peristiwa pembelokan arah
cincin newton pada mikroskop vernier. Setelah itu, data rambat gelombang yang dikarenakan oleh melalui celah
yang didapatkan diolah dan dianalisa. Cincin newton sempit [2].
dapat dipelajari melalui fenomena terbentuknya gelap Cahaya mengalami polarisasi, yang dimaksud dengan
terang yang berasal dari interferensi cahaya, refleksi polarisasi cahaya ialah peristiwa dimana terserapnya
dari plankonveks. Data yang didapatkan pada sebagian arah getar cahaya sehingga cahaya tersebut akan
praktikum ini adalah jari-jari yang ditinjau dari atas kehilangan sebagian besar arah getarnya. Cahaya mengalami
dan bawah. Panjang gelombang sebenarnya menurut penguaraian cahaya dari warna polikromatis (putih) menjadi
referensi adalah 0,000656 mm, sedangkan pada hasil spektrum warna pelangi. Cahaya putih seperti cahaya
perhitungan panjang gelombang pada orde atas adalah matahari termasuk jenis cahaya polikromatik. Cahaya
4 x 10-4 mm dan pada orde bawah adalah 2,12 x 10-4 mm. polikromatik adalah cahaya yang tersusun atas spektrum-
Sehingga didapatkan rata-rata nilai error pada jari-jari spektrum cahaya yang berwarna merah, jingga, kuning,
atas adalah 94% dan pada jari-jari orde bawah adalah hijau, biru, nila, dan ungu. Spektrum warna yang tidak dapat
67%. diuraikan lagi disebut cahaya monokromatik. Cahaya putih
dapat diuraikan saat melewati prisma, cahaya putih akan
Kata Kunci— Cahaya, cincin newton, interferensi, mengalami dispersi (penguraian) [2].
refleksi, plankonveks. Interferensi cahaya adalah perpaduan interaksi dua atau
lebih gelombang cahaya yang menghasilkan suatu radiasi
I. PENDAHULUAN yang menyimpang dari jumlah masing-masing komponen
radiasi gelombangnya. Agar hasil interferensinya
ahaya merupakan komponen alam yang sering mempunyai pola yang teratur, kedua gelombang cahaya

C dijumpai. Cahaya merupakan salah satu sumber


kehidupan manusia. Pada saat kita melihat,
membaca, dan lain-lain, kita memerlukan cahaya.
harus koheren, yaitu memiliki frekuensi dan amplitudo yang
sama serta selisih fase tetap. Young melakukan percobaan,
dimana celah sempit akan menghasilkan sumber cahaya
baru yang memiliki beda fasa sama atau konstan sehingga
Pada dasarnya suatu benda dapat telihat karena pengaruh
dari cahaya yang memiliki beberapa sifat sebagai disebut koheren. Bila dua atau lebih deretan gelombang
gelombang. Sifat ini menyebabkan cahaya dapat mengalami bertemu dalam suatu daerah, gelombang itu akan
peristiwa pemantulan, pembiasan, polarisasi, interferensi, berinterferensi menghasilkan gelombang baru yang
dan difraksi. Fenomena cahaya yang menarik salah satunya amplitudo sesaatnya merupakan jumlah dari amplitudo
adalah peristiwa cincin newton. sesaat gelombang semula. Interferensi konstruktif
Cahaya adalah energi berbentuk gelombang (membangun) artinya, gelombang tersebut saling
elektromagnetik yang kasat mata dengan panjang menguatkan dengan fase yang sama sehingga menghasilkan
gelombang sekitar 380-750 nm. Dalam bidang fisika cahaya amplitudo yang besar, dan interferensi destruktif
adalah radiasi elektromagnetik baik dengan panjang (menghancurkan) artinya gelombang tersebut sebagian atau
gelombang kasat mata maupun yang tidak. Berdasarkan arah sepenuhnya akan saling meniadakan karena fasenya yang
perambatannya, cahaya merupakan gelombang transversal. berbeda [3].
Selain itu, cahaya adalah paket partikel yang disebut foton. Interferensi konstruktif atau garis terang (bright fringe
Kedua definisi tersebut merupakan sifat yang ditunjukkan atau frinji terang) akan terwujud dengan kondisi:
cahaya secara bersamaan sehingga disebut “dualisme d sin θ = mλ, m = 0, 1, 2, ..
gelombang-partikel” [1]. dan interferensi destruktif atau garis gelap (dark fringe atau
Sifat-sifat yang dimiliki cahaya, yaitu cahaya merambat frinji gelap) akan terwujud saat:
lurus, sifat cahaya dapat merambat lurus dapat diperhatikan d sin θ =m + ½ λ ; m = 0,1,2,...
pada saat cahaya matahari masuk ke dalam suatu ruang
JURNAL SAINS DAN SENI ITS
2

