Anda di halaman 1dari 11

MODUL PERKULIAHAN

Fisika
Industri
Cahaya

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

06
Teknik Teknik Industri W161700002 Muhammad Fathurrahman, S.Pd, M.Si

Abstract Kompetensi
Modul ini berisi tentang hal-hal yang Mahasiswa dapat memahami konsep
terkait dengan cahaya. cahaya.
Pendahuluan

Cahaya adalah salah satu bentuk energi yang dipancarkan oleh benda atau sumber
cahaya dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Gelombang elektromagnetik dapat
merambat di dalam ruang hampa udara (vakum). Gelombang elektromagnetik yang
merambat dalam satu medium memiliki cepat rambat yang besarnya bergantung pada
indeks bias mediumnya.

Berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan, cahaya menurut teori gelombang


merupakan gelombang elektromagnetik tetapi menurut teori kuantum, cahaya merupakan
paket paket energi yang disebut foton.

Kelajuan Cahaya

Kelajuan cahaya (kelajuan cahaya dalam ruang vakum; kecepatan cahaya) adalah
sebuah konstanta fisika yang disimbolkan dengan huruf c, singkatan dari celeritas (yang
dirujuk dari dari bahasa Latin) yang berarti "kecepatan". Konstanta ini sangat penting dalam
fisika dan bernilai 299.792.458 meter per detik. Nilai ini merupakan nilai eksak disebabkan
oleh panjang meter didefinisikan berdasarkan konstanta kelajuan cahaya. Kelajuan ini
merupakan kelajuan maksimum yang dapat dilajui oleh segala bentuk energi, materi, dan
informasi dalam alam semesta. Kelajuan ini merupakan kelajuan segala partikel tak
bermassa dan medan fisika, termasuk radiasi elektromagnetik dalam vakum. Kelajuan ini
pula menurut teori modern adalah kelajuan gravitasi (kelajuan dari gelombang gravitasi).
Partikel-partikel maupun gelombang-gelombang ini bergerak pada kelajuan c tanpa
tergantung pada sumber gerak maupun kerangka acuan inersial pengamat. Dalam teori
relativitas, c saling berkaitan dengan ruang dan waktu. Konstanta ini muncul pula pada
persamaan fisika kesetaraan massa-energi E = mc2.

Kelajuan cahaya yang merambat melalui bahan-bahan transparan seperti gelas


ataupun udara lebih lambat dari c. Rasio antara c dengan kecepatan v (kecepatan rambat
cahaya dalam suatu materi) disebut sebagai indeks refraksi n material tersebut (n = c / v).
Sebagai contohnya, indeks refraksi gelas umumnya berkisar sekitar 1,5, berarti bahwa
cahaya dalam gelas bergerak pada kelajuan; indeks refraksi udara untuk cahaya tampak

‘18 Fisika Industri


2 Muhammad Fathurrahman, S.Pd, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
adalah sekitar 1,0003, sehingga kelajuan cahaya dalam udara adalah sekitar lebih lambat
daripada c.

Meski bergerak dengan kecepatan tinggi, bukan berarti cahaya tidak dapat
dihentikan. Ilmuwan telah berhasil menghentikan laju cahaya selama satu menit
menggunakan prinsip fisika kuantum. Sebelumnya pada tahun 1999 mereka mampu
memperlambat gerak cahaya higga 17 meter per detik. Hal ini mampu memberikan
kemajuan dalam mengembangkan komunikasi kuantum.

Dalam banyak hal, cahaya dapat dianggap bergerak secara langsung dan instan,
namun untuk jarak yang sangat jauh, batas kelajuan cahaya akan memberikan dampak
pada pengamatan yang terpantau. Dalam berkomunikasi dengan wahana antariksa,
diperlukan waktu berkisar dari beberapa menit sampai beberapa jam agar pesan yang
dikirim oleh wahana tersebut diterima oleh Bumi. Cahaya bintang yang kita lihat di angkasa
berasal dari cahaya bintang yang dipancarkan bertahun-tahun lalu. Hal ini mengijinkan kita
untuk mengkaji dan mempelajari sejarah alam semesta dengan melihat benda-benda yang
sangat jauh. Kelajuan cahaya yang terbatas juga membatasi kecepatan maksimum
komputer, oleh karena informasi harus dikirim dari satu chip ke chip lainnya dalam
komputer.

Perambatan Cahaya

Kelajuan cahaya yang merambat melalui bahan-bahan transparan seperti gelas


ataupun udara lebih lambat dari c.

