DAR 2/Profesional/184/022/2018
MODUL 6 KB 2 :
2018
-
DAFTAR ISI
A. Pendahuluan 1
B. Capaian pembelajaran 1
C. Petunjuk penggunaan 1
D. Materi pembelajaran 2
1 Efek fotolistrik 2
2 Sinar X 15
3 Efek Compton 19
4 Radiasi benda hitam 24
5 Sifat gelombang dari partikel 28
6 Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari 31
E. Rangkuman 32
F. Dafar pustaka 34
G. Tes formatif 35
H. Kunci jawaban 38
- iv -
- v-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 22: Konsep dan Fenomena Kuantum
Materi dalam modul ini terkait dengan modul yang lain dan akan menjadi
dasar untuk mempelajari materi pada modul Teori Atom dan Fisika Inti.
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
- 1-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 22: Konsep dan Fenomena Kuantum
C. PETUNJUK PENGGUNAAN
1. Materi dalam modul ini dibagi dalam lima topik yaitu, efek fotolistrik,
sinar X, efek Compton, radiasi benda hitam dan aspek gelombang dari
pertikel.
2. Untuk dapat memahami materi pada setiap topik, mahasiswa perlu
- mempelajari bahan yang disediakan dalam “buku ajar” yang berupa
uraian materi dan contoh soal
- mendalami materi dalam video yang disediakan
- melakukan simulasi sesuai petunjuk yang disertakan
3. Mahasiswa dapat lebih mendalami dan memperkaya materi dari sumber
pustaka / acuan yang digunakan
4. Untuk mengetahui tingkat pemahaman, mahasiswa perlu mengerjakan tes
formatif di bagian akhir modul.
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. EFEK FOTOLISTRIK
Selamat berjumpa lagi
Pada bagian ini kita akan mempelajari materi sifat dualisme cahaya yaitu
sebagai gelombang dan partikel. Untuk itu kita akan mempelajarinya satu persatu.
Pertama kita akan melihat gejala-gejala yang terkait dengan konsep cahaya
sebagai gelombang. Selanjutnya kita akan mempelajari peristiwa efek fotolistrik
yang menunjukkan bahwa cahaya berlaku sebagai partikel.
1.1. Cahaya
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari cahaya. Cahaya matahari
menjadi sumber utama kehidupan. Cahaya matahari menyebakan siang hari menjadi
terang. Cahaya matahari juga digunakan untuk mengeringkan pakaian, hasil pertanian dan
perikanan. Selain cahaya matahari kita juga ketahui cahaya berasal dari lilin. lampu pijar,
lampu tabung (lampu TL), LED, laser dan lainnya.
- 2-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 22: Konsep dan Fenomena Kuantum
Terkait dengan cahaya ini, kita akan mengawali dengan mereview ulang
materi yang sudah pernah kita pelajari di bagian optika. Salah satu sifat cahaya
yang sudah kita kenal adalah bahwa cahaya merambat lurus. Cahaya juga dapat
dipantulkan. Berdasarkan gejala ini Newton menyatakan bahwa cahaya adalah
partikel. Apakah pandangan ini dapat diterima? Kita perlu membahas gejala lain
terlebih dahulu.
Lintasan cahaya yang lurus teramati di suatu medium. Namun ketika cahaya
masuk ke medium yang lain, lintasannya akan berbelok tidak lagi seperti arah
semula. Saat memasuki medium yang berbeda cahaya dibiaskan. Demikian pula
ketika cahaya melewati celah sempit yang seorde dengan panjang gelombangnya,
cahaya tersebut akan mengalami difraksi. Cahaya juga dapat berinterferensi,
saling berpadu. Gejala difraksi dan interferensi ini akan menghasilkan pola gelap
terang. Apakah kita pernah membayangkan bagaimana mungkin cahaya yang
berpadu menjadikan suatu tempat gelap. Kalau kita menggunakan teori Newton
bahwa cahaya adalah partkel, maka kita akan berpandangan bahwa perpaduan
cahaya akan menyebabkan suatu tempat menjadi lebih terang. Gejala ini memang
jadi membingungkan kita. Karena gejala semacam ini, Huygen menyampaikan
pendapatnya tentang cahaya yang berbeda dari Newton. Menurut Huygen cahaya
adalah gelombang. Dengan dasar ini Huygen dapat menjelaskan bagaimana
terjadinya pola gelap terang pada peristiwa difraksi dan interferensi. Melalui
konsep ini pula kita dapat memahami bahwa cahaya juga dapat dipolarisasi.
- 3-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 22: Konsep dan Fenomena Kuantum
Bila kita rangkum gejala di atas kita dapatkan hal-hal yang terkait cahaya
seperti pada tabel 1.1. di bawah.
Sesuai dengan tabel di atas kita dapat mengetahui bahwa konsep cahaya
sebagai gelombang cocok untuk semua gejala. Sebaliknya cahaya sebagai partikel
kurang cocok untuk menjelaskan sebagian gejala yang terkait dengan cahaya. Hal
inilah yang menyebabkan mengapa pada abad ke 19 cahaya lebih dipahami
sebagai gelombang.
- 4-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 22: Konsep dan Fenomena Kuantum
4.1.
- 5-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 22: Konsep dan Fenomena Kuantum
akan tertarik ke arah kolektor. Sebagai akibatnya akan terlihat adanya arus
pada amperemeter. Bila tegangan kolektor ini diperkecil, tarikannya
terhadap fotoelektron juga mengecil, sehingga arusnya menurun. Namun
ketika tegangan kolektor sudah bernilai nol, arusnya masih ada.
Selanjutnya bila polaritasnya dibalik, berarti kolektor menjadi lebih
negatif. Hal ini menyebabkan kolektor menolak fotoelektron, sehingga
arusnya turun. Bila kemudian tegangannya diperbesar, maka fotelektron
semakin tertolak dan tidak mencapai kolektor, sehingga arusnya menjadi
nol. Pada keadaan ini tegangannya kita sebut tegangan penghenti (VP).
Hubungan ini digambarkan pada gambar 1.2. sebagai berikut:
arus
I2 > I1
I1
VP 0 tegangan
Gambar 1.2. Hubungan antara arus dengan tegangan untuk dua nilai intensitas I1
dan I2.
- 6-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 22: Konsep dan Fenomena Kuantum
arus
fB > fM
fM
VB VM 0 tegangan
Gambar 1.3. Hubungan antara arus dengan tegangan, untuk dua frekuensi
yang berbeda fM dan fB
- 7-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 22: Konsep dan Fenomena Kuantum
Tegangan penghenti
K
frekuensi
Titik
potong ambang
Untuk lebih memahami gejala ini marilah kita perhatikan video tentang gejala
efek fotolistrik berikut ini. Jalankan video 1.1 dengan mengklik ikon di bawah.
Anda juga dapat melakukan simulasi seperti dalam video di depan secara mandiri.
Untuk itu kerjakan tugas berikut ini dengan mengikuti urutan:
- 8-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 22: Konsep dan Fenomena Kuantum
Unduh
Simulasi
Fotolistrik
Simulasi 1. Efek Fotolistrik
Tugas
Selanjutnya silahkan anda melakukan simulasi berikut pada simulasi efek
fotolistrik
- 9-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 22: Konsep dan Fenomena Kuantum
- 10 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 22: Konsep dan Fenomena Kuantum
Bagaimana hasil simulasi anda? Apakah sudah jelas? Bila belum jelas, silahkan
dicoba lagi. Selanjutnya silahkan buat laporan hasil simulasi ini.
Mari kita lanjutkan pembahasan kita di depan. Persoalan ini diselesaikan oleh
Einstein pada tahun 1905. Einstein menyatakan bahwa cahaya terkuantisasi,
terdiri dari paket yang diskrit (quanta) yang disebut foton. Tenaga setiap foton
tergantung frekuensinya mengikuti persamaan
- 11 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 22: Konsep dan Fenomena Kuantum
E=hf=hc/ (1.1)
dengan
f: frekuensi ( Hz)
: panjang gelombang ( m )
c : kecepatan cahaya = 3 x 108 m / s.
Menurut Einstein pelepasan elektron terjadi karena foton yang datang pada
logam akan menumbuk sebuah elektron yang terikat dalam logam. dan
memberikan seluruh tenaganya sebesar h f. Tenaga foton tersebut akan digunakan
untuk
Tenaga ikat elektron tergantung jenis bahan dan disebut sebagai fungsi kerja.
