Anda di halaman 1dari 37

MODUL 6 KB 4

DAR 2/Profesional/184/024/2018

PENDALAMAN MATERI FISIKA

MODUL 6 KB 4 : FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS

Penulis : Dr. Ign. Edi Santosa, M.Si.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

2018
-
DAFTAR ISI

A. Pendahuluan 1
B. Capaian pembelajaran 1
C. Petunjuk pemakaian 1
D. Materi pembelajaran 2
1 Tenaga ikat inti 2
2 Kestabilan inti 12
3 Reaksi inti 18
4 Proteksi radiasi 28
E. Rangkuman

- iv -
- v-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 24: Fisika Inti dan Radioaktivitas

A. PENDAHULUAN

Modul Fisika Inti dan Radioaktvitas ditujukan agar mahasiswa menguasai


konsep-konsep dalam Fisika Inti secara mendalam. Materi yang dipelajari
meliputi ekeperimen hamburan sinar alpha yang menjadi dasar penemuan inti,
tenaga ikat inti, kestabilan inti, reaksi inti dan proteksi radiasi. Selain penjelasan,
modul ini juga disertai dengan video agar para mahasiswa dapat langsung melihat
fenomenanya. Untuk mendalami materi contoh soal juga diberikan di bagian
materi ajar. Selanjutnya mahasiswa dapat berlatih soal secara mandiri melalui
bagian tes formatif. Acuan yang diberikan di bagian belakang ditujukan bagi
mahasiswa yang akan mempelajari materi ini lebih lanjut.

Modul ini erat hubungannya dengan modul Teori Atom, dan Teori
Relativitas Khusus. Untuk itu para mahasiswa perlu mempelajari modul-modul
tersebut terlebih dahulu. Pada bagian akhir modul ini juga diseertakan Test
Sumatif, yang juga meliputi materi dalam modul-modul tersebut.

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN

Menguasai konsep-konsep teoretis fisika modern (kuantum) secara mendalam


dengan sub capaian pembelajaran
1. menguasai peristiwa hamburan sinar alpha dengan benar
2. menguasai konsep tenaga ikat inti dengan benar
3. menguasai konsep kestabilan inti dengan benar
4. menguasai reaksi inti dengan benar
5. memahami proteksi radiasi dengan benar

C. PETUNJUK PENGGUNAAN

1. Materi dalam modul ini dibagi dalam empat topik yaitu hamburan partikel
alpha, tenaga ikat inti, kestabilan inti dan reaksi inti, serta proteksi radiasi.
2. Untuk dapat memahami materi pada setiap topik, mahasiswa perlu

- 1-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 24: Fisika Inti dan Radioaktivitas

- mempelajari bahan yang disediakan dalam “buku ajar” yang berupa


uraian materi dan contoh soal
- mendalami materi dalam video yang disediakan
3. Mahasiswa dapat lebih mendalami dan memperkaya materi dari sumber
pustaka / acuan yang digunakan
4. Mahasiswa perlu mengerjakan tes formatif di bagian akhir modul untuk
mengetahui tingkat pemahaman.
5. Pada bagian akhir juga disediakan tes sumatif yang meliputi bahan pada
modul 21, 22, 23 dan 24.

D. MATERI PEMBELAJARAN

1. Tenaga Ikat Inti

1.1. Perkembangan fisika inti


Selamat datang di bagian awal materi fisika inti. Apa yang anda
bayangkan ketika mendengar kata fisika inti. Mungkin anda lebih kenal dengan
fisika nuklir. Mungkin kita langsung teringat dengan bom nuklir, pusat listrik
tenaga nuklir (PLTN). Mungkin juga langsung terlintas di benak kita bagaimana
sebenarnya PLTN tersebut bekerja, apa bahayanya,. Memang benar hal-hal
tersebut terkait dengan fisika inti atau yang juga dikenal sebagai fisika nuklir.
Sebetulnya tak ada masalah apakah kita menggunakan fisika inti atau fisika
nuklir. Tetapi selanjutnya kita akan menggunakan fisika inti. Untuk mengetahui
dan memahami hal-hal yang terkait dengan inti, kita akan mulai dengan
mempelajari ulang perkembangan bidang fisika inti terlebih dahulu.
Radioaktivitas pertama kali diamati oleh Becquerel. Dia meletakan
uranium pada pelat foto yang belum diproses. Ketika pelat foto tersebut diproses
dia melihat adanya citra / gambar. Dari mana datangnya ini? Biasanya citra foto
terbentuk bila pelat film disinari. Karena itu dia memandang bahwa uraniumnya
memancarkan sinar khusus. Kejadian ini menjadi tonggak pertama fisika inti.
Tonggak berikut dilanjutkan oleh dengan Piere Curie, Marie Curie yang berhasil