• Rasio antara c dengan kecepatan v (kecepatan rambat cahaya dalam suatu materi)
disebut sebagai indeks refraksi n material tersebut

(n = c / v)

• Sebagai contoh, indeks refraksi gelas umumnya berkisar sekitar 1,5, berarti bahwa
cahaya dalam gelas bergerak pada kelajuan c / 1,5 = 200.000 km/s.

‘18 Fisika Industri


3 Muhammad Fathurrahman, S.Pd, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Karena cahaya merambatnya dalam medium yang sama, maka cahaya memiliki
cepat rambat yang konstan. Sehingga persamaan untuk mengukur cahaya yaitu :

• C = cepat rambat cahaya

• ∆ɸ = beda fase

• T = periode ( T = t₂-t₁ ),

Sehingga dirumuskan ∆ɸ.T = t₂-t₁

Contoh Perambatan Cahaya

Berkas sinar laser yang berasal dari pemancar (emiter) diarahkan ke cermin


pemantul akan menempuh  panjang lintasan L1, oleh cermin sinar dipantulkan ke receiver
(penerima) dan menempuh jarak L2. Sinyal ketika berkas laser dipancarkan akan dideteksi
oleh Osiloskop melalui input 1 dan sinyal yang ditangkap oleh receiver akan dideteksi oleh
osiloskop melalui input 2.

Tampilan dilayar osiloskop berupa dua buah gelombang yang memiliki beda fase
seperti gambar dibawah.

‘18 Fisika Industri


4 Muhammad Fathurrahman, S.Pd, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Sudut yang dibentuk oleh lintasan L1 dan L2 pada percobaan ini tidak berpengaruh
terhadap hasil perhitungan nilai kecepatan cahaya. Nilai kecepatan cahaya hanya
dipengaruhi oleh panjang lintasan L1 dan L2 (x = L1 + L2) yang ditempuh pada selang waktu
tertentu.

Pemantulan dan Pembiasan Cahaya


Sinar dapat di gunakan untuk menjelaskan dua aspek penting mengenaiperambatan
cahaya yaitu pemantulan dan pembiasan. Jika cahaya datang menumbuk bidang batas
dua medium transparan (misalnya udara dan kaca atau air dan kaca), umumnya sebagian
cahaya itu di pantulkan dan sebagian lagi di biaskan. Arah sinar datang, sinar
pantuldan sinar bias pada permukaan bidang batas dua medium dapat di jelaskan dengan
sudut-sudut yang di bentuk oleh sinar-sinar itu terhadap garis normal (garis yang tegak lurus
dengan permukaan).
Bila sebuah gelombang cahaya menumbuk suatu permukaan halus yang
memisahkan dua material transparan, maka pada umumnya gelombang sebagian
direfleksikan (dipantulkan) dan sebagian direfraksikan (dibiaskan).

Hukum Pembiasan Cahaya :


1. Sinar datang, sinar bias dan garis normal terletak pada satu bidang.
2. Cahaya yang memasuki bidang batas dua medium yang berbeda selalu bernilai tetap
(konstan).

‘18 Fisika Industri


5 Muhammad Fathurrahman, S.Pd, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
TABEL INDEKS BIAS MUTLAK BEBERAPA ZAT

Keterangan :
n21  = indeks bias relatif medium kedua terhadap medium pertama
n1  = indeks bias mutlak medium pertama
n2  = indeks bias mutlak medium kedua

Contoh Soal :

Cepat rambat cahaya di medium A besarnya 2 x 108 m/s. Bila cepat rambat cahaya di ruang
hampa: 3 x 108 m/s, berapakah indeks bias mutlak medium itu?

Penyelesaian :

Cahaya datang dari ruang hampa menuju medium A dan indeks bias ruang hampa (n1) kita
anggap sama dengan indeks bias udara

Diketahui : n1 = 1 ; v1 = 3 x 108 m/s ; v2 = 2 x 108 m/s

Ditanya : n2 .. ?

Jadi, indeks bias medium tersebut adalah n2 = 1,5

‘18 Fisika Industri


6 Muhammad Fathurrahman, S.Pd, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Hukum Refleksi dan Refraksi :

1. Sinar masuk, sinar yang direfleksikan, sinar yang direfraksikan dan garis normal
(terhadap permukaan) terletak pada bidang yang sama.
2. Sudut refleksi (θr) sama dengan sudut masuk (θa).
3. Rasio antara sinus sudut θa dan θb sama dengan kebalikan dari rasio kedua indeks
refraksi.