Lensa okuler Lampu


halogen

Mikros
kop

Mikro
meter Reflektor
skrup

Lensa
Gambar 1. Cincin Newton plankonveks
Orde terang atau gelap dinyatakan dengan nilai m yang Gambar 2. Skema alat percobaan
berbeda. Untuk terang terdapat orde 0 atau terang pusat lalu
diikuti dengan terang pertama, kedua, dan seterusnya
2nd cos r = (2m + 1) ½ λ
dengan nilai m berturut-turut adalah 0, 1, 2, dst. Sedangkan
dan terjadi garis gelap atau interferensi minimum jika:
untuk gelap, hanya terdapat gelap pertama, kedua, dan
2nd cos r = (2m) ½ λ
seterusnya dengan nilai m berturut-turut 0, 1, 2 dan
dengan, n = indeks bias lapisan tipis, d = tebal lapisan, r =
seterusnya [3]. sudut bias sinar, λ = panjang gelombang sinar, m = orde
Cincin Newton merupakan pola interferensi pada selaput
interferensi [5].
tipis udara yang berupa lingkaran-lingkaran garis gelap dan
terang yang sepusat. Cincin Newton terletak antara
II. METODE PENELITIAN
permukaan optik. Cincin Newton dapat terjadi pada selaput
tipis udara antara kaca plan paralel dan lensa plan-konveks A. Alat
yang disinari cahaya sejajar monokromatik secara tegak Dalam malakukan percobaan cincin newton ini,
lurus dari atas kaca plan-paralel. Cincin Newton ini terjadi diperlukan peralatan dan bahan berupa satu set alat newton
karena interferensi cahaya yang dipantulkan oleh permukaan ring dan lampu gas halogen. Pada alat newton ring terdiri
cembung lensa dengan sinar yang telah menembus lapisan dari reflektor, lensa plankonveks (lensa datar dan cembung),
udara, yang kemudian dipantulkan oleh permukaan bagian kaca planparalel (kaca datar), lensa okuler, mikrometer
atas kaca plan-paralel [4]. sekrup, dan mikroskop vernier. Reflektor berfungsi sebagai
Pada gambar 1 diatas, apabila r menyatakan jari-jari orde mengatur pemantulan dari sumber cahaya lensa
lingkaran, R jari-jari kelengkungan permukaan lensa, n plankonveks, sehingga membentuk beberapa lingkaran.
merupakan orde lingkaran, dan λ menyatakan panjang Lensa plankonveks berfungsi untuk memantulkan dan
gelombang cahaya yang digunakan, maka hubungan antara membiaskan cahaya yang datang. Kaca planparalel
jari-jari orde interferensi dengan panjang gelombang cahaya berfungsi untuk memantulkan cahaya yang datang. Lensa
yang digunakan dapat dinyatakan dalam persamaan berikut okuler merupakan lensa yang dekat dengan mata pengamat,
ini [5]. lensa ini berfungsi untuk membentuk bayangan maya, tegak,
rn2 = (2n + 1) ½ λ dan diperbesar dari lensa objektif. Mikroskop vernier,
Rumus yang digunakan untuk mencari error ℰ adalah didalam mikroskop vernier terdapat skala vernier yang dapat
sebagai berikut, digeser-geserkan untuk mengetahui besar dari pola jari-jari
ℰ | | cincin newton yang terbentuk. Prinsip kerja mikroskop
vernier sama seperti pada mikrometer sekrup. Lampu
Sedangkan rumus yang digunakan untuk mencari panjang halogen berfungsi sebagai cahaya yang dilewatkan.
gelombang lampu Halogen adalah sebagai berikut [5]:
m λ = r2 B. Skema Kerja
R Skema alat yang digunakan pada percobaan ini dapat
Fenomena Cincin Newton dalam kehidupan sehari-hari dilihat pada gambar 2 diatas.
sering kita melihat adanya warna-warna pelangi yang terjadi
pada gelembung air sabun atau adanya lapisan minyak di C. Cara Kerja
permukaan air jika terkena cahaya matahari. Hal ini Langkah kerja pada percobaan cicin newton yaitu
menunjukkan adanya interferensi cahaya matahari pada pertama-tama alat dan bahan disiapkan yang terdiri dari satu
selaput tipis air sabun atau selaput tipis minyak di atas set cincin newton (terdiri dari reflektor, lensa plankonveks,
permukaan air. Interferensi cahaya terjadi dari cahaya yang kaca planparalel, lensa okuler dan mikroskop vernier) dan
dipantulkan oleh lapisan permukaan atas dan bawah dari lampu lampu halogen yang telah dihubungkan dengan
selaput tipis tersebut [5]. sumber tegangan. Semua alat dan bahan dipastikan dalam
Apabila seberkas sinar monokromatik jatuh pada selaput keadaan bersih. Lalu posisi lensa plankonveks diatur pada
tipis setebal d, pada lapisan atas selaput cahaya dipantulkan tempatnya. Setelah itu, lampu halogen dinyalakan dengan
dan sebagian dibiaskan yang kemudian dipantulkan lagi oleh ditekan starting switchingnya pada line spectrume light
lapisan bawah. Antara kedua sinar tersebut akan saling source dan ditahan hingga beberapa saat. Kemudian
berinterferensi di titik P tergantung pada selisih jarak kemiringan reflektor diatur sehingga pantulan dari sumber
lintasan optik. Di titik P akan terjadi interferensi maksimum cahaya ke lensa plankonveks membentuk beberapa
atau garis terang apabila :
JURNAL SAINS DAN SENI ITS
3

