0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
196 tayangan8 halaman
Dokumen tersebut membahas prinsip dasar optika seperti hukum pemantulan, hukum Snell tentang pembiasan cahaya, teori gelombang cahaya, kecepatan cahaya, sejarah pengukuran kecepatan cahaya, dan indeks bias suatu medium.
Dokumen tersebut membahas prinsip dasar optika seperti hukum pemantulan, hukum Snell tentang pembiasan cahaya, teori gelombang cahaya, kecepatan cahaya, sejarah pengukuran kecepatan cahaya, dan indeks bias suatu medium.
Dokumen tersebut membahas prinsip dasar optika seperti hukum pemantulan, hukum Snell tentang pembiasan cahaya, teori gelombang cahaya, kecepatan cahaya, sejarah pengukuran kecepatan cahaya, dan indeks bias suatu medium.
Perlakuan cahaya sebagai gelombang mengijinkan sebuah pendekatan untuk
mengabaikan panjang gelombang jika panjang gelombang tersebut dibandingkan dengan dimensi sistem optik yang relevan. Pendekatan ini dinamakan sebagai optika geometrik. Ketika karakter gelombang cahaya tidak bisa diabaikan, maka disebut sebagai optika fisis. Karena panjang gelombang cahaya jauh lebih kecil daripada objek yang biasa kita kenal, pengamatan yang tidak seksama perilaku cahaya yang melewati sebuah celah atau di sekitar penghalang bisa ditangani dengan optika geometrik. Dengan pendekatan optika geometrik, cahaya dipahami bergerak dari sumber sepanjang garis lurus atau sinar. Sinar adalah garis yang tegak lurus terhadap muka gelombang sebuah gelombang elektromagnetik. Sinar adalah lintasan untuk mentransmisikan energi dari satu titik ke titik lain dalam sistem optik. Sinar merupakan konstruksi yang sangat bermanfaat, meskipun abstrak; mungkin pendekatan yang paling baik adalah sinar laser. Ketika sebuah sinar cahaya melewati sistem optik yang terdiri dari beberapa medium homegen yang berurutan, lintasan optiknya juga merupakan urutan segmen garis lurus. Hukum optika geometrik yang menjelaskan bagian urutan arah dari sinar dinyatakan sebagai berikut: 1. Hukum Pemantulan: Ketika sebuah sinar dipantulkan oleh sebuah permukaan yang memisahkan dua buah medium seragam, sinar pantul akan tetap berada pada bidang datang dan sudut pantulnya sama dengan sudut datang. Bidang datang termasuk sinar datang dan garis normal pada titik datang. 2. Hukum Pembiasan (Hukum Snell): Ketika sebuah sinar dibiask- an pada permukaan yang memisahkan dua medium seragam, sinar yang ditransmisikan tetap berada pada bidang datang dan sinus sudut bias berbanding langsung dengan sinus sudut datang. Dua hukum tersebut bisa dinyatakan dalam Gambar