Dengan demikian jika foton dengan tenaga E datang ke logam dengan fungsi kerja
W, kita dapat memperoleh hubungan
E = W + Ek (1.2)
atau
h f = W + Ek (1.3)
- 12 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 22: Konsep dan Fenomena Kuantum
Ek = e VP (1.4)
Dari persamaan (1.3) dan (1.4) kita akan dapat memperoleh persamaan
e VP = h f - W (1.5)
Coba perhatikan persamaan (1.5). Dari persamaan ini kita dapat mengetahui
bahwa potensial penghenti tergantung pada frekuensi cahaya yang digunakan.
Selain itu dari persamaan (1.3) kita juga dapat mengetahui bahwa agar elektron
terlepas diperlukan tenaga minimal, sebesar tenaga ikat elektron atau fungsi
kerjanya sehingga berlaku
h f0 = W (1.6)
atau
f0 = W / h (1.7)
Karena h adalah tetapan, dan W adalah tenaga minimal yang diperlukan maka
berarti juga diperlukan frekuensi minimal f0 agar efek fotolistrik dapat terjadi
sesuai dengan hasil eksperimen. Menurut Einstein, satu foton berinteraksi dengan
satu elektron. Pelepasan tenaga tergantung pada tenaga foton yang datang. Bila
tenaga foton sudah melebihi batas ambang pelepasan dapat terjadi seketika
seperti yang teramati dalam eksperimen. Akumulasi tenaga tidak diperlukan.
Karena itu tidak perlu waktu tunda, apabila memang frekuensi cahaya sudah di
atas batas ambang.
- 13 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 22: Konsep dan Fenomena Kuantum
Contoh soal 1
E=h
ℎ𝑐
𝐸=
𝐸 = 19,864748 × 10−16 𝐽
atau
19,864748 × 10−16 𝐽
𝐸=
𝐽
1,602 × 10−19 𝑒𝑉
- 14 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 22: Konsep dan Fenomena Kuantum
1,24 ×104 𝑒𝑉 Å
𝐸=
Contoh soal 2
1,24 ×104 𝑒𝑉 Å
𝐸= = 6200 eV
2Å
𝐸𝐾 = 6200 𝑒𝑉 − 14 𝑒𝑉 = 6186 𝑒𝑉
2. SINAR X
Sebagai kelanjutan dari topik 1, pada bagian ini kita akan mempelajari
proses dihasilkannya sinar X dan sifatnya.
Sinar X dibangkitkan dengan perangkat seperti pada gambar 2.1. Dua buah
keping elektroda dirangkai dengan catu daya. Keping pertama dengan potensial
rendah (katoda) berlaku sebagai sumber elektron. Keping kedua dengan potensial
yang lebih tinggi (anoda) berlaku sebagai target.
- 15 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 22: Konsep dan Fenomena Kuantum
K A
Va
Ek1 = e Va (2.1)
- 16 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 22: Konsep dan Fenomena Kuantum
inte
karakteristiik
nsita
Va1
Va2
Va3
(Å)
min min min
Gambar 2.2. Spektrum sinar X dari berbagai tegangan pemercepat (Va1 > Va2 > Va3)
Dari gambar 2.2 tampak bahwa spektrum yang dihasilkan adalah kontinyu.
Selain itu juga teramati adanya panjang gelombang minimal ( min). Pola ini
teramati pada berbagai nilai tegangan pemercepat. Untuk tegangan yang tinggi,
panjang gelombang minimalnya lebih pendek. Pada keadaan khusus juga dijumpai
adanya puncak yang disebut sebagai sinar X karakteristik.
- 17 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 22: Konsep dan Fenomena Kuantum
atau
atau
Dari persamaan (2.6) tampak bahwa pada konversi tenaga ini akan dijumpai
adanya panjang gelombang minimal atau frekuensi maksimal.
Contoh Soal 3
min = h c / e Va
- 18 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 22: Konsep dan Fenomena Kuantum
min= 12,42 nm
Dari pembahasan kita tentang sinar X ini, apakah kita dapat mengetahui
perbedaannya dengan efek fotolistrik? Mari kita lihat ulang satu per satu.
Pada efek fotolistrik sebuah foton memberikan tenaganya pada elektron yang
terikat sehingga elektron tersebut terlepas, atau kalau digambarkan sebagai
berikut:
Elektron
→
Elektron
foton +
terikat bebas
Elektron
→
Elektron
+ foton
Ek tinggi Ek rendah
3. EFEK COMPTON
- 19 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 22: Konsep dan Fenomena Kuantum
efek Compton. Gejala ini terjadi ketika sinar X ditembakan pada target. Sinar X
yang terhambur diamati pada berbagai sudut. Hasil eksperimen hamburan sinar X
ini menunjukkan bahwa
1. Sinar terhambur meliputi dua panjang gelombang
a. panjang gelombang asli (awal): o
b. panjang gelombang lain: s
2. s selalu lebih besar dari pada o
3. s tergantung pada sudut hamburan
E=hf (3.1)
Dan dari relativitas kita dapatkan tenaga dari partikel dengan momentum p
mengikuti persamaan
E=pc (3.2)
dengan p: momentum
c: kecepatan cahaya
Dari kedua persamaan di atas akan dapat diperoleh nilai momentum foton sebesar
p=hfc (3.3)
atau
p=h (3.4)
- 20 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 22: Konsep dan Fenomena Kuantum
Efek Compton ini merupakan interaksi antara foton dengan elektron bebas yang
mula-mula diam. Pada peristiwa ini berlaku hukum kekekalan tenaga dan hukum
kekekalan momentum.
x
diam
Eo = h f = h c / o (3.5)
po = h / o (3.6)
Ee = mo c2 (3.7)
- 21 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 22: Konsep dan Fenomena Kuantum
x
elektron
Pada keadaan ini foton terhambur memilki tenaga dan momentum sebesar
Es = h fs = h c / s (3.8)
ps = h / s (3.9)
Ee = mo c2 +K (3.10)
pe = mo V (3.11)
V: kelajuan elektron
- 22 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 22: Konsep dan Fenomena Kuantum
s - o = ( h / mo c) (1 - cos ) (3.12)
atau
dengan
Anda juga dapat mengikuti penjelasan di atas melalui video 2 tentang efek
Compton. Jalankan dan perhatikan video tersebut dengan mengklik ikon di
bawah.
Dari persamaan (3.14) tampak bahwa nilai pergeseran panjang gelombang yang
terjadi tergantung dengan sudut hamburan . Hal ini sesuai dengan hasil
- 23 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 22: Konsep dan Fenomena Kuantum
Contoh soal 4
c = h / mo c
6,62×10−34 𝐽𝑠
c= 3×108 𝑚/𝑠×9,1×10−31 ×𝑘𝑔
= 0,024 Å
6,62×10−34 𝐽𝑠
𝑝𝑠 = = 43,27x 10-24 kg m/s
0,153×10−10 𝑚
- 24 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 22: Konsep dan Fenomena Kuantum
Secara eksperimen Josef Stefan pada tahun 1879 mendapatkan bahwa daya
total yang dipancarkan benda hitam tiap satuan luas pada semua frekuensi
sebanding dengan pangkat empat suhu mutlaknya. Daya setiap satuan luas dapat
dinyatakan sebagai intensitas I dan untuk benda hitam bersuhu T mengikuti
I = T4 (4.1)
Persamaan (4.1) dikenal sebagai hukum Stefan. Selain benda hitam, persamaan
(4.10) menjadi
I = e T4 (4.2)
Dari persamaan (4.2), kita dapat memperoleh daya total P yang dipancarkan oleh
benda seluas A pada suhu T adalah
P= e A T4 (4.3)
Seperti terlihat pada gambar 4.1. intensitas radiasi bernilai maksimum pada
panjang gelombang tertentu yang disebut max. Hasil eksperimen menunjukkan
bahwa terjadi pergeseran max . Semakin tinggi suhu bendanya, max semakin
pendek. Hal ini mengikuti hukum pergeseran Wien dalam persamaan
- 25 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 22: Konsep dan Fenomena Kuantum
Intensitas
2400K
1200K
max1 max2
Gambar 4.1. Distribusi radiasi benda hitam
Persoalan ini diselesaikan oleh Max Planck pada tahun 1900. Sebagai
dasarnya, Planck menyatakan bahwa setiap osilator memancarakan tenaga radiasi
secara diskrit. Tenaga total osilator dengan frekuensi f, terkuantisasi, tercatu
secara diskrit yaitu kelipatan dari h f mengikuti
E=nhf (4.5)
dengan n = 1, 2, 3, …
h = 6,626 ×10-34 J s
- 26 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 22: Konsep dan Fenomena Kuantum
8 𝜋 ℎ 𝑐 𝑑𝜆 1
𝑢(𝜆, 𝑇) 𝑑𝜆 = (𝑒 ℎ𝑐/𝜆 𝑘𝐵 𝑇 −1) (4.6)
𝜆5
Untuk lebih memahami konsep radiasi benda hitam tersebut anda juga dapat
mengikuti penjelasan di atas melalui video 3.. Jalankan dan perhatikan video
tersebut dengan mengklik ikon di bawah.
