Anda di halaman 1dari 36

Komponen Konsep Diri

a. Gambaran Diri / Citra Tubuh ( Body Image )

Gambaran diri adalah sikap atau cara pandang seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak
sadar. ( Stuart dan Sundeen, 1998 )

b. Ideal Diri ( Self Ideal )

Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku berdasarkan standar,
aspirasi, tujuan atau penilaian personal tertentu. ( Stuart dan Sundeen, 1998 ).

c. Harga Diri ( Self esteem )

Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisa
seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri. (Stuart dan Sundeen, 1998)

d. Peran ( Role Performance )

Peran adalah serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial berhubungan
dengan fungsi individu di berbagai kelompok sosial. ( Stuart dan Sundeen, 1998 )

e. Identitas ( Identity )

Identitas adalah pengorganisasian prinsip dari kepribadian yang bertanggung jawab terhadap
kesatuan, kesinambungan, konsistensi, dan keunikan individu. (Stuart dan Sundeen, 1998)

Perilaku Maladaptif Sesuai 5 Komponen Konsep Diri

1. Perilaku yang berhubungan dengan gangguan peran

a. Mengungkapkan ketidakpuasan perannya atau kemampuan menampilkan peran.

b. Mengingkari atau menghindari peran.

c. Kegagalan transisi peran.

d. Ketegangan peran.

e. Kemunduran pola tanggung jawab yang biasa dalam peran. Proses berkabung yang tidak
berfungsi.

f. Kejenuhan pekerjaan.

2. Perilaku yang berhubungan dengan Harga Diri yang Rendah

a. Mengeritik diri sendiri dan / atau orang lain.

b. Penurunan produktivitas.
c. Destruktif yang diarahkan pada orang lain.

d. Gangguan dalam berhubungan.

e. Rasa diri penting yang berlebihan.

f. Perasaan tidak mampu.

g. Rasa bersalah.

h. Mudah tersinggung atau marah berlebihan.

i. Perasaan negatif mengenai tubuhnya sendiri.

j. Ketegangan peran yang dirasakan.

k. Pandangan hidup yang pesimis.

l. Keluhan fisik.

m. Pandangan hidup yang bertentangan.

n. Penolakan terhadap kemampuan personal.

o. Destruktif terhadap diri sendiri.

p. Pengurangan diri.

q. Menarik diri secara sosial.

r. Penyalahgunaan zat.

s. Menarik diri dari realitas.

t. Khawatir.

3. Perilaku yang berhubungan dengan Kerancuan Identitas

a. Tidak ada kode moral.

b. Sifat kepribadian yang bertentangan.

c. Hubungan interpersonal eksploitatif.

d. Perasaan hampa.

e. Perasaan mengambang tentang diri sendiri.

f. Kerancuan gender.

g. Tingkat ansietas yang tinggi.


h. Ketidakmampuan untuk empati terhadap orang lain.

i. Kehilangan keautentikan.

j. Masalah intimasi.

4. Perilaku yang berhubungan dengan gangguan Gambaran Diri

a. Menolak untuk melihat dan menyentuh bagian yang berubah.

b. Tidak dapat menerima perubahan struktur dan fungsi tubuh.

c. Perasaan atau pandangan negatif terhadap tubuh.

d. Preokupasi dengan bagian tubuh atau fungsi tubuh yang hilang.

e. Menolak penjelasan tentang perubahan tubuh.

5. Perilaku yang berhubungan dengan gangguan Ideal diri

a. Perasaan tidak realistis.

b. Mengalami dunia seperti dalam mimpi.

c. Gangguan berfikir.

d. Kehilangan kendali terhadap cita-cita atau harapan.

e. Cita–cita yang terlalu tinggi dan tidak realistis.

f. Harapan kedepan yang terlalu tinggi.

g. Perasaaan untuk tidak punya hak untuk gagal dan berbuat kesalahan.

h. Membuat standar yang tidak dapat dicapai.


A. Pengertian
Konsep Diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang
dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain (Stuart and Sundeen, 1991, hal.
372).
Termasuk persepsi individu akan sifat dan kemapuanny, interaksi dengan orang lain dan lingkungan,
nilai-nilai yang berkaitan derngan pengalaman dan objek, tujuan serta keinginannya. Beck, Willian dan Rawlin
(1986,hal. 293) lebih menjelaskan bahwa konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara utuh:
fisikal, emosional, intelektual, sosial dan spiritual.
Secara umum disepakati bahwa konsep diri belum ada saat lahir. Konsep diri t d secara bertahap saat
bayi mulai mengenal dan membedakan dirinya dengan orang lain. Perkembangan konsep diri terpacu cepat
dengan perkembangan bicara. Nama dan panggilan anak merupakan aspek bahasa yang utama dalam membantu
perkembangan indentitas. Dengan memanggil nama, anak mengartikan dirinya istimewa, unik, dan mandiri.
Konsep diri dipelajari melalui kontak sosial dan pengalaman berhubungan dengan orang lain.
Pandangann individu tentang dirinya dipengaruhi oleh bagaimana individu mengartikan pandangan orang lain
tentang dirinya.
Keluarga mempunyai peran yang penting dalam membantu perkembangan konsep diri terutama pada
pengalama masa kanak-kanak. Combs dan Snygg (dikutip oleh Stuarrt and Sunden, 1991, hal. 373).
Mengemukakan pengalaman awal kehidupan dalam keluarga merupakan dasar pembentukan konsep diri.
Kelurga dapat memberikan:
1. Perasaan mampu atau mampu
2. Perasaan diterima atau ditolak
3. Kesempatan untuk di indentifikasi
4. Penghargaan yang pantas tentang tujuan, perilaku dan nilai
Suasana keluarga yang saling menghargai dan mempunyai pandangan yang positif akan mendorong
kreatifitas anak, menghasilkan perasaan yang positif dan berarti. Penerimaan keluarga akan kemampuan anak
sesuai kemampuan anak sesuai dengan perkembangannya sangat mendorong aktualisasi diri dan kesadaran akan
potensi dirinya.
B. Kompenen Konsep Diri
1. Citra tubuh ( body image)
Sikap, keyakinan, dan pengetahuan individu secara sadar atau tidak sadar terhadap tubuhnya: ukuran,
bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan, makna dan objek yang kontak secara terus-menerus (make-up, lensa
mata, pakaian, kursi roda) baik masa lalu maupun masa sekarang.
Gangguan citra tubuh : perubahan persepsi tentang tubuh yang diakibatkan oleh perubahan ukuran,
bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan, makna dan objek yang sering kontak dengan tubuh.
Misalnya :
- Penambahan BB pasca persalinan
- Post amputasi dan Struk
Tanda dan gejala:
- Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah
- Tidak menerima perubahan tubuh yang lelah/akan terjadi
- Menolak penjelasan perubahan fungsi tubuh
- Persepsi negatif terhadap tubuh
- Pre okupasi dengan bagian tubuh yang hilang
- Mengungkapkan keputusasaan
- Mengungkapkan ketakutan
Masalah keperawatan yang mungkin muncul

1. Gangguan citra tubuh


2. Gangguan harga diri
3. Keputusasaaan
4. Ketidakberdayaan
5. Kerusakan penyesuaian

2. Ideal Diri (self ideal)


Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaiman ia harus berprilaku sesuai dengan standar pribadi
(stuart dan sundeen, 1991. Hal 375).
Standar dapat berhubungan dengan tipe orang yang diinginkan atau sejumlah aspirasi, cita-cita, nilai yang
ingin dicapai. Ideal diri akan mewujudkan cita-cita dan harapan pribadi berdasarkan norma sosial (keluarga,
budaya) dean kepada siapa ia ingi lakukan.
Ideal diri muali berkembang pada masa kanak-kanak yang dipengaruhi oarang yang penting pada dirinya
yang memberikan tuntutan atau harapan. Pada usia remaja, ideal diri akan dibentuk melaluai poses identifikasi
pada orang tua, guru dan teman.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ideal diri :

1. Kecenderungan individu menetapkan ideal diri pada batas kemampuannya.


2. Faktor budaya akan mempengaruhi individu. Menetapkan ideal diri kemudian standar ini dibandingkan
dengan standar kelompok, teman.
3. Ambisi dan keinginan untuk melebihi dan berhasil; kebutuhan yang realistis; keinginan untuk
menghindari kegagalan ; perasaan cemas dan rendah diri.

Semua faktor diatas mempengaruhi individu dalam menetapkan ideal diri. Individu yang mampu berfungsi
akan mendemontrasikan kecocokan antara persepsi diri dan ideal diri, sehingga ia akan tampak menyerupai apa
yang ia inginkan. Ideal diri hendaknya ditetapakna tidak terlalu tinggi tapi masih lebih tinggi dari kemamuan
agar tetap menjadi pendorong dan masih dapat dicapai.
Persepsi individu tentang bagaiman dia harus berprilaku berdasarkan standar, tujuan, keinginan atau nilai
pribadi tertentu (cita-cita, keinginan, harapan tentang diri sendiri).
Gangguan ideal diri : ideal diri yang terlalu tinggi, sukar dicapai dan tidak realistis. Ideal diri yang samar
dan cenderung menuntut.
Tanda dan gejala:
- Mengungkapkan keputusasaan terhadap penyakitnya
- Mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi
Masalh keperawatan yang mungkin muncul:

1. Ideal diri tidak realistis


2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
3. Ketidakberdayaan
4. Keputusasaan

3. Harga Diri (self esteem)


Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh prilaku
memenuhi ideal diri (stuart dan sundeen, 1991 . hal 376).
Frekuensi pencapaian dan tujuan akan menghasilkan harga diri yang rendah atau yang tinggi. Jika individu
sering gagal maka cenderung harga diri rendah.
Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Aspek utama adalah dicintai dan menerima
penghargaan dari orng lain. Manusia cenderung bersikap negatif walaupun ia cinta dan mengakui kemampuan
orang lain namun jarang mengekpresikannya. Sebagai seorang perawat sikap negatif harus dikontrol sehingga
setiap orang yang bertemu perawat dengan sipatnya yang positif merasa dirinya berharga. Harga diri akan
rendah jika kehilangan kasih sayang dan penghargaan orang lain.
Penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalaisa seberapa jauh prilaku sesuai dengan ideal
diri, pencapaian cit-cita/ harapan/ideal diri langsung menghasilkan perasaan berharga. HDR dapat terjadi secara:

1. Situasional ➔ rauma yang terjadi secara tiba-tiba misalnya : harus operasi, cerai, PHK, malu akibat
diperkosa, dipenjara tiba-tiba.

Pada klien yang dirawat di RS à HDR, karena:


· Privacy kurang diperhatikan
· Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi yubuh yang tidak tercapai karena dirawat/ sakit/ penyakit
· Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai dengan melalukan tindakan tanpa persetujuan pasien

2. Kronik à perasaan negatif terhadap diri yang berlangsung lama. Kejadian sakit dan dirawat akan
menambah persepsi negatif terhadap dirinya.

Tanda dan gejala:


- Prasaan malu terhadap diri nya sendiri akibat penyakit atau tindakan dari penyakit.
- Menyalahkan diri,mengejek,mengkritik diri sendiri
- Merendahkan martabat
- Gangguan hubungan sosial:menarik diri
- Kurang Pe De
- Mencederai diri

Masalah keperawatan yang mungkin muncul:


1.gangguan konsep diri:HDR situasional atau kronik
2.keputusaasaan
3.isolasi sosial:menarik diri
4.resiko perilaku kekerasan

4. Identitas (identity)
Identitas adalah kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari observasi dan penilaian, yang merupakan
sintesa dari semua aspek konsep diri sebagai suatu kesatuan yang utuh (stuart dan sundeen, 1991, hal 378).
Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri yang kuat akan memandang dirinya berbeda dengan
orang lain, unik dan tidak ada duanya. Kemandirian timbul dari perasaan berharga (respect pada diri sendiri),
kemampuan dan penguasaan diri seseorang yang mandiri dapat mengatur dan menerimanya.
Identitas berkembang sejak masih kanak-kanak bersamaan dengan perkembangan konsep diri. Hal yang
penting dalam identitas adalah jenis kelamin. Identitas jenis kelamin berkembang sejak bayi secara bertahap
muali dengan konsep laki-laki dan wanta yang banyak dipengaruhi oleh pandangan dan perlakuan masyarakat.
Misalnya, anak wanita pasif dan menerima sehingga berkembanglah asuhan yang tidak asertip.
Meier (dikutip oler stuart dan sundeen, 1991, hal 389) mengidentipikasi enam ciri identitas ego:

1. Mengenal diri sendiri sebagai organisme yang utuh dan terpisah dari orang lain.
2. Mengakui jenis kelamin sendiri
3. Memandang berbagai aspek dalam dirinya sebagai suatu keselarasaan.
4. Menilai diri sendiri sesuai dengan penilaiaian masyarakat .
5. Menyadari hubungan masa lalu, sekarang dan yang akan datang
6. Mempunyai tujuan yang bernilai yang dapat direalisasikan.

Kesadaran akan keunikan diri sendiri yang bersumber dari penilaian dan observasi diri, ditandai dengan
kemampuan memandang diri sendiri berbeda dengan orang lain, mempunyai percaya diri, mengontrol diri,
mempunyai persepsi tentang peran serta citra diri.
Klien yang dirawat di RS à gangguan identitas karena :

1. Tubuh klien dikontrol oleh orang lain


2. Ketergantungan terhadap orang lain
3. Perubahan peran dan fungsi

Tanda dan gejala

1. Tidak percaya diri


2. Sukar mengambil keputusan
3. Ketergantungan
4. Masalah dalam hubungan interpersonal
5. Ragu/tidak yakin terhadap keinginan
6. Projeksi (menyalahkan orang lain ).

Masalah keperawatan yang mungkin muncul:

1. Gangguan identitas personal


2. Perubahan penampilan peran
3. Ketidakberdayaan
4. Keputusasaan

5. Peran (role)
seperangkat perilaku yang diharapkan secara sosial yang berhubungan dengan fungsi individu pada berbagai
kelompok sosial.
Gangguan penampilan peran: berubah atau berhenti fungsi peran yang disebabkan oleh penyakit, proses
menua, putus sekolah, PHK.
Ada lima faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri dengan peran (stuart dan sundeen, 1991), yaitu :

1. Kejelasan prilaku dan pengetahuan yang sesuai dengan peran


2. Konsistensi respon orang yang berarti terhadap peran individu
3. Keseimbangan dan kesesuaian antara peran yang dilakukan
4. Keselarasan harapan dan kebudayaan dengan peran
5. Kesesuaian situasi yang dapat mendukung pelaksanaan peran

Tanda dan gejala :

1. mengingkari ketidak mampuan menjalankan peran


2. ketidak puasan peran
3. kegagalan menjalankan peran baru
4. ketergantungan menjalankan peran baru
5. kurang bertanggung jawab
6. apatis / bosan / putus asa dan jenuh.
PENGERTIAN KONSEP DIRI
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan
mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain (Stuart dan Sundeen, 1998).
Konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara utuh, baik fisikal, emosional intelektual , sosial dan
spiritual (Beck, William dan Rawlin,1986)
Konsep diri tidak langsung ada begitu individu di lahirkan, tetapi secara bertahap seiring dengan tingkat
pertumbuhan dan perkembangan individu.Konsep diri akan terbentuk karena pengaruh ligkungannya
Konsep diri juga akan di pelajari oleh individu melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain termasuk
berbagai stressor yang dilalui individu tersebut.
Gangguan Konsep diri : Kekacaua individu dalam melihat citra tubuh, penampilan peran atau identitas personal
KOMPONEN KONSEP DIRI
1. Gambaran diri / Citra Tubuh ( Body Image )
Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar.
Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi penampilan dan potensi tubuh saat
ini dan masa lalu yang secara berkesinambungan dimodifikasi dengan pengalaman baru setiap individu (Stuart
and Sundeen , 1991).
Gangguan Gambaran Diri : Perubahan persepsi tentang tubuh yang diakibatkan oleh perubahan bentuk, ukuran,
struktur, fungsi, keterbatasan, makna dan objek yang sering kontak dengan tubuh.Perubahan fisik terkait usia,
efek penyakit
2. Ideal Diri.
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku berdasarkan standart, aspirasi,
tujuan atau penilaian personal tertentu ( Stuart and Sundeen ,1991).
Standart dapat berhubungan dengan tipe orang yang akan diinginkan atau sejumlah aspirasi, cita - cita, nilai -
nilai yang ingin di capai .
Menurut Ana Keliat ( 1998 ) ada beberapa faktor yang mempengaruhi ideal diri yaitu :1. Kecenderungan
individu menetapkan ideal pada batas kemampuannya.2. Faktor budaya akan mempengaruhi individu
menetapkan ideal diri.3. Ambisi dan keinginan untuk melebihi dan berhasil, kebutuhan yang realistis, keinginan
untuk mengklaim diri dari kegagalan, perasaan cemas dan rendah diri.4. Kebutuhan yang realistis.5. Keinginan
untuk menghindari kegagalan.6. Perasaan cemas dan rendah diri.
Ideal diri ini hendaknya ditetapkan tidak terlalu tinggi, tetapi masih lebih tinggi dari kemampuan agar tetap
menjadi pendorong dan masih dapat dicapai (Kelliat, 1992 ).
Gangguan Ideal diri : Ideal diri yang terlalu tinggi, sukar dicapai, dan tidak realistis
3. Harga Diri (Self – Esteem)
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku
memenuhi ideal diri (Stuart and Sundeen,1991).
Jika individu sering gagal , maka cenderung harga diri rendah.
Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain.
Aspek utama adalah di cintai dan menerima penghargaan dari orang lain (Keliat, 1992).
Gangguan Harga diri : Perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri,
4. Peran.
Peran adalah sikap dan perilaku nilai serta tujuan yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di
masyarakat (Keliat, 1992 ). Stress peran terdiri dari konflik peran yang tidak jelas dan peran yang tidak sesuai
atau peran yang terlalu banyak. Posisi di masyarakat dapat merupakan stresor terhadap peran karena struktur
sosial yang menimbulkan kesukaran, tuntutan serta posisi yang tidak mungkin dilaksanakan (Keliat, 1992).
Gangguan Peran : Berubah atau berhentinya fungsi peran disebabkan oleh penyakit, proses menua, putus
sekolah, putus hubungan kerja.
Muncul tatkala perubahan tidak diterima individu.
Faktor yang mempengaruhi : peran berlebihan, citra tubuh, perubahan fisik, faktor sosial.
5. Identitas
Identitas adalah kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari observasi dan penilaian yang merupakan
sintesa dari semua aspek konsep diri sendiri sebagai satu kesatuan yang utuh (Stuart and Sundeen, 1991)
Hal yang penting dalam identitas adalah jenis kelamin (Keliat,1992).
Karakteristik identitas diri dapat dimunculkan dari perilaku dan perasaan seseorang, seperti :1. Individu
mengenal dirinya sebagai makhluk yang terpisah dan berbeda dengan orang lain.2. Individu mengakui atau
menyadari jenis seksualnya3. Individu mengakui dan menghargai berbagai aspek tentang dirinya, peran, nilai
dan prilaku secara harmonis4. Individu mengaku dan menghargai diri sendiri sesuai dengan penghargaan
lingkungan sosialnya5. Individu sadar akan hubungan masa lalu, saat ini dan masa yang akan datang6. Individu
mempunyai tujuan yang dapat dicapai dan direalisasikan (Meler dikutip Stuart and Sundeen, 1991)
Gangguan Identitas : kekaburan/ketidakpastian memandang diri sendiri, penuh keraguan, sukar menetapkan
keinginan dan tidak mampu mengambil keputusan.
MASALAH KEPERAWATAN Gangguan harga diri : harga diri rendahIsolasi sosial : menarik diriResiko
perilaku kekerasanGangguan citra tubuhGangguan identitas personalPerubahan penampilan
peranKetidakmampuan
1. Pengertian Konsep Diri
Konsep diri adalah pengetahuan individu tentang diri, misalnya “saya kuat dalam matematika” (Wigfield &
Karpathian 1991). Konsep diri adalah citra subjektif dari diri dan percampuran yang kompleks dari perasaan,
sikap & persefsi bawah sadar maupun sadar. Konsep diri memberikan kita kerangka acuan yang mempengaruhi
manajemen kita terhadap situasi dan hubungan kita dengan orang lain. Kita mulai membentuk konsep diri saat
usia muda. Masa remaja adalah waktu yang kritis ketika banyak hal secara kontinu mempengaruhi konsep diri.
Jika seseorang mempunyai masa kanak-kanak yang aman dan stabil, maka konsep diri masa remaja anak
tersebut secara mengejutkan akan sangat stabil (Marsh 1990). Ketidaksesuaian antara aspek tertentu dari
kepribadian dan konsep diri dapat menjadi sumber stres atau konflik.
Konsep diri dan persepsi tentang kesehatan sangat berkaitan erat satu sama lain. Klien yang mempunyai
keyakinan tentang kesehatan yang baik akan dapat meningkatkan konsep diri.

2. Komponen Konsep Diri


Komponen Konsep diri terdiri dari :
a. Identitas
Identitas mencakup rasa internal tentang individual, keutuhan dan konsistensi dari seseorang sepanjang waktu
dan dalam berbagai situasi. Karenanya konsep tentang identitas mencangkup kontansi dan kontinuitas. Identitas
menunjukan menjadi lain dan terpilih dari orang lain, namun menjadi diri yang utuh dan unik
Anak belajar tentang nilai, perilaku dan peran yang diterima sesuai kultur. Anak mengidentifikasi pertama kali
dengan orang tua, kemudian dengan guru, teman seusia dan pahlawan pujaan. Untuk membentuk identitas, anak
harus mampu untuk membawa semua perilaku yang dipelajari ke dalam keutuhan yang kohoren, konsisten dan
unik (Erikson, 1963). Rasa identitas ini secara kontinu timbul dan dipengaruhi oleh situasi sepanjang hidup.

b. Citra tubuh
Membentuk persepsi seorang tentang tubuh, baik secara internal maupun eksternal. Persepsi ini mencakup
perasaan dan sikap yang ditunjukkan pada tubuh.
Citra tubuh dipengaruhi oleh pandangan pribadi tentang karakteristik dan kemampuan fisik dan oleh persepsi
dari pandangan orang lain.
Citra tubuh di pengaruhi oleh pertumbuhan kognitif dan perkembangan fisik. Perubahan perkembangan yang
normal seperti pertumbuhan dan penuaan mempunyai efek penampakan yang lebih besar pada tubuh
dibandingkan dengan aspek lainnya dari konsep diri. Citra tubuh anak usia sekolah berbeda dengan citra tubuh
seorang bayi.
Salah satu perbedaan yang menyolok adalah kemampuan untuk berjalan. Perubahan ini bergantung pada
kematangan fisik. Perubahan hormonal terjadi selama masa remaja dan pada tahun akhir kehidupan juga
mempengaruhi citra tubuh (mis. Menopause selama masa dewasa dengan penuaan mencakup penurunan
ketajaman penglihatan, pendengaran, dan mobilitas, perubahan ini dapat mempengaruhi citra tubuh).

c. Ideal Diri
Adalah persepsi individu tentang bagaimana ia seharusnya bertingkah laku berdasarkan standar pribadi. Standar
dapat berhubungan dengan tipe orang yang diinginkan atau disukainya atau sejumlah aspirasi, tujuan, nilai yang
ingin diraih. Ideal diri, akan mewujudkan cita-cita atau penghargaan diri berdasarkan norma-norma sosial
dimasyarakat tempat individu tersebut melahirkan penyesuaian diri.
Pembentukan ideal diri dimulai pada masa kanak-kanak dipengaruhi oleh orang yang penting pada dirinya yang
memberikan harapan atau tuntutan tertentu. Seiring dengan berjalannya waktu individu menginternalisasikan
harapan tersebut dan akan membentuk dasar dari ideal diri. Pada usaia remaja ideal diri akan terbentuk melalui
identifikasi pada orang tua, guru dan teman. Pada usia yang lebih tua dilakukan penyesuaian yang
merefleksikan berkurangnya kekuatan fisik dan perubahan peran serta tanggung jawab.
d. Harga Diri
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisi seberapa banyak kesesuaian
tingkah laku dengan ideal dirinya. Harga diri diperoleh dari sendiri dan orang lain yaitu dicintai, dihormati dan
dihargai. Individu akan merasa harga dirinya tinggi bila sering mengalami keberhasilan, sebaliknya individu
akan merasa harga dirinya rendah bila sering mengalami kegagalan, tidak dicintai atau tidak diterima di
lingkungan.
Harga diri dibentuk sejak kecil dari adanya penerimaan dan perhatian. Harga diri akan meningkat sesuai
meningkatnya usia. Untuk meningkatkan harga diri anak diberi kesempatan untuk sukses, tanamkan “ideal”
atau harapan jangan terlalu tinggi dan sesuaikan dengan budaya, berikan dorongan untuk aspirasi atau cita-
citanya dan bantu membentuk pertahanan diri untuk hal-hal yang menggangu persepsinya.
Harga diri sangat mengancam pada masa pubertas, karena pada saat ini harga diri mengalami perubahan, karena
banyak keputusan yang harus dibuat menyangkut diri sendiri. Remaja dituntut untuk menentukan pilihan, posisi
peran dan memutuskan apakah ia mampu meraih sukses dari suatu bidang tertentu, apakah ia dapat
berpartisipasi atau diterima di berbagai macam aktivitas sosial.

e. Peran
Peran adalah serangkaian pola sikap, perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan oleh masyarakat dihubungkan
dengan fungsi individu di dalam kelompok sosialnya. Peran memberikan sarana untuk berperan serta dalam
kehidupan sosial dan merupakan cara untuk menguji identitas dengan memvalidasi pada orang yang berarti.
Setiap orang disibukkan oleh beberapa peran yang berhubungan dengan posisi pada tiap waktu sepanjang daur
kehidupan. Harga diri yang tinggi merupakan hasil dari peran yang memenuhi kebutuhan dan cocok dengan
ideal diri.
GANGGUAN KONSEP DIRI