lingkaran. Selanjutnya jari-jari cincin newton pada orde III. HASIL DAN DISKUSI
bawah dan atas diukur dengan cara skala pada mikroskop
A. Analisa Data
vernier diatur untuk didapatkan besar jari-jari atas dan
bawah pada orde gelap. Alat segera di switch off setelah Berikut ini adalah data yang didapatkan dari percobaan
digunakan. cincin newton. Hasil data berupa jarak antara pola gelap
pusat dengan gelap ke – n pada orde bawah dan juga orde
atas seperti pada tabel berikut:
D. Flowchart
Tabel 1 Data percobaan untuk orde bawah (ro = 1,32 mm)
Adapun Flowchart percobaan Cincin Newton dapat
digambarkan seperti pada gambar 3 berikut. Pengulangan Rata-rata
Orde
1 2 3 (mm)
Start r1 1,06 0,22 0,92 0,733

Tabel 2 Data percobaan untuk orde atas (ro = 0,59 mm)


Alat dan bahan disiapkan Pengulangan Rata-rata
Orde
dan dipastikan lengkap 1 2 3 (mm)
r1 1,63 1,81 2,06 1,83
r2 2,56 2,36 2,42 2,446
r3 3,31 2,74 2,71 2,92
Semua alat dipastikan dalam keadaan bersih r4 3,34 2,78 3,01 3,043
r5 3,05 3,05 3,28 3,126

posisi lensa plankonveks diatur pada tempatnya


B. Perhitungan
Berdasarkan data yang telah diperoleh maka dapat
lampu halogen dinyalakan dan dilakukan perhitungan untuk mencari panjang gelombang
ditunggu hingga beberapa saat
pada perhitungan digunakan rumus yang terdapat pada
bawah flowchart. Dengan r adalah jari-jari dan m adalah
kemiringan reflector diatur hingga orde. Adapun contoh perhitungan dalam menentukan sudut
terbentuk beberapa lingkaran putar jenis larutan adalah sebagai berikut :
Diketahui: λsebenarnya= 6,56 x 10-4 mm
r = 3,126
skala pada mikroskop vernier diatur m= 5
agar data yang dicari didapatkan R=2500
Ditanya : λ perhitungan
Jawab :
Data Percobaan perhitungan

