Anda di halaman 1dari 8

TUGAS OPTIK MODERN DAN FOTONIK

“PRINSIP DASAR OPTIK”

OLEH

NAMA : REZA MARDIANIS

NIM : 17034052

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
PRINSIP DASAR OPTIK

Perlakuan cahaya sebagai gelombang mengijinkan sebuah pendekatan untuk


mengabaikan panjang gelombang jika panjang gelombang tersebut dibandingkan dengan
dimensi sistem optik yang relevan. Pendekatan ini dinamakan sebagai optika geometrik.
Ketika karakter gelombang cahaya tidak bisa diabaikan, maka disebut sebagai optika fisis.
Karena panjang gelombang cahaya jauh lebih kecil daripada objek yang biasa kita kenal,
pengamatan yang tidak seksama perilaku cahaya yang melewati sebuah celah atau di sekitar
penghalang bisa ditangani dengan optika geometrik.
Dengan pendekatan optika geometrik, cahaya dipahami bergerak dari sumber
sepanjang garis lurus atau sinar. Sinar adalah garis yang tegak lurus terhadap muka
gelombang sebuah gelombang elektromagnetik. Sinar adalah lintasan untuk mentransmisikan
energi dari satu titik ke titik lain dalam sistem optik. Sinar merupakan konstruksi yang sangat
bermanfaat, meskipun abstrak; mungkin pendekatan yang paling baik adalah sinar laser.
Ketika sebuah sinar cahaya melewati sistem optik yang terdiri dari beberapa medium
homegen yang berurutan, lintasan optiknya juga merupakan urutan segmen garis lurus.
Hukum optika geometrik yang menjelaskan bagian urutan arah dari sinar dinyatakan
sebagai berikut:
1. Hukum Pemantulan: Ketika sebuah sinar dipantulkan oleh sebuah permukaan yang
memisahkan dua buah medium seragam, sinar pantul akan tetap berada pada bidang datang
dan sudut pantulnya sama dengan sudut datang. Bidang datang termasuk sinar datang dan
garis normal pada titik datang.
2. Hukum Pembiasan (Hukum Snell): Ketika sebuah sinar dibiask- an pada
permukaan yang memisahkan dua medium seragam, sinar yang ditransmisikan tetap berada
pada bidang datang dan sinus sudut bias berbanding langsung dengan sinus sudut datang.
Dua hukum tersebut bisa dinyatakan dalam Gambar

