Anda di halaman 1dari 29

iil:i'

gAB 22

g$Uffi $d, 4qso


: l t- ::::. ::.i ,,.,:,=

,;l-ORRAIN E M'.,WI LSON

llt:,':.

: ::::] .'l .=:::l:: ]::::


: ':
:::

6niil'r'-litn $* E R,',,8 A g Cambaran klinis dan diagnosis, 391


PERTIMBANCAN FISIOLOC IS, 3 75 Penanganin,:392
Skala pH, 375 CANCC UAN ASAM-BASA CAMPURAN; 393
Asam,375 As idosi s metabo I i k dan as idosi s respi ratorik,

aara, iio 393 :

!."f:t 37? . . Alkalosis metabolik dan alkalosis


Ti njauan ketidaksei respiratorik, 3g4 '"
-t-mbangan. asam-basa
,:,,., '
primer,3TB As idosis metabol ik dan al kalosis respi ratorik,
,ni,,;.'
PEN LAIAN KETI DAKSEIMBANCAN ASAM-
I
',t,,, ,;, liii,, 394
.. BASA,3B0 , : ', r' Alkalosis metabolik dan alkalosis
ASI DOSIS METABOLI K, 384 respiratorik, 394
Etiologi dan patogenesis, 384 CANCC UAN ASAM-BASA CAMPURAN
: Respons kompensatorik terhadip beban asam LAINNVA,395
pada asidosis metabolik, 384
;iI Cambaran klinis dan diagnosis, 385
Penanganan,3S6
ALKALOSIS METABOLIK, 386
' Etiologidan patogenesis, 387

;
,,'Gambaran klinis din diagnosis, 388
Penanganan,3BS ,-
14
Ail1?itr-ltTil[::ruXili;:?;"H*
keparahan bervariasi dari ringan sampai
ASIDOSIS RESPIMTORIK, 389
t I mengancam jiwa. Bab ini mengulas prinsip
Etiologi dan patogenesis, 389 &(u. fisiolJgi asam-basa, mekanisme umum
,i,' Gambaran klinis dan diagnosis, 390 terjadinya abnormalitas, dan cara penilaian gangguan
fenanganan asidosis respi ratori k akut dan
; asam-basa. Ulasan ini akan dilanjutkan dengan
kronis,390 pembicaraan lebih rinci mengenai empat gangguan
ALKALOSIS RESPI RATORI K, 391 asam-basa primer-asidosis metabolik, alkalosis
'
Etiologi dan patogenesis, 3gl :
metabolik, asidosis respiratorik, dan alkalosis
respiratorik-dan gangguan asam-basa campuran.

374
GongguonAsom-Boso eAB 22 375

karena jumlah ion hidrogennya (asam) (H.) tepat sama


PERTIMBANGAN FISIOLOGIS dengan jumlah ion hidroksil (basa) (OHl. Larutan
asam mempunyai pH kurang dari 7; sedangkan larutan
Keseimbangan asam-basa adalah homeostasis dari alkali atau basa mempunyai pH lebih besar dati 7.
kadar ion hidrogen ([H-]) pada cairan tubuh. Asam Skala pH berkisar dari 1 (paling asam) sampai 74(pa-
terus menerus diproduksi dalam metabolisme yang ling alkali).
normal. Meskipun terbentuk banyak asam sebagai Nitai pH rata-rata darah atau cairan ekstrasel (ECF)
hasil metabolisme, namun [H*] cairan tubuh tetap adalah sedikit basa yaitu 7,4'Batas normal pH darah
rendahl Kadar H* normal darah arteri adalah adalah dari 7,38-7,42 (deviasi standar 1 dari nilai rata-
0,00000004 (4 x 10{) mEq/L atau sekitar L persejuta rata) atau 7,35-7,45 (deviasi standar 2 dari nilai rata-
dari kadar Na*. Meskipun rendah, kadar [H'] yang rata).
stabil perlu dipertahankan agar fungsi sel dapat Beberapa rumah sakit lebih senang menggunakan
berjalannormal, karena sedikit fluktuasi (naik turun) nanomol per liter (nmol/L) untuk menyatakan [H.]
sangat memengaruhi aktivitas enzim sel. Perubahan daripada memakai skala pH. Tabel22-I memper-
[H.] yang relatif kecil dapat sangat memengaruhi lihatkan tabel konversi dari pH ke nanomol. Tabel ini
hidup seseorang karena berefek terhadap enzim sel. menunjukkan bahwa skala logaritma seperti pada
skala pH dapat mengaburkan besarnya perubahan
pada [H.] jika seseorang kurang menguasai
Skala pH matematika. Contohnya, jelas saat terjadi peningkatan
[H.] dari 40 sampai 80 nmol/L, terjadi peningkatan
Peningkatan [H.] menyebabkan larutan menjadi [H.] dua kali lipat, tapi peningkatan ini tidak begitu
bertambah asam, dan penurunannya menyebabkan jelas jika pH berubah dari7,4 menjadi 7,1.
larutan menjadi bertambah basa. [H*] berada dalam
jumlah yang kecil, sehingga para ahli kimia meng-
gunakan skala pH sebagai cara untuk menyatakan Asam
[H.]. pH adalah logaritma negatif dari kadar ion
hidrogen (pH =-log [H.]). Dengan demikian [H.] Asam adalah suatu substansi yang mengandung 1
sebesar 0,0000001 g/L sama dengan 70-7 g/L, sama atau lebih ion H* yang dapat dilepaskan dalam larutan
dengan pH 7. Nilai pH berbanding terbalik dengan (donor proton). Asam kuat, seperti asamhidroklorida
(HCl), hampir terurai sempurna dalam larutan,
[H.]. Apabila [H.] meningkat, pH menurury demikian
juga jika [H*] menurun, maka pH meningkat. Kadar sehingga melepaskan lebih banyak ion H*. Asam
pH yang rendah berarti larutan itu lebih asam/ lemah, seperti asam karbonat (HrCOr), hanya terurai
sedangkan pH yu.g tinggiberarti larutan itu lebih al- sebagian dalam larutan sehingga lebih sedikit ion H*
kali atau basa. Air mempunyai pH Z dan bersifat netral yang dilepaskan.
Proses metabolisme dalam ttrbuh menyebabkan
terjadinya pembentukan dua jenis asam, yaitu yang
mudah menguap (volatil) dan tidak mudah menguap
(non-volatil). Asam aolatil dapat berubah menjadi
bentuk cair maupun gas. Karbondioksida-produk
akhir utama dari oksidasi karbohidrat, lemak, dan
asam amino-dapat dianggap sebagai asam karena
mampu bereaksi dengan air untuk membentuk asam
karbonat (HTCOJ yang akan terurai menjadi bentuk
H* danHCO;
+H* + HCOf
COr+ HrO = H2C03

Karbondioksida adalah gas yang dapat dikeluar-


kan melalui paru-paru, sehingga karbondioksida
sering disebut asam volatil.
,:.ij8.S"; Semua sumber lain H' dianggap sebagaiasam non-
tCIe uolatil atau asam terfiksasi (faed-acids). Asam non-volatil
rl?5,:l
itm'' menguap tidak dapat berubah bentuk menjadi gas
untul bisa diekskresi oleh paru-Paru, tapi harus
376 BAGIAN EMPAT GANGGUANSISTEMHEMATOLOGI

diekskresikan rnelalui ginjal. Asam non-volatil dapat 2. Sistem bufer fosfat monosodium-disodium
berupa anorganik maupun organik. Asam sulfat (Narl{POndan NaHrPOn)
adalah produk akhir oksidasi asam amino yang 3. Sistem bufer oksihemoglobin-hemoglobin dalam
mengandung sulfur, sedangkan asam fosfat dibentuk eritrosit (HbOr- dan HHb)
dari metab-olisme fosfolipid, asam nukleat, dan 4. Sistem bufer protein (Pr- dan HPr)
fosfoprotein. Asam organik (seperti asam laktat dan Sistem bufer asam karbonat-bikarbonat adalah bufer
asam keton) dibentuk pada metabolisme karbohidrat yang paling banyak secara kuantitatif, dan bekerja
dan lemak dankemudian dioksidasi menjadi COrdan dalam ECF. Bufer ini berperan dalam lebih dari
air,fehingga dalam keadaan normal asim-asam ini separuh kapasitas bufer dalam darah. Sistem bufer
tidak memengaruhi pH tubuh. Namun demikian, nonbikarbonat sisanya terutama bekerja dalam cairan
asam-asam organik ini dapat menumpuk pada intrasel (ICF). Sistem bufer fosfat merupakan suatu
keadaan abnormal tertentu. Asam laktat akan bufer yang penting dalam eritrosit dan sel tubulus
menumpuk jika tidak ada oksigery misalnya pada syok ginjal. Ion H* yang diekskresi dalam urine, dibufer oleh
sirkulatorik atau henti jantung. Pada diabetes melitus fosfat, dan disebut sebagai asam yang dapat tertitrasi.
tak terkontrol, asam-asam keton (asam asetoasetat dan Hemoglobin adalah suatu bufer ion H*yang efektif,
beta-hidroksibutirat) dapat tertimbun karena mening- diproduksi dalam eritrosit dalam perjalanan transpor
kahrya metabolisme lemak. Sekitar 20.000 mmol HrCe CO, dari jaringan ke paru dalam bentuk bikarbonat
dan 80 mmol asam non-volatil diproduksi oleh tubuh (HCO3]. Hemoglobin tereduksi mempunyai afinitas
setiap hari dan dikeluarkan melalui paru-paru dan yang kuat dengan ion H*, sehingga sebagianbesar ion
ginjal, secara terpisah. ini menjadi berikatan dengan hemoglobin. Dalam
keadaan ini, hanya sedikit H* yang masih tetap bebas,
sehingga keasaman darah vena hanya sedikit lebih
Basa besar dari darah arteri. Sewaktu darah vena melalui
paru-paru, hemoglobin tersaturasi dengan oksigen dan
* Berlawanan dengan asam, basa adalah substansi yang kemampuanuntukmengikat ion H* menurun. Ion H*
dapat menangkap atau bersenyawa dengan ion dilepaskan, kemudian bereaksi dengan bikarbonat
hidrogen sebuah larutan (akseptor proton). Basa kuat, membentuk CO, dan dikeluarkan melalui tikspirasi
seperti natrium hidroksida (NaOH), terurai dengan paru. Sebenamya sistem hemoglobin/oksihemoglobin
mudah dalam larutan dan bereaksi kuat dengan asam. menyangga sistem bufer bikarbonat/asam karbonat.
Basa lemah, seperti natrium bikarbonat (NaHCOr), Sistem bufer protein paling banyak terdapat pada sel
hanya sebagian yang terurai dalam larutan dan kurang jaringan dan juga bekerja pada plasma, Lebih dari
bereaksi kuat dengan asam. separuh dari 70 mmol ion H* yang berasal dari diet
awalnya dibufer secara intrasel.