- 27 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 22: Konsep dan Fenomena Kuantum
p=h/ ()
Bagaimana dengan benda yang bergerak. Sebuah benda atau partikel dengan
massa m yang bergerak dengan kecepatan v, mempuyai momentum sebesar
p=mv ()
=h/p ()
atau
=h/mv ()
- 28 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 22: Konsep dan Fenomena Kuantum
Apakah ini sekedar ganti ruas dari persamaan. Atau memang dapat
ditunjukkan secara nyata? Bagaimana hai ini bisa ditunjukkan? Mari kita coba
hitung panjang gelombang dari partikel yang sedang bergerak.
Ep = e Va ()
1
𝐸𝑘 = 𝑚 𝑣2 ()
2
1
𝑒 𝑉𝑎 = 𝑚 𝑣2 ()
2
atau
1
𝑒 𝑉𝑎 = 𝑝2 ()
2𝑚
1 ℎ 2
𝑒 𝑉𝑎 = (𝜆 ) ()
2𝑚
dan
ℎ
𝜆= ()
√2 𝑚 𝑒 𝑉𝑎
- 29 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 22: Konsep dan Fenomena Kuantum
Contoh soal 5
1 ℎ 2
𝑉𝑎 = (𝜆 )
2𝑚𝑒
𝑉𝑎 = 150 𝑣𝑜𝑙𝑡
- 30 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 22: Konsep dan Fenomena Kuantum
Besaran yang terkait dengan cahaya adalah intensitas, Hasil pengamatan pada
efek fotolistrik menunjukkan bahwa semakin tinggi intensitas cahaya yang
digunakan semakin banyak elektron yang dilepaskan sehingga arus yang teramati
menjadi semakin tinggi. Gejala ini selanjutnya diterapkan pada Photo Multiplier
Tube (PMT). PMT merupakan alat ukur intesitas cahaya yang sangat sensitif
untuk sinar ultraviolet, cahaya tampak dan sinar near infrared. Pada PMT cahaya
yang datang akan melepaskan elektron dari photokatoda seketika akibat
efekfotolistrik, Selanjutnya elektron tersebut akan dipercepat menuju dynode,
yang telah diberi tegangan lebih positip terhadap photokatoda. Elektron yang
mempunyai tenaga kinetik cukup besar akan mampu melepaskan elektron lain
pada dynode sehingga humlah elektron akan semakin banyak. Dengan memasang
serangkaian dynode akan terjadi penggandaan jumlah elektron yang sangat besar
yang akhirnya memberikan arus yang sangat besar. Kelebihan dari PMT adalah
tanggap waktunya sangat kecil, sensitif dan jangkauan panjang gelombangnya
lebar.
- 31 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 22: Konsep dan Fenomena Kuantum
E. RANGKUMAN
E=hf
- 32 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 22: Konsep dan Fenomena Kuantum
Pada efek fotolistrik tenaga foton diberikan sepenuhnya kepada elektron yang
terikat. Tenaga tersebut digunakan untuk melepaskan dari ikatan dan untuk tenaga
h f = W + Ek
min = h c / e Va
p=h/
Pada radiasi benda hitam, daya total yang dipancarkan benda seluas A
bersuhu T mengikuti hukum Stefan
P= e A T4
Pada radiasi benda hitam, Planck menyatakan bahwa tenaga total osilator E
dengan frekuensi f, terkuantisasi, tercatu secara diskrit mengikuti
E=nhf
- 33 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 22: Konsep dan Fenomena Kuantum
=h/p
F. DAFTAR PUSTAKA
- 34 -