A. PENGERTIAN
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan
mempengaruhi individu dala??m berhubungan dengan orang lain (Stuart dan Sudeen, 1998). Hal ini temasuk
persepsi individu akan sifat dan kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang
berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan serta keinginannya. Sedangkan menurut Beck, Willian dan
Rawlin (1986) menyatakan bahwa
konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara utuh, baik fisikal, emosional intelektual , sosial dan
spiritual.
Potter & Perry (1993), konsep diri adalah merefleksikan pengalaman interaksi sosial, sensasinya juga
didasarkan bagaimana orang lain memandangnya.
Beck William Rowles (1993), mendefinisikan konsep diri sebagai cara memandang individu terhadap diri
secara utuh baik fisik, emosi, intelektual, sosial & spiritual.
Secara umum, konsep diri dapat didefinisikan sebagai cara kita memandang diri kita secara utuh, meliputi: fisik,
intelektual, kepercayaan, sosial, perilaku, emosi, spiritual, dan pendirian
B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSEP DIRI
Menurut Stuart dan Sudeen ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan konsep diri. Faktor-
foktor tersebut terdiri dari teori perkembangan, Significant Other (orang yang terpenting atau yang terdekat) dan
Self Perception
(persepsi diri sendiri).
1. Teori perkembangan.
Konsep diri belum ada waktu lahir, kemudian berkembang secara bertahap sejak lahir seperti mulai mengenal
dan membedakan dirinya dan orang lain. Dalam melakukan kegiatannya memiliki batasan diri yang terpisah
dari lingkungan dan berkembang melalui kegiatan eksplorasi lingkungan melalui bahasa, pengalaman atau
pengenalan tubuh, nama panggilan, pangalaman budaya dan hubungan interpersonal, kemampuan pada area
tertentu yang dinilai oleh diri sendiri atau masyarakat serta aktualisasi diri dengan merealisasi potensi yang
nyata.
2. Significant Other ( orang yang terpenting atau yang terdekat )
Dimana konsep diri dipelajari melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain, belajar diri sendiri melalui
cermin orang lain yaitu dengan cara pandangan diri merupakan interprestasi diri pandangan orang lain terhadap
diri, anak sangat dipengaruhi orang yang dekat, remaja dipengaruhi oleh orang lain yang dekat dengan dirinya,
pengaruh orang dekat atau orang penting sepanjang siklus hidup, pengaruh budaya dan sosialisasi.
3. Self Perception ( persepsi diri sendiri )
Yaitu persepsi individu terhadap diri sendiri dan penilaiannya, serta persepsi individu terhadap pengalamannya
akan situasi tertentu. Konsep diri dapat dibentuk melalui pandangan diri dan pengalaman yang positif. Sehingga
konsep merupakan aspek yang kritikal dan dasar dari prilaku individu. Individu dengan konsep diri yang positif
dapat berfungsi lebih efektif yang dapat berfungsi lebih efektif yang dapat dilihat dari kemampuan
interpersonal, kemampuan intelektual dan penguasaan lingkungan. Sedangkan konsep diri yang negatif dapat
dilihat dari hubungan individu dan sosial yang terganggu. Menurut Stuart dan Sundeen Penilaian tentang
konsep diri dapat di lihat berdasarkan rentang rentang respon konsep diri yaitu:

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Aktualisasi Konsep diri Harga diri Kekacauan Depersonalisasi


diri positif rendah identitas
C. PEMBAGIAN KONSEP DIRI
Konsep diri terbagi menjadi beberapa bagian. Pembagian Konsep diri tersebut di kemukakan oleh Stuart and
Sundeen ( 1991 ), yang terdiri dari :
1. Gambaran diri ( Body Image )
Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup
persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu yang
secara berkesinambungan dimodifikasi dengan pengalaman baru setiap individu (Stuart and Sundeen , 1991).
Sejak lahir individu mengeksplorasi bagian tubuhnya, menerima stimulus dari orang lain, kemudian mulai
memanipulasi lingkungan dan mulai sadar dirinya terpisah dari lingkungan ( Keliat ,1992 ).
Gambaran diri ( Body Image ) berhubungan dengan kepribadian. Cara individu memandang dirinya mempunyai
dampak yang penting pada aspek psikologinya. Pandangan yang realistis terhadap dirinya manarima dan
mengukur bagian tubuhnya akan lebih rasa aman, sehingga terhindar dari rasa cemas dan meningkatkan harga
diri (Keliat, 1992).
Individu yang stabil, realistis dan konsisten terhadap gambaran dirinya akan memperlihatkan kemampuan yang
mantap terhadap realisasi yang akan memacu sukses dalam kehidupan. Banyak Faktor dapat yang
mempengaruhi gambaran diri seseorang, seperti, munculnya Stresor yang dapat menggangu integrasi gambaran
diri. Stresor-stresor tersebut dapat berupa :
Operasi.
Seperti : mastektomi, amputsi ,luka operasi yang semuanya mengubah gambaran diri. Demikian pula tindakan
koreksi seperti operasi plastik, protesa dan lain –lain.
Kegagalan fungsi tubuh.
Seperti hemiplegi, buta, tuli dapat mengakibatkan depersonlisasi yaitu tadak mengkui atau asing dengan bagian
tubuh, sering berkaitan dengan fungsi saraf.
Waham yang berkaitan dengan bentuk dan fngsi tubuh
Seperti sering terjadi pada klie gangguan jiwa , klien mempersiapkan penampilan dan pergerakan tubuh sangat
berbeda dengan kenyataan.
Tergantung pada mesin.
Seperti : klien intensif care yang memandang imobilisasi sebagai tantangan, akibatnya sukar mendapatkan
informasi umpan balik engan penggunaan lntensif care dipandang sebagai gangguan.
Perubahan tubuh berkaitan
Hal ini berkaitan dengan tumbuh kembang dimana seseorang akan merasakan perubahan pada dirinya seiring
dengan bertambahnya usia. Tidak jarang seseorang menanggapinya dengan respon negatif dan positif.
Ketidakpuasan juga dirasakan seseorang jika didapati perubahan tubuh yang tidak ideal.
Umpan balik interpersonal yang negatif
Umpan balik ini adanya tanggapan yang tidak baik berupa celaan, makian sehingga dapat membuat seseorang
menarik diri.
Standard sosial budaya.
Hal ini berkaitan dengan kultur sosial budaya yang berbeda-setiap pada setiap orang dan keterbatasannya serta
keterbelakangan dari budaya tersebut menyebabkan pengaruh pada gambaran diri individu, seperti adanya
perasaan minder.

Beberapa gangguan pada gambaran diri tersebut dapat menunjukan tanda dan gejala, seperti :
1. Syok Psikologis.
Syok Psikologis merupakan reaksi emosional terhadap dampak perubahan dan dapat terjadi pada saat pertama
tindakan.syok psikologis digunakan sebagai reaksi terhadap ansietas. Informasi yang terlalu banyak dan
kenyataan perubahan tubuh membuat klien menggunakan mekanisme pertahanan diri seperti mengingkari,
menolak dan proyeksi untuk mempertahankan keseimbangan diri.
2. Menarik diri.
Klien menjadi sadar akan kenyataan, ingin lari dari kenyataan , tetapi karena tidak mungkin maka klien lari atau
menghindar secara emosional. Klien menjadi pasif, tergantung , tidak ada motivasi dan keinginan untuk
berperan dalam perawatannya.
3. Penerimaan atau pengakuan secara bertahap.
Setelah klien sadar akan kenyataan maka respon kehilangan atau berduka muncul. Setelah fase ini klien mulai
melakukan reintegrasi dengan gambaran diri yang baru.

Tanda dan gejala dari gangguan gambaran diri di atas adalah proses yang adaptif, jika tampak gejala dan tanda-
tanda berikut secara menetap maka respon klien dianggap maladaptif sehingga terjadi gangguan gambaran diri
yaitu :
1. Menolak untuk melihat dan menyentuh bagian yang berubah.
2. Tidak dapat menerima perubahan struktur dan fungsi tubuh.
3. Mengurangi kontak sosial sehingga terjadi menarik diri.
4. Perasaan atau pandangan negatif terhadap tubuh.
5. Preokupasi dengan bagian tubuh atau fungsi tubuh yang hilang.
6. Mengungkapkan keputusasaan.
7. Mengungkapkan ketakutan ditolak.
8. Depersonalisasi.
9. Menolak penjelasan tentang perubahan tubuh.

2. Ideal Diri.
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku berdasarkan standart, aspirasi, tujuan
atau penilaian personal tertentu (Stuart and Sundeen ,1991).
Standart dapat berhubungan dengan tipe orang yang akan diinginkan atau sejumlah aspirasi, cita-cita, nilai- nilai
yang ingin di capai . Ideal diri akan mewujudkan cita-cita, nilai-nilai yang ingin dicapai. Ideal diri akan
mewujudkan cita–cita dan harapan pribadi berdasarkan norma sosial (keluarga budaya) dan kepada siapa ingin
dilakukan. Ideal diri mulai berkembang pada masa kanak–kanak yang di pengaruhi orang yang penting pada
dirinya yang memberikan keuntungan dan harapan pada masa remaja ideal diri akan di bentuk melalui proses
identifikasi pada orang tua, guru dan teman.
Menurut Ana Keliat ( 1998 ) ada beberapa faktor yang mempengaruhi ideal diri yaitu :
1. Kecenderungan individu menetapkan ideal pada batas kemampuannya.
2. Faktor budaya akan mempengaruhi individu menetapkan ideal diri.
3. Ambisi dan keinginan untuk melebihi dan berhasil, kebutuhan yang realistis, keinginan untuk mengklaim diri
dari kegagalan, perasan cemas dan rendah diri.
4. Kebutuhan yang realistis.
5. Keinginan untuk menghindari kegagalan .
6. Perasaan cemas dan rendah diri.

Agar individu mampu berfungsi dan mendemonstrasikan kecocokan antara persepsi diri dan ideal diri. Ideal diri
ini hendaknya ditetapkan tidak terlalu tinggi, tetapi masih lebih tinggi dari kemampuan agar tetap menjadi
pendorong dan masih dapat dicapai (Keliat, 1992 ).
3. Harga diri .
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh prilaku
memenuhi ideal diri (Stuart and Sundeen, 1991).
Frekuensi pencapaian tujuan akan menghasilkan harga diri yang rendah atau harga diri yang tinggi. Jika
individu sering gagal , maka cenderung harga diri rendah. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain.
Aspek utama adalah di cintai dan menerima penghargaan dari orang lain (Keliat, 1992).
Biasanya harga diri sangat rentan terganggu pada saat remaja dan usia lanjut. Dari hasil riset ditemukan bahwa
masalah kesehatan fisik mengakibatkan harga diri rendah. Harga diri tinggi terkait dengam ansietas yang
rendah, efektif dalam kelompok dan diterima oleh orang lain. Sedangkan harga diri rendah terkait dengan
hubungan interpersonal yang buruk dan resiko terjadi depresi dan skizofrenia.
Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri termasuk hilangnya
percaya diri dan harga diri. Harga diri rendah dapat terjadi secara situasional ( trauma ) atau kronis ( negatif self
evaluasi yang telah berlangsung lama ). Dan dapat di ekspresikan secara langsung atau tidak langsung (nyata
atau tidak nyata).
Menurut beberapa ahli dikemukakan faktor-Fator yang mempengaruhi gangguan harga diri, seperti :
Perkembangan individu.
Faktor predisposisi dapat dimulai sejak masih bayi, seperti penolakan orang tua menyebabkan anak merasa
tidak dicintai dan mengkibatkan anak gagal mencintai dirinya dan akan gagal untuk mencintai orang lain.
Pada saat anak berkembang lebih besar, anak mengalami kurangnya pengakuan dan pujian dari orang tua dan
orang yang dekat atau penting baginya. Ia merasa tidak adekuat karena selalu tidak dipercaya untuk mandiri,
memutuskan sendiri akan bertanggung jawab terhadap prilakunya. Sikap orang tua yang terlalu mengatur dan
mengontrol, membuat anak merasa tidak berguna.
Ideal Diri tidak realistis.
Individu yang selalu dituntut untuk berhasil akan merasa tidak punya hak untuk gagal dan berbuat kesalahan. Ia
membuat standart yang tidak dapatdicapai, seperti cita –cita yang terlalu tinggi dan tidak realistis. Yang pada
kenyataan tidak dapat dicapai membuat individu menghukum diri sendiri dan akhirnya percaya diri akan hilang.
Gangguan fisik dan mental
Gangguan ini dapat membuat individu dan keluarga merasa rendah diri.
Sistim keluarga yang tidak berfungsi.
Orang tua yang mempunyai harga diri yang rendah tidak mampu membangun harga diri anak dengan baik.
Orang tua memberi umpan balik yang negatif dan berulang-ulang akan merusak harga diri anak. Harga diri anak
akan terganggu jika kemampuan menyelesaikan masalah tidak adekuat. Akhirnya anak memandang negatif
terhadap pengalaman dan kemampuan di lingkungannya.
Pengalaman traumatik yang berulang,misalnya akibat aniaya fisik, emosi dan seksual.
Penganiayaan yang dialami dapat berupa penganiayaan fisik, emosi, peperangan, bencana alam, kecelakan atau
perampokan. Individu merasa tidak mampu mengontrol lingkungan. Respon atau strategi untuk menghadapi
trauma umumnya mengingkari trauma,mengubah arti trauma, respon yang biasa efektif terganggu. Akibatnya
koping yang biasa berkembang adalah depresi dan denial pada trauma.