- 2-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 24: Fisika Inti dan Radioaktivitas

mengisolasi zat radioaktif yang kemudian dinamai Polonium, yang mengacu pada
tanah kelahiran Marie Curie yaitu Polandia. Pada tahun 1905, Einstein
menyatakan adanya kaitan massa dan tenaga. Hubungan ini nanti diterapkan pada
inti atom untuk mendapatkan tenaga yang sangat besar. Daftar ini dapat
dilanjutkan dengan penemuan inti atom oleh Rutherford pada tahun 1911. Melalui
percobaan hamburan partikel alpha, Rutherford menunjukkan adanya inti atom.
Pengamatan terhadap sinar radioaktif dapat berkembang karena
ditemukannya perangkat deteksinya seperti kamar kabut Wilson dan tabung
Geiger Muller. Selain itu penelitian selanjutnya bahkan dapat menemukan
penyusun inti yaitu proton dan neutron. Reaksi pembelahan inti dipraktekan oleh
Hahn dan Strassmann pada tahun 1939. Melalui proses pembelahan ini diperoleh
tenaga yang sangat besar. Hal ini kemudian diterapkan untuk tujuan
memenangkan perang dengan pembuatan bom nuklir. Sebuah bom yang maha
dahsyat, karena besarnya tenaga yang luar biasa, sehingga menghancurkan sebuah
kota. Penerapan pembelahan inti untuk maksud damai ditunjukkan dalam
pembangkit listrik tenaga nuklir. Perkembangan ini dirangkum di bagian bawah.

1. 1896 H.A Becquerel : menemukan radiokativitas


2. 1898 Piere Curie, Marie Curie : isolasi Radium
3. 1905 Einstein : ekuivalensi massa dan tenaga
4. 1911 Rutherford : penemuan inti atom
5. 1912 Wilson : kamar kabut: jejak sinar radioaktif
6. 1919 Rutherford : transmutasi
7. 1928 Geiger dan Muller : tabung GM: deteksi radiasi
8. 1931 Van de Graaff : accelerator elektrostatik
9. 1932 Chadwick : penemuan neutron
10. 1932 Heisenberg : inti terdiri dari proton dan neutron
11. 1939 Hahn dan Strassmann : penemuan fisi inti
12. 1942 Fermi et al. : reaktor nuklir pertama
13. 1945 : Bom nuklir

- 3-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 24: Fisika Inti dan Radioaktivitas

1.2. Eksperimen hamburan sinar alpha


Kita sudah membicarakan tentang inti pada modul sebelumnya. Mari kita
lihat sebentar tentang penemuan inti. Seperti yang sudah dibahas di modul 23
Teori Atom, pada tahun 1911, Rutherford bersama Geiger dan Marsden
melakukan eksperimen hamburan sinar alpha. Peralatan yang digunakan meliputi
sumber radioaktif pemancar sinar alpha, keping tipis emas, detektor alpha.
Sumber radioaktif memancarkan sinar alpha. Setelah melalui kolimator sinar
alpha akan terarah ke keping tipis emas. Untuk mengetahui keberadaan sinar
alpha digunakan detektor sintilator. Hasil pengamatannya sangat mengejutkan,
karena ternyata sinar alpha terdeteksi di berbagai tempat, tidak hanya persis pada
arah sinar datang. Bahkan sinar alpha juga terdeteksi berbalik arah.

Bagaimana hal itu dapat dijelaskan? Kalau kita memandang atom seperti roti
kismis, ingat modelnya Thomson, maka kita akan mendapatkan partikel alpha
hanya pada satu tempat saja, sesuai arah sinar alpha datang. Hal ini dapat kita
bayangkan seperti peluru yang ditembakan pada selembar kertas. Tetapi
kenyataannya tidak demikian. Mengapa demikian? Sinar alpha sesungguhnya
adalah inti Helium, sehingga massanya besar sekali, jauh lebih besar dari massa
elektron. Selain itu sebagai inti helium, partikel alpha ini bermuatan positip.
Karena itu Rutherford memandang bahwa muatan positip di dalam atom dan
sebagian besar massa atom mengumpul di inti atom. Inti inilah yang
menghamburkan partikel alpha. Dari hasil eksperimen tersebut selanjutnya
Rutherford menyatakan model atomnya sebagai berikut

Atom terdiri dari inti yang dengan muatan + Ze

dan elektron dengan muatan -Ze yang mengelilingi inti

Model ini sudah lebih baik dari model sebelumnya yang telah dikemukakan oleh
Thomson. Kita tidak akan membicarakan model atom ini lebih lanjut di sini. Hal
ini sudah dibahas dalam modul khusus Teori Atom. Sekarang kita akan lebih
mendalami hal yang terkait langsung dengan inti.

- 4-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 24: Fisika Inti dan Radioaktivitas

Proses hamburan sinar alpha oleh inti atom ditunjukkan pada gambar 1.1.
Partikel alpha dengan tenaga kinetik K datang mendekati inti dengan parameter b.
Karena inti bermuatan positip dan partikel alpha juga bermuatan positip, maka
partikel alpha akan megalami gaya tolak. Besarnya tolakan akan tergantung pada
jarak antara partikel alpha dan inti. Semakin jauh dari inti (semakin besar nilai b)
gaya tolak semakin kecil. Dari analisa gaya interaksi ini didapatkan bahwa
partikel alpha akan dihamburkan dengan sudut yang nilainya mengikuti
persmaan

 4  o K
cot  b (1.1)
2 Z e2

dengan : permitivitas
e : muatan elektron


b

Inti atom
Gambar 1.1. Hamburan partikel alpha oleh inti atom

Dari hamburan ini dapat diperkirakan ukuran inti dengan menghitung jarak
pendekatan terpendek. Dari analisa parameter hamburan didapatkan bahwa jarak
ini untuk atom emas adalah

R  3 10 14 m

- 5-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 24: Fisika Inti dan Radioaktivitas

Jari-jari inti atom tergantung jenis atomnya. Inti dengan nomor massa A
mempunyai jari-jari sebesar

R Ro A1 / 3 (1.2)

dengan nilai

Ro  1,2 x 10 15 m (1.3)

1.3. Tenaga ikat inti


Seperti sudah disampaikan di depan, model atom Rutherford menyebutkan
muatan inti sebesar +Ze. Penelitian-penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa
inti mempunyai bagian yang lebih kecil yaitu proton dan neutron. Proton
bermuatan +e, sedang neutron tidak bermuatan. Notasi untuk sebuah inti X adalah
sebagai berikut

𝐴
𝑍𝑋 (1.4)

atau lebih lengkap menjadi

𝐴
𝑍𝑋𝑁 (1.5)

dengan

X: nama unsur

A: nomor massa

Z: nomor atom=jumlah proton

N: jumlah neutron

dan jumlah nukleon sebanyak

A=Z+N (1.6)

- 6-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 24: Fisika Inti dan Radioaktivitas

Contoh untuk inti oksgen dltuliskan

18
8O berarti A=18

Z=8

N = 10

Beberapa kekhususan dari inti

1. Isotop

Inti-inti yang memiliki jumlah proton (Z) sama, tetapi jumlah


neutronnya (N) berbeda

1
Isotop hidrogen 1 H : hidrogen

2 2
1 H : 1d : deuterium

3
1 H : tritium

Ketiganya mempunyai 1 buah proton

Isotop karbon dengan 6 buah proton

12 13 14
6C 6C 6C

Isotop oksigen dengan 8 buah proton:

16 17
8O8, 8O9, dan 188O10

2. Isotone:

Inti-inti yang memiliki jumlah neutron (N) sama tetapi dengan A dan Z
berbeda

- 7-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 24: Fisika Inti dan Radioaktivitas

Isotone dengn N=10:

17 18
7N10, 8O10, dan 199F10

3. Isobar:

Inti-inti yang memiliki A sama, tetapi Z dan N berbeda

Isobar dengan A=18 :

18 18
7N11, 8O10, dan 189F9

Partikel penyusun inti memiliki nilai besaran seperti massa, muatan dan spin.

Massa dinyatakan dalam satuan amu (atomic mass units) atau u dengan nilai

1
1 𝑎𝑚𝑢 = 12 ( 𝑀 12𝐶 ) = 1,6605 × 10−27 𝑘𝑔

Nilai massa, muatan dan spin untuk proton, neutron dan elektron disajikan dalam
tabel 1 sebagai berikut

Tabel 1. Muatan, massa dan spin penyusun atom

Muatan massa (u) spin (h/2)

Proton e 1,007276 ½

Neutron 0 1,008665 ½

Elektron -e 0,000549 ½

dengan besar muatan e = 1,6022 x 10-19 C

Tenaga ikat (BE) suatu inti X


A
Z XN

- 8-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 24: Fisika Inti dan Radioaktivitas

Inti tersebut bermassa Minti dan terdiri dari Z proton masing-masing bermassa mp
dan N neutron masing-masing bermassa mn. Kalau kita perhatikan baik-baik inti
terdiri dari beberapa muatan positip. Bagaimana mungkin mereka tidak tersebar
karena saling tolak menolak? Semua penyusun inti diikat dengan tenaga ikat
(Binding Energy BE). Besarnya tenaga ikat inti (BE) sama dengan selisih antara
massa inti M dengan massa Z proton dan massa N neutron mengikuti persamaan

𝐵𝐸 = ( 𝑍 𝑚𝑝 + 𝑁 𝑚𝑛 − 𝑀𝑖𝑛𝑡𝑖 )𝑐 2 (1.7)

Seperti yang sudah kita pelajari pada modul Teori Relativitas Khusus, terdapat
ekuivalensi massa dengan tenaga mengikuti

E = m c2 (1.8)

untuk m=1u

tenaganya 𝐸 = 1,6605 × 10−27 𝑘𝑔 × (3 × 108 𝑚/𝑠)2


𝐸 = 1,6605 × 10−27 𝑘𝑔 × (3 × 108 𝑚/𝑠)2

𝐸 = 14,9445 × 10−11 𝐽𝑜𝑢𝑙𝑒

E = 931,502 M eV

Konversi massa dengan tenaga menjadi

1 u = 931,5 MeV/c2 (1.9)

Massa inti juga dapat dinyatakan dalam massa atom X mengikuti persamaan

Minti = Matom AX - Z me (1.10)

dengan: Matom AX : massa atom

me : massa elektron

- 9-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 24: Fisika Inti dan Radioaktivitas

Kita masukkan persamaan (1.10) ke dalam persamaan (1. 7) menghasilkan

BE = { Z mp + N mn – [ Matom AX - Z me ] } c2 (1.11)

Dengan mengelompokkan

{ Z mp + Z me } = Z Matom (1H)

persamaan (1.11) akan menjadi

BE = { Z Matom (1H) + N mn – Matom AX } c2 (1.12)

Contoh soal 1

Diketahui m(1H) = 1,007825037 u

m(2H) = 2,014101789 u

m (n) = 1,008666258 u

maka tenaga ikat proton dan neutron membentuk inti deuterium adalah

BE = [m(1H) + m(n) – m(2H)] c2

= [2,389506 x 10-3 u ] [931,5 MeV/ u]

= 2,225 MeV

Contoh soal 2

Hitunglah massa dari 3 proton dan 3 neutron yang membentuk

a. 6 buah nukleon yang terpisah

b. 1 inti 4He dan 1 inti 2H

c. 1 inti 6Li

- 10 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 24: Fisika Inti dan Radioaktivitas

Bila massa

massa 4He = 4,003873 u massa 2H = 2,014735 u

massa 6Li = 6,017021 u massa neutron = 1,008982 u

massa 1H = 1,008142 u

Maka massa untuk soal di atas adalah

a. massa 6 buah nukleon yang terpisah

3 x 1,008142 u + 3 x 1,008982 u = 6,051372 u

b. massa 1 inti 4He dan 1 inti 2H

4,003873 u + 2,014735 u = 6,018608 u

c. massa 1 inti 6Li = 6,017021 u

inti 6Li paling stabil

untuk mengubah 6Li menjadi 1 inti 4He dan 1 inti 2H diperlukan tenaga

E = ( 6,018608 u – 6,017021 u ) c2

= (0,00159 u ) (931,5 MeV/ u)

E= 1,48 MeV

Anda juga dapat mengikuti pembahasan di atas melalui video 1 di bawah.


Jalankan video ini dengan mengklik ikon di bawah.

Video 1. Inti atom

- 11 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 24: Fisika Inti dan Radioaktivitas

2. Kestabilan Inti
Pada bagian di depan kita sudah membahas penyusun inti dan tenaga yang
mengikatnya. Sekarang kita akan melanjutkannya dengan bagaimana proporsi
penyusun inti akan mempengaruhi sifat inti itu sendiri. Hal ini ditunjukkan dalam
gambar 2.1. Gambar tersebut menunjukkan inti-inti yang stabil. Inti yang stabil
berada pada garis kestabilan. Pada inti yang kecil, garis ini mendekati garis lurus
Z=N. Inti yang tidak stabil berada di area shading, di atas / di bawah garis
kestabilan. Pada kondisi ini inti yang tidak stabil dikarenakan kelebihan proton
atau kelebihan neutron. Agar menjadi inti yang stabil diperlukan konversi proton
menjadi neutron atau sebaliknya.

Inti yang tidak stabil akan meluruh dengan memancarkan sinar radioaktif
yang meliputi:

a. Sinar alpha: - merupakan inti helium 4


2 He
- partikel bermuatan positip
- jangkauan pendek
b. Sinar beta: - elektron
- partikel bermuatan negatif
- jangkauan sedang
c. Sinar gamma: - gelombang elektromagnetik, tenaga tinggi
- jangkauan jauh

Laju peluruhan radioaktif


sebanding dengan cacah inti radioaktif (N)
dan kebolehjadian inti akan meluruh tiap satuan waktu ()
dapat dituliskan menjadi
dN
  N (2.1)
dt

tanda minus menunjukkan bahwa nilai N akan berkurang.

- 12 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 24: Fisika Inti dan Radioaktivitas

Kestabilan inti stabil


tak stabil
Z
100 Kaya
proton

80

60 N=Z

40
Kaya
neutron
20

20 40 60 80 100 120 N

Gambar 2.1. garis kestabilan inti

Persamaan (2.1) dapat diselesaikan sebagai berikut

dN
  dt
N
N t
dN
 N     dt
N0 0
(2.2)
ln N  ln N 0   t
N
ln   t
N0

Akhirnya akan didapatkan

- 13 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 24: Fisika Inti dan Radioaktivitas

 e t
N
(2.3)
N0

atau

N  N 0e  t (2.4)

dengan

N0 adalah cacah inti pada saat t=0

Persamaan (2.4) dapat ditunjukkan dengan gambar 2.2. Dari gambar 2.2,
terlihat suatu gejala yang istimewa yaitu bahwa waktu untuk menjadi separuh
jumlah sebelumnya ternyata tetap. Hal ini tidak tergantung pada jumlah
absolutnya. Waktu paro T1/2 menunjukkan selang waktu yang diperlukan
untuk meluruh agar cacahnya menjadi separo cacah semula dari N0 menjadi
N0/2.

6
cacah ( N )

0
0 5 10 15 20 25

Waktuinti tidak stabil


Gambar 2.2. Peluruhan

- 14 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 24: Fisika Inti dan Radioaktivitas

Untuk T1/2 berlaku

N  N 0e  t
(2.5)
N0   T1 / 2
 N 0e
2

atau

1   T1 / 2
e
2
(2.6)
 T1 / 2  ln 2  0,693

Sehingga didapatkan

ln 2
T1 / 2  (2.7)

Sedang waktu hidup rata-rata  mengikuti

1
 (2.8)

Contoh soal 3

Tentukan waktu hidup rata-rata radon jika diketahui waktu parohnya adalah

T1/2 = 3,83 hari

ln 2 0,693
 
T1 / 2 3,83 hari
  2,09 10  6 s  1

- 15 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 24: Fisika Inti dan Radioaktivitas

1
  0,48  10 6 s

T1 / 2
atau   5,527 hari
0,693

Aktivitas (A) menunjukkan laju peluruhan tiap detik. Atau dapat dituliskan
dN
Aktivitas  N (2.9)
dt

Aktivitas pada saat t=0 mengikuti persamaan

A0   N0 (2.10)
Sedang aktivitas pada saat t menjadi

A  A0e  t (2.11)

Satuan aktivitas adalah


1 becquerel : 1 Bq : 1 peluruhan tiap detik
1 curie : 1 Ci : 3,7 x 1010 peluruhan tiap detik
: 3,7 x 1010 Bq
Anda juga dapat mengikuti proses peluruhan alpha dan peluruhan beta dengan
memperhatikan video 2 dan video 3 di bawah. Jalankan video ini dengan
mengklik ikon di bawah. Anda juga dapat mendownload pada website: PHET.
https://phet.colorado.edu/in/simulation/legacy/alpha-decay
https://phet.colorado.edu/in/simulation/legacy/beta-decay

Video 2. Peluruhan alpha

- 16 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 24: Fisika Inti dan Radioaktivitas

Video 3. Peluruhan beta

3. Reaksi Inti
Kita sudah mempelajari bahwa inti yang tidak stabil akan meluruh dan
memancarkan sinar radioaktif. Pada waktu membahas penemuan inti, sebetulnya
kita sudah menggunakan konsep inti yaitu Rutherford menggunakan inti Helium
untuk menembaki inti emas. Secara tidak langsung sebetulnya kita sudah
memasuki wilayah interaksi inti dengan inti. Apa yang sudah kita dapatkan?
Ternyata inti atom emas mempengaruhi lintasan inti helum (sinar alpha). Apakah
interaksi inti hanya demikian? Mari kita lanjutkan belajar tentang reaksi yang
terjadi di dalam inti.

Seperti halnya pada percobaan Rutherford, inti dapat ditembaki dengan


proton, neutron dan lainnya. Secara umum ketika sebuah inti X ditembaki dengan
partikel a akan dihasilkan inti baru Y dan partikel lain b. Hal ini dinyatakan dalam
diagram berikut

a XYb (3.1)

Persmaan (3.1) dapat dituliskan sebagai

X (a,b)Y (3.2)

Sebagai contoh pada tahun 1919 Rutherford membombadir nitrogen dengan sinar
 mengikuti

7 N ( ,
14
p ) 178O

- 17 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 24: Fisika Inti dan Radioaktivitas

Pada tahun 1930 Cockroft dan Walton menggunakan proton yang dipercepat
dalam reaksi

p  73Li  24He  

dapat dituliskan

7
3 Li ( p ,  ) 24He

Seperti contoh-contoh di depan, terdapat berbagai tipe reaksi inti.


Berdasarkan proyektil dan partikel yang dihasilkan dikenal adanya
1. Hamburan
proyektil sama dengan partikel yang teramati keluar

2. a. Pickup reaction

proyektil mendapat tambahan nukleon dari target

16 2 3 15
8 O ( 1H, 1H ) 8 O

b. Stripping reaction

proyektil kehilangan nukleon

16 4 2 18
8 O ( 2 He, 1H ) 9 F

3. Compound reaction

proyektil dan target membentuk inti majemuk yang disusul dengan


peluruhan

63
p  29 Cu  64 
30 Zn
*

- 18 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 24: Fisika Inti dan Radioaktivitas

selanjutnya
6430 Zn*  3063Zn01n
62
 30 Zn  01n  01n

62
 29 Cu  01n  p

Pada reaksi inti berlaku hukum kekekalan berikut

1. Hukum kekekalan tenaga

2. Hukum kekekalan momentum linear

3. Hukum kekekalan jumlah nukleon (jumlah proton dan neutron)

4. Hukum kekekalan momentum angular

5. Hukum kekekalan paritas

Nilai Q pada reaksi inti

Pada reaksi inti berlaku hukum kekekalan tenaga. Untuk reaksi

a XYb

seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.1 berlaku

M X c 2  TX  ma c 2  Ta  M Y c 2  TY  mb c 2  Tb (3.3)

Didefinisikan nilai Q sebagai selisih tenaga diam awal dengan tenaga diam akhir

Q  (m X c 2  ma c 2 )  (mY c 2  mb c 2 )
(3.4)
Q  ( M X  ma  M Y  mb ) c 2

- 19 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 24: Fisika Inti dan Radioaktivitas


a X
Y

Gambar 3.1. reaksi inti

Nilai Q juga dapat dinyatakan sebagai selisih tenaga kinetik akhir dengan tanaga
kinetik awal
Q  TY  Tb  TX  Ta (3.5)