Bufer Pengaturan pH ECF


Istilahbufer menjelaskan substansi kimia yang mengu- Berbagai asam dan basa terus menerus memasuki
rangi perubahan pH d.alam larutan yang disebabkan tubuh melalui absorpsi makanan dan katabolisme
penambahan asam maupun basa. Bufer adalah makanan, sehingga perlu beberapa mekanisme untuk
campuran asam lemah dan garam basanya (atau basa mene tralkan a tau membu ang zat-zat ini. Sebenarnya,
lemah dan garam asamnya). Bufer akan sangat efektif pH yang konstan dipertahankan secara bersamaan
dalam mempertahankan [H'] terhadap asam atau basa, oleh sistem bufer tubutu paru-paru, dan ginjal. Tiga
jika bufer tersebut terurai 50% (mempunyai jumlah mekanisme pengaturan ini berbeda dalam kecepatan
asam belum terurai yang sama dan garamnya). Kadar dan keefektifannya untuk mempertahankan ke-
pH pada keadaan asam atau basa yang 50%-nya konstanan pH sesuai dengan bertambah atau ber-
terurai disebut sebagai pK dari bufer itu. Keefektifan kurangnya asam atau basa dalam tubuh.
suatu bufer ditentukan oleh kadar dan pKnya, relatif Respons segera (dalam beberapa detik) terhadap
terhadap komponen tempatbufer itu bekerja. bertambah atau berkurangnya [H.] adalah bufer
Enipatpasang atau sistembufer utama dalam tubuh kimiawi ion H* oleh sistem bufer ECF maupun ICF.
yang membantu memelihara pH agar tetap konstan Tetapi, bufer hanya merupakan tindakan sementara
adalah: dalam pemulihan pH normal.
1. Sistem bufer asam karbonat-bikarbonat (NaHCO. Usaha kedua untuk menstabilkan konsentrasi ion
danHrCOr) H* adalah mengendalikan kadar CO, pernapasan
GongguonAsom-Boso BAla 22 377

dalam cairan tubuh melalui ventilasi alveolar. Respons refleks batang otak, yang mengendalikan dorongan
ini berlangsung cukup cepat, hanya memerlukan pernapasan (lihat Bab 35).
waktu beberapa menit untuk bisa bekerja sepenulrrya. Sisi kanan persamaan reaksi ini adalah komponen
Teralihir, usaha pemulihan pH agar tetap normal ginjal-metabolik: HrCOr= H* + HCOr-. Asam karbonat
pada gangguan asam-basa bergantung pada peng- yang terbentuk oleh hidrasi gas CO2, terurai menjadi
aturan ginjal terhadap keadaan bikarbonat dalam ion Ho dan ion HCO3-. Setengah persamaan ini
cairan lubuh. Respons inirelatif lambat, membutuhkan terutama diatur oleh ginjal. Ginjal turut berperan dalam
beberapa hari untuk mencapai koreksi penuh. menjaga keseimbangan asam-basa dengan menga tur
tHCO;l plasma melalui dua cara: (1) reabsorpsi HCq-
yang terfiltrasi dan mencegah hilangnya HCOr-dalam
Sistem buf er Asam Karbonat-Bikarbonat
urine dan, (2) ekskresi kelebihan H* harian yang
Sistem bufer asam karbonat-bikarbonat sangat penting dihasilkan metabolisme. Dua pertiga dari kelebihan
untuk memahami proses fisiologis yang terjadi pada H* diekskresikan dalambentuk ion amonium (NHr.);
keseimbangan asam-basa normal dan abnormalitas- sepertiga diekskresikan dalam bentuk asam fosfat
nya. Sistem bufer ini merupakan bufer ECF yang utama, (H3PO4) atau asam sulfat (HrSQ). Proses yang terakhir
dan hasil penilaian komponen sistem bufer ini ini menyebabkan terbentuknya bikarbonat baru yang
merupakan dasar penilaian status asam-basa pasien. mengganti bikarbonat yang hilang karena membufer
Persamaan berikut ini menggambarkan komponen beban H* harian. Dengan demikian ginjal mampu me-
sistem bufer asam karbonat-bikarbonat dan hubungan nahan atau membuang HCQ-sesuai kebutuhan, baik
di antaranya: dengan Na* dan K*, atau menukamya dengan Cf..
Meskipun beberapa sistem bufer bekerja secara
CA bersamaan dalam tubuh, tapi hanya satu yang perlu
COr+ HrO + H2C03 =-' H*+ HC6- diukur untuk menganalisis adanya gangguan asam-
b asa. rinsip isohidrik menyatakan bahwa semua sistem
. (40 mmHg) (1,2 mEq/L) (pH 7,4) (2a mEq/L)
P

bufer dalam sebuah larutan berada dalam keseim-


bangan dengan ion H* yang sama. Dengan demikian,
Panah dua arah menunjukkan reaksi dapat ber- secara praktis, perubahan satu sistem bufer men-
langsung dua arah dengan kemungkinan yang sama, cerminkan secara persis adanya perubahan sistem
bergantung pada kadar komponen pada masing- bufer yang lain. Dalam klinis, sistem asam karbonat-
masingbagian persamaan reaksi ini. Reaksi ini terjadi bikarbonat merupakan bufer terpilih untuk analisis
pada eritrosit karena adanya enzim pengkatalisasi gangguan asam-basa, karena merupaka,n sistem bufer
karbonik anhidrase (CA). Enzim ini tidak terdapat terbesar dalam ECF dan yang paling mudah diukur.
dalam plasma darah, sehingga reaksi ini akanberlang-
sung secara lambat. Jelas terlihat dalam persamaan Persamaan Henderson-Hasselbalch
reaksi ini bahwa [H.] adalah fungsi ECF [HCOr-] dan
gas karbondioksida yang terurai dalam darah(PCO'). Pada keseimbangan, hubungan antara reaktan sistem
Asidemiq (peningkatan [H.]) terjadi pada penurunan bufer asam karbonat-bikarbonat dapat dijabarkan
dengan hukum aksi massa:
[HCO3-] atau peningkatan PCO, (keduanya akan
menggeser persamaan reaksi ke kanan, menyebabkan t'o'-
bertambahnya H.). Sebaliknya, alknlemia (penurunan IH l=24*
[HCOo ]
[H']) te4adi pada peningkatan [HCOf atau penurunan
PCO, (keduanya akan menggeser persamaan reaksi ke atau dengan persamaan Henderson-Hasselbalch:
kiri). Dengan demikian [H.], [HCO,-I, dan PCO,
merupakan parameter yang mengendalikan keseim- PH = PK n los -!!Col
bangan asam-basa pada ECF. lH2c03l
Sisi kiri persamaan reaksi bufer adalah komponen pK adalah konstanta disosiasi asam karbonat,
pernapasEn: COr+ HrO = H2CO3. Komponen perna- HCO3- adalah kadar bikarbonat plasma, dan H,CO,
pasan terutama dikendalikan oleh paru melalui adalah kadar asam karbonat plasma. Kadar PCO,
beragam ventilasi alveolar. Apabila PCO, berada di dalam plasma dalam jumlah yang proporsional
atas atau di bawah nilai normal, maka jumlah ventilasi terhadap kadar asam karbonat dan COryang terurai
alveolar tidak memadai (hipoventilasi) atau berlebihan dalam plasma, maka persamaan Henderson-Hassel-
(hiperventilasi). PCO, diatur oleh fungsi paru dan balch dapat dituliskan sebagai:
378 BAGIAN EMPAT GANGGUAN SISTEM HEMATOLOGI