Contoh Soal :

Medium 1 adalah air (indeks bias 1,33) dan medium dua adalah kaca (indeks bias 1,52).
Jika sinar datang dari air dengan membentuk sudut 60 o terhadap garis normal, tentukan
arah sinar yang di pantulkan dan arah sinar yang dibiaskan!

Jawab :
Arah sinar pantul : i = r’ = 60o
Arah sinar bias : n1 . sin i = n2 . sin r
                                Sin r =n1 sin i / n2
Sin r = (1,33 sin 60o) / 1,52 = 0,758
                                                

                                      r = 49,3o

‘18 Fisika Industri


7 Muhammad Fathurrahman, S.Pd, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Prinsip Fermat

Prinsip Fermat atau principle of least time adalah sebuah prinsip yang


mendefinisikan jarak tempuh yang terpendek dan tercepat yang dilalui oleh cahaya. Prinsip
ini kadang-kadang digunakan sebagai definisi sinar, sebagai cahaya yang merambat
sesuai prinsip Fermat.

Prinsip ini merupakan penyederhanaan yang dilakukan oleh Pierre de Fermat pada


tahun 1667 dari konsep-konsep serupa sebelumnya dari berbagai macam
percobaan refleksi cahaya. Pada pengembangan teori-teori cahaya, prinsip Fermat selalu
ditilik ulang dan disempurnakan.

Prinsip Fermat menyatakan bahwa jika sebuah gelombang merambat dari satu titik ke
titik yang lain maka gelombang tersebut akan memilih jejak yang tercepat.

Pada hukum Snellius, dijelaskan rasio yang terjadi akibat prinsip ini sebagai:

‘18 Fisika Industri


8 Muhammad Fathurrahman, S.Pd, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Karena analogi indeks bias dengan massa dan percepatan dengan perubahan
sudut sinar bias terhadap perubahan sudut sinar insiden. Dan mendefinisikan prinsip
Fermat sebagai prinsip kekekalan gaya dengan sinar cahaya sebagai gaya yang memicu
kecepatan massa pada jarak tempuhnya.

sehingga

Polarisasi

Polarisasi adalah peristiwa perubahan arah getar gelombang cahaya yang acak
menjadi satu arah getar. Sebagai gelombang transversal, cahaya dapat mengalami
polarisasi. Polarisasi cahaya dapat disebabkan oleh empat cara, yaitu refleksi (pemantulan),
absorbsi (penyerapan), pembiasan (refraksi) ganda dan hamburan.

a. Polarisasi Akibat Pemantulan

• Pemantulan akan menghasilkan cahaya terpolarisasi jika sinar pantul dan sinar
biasnya membentuk sudut 90o

b. Polarisasi Karena Aborsi Selektif

• Polarisasi jenis ini dapat terjadi dengan bantuan kristal polaroid.

‘18 Fisika Industri


9 Muhammad Fathurrahman, S.Pd, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
• Bahan polaroid bersifat meneruskan cahaya dengan arah getar tertentu dan
menyerap cahaya dengan arah getar yang lain. 

c. Polarisasi Karena Pembiasan Ganda

 Jika berkas kaca dilewatkan pada kaca, kelajuan cahaya yang keluar akan sama ke
segala arah. Hal ini karena kaca bersifat homogen, indeks biasnya hanya memiliki
satu nilai.
 Namun, pada bahan-bahan kristal tertentu misalnya kalsit dan kuarsa, kelajuan
cahaya di dalamnya tidak seragam karena bahan-bahan itu memiliki dua nilai indeks
bias.

d. Polarisasi Karena Hamburan

 Jika cahaya dilewatkan pada suatu medium, partikel-partikel medium akan menyerap
dan memancarkan kembali sebagian cahaya itu
 Penyerapan dan pemancaran kembali cahaya oleh partikel-partikel medium ini
dikenal sebagai fenomena hamburan

‘18 Fisika Industri


10 Muhammad Fathurrahman, S.Pd, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Sears, Zemansky, Fisika Untuk Universitas 1, College Physics, Addison Wesley Pub. Co.,
Terjemahan, Sudarjana, Amir Achmad, Binacipta, Bandung, 2010

Tipler, Paul A., Fisika Untuk Sains dan Teknik 1, Worth Publisher Inc, Terjemahan : Lea
Prasetio,Rachmad W. Adi, Erlangga, Jakarta, 2010.

Frederick J. Bueche, Eugene Hecht, College Physics, The McGraw-Hill Companies,


Terjemahan, Refina Indriasari, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2011.

Douglas C. Giancoli, Fisika, Terjemahan, Erlangga, Jakarta, 2010.

‘18 Fisika Industri


11 Muhammad Fathurrahman, S.Pd, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai