FISIKA KUANTUM
Disusun oleh:
Lufsyi Mahmudin, S.Si., M.Si
PROGRAM SP4
JURUSAN FISIKA-MIPA
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2005
Buku Ajar Fisika Kuantum 2
Bahan Pengajaran
Buku Ajar Fisika Kuantum 3
FISIKA KUANTUM
Disusun oleh:
Penerbit:
JURUSAN FISIKA-MIPA
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
KATA PENGANTAR
ﻡﮑﻳﻟﻋﻡﻼﺷﻟﺍﷲﺍﺔﻤﺤ ﺭﻭ ﻪﺘﺎﻜﺮﺑﻭ
Nikmat itu tidak datang dengan sendirinya, akan tetapi nikmat itu bergulir
memenuhi titah dan kehendak Sang Khalik. Oleh penguasa alam semesta ini,
semua telah diberi-Nya tanpa kecuali termasuk pada diri penulis dan salah satu
nikmat yang dititipkan pada penulis adalah dengan rampungnya penyusunan Buku
Ajar “Fisika Kuantum” ini. Nikmat itu penulis resapi dan cicipi seraya berucap
“”ﺍﻟﺤﻣﺩﷲ ﺭﺐﺍﻟﻌﻟﻤﻳﻥ, segala puji bagi Allah seru sekalian alam.
Tujuan penulisan Buku Ajar ini adalah untuk memenuhi tersedianya buku
pegangan ataupun buku acuan untuk kuliah Fisika Kuantum. Buku Ajar ini
merupakan buku teks untuk dipergunakan pada tahun ketiga atau semester genap
pengajaran di Jurusan Fisika, MIPA UNTAD. Disamping itu, Buku Ajar ini dapat
juga digunakan bagi para pembaca yang ingin mendalami dasar-dasar Fisika
Kuantum terutama yang terkait dengan Mekanika Gelombang secara mandiri.
Karena masih kurangnya buku teks Fisika Kuantum berbahasa Indonesia,
maka diharapkan Buku Ajar ini dapat mengisi kekurangan tersebut. Untuk dapat
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang Fisika Kuantum, maka
sangat perlu adanya buku teks yang mengetengahkan dasar-dasar fisika kuantum
yang akan sangat membantu Mahasiswa dalam mengembangkan diri untuk
memahami dan kemudian menerapkan dan mengembangkan Fisika Kuantum, baik
dalam konteks mekanika gelombang maupun dalam mekanika matriks.
Untuk dapat memahmi buku ajar ini secara lengkap, maka diharapkan agar
mahasiswa secara bersamaan juga mempelajari Kalkulus, terutama differensial
orde dua dan integral. Pengkajian terutama ditekankan dalam pembentukan dasar
yang kokoh mengenai prinsip-prinsip fisika kuantum dan dibarengi dengan
pemecahan persoalan fisis yang terkait. Contoh-contoh soal dengan pemecahannya
tersebar di seisi Buku Ajar ini dan pada bagian akhir disetiap bab diberikan pula
sekumpulan soal yang ekstensip.
Penulis telah berusaha maksimal dalam penyusunan Buku Ajar ini, namun
penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan kerjasama yang baik dari berbagai
pihak, Buku Ajar ini tidak akan terselesaikan. Olehnya itu penulis menghaturkan
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Pengelolah SP4
Jurusan Fisika-MIPA UNTAD atas dana yang diberikan kepada penulis dalam
penyusunan Buku Ajar ini.
Buku Ajar Fisika Kuantum 5
Semoga segala bantuan dan kebaikan dari berbagai pihak mendapatkan
balasan yang setimpal dari ALLAH SWT. Amin. Akhir kata, semoga Buku Ajar
ini membawa manfaat bagi para mahasiswa dan semua pihak yang sempat
membacanya dan kritikan serta saran dari para pembaca yang dialamatkan kepada
penulis akan diterima dengan lapang dada.
TERIMA KASIH.
Penulis
Buku Ajar Fisika Kuantum 6
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul................................................................................................ i
Kata Pengantar............................................................................................... ii
Daftar Isi......................................................................................................... iv
BAB I
PENDAHULUAN
Pada akhir abad ke-XIX dan awal abad ke-XX semakin jelas bahwa Fisika
(konsep-konsep Fisika) memerlukan revisi atau perubahan/penyempurnaan. Hal
ini disebabkan semakin banyak hasil-hasil eksperimen dan gejala-gejala teramati
yang tidak dapat dijelaskan dengan konsep-konsep fisika yang telah dikuasai saat
itu (dalam hal ini Fisika Klasik), sekalipun dengan pendekatan.
Masalah-masalah termaksud di atas muncul terutama pada obyek-obyek
fisis yang berukuran “mikro” (mikroskopik, atomistik), seperti partikel-partikel
elementer dan atom dan dalam interaksinya dengan radiasi atau medan
elektromagnetik. “Penyimpangan-penyimpangan” dalam Fisika tersebut pada
awalnya diatasi dengan postulat-postulat dan hipotesis, namun karena jumlahnya
semakin banyak dan persoalannya dipandang mendasar, menuntut dan mendorong
para Fisikawan untuk melakukan penyempurnaan dan bila perlu perubahan pada
formulasi dan konsep-konsep Fisika. Hasilnya adalah suatu konsep yang
dinamakan “Fisika Kuantum”.
Dalam penyelidikan gejala-gejala mikro, Fisika Klasik tidak berhasil
menelusuri hukum-hukum yang menguasai daerah mikro ini, akan tetapi
digunakan konsep-konsep Fisika kuantum. Hal ini disebabkan karena observabel-
observabel fisis yang muncul dalam Fisika Klasik dapat dihadirkan nilainya secara
serempak dan pasti (dengan ketakpastian nol untuk semua observabel) dengan
mengadakan sejumlah pengukuran serentak yang dilakukan secermat-cermatnya.
Namun di daerah mikroskopis ternyata terdapat pasangan-pasangan observabel
yang tidak dapat dihadirkan nilainya secara serempak secara pasti untuk keduanya
dan kenyataan ini ditampilkan oleh Heisenberg dalam bentuk asas ketakpastian.
Dan apabila kedua observabel jenis ini diukur secara bergantian, hasilnya akan
bergantung pada mana dari keduanya yang diukur terlebih dahulu. Oleh karena itu
observabel dalam daerah mikroskopis tidak dapat diwakilkan kepada bilangan
biasa, tetapi harus dengan suatu entitas yang tidak komutatif. Dalam matematika,
wujud operator atau matriks memenuhi kaedah produk tak selalu komutatif ini.
Operator dan matriks bekerja pada operan yang dapat diwakili oleh suatu fungsi
kompleks atau oleh suatu vektor yang ternyata cocok untuk mewakili keadaan
“kuantum” sistem mikroskopis ini.
Perbedaan pokok antara Fisika Klasik dan Fisika Kuantum terletak pada
cara menggambarkannya. Dalam Tabel I.1 akan diberikan beberpa perbedaan
pokok tersebut.
Buku Ajar Fisika Kuantum 9
Tabel I.1. Perbedaan antara Fisika Klasik dan Fisika Kuantum.
No. Fisika Klasik Fisika Kuantum
1. Obyek makroskopik. Obyek mikroskopik.
2. Penampilan partikel (m,p). Penampilan gelombang (,).
3. Pengalam sehari-hari (real) Abstrak (matematis).
4. Pengukuran besaran dilakukan secara Pengukuran dengan pemberlakuan
langsung (dengan alat) dan tidak operator (perhitungan matematis) dan
mengganggu keadaan sistem. mengganggu sistem.
5. Dapat dilakukan pengukuran Tidak semua observabel dapat
beberapa observabel secara simultan dilakukan pengukuran secara simultan
(tidak terbatasi oleh asas (terbatasi oleh asas ketakpastian
ketakpastian Heisenberg). Heisenberg).
atau
2 ckT 2
I T , (1.9b)
c4
dengan adalah frekuensi radiasi. Hasil perhitungan Rayleigh-Jeans tersebut
disamping tidak sesuai dengan agihan radiasi yang teramati, juga tidak sesuai
dengan hukum Stefan-Boltzmann, karena memberikan IT=.
(a) (b)
Gambar 1.3. (a) Arus elektron (Ife) versus tegangan kolekto-emiter (Vke)
(b) Tegangan penghenti (Ve) versus frekuensi radiasi ().
(a) (b)
dan
ctg 2 1 tg , (1.18)
Buku Ajar Fisika Kuantum 16
dengan adalah panjang gelombang radiasi sebelum terhambur, ‟ adalah panjang
gelombang radiasi terhambur, adalah frekuensi radiasi sebelum terhambur,
adalah sudut hamburan radiasi, adalah sudut pental elektron penghambur, Ke
adalah tenaga kinetik elektron terpental, me adalah massa diam elektron dan =
(h/mec2). Hamburan Compton dapat dilukiskan seperti ditunjukkan pada Gambar
1.5.
dengan ħ = h/2 dan k adalah tetapan Coulomb, telah memberikan andil besar
dalam perkembangan konsep-konsep fisika yang baru ke arah Mekanika Kuantum.
Ungkapan (1.23) setara dengan syarat stasioner gelombang elektron atom
Hidrogen dalam lintasannya. Gambar 1.7 melukiskan aras-aras tenaga elektron
atom Hidrogen (tenaga atom) tersebut pada pers.(1.24). Dengan adanya aras-aras
tenaga atom tersebut, atom dapat pindah dari satu aras ke aras yang lebih rendah
Buku Ajar Fisika Kuantum 19
dengan memancarkan tenaganya dalam bentuk radiasi, yang memenuhi persamaan
berikut
hc
Er E1 E2 . (1.25)
Dari berbagai transisi ini, akan menghasilkan spektrum emisi yang sangat sesuai
dengan rumusan Balmer.