tHco " I
PH=PK+ log:------e--'
SxPco,
_
24 nEqlL
= 6,1 + log
0,03 x 40 mm Hg 1'2

'20=6,1+log_
1

7,4=6,1 +1,3

S adalah konstanta kelarutan CO, dengan nilai


sebesar 0,03. pK sistem bufer asam karbonat-bikar-
bonat adalah suatu konstanta dengan nilai sebesar
6,1. Dengan mengganti nilai plasma normal untuk Gbr.22-1 pH darah normal adalah 7,40 + 0,02 (1 SD) atau t 0,05
bikarbonat (24 mBq/L) dan PCO2 (40 mmHg) (2 SD). Keseimbangan asam-basa terjadi jika perbandingan
kemudian menghitungnya, maka didapat nilai pH bikarbonat terhadap asam karbonat adalah 20:1. Setiap perubahan
dalam perbandingan ini akan mengganggu keseimbangan dan
normal adalah ft . Persamaan ini menunjukkan bahwa menggeser jarum penunjuk ke sisi asidosis atau alkalosis. pH
perbandingan bikarbonat dan asam karbonat kurang dari 7,25 alau lebih dari 7,55 dapat membahayakan jiwa,
menentukan pH. Dalam pH tubuh sebesar 7,4maka dan pH yang ekstrim yaitu 6,8 atau 7,8 dapat menyebabkan
kematian.
perbandingan bikarbonat terhadap asam karbonat
harus 20:1, seperti yang terlihat di atas. Selama
perbandingan 20:1 dipertahankan, berapapun nilai
absolut yang lain" pH tetap 7,4. 20 (komponen metabolik yang
IHCOo- I dikendalikan oleh ginjal)
PH*-
Paco 1 (komponen pernapasan yang
2
dikendalikan oleh paru)
Tinjauan Ketidakseimbangan
Asam-Basa Primer Persamaan ini menekankan fakta bahwa perbanding-
an basa terhadap asam harus 20l.7 agar pH dapat
Gbr.22-I menunjukkan batas normal pH darah yaitu dipertahankan dalam batas normal. Persamaan ini
sekitar 7,4 dan batas terjauh yang masih dapat juga menekankan kemampuan ginjal untuk mengubah
ditanggulangi adalah antara 6,8 sampai Z8 atau in- bikarbonat basa melalui proses metabolik, dan
terval dari satu unit pH. Batas normal pH adalah dari kemampuan paru untuk mengubah PaCO, (tekanan
7,38 sampai 7,42 jika menggunakan nilai yang lebih parsial CO, dalam darah arteri) melalui respirasi.
sensitif yaitu satu stirndar deviasi dari nilai rata-rata Ketidakseimbangan metabolik terjadi jika gang-
7,A.Tetapi, umumnya para klinisi memakainilai yang guan primernya adalah kadar bikarbonat. Bikarbonat
kurang sensitif yaittt 7,35-7,45, dengan dua standar adalah pembilang pada persamaan Henderson-
deviasi dari nilai rata-rata. pH darah yang kurang dari Hasselbalch, sehingga peningkatan kadar bikarbonat
7,35 disebut asidemia dan proses penyebabnya disebut akan meningkatkan pH, yang disebut sebagai alknlo-
asidosis. pH7,25 atau kurang dari itu dapat mem- sis metqbolik Penurunan kadar bikarbonat menye-
bahayakan jiwa dan pH 6,8 sudah tak dapat ditanggu- babkan penurunan pH, disebut sebagai asidosis
langi oleh tubuh. Demikianjuga, pH darahyanglebih met abolik. Ketidakseimbangan respiratorik terjadi jika
besar dari 7,45 disebut a/knlemia dan proses penyebab- gangguan primemya adalah kadar karbondioksida
nya disebut alknlosis. pH yang lebih besar dari 7,55 (asam karbonat). Kadar karbondioksida merupakan
dapat membahayakan jiwa dan pH yang lebih besar penyebut dalam persamaan Henderson-Hasselbalch.
dari7,8 tidak dapat ditanggulangi lagi oleh tubuh. Peningkatan PaCO, akan menurunkan pH dan
Empat gangguan asam-basa primer dan disebut sebagai asidosis respiratorik (juga dikenal
kompensasinya dapat diketahui dengan memakai sebagai hipoventilasi alveolar atau hiperkapnia)'
persamaan Henderson-Hasselbalch yang telah Penurunan PaCQ akan meningkatkan pH dan disebut
disederhanakan: sebagai alkalosis respiratorik (juga dikenal sebagai
GongguonAsom-Boso BAe 22 379

hiperventilasi alveolar atau hipokapnea). Perhatikan Asidosis metabolik primer (penurunan [HCO3])
bahwa perbandingan bikarbonat-asam karbonat 20:1 dikompensasi dengan hiperventilasi respiratorik,
akan berubah pada keempat ketidakseimbangan asam- sehingga menurunkan PaCO, dan memulihkanpH ke
basa priher ini, dan menyebabkan penyimp angan pH nilai normal. Alkalosis metabolik primer (peningkatan
normal yang sebesar 7,4. Asidosis metabolik atau IHCO;I) dikompensasi dengan hipoventilasi respira-
respiratorik menurunkan perbandingan 20;1 dari torik, sehingga meningkatkan PaCO, dan memulihkan
bikarbonat-asam karbonat, sedangkan alkalosis pH ke nilai normal. Respons kompensatorik perna-
metaboiik atau respiratorik akan meningkatkannya. pasan terjadi dalam beberapa menit. Sebaliknya,
Dengan demikian, keempat gangguan asam-basa kompensasi ginjal untuk asidosis respiratorik primer
primer dapat diketahui dengan melihat perbandingan (peningkatan PaCOr) atau alkalosis (penurunan PaOr)
bikarbonat dan asam karbonat dalam persamaan terjadi melalui retensi atau ekskresi ion HCO.-atau
Henderson-Hasselbalch. Berbagai kombinasi gang- H*. Namun demikian, kompensasi yang dilakukan
guan asam-basa disebut sebagai ganggLtan nsam-basa ginjal berlangsung lambat sehingga efeknya tidak
campuran. Salah satu contohnya adalah asidosis dapat terlihat sampai kira-kira 24 jan. Kompensasi
respiratorik dan asidosis metabolik. penuh memerlukan waktu sekitar 2 sampai 3 hari.
Dengan demikian, asidosis respiratorik diklasifikasi-
Respons Kompensatorik Terhadap kan sebagai keadaanqkutbila tidak terjadi kompensasi
Perubahan pH ginjal dan HCO3- masih dalam keadaan normal; bila
terjadi kompensasi ginjal dan HCO,- telah meningkat,
Apabila pH berubah akibat gangguan asam-basa maka keadaan ini diklasifikasikan sebagai kronis. Al'
primei, maka tubuh segera menggunakan respons kalosis respiratorik primer juga dapat digolongkan
kompensatoriknya untuk mengembalikan pH ke nilai dalam keadaan akut atau kronis, bergantung pada
normal. Tiga respons kompensatorik yang telah kompensasi ginjal yang terjadi sebagian atau lengkap.
dibicarakan sebelumnya adalah: (1)bufer ICF dan ECF; Apabila pembilang dalam persamaan Henderson-
(2) respons pernapasan terhadap PaCO, melalui Hasselbalch meningkat, maka penyebut harus
hipc..rentilasi atau hiperventilasi, dan (3) respons ginjal meningkat pula agar perbandingan tetap 20:1., dan
terhadap [HCO3-] atau [H.]. Bufer ECF dan ICF memperkecil penyimpangan pH dari normal. Kom-
mencakup perpindahan H* ke dalam atau ke luar sel pensasi selalu melibatkan perr-rbahan kompensatorik
sebagai penukar K*, yang akan dibicarakan kemudian. pada pembilang (atau penyebut), dengan arah yang
Respons kompensatorik respiratorik dan ginjal mudah sama seperti pada gangguan primer. Tabel 22-2
dipelajari melalui persamaan Henderson-Hasselbalch. memperlihatkan ringkasan keempat gangguan asam-
basa primer.

;:

Gangguan Asam-Basa Sederhana


:srus dffi,
ffi d. ,,- li ,,-i ,' t karbonat ,
Sh" { i*",,,"
.. :-,.*S i.+frRi;,i d*: :r. l ,'..i
perbandingan oir"roonat-a'ilam '
'lri :E{S$ssil}r r."flr.

h*, . ense[an
asi"h'iuirii SCuao ".', ,i,", 20:1 ,i -ir ,{o;

csietat':anr'-,, Perbandn*'u't'. s'o'"r


ffi$ffi-ffil.uov'enttas Tf*n!iii{!$',

, li'iffiffi l:1",,Hfii-:"f'ff"."
Perrcandns"n-'0,'
E,ii[f1lJ;rili;]f113f"ii,@iiu-,
A kalosls metabork Perbandinsan >20:1
Eilj:fi,"TJli;:::':il respiratorik
i:h,*Xltft:;:X5ff:1" "".
380 BAGIAN EMPAT GANGGUANSISTEMHEMATOLOGI