Nilai Q dapat bernilai positip maupun negatip

Q  0 disebut exoergic
untuk mawal  makhir
atau Takhir  Tawal

Q  0 disebut endoergic
untuk mawal  makhir
atau Takhir  Tawal

Perhatikan massa diam masing-masing adalah ma , MX,, mb , MY. Untuk target yang
diam maka kecepatan masing-masing menjadi va , vX= 0, vb , vY

Pada kondisi ini kita dapatkan nilai Q sebesar

Q  TY  Tb  Ta (3.6)

- 20 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 24: Fisika Inti dan Radioaktivitas

Hukum Kekekalan momentum akan memberikan

(3.7)
2ma Ta  2mb Tb cos   2M Y TY cos 

Selanjutnya akan diperoleh


(3.8)
 m   m  2 ma mb Ta Tb
Q  Tb 1  b   Ta 1  a   cos 
 MY   MY  MY

1.Untuk reaksi exoergic (Q >0)

bila proyektil dengan tenaga sangat rendah, neutron termal, dapat


dinyatakan

Ta  0

sehingga
m  MY
Q  Tb b
MY

2.Untuk reaksi endoergic

Pada reaksi ini diperlukan tenaga sebesar –Q. Tenaga minimum proyektil
(Ttreshold) agar reaksi dapat terjadi mengikuti

m MX 
(Ta )treshold   Q  a 
 MX 

Contoh soal 4: reaksi inti

a. Tentukan partikel/inti X yang belum diketahui dalam reaksi berikut

3 Li ( d ,  ) X
6

- 21 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 24: Fisika Inti dan Radioaktivitas

6
3 Li  21d  X  24He

sehingga yang memenuhi


X adalah 24He atau 

b. Tentukan partikel/inti X yang belum diketahui dalam reaksi berikut

122
52Te ( x , d ) 124
53I

Yang memenuhi adalah

4
2x  122 124 2
52Te  53 I  1d

Sehingga X adalah partikel alpha

c. Tentukan nilai Q dalam reaksi berikut


14
7N (  , p ) 178O

bila diketahui massa masing-masing sebagai berikut

m(14
7 N )  14,0031 u m (  ),  4,002603 u
m( p)  1,007825 u m(178O)  16,9994 u
jawab
Q  [m (14 17
7 N )  m  m( 8 O)  m p ] c
2

Q  [14,0031 u  4,002603 u  16,9994 u  1,007825 u ]  931,5MeV / u


Q  1,418 MeV

- 22 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 24: Fisika Inti dan Radioaktivitas

Contoh soal 5:

Pada reaksi berikut diketahui nilai Q = -3,9 MeV, tentukan tenaga


neutron terendah yang memungkinkan terjadinya reaksi tersebut

19
F ( n , p) 19O

m  MX 
(Ta ) treshold   Q  a 
 M X 
 mn  M (19F ) 
(Tn ) treshold   Q  19


 M ( F ) 
 1  19 
(Tn ) treshold  3,9 MeV    4,105 MeV
 19 

Reaksi Fisi

Pada tahun 1939 Hahn dan Strassmann membombardir uranium dengan


neutron. Reaksi ini menghasilkan inti barium. Dari eksperimen ini diketahui
bahwa

inti berat terbelah menjadi dua bagian

ada pelepasan tenaga yang sangat besar

ada pancaran neutron yang dapat menginduksi pembelahan lain

Reaksi pembelahan ini disebut sebagai reaksi fisi.

Contoh reaksi fisi

n  235U  236U * 147La  87Br  2n

1 235
0 n  92 U  236 * 143 90 1
92 U  56 Ba  36 Kr  3 0 n

- 23 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 24: Fisika Inti dan Radioaktivitas

Proses reaksi fisi dilukiskan pada gambar 3.2

ditumbuk
oleh neutron
termal bertenaga
beberapa eV

U-236
neutron Inti
termal majemuk
tidak fisi
stabil

Gambar 3.2. reaksi fisi.

Tenaga dalam proses fisi


Perubahan tenaga ikat yang terjadi pada pembelahan adalah 0,9 MeV tiap
235
nukleon. Untuk U perubahan tenaga ikatnya sebesar 212 MeV. Tenaga yang
besar ini dapat digunakan pada pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Pada
PLTN reaksi fisi dapat terjadi secara terus menerus, karena reaksi berantai.

Pembelahan inti karena diinduksi dengan neutron dapat berlangsung terus


menerus bila untuk setiap neutron yang datang menginduksi secara rata-rata
dihasilkan satu neutron baru. Hal ini tergantung pada kesetimbangan proses
1. Pembelahan inti uranium yang memancarkan lebih banyak neutron
daripada yang ditangkap
2. Penangkapan neutron oleh inti, tanpa pembelahan
3. Penangkapan neutron oleh material lain: moderator
4. Neutron yang lolos keluar

- 24 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 24: Fisika Inti dan Radioaktivitas

Jumlah neutron dalam reaksi berantai dinyatakan dengan faktor multiplikasi


neutron ( k ) yaitu ratio cacah neutron pada satu generasi dengan cacah neutron
generasi sebelumnya