BAB II
POSTULAT-POSTULAT DALAM MEKANIKA
KUANTUM
Postulat 1: Setiap sistem fisis dinyatakan dengan suatu fungsi gelombang atau
fungsi keadaan, r ,t , yang secara implisit memuat informasi
lengkap mengenai observabel-observabel yang dapat diketahui pada
sistem tersebut.
Contoh:
Ô Ô r ,t r ,t
t t
Ô x Ô r , t x r , t
x x
x
r ,t x r ,t
x x
r , t x r , t
x
1 x r , t
x
Dalam hal ini didapat persamaan operator, yaitu
x 1 x . (2.6)
x x
Operator dalam Mekanika Kuantum, sebagai representasi suatu observabel harus
bersifat linear, yakni memenuhi hubungan-hubungan berikut
Dalam hal ini, b adalah eigen nilai dari operator d/dx yang berhubungan dengan
eigen fungsi {a exp(bx)}. Secara umum b dapat berharga real maupun imaginer
atau kompleks. Bila Ô suatu operator Mekanika Kuantum (observabel), maka
eigen nilainya pasti real. Ungkapan (2.8) disebut sebagai persamaan eigen nilai
operator Ô . Suatu operator dapat mempunyai beberapa eigen fungsi (set eigen
fungsi) dengan eigen nilainya masing-masing, seperti
Ô n r ,t n n r ,t . (2.9)
Contoh:
Carilah eigen fungsi dan eigen nilai dari operator momentum linear kearah x yang
berbentuk p̂ x i x !.
Jawab:
Misalkan eigen nilai dari masalah di atas adalah p dengan eigen fungsi Up(x),
maka persamaan eigen nilainya berbentuk
i U p x pU p x .
x
Penyelesaiannya adalah
px
U p x exp i .
Eigen nilai p dapat merupakan sebarang nilai (termasuk juga bilangan kompleks).
Oleh karena itu, dalam masalah ini harus juga diterapkan syarat batas, misalnya
syarat batas menyatakan bahwa Up(x) berperiodik di sepanjang jarak L, sehingga
didapatkan
p 2π
n , n 0, 1, 2, 3,...........
L
dan
2πn
U n x exp i x .
L
Jadi terlihat bahwa eigen nilai bersifat diskrit dan real.
Buku Ajar Fisika Kuantum 25
2.4. Operator Hermitian
Untuk setiap operator linear Ô terdapat juga operator B̂ sedemikian rupa
sehingga berlaku
*
*
r ,tÔ r ,t d B̂ r ,t r ,t d , (2.10)
dengan r ,t dan r ,t adalah fungsi-fungsi sebarang dan integral d
L̂ x i y z
z y
L̂ y i z x
x z
L̂ z i x y
y x
2
p2
Tenaga kinetik : K K̂ 2
2m 2m
Tenaga total : E
Ê i
t
Buku Ajar Fisika Kuantum 26
Set fungsi ortogonal dapat dinormalisir menjadi set fungsi ortonormal, yaitu
n r ,t N nU n r ,t (2.13)
yang memenuhi hubungan ortonormalitas berikut
* 1, m n
U n r ,t U m r ,t d nm 0, m n . (2.14)
dengan Nn sebagai faktor normalisasinya.
Set fungsi-fungsi ortonormal dapat dijadikan sebagai basis dalam ruang
fungsi atau ruang Hilbert, sehingga fungsi sebarang r ,t dapat diuraikan atas
komponen-komponen pada fungsi basis tersebut, yaitu
r ,t b nU n r ,t , (2.15)
dengan
b n U n* r ,t r ,t d (2.16)
adalah harga komponen r ,t pada basis U n r ,t . Sebagai basis ruang Hilbert,
set fungsi-fungsi ortonormal juga bersifat linear independen, yang secara singkat
dikatakan bersifat lengkap atau klosur.
Semua operator observabel bersifat Hermitian mempunyai set eigen fungsi
yang ortonormal (dapat dijadikan basis dalam ruang Hilbert) dan dengan eigen
nilai real. Beberapa operator observabel diberikan dalam Tabel 2.1.
2.5. Komutator
Operasi perkalian antara dua operator sering dilakukan (seperti halnya
perkalian antara dua observabel). Pengoperasian perkalian operator pada suatu
fungsi dilakukan berturut-turut dari yang paling depan (paling dekat dengan fungsi
yang dikenainya). Perkalian antara dua operator dalam Mekanika Kuantum sering
muncul, karena sifat kedua operator tersebut adalah bersifat komutator. Komutator
antara dua operator Ô dan B̂ didefenisikan sebagai
Ô, B̂ ÔB̂ B̂Ô . (2.17)
Dari defenisi tersebut (dapat diturunkan) berlaku identitas-identitas berikut
Ô , B̂ B̂ ,Ô , (2.18a)
Ô, B̂Ĉ Ô, B̂Ĉ B̂Ô,Ĉ, (2.18b)
ÔB̂,Ĉ Ô,ĈB̂ ÔB̂,Ĉ, (2.18c)
Ô,B̂,Ĉ B̂,Ĉ ,Ô Ĉ ,Ô, B̂ 0 . (2.18d)
Apabila Ô , B̂ 0 , maka dikatakan bahwa Ô dan B̂ bersifat komut yang
mana harga observabelnya dapat diukur secara serempak dan pasti serta
Buku Ajar Fisika Kuantum 27
mempunyai eigen fungsi simultan. Sedangkan apabila Ô , B̂ 0 , maka dikatakan
Ô dan B̂ bersifat tidak komut yang mana prngukuran observabelnya tidak dapat
dilakukan secara serempak dan pasti (terikat oleh katakpastian Heisenberg,
O B 2 ).
Contoh:
Akan diperlihatkan bahwa kedua operator x̂ 2 dan p̂ x i x bersifat tidak
komut dan juga kedua operator x̂ dan Ĥ i t bersifat komut.
Jawab:
x̂ 2 dan p̂ x i x x̂ 2
, p̂ x x̂ 2 p̂ x p̂ x x̂ 2
x i i x
x x
i .
Jadi didapatkan bahwa x̂ , p̂ x i 0 , sehingga kedua operator tersebut
2
Ô d Ô ,
U Un m d nm U n U m nm ,
b i U i d b i U i .
Syarat Hermitian operator Ô dituliskan sebagai
Ô Ô .
U n r , t b iU i r , t
2
b 2n . (2.21)
Buku Ajar Fisika Kuantum 29
Pada pengukuran observabel q secara klasik yang dilakukan n kali
didapatkan kebolehjadian untuk memperoleh suatu harga qk adalah
n
Pk k (2.22)
n
dan harga rata-rata pengukurannya adalah
q Pk qk . (2.23)
Konsep matematis harga rata-rata ini juga berlaku pada Mekanika Kuantum yang
dinyatakan dalam postulat 4.
b i i .
2
(2.24)
2
2
(2.25)
yang ekivalen dengan deviasi standar secara statistik. Selanjutnya, prinsip
ketakpastian untuk dua observabel saling berkonjugat kanonik (operator tak saling
komut) O dan B diperoleh
. (2.26)
2
Dalam bab ini baru disebutkan bahwa keadaan suatu sistem dinyatakan
dengan suatu fungsi gelombang dan suatu observabel dinyatakan dengan suatu
operator. Dalam hal ini belum ditelaah bentuk fungsi gelombang itu serta
bagaimana memperolehnya, begitu juga pemberlakuan operator-operator
observabel suatu sistem. Hal-hal yang disebutkan terakhir tersebut akan dikaji
dalam bab-bab selanjutnya.
Buku Ajar Fisika Kuantum 30
Soal-soal Latihan
2.1. Apabila  adalah suatu operator observabel dinamik suatu sistem dengan
persamaan eigen nilai
ÂU n x AnU n x
Apa saja yang anda ketahui tentang  , An dan Un(x) ?.
2.2. Periksa dan tunjukkan, apakah pasangan operator berikut ini bersifat
komutatif !.
dan x 2 exp kx 2 .
d2
a. 2
dx
b. x̂ n dan p̂ x
c. Momentum linear dan energi kinetik kearah x.
2.3. Perlihatkan bahwa operator-operator yang memenuhi defenisi dalam tabel 2.1
bersifat Hermitian !.
2.4. Buktikan bahwa operator Hermitian  dan B̂ akan bersifat komutatif jika
keduanya mempunyai eigen fungsi yang sama !.
Buku Ajar Fisika Kuantum 31
BAB III
PERSAMAAN SCHÖDINGER
BAB IV
SISTEM PARTIKEL TUNGGAL STASIONER
DALAM POTENSIAL SATU DIMENSI
V(x)
I II III
-a/2 0 a/2 x
Gambar 4.1. Skema sumur potensial tak berhingga.
2 x A sin
nπ
x , n 2,4,6,......... (4.13)
a
yang berupa fungsi ganjil. Selanjutnya, syarat ternormalisir bagi fungsi gelombang
(x) berbentuk
* dx 1
sehingga memberikan harga
2
AB .
a
Gambar 4.2. (a) Gelombang partikel dalam sumur potensial tak berhingga untuk
tiga keadaan paling bawah.
(b) Aras-aras tenaga partikel dalam sumur potensial tak berhingga
untuk tiga keadaan paling bawah.
Buku Ajar Fisika Kuantum 37
Akhirnya didapatkan fungsi gelombang partikel bermassa m yang terikat
dalam sumur potensial tak berhingga sebagai
2 nπ
cos x , n ganjil, - a 2 x a 2
a a
2 nπ
n x sin x , n genap, - a 2 x a 2 (4.14)
a a
0,........................................... x a 2 .