gangguan asam-basa. PaCO, tidak dapat ditafsirkan


PENILAIAN KETI DAKSEIMBANGAN
secara tersendiri sebagai suatu indikator dari adanya
ASAM.BASA gangguan pernapasan, demikian juga [HCO.-] tidak
dapat dilihat secara terpisah sebagai petunjuk dari
Penegakan diagnosis dan penanganan gangguan adanya gangguan metabolik. Kadar PaCO, yang
asam-basa membutuhkan pengertian yang mendalam
rendah dapat menunjukkan adanya alkalosis respi-
mengenai patogenesis dan patofisiologi gangguan- ratorik primer atau dapat disebabkan oleh kompensasi
gar€guan ini. Banyak penulis telah memperkenalkan pernapasan yang bakal terjadi pada asidosis meta-
berbagai metode yang disederhanakan untuk bolik. Demikian pula, peningkatan HCq-1 dapat men-
menafsirkan nilai-nilai komponen metabolik dan cerminkan adanya alkalosis metabolik primer atau
pernapasan dari gas darah arteri, untuk mengenali respons kompensatorik terhadap asidosis respiratorik
ketidakseimbangan utama primer @aik akut maupun kronis. Selain itu, kebanyakan dari gangguan asam-
yang sudah dikompensasi) atau gangguan campuran. basa sudah terkompensasi sebagian ketika pertama
Metode ini mencakup penggunaannomogram asam- kali diketahui dan sering terjadi gangguan campuran.
basa, bikarbonat standar, dan mengukur kelebihan Singkahrya, tak ada jalan pintas untuk menilai adanya
dan kekurangan basa untuk mengenali adanya gangguan asam-basa. Variabel laboratorium tidak
gangguan metabolik. Namun demikian harus ditekan- dapat ditafsirkan secara terpisah, tapi harus dikaitkan
kan bahwa, tidak ada satu pun metode yang sempuma dengan pengetahuan mengenai keadaan klinis,
dan tidak dapat menimbulkan salah penafsiran. No- pengalaman, penilaian yang baik, dan pemahaman
mogram asam-basa menggunakan ruas-ruas keper- terhadap fisiologi asam-basa.
cayaan untuk mengenali adanya gangguan asam-basa Dengan kerangka pemikiran ini, Kotak 22-L akan
primer akut atau yang telah terkompensasi, sedangkan memberikan penuntun sistematis untuk menilai
pada gangguan campuran akan berada di antara ruas- gangguan asam-basa. Penilaian dimulai dengan
ruas itu. Dapat terjadisuatu keadaandenganpH yang menyadari bahwa gangguan asam-basa mungkin sulit
normal meskipun terjadi gangguan asam;basa, seperti dideteksi kecuali bila gangguan ini berat, selain itu
pada campuran asidosis respiratorik dengan alkalo- gejala dan tanda yang ada cenderung tidak jelas dan
sis metabolik. Pada akhirnya, gangguan campuran tidak khas. Harus juga diperhatikan riwayht khnis,
seperti ini akan sulit dibedakan dengan asidosis gejala dan tanda, serta data pemeriksaan laboratorium
respiratorik kronis yang terkompensasi baik, jika tidak yang mengesankan bahwa proses penyakit ini ber-
disertai keterangan klinis yang jelas. kaitan dengan gangguan asam-basa. Penyebab serta
Kelebihan/kekurangan basa dan HCO,- standar gejala yang paling sering dijumpai pada gangguan
juga merupakan metode yang populer dalam mem- asam-basa akan dibicarakan kemudian.
bantu menafsirkan gangguan asam-basa. HCO.- Berikutnya, kecurigaan klinis perlu ditegaskan
standar dianggap mencerminkan kadar HCO3- melalui pemeriksaan sistematik dari variabel-variabel
plasma yang Sebenarnya, dan cara ini menggantikan asam-basa. T abel 22-3 memperlihatkan nilai-nilai
pengukuran kadar karbondioksida yang klasik. Peng- normal parameter darah arteri yang dipakai untuk
ukuran karbondioksida mengandung komponen menganalisis gangguan asam-basa dan beberapa
pernapasan atau H'CO, (meskipun sediki$. rumus yang berguna. Langkah pertama adalah
memeriksa pH unhrk menentukan adanya asidemia
. Kelebihan/kekurangan basa dapat dihitung dari
HCO; standar dan dianggap merupakan cara yang atau alkalemia, jika ada, seberapa berat. Langkah
pasti untuk menilai komponen metabolik dari gang- kedua adalah memeriksa PaCOrdan [HCO3-] dalam
guan asam-basa. Namun banyak penulis yang kaitannya dengan pH, untuk mengetahui apakah
mengecam keras penggunaan nilai HCO,- standar dan ganggqan ketidakseimbangan asam-basa bersifat
kelebihan/kekurangan basa (Rose Post, 2001; respiratorik atau metabolik primer atau campuran.
Schwartz, Relman, L963). Penulis-penulis ini menyata- Persamaan Henderson-Hasselbalch atau nomogram
kan bahwa HCO.- standar juga merupakan perkiraan asam-basa (Gbr. 22-2) dapat bermanfaat dalam
dari bikarbonat plasma yang sebenamya, dan tidak membuat dugaan. Pengetahuan mengenai keadaan
memi2unyai kelebihan terhadap pengukuran kadar klinis penting dalam pengambilan keputusan. Lang-
karbondioksida. Penggunaan metode kelebihan atau kah ketiga adalah memperkirakan respons kompen-
kekurangan basa ini tidak direkomendasikan karena satorik yang bakal terjadi pada gangguan asam-basa
nilai-nilai ini dapat menyesatkan. primer. T ab el 224 dapat' berguna dalam hal ini) j uga
Yang terakhir, penting sekali untuk menafsirkan kemungkinan gangguan asam-basa campuran bila
nilai-nilai laboratorium unfuk menegakkan diagnosis respons kompensatoriknya lebih ringan atau lebih berat
dari yang diperkirakan. Nomogram asam-basa juga [Na']- ([HCof + [Cll)
dapat membantu. Selisih anion harus selalu dihitung
untuk menentukan apakah asidosis metaboiik dise- Sebenarnya, seiisih anion tidak pernah ada dalam
babkan oleh retensi asam terfiksasi yang berkaitan kenyataan karena jumlah ion positif harus sama
dengan meningkatnya selisih anion (anion gap). dengan jumlah ion negatif untuk mencapai muatan
382 BAGIAN EMPAT GANGGUANSISTEMHEMATOLOGI

listrik yang netral (electroneutrnlity) dalam tubuh. Jadi, 140 mEq/L - (104 mEq/L + 24 mEq/L) = 12 mEq/L =
selisih anion mencerminkan jumlah anion yang tak Selisih anion yang normal
terukur karena penjumlahan kadar klorida plasma dan
HCOr- lebih sedikit dibandingkan dengan kadar Na* Peningkatan selisih anion juga harus dibanding-
serum: kan dengan penurunannya [HCO|] unluk mendeteksi

l:lli=
$id:::=

:..' Farameter,Darah Arteri Untuk Analisis Keadaan Asam-Basa


illi l$i lL+l:,}' rri:il:::=,:: ,t::
ll$S.lli: ll!4,r::::=:r
FaiatnetEr.' i Nitai nofmal
l'
:.
i

:
:
i:, tt1t 1i1fl,f*'0.' lii ii$rriLriiii iii,iiiiiffi
P,aO^:,' :i..' 8O.100mmHg,,, ,:,, Tekanan parsial oksigen dalam darah arteri (menurun sesuai umur)
Pada dewasa <60 tahun:
60*80 mmHg - hipgksemia'rin$an
40-60 mmHg = hipoksemia sedang
<40:mmHE';:hi'gksemia,beret:
pl-l '::;r ,,,... ,,;;, ,,t, 7,4Q {t 0,05 [2 SD]) ', Untuk mengetahui apakah terjadi asidemia'atau alkalemia; yang
t. o'u' tt to',,
:
::::

t'oo ' paling sering digunakan dalam klinis adalah nilai yang meng-
,.. ...'t ..l- .t. .,1 . gunakan 2 standar deviasi (SD) dari nilai rata-rata.
pH<7,35 = aSidosis; pl"l>7,45 = alkabsis
,: :ti,l I :r.::t: ,,,::::::::':,::,i ,: ,.i.,j ,: ::;:,::
tH-l 40(r 2) nmol/L atau nEq/L Kadar ion hidrogen dapat digunakan sebagai pengganti pH
PaCO, 40(* 5,0) mmHg Tekanan parsial CO, dalam darah arteri
Paco2<35mmHg=alkalosisrespiratoiik........
PaCO, >45 mmHg = asidosis respiratorik
. r l'

@, ,,,
, , 't' 25,5(* 4;5) mEq/L Metode klasik untuk memperkirakan [HCO.-']; ukurlah HCO.- + CQ
-
terlarut (COrterlarut umumnya sedikit k-ecuali pada asidosis
,': respiratorik)
liCO;stgldar '24$2)mEqtL Perkiraan t<aOar HCO.- setelah darah arteri yang teroksigenasi
:r 'l:::
sepenuhhya dtseirnbangkan dengan CO?: pada,PCO; sebesar 40
':'i, , ,;
I
mmHg dan suhu 38"C; menghilangkan pengaruh pernapasan
, ...i;:l:. pada kadarHCQ-plasma;
,..i..:i
Kelebihan baba 0(r 2) mEq& Mehc6rminkan kornponen mdtabOtikrnuryi .:-::,::,!:,,,',.r:,.,i i
Kelebihan,basa = :112 xdeviasi darl0, ..r,r,i,,,,,.,,,,,,

Negatif pada asidosis metabolik


Pos.itif pada alkalosis metabolik ,,i:,::,r, , ,,:,'-.
Dapat menyesatkan pada gangguan asam-basa',tespiratorjk dan.
campuran
Tidak penting bagi interpretasi gangguan asam:basa
Selisih anion 12(r 4) mEq/L Selisih anion {atau delta) mencerminkan perbedaan aniara kation
tak terukur (K', Mg't, Ca**) dan,anion tak:ter-tkui {albumin, anion
organik, HPO;, SO4l; berguna untuk mengenali tipe asidosis
.metabolik;nilai>16sampai20menunjukkan:asidosisyang
disebabkan oleh retensi asam-asam organik (mis., ketoasidosis
diabelik)
Rumus-rumus yang berguna:
Selisih anion plasma = [Nal - ([HCO.I + [Cll)
Perhitungan parameter asam-basa ketiga jika dua parameter telah diketahui:

Pco^
lH-l= 24

Konversi dari pH ke [H'] (gunakan konversi dalam Tabel 22-1 alau rumus berikut ini):
pH 7,4 = 40 mEqll 1H1
Untuk setiap peningkatan 0,1 dari pH di atas 7,4, kalikan 40 x O,B
Untuk setiap penurunan 0,1 dari pH di bawah 7,4, kalikan 40 x 1,25
Misalnya, pH 7,60 = 40 x 0,8 x 0,8 = 26 mEq/L [H.]
GcngguonAsom-Boso BAB 22 383

:..'. ,,,. ,;rrr l.,i.ii'lilij.i,i


Untuk setiap peningkatan HCQ- 1 mEq,
PaCO, meningkat 0,7 mmHg

.i,.liffi
f,.i :: ,:::=..j

,Asldosis reSpiratof ik
,.'I .AkUt:..
:. "...::: ":'::':-,-,
i Untuk sbtiap peningkatan PaCO, 10 Peningkatan HCO": >perkiraan ::

,:::,1 I iii:r; ,rl:: :r::]-


., ,. mmHg, HCQ-meningkat 1 mEq/L Alkalosis metabolik sekunder + asidosis rbsplratorik
==' Untuk setiap peningkatan PaCO, 10 Penin gkatan HCO"- <perkiraan
,,'nttnii..'. , , . , mmHl Hco;men nglql3 5 mEq/l Tumpang tindih asidosis metabolik +.asidosis :., .
tik t,t'.',',tt ' , t,,i'
r:- : ,,::.:: ,,''" ,,1,!,t ,,i'
:AlkalosiS iespiratorik
nkut;, Untuk setiap penurunah PaGO" 10 Penurunih H0or->perkiraan ,i , ,

,,,,
. i .
.::
,;.,;,:_-.
:.::.::: l
, mmHg, HCO* menurunz mEq/L Asidosis metabolik sekunder + alkalosis respiratorik
,,'r Krqnis :'::.-"-''..' Untuk setiap penurunan PaCO? 10 Penurunan HCO.- <perkiraan
:,: mmHgi'HCOs- menurun 5 mEq/L:', : Alkalosis metabolik sekundei + alkalosis respiratorik