Adakah Variasi?
0-4 mm
Ya Sedangkan contoh hasil perhitungan dari error adalah
sebagai berikut ini:
Diketahui: perhitungan= 0-4 mm
Adakah -4
sebenarnya = 6,56 x 10 mm
Pengulangan? Ditanya : perhitungan
Jawab :
Ya | |

Finish | |

Gambar 3. Flowchart percobaan


Berikut ini adalah hasil tabel perhitungan dari
Untuk menentukan λ perhitungan (panjang gelombang perhitungan dan juga error yang didapatkan dari percobaan
untuk perhitungan) dapat menggunakan persamaan berikut: cincin newton.
Tabel 3. Perhitungan λ dan error orde atas
λperhitungan
orde ṝ (mm) λ (mm) Error (%)
Sedangkan untuk menentukan nilai error menggunakan r1 1,83 1,34 x 10 -3
104%
persamaan berikut ini: -3
r2 2,446 1,196 x 10 198,78%
| | r3 2,92 1,136 x 10-3 107,31%
r4 3,043 9,25 x 10-4 41%
r5 3,126 7,816 x 10-4 19%
JURNAL SAINS DAN SENI ITS
4

ATAS BAWAH
6 y=x 1,5
R² = 1 ATAS Series1
4 1
Orde

Orde
2 Linear 0,5 Linear
(ATAS) (Series1)
0 0
0 2 4 6 Linear 0 0,5 1 1,5 Linear
r rata-rata (ATAS) R rata-rata (Series1)