Selain telah mendapatkan fungsi gelombang sistem, tenaga sistem/partikel dapat
juga diperoleh dari pers.(4.4), (4.10) dan (4.12) dan didapatkan
π 2 2 2
En n . (4.15)
2ma2
Ungkapan (4.15) menunjukkan bahwa tenaga partikel bersifat diskrit,
membentuk aras-aras tenaga yang ditentukan oleh harga n. Sifat diskrit tenaga ini
muncul secara alami untuk sistem yang terikat dari syarat batas secara fisis.
Bentuk gelombang dan aras-aras tenaga partikel untuk n = 1, 2 dan 3 ditunjukkan
dalam Gambar 4.2.
Contoh:
Sebuah elektron terperangkap dalam sumur tak berhingga yang mana tenaganya
terkuantisasi. Bila lebar sumur 12 Å dan elektron tersebut mengalami transisi dari
keadaan tereksitasi ketiga ke keadaan tereksitasi pertama dengan memancarkan
radiasi, tentukan panjang gelombang radiasi !.
Jawab:
Dari pers.(4.15), beda tenaga akibat adanya eksitasi dapat dituliskan seperti
En 2
n n'2
π2 2 2
2ma
Telah diketahui bahwa energi akibat adanya radiasi tersebut sebesar
hc
E h
Dari kedua persamaan di atas didapatkan
2ma2 hc 2ma2 c .
2 2 2
π n n'2 h 2 n 2 n'2
Untuk eksitasi ketiga (n = 4) dan eksitasi pertama (n‟ = 2), maka untuk a = 12 Å,
didapatkan
= 3955Å.
Jadi panjang gelombang radiasi adalah 3955 Å.
Buku Ajar Fisika Kuantum 38
V(x)
V0
I II III
-a 0 a x
Gambar 4.5. Grafik dari ungkapan-ungkapan (4.33), (4.34) dan (4.39), untuk
menentukan harga k dan K.
satu pasang harga k dan K yang memenuhi penyelesaian fungsi gelombang kelas
pertama, hanya ada satu keadaan terikat dan satu aras tenaga. Untuk
π 2 2mV0 2 a π , terdapat dua titik potong yang berarti ada dua pasang
12
harga k dan K yang memenuhi penyelesaian fungsi gelombang, yakni satu kelas
pertama dan satu kelas kedua. Juga berarti ada dua keadaan/state terikat dan ada
Buku Ajar Fisika Kuantum 42
dua aras tenaga. Tiga aras tenaga terbawah dengan fungsi gelombangnya
ditunjukkan dalam Gambar 4.4.
Secara umum, dapat dituliskan bahwa jika
π π
s 2mV0 s 1 , untuk s 1, 2, 3,........,
a
(4.40)
2 2
s
maka terdapat (s + 1) keadaan terikat (dan aras tenaganya) dengan 1 x
2
s s 1
jenis pertama dan x jenis kedua untuk s ganjil dan x jenis
2 2
pertama maupu jenis kedua untuk s genap. Hal ini berarti bahwa untuk lebar
sumur tertentu, V0 yang semakin besar (sumur semakin dalam), maka akan
menghasilkan keadaan terikat yang semakin banyak.
V(x)
V0
I II
0 x
Gambar 4.6. Skema sumur potensial undak.
t x A exp- Kx .
2k
(4.53c)
k iK
Dengan adanya fungsi gelombang di daerah x 0, yakni fungsi gelombang yang
menerobos tanggul potensial, hal mana tidak mungkin terjadi dalam tinjauan
Fisika Klasik. Kebolehjadian bahwa partikel yang menerobos dan yang
dipantulkan oleh tanggul dinyatakan sebagai koefisien transmisi dan refleksi, yang
dapat diperoleh dari persamaan arus kebolehjadian dalam pers.(2.4). Arus
kebolehjadian partikel yang datang, dipantulkan dan diteruskan didapatkan sebagai
berikut
*
*
Si
i x x x i x kA ,
2
(4.54a)
x x
i i
2im
m
*
*
Sr
r x x x r x kA 2 (4.54b)
x x
r r
2im
m
dan
*
*
St t x t x t x t x 0 , (4.54c)
2im x x
sehingga didapatkan koefisien refleksi dan transmisinya berturut-turut dalam
bentuk
S
R r 1 (4.55a)
Si
dan
S
T t 0. (4.55b)
Si
Selanjutnya akan dikaji partikel dalam potensial undak yang datang dari
sebelah kiri dengan tenaga E > V0. Untuk daerah I, persamaan Schrödinger dan
penyelesaian umumnya sama seperti pada E < V0 (yaitu pers.(4.42) dan (4.43)),
yang fungsi gelombangnya berbentuk
I x A expikx B exp ikx (4.56)
dengan A dan B adalah sebagai tetapan integrasi yang ditentukan oleh syarat-
syarat batas dan
2mE
k2 2 . (4.57)
Persamaan Schrödinger untuk daerah II berbentuk
d 2 x 2mV0 E
x 0 (4.58)
dx 2 2
Buku Ajar Fisika Kuantum 45
dan mempunyai penyelesaian umum berbentuk
II x C exp- iKx D expiKx (4.59)
dengan C dan D adalah sebagai tetapan integrasi yang ditentukan oleh syarat-
syarat batas dan
2mE V0
K2 . (4.60)
2
Dalam hal ini, suku kedua pers.(4.59) yang menyatakan/melukiskan gelombang
partikel bergerak kekiri harus lenyap, yang berarti harus diambil harga C = 0,
karena tidak ada dinding potensial di sebelah kanan yang memantulkan. Dengan
demikian didapatkan,
II x D expiKx . (4.61)
Selanjutnya pemberlakuan syarat kekontinuan bagi (x) dan ’ (x) pada
x = 0 memberikan kaitan-kaitan berikut
I 0 II 0 A B C (4.62a)
dan
' I 0 ' II 0 ik A B iK C . (4.62b)
Dari pers.(4.62) didapatkan penyelesaian untuk B dan D yang dinyatakan dalam A
sebagai
kK
B A (4.63)
kK
dan
2k
D A. (4.64)
kK
Akhirnya didapatkan fungsi gelombang datang, terpantul dan yang
diteruskan dari partikel bermassa m yang memasuki tanggul potensial undak
sebagai
i x A expikx , (4.65a)
kK
r x A exp ikx , (4.65b)
kK
t x A expiKx .
2k
(4.65c)
kK
Dengan adanya fungsi gelombang di daerah x 0, yakni fungsi gelombang yang
menerobos tanggul potnsial, hal mana tidak mungkin terjadi dalam tinjauan Fisika
Klasik. Kebolehjadian bahwa partikel yang menerobos dan yang dipantulkan oleh
tanggul dinyatakan sebagai koefisien transmisi dan refleksi, yang dapat diperoleh
dari persamaan arus kebolehjadian dalam pers.(2.4). Arus kebolehjadian partikel
yang datang, dipantulkan dan diteruskan didapatkan sebagai berikut
Buku Ajar Fisika Kuantum 46
*
*
Si i x i x i x i x kA ,
2
(4.66a)
2im
x x
m
kK
* 2
*
Sr
r x x x
r x kA
2
(4.66b)
x x mk K
r r
2im
dan
2k
*
*
St
t x x x t x KA , (4.66c)
2
t t
2im x x
m k K
sehingga didapatkan koefisien refleksi dan transmisinya berturut-turut dalam
bentuk
Sr k K
2
R (4.67a)
Si k K
dan
S 4kK
T t . (4.67b)
Si k K 2
Dari pers.(4.67) dapat dibuktikan bahwa hal tersebut memenuhi hukum kontinuitas
partikel, yaitu sebagai berikut
T R 1. (4.68)
Contoh soal:
Elektron bebas dengan tenaga kinetik Ek = 192.10-19J, memasuki daerah potensial
listrik konstan dengan V = 100 Volt.
a. Tentukan fungsi gelombang sebelum dan setelah memasuki daerah potensial !.
b. Tentukan koefisien pantul dan koefisien transmisinya !.
Jawab:
Energi potensial untuk sistem ini adalah U = eV = (100)(1,6.10-19)J = 160.10-19J.
Jadi dalam hal ini memenuhi keadaan E > U, sehingga dari pers.(4.57) dan (4.60)
didapatkan
2mE
k 8,92.109 m -1 ,
2
dan
2mE U
K 3,64.109 m -1 .
2
a. Dengan menggunakan pers.(4.65) didapatkan fungsi gelombangnya seperti
i x A expikx ,
Buku Ajar Fisika Kuantum 47
kK
r x A exp ikx ,
kK
t x A expiKx .
2k
kK
Dimana k dan K deperti yang didapatkan di atas dan konstanta A dapat
diperoleh dengan menormalisasikan fungsi gelombang datangnya.
b. Dengan menggunakan pers.(4.67), didapatkan koefisien pantul dan
transmisinya sebesar
Sr k K
2
R 17,7%
Si k K
dan
S 4kK
T t 82,3% .
Si k K 2
Sebagai catatan diakhir bab ini bahwa kajian yang dilakukan pada bentuk-
bentuk ptensial satu dimensi tersebut di atas dapat diperluas secara umum dalam
ruang tiga dimensi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan melakukan sedikit
penggantian, misalnya operator
d
diganti dengan 2 2 2 2 , (4.69)
dx 2
x y z
kemudian untuk observabel dan hal-hal yang berkaitan dengan dimensi ruang,
komponen-komponen y dan z dapat diperoleh dengan cara seperti yang telah dikaji
di atas, dengan hasil yang bentuknya juga identik. Misalnya pada kotak tiga
dimensi, berlaku untuk komponen ke arah y adalah
n π
n y A y sin y y , (4.70)
a y
demikian pula untuk komponen ke arah z. Fungsi gelombang totalnya menjadi
n x n x n y n z .
x y z
(4.71)
Untuk k, E dan n berlaku penggabungan
E Ex E y Ez ,
k 2 k x2 k y2 k z2 , (4.72)
n nx ny nz.