Iu
I,Z
6
Io
7,3

7,4

7,5

7,6
7,7

Tekanan karbondioksida arteri

Gbt.22-2 Nomogram gangguan asam-basa. Grafik ini memperlihatkan jumlah dan arah perubahan pH dan PaCO, dalam berbagai tipe
gangguan asam-bisa. Daerah yang diberi bayang-bayang menunjukkan batas variabilitas pada penderita gangguan asam-basa murni
Lihai-AaU 41 untuk penjelasannya. (Dimodifikasi dari Burrows B, Knudson FJ, dan Kettel LJ: lespiratary insufficiency, Chicago, 1975'
Mosby.)
384 BAGTAN EMPAT GANGGUANSISTEMHEMATOLOGI

adanya gangguan campuran seperti alkalosis meta- Kotak 22-2 rr.errruat daftar penyebab asidosis
bolik dengan asidosis metabolik. Selisih anion yang metabolik yang sering ditemukan. Pada asidosis
menurun menunjukkan adanya beberapa gangguan metabolik dengan selisih anion normal, kehilangan
lainlContohnya, kadar natrium serum dapat tetap HCO,- dapat terjadi melalui saluran cerna atau ginjal.
normal sedangkan kadar HCO3- dan Cl- serum Diare, fistula usus halus, dan ureterosigmoidostomi
meningkat (sering terjadi pada hipoalbuminemia). dapat menyebabkan kehilangan HCOr- secara ber-
Langkah terakhir dalam penilaian gangguan asam- makna; sedangkan reabsorpsi HCO3- oleh ginjal
bas4 adalah mengetahui ketidakseimbangan primer rnenurun pada asidosis tubulus proksimal ginjal atau
dan mengenalinya sebagai keadaan akut atau kronis pada orang yang mendapat pengobatan dengan in-
(terkompensasi), atau sebagai campuran dari dua hibitor karbonik anhidrase seperti asetazolamid.
macam gangguan atau lebih. Asidosis metabolikperlu Klorida berkompetisi dengan HCO.- dalam mengikat
diklasifikasikan menurut selisih anionnya, yaitu nor- Na*, sehingga berkaitan dengan keseimbangan asam-
mal atau meningkat. basa tubuh. Apabila HCO,-keluar tubuh dan [HCOr-
] serum menurun, maka timbul kompensasi berupa
peningkatan [Cl-] plasma, karena jumlah anion dan
kation dalam ECF harus sama untuk mempertahankan
ASIDOSIS METABOLIK muatan listrik yang netral. Hal tersebut menyebabkan
timbulrrya asido sii met abol ik hip erkl o rem ik. P emberian
Asidosis metabolik (kekurangan HCOJ adalah gang- garam klorida yang berlebihan (mis., NH.CI) juga
guan sistemik yang ditandai dengan penumnan primer dapat menyebabkan terjadinya asidosis metabolik
kadar bikarbonat plasma, sehingga menyebabkan ter- hiperkloremik. Asidosis yang disebabkan oleh pem-
jadinya penurunan pH (peningkatan [H.]). [HCO3-] berian larutan garam IV secara cepat biasanya bersifat
ECF adalah kurang d ari 2 2 mEq/ L danpH-nya kurang ringan, sementara, dan disebut sebagai asidosis
dari 7,35. Kompensasi pernapasan kemudian segera dilusional.
dimulai untuk menurunkan PaCO, melalui hiper- Keadaan-keadaan yang menyebabkan asidosis
ventilasi sehingga asidosis metabolik jarang terjadi metabolik dengan selisih anion tinggi, tercantum
secara akut. dalam Kotak221. Keadaan yang paling serir{g terjadi
adalah syok atau perfusi jaringan yang tidak memadai
karena berbagai sebab, sehingga menyebabkan
Etiologi dan Patogenesis penumpukan sejumlah besar asam laktat. Ketoasidosis
diabetik (DKA), kelaparan, dan intoksikasi etanol
Penyebab mendasar asidosis metabolik adalah menyebabkan peningkatan selisih anion karena
penambahan asam terfiksasi (nonkarbonat), kegagalan pembentukan asam-asam keto; gagal ginjal menyebab-
ginjal untuk mengekskresi beban asam harian, atau kan peningkatan selisih anion karena retensi asam
kehilangan b'ikarbonat basa. Penyebab asidosis sulfat dan asam fosfat. Keracunan yang disebabkan
metabolik umumnya dibagi dalam dua kelompok oleh overdosis salisilat, metanol, atau etilen glikol
berdasarkan selisih anion yang normal atau mening- meningkatkan selisih anion melalui peningkatan asam
kat. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, selisih anion organik (salisilat, format, oksilat).
dihitung dengan mengurangi kadar Na* dengan
jumlah dari kadar Cl- dan HCO3- plasma. Nilai
normalnya adalah 12. Penyebab asidosis metabolik Respons Kompensatorik Terhadap
dengan selisih anion yang tinggi adalah peningkatan Beban Asam pada Asidosis Metabolik
anion tak terukur seperti asam sulfat, asam fosfat, asam
laktat, dan asam-asam organik lainnya. Apabila Respons segera terhadap beban [H-] pada asidosis
asidosis disebabkan oleh kehilangan bikarbonat metabolik adalah mekanisme bufer ECF oleh bikar-
(seperti pada diare), atau bertambahnya asam klorida bonat, sehingga mengurangi [HCO3-] plasma. [Ht]
(contohnya, pada pemberian amonium klorida), maka yang berlebihan juga memasuki sel dan dibufer oleh
selisih anion akan normal. Sebaliknya, jika asidosis protein dan fosfat (yang merupakan 60"/, darisistem
disebabkan oleh peningkatan produksi asam organik bufer)" Untuk mempertahankan muatan listrik netral,
(seperti asam laktat pada syok sirkulasi) atau retensi masuknya H* ke dalam sel diikuti oleh keluarnya K*
asam sulfat dan asam fosfat (contohnya, pada gagal dari sel menuju ECF. Dengan demikian K* seium
ginjal), maka kadar anion tak terukur (selisih anion) meningkat pacia keadaan asidosis. Apabila pasien
akan meningkat (Gbr. 22-3). asidosis mengalami normokalemia atau hipokalemia,
Gongguon Asom-Boso B AB 22 385

i---- AS|DOS|S METABOLTK- - - - : -t-- --


KOTAI,{
a
22-2
! Hiperkloremik Normokloremikl j

i un,f;'i'j?r., ,nionsil'"=$nsL,r f Penyebab Asidosis Metabolik

.sELrsrH ANtoN NORMAL (HtpERKLOREMtK)


Kehilangan bikarbonat
Kehilangan melalui saluran cerna:
Diare-
lleostomi;'fistula pankreas, blliaris, aiau usus halus
,,i Ureterosigmoidostomi
Kehilangan metatri ginlat:
:Asidosis tubulus proksimal ginjal
,;.
' (RTA) : ,,,',
lnhibitor karbonik anhidrase (asetazolamid) ,:,:: ,

ipoaldosteronisme
H
Peningkatan beban asam ,,'

Amonium klorida (NH.CI -+ NHa+ HCI), "" I ,l ,,


; Cairan-cairan hiperalimentasi ' :',:,

Lain-lain
, P.emberlanllV larulan salin secara cepat .'
SELISIH ANION MENINGKAT ' :

Peningkatan produksi asam


Asidosis iaktat*: laktat (perfusi jaringan atau
oksigenasi yang tidak memadai seperti pada syok
atau henti kardiopulmonar) , '
Ketoasidosis diabetik:. Beta-hidroksibutirat
Kelaparan: peningkatan asam-asam keto
lntoksikasi alkohol: peningkatan asam-asam keto
Gbr. 22-3 Klasifikasi asidosis metabolik menggunakan selisih Menelan substansi toksik
,
anibn. Nilai dalam miliekuivalen perliter. Kotak di sisi kiri Overdosis salisilat: salisilat, laktat, keton :

memperlihatkan hubungan normal dari anion (A-) tak terukur , Metanol atau formaldehid: tormat

terhadap elektrolit plasma. Untuk mempertahankan muatan listrik Etilen glikol (antibeku): oksilat, glikolat
yang netral, jumlah kation dan anion harus seimbang. Normalnya, Kegagalan ekskresi asam: tidak adanya'ekskresi NH.r;
jumlah ion natrium (Na') melebihi jumlah ion klorida (Cl) dan retensi asam sulfat dan asam fosfat r :
kronis. ':
:

bikarbonat (HCO;), disebut sebagai selisih anion (normatnya 12). Gagal ginjal akut atau :

Selisih anion terdiri dari anion (mis., sulfat) dan asam organik
(mis., keton) yang tidak terukur secara normal dalam pemeriksaan tPenyebab tersering.
laboratorium rutin. Selisih anion penting diketahui karena mengukur
kadar anion yang tak terukur. Kotak di tengah menjelaskan
mengenai hiperkloremik (atau selisih anion normal).