4. Peran.
Peran adalah sikap dan perilaku nilai serta tujuan yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di
masyarakat ( Keliat, 1992 ). Peran yang ditetapkan adalah peran dimana seseorang tidak punya pilihan,
sedangkan peran yang diterima adalah peran yang terpilih atau dipilih oleh individu. Posisi dibutuhkan oleh
individu sebagai aktualisasi diri.
Harga diri yang tinggi merupakan hasil dari peran yang memenuhi kebutuhan dan cocok dengan ideal diri.
Posisi di masyarakat dapat merupakan stresor terhadap peran karena struktur sosial yang menimbulkan
kesukaran, tuntutan serta posisi yang tidak mungkin dilaksanakan ( Keliat, 1992 ).
Stress peran terdiri dari konflik peran yang tidak jelas dan peran yang tidak sesuai atau peran yang terlalu
banyak.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam menyesuaikan diri dengan peran yang harus di lakukan menurut Stuart
and sundeen, 1998 adalah :
1. Kejelasan prilaku dengan penghargaan yang sesuai dengan peran.
2. Konsisten respon orang yang berarti terhadap peran yang dilakukan .
3. Kesesuain dan keseimbangan antara peran yang di emban.
4. Keselarasan budaya dan harapan individu terhadap perilaku peran.
5. Pemisahan situasi yang akan menciptakan ketidak sesuain perilaku peran.
Menurut Stuart and Sunden Penyesuaian individu terhadap perannya di pengaruhi oleh beberapan faktor, yaitu :
1. Kejelasan prilaku yang sesuai dengan perannya serta pengetahuan yang spesifik tentang peran yang
diharapkan .
Konsistensi respon orang yang berarti atau dekat dengan peranannya.
3. Kejelasan budaya dan harapannya terhadap prilaku perannya.
4. Pemisahan situasi yang dapat menciptakan ketidak selarasan
Sepanjang kehidupan individu sering menghadapi perubahan-perubahan peran, baik yang sifatnya menetap atau
sementara yang sifatnya dapat karena situasional. Hal ini, biasanya disebut dengan transisi peran. Transisi peran
tersebut dapat di kategorikan menjadi beberapa bagian, seperti :
ü Transisi Perkembangan.
Setiap perkembangan dapat menimbulkan ancaman pada identitas. Setiap perkembangan harus di lalui individu
dengan menjelaskan tugas perkembangan yang berbeda – beda. Hal ini dapat merupakan stresor bagi konsep
diri.
ü Transisi Situasi.
Transisi situasi terjadi sepanjang daur kehidupan, bertambah atau berkurang orang yang berarti melalui
kelahiran atau kematian, misalnya status sendiri menjadi berdua atau menjadi orang tua. Perubahan status
menyebabkan perubahan peran yang dapat menimbulkan ketegangan peran yaitu konflik peran, peran tidak jelas
atau peran berlebihan.
ü Transisi sehat sakit.
Stresor pada tubuh dapat menyebabkan gangguan gambaran diri dan berakibat diri dan berakibat perubahan
konsep diri. Perubahan tubuh dapat mempengaruhi semua kompoen konsep diri yaitu gambaran diri, identitas
diri peran dan harga diri. Masalah konsep diri dapat di cetuskan oleh faktor psikologis, sosiologi atau fisiologi,
namun yang penting adalah persepsi klien terhadap ancaman.
Selain itu dapat saja terjadi berbagai gangguan peran, penyebab atau faktor-faktor ganguan peran tersebut dapat
di akibatkan oleh :
1. Konflik peran interpersonal
Individu dan lingkungan tidak mempunyai harapan peran yang selaras.
2. Contoh peran yang tidak adekuat.
3. Kehilangan hubungan yang penting
4. Perubahan peran seksual
5. Keragu-raguan peran
6. Perubahan kemampuan fisik untuk menampilkan peran sehubungan dengan proses menua
7. Kurangnya kejelasan peran atau pengertian tentang peran
8. Ketergantungan obat
9. Kurangnya keterampilan sosial
10. Perbedaan budaya
11. Harga diri rendah
12. Konflik antar peran yang sekaligus di perankan
Gangguan-gangguan peran yang terjadi tersebut dapat ditandai dengan tanda dan gejala, seperti :
1. Mengungkapkan ketidakpuasan perannya atau kemampuan menampilkan peran
2. Mengingkari atau menghindari peran
3. Kegagalan trnsisi peran
4. Ketegangan peran
5. Kemunduran pola tanggungjawab yang biasa dalam peran
6. Proses berkabung yang tidak berfungsi
7. Kejenuhan pekerjaan

5. Identitas
Identitas adalah kesadarn akan diri sendiri yang bersumber dari observasi dan penilaian yang merupakan sintesa
dari semua aspek konsep diri sendiri sebagai satu kesatuan yang utuh (Stuart and Sudeen, 1991).
Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri yang kuat akan yang memandang dirinya berbeda dengan
orang lain. Kemandirian timbul dari perasaan berharga (aspek diri sendiri), kemampuan dan penyesuaian diri.
Seseorang yang mandiri dapat mengatur dan menerima dirinya. Identitas diri terus berkembang sejak masa
kanak-kanak bersamaan dengan perkembangan konsep diri. Hal yang penting dalam identitas adalah jenis
kelamin (Keliat,1992). Identitas jenis kelamin berkembang sejak lahir secara bertahap dimulai dengan konsep
laki-laki dan wanita banyak dipengaruhi oleh pandangan dan perlakuan masyarakat terhadap masing-masing
jenis kelamin tersebut.
Perasaan dan prilaku yang kuat akan indentitas diri individu dapat ditandai dengan:
a. Memandang dirinya secara unik
b. Merasakan dirinya berbeda dengan orang lain
c. Merasakan otonomi : menghargai diri, percaya diri, mampu diri, menerima dirib dan dapat mengontrol diri.
d. Mempunyai persepsi tentang gambaran diri, peran dan konsep diri
Karakteristik identitas diri dapat dimunculkan dari prilaku dan perasaan seseorang, seperti :
1. Individu mengenal dirinya sebagai makhluk yang terpisah dan berbeda dengan orang lain
2. Individu mengakui atau menyadari jenis seksualnya
3. Individu mengakui dan menghargai berbagai aspek tentang dirinya, peran, nilai dan prilaku secara harmonis
4. Individu mengaku dan menghargai diri sendiri sesuai dengan penghargaan lingkungan sosialnya
5. Individu sadar akan hubungan masa lalu, saat ini dan masa yang akan datang
6. Individu mempunyai tujuan yang dapat dicapai dan di realisasikan (Meler dikutip Stuart and Sudeen, 1991)
D. KEPRIBADIAN YANG SEHAT
Bagaiman individu berhubungan dengan orang lain merupakan inti dari kepribadian Kepribadian tidak cukup di
uarikan melalui teori perkembangan dan dinamika diri sendiri. Berikut ini adalah pengalaman yang akan dialmi
oleh individu yang mempunyai kepribadian yang sehat (stuart dan Sudden, 1991 )
Gambaran diri yang positif dan akurat
Kesadaran akan diri berdasarkan atas observasi mandiri dan perhatian yang sesuai dengan kesehatan diri.
Termasuk persepsi saat ini dan yang lalu, akan diri sendiri, perasaan tentang ukuran, fungsi, penampilan dan
potensi.
Ideal diri realistis
Individu yang mempunyai ideal diri yang realitas akan mempuynai tujuan hidup yang dapat dicapai.
Konsep diri positif
Konsep diri positif menunjukkan bahwa individu akan sukses dalam hidupnya.
Harga diri tinggi.
Seorang yang mempunyai harga diri yang tinggi akan memandang dirinya sebagai seorang yangberarti dan
bermanfaat. Ia memanding dirinya sangat sama dengan apa yang ia inginkan.
Kepuasan penampilan peran
Indiviu yang mempunyai kepribadian sehat akan mendapat berhubungan dengan orang lain secara intim dan
mendapat kepuasan. Ia dapat mempercayai dan terbuka pada orang lain dan membina hubungan interdependen.
Identitas jelas.
Individu merasakan keunikan dirinya, yang memberi arah kehidupan dan mecapai keadaan