Sebagai latihan, disarankan kepada para pembaca untuk mengerjakanya dalam
bentuk yang lengkap untuk ketiga contoh masalah yang telah dikaji di atas.
Buku Ajar Fisika Kuantum 48
Soal-soal Latihan
1. Partikel bebas dinyatakan oleh fungsi gelombang
x A exp ax2 , dengan A dan a adalah tetapan
a. Apakah partikel tersebut dalam keadaan stasioner ?.
b. Tentukan energi dari partikel bebas tersebut !.
2. Partikel bermassa m berada dalam potensial sumur tak berhingga, dengan
0 ; x 0 ; x L
V x
; x 0 ; x L .
a. Bila lebar sumur 12 Å dan partikel dalam keadaan tereksitasi tingkat
kedua, tentukanlah tenaga partikel tersebut !.
b. Bila lebar sumur 12 Å dan partikel mengalami transisi dari keadaan
tereksitasi ketiga ke keadaan tereksitasi pertama dengan memancarkan
radiasi, tentukan panjang gelombangnya !.
3. Elektron bebas dengan tenaga kinetik Ek = 192.10-19J, memasuki daerah
potensial listrik konstan dengan V = 200 Volt.
a. Tentukan fungsi gelombang sebelum dan setelah memasuki daerah
potensial !.
b. Tentukan koefisien pantul dan koefisien transmisinya !.
4. Tentukanlah fungsi gelombang dan energinya untuk partikel yang berada
dalam sistem potensial berikut ini:
a. V x x 0; V x 0 0 x a ; V x V0 x a .
b. V x 0 x L ; V x V0 L x L ; V x 0 x L .
Buku Ajar Fisika Kuantum 49
BAB V
OSILATOR HARMONIK SATU DIMENSI
Salah satu masalah potensial satu simensi yang lain yang dapat ditangani
dengan menggunakan persamaan Schrödinger adalah osilator harmonik sederhana.
Secara klasik, osilator harmonik ini merupakan benda bermassa m yang diikatkan
pada sebuah pegas dengan tetapan pegas k sehingga menderita gaya sebesar F = -
kx, dengan x adalah jarak perpindahan benda dari keadaan setimbang.
Mengapa sistem seprti ini dianalisis dengan menggunakan Mekanika
Kuantum?. Meskipun dalam alam nyata tidak dapat ditemukan contoh osilator
kuantum satu dimensi, tetapi terdapat sejumlah sistem yang berperilaku
menghampiri sistem ini, seperti vibrasi sebuah molekul diatomik (dua atom).
Osilator harmonis adalah sistem dengan tenaga potensial sebesar
V x kx 2 m 2 x 2 ,
1 1
(5.1)
2 2
dengan adalah frekuensi sudut osilator. Persamaan Schrödinger untuk sistem
osilator harmonis adalah (ditulis dengan koefisien orde setingginya sama dengan
satu)
d 2 x 2mE mk 2
2 2 x x 0 . (5.2)
dx 2
Bentuk persamaan differensial ini bukan bentuk yang khusus dan tidak
nampak kemudahan untuk menyelesaikannya (tidak sederhana). Untuk
menyederhanakannya, diambil substitusi variabel berikut
14
mk
2 x. (5.3)
Dengan substitusi pers.(5.3) ke pers.(5.2), maka persamaan Schrödinger (5.2)
menjadi
d 2
2 0 (5.4)
d 2
dengan
2E
. (5.5)
Bila dilakukan tinjauan asymptot untuk , atau 2 , maka
pers.(5.4) menjadi
Buku Ajar Fisika Kuantum 50
d 2
2 0 (5.6)
d 2
yang mana penyelesaiannya berbentuk
2
A exp . (5.7)
2
Jadi, untuk , () berkelakuan seperti exp 2 2 dan dapat diambil
bentuk umum seperti
2
H exp (5.8)
2
dengan H() merupakan fungsi yang harus dicari. Untuk memperoleh bentuk dari
H(), maka pers.(5.8) akan disubstitusikan ke dalam pers.(5.6) sehingga
menghasilkan
d 2 H d H
2 1 H 0 . (5.9)
d 2
d
Bentuk persamaan differensial (5.9) telah dikenal sebagai persamaan
differnsial Hermit, yang mana penyelesaiannya disebut polinom Hermit, yaitu:
H n exp 2 1 exp 2
n
n d
(5.10)
d n
dengan syarat
n 1 2n atau n 2n 1 . (5.11)
Dari bentuk H() pada pers.(5.10) didapatkan bahwa fungsi gelombang osilator
harmonis (pers.(5.8)) ternormalisir sebagai
n N n H n exp 2 2 (5.12)
dengan
12
Nn (5.13)
π n!2
n
0 1 exp
π 2
x2
14
1 2 2 x exp
π 2
x2
14
2 4 -2
2
1
2 x 2
1exp
π 2 2
x2 x x2
14
3 exp
1
3 8 -12
3
2
π 3 2
Buku Ajar Fisika Kuantum 52
Contoh soal:
Partikel bermassa m bergetar selaras dengan potensial V 1 kx 2 yang dinyatakan
2
dengan fungsi gelombang
mk 2 k
x ,t A exp 1 x i t .
2 m
a. Tentukanlah tetapan normalisasi A !.
b. Tentukan harga harap tenaganya !.
c. Tentukan harga harap momentumnya !.
Jawab:
a. Tetapan normalisasi dapat diperoleh dari persamaan ternormalisirnya, yaitu:
x ,t x ,t d 1
*
1 k 2 mk 2
E A exp x dx .
2 m 2
Bagian yang ada dalam tanda [....] telah didapatkan dalam jawaban (a), yaitu
harga normalisasinya sebesar 1, sehingga diperoleh
1 k 1
E .
2 m 2
Jadi didapatkan harga harap energinya sebesar E 12 . Jika dibandingkan
dengan pers.(5.15), maka energi dari partikel ini berada dalam keadaan dasar
n = 0.
c. Harga harap momentumnya dapat diperoleh dari persamaan berikut
p x * x ,t p̂ x x ,t dx, dengan p̂ x i
x
Turunan fungsi terhadap x didapatkan
km
1 mk 2 k
x A exp - x i t
x 2
2
2
m
sehingga didapatkan
mk 2
p x i 2 A 2 x exp
km
x dx .
2
Integral dalam tanda [....] berharga nol karena integrannya merupakan fungsi
ganjil, sehingga diperoleh
px 0 .
Jadi didapatkan harga harap momentumnya sebesar p x 0 .
Buku Ajar Fisika Kuantum 54
Soal-soal Latihan
1. Partikel bermassa m bergetar selaras dengan potensial V 1 kx 2 yang
2
dinyatakan dengan fungsi gelombang
mk 2 k
x ,t A x exp 1 x i t .
2
m
a. Tentukanlah tetapan normalisasi A !.
b. Tentukan harga harap tenaga kinetik dan potensialnya !.
c. Tentukan harga harap tenaga totalnya dan bandingkan dengan jawaban
(b)!.
d. Tentukan harga harap x dan x2 !.
e. Tunjukkan bahwa fungsi gelombang di atas merupakan eigen fungsi dari
operator momentum linear kearah x !.
2. Sesuai dengan pers.(5.15) bahwa osilator harmonis satu dimensi mempunyai
energi terkuantisasi sebesar
1
E n n
2
a. Tentukanlah harga harap x , p x , x 2 dan p x2 !.
b. Tentukan katakpastian pengukuran harga harap x dan px !.
c. Dari jawaban (b), buktikan bahwa x p x n 1 !.
2
d. Buktikan bahwa harga harap tenaga potensial dan harga harap tenaga
kinetiknya masing-masing sebesar 1 E n !.
2
Buku Ajar Fisika Kuantum 55
BAB VI
MOMENTUM SUDUT
L x zp x xp z (6.2)
L x xp y yp x .
Dalam Fisika (Mekanika) Kuantum, komponen-komponen momentum sudut
berupa operator-operator yang berbentuk
L̂ x i y z
z y
L̂ x i z x (6.3)
x z
L̂ x i x y ,
y x
yang mana dalam koordinat bola berbentuk
Buku Ajar Fisika Kuantum 56
L̂ x i sin ctg cos
L̂ y i cos ctg sin (6.4)
L̂ z i .
Kompnen-komponen momentum sudut pada pers.(6.3) dan (6.4) mempunyai
hubungan komutasi sebagai berikut
L̂x , L̂ y iL̂z
L̂ , L̂ iL̂
y z x (6.5)
L̂ , L̂ iL̂
z x y ,
yang berarti bahwa antara L̂x , L̂ y dan L̂z bersifat saling tidak komut. Sifat
komutasi tersebut menujukkan bahwa tidak mungkin menemukan eigen fungsi
operator L̂ , yang artinya eigen fungsi dari L̂x , L̂ y dan L̂z dengan eigen nilai yang
tidak nol.
Walaupun tidak dapat ditemukan eigen fungsi operator L̂ , namun dapat
dicari eigen fungsi bersama dari salah satu operator komponen momentum sudut
(biasa dipilih L̂ z ) dengan operator L̂2 , yang berbentuk
L̂2 L̂2x L̂2y L̂2z , (6.6)
2 2
karena L̂ dengan L̂ z (juga dengan L̂ y dan L̂z ) bersifat komut. Operator L̂ dalam
koordinat bola berbentuk
1 1 2
L̂2 2 sin . (6.7)
sin sin 2 2
expim .
1
(6.9)
2π
Agar memenuhi syarat berharga tunggal, maka m harus berharga bulat,
yaitu
m 0, 1, 2, 3,............ (6.10)
Dengan eigen fungsi tersebut, pers.(6.8) memberikan harga eigen nilai operator
L̂ z sebesar
Lz m . (6.11)
Dalam hal ini, jelas bahwa Lz terkuantisasi sebesar , seperti pada postulat
momentum sudut Bohr.