1. Hukum Snell dan sinar yang dibiaskan
A. Teori Gelombang ( atau Ray ).
Christiaan Huygens menyatakan dalam abad ke-17 yang cahaya dipancarkan kesemua arah sebagai ciri-ciri gelombang. Pandangan ini menggantikan teori partikel halus. Inidisebabkan oleh karena gelombang tidak diganggu oleh gravitasi, dan gelombang menjadilebih lambat ketika memasuki medium yang lebih padat. Teori gelombang ini menyatakanbahwa gelombang cahaya akan berinterferensi dengan gelombang cahaya yang lain sepertigelombang bunyi (seperti yang disebut oleh Thomas Young pada kurun ke-18), dan cahayadapat dipolarisasikan. Kelemahan teori ini adalah gelombang cahaya seperti gelombangbunyi, memerlukan medium untuk dihantar. Suatu hipotesis yang disebut luminiferous aethertelah diusulkan, tetapi hipotesis itu tidak disetujui. B. Alat-alat Yang Berfungsi Berdasarkan Prinsip Pembahasan Cahaya. Alat-alat yang berfungsi berdasarkan prinsip pembiasan cahaya adalah kacapembesar, mikroskop, teleskop, lup, dan teropong. C. Pantulan Cahaya Bergantung Kepada Jenis Permukaan. Citra dapat dilihat di dalam cermin karena ada pantulan cahaya. Pantulan cahaya itulebih baik dan teratur pada permukaan yang rata. Pantulan cahaya agak kabur padapermukaan yang tidak rata. Cermin dan permukaan air yang jernih serta tenang adalahpemantul cahaya yang baik. Ini membuat kita dapat melihat wajah dan badan kita didalamcermin. D. Kecepatan Cahaya. Kecepatan cahaya dalam sebuah vakum adalah 299.792.458 meter per detik (m/s)atau 1.079.252.848,8 kilometer per jam (km/h) atau 186.282.4 mil per detik (mil/s) atau670.616.629,38 mil per jam (mil/h). Kecepatan cahaya ditandai dengan huruf c , yangberasal dari bahasa Latin celeritas yang berarti “kecepataN. Kecepatan tepatnya adalah sebuah definisi, bukan sebuah ukuran, karenameter sendiri didefinisikan dari segi kecepatan cahaya dan detik. Kecepatan cahaya melaluisebuah medium (yang berarti bukan dalam vakum) adalah kurang dari c (mendefinisikanindeks pemantulan medium tersebut). Persamaan Kecepatan Cahaya yang sering digunakan:.v =λ.f ,Dimana λ adalah panjang gelombang, f adalah frekuensi, v adalah kecepatancahaya. Kalau cahaya bergerak di dalam vakum, jadi v = c, jadi c =λ f , Di mana c adalahlaju cahaya. Kita boleh menerangkan v sebagai Di mana n adalah konstan (indeks biasan)yang mana adalah sifat material yang dilalui oleh cahaya. E. Perubahan Dalam Kelajuan Cahaya. Semua cahaya bergerak pada laju yang terhingga. Walaupun seseorang pemerhatibergerak dia akan senantiasa mendapati laju cahaya adalah c, laju cahaya dalam vakum,adalah c=299,792,458 meter perdetik (186,282.397 mil per detik); namun, apabila cahayamelalui objek yang dapat ditembusi cahaya seperti udara, air dan kaca, kelajuannyaberkurang, dan cahaya tersebut mengalami pembiasan. Yaitu n=1dalam vakum dan n>1 didalam benda lain. F. Sejarah Pengukuran Kelajuan Cahaya. Kelajuan cahaya telah sering diukur oleh ahli fisika. Pengukuran awal yang palingbaik dilakukan oleh Olaus Roemer (ahli fisika Denmark), dalam 1676. Beliau menciptakankaedah mengukur kelajuan cahaya. Beliau mendapati dan telah mencatatkan pergerakanplanet Saturnus dan satu dari bulannya dengan menggunakan teleskop. Roomer mendapatibahwa bulan tersebut mengorbit Saturnus sekali setiap 42-1/2 jam. Masalahnya adalahapabila Bumi dan Saturnus berjauhan, putaran orbit bulan tersebut kelihatan bertambah. Inimenunjukkan cahaya memerlukan waktu lebih lama untuk sampai ke Bumi. Dengan ini kelajuan cahaya dapat diperhitungkan dengan menganalisa jarak antara planet pada masa-masatertentu. Roemer mendapatkan angka kelajuan cahaya sebesar 227,000 kilo meter perdetik.Mikel Giovanno Tupan memperbaiki hasil kerja Roemer pada tahun 2008. Dia menggunakancermin berputar untuk mengukur waktu yang diambil cahaya untuk bolak-balik dari GunungWilson ke Gunung San Antonio di California. Ukuran jitu menghasilkan kelajuan 299,796kilometer/detik. Dalam penggunaan sehari-hari, jumlah ini dibulatkan menjadi dan 300,000kilometer/detik.G. G. Indeks Bias. Indeks bias pada medium didefinisikan sebagai perbandingan antara cepat rambatcahaya di udara dengan cepat rambat cahaya di medium tersebut. Secara matematis, indeksbias dapat ditulis: n = c/ cmn = indeks biasc = cepat rambat cahaya di ruang hampa (3×10^8 m/s)cm = cepat rambat cahaya di suatu mediumatau:= panjang gelombang 1 ʎ2 = panjang gelombang 2 ɑ= sudut datang ʙ= sudut bias.
2. pendekatan matriks untuk terjemahan sinar dalam bahan indeks bias konstan