E. GANGGUAN KONSEP DIRI


a. Pengertian
Gangguan konsep diri adalah suatu kondisi dimana individu mengalami kondisi pembahasan perasaan, pikiran
atau pandangan dirinya sendiri yang negatif1.Gangguan citra tubuh
Gangguan citra tubuh adalah perubahan persepsi tentang tubuh yang diakibatkan oleh perubahan ukuran bentuk,
struktur, fungsi, keterbatasan, makna dan objek yang sering kontak dengan tubuh. Pada klien yang dirawat di
rumah sakit umum, perubahan citra tubuh sangat mungkin terjadi. Sitesor pada tiap perubahan adalah
Perubahan ukuran tubuh berat badan yang turun akibat penyakit Perubahan bentuk tubuh, tindakan invasif,
seperti operasi, suntikan daerah pemasangan infus.Perubahan struktur, sama dengan perubahan bentuk tubuh di
sertai degnan pemasangan alat di dalam tubuh.perubahan fungsi berbagaipenyakit yang dapat merubah sistem
tubuh Keterbatasan gerak, makan, kegiatan. Makna dan objek yang sering kotak, penampilan dan dandan
berubah, pemasangan alat pada tubuh klien (infus, fraksi, respirator, suntik, pemeriksaan tanda vital, dan lain-
lain)
Tanda dan gejala gangguan citra tubuh :
1. Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah
2.Tidak menerima perubahan tubuh yang telah terjadi/akan terjadi
3.Menolak penjelasan perubahan tubuh
4.Persepsi negatif pada tubuh
5.Preokupasi dengan bagian tubuh yang hilang
6.Mengungkapkan keputusasaan
7.Mengungkapkan ketakutan
2. Gangguan Ideal Diri
Gangguan ideal diri adalah ideal diri yang terlalu tinggi, sukar dicapai dan tidak realistis ideal diri yang samar
dan tidak jelas dan cenderung menuntut. Pada klien yang dirawat di rumah sakit karena sakit maka ideal dirinya
dapat terganggu. Atau ideal diri klien terhadap hasil pengobatan yang terlalu tinggi dan sukar dicapai.
Tanda dan gejala yang dapat dikaji
1. Mengungkapkan keputusan akibat penyakitnya, misalnya : saya tidak bisa ikut ujian karena sakit, saya tidak
bisaa lagi jadi peragawati karena bekas operasi di muka saya, kaki saya yang dioperasi membuat saya tidak
main bola.
2. Mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi, misalnya saya pasti bisa sembuh pada hal prognosa
penyakitnya buruk; setelahsehat saya akan sekolah lagi padahal penyakitnya mengakibatkan tidak mungkin lagi
sekolah.
3.Gangguan Harga Diri
Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan
diri, merasa gagal mencapai keinginan.Gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dan dapat
terjadi secara :
1. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus
sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu terjadi (korban perkosaan, dituduh KKN,
dipenjara tiba-tiba ).
a. Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya pemeriksaan fisik yang sembarangan pemasangan alat yang tidak
sopan (pengukuran pubis, pemasangan kateler pemeriksaan perincal)
b. Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena dirawat/sakit/penyakit.
c. Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa
penjelasan, berbagai tindakan tanpa persetujuan.
2. Kronik yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum sakit/dirawat klien ini
mempunyai cara berpikir yang negatif. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap
dirinya.
Tanda dan gejala yang dapat dikaji
1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakti dan akibat tindakan terhadap penyakit. Misalnya malu
dan sedih karena rambut jadi botak setelah mendapat terapi sinar pada kanker.
2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya ini tidak akan terjadi jika saya segera kerumah sakit,
menyalahgunakan/mengejek dan mengkritik diri sendiri.
3. Merendahkan martabat. Misalnya saya tidak bisa, saya tidak mampu saya orang bodoh dan tidak tahu apa-
apa.
4. Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak ingin bertemu dengan orang lain, lebih suka
sendiri.
5. Percaya diri kurang. klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang memilih alternatif tindakan.
6. Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang suram mungkin klien ingin mengakhiri
kehidupan.
4. Gangguan Peran
Gangguan penampilan peran adalah berubah atau berhenti fungsi peran yang disebabkan oleh penyakit, proses
menua, putus sekolah, putus hubungan kerja.Pada klien yang sedang dirawat di rumah sakit otomatis peran
sosialo klien berubah menjadi peran sakit. Peran klien yang berubah adalah :
Ø Peran dalam keluarga
Ø Peran dalam pekerjaan/sekolah
Ø Peran dalam berbagai kelompok
Ø Klien tidak dapat melakukan peran yang biasa dilakukan selama dirawat di rumah sakit atau setelah kembali
dari rumah sakit, klien tidak mungkin melakukan perannya yang biasa.
Tanda dan gejala yang dapat di kaji
1.Mengingkari ketidakmampuan menjalankan peran
2.Ketidakpuasan peran
3.Kegagalan menjalankan peran yang baru
4.Ketegangan menjalankan peran yang baru
5.Kurang tanggung jawab
6.Apatis/bosan/jenuh dan putus asa
5. Gangguan Identitas
Gangguan identitas adalah kekaburan/ketidakpastian memandang diri sendiri. Penuh dengan keragu-raguan,
sukar menetapkan keinginan dan tidak mampu mengambil keputusan pada klien yang dirawat di rumah sakit
karena penyakit fisik maka identitas dapat terganggu, karena.
Tubuh klien di kontrol oleh orang lain. Misalnya : Pelaksanaan pemeriksaan dan pelaksanaan tindakan tanpa
penjelasan dan persetujuan klien.Ketergantungan pada orang lain. Misalnya : untuk “self-care” perlu dibantu
orang lain sehingga otonomi/kemandirian terganggu.
Perubahan peran dan fungsi. klien menjalankan peran sakit, peran sebelumnya tidak dapat di jalankan.
Tanda dan gejala yang dapat di kaji
1.Tidak ada percaya diri
2.Sukar mengambil keputusan
3.Ketergantungan
4.Masalah dalam hubungan interpersonal
5.Ragu/ tidak yakin terhadap keinginan
6.Projeksi (menyalahkan orang lain).
b). Faktor resiko penyimpangan konsep diri
1.Personal Identity Disturbance
o Perubahan perkembangan
o Trauma
o Ketidaksesuaian Gender
o Ketidaksesuaian kebudayaan
2.Body Image Disturbance
o Kehilangan salah satu fungsi tubuh
o Kecacatan
o Perubahan perkembangan
3.Self Esteem Dusturbance
o Hubungan interpersonal yang tidak sehat
o Gagal mencapai perkembangan yang penting
o Gagal mencpaai tujuan hidup
o Gagal dalam kehidupan dengan moral tertentu
o Perasaan tidak berdaya
o Gagal dalam kehidupan dengan moral tertentu
o Perasaan tidak berdaya
4.Altered Role Peformance
o Kehilangan nilai peran
o Dua harapan peran
o Konflik peran
o Ketidakmampuan menemukan peran yang diinginkan
F. Pengkajian Konsep Diri
a.Faktor predisposisi
1. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi perilaku yang objektif dan teramati serta bersifatsubjektif dan
dunia dalam pasien sendiri. Perilaku berhubungan dengan harga diri yang rendah, keracuan identitas, dan
deporsonalisasi.
2. Faktor yang mempengaruhi peran adalah streotipik peran seks, tuntutan peran kerja, dan harapan peran
kultural.
3. Faktor yang mempengaruhi identitas personal meliputi ketidakpercayaan orang tua, tekanan dari kelompok
sebaya, dan perubahan dalam struktur sosial.
b. Stresor Pencetus
a). Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan kejadian mengancam kehidupan
b). Ketegangan peran hubugnan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana individu mengalaminya
sebagai frustasi. ada tiga jenis transisi peran :
1). Transisi peran perkembangan
2). Transisi peran situasi
3) Transisi peran sehat /sakit
c. Sumber-sumber koping
o Setiap orang mempunyai kelebihan personal sebagai sumber koping, meliputi :
o Aktifitas olahraga dan aktifitas lain diluar rumah
o Hobby dan kerajinan tangan
o Seni yang ekspresif
o Kesehatan dan perawan diri
o Pekerjaan atau posisi
o Bakat Tertentu
o Kecerdasan
o Imajinasi dan kreativitas
o Hubungan interpersonal
d. Mekanisme Koping
o Pertahanan koping dalam jangka pendek
o Pertahanan koping jangka panjang
o Mekanisme pertahanan ego
Untuk mengetahui persepsi seseorang tentang dirinya, maka orang tersebut harus bisa menjawab pertanyaan-
pertanyaan sebagai berikut :
1.Persepsi psikologis :
Ø Bagaimana watak saya sebenarnya ?
Ø Apa yang membuat saya bahagia atau sedih ?
Ø Apakah yang sangat mencemaskan saya ?
2.Persepsi Sosial
Ø Bagaimana orang lain memandang saya ?
Ø Apakah mereka menghargai saya bahagia atau sedih?
Ø Apakah mereka membenci atau menyukai saya ?
3.Persepsi Fisis
Ø Bagaimana pandangan saya tentang penampilan saya ?
Ø Apakah saya orang yang cantik atau jelek ?
Ø Apakah Tubuh saya kuat atau lemah ?
Pendekatan dan pertanyaan dalam pengkajian sesuai dengan faktor yang dikaji :
1). Identitas
ü Dapatkah anda menjelaskan siapa diri anda pada orang lain : Karakteristik dan kekuatan
2). Body Image
ü Dapatkah anda mejnelaskan keadaan tubuh anda kepada saya
ü Apa yang paling anda sukai dari tubuh anda
ü Apakah ada bagian dari tubuh anda, yang ingin anda rubah
3). Self esteem
ü Dapatkah anda katakan apa yang membuat anda puas
ü Ingin jadi siapakh anda
ü Siapa dan apa yang menjadi harapan anda
ü Apakah harapan itu realistis ?
ü Siginifikan : Apa respon anda, saat anda tidak merasa dicintai dan tidak dihargai ?
ü Siapakah yang paling penting bagi anda
ü Competence : Apa perasaan anda mengenai kemampuan dalam mengerjakan sesuatu untuk kepentingan hidup
anda ?
ü Virtue : Pada tingkatan mana anda merasa nyaman terhadap jalan hidup bila dihubungkan dengan standar
moral yang dianut.
ü Power : Pada tingkatan mana anda perlu harus mengontrol apa yang terjadi dalam hidup anda. Apa yang kamu
rasakan
ü 4). Role Performance
ü Apa yang anda rasakan mengenai kemampuan anda untuk melakukan segala sesutu sesuai peran anda ?
Apakah peran saat ini membuat anda puas ?
Gangguan Konsep Diri
Mekanisme koping jangka pendek (krisi indentitas), yaitu aktivitas yang memberi:
Kesempatan lari sementara dari krisis
Kesempatan mengganti identitas
Kekuatan atau dukungan sementara terhadap konsep diri (identitas yang kabur)
Arti dari kehidupan
Gangguan Koping Jangka Panjang
Bila koping jangka pendek tidak terselesaikan
Penyelesaian positif menghasilkan integritas ego, identitas dan keunikan individu
Konsep diri yang sehat
PROSES KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Factor prdisposisi
factor mempengaruhi harga diri
pengalaman masa kanak-kanak dapat merupakan factor kontribusi pada gangguan atau masalah konsep diri.
Anak sangat peka terhadap perlakuan dan respon orang tua. Orang tua yang kasar, membenci dan tidak
menerima akan mempunyai keraguan dan ketidakpsatian diri. Anak yang tidak menerima kasih saying maka
anak tersebut akan gagal mencinati dirinya dan orang lain.
Individu yag kurang mengertia akan arti dan tujan kehidupan akan gagal menerima tagungjawab untuk diri
sendiri. Ia akan tegantung pada lain gagal mengembangkan kemamapuan sendiri. Ia mengingkari kebebasan
menekspresi sesuatu termasuk ekmungkanan berbuat salah dab menjadi kasar dan banyak menuntut diri sendiri.
Ideal diri yang di tetapkan tidak dapa dicapai.
factor yang mepengaruhi penampilan peran
peran yang sesua dengan jenis kelamin sejak dulu sudah diterima oleh masyarakat, misalnya wanita dianggap
kurang mampu, kurang mandiri , kurang objektif dan kurang rasional dibandingkan pria. Pria dianggap kurang
sensitive, kurangbhangat, kurang ekpresif disbanding wanita. Sesuai dengan standar tersebut, jika wanita atau
pria berperan tidak siperti lazimnya maka akan men9imbulkan konflik didalam diri mapun hubungan social.
Misalnya wanita yang secara tradisional harus tinggal dirumah saja, jika ia mulai keluar rumah untuk mulai
sekolah atau bekerja akan menimbulkan masalah.
Konflik peran dan peran yang tidak sesuai muncul dari factor biologis dan harapan masyarakat terhadap wanita
atau pria. Peran yanbg berlebihan muncul pada wanita yang mempunyai sejumlah peran.
factor yang mempengaruhi identitas diri.
Orang tua yang selalu curiga pada anakmakan menyebakan kurang percaya diri pada anak. Anak akan ragu
apakah yang dia pilih tepat, jika tidak sesuai dengan keinginan orang tua maka timbul rasa bersalah. Control
orang tua yang tepat pada anak-anak remaja akan menimbulkan perasaan benci anak pada orang tua. Teman
sebayanya merupkan factor lain yang mempengaruhi identitas. Remaja ingin diterima, dibtuhkan, diingikan, dan
dimilki oleh kelompoknya.
Factor Presipitasi
Masalah khusus tentang konsep diri disebabakan oleh setiap situasi yang dihadapi individu dan individu tidak
mampu menyesuaikan. Situasi atau stresor dapat mempengaruhi konsep diri dan komponennya.
Stressor yang dapat mempengaruhi gambaran diri dan hilangnya bagian badan, tindkan oiperasi, proses patologi
penyakit, perubahan struktur dan fungsi tubuh, proses tumbuh kembang, prosedur tindakan dan pengobatan.
Stressor yang mempengaruhi harga diri dan ideal diri adalah penolakan dan kurang penghargaan diri dari orang
tua dan orang yang berate; pola asuh anak yang tidak tepat, misalanya terlalu dilarang, dituntut, dituruti,
persaingan dengan saudara, kesalahan dan kegagalan terulang, cita-cita yang tidak dapat dicapai, gagal
betangguang jawab terhadap diri sendiri.
Sepanjang kehidupan individu yang serinng menghadapi transisi peran,. Meleis (Stuart dan sudden 1991)
mengidentifikasi 3 kategori transisi peran, perkembangan, situasi dan sehat sakit,
v Transisi perkembangan
setiap perkembangan dapat menimbulkan ancaman pada identitas. Setiap tahap perkembangan harus dilalkui
inidividu dengan menyelesaikan tugas perkembangan yang berbeda-beda. Hal ini dapt merupakan stressor bagi
konsep diri.
v Transisi situasi
transisi situasi terjadi sepanjang daur kehidupan, bertambah dan berkurang orang yang berarti malalui kelahiran
atau kematian , misalnya status sendiri menjadi berdua atau menjadi orang tua.
v Transisi sehat sakit.
stressor pada tubh dapat menyebabakan gangguan gambaran diri dan brakibat perubbahan konsep diri.
Perubahan tubuh dapat mempengaruhi semua komponen konsep diri. Perubahan tubuhf dapat mempengaruhi
semua komponen konsep diri yaitu gambaran diri, peran dan harga diri.
Masalah konsep diri dapat dicetuskan oleh factor psikologis, sossiologis, atau fisiologis, namun yang lebih
penting adalah persepsi klien terhadap ancaman.
Perilaku
Data yang di kumpulkan oleh seorang perawat, hendaknya data-data perilaku yang objektif dapat di amati.
Periloaku yang berhubungan dengan harga diri yang rendah (Stuart dan Sundeent, 19991) yaitu yang identitas
kacau dan defersonalisasi dapat di lihat pada table berikut:
Perilaku dengan Harga Diri yang Rendah
Ø kritik diri sendiri atau orang lain.
Ø Produktifitas menurun
Ø Destruktif pada orang lain
Ø Gangguan berhubungan
Ø Perasaan yang berlebihan tentang pentingnya dirinya
Ø Perasaan tidak layak
Ø Perasaan bersalah
Ø Mudah marah dan tersinggung
Ø Rasa negative terhadap diri sendiri

Ø Pandangan hiduip yang pesimis


Ø Keluhan fisik
Ø Pandangan hidup terpolarisasi
Ø Menolak kemampuan diri sendiri
Ø Mengejek diri sendiri
Ø Merusak diri
Ø Isolasi social
Ø Gangguan penggunaan zat
Ø Menarik diri dari realitas
Ø Khawatir
Ø Ketegangan peran.
2. Perilaku dengan Identitas yang kacau
Ø Tidak mengindahkan moral
Ø Kontradiksi cirri kepribadian
Ø Mengurangi hubungan intrapersonal
Ø Perasaan kekosongan
Ø Perasaan tentang diri yang berubah-ubah
Ø Kekacauan identitas seksual
Ø Kecemasan yang tinggi
Ø Tidak mampu berempati dengan orang lain
Ø Kurang keyakinan diri
Ø Cinta diri sendiri yang patologi
Ø Masalah dalam hubungan intim
Ø Kekacauan dan kehilangan identitas sesaat

3. Perilaku dengan Depersonalisasi


§ Afektif
§ Persepsi

§ Kognitif

§ Perilaku
ü Identitas hilang
ü Asing dengan diri sendiri
ü Perasaan tidak ama, rendah diri, takut malu
ü Perasaan tidak relaistis
ü Merasa sangat terisolasi
ü Kurang perasaan yang berkesinambungan.
ü Tidak mampu mencapai kepuasan atau perasaan tuntas.