Selanjutnya, akan ditelaah terlebih dahulu persamaan eigen nilai operator
2
L̂ , yang mempunyai eigen fungsi simultan dengan operator L̂ z . Persamaan eigen
nilai L̂2 berbentuk
1 1 2
2 sin 2
Y , 2 Y , , (6.12)
sin sin 2
dengan 2 sebagai eigen nilai operator L̂2 . Dari ungkapan (6.12) akan
didapatkan bentuk Y , dan harga .
Untuk menyelesaikan pers.(6.12) akan dilakukan pemisahan variabel
dengan mengambil bentuk
Y , , (6.13)
lalu disubstitusikan ke dalam pers.(6.12) kemudian dibagi dengan ,
sehingga memberikan dua persamaan yang masing-masing dengan variabel dan
, yaitu
d2
m 2 0 (6.14)
d 2
dan
1 d d m 2
sin 0 . (6.15)
sin d d sin 2
dengan m dan yang harus ditentukan kemudian. Ungkapan (6.14) mempunyai
penyelesaian umum berbentuk
m A expim , (6.16)
yang mana sebentuk dengan eigen fungsi operator L̂ z .
Untuk ungkapan (6.15), penyelesaiannya dapat diubah ke dalam bentuk
yang lebih sederhana dan khusus dengan mensubstitusikan variabel berikut ini
Buku Ajar Fisika Kuantum 58
w cos , (6.17)
sehingga pers.(6.15) dapat dituliskan dalam bentuk
d d m 2
1 w Pw 0 .
2
(6.18)
dw dw 1 w 2
Ungkapan (6.18) adalah persamaan differensial khusus yang disebut persamaan
differensial Legendre sekawan, dengan syarat
l l 1 dan m l , (6.19)
untuk l = 0, 1, 2, 3,.............Persyaratan dalam pers.(6.19) berguna untuk
memenuhi syarat fisis yang menyatakan bahwa Y , = harus
berhingga dan berharga tunggal. Penyelesaian umum pers.(6.18) adalah
Pl m w 1 w 2
m
Pl w ,
m2 d
(6.20)
dw m
yang disebut fungsi Legendre sekawan, dengan
Pl w l
1 dl
w 2 1l (6.21)
2 l! dwl
disebut fungsi Legendre orde l.
Dengan demikian telah didapatkan eigen fungsi operator L̂2 (juga eigen
fungsi operator L̂ z ) yang berbentuk
Yl m , N l ,m Pl m cos expim , (6.22)
dengan
2l 1 l m !
12
N l ,m
4π l m !
(6.23)
sebagai faktor normalisasi. Dengan harga = l(l + 1) (pers.(6.19)), maka
didapatkan harga eigen nilai operator L̂2 berbentuk
L2 l l 1 2 . (6.24)
Akhirnya, bentuk persamaan eigen nilai operator L̂2 dapat dituliskan sebagai
berikut
L2 Yl m , l l 1 2 Yl m , (6.25)
Eigen fungsi Yl m , dikenal sebagai fungsi harmonik bola yang merupakan
faktor fungsi gelombang dengan variabel sudut dan (bagian angular) dari
sistem yang potensialnya bersimetri bola, seperti pada analisis atom Hidrogen
yang akan dikaji dalam bab selanjutnya. Tabel 6.1 menyajikan beberapa bentuk
fungsi Yl m , secara eksplisit untuk beberapa harga l dan m.
Buku Ajar Fisika Kuantum 59
sin expi
3
1 1 Y11
8π
3
1 0 Y10 cos
4π
sin exp i
3
1 -1 Y11
8π
sin 2 expi2
15
2 2 Y22
32π
2 0 Y20
5
3cos2 1
16π
Contoh soal:
Fungsi gelombang sudut elektron dalam atom dinyatakan dengan eigen fungsi dari
operator L̂2 dan L̂z yang berbentuk
Yl m , A sin cos expi .
a. Tentukan nilai konstanta A !.
b. Tentukan Harga bilangan kuantum orbital (l) dan magnetik (m) dari fungsi
gelombang terebut !.
Jawab:
a. Untuk menetukan harga konstanta A digunakan persamaan ternormalisir
berbentuk
Buku Ajar Fisika Kuantum 60
sehingga didapatkan
2
0 0
cos 2 1 2 m
2 Y , l l 1 2Yl m ,
2 l
sin 2
sin 2
Didapatkan juga turunan dari
m
Yl , A cos2 expi
2 m
Yl , A sin 2 expi
2
m
Yl , A sin cos expi
2 m
Yl , A sin cos expi ,
2
sehingga didapatkan hasil sebagai
cos2 1 2 m
2 1 4 2
Yl , l l 1 2Yl m ,
sin sin
l1 2 dan l 2 3
Untuk l2 = -3 tidak memenuhi syarat fisis l 0, sehingga didapatkan harga
bilangan kuantum orbitalnya sebesar l = 2.
Untuk l = 2, kemungkinan harga bilangan kuantum magnetiknya adalah
m = 2, 1, 0, -1, -2
dan untuk menentukannya digunakan persamaan eigen nilai operator L̂ z , yaitu
L̂z Yl m , mYl m ,
m
i Yl , mYl m ,
Yl m , mYl m ,
sehingga didapatkan bilangan kuantum orbitalnya sebesar m = 1.
b. L2x L2y
1
l l 1 2 m 2 2 .
2
Buku Ajar Fisika Kuantum 63
BAB VII
ATOM HIDROGENIK
(BAK HIDROGEN)
2 ze 2 2 E
2 r , , 2 r , , . (7.8)
r
Selanjutnya, fungsi r , , dapat dipisahkan variabelnya atas r dan (,),
dengan mengambil
r , , Rr Y , . (7.9)
Dengan mensubstitusikan pers.(7.9) ke pers.(7.8) lalu bentuknya disederhanakan,
maka didapatkan dua persamaan, yang masing-masing dalam r dan (,), yaitu
Buku Ajar Fisika Kuantum 65
d 2 d 2 r 2 ze 2
r E Rr Rr (7.10)
dr dr 2 r
dan
1 1 2
sin Y , Y , . (7.11)
sin sin 2 2
Komponen-komponen dari fungsi gelombang r , , merupakan hasil kali dari
dua fungsi gelombang yang merupakan penyelesaian dari pers. (7.10) dan (7.11)
yang akan dikaji dalam subbab selanjutnya.
4π l m !
(7.12)
yang telah didapatkan dalam kajian pada masalah Momentum Sudut.
Selanjutnya akan dikaji bagian radialnya (dalam ungkapan (7.10)). Dalam
hal ini, perlu diingat bahwa pada penyelesaian bagian angularnya telah diambil
syarat fisis dengan
l l 1 , (7.13)
sehingga pers.(7.10) dapat dituliskan menjadi
d 2 d 2 r 2 ze 2
r E Rr l l 1 Rr . (7.14)
dr dr
2
r
Bentuk pers (7.14) bukan bentuk persamaan differensial khusus dan tidak
mudah diselesaikan. Seperti pada masalah osilator harmonis (diselesaikan dengan
polinom Hermit) dan pada masalah momentum sudut orbital (diselesaikan dengan
polinom Legendre), maka pada masalah sekarang ini juga telah ditemukan metode
matematika yang khusus untuk menyelesaikannya. Pertama-tama, untuk
menyederhanakan penulisan konstanta-konstanta, maka didefenisikan konstanta
berikut
2 E ze 2
2 2 , (7.15)
2
dan menggantikan variabel r dengan
Buku Ajar Fisika Kuantum 66
2 r , (7.16)
sehingga pers.(7.14) dapat dituliskan dalam bentuk
1 d 2 d l l 1 1
2 S 0 , (7.17)
d d 2 4
dengan S Rr . Untuk keadaan asimptot limit , pers.(7.17) dapat
dituliskan sebagai
d2 1
2 S 0 , (7.18)
d 4
dengan penyelesaian yang punya arti fisis berbentuk
S exp . (7.19)
2
Dari kelakuan asimptot tersebut di atas ( ), maka dapat diambil
penyelesaian dari persamaan differensial (7.17) berbentuk
S s L exp , (7.20)
2
dengan L() berupa deret pangkat atau polinom dalam , yaitu
L ak k (7.21)
dengan a0 tidak nol. Dengan mensubstitusikan pers.(7.21) ke dalam pers.(7.20)
lalu kemudian ke dalam pers.(7.17), maka didapatkan persamaan untuk s sebagai
ss 1 l l 1 0 . (7.22)
Ungkapan (7.22) memberikan harga-harga s = l dan s = -(l+1). Dalam hal ini,
hanya untuk s = l yang memenuhi persamaan gelombang dan persyaratan fisis.
Di sampin harga s tersebut di atas, polinom L() harus terbatasi, sebab jika
tidak terbatasi akan menjadi divergen dan hal tersebut tidak menggambarkan
keadaan fisis. Untuk membatasi polinom L(), maka harus dipenuhi syarat berikut
ini,
l 1, (7.23)
yang lalu dilambangkan dengan n. Persyaratan pada pers.(7.23) dapat ditulis
menjadi
l n 1 . (7.24)
Dengan demikian, polinom L() ditentukan oleh harga n dan l dan kemudian
dinyatakan dengan Ln,l().