HCO3* baru. Insufisiensi atau gagal ginjal akan


menurunkan efektivitas pembuangan H*.
maka berarti ada penurunan K+ dan harus dikoreksi
bersama asidosisnya.
Mekanisme kedua pada asidosis metabolik yang
bekerja dalam beberapa menit kemudian adalah
Cambaran Klinis dan Diagnosis
kompensasi pernapasan. [H*] arteri yang meningkat Cejala serta tanda asidosis metabolik cenderung tidak
merangsang kemoreseptor yang terdapat dalam badan jelas, dan pasien dapat asimtomatik, kecuali jika
karotis, yang akan merangsang peningkatan ventilasi [HCO.-] semm turun sampai di bawah 15 mEq/L.
alveolar (hiperventilasi). Akibatnya, paCO, menurun Pernapasan Kussmaul (napas dalam dan cepat yang
dan pH kembali ptrlih menjadi7,4. menunjukkan adanya hiperventilasi kompensatorik)
Respons kompensasi ginjal merupakan usaha ter- mungkin lebih menonjol pada asidosis akibat keto-
akhir untuk memperbaiki keadaan asidosis metabolik, asidosis diabetik dibandingkan pada asidosis akibat
meskipun respons ini lambat dan membutuhkan gagal ginjal. Gejala dan tanda utama asidosis meta-
waktu beberapa hari. Kompensasi ini terjadi melalui bolik adalah kelainan kardiovaskular, neurologis, dan
beberapa mekanisme. Ht yang berlebih disekresi ke ftrngsi tulang. Apabila pH di bawah7,1,maka terjadi
dalam tubulus dan diekskresi sebagai NHn* atau asam penurunan kontraktilitas jantung dan respons
yang tertitrasi (HrPOn). Ekskresi NI{* yang meningkat inotropik terhadap katekolamin. Bisa juga terjadi
diikuti dengan resorpsi HCO.- yang meningkat, tetapi vasodilatasi perifer. Efek-efek ini dapat menyebabkan
ekskresi H,PQ menyebabkan terjadinya pembenbr.rkan terjadinya hipotensi dan disritmia jantung.
386 BAGIAN EMPAT GANGGUANSISTEMHEMATOLOGI

Gejala neurologis dapat berupa kelelahan hingga bangan asam-basa; namun penting untuk melaku-
koma yang disebabkan oleh penurunan pH cairan kan pemantauan K* serum selama asidosis
serebrospinal. Dapat juga terjadi mual dan muntah. dikoreksi, karena asidosis dapat menutupi keku-
GejaTa-gejala neurologik lebih ringan pada asidosis rangan K* yang terjadi.
metabolik dibandingkan pada asidosis respiratorik, 5. Alkalosis metabolik berat disebabkan oleh koreksi
karena CO, yang larut dalam lemak lebih cepat asidosis laktat yangberlebihan akibat henti jantung.
menembus sawar darah otak dibandingkan dengan Beberapa penyelidik menemukan bahwa pH serum
HCQ| yang larut dalam air. dapat mencapai 7,9 dan bikarbonat serum 60
Mekanisme bufer H* oleh bikarbonat tulang dalam sampai 70 rnEq/L pada infus NaHCO. yang
asidosis metabolik penderita gagal ginjal kronis, akan sembarangan selama resusitasi kardiopulmonar
menghambat perhrmbuhan anak dan dapat menyebab- (CPR) (Matt ar et al., 197 4).
kan terjadinya berbagai kelainan tulang (osteodistrofi 6. Hipokalsemia fungsional akibat pemberian
ginjal). NaHCO. IV pada pasien gagal ginjal dengan
Diagnosis asidosis metabolik ditegakkan berdasar- asidosis metabolik berat (asidosis dapat menutupi
kan gambaran klinis, dan dipastikan oleh hasil hipokalsemia yang terjadi karena (Ca..) lebih
pemeriksaan laboratorium yaitu pH, PaCO, dan mudah larut dalam medium asam; Ca** kurang larut
HCO| dengan menggunakan pendekatan sistematik dalam medium basa), sehingga terjadi tetani,
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Hasil kejang, dan kematian. Hemodialisis adalah
pemeriksaan menunjukkan: pH <7,35, HCO3- <22 penanganan yang umum dilakukan pada asidosis
mEq/L, dan PaCOr<40 mmHg tapi jarang sampai di metabolik.
bawah 12 mmHg. Derajat kompensasi yang diperkira- 7. Kelebihan beban sirkulasi yang serius (hiper-
kan harus dihitung untuk menentukan adanya volemia) pada pasien yang telah mengalami
gangguan asam-basa campuran yang menyertai. kelebihan volume ECF, seperti pada gagal jantung
kongestif atau gagal ginjal.
Larutan Ringer laktat IV biasanya merupakan
cairan pilihan untuk memperbaiki keadaan asidosis
Penanganan
metabolik dengan selisih anion normal setta keku-
Tujuan penanganan asidosis metabolik adalah untuk rangan volume ECF yang sering menyertai keadaan
meningkatkan pH sistemik sampai ke batas aman, dan ini. Natrium laktat dimetabolisme secara perlahan
mengobati penyebab asidosis yang mendasari. Untuk dalam tubuh menjadi NaHCO' dan memperbaiki
dapat kembali ke batas aman pada pH7,20 atau7,25 keadaan asidosis secara perlahan.
hanya dibuhrhkan sedikit peningkatan pH. Gangguan Penanganan asidosis metabolik dengan selisih
proses fisiologis yang serius baru timbul jika HCO.- anion yang tinggi, umumnya langsung bertuiuan
<15 mEq/L dan pH <7,20. Asidosis metabolik harus untuk memperbaiki faktor penyebab. Penanganan
dikoreksi secara perlahan untuk menghindari timbul- asidosis sendiri hanya dibutuhkan jika menyebabkan
nya komplikasi akibat pemberian NaHCOTIV berikut gangguan fungsi organ yang serius (HCO3- <10 mEq/
ini: L). Pada keadaan ini, diberikan NaHCOaYanB
1. Peningkatan pH cairan serebrospinal (CSF) dan secukupnya untuk menaikkan HCO; menjadi 15
penekanan pacu pemapasan, sehingga menyebab- mEq/L dan pH kira-kira sampai 7,20 dalamjangka
i kan berkurangnya kompensasi pernapasan. waktu 12 jam (Schrier, 1997).
2. Alkalosis respiratorik karena pasien cenderung
hiperventilasi selama beberapa jam setelah asidosis
ECF terkoreksi.
Pergeseran kurva disosiasi oksihemoglobin ke kiri
ALKALOSIS METABOLIK
3.
pada komplikasi alkalosis respiratorik, yang
meningkatkan afinitas oksigen terhadap hemoglo- Alkalosis metabolik (kelebihan HCOJ adalah suatu
bin dan mungkin mengurangi hantaran oksigen gangguan sistemik yang dicirikan dengan adanya
kf jaringan (lihat Gbr.35-13). peningkatan primer kadar HCO; plasma, sehingga
4. Alkalosis metabolik (karena tidak terjadi kehi- menyebabkan peningkatan pH (penurunan [H*]).
langan bikarbonat potensial, dan asam-asam keto tHCO;l ECF lebih besar dari 26 mEq/L dan pH lebih
dapat dimetabolisme kembali menjadi laktat) pada besar dari 7,45. Alkalosis metabolik sering dlsertai
penderita ketoasidosis diabetik (DKA). Pemakaian dengan berkurangnya volume ECF dan hipokalemia'
insulin saja biasanya dapat memulihkan keseim- Kompensasi pernapasan berupa peningkatan PaCO,
Gonggucn Asom-Boso laAa 22 387

melalui hipoventilasi; akan tetapi tingkat hipoventilasi


terbatas karena pernapasan terus berjalan oleh
dorongan hipoksia. Penyebab Alkalosis Metabol ik

KEHITANGANH1DARIECF '' '"',,,, ,,,,' . ,';, :,r: .' ,',


Kehilangan melalui saluran cerna (berkurangnya volume
Etiologi dan Patogenesis ECD
,.:,.:Muntah atau,penyedotan nasogastrik",;'1,',r',,,:,
Kotak 2|-3, memuat daftar penyebab alkalosis meta- Diare dengan kehilangan klorida
Kehilangan metalul ginjal
bolik, yaitu akibat kekurangan H* (dan ion klorida)
Diuretik simpai atat tiazid. (pembatasan NaCl +
atau berlebihnya retensi HCO3-. HCI dapat hilang berkurangnya ECF)
melalui saluran cerna, seperti pada muntah dan Kelebihan mineralokortikoid.
penyedotan nasogastrik yang berkepanjangan, atau Hiperaldosteronisme
Sindrom Cushing; terapi kortikosteroid eksogen
melalui urine akibat pemberian diuretik simpai atau
Makan licorice beilebihan
tiazid. Alkalosis metabolik yang berlarut-larut akibat , Karbenisilin atau'penisilin dosib,.tinggi ,li! ,
', ,::::: i

pemberian bikarbonat oral atau parenteral jarang Perpindahan H- ke dalam sel


dijumpai karena beban bikarbonat diekskresi ke dalam Hipokalemia'
urine (kecuali jika disertai kekurangan klorida). RETENST HCO3-
Patogenesis alkalosis metabolik paling baik Pemberiah natr'lum bikarbonat berlebihan
dipahami dengan memperhatikan ketiga tahap- Sindrom sqsq,-afkati (antaSlda, susu, NaHCO.)
- l,,,i