1. Hukum Snell dan sinar yang dibiaskan

A. Teori Gelombang ( atau Ray ).


Christiaan Huygens menyatakan dalam abad ke-17 yang cahaya dipancarkan kesemua arah sebagai
ciri-ciri gelombang. Pandangan ini menggantikan teori partikel halus. Inidisebabkan oleh
karena gelombang tidak diganggu oleh gravitasi, dan gelombang menjadilebih lambat ketika
memasuki medium yang lebih padat. Teori gelombang ini menyatakanbahwa gelombang
cahaya akan berinterferensi dengan gelombang cahaya yang lain sepertigelombang bunyi (seperti yang
disebut oleh Thomas Young pada kurun ke-18), dan cahayadapat dipolarisasikan. Kelemahan teori ini
adalah gelombang cahaya seperti gelombangbunyi, memerlukan medium untuk dihantar. Suatu
hipotesis yang disebut luminiferous aethertelah diusulkan, tetapi hipotesis itu tidak
disetujui.
B. Alat-alat Yang Berfungsi Berdasarkan Prinsip Pembahasan Cahaya.
Alat-alat yang berfungsi berdasarkan prinsip pembiasan cahaya adalah kacapembesar, mikroskop,
teleskop, lup, dan teropong.
C. Pantulan Cahaya Bergantung Kepada Jenis Permukaan.
Citra dapat dilihat di dalam cermin karena ada pantulan cahaya. Pantulan cahaya itulebih
baik dan teratur pada permukaan yang rata. Pantulan cahaya agak kabur padapermukaan yang tidak rata.
Cermin dan permukaan air yang jernih serta tenang adalahpemantul cahaya yang baik. Ini
membuat kita dapat melihat wajah dan badan kita didalamcermin.
D. Kecepatan Cahaya.
Kecepatan cahaya dalam sebuah vakum adalah 299.792.458 meter per detik (m/s)atau 1.079.252.848,8
kilometer per jam (km/h) atau 186.282.4 mil per detik (mil/s) atau670.616.629,38 mil per jam (mil/h).
Kecepatan cahaya ditandai dengan huruf c , yangberasal dari bahasa Latin celeritas yang
berarti “kecepataN. Kecepatan tepatnya adalah sebuah definisi, bukan sebuah ukuran,
karenameter sendiri didefinisikan dari segi kecepatan cahaya dan detik. Kecepatan cahaya melaluisebuah
medium (yang berarti bukan dalam vakum) adalah kurang dari c (mendefinisikanindeks pemantulan
medium tersebut). Persamaan Kecepatan Cahaya yang sering digunakan:.v =λ.f ,Dimana
λ  adalah panjang gelombang, f adalah frekuensi, v adalah kecepatancahaya. Kalau
cahaya bergerak di dalam vakum, jadi v = c, jadi c =λ f , Di mana c adalahlaju cahaya. Kita
boleh menerangkan v sebagai Di mana n adalah konstan (indeks biasan)yang mana adalah
sifat material yang dilalui oleh cahaya.
E. Perubahan Dalam Kelajuan Cahaya.
Semua cahaya bergerak pada laju yang terhingga. Walaupun seseorang pemerhatibergerak dia akan
senantiasa mendapati laju cahaya adalah c, laju cahaya dalam vakum,adalah c=299,792,458
meter perdetik (186,282.397 mil per detik); namun, apabila cahayamelalui objek yang dapat ditembusi
cahaya seperti udara, air dan kaca, kelajuannyaberkurang, dan cahaya tersebut mengalami pembiasan.
Yaitu n=1dalam vakum dan n>1 didalam benda lain.
F. Sejarah Pengukuran Kelajuan Cahaya.
Kelajuan cahaya telah sering diukur oleh ahli fisika. Pengukuran awal yang palingbaik dilakukan oleh
Olaus Roemer (ahli fisika Denmark), dalam 1676. Beliau menciptakankaedah mengukur
kelajuan cahaya. Beliau mendapati dan telah mencatatkan pergerakanplanet Saturnus dan
satu dari bulannya dengan menggunakan teleskop. Roomer mendapatibahwa bulan tersebut
mengorbit Saturnus sekali setiap 42-1/2 jam. Masalahnya adalahapabila Bumi dan Saturnus berjauhan,
putaran orbit bulan tersebut kelihatan bertambah. Inimenunjukkan cahaya memerlukan waktu
lebih lama untuk sampai ke Bumi. Dengan ini kelajuan cahaya dapat diperhitungkan
dengan menganalisa jarak antara planet pada masa-masatertentu. Roemer mendapatkan
angka kelajuan cahaya sebesar 227,000 kilo meter perdetik.Mikel Giovanno Tupan
memperbaiki hasil kerja Roemer pada tahun 2008. Dia menggunakancermin berputar untuk
mengukur waktu yang diambil cahaya untuk bolak-balik dari GunungWilson ke Gunung San
Antonio di California. Ukuran jitu menghasilkan kelajuan 299,796kilometer/detik. Dalam
penggunaan sehari-hari, jumlah ini dibulatkan menjadi dan 300,000kilometer/detik.G.
G. Indeks Bias.
Indeks bias pada medium didefinisikan sebagai perbandingan antara cepat rambatcahaya di udara dengan
cepat rambat cahaya di medium tersebut. Secara matematis, indeksbias dapat ditulis: n = c/ cmn =
indeks biasc = cepat rambat cahaya di ruang hampa (3×10^8 m/s)cm = cepat rambat cahaya di suatu
mediumatau:= panjang gelombang 1
ʎ2 = panjang gelombang 2
ɑ= sudut datang
ʙ= sudut bias.
 

2. pendekatan matriks untuk terjemahan sinar dalam bahan indeks bias konstan

Anda mungkin juga menyukai