Dengan menggunakan = n dan s = l dan dengan mensubstitusikan
pers.(7.21) ke pers.((7.20) lalu kemudian ke dalam pers.(7.17), maka akan
dihasilkan persamaan differensial berikut
Buku Ajar Fisika Kuantum 67
d 2 Ln ,l dLn ,l
2l 1 n l 1Ln ,l 0 . (7.25)
d 2
d
Bentuk persamaan differensial ini adalah bentuk khusus, yang penulisan umumnya
adalah
d 2 Lqp dLqp
p 1 q p Lqp 0 , (7.26)
d 2 d
yang disebut persamaan differensial Leguere sekawan. Dengan membandingkan
pers.(7.25) dan (7.26), maka akan didapatkan bahwa q = n +1 dan p = 2l + 1,
sehingga dapat dituliskan
Ln ,l L2nl11 , (7.27)
yang disebut fungsi atau polinom Leguere sekawan, dengan bentuk eksplisitnya
adalah
n l 1
L2nl11 1
k 1 n 1!1 2 k . (7.28)
k 0 n l 1 k !2l 1 k !k!
Dengan demikian, fungsi gelombang radial dari atom Hidrogen dapat dituliskan
sebagai
Rn ,l r N n ,l l exp 2 L2nl11 , (7.29)
dengan faktor normalisasi berbentuk
12
2 z 3 n l 1!
N n ,l 3
, (7.30)
na0 2nn 1!
dengan a0 2 e 2 dan 2 na0 r . Akhirnya telah didapatkan fungsi
gelombang atom Hidrogen berbentuk
r , , Rn ,l r Yl m , n,l , m n,l , m, . (7.31)
Dalam kajian atom Hidrogen ini, n, l dan m masing-masing disebut
bilangan kuantum utama, bilangan kuantum orbital dan bilangan kuantum
magnetik. Setelah nantinya dikenal adanya momentum sudut spin, bilangan
kuantum magnetik tersebut di atas lengkapnya disebut bilangan kuantum magnetik
orbital/lintasan, dengan lambang ml dan akan ada pula bilangan kuantum magnetik
spin dengan lambang ms.
Selanjutnya kuantisasi tenaga atom Hidrogen dapat diperoleh dari kaitan
berikut
ze zE
n 2 dan 2 2 n , (7.32)
dan didapatkan sebesar
Buku Ajar Fisika Kuantum 68
z 2e4 1
En . (7.33)
2 2 n 2
Terlihat dari pers.(7.33), bahwa energi atom Hidrogen hanya bergantung pada
bilangan kuantum n, tidak terhadap l dan m.
Contoh soal:
Sebuah elektron dalam atom hidrogen dinyatakan dengan fungsi gelombang
berikut ini
r
r , ,
1
a05 2 r exp cos .
4 2π 2a 0
Tentukan harga harap tenaga potensialnya !.
Jawab:
Harga harap tenaga potensial dapat ditentukan dari persamaan berikut:
V * r , , V̂ r , , d , dengan d r 2 sin dr d d
Ke 2 1
dan V̂ ;K .
r 4π 0
Dapat dituliskan dalam bentuk
r Ke 2 2 2
V A 2 r 2 exp -
r 0
cos2 d r sin d d
0 0 a0
r
2πA 2 Ke 2 r 3 exp cos2 sin d dr
a0 0 0
4π 2 2
A Ke r
3
exp r a 0 dr ,
3
0
Jawab:
Dari pers.(7.29) dan (7.30), untuk n = 1 dan l = 0 didapatkan fungsi gelombang
radial elektron dalam atom Hidrogen adalah
R1,0 r 2a03 2 exp r a0 .
Rapat probabilitas radial berbentuk
Pr dr R1,0 r r 2 dr 4r 2 a03 exp 2r a0 dr .
2
P Pr dr 4a 3
0 r
2
exp 2r a0 dr .
0 0
P x exp x dx 0.32 .
1 2
20
Hal ini berarti, 32% waktu elektron dihabiskan berada dalam daerah inti dan jejari
Bohr.
Buku Ajar Fisika Kuantum 70
Soal-soal Latihan
1. Dari dua keadaan pada n = 2, yaitu l = 0 dan l = 1, manakah yang memiliki
probabilitas lebih besar untuk ditemukan berada dalam jejari Bohr ?.
2. Buktikan bahwa harga harap dari 1/r untuk elektron 1s dalam atom Hidrogen
adalah 1/a0 !.
3. Buktikan bahwa harga harap jejari untuk elektron pada state 1s dalam atom
Hidrogen adalah 2a0/3 !. Mengapa nilai ini lebih kecil dari jejari Bohr ?.
4. Sebuah elektron dalam atom hidrogen dinyatakan dengan fungsi gelombang
berikut ini
r
r , , Ar 2 exp cos sin expi .
2a 0
a. Tentukan konstanta normalisasinya !.
b. Tentukan harga harap tenaga potensialnya !.
c. Tentukan harga harap momentum sudut kearah-z !.
d. Berapakah probabilitas untuk menemukan elektron dalam daerah antara
inti dan jejari Bohr a0 ?.
Buku Ajar Fisika Kuantum 71
BAB VIII
SISTEM PARTIKEL IDENTIK
Dalam fisika klasik, kita dapat menghitung posisi dan momentum setiap
partikel kembar yang berpasangan dalam selang waktu t, serta perubahannya.
Sehingga kemudian kita dapat memprediksi posisi dan momentum mereka untuk
waktu-waktu berikutnya t’>t.
Jenis pengukuran yang digambarkan di atas tidaklah mungkin menurut
mekanika quantum. Dalam postulat ini adalah tidak mungkin membedakan antara
konvigurasi meliputi partikel kembar yang berbeda satu sama lain oleh pertukaran
dua atau lebih partikel belaka. Larangan ini ditunjukan dengan ditemukannya efek
yang bersesuaian jika dilakukan penulusuran ulang konsep fisika dari sistem
partikel kembar tersebut.
Z 2 e 2M
E0 (8.16)
a0
rata (dugaan) dari bentuk interaksi e2M / r12 , bukannya diabaikan, dan
penambahan hasil (8.16). menggunakan (3.10) kita dapatkan
e2M e2
Eo ψo M ψo
r12 r12
e 2M 3 3
u12s 1 u12s 2 d r1 d r2 (8.17)
r12
dimana r12 r1 r2 . Pembenaran formal penggunaan (8.17) untuk menghitung
koreksi energi orde pertama akan diberikan di bab 11
u1s 1 u1 r1
3/2
1 Z Zr1 / ao
e .
π ao
sehinggga persamaan (8.17) menjadi
6
e2 Z 2 Z / ao r1 r2 1 3 3
Eo M2
π
ao
e
r12
d r1 d r2
(8.18)
Integral ini dapat diselesaikan dengan metode elementary (lihat soal 8.3). Hasilnya
adalah
5 Z 2 e 2M
Eo
8 a0
sehingga
1 Z 2 e 2M 5
Eo Z (8.19)
a0 8
Energi ionisasi atom, yaitu energi yang dibutuhkan untuk satu atom berpindah dari
tingkat dasar ke tak hingga, adalah berbeda antara Z 2 e 2M / 2a0 (sisa energi
system satu electron setelah pengionisasian) dengan energi awal (8.19) :
Z 2 e 2M Ze 2M 5
Eioniz Z
2a0 a0 8
2 2
Z eM 5
Z . (8.20)
2a0 4
Sebagai perbandingan pers (8.20) dengan hasil pengamatan dilaboratorium untuk
energi ionisasi dari beberapa konfigurasi atom sejenis helium diberikan pada tabel
8.1.
Buku Ajar Fisika Kuantum 77
Tabel 8.1
Nilai Eionix eV
Configurasi
eksperimen Pers(8.20
He (Z = 2) 24.584 20.43
Li (Z = 3) 75.638 71.52
Be (Z = 4) 153.900 149.84
C (Z = 6) 392.014 388.24
Perlu dicatat pada perbandingan pers (8.20) dengan (7.28) bahwa efek
interaksi antara dua eletron akan mereduksi muatan efektif dari Z menjadi
5
ZZ . Hal ini dapat dipahami secara kualitatif, mengingat bagian dari
4
distribusi electron 1 selalu diantara muatan 2 dan inti atom, dan cendrung untuk
mempertahankan atau mereduksi muatan efektif inti atom atau sebaliknya.
1
ψ a1 u1s 1 u2s 2 u1s 2 u2s 1 α 1 β2 α 2 β1
2
(8.22)
ψ a2
1
u1 1 u2s 2 u1s 2 u2s 1 α 1 α 2 (8.23)
2 s
ψa3
1
u1 1 u2s 2 u1s 2 u2s 1 β1 β2 (8.24)
2 s
Koefesien s menandakan fungsi eigen ruang simetrik dan a adalah antisimetriknya.
Total fungsi eigen (termasuk koordinat ruang dan spin) adalah antisimetrik
terhadap pertukaran partikel (1) dan (2). Tingkat ψ s disebut tingkat dalam dan
mempunyai total spin momentum anguler s 0 . Dua eletron tersebut kemudian
Buku Ajar Fisika Kuantum 78
mempunyai spin antiparalel. (nama “para” sering digunakan untuk menandakan
keadaan ini). Keadaan kembar tiga ψ a1 ,ψ a2 , dan ψ a3 masing-masing mempunyai
bilangan kuantum total spin momentum angular s 1 (“ortho” dan masing-
masing sebuah proyeksi ms = 0, 1, dan -1. Dua atom ini mempunyai spin yang
paralel satu sama lain. Tiga fungsi eigen berbeda hanya dalam orentasi total vektor
spin momentum angular. Secara kelompok, mereka menunjukan keadaan ortho.
Jika kita mengabaikan bentuk interaksi eletron e 2M / r12 pada (8.8),
sehingga keadaan ψs ,ψ a1 ,ψ a2 ,ψ a3 semuanya merosot. Energi mereka adalah
E 0 E1s E2s (8.25)
dimana
Z 2 e 2M
E n1
2a0 n12
Koreksi pertama energi E 1 dihasilkan seperti pada (8.17) jika kita menambahkan
ke (8.25) pengkoreksian seharusnya pada bentuk interaksi. Ini equivalen pada
pengkalkulasian nilai harapan Hamiltonian penuj (8.8) menggunakan fungsi
gelombang ke-nol [(8.21)-(8.24)]
Es1 ψ
*
s Ĥ ψ sd 3r1 d 3r2 (8.26)
Soal-Soal Latihan
1. Buktikan pers (8.28) dan (8.29) !.
2. Tunjukan bahwa total bilangan kuantum momentum angular tiga keadaan
kembar [(8.22)-(8.24)] mempumyai masing-masing m s = 0, 1, dan –1 !.