Gambar 4. Grafik untuk orde atas Gambar 5. Grafik untuk orde bawah

Tabel 4. Perhitungan λ dan error orde bawah peristiwa dimana terserapnya sebagian arah getar cahaya
Orde ṝ (mm) λ (mm) Error (%) sehingga cahaya tersebut akan kehilangan sebagian besar
r1 0,733 2,12 x 10-4 67% arah getarnya. Cahaya mengalami penguaraian cahaya dari
C. Grafik warna polikromatis (putih) menjadi spektrum warna pelangi.
Adapun grafik hasil percobaan cincin newton dapat Cahaya putih seperti cahaya matahari termasuk jenis cahaya
dilihat pada gambar 4 dan 5 diatas. Adapun pada orde polikromatik. Cahaya polikromatik adalah cahaya yang
atas, dapat dihitung nilai λ nya dengan menggunakan tersusun atas spektrum-spektrum cahaya yang berwarna
fungsi grafik sebagai a nya. merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Spektrum
λ= = = 4 x 10-4 mm warna yang tidak dapat diuraikan lagi disebut cahaya
monokromatik. Cahaya putih dapat diuraikan saat melewati
D. Pembahasan prisma, cahaya putih akan mengalami dispersi (penguraian).
Percobaan Cincin Newton bertujuan untuk mempelajari Pada percobaan Cincin Newton ini, sinar yang datang ada
peristiwa interferensi pada percobaan Cincin Newton, beberapa yang di pantulkan dan ada sebagian sinar yang di
menjelaskan fungsi-fungsi alat pada Cincin Newton, biaskan, pertemuan antara sinar yang datang dan sinar yang
mengukur panjang gelombang dari lampu Halogen dengan dipantulkan oleh planparalel, dapat menimbulkan suatu
metode Newton’s Rings (Cincin Newton), dan mencari pola, pola gelap ketika fase berlawanan saling melemahkan
keakuratan panjang gelombang yang terukur dengan dan pola terang saat fase nya sama saling menguatkan.
panjang gelombang sebenarnya. Prinsip yang digunakan Terbentuknya pola yang seperti cincin ini dikarenakan
dalam percobaan ini adalah sifat-sifat cahaya, interferensi adanya penggunaan lensa cembung pada mikroskop vernier
cahaya, dan superposisi gelombang. yang digunakan. Yang mana lensa cembung memiliki
Pada percobaan ini sumber cahaya menggunakan lampu kemampuan untuk menangkap serta mengumpulkan cahaya
halogen. Memakai lampu halogen dikarenakan, lampu (konfergen), sehingga cahaya yang ditangkap oleh lensa
halogen merupakan salah satu jenis cahaya yang akan cenderung memusar dan memusat dan seolah-olah
monokromatik. Telah diketahui bahwa salah satu syarat bayangan terbentuk seperti cincin yang berberntuk
terjadinya interferensi yaitu cahaya yang dilewatkan lingkaran.
haruslah cahaya monokromatik. Dari data yang didapatkan berdasarkan hasil percobaan
Sifat-sifat cahaya pada peristiwa cincin newton yaitu,
yaitu orde bawah dan orde atas. Dimana nilai orde bawah
cahaya merambat lurus. Cahaya mengalami pemantulan
rata-ratanya sebesar 0,73 mm. Dan pada orde atas ke 1 rata-
(refleksi), cahaya ialah suatu gelombang sehingga cahaya
ratanya sebesar 1,83 mm, pada orde atas ke 2 rata-ratanya
tersebut juga mengenai suatu permukaan. Cahaya
sebesar 2,44 mm, pada orde atas ke 3 rata-ratanya sebesar
mengalami pembiasan (refraksi) sifatnya ini adalah cahaya
2,92 mm, pada orde atas ke 4 rata-ratanya sebesar 3,04 mm,
merambat melalui dua medium yang tidak sama kerapatan
pada orde atas ke 5 rata-ratanya sebesar 3,12 mm. Dengan
optiknya, maka cahaya juga akan mengalami perubahan
memperoleh data dari jari-jari maka dapat dibuat
arah rambat (dibelokkan). Sebagai gelombang, cahaya
perhitungan untuk mengetahui panjang gelombang setiap
mengalami interferensi yang mana merupakan
ordenya. Besar panjang gelombang pada orde bawah sebesar
penggabungan dari dua gelombang ataupun lebih. Karena
2,12 x 10-4 mm. Sedangkan pada orde atas ke 1 panjang
menggunakan satu lensa plankonveks yang permukaannya
geombangnya sebesar 1,34 x 10-3 mm. Pada orde atas ke 2
cembung yang berada pada atas keping gelas, maka bila
panjang gelombangnya sebesar 1,196x10-3 mm. Pada orde
dilihat dari arah sinar pantul akan tampak cincin-cincin
atas ke 3 panjang gelombangnya sebesar 1,136 x 10 -3 mm.
terang dan gelap sesuai dengan tebal film yang terbentuk
Pada orde atas ke 4 panjang gelombangnya sebesar 9,25 x
dari permukaan cembung diatas keping gelas. Cahaya
10-4 mm. Pada orde atas ke 5 panjang gelombangnya sebesar
mengalami difraksi, yaitu pada saat celah sempit, cahaya
7,816 x 10-4 mm.
akan mengalami pelenturan. Pelenturan gelombang ialah
Dari praktikum yang telah kami lakukan, data yang
peristiwa pembelokan arah rambat gelombang yang
dikarenakan oleh melalui celah sempit. Cahaya mengalami
diperoleh bagus, kerena saat diplot kedalam grafik,
polarisasi, yang dimaksud dengan polarisasi cahaya ialah bisa membentuk garis linier yang hampir bisa tepat
JURNAL SAINS DAN SENI ITS
5