ü Halusinasi pendengarandan penglihatan


ü Tidak yakin akan jenis kelaminnya.
ü Sukar emmbadakan diri dengan orang lain
ü Gamabaran diri terganggu.
ü Pengalaman kehidupan bagaikan mimpi

ü Kacau
ü Disorientasi waktu
ü Penyimpangan pikiran
ü Daya ingat terganggu
ü Daya nilai terganggu

ü Afek tumpul
ü Pasif dan tidak ada respon emosi
ü Komunikasi tidak selaras
ü Tidak dapat mengontrol implus
ü Tidak ada inisiatif dan tidak mampu mengambil keputusan
ü Menarik diri dari lingkungan
ü Spontanitas dan semangat berkurang
4. Mekanisme Koping
Dapat berguna untuk individu dalam mengahapi persepsi diri yang tidak menyenangkan. Perthanan diri dapat
dibagi 2 yaitu mekanisme koping janka pendek dan mekanisme jangka panjang. Uraian mekanisme dapat dilihat
sebagai berikut:
Jangka pendek
1. Kegiatan yang dilakukan untuk lari semntara dari krisis identitas: (musik keras, pemakaian obat-obatan, kerja
keras, menonton Tv terus menerus)
2. Kegiatan mengganti aktifitas sementara: (ikut keompok social, keagamaan, politik ).
3. Kegiatanyang memberi dukungan semnetara; (kompetensi olahraga, kontes populeritas)
4. Kegiatan yang mencoba menghilangkan anti identitas semntara: (penyalahgunaan obat-obatan).
Jangka panjang
1. Menutupi identitas:
Terlalu cepat mengadopsi identitas yang senangi dari seorang yang berarti, tanpa menindahkan hasrat,
apreasiasi atau potensi diri sendiri.
2. Identitas negative
Yaitu asumsi yang bertentangan dengan nilai dan harapan masyarakat.

Mekanisme pertahanan ego yang sering digunakan adalah:


Fantasi, disosiasi, isolasi, proyeksi, mengalihkan marah berbalik pada diri sendiri dan pada orang lain.
A. PENGERTIAN KEBUTUHAN KONSEP PSIKOSIAL DAN KONSEP DIRI

Manusia adalah makhluk biopsikososial yang unik dan menerapkan system terbuka serta saling
berinteraksi. Manusia selaulu berusaha untuk mempertahankan keseimbangan hidupnya. Keseimbangan yang
dipertahankan oleh setiap individu untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, keadaan ini disebut
dengan sehat. Sedangkan seseorang dikatakan sakit apabila gagal dalam mempertahankan keseimbangan diri
dan lingkungannya.1 Sebagai makhluk social, untuk mencapai kepuasana dalam kehidupan, mereka harus
membina hubungan interpersonal positif Konsep diri adalah pengetahuan individu tentang diri, misalnya “saya
kuat dalam matematika”.

Konsep diri adalah citra subjektif dari diri dan percampuran yang kompleks dari perasaan, sikap &
persefsi bawah sadar maupun sadar. Konsep diri memberikan kita kerangka acuan yang mempengaruhi
manajemen kita terhadap situasi dan hubungan kita dengan orang lain. Kita mulai membentuk konsep diri saat
usia muda. Masa remaja adalah waktu yang kritis ketika banyak hal secara kontinu mempengaruhi konsep diri.
Jika seseorang mempunyai masa kanak-kanak yang aman dan stabil, maka konsep diri masa remaja anak
tersebut secara mengejutkan akan sangat stabil. Ketidaksesuaian antara aspek tertentu dari kepribadian dan
konsep diri dapat menjadi sumber stres atau konflik.2

Konsep diri dan persepsi tentang kesehatan sangat berkaitan erat satu sama lain. Klien yang mempunyai
keyakinan tentang kesehatan yang baik akan dapat meningkatkan konsep diri.3 Termasuk persepsi indvidu akan
sifat dan kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan
pengalaman dan objek, tujuan serta keinginannya. Lebih menjelaskan bahwa konsep diri adalah cara individu
memandang dirinya secara utuh : fisikal, emosional, intelektual, sosial, dan spiritual.

Konsep diri belum ada saat dilahirkan, tetapi dipelajari dari pengalaman unik melalui eksplorasi diri
sendiri hubungan dengan orang dekat dan berarti bagi dirinya. Dipelajari melalui kontak sosial dan pengalaman
berhubungan dengan orang lain. Pandangan individu tentang dirinya dipengaruhi oleh bagaimana individu
mengartikan pandangan orang lain tentang dirinya. Konsep diri berkembang dengan baik apabila : budaya dan
pengalaman di keluarga dapat memberikan perasaan positif, memperoleh kemampuan yang berarti bagi
individu / lingkungan dan dapat beraktualissasi, sehingga individu menyadari potensi dirinya. Respons individu
terhadap konsep dirinya berfluktuasi sepanjang rentang konsep diri yaitu dari adaptif sampai maladaptive.

B. RENTANG RESPON KONSEP DIRI

1. Aktualisasi diri : pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar belakang pengalaman
nyata yang sukses dan dapat diterima
2. Konsep diri positif apabila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam beraktualisasi diri dan
menyadari hal –hal positif maupun yang negative dari dirinya
3. Harga diri rendah: individu cenderung untuk menilai dirinya negative dan merasa lebih rendah dari
orang lain
4. Identitas kacau: kegagalan individu mengintegrasikan aspek – aspek identitas masa kanak – kanak ke
dalam kematangan aspek psikososial kepribadian pada masa dewasa yang harmonis
5. Depersonalisasi: perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri sendiri yang berhubungan dengan
kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan dirinya dengan orang lain.

C. KOMPONEN KONSEP DIRI

Komponen Konsep diri terdiri dari :

1. Identitas: Identitas mencakup rasa internal tentang individual, keutuhan dan konsistensi dari seseorang
sepanjang waktu dan dalam berbagai situasi. Karenanya konsep tentang identitas mencangkup kontansi
dan kontinuitas. Identitas menunjukan menjadi lain dan terpilih dari orang lain, namun menjadi diri yang
utuh dan unik. Anak belajar tentang nilai, perilaku dan peran yang diterima sesuai kultur. Anak
mengidentifikasi pertama kali dengan orang tua, kemudian dengan guru, teman seusia dan pahlawan
pujaan. Untuk membentuk identitas, anak harus mampu untuk membawa semua perilaku yang dipelajari
ke dalam keutuhan yang kohoren, konsisten dan unik.4 Rasa identitas ini secara kontinu timbul dan
dipengaruhi oleh situasi sepanjang hidup.
2. Citra tubuh: Membentuk persepsi seorang tentang tubuh, baik secara internal maupun eksternal.
Persepsi ini mencakup perasaan dan sikap yang ditunjukkan pada tubuh. Citra tubuh dipengaruhi oleh
pandangan pribadi tentang karakteristik dan kemampuan fisik dan oleh persepsi dari pandangan orang
lain. Citra tubuh di pengaruhi oleh pertumbuhan kognitif dan perkembangan fisik. Perubahan
perkembangan yang normal seperti pertumbuhan dan penuaan mempunyai efek penampakan yang lebih
besar pada tubuh dibandingkan dengan aspek lainnya dari konsep diri.5 Citra tubuh anak usia sekolah
berbeda dengan citra tubuh seorang bayi. Salah satu perbedaan yang menyolok adalah kemampuan
untuk berjalan. Perubahan ini bergantung pada kematangan fisik. Perubahan hormonal terjadi selama
masa remaja dan pada tahun akhir kehidupan juga mempengaruhi citra tubuh (mis. Menopause selama
masa dewasa dengan penuaan mencakup penurunan ketajaman penglihatan, pendengaran, dan mobilitas,
perubahan ini dapat mempengaruhi citra tubuh).
3. Ideal Diri: Adalah persepsi individu tentang bagaimana ia seharusnya bertingkah laku berdasarkan
standar pribadi. Standar dapat berhubungan dengan tipe orang yang diinginkan atau disukainya atau
sejumlah aspirasi, tujuan, nilai yang ingin diraih. Ideal diri, akan mewujudkan cita-cita atau penghargaan
diri berdasarkan norma-norma sosial dimasyarakat tempat individu tersebut melahirkan penyesuaian
diri. Pembentukan ideal diri dimulai pada masa kanak-kanak dipengaruhi oleh orang yang penting pada
dirinya yang memberikan harapan atau tuntutan tertentu.6 Seiring dengan berjalannya waktu individu
menginternalisasikan harapan tersebut dan akan membentuk dasar dari ideal diri. Pada usaia remaja
ideal diri akan terbentuk melalui identifikasi pada orang tua, guru dan teman. Pada usia yang lebih tua
dilakukan penyesuaian yang merefleksikan berkurangnya kekuatan fisik dan perubahan peran serta
tanggung jawab.
4. Harga Diri: Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisi
seberapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal dirinya. Harga diri diperoleh dari sendiri dan
orang lain yaitu dicintai, dihormati dan dihargai.7 Individu akan merasa harga dirinya tinggi bila sering
mengalami keberhasilan, sebaliknya individu akan merasa harga dirinya rendah bila sering mengalami
kegagalan, tidak dicintai atau tidak diterima di lingkungan. Harga diri dibentuk sejak kecil dari adanya
penerimaan dan perhatian. Harga diri akan meningkat sesuai meningkatnya usia. Untuk meningkatkan
harga diri anak diberi kesempatan untuk sukses, tanamkan “ideal” atau harapan jangan terlalu tinggi dan
sesuaikan dengan budaya, berikan dorongan untuk aspirasi atau cita-citanya dan bantu membentuk
pertahanan diri untuk hal-hal yang menggangu persepsinya. Harga diri sangat mengancam pada masa
pubertas, karena pada saat ini harga diri mengalami perubahan, karena banyak keputusan yang harus
dibuat menyangkut diri sendiri. Remaja dituntut untuk menentukan pilihan, posisi peran dan
memutuskan apakah ia mampu meraih sukses dari suatu bidang tertentu, apakah ia dapat berpartisipasi
atau diterima di berbagai macam aktivitas sosial.
5. Peran: Peran adalah serangkaian pola sikap, perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan oleh masyarakat
dihubungkan dengan fungsi individu di dalam kelompok sosialnya.8 Peran memberikan sarana untuk
berperan serta dalam kehidupan sosial dan merupakan cara untuk menguji identitas dengan memvalidasi
pada orang yang berarti. Setiap orang disibukkan oleh beberapa peran yang berhubungan dengan posisi
pada tiap waktu sepanjang daur kehidupan. Harga diri yang tinggi merupakan hasil dari peran yang
memenuhi kebutuhan dan cocok dengan ideal diri.

D. ASUHAN KEPERAWATAN PSIKOSOSIAL DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI

Pengkajian

1. Gangguan citra tubuh : Gangguan citra tubuh adalah perubahan persepsi tentang tubuh yang
diakibatkan oleh perubahan ukuran, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan, makna dan objek yang sering
kontak dengan tubuh. Pada klien yang dirawat dirumah sakit umum, perubahan citra tubuh sangat
mungkin terjadi. 9

Stressor pada tiap perubahan adalah :10

 Perubahan ukuran tubuh : berat badan yang turun akibat penyakit


 Perubahan bentuk tubuh : tindakan invasif, seperti operasi, suntikan, daerah pemasangan infuse.
 Perubahan struktur : sama dengan perubahan bentuk tubuh disrtai dengan pemasanagn alat di dalam
tubuh.
 Perubahan fungsi : berbagai penyakit yang dapat merubah system tubuh.
 Keterbatasan : gerak, makan, kegiatan.
 Makna dan obyek yang sering kontak : penampilan dan dandan berubah, pemasangan alat pada tubuh
klien ( infus, fraksi, respitor, suntik, pemeriksaan tanda vital, dll).

2. Gangguan Identitas diri : Gangguan identitas adalah kekaburan / ketidakpastian memandang diri
sendiri. Penuh dengan keraguan, sukar menetapkan keinginan dan tidak mampu mengambil keputusan.11

Tanda dan gejala yang dapat dikaji :

 Tidak ada percaya diri


 Sukar mengambil keputusan
 Ketergantungan
 Masalah dalam hubungan interpersonal
 Ragu / tidak yakin terhadap keinginan
 Projeksi ( menyalahkan orang lain )

Masalah keperawatan yang mungkin timbul :

 Gangguan identitas personal


 Perubahan penampilan peran
 Ketidakberdayaan
 Keputusasaan

Kepribadian Yang Sehat:

Individu dengan kepribadian yang sehat akan mengalami hal – hal berikut ini :

 Citra tubuh yang positif dan sesuai


 Ideal diri yang realistic
 Konsep diri yang positif
 Harga diri yang tinggi
 Penampilan peran yang memuaskan
 Rasa identitas yang jelas

3. Gangguan harga diri ( Self-Esteem) : Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan yang
negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.