3. Lakukan pengintegralan pada (8.18) !.
4. Tulislah secara eksplisit bentuk determinantal dari fungsi gelombang tiga
elektron !. Anggap saja tingkat eigen untuk tiga partikel tunggal adalah
1 1 1 1
u1 ,u2 dan u2 , dimana menunjukan m s , semantara us
2 2 2 2
menandakan bagian ruang dari fungsi gelombang.
5. Pertimbangkan ada N electron ditahan dalam kotak penghalang dengan
volume V.
(a) Tentukan ekspresi untuk kedudukan energi tingkat eletron tertinggi,
yaitu Energi Fermi pada T = 0 K
(b) Tentukan ekspresi untuk total energi minimum untuk system yang
konsisten dengan prinsif larangan Pauli
(c) Hitung energi bagian (a) dan (b) untuk kasus N 10 33 ,V 1 cm 3
petunjuk : jika gerakan eletron dibatasi dalam volume V = a x b x c, dan
fungsieigen sebuah energi eletron berbentuk
π π π
ultn sinl x sint y sin n z
a b c
l,t,n adalah element integral lipat tiga, dan energi eigennya adalah
2 π π π
2 2 2
E nlm l t n
2 m a b c
Bentuk ultn diatas sesuai dengan persamaan Schrödinger untuk eletron
bebas dan lenyap pada bidang batas yang tidak dapat ditembus.
Buku Ajar Fisika Kuantum 80
BAB IX
PERSAMAAN SCHRÖDINGER GAYUT WAKTU
an .
2
9.1. Interpretasi Statistik r , t
Gambaran untuk r , t pada dasarnya mirip dengan apa yang
dipostulatkan pada bab 3 untuk r . Probabilitas Pr , t menemukan partikel
dalam differensial volume d 3 r pada waktu t adalah
2
Pr , t r , t d 3 r (9.8)
mengingat probabilitas menemukan partikel di suatu tempat dalam ruang adalah
mutlah ada, maka kita harus mempunyai
2 3
r , t d r 1
maka
2
r , t d 3 r 0
d
dt (9.9)
*d 3 r * d 3 r
d
dt t
* * 3
d r
t t
subtitusi untuk / t dan * / t dari (9.4) menghasilkan
d
2 3
d r
i
*
2 2 * d 3 r
(9.10)
dt v 2m v
Kita menggunakan teorema Green untuk menulis ulang integal terakhir sebagai
d
i
d 3r
2
* 2 2 * d 3 r
dt v 2m v
i
* 2 2 * .nˆ da
2m A
(9.11)
Buku Ajar Fisika Kuantum 82
mengingat bernilai nol (lenyap) dititik yang jauh sekali, integral terakhir
bernilai nol ketika V menempati seluruh ruangan. Inilah pembuktian yang
komplit.
dan inilah hasil yang dicari. Hasil ini akan kita gunakan untuk membuktikan
beberapa persamaan yang penting.
* 2 x x 2 d 3 r
i
2m
tapi 2
x x 2
2 / x ; oleh karena itu
d x i
dt
m * d 3r
x
1
px
m
dimana kita menggunakan pˆ x i / x dan V r , x 0 . Ini adalah
pembuktian yang sesuai dengan hubungan pertama (9.18).
Kemudian kita mulai untuk pembuktian hubungan kedua (9.18), kembali
kita gunakan (9.17) kepada operator p̂ x
d
dt
pˆ x
i ˆ
H, pˆ x
i 2 2
V r ,i
2m x
V,
x
* V * V d 3 r
x x
V
* d 3r
x
V
x
dimana kita menggunakan 2 , / x 0 . Dan Hubungan kedua pers (9.18)
terbukti.
Buku Ajar Fisika Kuantum 84
Soal-Soal Latihan
1. Jika bentuk dominan dalam r , t r 0 bervariasi sebagai r n , berapa
nilai yang dapat dimiliki n dimana integral pada (9.11) jauh diluar permukaan
akan lenyap.
2. Tunjukan bahwa jika r , t yang didefenisikan sebagai
3/ 2
1
r , t p, t d 3 p
e
ip . r /
2
sesuai dengan persamaan Schrödinger, maka p, t akan memenuhi
persamaan
p2 p, t
V r i p , p, t p, t i
2m t
dimana r i p berarti bahwa xi direpleksikan oleh i / p x
BAB X
TEORI GANGGUAN
Pada bagian pertama buku ini kita telah sepakat amemasukan beberapa
operator untuk berbagai jenis problem dalam penentuan fungsi dan nilai eigen.
Penekanan tujuan dalam bab ini khusus kita arahkan untuk mendapatkan solusi
dari masalah nilai eigen (persamaan Schrödinger tak bergantung waktu)
Ĥ 0 u m Em u m
Dalam bab ini kita meninjau efek gangguan kecil Hamiltonian Ĥ 0 terhadap energi
E m dan fungsi eigen u m . Gangguan tersebut muncul karena adanya medan listrik,
medan magnet, atau dari interaksi dengan partikel lain ketika efek ini tidak
termasuk dalam kesetabilan Hamiltonian Ĥ 0 . Mengingat solusi yang didapat dari
persamaan Schrödinger kurang memuaskan, metode gangguan akan didiskusikan
dengan persamaan yang sederhana dalam mekanika kuantum.
1 an1u n (10.5)
n
a E u
n
n
1
n n Hˆ u m E m a n1u n W1u m
n
memberikan
Ek ak1 Hˆ km
Em ak1 W1 km (10.6)
dimana untuk k m menghasilkan
Ĥ km
a k1 (11.7)
Em Ek
Pengambilan k m dalam (10.6) memberikan
W1 Hˆ mm (10.8)
berdasarkan (10.3) dan (10.4b). W1 adalah koreksi orde pertama untuk Em. Kita
masih butuh menghitung a m1 . Ini dapat diselesaikan dengan menambahi koreksi
orde pertama fungsi gelombang u m 1 dinormalisasikan secara keseluruhan
Buku Ajar Fisika Kuantum 87
*
u m a n1u n u m a s1u s dv
n s
W Em Hˆ mm . (10.10b)
2 a n2 u n
n
a E u
n
n
2
n n Hˆ an1u n an2 Em u n W1 1 W2 u m
n n
ak2 Ek an1 Hˆ kn
an2 Em W1 ak1 W2 mk (10.11)
n
pilih k = m maka
W2 a n1 Hˆ mn
W1 a m1
n
a n1 Hˆ mn
a m1 Hˆ mm
W1 am1
n m
Gunakan (10.7) untuk a n1 dan (10.8) untuk W1 , dua bentuk terakhir saling
menghilangkan, sehingga
2
Ĥ mn
W2 (10.12)
nm Em En
Buku Ajar Fisika Kuantum 88
Kembali ke (10.11) untuk kasus k m , gunakan (10.7), (10.8), dan hasil am1 0 ,
memberikan
Hˆ kn
Hˆ nm
Hˆ mm
Hˆ km
a k2
k m n m E m E n E m E k Em Ek 2
Untuk mendapatkan a m2 kita kembali menormalisasi integral (10.9). Penambahan
koreksi orde kedua memberikan
*
2 2
um n an un n an un um s as u s s as u s dv 1
1 2 1 2
2 n
2
1 Hˆ mn
(10.13)
2 n m E m E n 2
Akhirnya, kita mendapatkan 1 dan menulis fungsi eigen dan energi eigen,
dalam bentuk kedua, sebagai
Ĥ km
um uk
k m E m Ek
Hˆ km
2
Hˆ km
Hˆ nm
Hˆ mm
Hˆ km
u k um (10.14)
n m E m E n E m E k E m E k 2
2 E E
2
k m
m k
2
Hˆ mn
W E m Hˆ mm (10.15)
Em En
nm
Perlu dicatat bahwa berdasarkan pada (10.12), koreksi orde kedua cendrung untuk
meningkatkan beda energi Em En . Kenyataan ini sering diekspresikan dalam
fisika argon sebagai level energi yang saling menolak satu sama lainnya.
u n
iEn iE t /
an e
i
a n e iE t / an Hˆ 0 Hˆ u n e iE t /
n n n
n n
*
dimana setelah dilakukan perkalian dengan uk dan pengintegralan, menjadi
a k an Ĥ kn t e i t
i kn
(10.23)
n
dimana kn didefenisikan sebagai
E En
kn k
Sampai sejauh ini analisis kita benar, dan pemecahan pers (10.23)
sangatlah ekuivalen terhadap solusi persamaan Schrödinger. Dengan cara serupa
kita dapat menerapkannya pada sub-bab 10.1, kita perkenalkan “pemasangan“
parameter dengan menulis gangguan sebagai Hˆ sehingga Hamiltonian
menjadi
Hˆ 0 Hˆ t
penjabaran deret pangkat untuk an ditulis sebagai
an an0 an1 2 an2 ...
kemudian disubtitusi pada pers (10.23) menjadi
a n0 a n1 2 a n2 ... an0 an1 2 an2 ...Ĥ kn e i t
i kn
n
jika suku-suku pers diatas dipisahkan berdasarkan pangkat λ yang sama maka kita
akan mendapatkan sukumpulan hubungan
a n0 0
a n0 Hˆ kn t e i
i
a n1
n
knt
a n1 Hˆ kn t e i
i
a n 2 knt
(11.24)
n
...
ans1Hˆ kn t e i
i
a n s knt
n
Buku Ajar Fisika Kuantum 91
Solusi untuk koefesien orde nol adalah a k0 = konstan. a k0 adalah nilai awal
untuk masalah ini. Dan nilainya dipilih
a m0 1
n m
a n0 0
oleh karena itu pada t = 0 sistem dikenal sebagai kepastian untuk menduduki
tingkatan energi E m . Persamaan kedua (10.24) sekarang bereduksi menjadi
a n1 Hˆ kn t e i t
i kn
(10.25)
a k1 t adalah probabilitas menemukan sistem orde pertama dari tingkat m waktu
2
Gangguan Harmonik
Untuk kasus-kasus tertentu kita mempertimbangkan sebuah gangguan
yang berubah-ubah secara sinusoidal terhadap waktu
Hˆ t Hˆ e - it Hˆ e - it
†
(10.26a)
Pembagian Hˆ t kedalam dua bagian akan memastikannya bersifat Hermitian.