annya/ yaitu: saat timbul, bertahan, dan pemulihan. Darah simpan (sitrat) yang banyak (>8 unit)
Alkalosi$, metabolik pascahiperkapnia (setelah koreksi
Alkalosis metabolik disebabkan oleh hilangnya Ht asidosis respiratorik kronis)
tubuh yang menyebabkan meningkatnya HCO3- ECF Ventilasi mekanis: penurunan Cepat dari PaCQ tapi
(atau akibat penambahan HCO.- eksogen). Bertahan- .;..1:HQO,-tetaptinggi.sampaiginjalmengekskrbsi:
nya alkalosis metabolik yang terjadi karena kelebihan '.., , kelebihannla,
', ....:::. : .t .,, .'
,, ,,,,i:;:
basa tak dapat diekskresi. Berbagai faktor (kekurangan
4!51!9?r_s.ry!TlPq!5 YING RESpoNsrF
Cl-dan K*, penurunan volume ECF (Na. dan air), dan TERHADAP,KLORIDI (CF URINE <10 mEq/L) :
kelebihan aldosteron) dapat menimbulkan keadaan Biasanya disertai penurunan volume ECF
ini. Berhentinya keadaan yang menyebabkan terjadi- Muntah atau penyedotan nasogastrik
Diuretik
nya alkalosis metabolik (misalnya, muntah) tidak Pascahiperkapnia
berarti selalu diikuti dengan pemulihan alkalosis.
Terapi yang spesifik jelas dibufuhkan jika kita mema- akaubSrSuerAaouiiaHc'heslsrru,.,,,,.::i,,,,
TERHADAPKtoFlDA(cl-URlNE..',0mEct)li...l.:.it:
hami faktor-faktor yang mempertahankan alkalosis.
Biabanya tidak disertai penuruhin vOtrime,Ebf ;il.. ',',:'
Kekurangan klorida juga penting, baik dalam Kelebihan mineralokortikoid
terjadinya dan bertahannya alkalosis metabolik hipo- Keadaan edematosa (gagal jantung kongestifl sirosis;
kloremik. Na* adalah kation utama dalam ECF, yang sindrom nefrotik)
diimbangi oleh anion dalam jumlah yang sama, ter-
utama Cl- dan HCO;. Selain itu, Cl- dan HCQ- memi- " Penyebab tersering.
liki hubungan timbal balik: penurunan Cl- mengaki-
batkan peningkatan HCOr-, dan peningkatan Cl-
mengakibatkan penurunan HCO.-. Tujuan hubungan untuk menyangga kelebihan HCOf ECF. K. berpindah
ini adalah untuk menyeimbangkan muatan negatif masuk ke dalam sel sebagai penukar H*. Selain itu,
dan positi{ total demi mempertahankan muatan listrik terjadi sedikit peningkatan produksi asam laktat di
yangnetral. Dengan demikian, jika HCI disekresi ke dalam sel guna memproduksi lebih banyak H*.
dalam lambung, maka HCO,- dalam jumlah molar Akibatnya, timbul paradoks (keadaan yang ber-
yang sama akan disekresi ke dalam ECF. Alkalosis lawanan) asidosis ICF dan alkalosis ECF.
metabolik umumnya diawali dengan muntah atau Peningkatan pH ditangkap oleh kemoreseptor
penyedotan nasogastrik dan mengakibatkan kehi- dalam badan karotis, yang membangkitkan refleks
langan caiian kaya klorida (HCl) dan berkurangnya menekan ventilasi alveolar. Tetapi, kompensasi pema-
HCO3-. (KCl, NaCl, dan air juga turut hilang. Akibatnya pasan ini umumnya cukup kecil. Derajat hipoventilasi
HCO; serum meningkat, K* menurun, dan volume dan kenaikan PaCO, dibatasi oleh kebutuhan akan
cairan berkurang. oksigen dan jarang melebihi 50*55 mmHg.
Respons kompensatorik segera terhadap alkalosis Koreksi akhir oleh ginjal terhadap alkalosis meta-
metabolik adalah bufer intrasel. H* keluar dari sel bolik adalah dengan ekskresi HCO.- yang berlebihan.
388 BAGIAN EMPAT GANGGUAN SISTEM HEMATOLOGI

Alkalosis metabolik yang berlarut-larut akibat pem- babkan terjadinya disritmia jantung pada orang
berian'bikarbonat tidak mudah terjadi, karena ginjal normal dan terutama pada pasien penyakit jantung'
dalam keadaan normal mempunyai kapasitas yang Apabila pasien mengalami hipokalemia, terutama jika
besil untrrk mengekskresi HCOr-. menjalani digitalisasi, maka dapat dijumpai adanya
Hasil riset yang dilakukan oleh Galla dan Luke kelainan EKG atau disi'itnia jantung. Kadang-kadang
(1987) menunjukkin bahwa penurunan Cl- berperan dapat terjadi tetani pada pasien bila kadar Ca** serum
penting dalam menghambat ekskresi HCO.- oleh ginjai. berada di batas rendah, dan terjadi alkalosis dengan
Teod ini berlawanan dengan teori sebelumnya yang cepat. Ca** terikat lebiherat dengan albuminpada pH
menyatakan bahwa yang berperan penting adalah basa, dan penurunan ion Ca"" dapat menyebabkan
penurunan volume ECF dan hiperaldosteronisme terjadinya tetani atau kejang.
sekunder. Para pakar ini menyatakan bahwa meka- Diagnosis alkalosis metabolik ditegakkan ber-
nisme intrarenal yang bertanggung jawab atas dasarkan anamnesis dan hasil pemeriksaan laborato-
penurunan klorida, merupakan sebab dari bertahan- rium yangmendukung, pH plasmameningkat di atas
nya alkalosis metabolik, tanpa bergantung pada 7,45 dan HCOr-lebih tinggi dari 26 mEq/L. PaCO,
keadaanvolume ECF. Menurut penemuan Galla dan mungkin normal atau sedikit meningkaf peningkatan
Luke, penurunan Cl- merangsang mekanisme renin- PaCO, kompensasi diperkirakan sebesar 0,7 mmHg
angiotensin-aldosterory meningkatkan ekskresi K* dan untuk tiap peningkatan HCO.- sebesar 1 mEq. Kt se-
H. ginjal, dan meningkatkan reabsorpsi HCO.- tanpa rum biasanya <3,5 rnBq/L dan Cl- serum mungkin
bergantung pada kadar Na*. Penurunan Cl- dapat <98 mEq/L (alkalosis metabolik hipokloremik hipo-
menyebabkan terus bertahannya alkalosis metabolik, kalemik). Pengukuran Cl- urine dapat membantu
selain itu berkurangnya volume cairan merangsang mengetahui sebab dan cara penangandn. Pada
mekanisme renin-angiotensin-aldos teron. Aldosteron penderita alkalosis me tnbolik r esp onsif-kl or idn dengan
menyebabkan peningkatan reabsorpsi Na* dan air volume ECF yangberkurang, klorida urine <10 mEq/
dalam usahanya untuk memulihkan volume ECF. Per- L. Pasien dengan Cl- urine >20 mEq/L umumnya tidak
lindungan volume ECF lebih diutamakan dibanding- mengalami penurunan volume cairan dan mengalami
kan koreksi terhadap alkalosis, karena dibutuhkan alknlosis metabolik resisten-klorids (lihat Kotak 22-3). Tipe
ekskresi Na* bersama-sama dengan HCO|. Bila Cl ber- alkalosis yang terakhir ini jauh lebih jarang tbrjadi dan
kurang, maka lidak tersedia cukup Cl untuk diabsorpsi dihubungkan dengan kelebihan aldos teron.
bersama-sama Na*, sehingga lebih banyak Na* yang
direabsorpsi sebagai penukar H*, baik di tr-rbulus prok-
simal maupttn distal (melalui aldosteron). Sebenamya, Penanganan
sekresi H* dapat meningkat sampai ke suatu titik
ketika semua HCO,- yang difiltrasi akan direabsorpsi, Alkalosis metabolik responsif-klorida yang ringan
dan dimulainya pembentukan HCO3- tambahan. dapat dikoreksi dengan mengganti kekurangan ECF
Peningkatan sekresi H* menyebabkan urine yang asam dengan larutan salin isotonik parenteral ditambah
KCl. Pemberian Cl- memungkinkan terjadinya pening-
pada keadaan alkalosis. Aldosteron juga merangsang
katan reabsorpsi Na* di tubulus proksimal, dan Na*
ekskresi K*. Penurunan K*, akhirnya akan memicu
ekskresi H* dan mi:mpercepat reabsorpsi HCOr-. di tubulus distal akan lebih sedikit' Seiring dengan
berkurangnya jumlah Nat yang direabsorpsi di tubu-
Singkatnya, penurunan Cl , penurlrnan volume cairan,
hiperaldosteronisme, dan penurunan K* ikut berperan Ius distal, maka keadaan alkalosis mulai dipulihkan
karena lebih sedikit H. yang tersekresi danlebihsedikit
dalam bertahannya alkalosis metabolik'
HCO3- yang terbentuk. Selain itu, sekresi H* akan
menurun sewaktu hipokalemia dikoreksi, karena
tersedia lebih banyak K* untuk ditukar dengan Na*.
Cambaran Klinis dan Diagnosis Larutan FICI IV (100 hingga 200 mEg /L dapat
Tidak terdapat gejala dan tanda alkalosis metabolik diberikan pada alkalosis yang berat dan mengancam
jiwa (pH >7,55) dan memerlukan koreksi segera' Agen-
yang spesifik. Adanya gangguan ini harus dicurigai
padi pasien yang memiliki riwayat muntah, penyedot- ug"^ p"t gusam lain yang kadang diberikan pada al-
kalosis berat adalah amonium klorida (NH4CI) fV atau
an nasogastrik, pengobatan diuretik, atau pasien yang
baru sembuh dari gagal napas hiperkapnia. Selain itu arginin HCl.
Alknlo sis metab olik r esisten-kl or ids yang disebabkan
dapat timbul gejala serta tanda hipokalemia dan
kekurangan volume cairan, seperti kelemahan dan oleh steroid adrenal berlebihan pada hiper-
kejang otot. Alkalemia berat (pH> 7 ,6) dapat menye- aldosteronisme atau sindrom Cushing, dikoreksi
GongguonAsom-Boso BAB 22 389

dengan mengatasi penyakit yang mendasarinya.


Asetazolamid, inhibitor karbonik anhidrase yang
meningkatkan ekskresi HCO,-, dapat diberikan pada
pasien yang mengalami kelebihan volume cairan (mis.,
pasien gagal jantung kongestif yang mendapat
pengobatan diuretik). KCI juga bermanfaat untuk
mengobati dan mencegah terjadinya alkalosis dan
hipokalemia.

ASIDOSIS RESPIRATORIK

Asidosis respiratorik (kelebihan HrCO3) ditandai


dengan peningkatan primer PaCO, (hiperkapnia),
sehingga menyebabkan terjadinya penurunan pH:
PaCOr lebihbesar dari 45 mmHg dan pH kurang dari
7,35. Kompensasi ginjal mengakibatkan peningkatan
HCO3- serum. Asidosis respiratorik dapat timbul
secara akut ataupun kronis. Hipoksemia (PaO, rendah)
selalu menyertai asidosis respiratorik jika pasien
bernapas dalam udara ruangan.