Nilai faktor multiplikasi akan mempengaruhi operasi reaktor

k<1 : reaktor sub kritis, reaksi berantai berhenti

k=1 : reaktor kritis, keadaan steady state

k>1 : reaktor superkritis reaksi berantai divergen, seperti pada bom fisi

Reaksi fisi ini digambarkan dalam video 4 di bawah ini. Silahkan diamati dengan
baik

Video 4. Reaksi fisi

Reaksi Fusi

Berbeda dengan reaksi fisi, pada reaksi fusi terjadi penggabungan inti. Jika
inti-inti ringan bergabung pada reaksi fusi menjadi inti yang lebih berat akan
dihasilkan tenaga yang dipancarkan tiap satuan massa (u) sekitar 1 MeV. Inti
bermuatan, sehingga diperlukan tenaga kinetik awal untuk memperbesar
probabilitas penetrasi pada penghalang Coulomb. Hal ini dapat dipenuhi misalnya
dengan memanaskan reaktan.

Contoh reaksi fusi dan tenaga yang dihasilkan adalah

.
reaksi tenaga (MeV)

1 H  1H  2 He  
1 2 3
5,49

- 25 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 24: Fisika Inti dan Radioaktivitas

2
1H  13H  24He  n 17,59

2
1H  12H  13H 11H 4,03

Fusi deuterium dan tritium.menghasilkan tenaga sebesar 17.6 MeV. Proses ini
memerlukan suhu 40 million Kelvin untuk mengatasi penghalang Coulomb.
Proses ini diperlihatkan pada gambar 3.3.

FUSI

Gambar 3.3 Reaksi Fusi

Reaksi fisi dan reaksi fusi digunakan untuk menghasilkan tenaga seperti yang
dapat anda lihat pada video 5 di bawah ini. Silahkan diamati dengan baik

Video 5. Tenaga dari reaksi inti

- 26 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 24: Fisika Inti dan Radioaktivitas

4. Proteksi Radiasi
Radiasi galombang elektromagnetik ada di sekitar kita berupa gelombang
radio, microwave, sinar infra merah, sinar tampak, sinar ultraviolet, sinar X, sinar
gamma. Frekuensi radiasinya bernilai antara 106 Hz sampai 1020 Hz, atau tenaga
satu fotonnya antara 10-9 eV sampai 106 eV. Jenis dan besaran terkait radiasi ini
dapat dilihat pada gambar 4.1.

Dalam pembahasan modul Kuantisasi-Fenomena Kuantum dan modul


Teori Atom, kita sudah mempelajari bahwa radiasi dapat berinteraksi dengan
materi. Pada efek fotolistrik cahaya dapat melepaskan elektron dari permukaan
logam. Cahaya dapat mengeksitasi dan bahkan mengionisasi atom. Sehingga atom
yang semula netral akan berubah menjadi ion yang bermuatan.

Kemampuan radiasi berinteraksi dengan materi tergantung pada


tenaganya. Radiasi yang bertenaga tinggi seperti sinar ultraviolet, sinar X dan
sinar gamma memiliki kemampuan penetrasi dan merusak sangat tinggi. Karena
itu kerberadaan radiasi dapat membahayakan manusia. Penggunaan sinar Rontgen
pada bidang kedokteran misalnya dibatasi. Kita tidak boleh dikenai sinar Rontgen
berulang-ulang dalam selang waktu tertentu. Secara khusus kita akan mempelajari
proteksi dari sinar radioaktif.

- 27 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 24: Fisika Inti dan Radioaktivitas

Gambar 4.1. Spektrum gelombang elektromagnetik

Seperti yang sudah kita pelajari pada bagian sebelumnya, sumber radioaktif
memancarkan sinar radioaktif seperti sina alpha, sinar beta dan sinar gamma.
Sinar radioaktif tersebut mempunyai tenaga yang tinggi yang dapat kita gunakan
untuk kesejahteraan, namun juga bisa membahayakan diri kita. Untuk itu kita
perlu memahami terlebih dahulu sifat radioaktif, akibat dan batasan keselamatan
terkait sinar radioaktif.

Sumber radioaktif dengan aktivitas A, akan memancarkan sinar radioaktif


ke sekitarnya. Suatu benda yang berjarak d dari sumber akan menerima paparan
radiasi E (exposure) yang bersatuan rontgen ( R ). Laju pemaparan tergantung
pada aktivitas sumber ( A ) dalam satuan mCi, jarak ( d ) dalam cm dan jenis
sumber mengikuti persamaan

A
ER  F
d2 (4.1)

- 28 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 24: Fisika Inti dan Radioaktivitas

dengan F konstanta tergantung sumber radioaktif dengan satuan (Rcm2) / (jam 


mCi), seperti contoh dalam tabel 2

Tabel 2. nilai konstanta F untuk berbagai sumber

Sumber Konstanta F
(Rcm2) / (jam  mCi)

137
3,3
Cs

57
13,2
Co

60
13,3
Co

Paparan radiasi bersatuan roentgen diterima oleh benda. Dengan paparan ini kita
dapat menentukan dosis ( D ) yang diserap benda dengan satuan rad mengikuti
D = [ c x E (R) ] rad (4.2)

Nilai konstanta c terantung dari jenis benda yang terpapar


untuk tisue tubuh yang lunak c bernilai mendekati satu
secara umum untuk paparan 1 R, dosis yang diterima adalah

D= 0,95 rad

Contoh soal

Hitung dosis yang diserap seorang yang selama 5 jam berada pada jarak 20
cm dari sumber radioaktif 137Cs dengan aktivitas A= 100 m Ci.