Hasil subtitusi Hˆ t kedalam (10.25) dan pengintegralannya adalah
1 i
ak1 t Hˆ km t e i t dt
km
0
km
e i t 1 ˆ e i t 1
km
1 Hˆ km
H mk (10.26b)
km km
karena ak1m
0 0 maka batas bawah integral bernilai nol. Kita batasi diri kita
kedepan untuk kasus dimana mendekati nilai km yaitu Ek Em .
Probabilitas transisi dari tingkat m ke k kemudian adalah
2 1
ˆ sin km t
2
4 H 2
a k1
2 km
(10.27)
2
km 2
dimana tanda (-) digunakan ketika km sedangkan tanda (+) berlaku untuk
ω mk ω . Bentuk perkalian silang antar penyebut km km telah
dihilangkan, untuk kondisi yang menarik, kontribusi km dapat diabaikan.
Suku pertama pers (10.26b) menjadi dominan ketika Ek Em dan Ek Em ~ ,
sedangkan suku kedua dominan ketika Ek Em dan Em Ek ~ . Gangguan
Buku Ajar Fisika Kuantum 92
harmonik ini dapat menyebabkan transisi naik dan turun dari tingkat m ke tingkat
k, dengan beda energi ~ .
Untuk lebih spesifik, kita hitung probabilitas transisi dari m ke tingkat
grup yang mengilustrasikan tentang tingkat k, dimana Ek Em . Misalkan
kerapatan tingkat akhir per-unit km adalah km . Karena km , kita
gunakan tanda (-) pada (10.27) dan mendapatkan
1
sin 2 km t
1
a k1 2 Hˆ km
2
2
2 d (10.28)
2 km km
1
2 km
2
Jika H km bukanlah fungsi yang terlalu berpengaruh pada tingkat akhir k, kita
dapat meletakannya diluar dari tanda integral. Sekarang di dalam integral terdapat
perkalian dua fungsi
1
sin 2 km t
(1) g km , t 2 dan
2
1
2 km
(2) km
Fungsi ini di plot pada gambar 10.1, variable bebasnya km . Interval pada km ,
dimana fungsi
1
sin 2 km t
g km , t 2 (10.29)
2
1
2 km
dapat diapresiasikan, yaitu ~ 2 / t dan dapat mengecil seiring dengan lamanya
waktu pengamatan. Wilayah dibawah fungsi ini adalah
1
sin 2 km t
2 d 2t
1
2 km . (10.30)
2 km
Buku Ajar Fisika Kuantum 93
t2
ρωkm
Sekarang kita pertimbangkan kasus ketika t sudah cukup besar atau 2 / t , lebar
g km , t menjadi jauh lebih kecil dibanding , lebar km . Integral
pers.(10.28) menjadi
1
sin 2 km t
1
km
a k1 2 Hˆ km
2 2 2 d
2 km
1
2 km
2 ˆ 2
2 H km km t (10.31)
dan rata-rata transisi per-unit waktu adalah
ak t
d 1 2
Wmk
dt
2
E E m
2
H km (10.32)
Buku Ajar Fisika Kuantum 94
dimana E adalah kerapatan tingkat akhir yang diekspresikan sebagai fungsi
energi E . Tanda negatif digunakan ketika Ek Em dan begitu pula
untuk suku kedua pers (10.26).
Hasil pers (10.32) tetap konsis dengan penulisan transisi rata-rata dari m
ke k , dimana k adalah tingkat (keadaan) diskrit tidak kontinu
ak t
d 1 2
Wmk
dt
2
E k E m
2
H km (10.33)
Jika Ek Em kita pasang kembali argument fungsi fungsi oleh
Ek Em . Dalam penulisan (10.33), kita gunakan kenyataan bahwa untuk
waktu t yang cukup lama, sin 2 xt / 2 / x / 2 2t x ketika pers (10.32)
2
berlaku maka transisi dari tingkat tunggal m ke tingkat kontinu k terjadi. Jika
Tingkat akhir k adalah tunggal dan bukan ruang kontinu, kita perlu kembali ke
pers (10.27).
Cn n (10.38)
n
dengan menggunakan
n m nm
Buku Ajar Fisika Kuantum 96
kita ambil dari (10.38)
Cn u n r , t d 3 r n
*
(10.39)
Nilai harapan untuk nilai A yang dapat diamati diberikan oleh (9.13) sebagai
A * Aˆ d 3 r Aˆ
(10.40)
dimana, dengan menggunakan (2.32b), dapat ditulis
A m m Aˆ n n
n m
C m* C n Amn (10.41)
n m
Persamaan (10.41) berlaku untuk keseluruhan atom tunggal terisolasi (atau disebut
atom). Pada kebanyakan sistem riil, pengamatan dilakukan meliputi jumlah atom
identik yang sangat banyak. Dalam kasus sistem seperti ini, pengukuran secara
kuantitas tidaklah memakai A tetapi dengan nilai rata-rata A untuk
keseluruhan partikel yang sama. Kita tandai rata-rata ini dengan garis diatas
variabel yang berpengaruh.
A C m* C n Amn (10.42)
n m
tr A (10.45)
pendefenisian perkalian matriks nm dapat ditampilkan secara formal sebagai
operator element matrik nm
ˆ (10.46)
dimana merujuk sebagai operator kerapatan. Perlu kita catat bahwa menurut
(10.43), nm * nm , oleh karena itu ̂ adalah Hermitian. Akan lebih
menguntungkan apabila kita menggunakan persamaan differensial untuk
mendapatkan ̂ t
ˆ
(10.47a)
t
kita dapat tulis kembali (10.37) sebagai
Buku Ajar Fisika Kuantum 97
1
Ĥ (10.47b)
i
Menggunakan sifat Hermitian Ĥ , kita tulis1
1
Ĥ (10.47c)
i
subtitusi kedua sifat diatas pada (10.47a) memberikan
ˆ 1 ˆ 1
H Hˆ
t i i
1
i
Ĥ ,
Menggunakan (10.46)
ˆ 1 ˆ
t i
H , ˆ (10.48)
nm 1 ˆ
t
i
H , ˆ nm + bentuk relaksasi (10.49)
Bentuk relaksasi secara pendekatan ditambahkan untuk menghitung berbagai
aspek permasalahan. Beberapa contoh aplikasi semacam ini akan ditemukan pada
saat menggambarkan absorpsi dan disperse gelombang eletromagnetik dalam
media atomik.
Buku Ajar Fisika Kuantum 98
Soal-Soal Latihan
1. Berdasarkan pada pers (10.27) atau gambar 10.1. Suatu transisi dapat
menempati ruang medan osilasi eletrik dengan frekuensi sudut ω antara dua
keadaan k dan m dimana Ek Em . Perbedaan energi δ dapat sebesar
2 / t dimana t adalah waktu pengamatan.
Apakah hasil ini melanggar hukum kekekalan energi? Dan apakah ini
konsisten dengan hubungan prinsip ketidakpasitian pengukuran waktu dan
energi?
2. Bedasarkan polarisasi lingkaran medan alektrik
E x E0 cost
E y E0 sin t
berinteraksi dengan tingkat dasar atom hidrogenik n, l , m 0 dan
menyebabkan trasisi induksi ke tingkat n, l , m 0 .
Hubungan seperti apa yang diperlukan untuk transisi antara n’,l’,m’ dan n,l,m
ketika :
(a) En En
(b) En En
3. Sama seperti soal no 2, tapi polarisasi lingkaran sekarang menjadi
kebalikannya, yaitu
E x E0 cost
E y E0 sin t
4. Sama seperti soal no 2, tapi yang berlaku sekarang adalah polarisasi linier
dengan arah z, yaitu
E zˆE0 cost
5. (a) Perlihatkan bahwa kita dapat membentuk polarisasi linier medan listrik,
katakanlah
E xˆE0 cost
terhadap dua polarisasi lingkaran medan listrik yang saling berlawanan
pada bidang x y
(b) Hukum apa yang berlaku pada hubungan antara n,l,m dan n‟,l‟,m‟ untuk
transisi penempatan ruang tingkat n, l , m ke tingkat n, l , m .
Buku Ajar Fisika Kuantum 99
DAFTAR PUSTAKA
Arfken, G., 1985, Mathematical Methods for Physicists, third edition, Academic
Press, Inc., New York.
Beiser, A., 1992, Konsep Fisika Modern, edisi-3, terjemahan The Houw Liong,
Erlangga, Jakarta.
Flugge, S., 1974, Practical Quantum Mechanics, 2 jilid, Springer Verlag, New
York.
Gasiorowicz, S., 1974, Quantum Physics, John Wiley & Sons, New York, USA.
Goswami, A., 1992, Quantum Mechanics, Wm. C. Brown Pulisher, United States
of America.
Haken, H. dan H. C. Wolf, 1984, Atomic and Quantum Physics (An Introduction
to the Fundamentals of Experiment and Theory), terjemahan oleh W. D.
Brewer, Springer Verlag, New York.