Gangguan harga diri yang disebut harga diri rendah dan dapat terjadi secara :

 Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus
sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu (korban perkosaan, dituduh KKN,
dipenjara tiba-tiba).
o Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya : pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan
alat yang tidak sopan (pencukuran pubis, pemasangan kateter, pemeriksaan perneal).
o Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena
dirawat/sakit/penyakit.
o Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya berbagai pemeriksaan dilakukan
tanpa penjelasan, berbagai tindakan tanpa persetujuan. Kondisi ini banyak ditemukan pada klien
gangguan fisik
 Kronik, yaitu perasan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum sakit/dirawat. Klien ini
mempunyai cara berfikir yang negatif. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negarif
terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respons yang maladaptive. Kondisi ini dapat ditemukan
pada klien gangguan fisik yang kronis atau pada klien gangguan jiwa.

Gangguan gejala yang dapat dikaji :

 Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap penyakit. Misalnya :
malu dan sedih karena rambut jadi botak setelah mendapat terapi sinar pada kanker.
 Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya : ini tidak akan terjadi jika saya segera ke rumah sakit,
menyalahkan/ mengejek dan mengkritik diri sendiri
 Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya orang bodoh dan tidak tahu
apa-apa.
 Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri, klien tidak ingin bertemu dengan orang lain, lebih suka
sendiri.
 Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang memilih alternatif tindakan
 Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin klien ingin
mengakhiri kehidupan.

4. Gangguan peran : Gangguan penampilan peran adalah berubah atau terhenti fungsi peran yang
disebabkan oleh penyakit, proses menua, putus sekolah, putus hubungan kerja.12

Pada klien yang sedang dirawat di rumah sakit otomatis peran sosial klien berubah menjadi peran
sakit. Peran klien yang berubah adalah :

 Peran dalam keluarga


 Peran dalam pekerjaan/sekolah
 Peran dalam berbagai kelompok

Klien tidak dapat melakukan peran yang biasa dilakukan selama dirawat dirumah sakit. Atau
setelah kembali dari rumah sakit, klien tidak mungkin melakukan perannya yang biasa.
Tanda dan gejala yang dapat dikaji :

1. Mengingkari ketidakmampuan menjalankan peran


2. Ketidakpuasan peran
3. Kegagalan menjalankan peran yang baru
4. Ketegangan menjalankan peran yang baru
5. Kurang tanggung jawab
6. Apatis/bosan/jenuh dan putus asa

Masalah keperawatan yang mungkin muncul :

1. Perubahan penampilan peran


2. Gangguan harga diri rendah
3. Keoutusasaan
4. ketidakberdayaan

5. Gangguan ideal diri: Gangguan ideal diri adalah ideal diri yang terlalu tinggi, sukar dicapai dan tidak
realistis. Ideal diri yang samar dan tidak jelas dan cenderung menuntut.13

Pada klien yang dirawat dirumah sakit karena sakit fisik maka ideal dirinya dapat terganggu. Atau ideal
diri klien terhadap hasil pengobatan yang terlalu tinggi dan sukar dicapai.

Tanda dan gejala yang dapat dikaji :

1. Mengungkapkan keputusasaan akibat penyakitnya , misalnya : saya tidak bisa ikut ujian karena sakit,
saya tidak bisa lagi jadi peragawati karena bekas operasi di muka saya, kaki saya yang dioperasi tidak
dapat main bola.
2. Mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi, misalnya : saya pasti bisa sembuh padahal prognosa
penyakitnya buruk; setelah sehat saya akan sekolah lagi padahal penyakitnya mengakibatkan tidak
mungkin lagi sekolah.
Konsep diri merupakan konsep dasar yang perlu diketahui perawat untuk mengerti perilaku dan
pandangan terhadap dirinya, masalahnya, serta lingkungannya. Dalam memberikan asuhan keperawatan,
perawat harus dapat meyakini bahwa klien adalah makhluk bio-psiko-sosio-spiritual yang utuh dan unik sebagai
satu kesatuan dalam berinteraksi terhadap lingkungannya dan dirinya sendiri. Setiap individu berbeda dalam
mengimplementasikan stimulus dalam lingkungannya yang diperoleh melalui pengalaman yang unik dengan
dirinya sendiri dan orang lain.
Konsep ide adalah semua ide, pikiran, perasaan, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu
dalam berhubungan dengan orang lain. Konsep diri berkembang secara bertahap dimulai dari bayi dapat
mengenali dan membedakan orang lain. Proses yang berkesinambungan dari perkembangan konsep
diridipengaruhi oleh pengalaman interpersonal dan cultural yang memberikan perasaan positif, memahami
kompetensi pada area yang bernilai bagi individu dan dipelajari melalui akumulasi kontak-kontak social dan
pengalaman dengan orang lain.
Dalam merencanakan asuhan keperawatan yang berkualitas perawat dapat menganalisis respon individu
terhadap stimulus atau stressor dari berbagai komponen konsep diri yaitu citra tubuh, ideal diri, harga diri,
identitas dan peran. Dalam memberikan asuhan keperawatan ada lima prinsip yang harus diperhatikan yaitu
memperluas kesadaran diri, menggali sumber-sumber diri, menetapkan tujuan yang realistic sertabertanggung
jawab terhadap tindakan.
Konsep diri adalah semua ide, pikiran kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang
dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. Ide-ide, pikiran, perasaan, dan
keyakinan ini merupakan persepsi yang bersangkutan tentang karakteristik dan kemampuan interaksi dengan
orang lain dan lingkungan, nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek sekitarnya serta tujuan dan
idealismenya.
Konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara utuh baik fisik, emosi, intelektual, social,
dan spiritual.

Teori Perkembangan Konsep Diri


Konsep diri belum ada saat bayi dilahirkan, tetapi berkembang secara bertahap saat bayi dapat
membedakan dirinya dari orang lain, mepunyai nama sendiri, pakaian sendiri. Anak mulai dapat mempelajari
diri, yang mana kaki, tangan, mata dan sebagainya serta kemampuan berbahasa akanmemperlancar proses
tumbuh kembang anak.
Konsep diri merupakan hasil dari aktivitas pengekplorasian dan pengalaman dengan tumbuh sendiri.
Konsep diri dipelajari melalui pengalaman pribadi setiap individu, hubungan dengan orang lain dan interaksi
dengan dunia luar dirinya. Konsep diri berkembang terus mulai dari bayi hingga usia tua. Pengalaman dalam
keluarga merupakan dasar pembentukan konsep diri karena keluarga dapat memberikan perasaan mampu dan
tidak mampu, perasaan diterima atau ditolak dan dalam keluarga individu mempunyai kesempatan untuk
mengidentifikasi dan meniru perilaku orang lain yang diinginkannya serta merupakan pendorong yang kuat agar
individu mencapai tujuan yang sesuai atau pengharapan yang pantas. Dengan demikian jelas bahwa kebudayaan
dan sosialisasi mempengaruhi konsep diri dan perkembangan kepribadiaan seseorang.
Seseorang dengan konsep diri yang positif dapat mengeksplorasi dunianya secara terbuka dan jujur
karena latar belakang penerimaannya sukses, konsep diri yang positif berasal dari pengalaman yang positif yang
mengarah pada kemempuan pemahaman. Karakter individu dengan konsep diri yang positif :
1. Mampu membina hubungan pribadi, mempunyai teman dan gampang bersahabat.
2. Mampu berfikir dan membuat keputusan.
3. Dapat beradaptasi dan menguasai lingkungan.
Konsep diri yang negative dapat dilihat dari hubungan individu dan social yang maladaptif.
Setiap individu dalam kehidupannya tidak terlepas dari berbagai stressor, dengan adanya stressor akan
menyebabkan ketidakseimbangan tersebut, individu menggunakan koping yang bersifat membangun
(konstruktif) ataupun koping yang bersifat merusak (destruktif). Koping yang konstruktif akan menghasilkan
respon yang adaptif yaitu aktualisasi diri dan konsep diri yang positif.
Aktualisasi diri merupakan respon adaptif yang tertinggi karena individu dapat mengekspresikan
kemampuan yang dimilikinya. Konsep diri yang positif adalah individu dapat mengidentifikasi kemampuan dan
kelemahannya secara jujur dan dalam menilai suatu masalah individu berfikir secara positif dan realistic.
Apabila individu menggunakan koping yang destruktif ia akan mengalami kecemasan, sehingga menimbulkan
rasa bermusuhan yang dilanjutkan dengan individu menilai dirinya rendah, tidak berguna, tidak berdaya, tidak
berarti, takut dan mengakibatkan perasaan bersalah. Rasa bersalah ini akan mengakibatkan kecemasan yang
meningkat, proses ini akan berlangsung terus yang dapat menimbulkan respon yang maladaptive berupa
kekacauan identitas, harga diri yang rendah dan depersonalisasi.

Komponen Konsep Diri


Konsep diri terdiri dari citra tubuh, (body image). Ideal diri (self ideal), harga diri (self esteem), peran
(self role), dan identitas diri (self identy).

Citra Tubuh
Citra tubuh adalah sikap individu terhadap tubuhnya baik disadari atau tidak disadari meliputi persepsi
masa lalu atau sekarang mengenai ukuran dan betuk, fungsi, penampilan dan potensi tubuh. Citra tubuh sangat
dinamis karena secara konstan berubah seiring dengan persepsi dan pengalaman-pengalaman baru. Citra tubuh
harus realistis karena semakin dapat menerima dan menyukai tubuhnya, individu akan lebih bebas dan merasa
aman dari kecemasan. Individu yang menerima tubuhnya apa adanya biasanya memiliki harga diri tinggi dari
pada individu yang tidak menyukai tubuhnya.
Cara individu memandang diri mempunyai dampak yang penting pada aspek psikologisnya. Individu
yang stabil, realistis dan konsisten terhadap citra tubuhnya akan memperlihatkan kemampuan mantap terhadap
realisasi yang akan memacu sukses didalam kehidupan.

Ideal Diri
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia seharusnya bertingkah laku berdasarkan standar
pribadi. Standar dapat berhubungan dengan tipeorang yang diinginkan/disukai atau sejumlah aspirasi, tujuan,
nilai yang ingin diraih.
Ideal diri, akan mewujudkan cita-cita atau pengharapan diri berdasarkan norma-norma social
dimasyarakat tempat individu tersebut melahirkan penyesuaian diri. Pembentukan ideal diri dimulai pada masa
kanak-kanak dipengaruhi oleh orang yang penting pada dirinya yang memberikan harapan atau tuntutan
tertentu. Seiring dengan berjalannya waktu, individu menginternalisasikan harapan tersebut dan akan
membentuk dasar dari ideal diri.
Pada usia remaja, ideal diri akan terbentuk melalui proses identifikasi pada orang tua, guru dan teman.
Pada usia yang lebih tua dilakukan penyesuaian yang merefleksikan berkurangnya kekuatan fisik dan perubahan
peran serta tanggung jawab. Individu cenderung menetapkan tujuan yang sesuai dengan kemampuannya, kultur,
realita, menghindari kegagalan dari rasa cemas.
Ideal diri harus cukup tinggi supaya mendukung respek terhadap diri, tetapi tidak terlalu tinggi, terlalu
menuntut, samar-samar atau kabur. Ideal diri berperan sebagai pengatur internal dan membantu individu
mempertahankan kemampuannya menghadapi konflik atau kondisi yang membuat bingung. Ideal diri penting
untuk mempertahankan kesehatan dan keseimbangan mental.

Harga Diri
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisis seberapa banyak
kesesuaian tingkah laku dengan ideal dirinya. Harga diri diperoleh dengan diri sendiri dan orang lain yang
dicintai, dihormati, dan dihargai. Individu akan merasa harga dirinya tinggi bila sering mengalami keberhasilan,
sebaliknya individu akan selalu merasa harga dirinya rendah bila sering mengalami kegagalan, tidak dicintai
atau tidak diterima oleh lingkungan.
Harga diri dibentuk sejak kecil dari adanya penerimaan danperhatian. Harga diri akan meningkat sesuai
dengan meningkatnya usia. Untuk meningkatkan harga diri, anak diberi kesempatan untuk sukses, beri
penguatan/ pujian bila anak sukses, tanamkan “ideal” atau harapan jangan terlalu tinggi dan sesuaikan dengamn
budaya, berikan dorongan untuk aspirasi atau cita-citanya dan Bantu membentuk pertahanan diri untuk hal-hal
yang menganggu persepsinya.
Harga diri sangat mengancam pada masa pubertas karena pada saat ini harga diri mengalami perubahan
karena banyak keputusan yang harus di buat menyangkut dirinya sendiri.Remaja dituntut untuk menentukan
pilihan,posisi peran dan memutuskan apakah dia mampu meraih sukses dari suatu bidang tertentu ,apakah dia
dapat berpartisipasi atau diterima berbagai macam aktivitas social.Pada usia dewasa harga diri menjadi stabil
dan memberikan gambaran yang jelas tentang dirinya dan cenderung menerima keadaan dirinya.Hal ini
didapatkan dari pengalaman menghadapi kekurangan diri dan meningkatkan kemampuan secara maksimal
kelebihan dirinya.Pada masa dewasa akhir timbul masalah harga diri karena adanya tantangan baru sehubungan
denngan pension,ketidak mampuan fisik,berpisah dari anak,kehilangan pasangan.