Jawab: laju paparan radiasi


0,1 mCi
ER  3,3 ( R cm 2 / jam mCi ) x  0,000825 R / jam
20 2 cm 2
 0,825 mR / jam

- 29 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 24: Fisika Inti dan Radioaktivitas

Selama 5 jam paparannya sebesar


E = 0, 825 mR /jam x 5 jam = 4,125 mR
Nilai paparan ini memberikan dosis
D = 0,95 x 4,125 mrad = 3,92 mrad

Kerusakan bahan yang terpapar radiasi tergantung pada tenaga yang


terserap. Hal ini tergantung radiasinya. Dosis ekuivalen H dengan satuan sievert
(Sv) atau rem menunjukkan nilai tenaga yang terserap, dinyatakan sebagai

H=QD (4.3)

dengan Q: faktor kualitas


D dalam Gy atau rad

Satuan H mengikuti satuan dosis D sebagai berikut


H = [ Q x D (rad) ] rem
H = [ Q x D (Gy) ] Sv
dan 1 Sv = 100 rem

Faktor kualitas Q tergantung jenis radiasinya, untuk sinar gamma Q=1 sedang
untuk sinar alpha Q=20.

Contoh soal

Hitung dosis yang diserap ketika seorang terpapar radiasi dari sumber
Cs 137

A= 100 m Ci, berjarak 20 cm

Jawab: Laju paparan sebesar


2 0,1 mCi
DanER  3dosisnya
laju ,3 ( R cmadalah
/ jam mCi ) x  0,000825 R / jam
20 2 cm 2
 00,95
DR= ,825 ×mR / jammrad/ jam = 0,783 mrad / jam
0,825

- 30 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 24: Fisika Inti dan Radioaktivitas

Sumber 137Cs memancarkan sinar gamma maka Q=1 dan laju dosis
equivalennya adalah

HR= 1 x 0,783 mrem /jam= 0,783 mrem/ jam

Dalam waktu 1 bulan dosis equivalen menjadi

H = (0,783 mrem /jam) x 720 jam =563,7 mrem= 0,564 rem

Atau H = 0,0056 Sv = 5,6 mSv

E. RANGKUMAN
Inti atom ditemukan pada eksperimen hamburan sinar alpha oleh Rutherford.
Inti terdiri dari proton dan neutron dinyatakan dengan
𝐴
𝑍𝑋𝑁
dengan X: nama unsur
A: nomor massa
Z: nomor atom: jumlah proton
N: jumlah neutron
Massa dinyatakan dalam satuan amu (atomic mass units) atau u dengan nilai
1
1 𝑎𝑚𝑢 = 12 ( 𝑀 12𝐶 ) = 1,6605 × 10−27 𝑘𝑔

Konversi massa dengan tenaga adalah


1 u = 931,5 MeV/c2
Besarnya tenaga ikat inti (BE) sama dengan selisih antara massa inti M
dengan massa Z proton dan massa N neutron mengikuti persamaan

𝐵𝐸 = ( 𝑍 𝑚𝑝 + 𝑁 𝑚𝑛 − 𝑀)𝑐 2

Inti yang tidak stabil akan meluruh dengan mengikuti persamaan

N  N 0e   t

- 31 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 24: Fisika Inti dan Radioaktivitas

Untuk menjadi separohnya jumlah semula inti memerlukan waktu selama


waktu paro

ln 2
T1 / 2 

Aktivitas (A) menunjukkan laju peluruhan tiap detik, dinyatakan sebagai

AN

Inti dapat bereaksi dengan memenuhi hukum kekekalan

1. Hukum kekekalan tenaga

2. Hukum kekekalan jumlah nukleon (jumlah proton dan neutron)

Pada reaksi fisi, inti berat terbelah menjadi inti lain yang lebih ringan.

Pada reaksi fusi, inti ringan bergabung membentuk inti yang lebih berat

Paparan radiasi dapat membahayakan karena tenaga radiasi yang sangat besar
akan dapat mengubah struktur benda yang dikenainya.

G. DAFTAR PUSTAKA

1. Beiser, A. 2003. Concepts of Modern Physics 6th ed. Boston: McGraw-Hill


2. Bernstein J., Fishbane P.M., Gasiorowicz S. 2000. Modern Physics. Upper
Saddle River: Prentice Hall, Inc.
3. Harris R. 2007. Modern Physics 2nd ed. Addison Wesley.
4. Krane K.S. 2012. Modern physics 3rd ed, Hoboken, NJ: John Wiley &
Sons, Inc.
5. Krane, Keneth S., 1988, “Introductory Nuclear Physics”, New York: John
Wiley.
6. Enge Harald A, 1966: “Introduction to Nuclear Physics”, Reading MA:
Addison Wesley

- 32 -

Anda mungkin juga menyukai