melewati semua titik, sehingga lebih mudah bila Gelombang dan Optik Nurul Maulidiyah dan Anna
perhitungannya menggunakan regresi linier. Pada Zakiyatul L. yang telah membimbing dalam pelaksanaan
gambar grafik jari-jari terhadap orde menunjukkan praktikum Cincin Newton serta teman-teman yang
garis lurus. Sehingga dapat disimpulkan hubungan membantu dalam kelancaran pelaksanaan praktikum ini.
antara jari-jari dengan orde berbanding lurus. Besarnya
jari-jari kuadrat sebanding dengan orde. Dari grafik
DAFTAR PUSTAKA
yang didapatkan dapat di hitung besar panjang
gelombang dengan regresi linier sebagai a nya. Dari [1] Sears, Francis Weston and Mark W
grafik tersebut didapatkan besar panjang gelombang 4 Zemansky.2001.”University Physics 2”.Massachussets:
Wesley Publishing Company
x 10-4 mm.
[2] Halliday, David, dkk.2010.“Fisika Dasar Jilid
Besar panjang gelombang antara perhitungan manual dan
2”.Jakarta:Erlangga
perhitungan berdasarkan grafik memiliki sedikit perbedaan.
[3] Giancoli.2005. “Fisika Edisi ke 5”. Jakarta: Erlangga.
Hal ini terjadi karena pada grafik nilai regresi linier muncul [4] Rohedi.2003. “Optika”. Surabaya: ITS.
berdasarkan persamaan garis yang terbentuk dari orde 1 [5] Tippler.2001. “Fisika untuk Sains dan Teknik”. Jakarta:
hingga orde 5, sedangkan pada perhitungan manual kita Erlangga.
menghitung panjang gelombang setiap orde. Sehingga
terjadi perbedaan nilai panjang gelombang.
Data pada percobaan cincin newton yang didapatkan
memiliki perbedaan yang cukup jauh antara panjang
gelombang yang didapatkan dari hasil perhitungan dengan
panjang gelombang sebenarnya. Hal tersebut dikarenakan
peralatan yang ada kurang akurat untuk mengukur jari-jari
disetiap orde. Karena jika diamati pada mikroskop jarak
antara pola gelap terang yang ditujukan sangat sempit.
Sedangkan jarum penunjuk yang ada pada mikroskop untuk
mengukur jari-jari disetiap orde cukup besar, sehingga
menyebabkan hasil pengukuran dan perhitungan yang
didapatkan menjadi cukup jauh perbedaannya antara
panjang gelombang yang telah dihitung dengan panjang
gelombang yang sebenarnya. Selain itu juga bisa terjadi
karena posisi pengamat yang tidak tegak lurus terhadap alat
ukur atau skala ukur, sehingga pembacaan skala kurang
akurat. Tetapi jika dilihat dari grafik yang ada antara orde
dengan jari-jari rata-ratanya tidak memiliki perbedaan yang
cukup jauh. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan,
didapatkan nilai error pada percobaan mengukur bagian orde
bawah, error sebesar 67%. Sedangkan perhitungan orde atas,
error yang didapat pada orde 1 sebesar 104%, orde 2 sebesar
198,78%, orde ke 3 sebesar 107,31%, orde ke 4 sebesar
41%, orde ke 5 sebesar 19%.

IV. KESIMPULAN
Pada percobaan cincin newton ini dapat disimpulkan
bahwa peristiwa interferensi cahaya pada cincin newton
dapat dipalajari melalui pola gelap terang yang berasal dari
interferensi cahaya yang direfleksikan oleh lensa dan cermin
datar (plankonveks). Berdasarkan hasil perhitungan maka
diperoleh besar rata-rata panjang gelombang pada orde atas
sebesar 4 x 10-4 mm dan pada orde bawah adalah 2,12 x 10-
4 mm. Sehingga didapatkan rata-rata nilai error pada jari-jari
atas adalah 94% dan pada jari-jari orde bawah adalah 67%.

UCAPAN TERIMA KASIH


Terima kasih saya ucapkan kepada dosen mata kuliah
Gelombang dan Optik, Dr. M. Zainuri yang telah
membimbing dan memberikan ilmu serta pengetahuan
mengenai Gelombang dan Optik dan asisten laboratorium

Anda mungkin juga menyukai