Peran
Peran adalah serangkaian sikap perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan oleh masyarakat dihubungkan
dengan fungsi individu dalam kelompok sosialnya.Peran memberikan sarana untuk berperan serta dalam
kehidupan social dan merupakan cara untuk menguji identitas dengan memvalidasi pada orang yang
berarti.Setiap orang disibukkan oleh beberapa peran yang berhubungan dengan posisi pada tiap waktu
sepanjang daur kehidupan. Harga diri yang tinggi merupakan dari hasil peran yang memenuhi kebutuhan dan
sesuai dengan ideal diri.
Faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri individu terhadap peran :

 Kejelasan prilaku dan pengetahuan yang sesuai dengan peran


 Tanggapan yang konsisten dari orang-orang yang berarti terhadap perannya
 Kecocokan dan keseimbangan antar peran yang diembannya
 Keselarsan norma budaya dan harapan individu terhadap prilaku
 Pemisahan situasi yang akan menciptakan penampilan peran yang tidak sesuai

Identitas diri
Identitas diri adalah kesadaran tentang diri sendiri yang dapat diperoleh individu dari observasi dan
penilaian terhadap dirinya,menyadari individu bahea dirinya berbeda dengan orang lain.Identitas diri
merupakan sintetis dari semua konsep diri sebagai satu kesatuan yang utuh, tidak dipengaruhi oleh tujuan hidup,
atribut/jabatan dan peran. Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri yang kuat akan memandang
dirinya berbeda dengan orang lain, dan tidak ada duanya. Kemandirian timbul dari persaan berharga (respek
pada diri sendiri), kemampuan dan penguasaan diri.
Identitas berkembang sejak masa kanak-kanak bersamaan dengan perkembangan konsep diri.Dalam
identitas diri ada otonomi yaitu mengerti dan percaya diri, respek terhadap diri, mampu menguasai diri,
mengatur diri dan menerima diri.
Ciri-ciri individu yang mempunyai kepribadian sehat:
Ciri tubuh positif dan akurat.Kesadaran akan diri berdasar atas observasi mandiri dan perhatian yang
sesuai akan kesehatan diri termasuk persepsi saat ini dan yang lalu akan diri sendiri dan perasaan tentang
ukuran,fungsi,penampilan dan potensi tubuh
Ideal siri realistis. Individu yang mempunyai ideal diri realistis akan mempunyai tujuan hidup yang
dapat dicapai.
Harga diri tinggi.Individu yang mempunyai harga diri tinggi akan memandang dirinya sendiri sebagai
seorang yang berarti dan bermanfaat.

Penampilan peran memuaskan.Individu dengan penampilan peran memuaskan akan dapat berhubungan
dengan orang lain secara inti dan mendapat kepuasan.Ia dapat mempercayai dan terbuka pada orang lain
membina hubungan independen.
Identitas jelas.Individu merasakan keunikan dirinya yang member arah kehidupan dalam mencapai
tujuan.
Ciri-ciri individu dengan identitas diri yang positif :
a. Mengenal diri sebagai organism yang utuh terpisah dari orang lain
b. Mengakui jenis kelamin sendiri
c. Memandang berbagai aspek dalam dirinya sebagai suatu keselarasan tubuh
d. Menilai diri sendiri sesuai dengan penilaian masyarakat
e. Menyadari hubungan masa lalu.sekarang dan yang akan dating
f. Mempunyai tujuan yang bernilai yang dapat dicapai/direalisasikan.

Gangguan konsep diri


Faktor predisposisi
Faktor predisposisi gangguan citra tubuh :

a. Kehilangan /kerusakan bagian tubuh (anatomi dan fungsi)


b. Perubahan ukuran,bentuk dan penampilan tubuh (akibat pertumbuhan dan perkembangan atau penyakit)
c. Proses patalogik penyakit dan dampaknya terhadap struktur maupun fungsi tubuh
d. Prosedur pengobatan seperti radiasi,kemoterapi,transplantasi.

Faktor predisposisi gangguan harga diri :

a. Penolakan dari orang lain


b. Kurang penghargaan
c. Pola asuh yang salah:terlalu dilarang,terlalu terkontrol,terlalu dituruti,terlalu dituntut dan tidak konsisten
d. Persaingan antar-saudara
e. Kesalahan dan kegagalan yang berulang
f. Tidak mampu mencapai standar yang ditentukan.

Faktor predisposisi gangguan peran :

a. Transisi peran yang sering terjadi pada proses perkembangan,perubahan situasi dan keadaan sehat sakit.
b. Ketegangan peran,ketika individu kurang pemgetahuannya tentang harapan peran yang spesifik dan
bingung tentang tingkah laku peran yang sesuai
c. Keraguan peran, ketika individu kurang pengetahuannya tentang harapan yang spesifik dan bingung
tentang tingkah laku peran yang sesuai.
d. Peran yang terlalu banyak

Faktor predisposisi gangguan identitas diri :

a. Ketidak percayaan orang tua kepada anak


b. Tekanan dari teman sebaya
c. Perubahan social

Faktor Prespitasi
Trauma
Masalah spesifik sehubungan dengan konsep diri adalah situasi yang membuat individu sulit
menyesuaikan diri atau tidak dapat menerima khususnya trauma emosi seperti penganiayaan fisik,seksual dan
psikologis pada masa anak-anak atau merasa terancam kehidupannya atau menyaksikan kejadian berupa
tindakan kejahatan.

Ketegangan peran
Ketegangan peran adalah perasaan frustasi ketika individu merasa tidak adekuat melakukan peran atau
melakukan peran yang bertentangan dengan hatinya atau tidak merasa cocok dalam melakukan
perannya.Ketegangan peran ini sering dijumpai saat terjadi saat terjadi konflik peran,keraguan peran dan terlalu
banyak peran.Konflik peran terjadi saat individu menghadapi transisi peran yang beragam.transisi peran yang
sering terjadi adalah perkembangan,situasi dan sehat –sakit.
Transisi peran perkembangan.Setiap perkembangan dapat menimbulkan ancaman pada identitas.Setiap
tahap perkembangan dapat menimbulkan ancaman pada identitas.Setiap tahap perkembangan harus dilalui
individu dengan menyelesaiakn tugas perkembangan yang berbeda-beda,hal ini dapat merupakan stressor bagi
konsep diri.
Transisi peran situasi.perubahan jumlah anggota keluarga baik pertambahan atau pengurangan melalui
kelahiran atau kematian.
Transisi peran sehat-sakit. Perubahan tubuh dapat memengaruhi semua konsep diri. Pergeseran kondisi
kesehatan individu yang menyebabkan kehilangan bagiian tubuh, perubahan bentuk, penampilan dan fungsi
tubuh. Perubahan akibat tindakan pembedahan yang dapat terlihat seperti kolostomi atau gastrostomi atau yang
tidak kelihatan seperti histerektomi.

Perubahan perilaku
Perubahan perilaku pada gangguan citra tubuh :

 Menolak menyentuh atau melihat bagian tubuh tertentu


 Menolak bercermin
 Tidak mau mendiskusikan keterbatasan atau cacat tubuh
 Menolak usaha rehabilitasi
 Usaha pengobatan mandiri yang tidak tepat
 Menyangkal cacat tubuh

Perubahan perilaku yang berhubungan dengan harga diri rendah :

 Mengkritik diri sendiri


 Merasa bersalah dan khawatir
 Merasa tidak mampu
 Menunda keputusan
 Gangguan berhubungan
 Menarik diri dari realita
 Merusak diri
 Membesar-besarkan diri sebagai orang penting
 Perasaan negative terhadap tubuh
 Ketegangan peran
 Pesimis menghadapi hidup
 Keluhan fisik
 Penyalahgunakan zat

Perubahan perilaku yang berhubungan dengan keracunan identitas ;

 Tidak melakukan kode moral


 Kepribadian yang bertentangan
 Hubungan interpersonal yang eksploitatif
 Perasaan hampa
 Perasaan mengambang tentang diri
 Kekacauan identitas seksual
 Kecemasan yang tinggi
 Ideal diri tidak realistis
 Tidak mampu berempati terhadap orang lain
Perubahan perilaku yang berhubungan dengan depersonalisasi :

a. Afektif

1. Kehilangan identitas diri


2. Merasa asing dengan diri sendiri
3. Perasaan tidak nyata
4. Merasa sangat terisolasi
5. Tidak ada perasaan berkesinambungan
6. Tidak mampu mencari kesenangan

b. Persepsi

1. Halusinasi pendengaran/penglihatan
2. Kekacauan identitas seksual
3. Sulit membedakan diri sendiri dengan orang lain
4. Gangguan citra tubuh
5. Menjalani kehidupan seperti dalam mimpi

c. Kognitif

1. Bingung
2. Disorientasi waktu
3. Gangguan berfikir
4. Gangguan daya ingat
5. Gangguan penilaian

d. Perilaku

1. Pasif
2. Komunikasi tidak sesuai
3. Kurang spontanitas
4. Kurang pengendalian diri
5. Kurang mampumembuat keputusan
6. Menarik diri dari hubungan sosial
GANGGUAN KONSEP DIRI

1. Pengertian
Konsep diri adalah semua pikiran , keyakinan dan kepercayaan yang membuat seseorang mengetahui
tentang dirinya dan mempengaruhi hubungannya dengan orang lain. Termasuk persepsi individu akan sifat
dan kemampuannya, ineraksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai- nilai yang berkaitan dengan
pengalaman dan obyek, tujuan serta keinginannya.

2. Komponen konsep diri


1. Citra tubuh
Kumpulan dari sikap individu yangdisadari dan tidak disadari terhadap tubuhnya. Termasuk
persepsi masa lalu dan sekarang serta perasaan tentang ukuran, fungsi, penampilan dan potensi.
2. Ideal diri
Persepsi individu tentang bagaimana dia seharusnya berperilaku berdasarkan standar, tujuan atau
nilai personal tertentu.
3. Harga diri
Penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisa seberapa baik
perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berakar dalam
penerimaan diri sendiri tanpa syarat walaupun melakukan kesalahan, kekalahan dan kegagalan tetap
merasa sebagai orang yang penting dan berharga.
4. Penampilan peran
Serangkaian pol aperilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial berhubungan dengan fungsi
individu di berbagai kelompok
5. Identitas personal
Pengorganisasian prinsip dan kepribadian yang bertanggung jawab terhadap kesatuan,
kesinambungan, konsistensi dan keunikan individu. Mempunyai konotasi otonomi dan meliputi persepsi
seksualitas seseorang. Pembentukan identitas dimulai pada masa bayi dan terus berlangsung sepanjang
kehidupan tapi merupakan tugas utama pada masa remaja.

Perilaku yang berhubungan harga diri rendah:


o mengkritik diri sendiri dan atau orang lain
o penurunan produktivitas
o destruktif yang diarahkan pada orang lain
o gangguan dalam berhubungan
o rasa diri penting yang berlebihan
o perasaan tidak mampu
o rasa bersalah
o mudah tersinggung atau marah yang berlebihan
o perasaan negatif mengenai tubuhnya sendiri
o ketegangan peran yang dirasakan
o pandangan hidup yang pesimis
o keluhan fisik
o pandangan hidup yang bertentangan
o penolakan terhadap kemampuan personal
o destruktif terhadap diri sendiri
o pengurangan diri
o menarik diri secara sosial
o penyalahgunaan zat
o menarik diri dari realitas
o khawatir
Perilaku yang berhubungan dengan kerancuan identitas
o Tidak ada kode moral
o sifat kepribadian yang bertentangan
o hubungan interpersonal yang eksploitatif
o perasaan hampa
o perasaan mengambang tentang diri sendiri
o tingkat kecemasan yang tingi
o ketidakmampuan untuk simpati terhadap orang lain

Perilaku yang berhubungan dengan depersonalisasi


o Afektif
Mengalami kehilangan identitas
Perasaan terpisah dari diri sendiri
Perasaan tidak aman, takut, malu
Perasaan tidak realistis
Rasa terisolasi yang kuat
Kurang rasa kesinambungan dalam diri
Ketidakmmapuan untuk mencari kesenangan atau perasaan untukmencapai sesuatu

o Perseptual
Halusinasi pendengaran dan penglihatan
Kebingungan tentang seksualitas diri sendiri
Kesulitan membedakan diri sendiri dan orang lain
Gangguan citra tubuh

o Kognitif
Bingung
Disorientasi waktu
Gangguan berpikir
Gangguan daya ingat
Gangguan penilaian
Adanya kepribadian yang terpisah dalam diri orang yang sama

o Perilaku
Afek yang tumpul
Keadaan emosi yang pasif dan tidak berespons
Komunikasi yang tidak serasi
Kurang spontnitas
Kehilangan kendali terhadap impuls
Kehilangan kemampuan untuk memulai dan membuat keputusan
Menarik diri secara sosial

Anda mungkin juga menyukai