Etiologi dan Patogenesis


Penyebab mendasar asidosis respiratorik adalah ' Penyebab tersering asidosis respiratorik kronis

hipoventilasi alveolar, istilah yang sebenarnya


sinonim dengan penumpukan COr. Dalam keadaan
normal, 15.000-20.000 mmol CO, diproduksi setiap
hari oleh jaringan melalui metabolisme dan dikeluar- nya glikolisis sel anaerob. Pengobatan Orberkadar
kan oleh paru. Sebagian besar CO, dibawa ke paru tinggi dapat menekan dorongan bernapas, terutama
dalam bentuk HCO3- darah (lihat persamaan bufer pada penderita hiperkapnia kronis. Penyebab lain
bikarbonat). Ketika COrjaringan memasuki darah, asidosis respiratorik akut adalah gangguan otot pema-
terjadi peningkatan kadar ion H* ya g merangsang pasan atau cedera dinding dada. Tahap akhir gagal
pusat pemapasan, sehingga menyebabkan pening- napas yang disebabkan olehberbagai sebab juga dapat
katan ventilasi. Dalam keadaan normal, proses ini menyebabkan terjadinya hiperkapnia selain hipok-
begitu efisien sehingga PaCO, dan pH tetap berada semia.
dalam batas normal. Penumpukan CO, hampir selalu Sampai sejauh ini, penyebab tersering asidosis
disebabkan oleh hambatan pada kecepatan ventilasi respiratorik kronis adalah COPD. Pada pasien-pasien
alveolar dan jarang disebabkan oleh overproduksi CO, ini, gagalnapas akut seringmenunggangi retensi CQ
akibat hipermetabolisme. kronis jika terjadibronkitis akut terjadi sekunder akibat
Kotak 224, memuat daftar beberapa penyebab infeksi bakteri atau virus pada paru. Kifoskoliosis,
asidosis respiratorik. Asidosis respiratorik akut umum- sindrom Pickwickian, apnea waktu tidur adalah
nya timbul akibat obstruksi saluran napas akut seperti penyebab lain asidosis respiratorik kronis. Semua
pada laringospasme, aspirasi benda asing, atau keadaan ini dibicarakan secara lebih terperinci di
depresi susunan saraf pusat (CNS) pada pusat pema- Bagian Tujuh.
pasan dilmedula oblongata seperti yang terjadi pada Kadar pH arteri dan HCO,- plasma berbeda pada
overdosis barbiturat atau opiat. Pada asidosis respira- asidosis respiratorik akut dan kronis. Respons
torik akut yang berat (misalnya asfiksia atau henti terhadap asidosis respiratorik akut hanya melalui
kardiopulmonar), asidosis akan diperberat oleh bufer sel, karena mekanisme kompensasi ginjal baru
asidosis metabolik yang timbul akibat penimbunan akan bermakna setelah 72-24 jam kemudian. Meka-
produksi asam laktat yang cepat selama berlangsung- nisme bufer ECF dilakukan oleh protein plasma, tapi
390 BAGIAN EMPAT GANGGUANSISTEMHEMATOLOGI

proses ini hanya sedikit berperan. (HrCOu yang vasodilatasi pembuluh darah otak, sehingga kongesti
meninggi merupakan bagian dari pasangan bufer pembuluh darah otak yang terkena menyebabkan
utangr ECF yaitu HCO| dalr H'CO' sehingga pasang- terjadinya peningkatan tekanan intrakranial (ICP).
an ini tidak berperan langsung sebagai mekanisme Peningkatan tekanan intrakranial dapat bermani-
pertahanan pada asidosis respiratorik). Hemoglobin festasi sebagai papiledema (pembengkakan diskus
merupakanbufer utama ICF. Sewaktu CQ memasuki optikus yang terlihat pada pemeriksaan oftalmoskop).
eritrosit (menghasilkan H*), HCO3- akan keluar dan Pemeriksaan laboratorium pada asidosis respiratorik
bertfikar dengan C1-. Peningkatan HCO3- serum akan menunjukkan kadar PaO, yang rendah, pH
diperkirakan sekitar l mEq/L untuk setiap pening- <7,35,PaCO, >45 mmHg, dengan sedikit peningkatan
katan CO, sebanyak 10 mmHg. Bufer sel saja tidak kompensatorik HCOr- (kr-rrang dari 30 mEq/L). Tentu
efektif untuk memulihkan pH normal. Dengan demi- saja, pada keadaan obstruksi jalan napas akut,
kian, asidosis respiratorik akuthanya sedikit terkom- gambaran klinis yang mendominasi adalah gejala
pensasi dan pH akan menurun cukup banyak. penekanan pernapasan yang berkaitan dengan
Berbeda dengan asidosis respiratorik akut, maka hipoksemia.
asidosis respiratorik kronis terkompensasi baik karena Asidosis respiratorik kronis tampaknya lebih dapat
tersedia cukup waktu bagi ginjal untuk melakukan ditoleransi dibandingkan dengan keadaan akut. Dapat
mekanisme kompensasi. Ginjal akan meningkatkan timbul sedikit gejala dan tanda yang berkaitan dengan
sekresi dan ekskresi H*, disertai dengan resorpsi dan retensi CO, dan asidosis, kecuali jika PaCO, >60 mmHg.
pembentukan HCO3- baru. Peningkatan kompensa- PaCO, yang lebih besar dari 45 mmHg dan HCOr- yang
torik HCO,- p lasma ini membutuhkan waktu 2-3 hari lebih besar dari 30 mEq/L menunjukkan pdanya
agar dapat berlangsung sepenuhnya. Dengan demi- kompensasi ginjal. pH serum dapatnormal atau sedikit
kian ada selangwaktu 2-3 hari sebelum terladi ekskresi menurun pada asidosis-respiratorik kronis yang
HCO.-melalui ginjal, dan ini mengakibatkan timbul- terkompensasi dengan baik. Pada hiperkapnia kronis
nya alkalosis metabolik hiperkapnia, seperti yang sering terjadi polisitemia kompensatorik. Kadar hemo-
"
telah dibicarakan sebelumnya. Oleh karena itu, globin dapat mencapar 1622 g/L. Pada umumnya
penderita asidosis respiratorik yang relatif terkompen- gejala dan tanda COPD mendominasi (dengan atau
sasi dengan baik-terbukti dari pH yang mendekati tanpa disertai kor pulmonale) (lihat Bagian Tujuh).
normal-tidak boleh ditangani dengan terlalu terburu- Asidosis respiratorik akut dan kronis dibedakan ber-
buru. PaCO zyn1 terlalu cepat menurun akan meng- dasarkan pada anamnesis dan pemeriksaan analisis
akibatkan kelebihan HCO3- yang cukup besar dan gas darah arteri.
menggeser keseimbangan asam-basa menjadi alkalo-
sis akut. Peningkatan kompensatorik yang diperkira-
kan dari HCO,- plasma pada asidosis respiratorik Penanganan Asidosis Respiratorik
kronis adalah.3,5 mEq/L untuk setiap peningkatan Akut dan Kronis
PaCOrsebanyak 10 mmHg di atas 40 mmHg.
Tujuan penanganan asidosis respiratorik akut adalah
memulihkan ventilasi efektif secepatnya dengan terapi
Gambaran Klinis dan Diagnosis O, dan mengatasi penyebab yang mendasari. PaO,
harus dinaikkansampai mencapai batas minimum 60
Gejala dan tanda retensi CO, tidak bersifat khas dan mmHg dan pH di atas 7,2 untuk menghindari ierjadi-
pada umumnya tidak mencerminkan kadar PaCOr. nya disritmia jantung. Kadar O, yang tinggi (>50%)
Selain itu, asidosis respiratorik akut maupun kronis aman diberikan pada pasien selama 1-2 hari bila tidak
selalu disertai oleh hipoksemia, sehingga hipoksemia ada riwayat hiperkapnia kronis. Pada pasien
bertanggung jawab atas banyak tanda-tanda klinis hiperkapnia kronis yang mengalami peningkatan
akibat retensi COr. Pada umumnya, dengan semakin PaCO, secara akut harus dicari faktor penyebab seperti
besar dan cepat peningkatan PaCO' maka semakin pneumonia atau emboli paru yang dapat memperberat
berat gejala-gejala yang ditimbulkan. Peningkatan akut penyakit yang mendasari dan dapat mempercepat
kadaf PaCO, hingga mencapai 60 mmHg atau lebih terjadinya krisis. Ventilasi mekanis mungkin perlu
akan menyebabkan terjadinya somnolen, kekacauan diberikan jika terjadi krisis. Perhatianyangbesar harus
mentaf stupor, dan akhirnya koma. PaCO, yang tinggl ditujukan dalam pemberian O, pada pasien hiper-
menyebabkan semacam sindrom metabolik otak, kapnia kronis. Pada pasien-pasien ini, hipoksia
sehingga dapat timbul asteriksis \flapping tremor) dan mengambil alih hiperkapnia sebagai pendorong utama
mioklonus (kedutan otot). Retensi COrmenyebabkan pernapasannya. Dengan demikian, jika pemberian O,
GongguonAsom-Boso BAB 22 39t

meningkatkan PaO2 di atas kadar normal pasien ventilasi ini cukup sering terjadi. Hampir setiap orang
tersebut,,maka rangsangan hipoksia terhadap pernah mengalami sindrom hiperventilasi dalam
pernapasan akan hilang. Oleh karena itu, cara hidupnya. Keadaan lain yang merangsang pusat
penang6nan yang benar untuk pasien seperti ini pernapasan adalah keadaan hipermetabolik yang
adalah dengan memberikan O, dalam kadar serendah disebabkan oleh demam atau tirotoksikosis serta lesi
mungkin (24-28%) untuk menaikkan kadar PaO, CNS seperti gangguan pembuluh darah otak, meni-
sampai 60-70 mmHg. Gas darah arteri harus dipantau ngitis, cedera kepala, atau tumor otak. Salisilat adalah
ketat selama perawatan untuk mendeteksi adanya obat terpenting yang dapat menyebabkan alkalosis
tanda-tanda peningkatan PaCO, dan memburuknya respiratorik, agaknya melalui rangsangan langsung
ventilasi alveolar. Tujuan penanganan adalah pada pusat pemapasan di medula oblongata. Hipoksia
menurunkan PaCO' tapi tidak untuk mencapai nilai adalah penyebab lazim hiperventilasi primer yang
normal. menyertai pneumonia, edema paru atau fibrosis paru,
dan gagal jantung kongestif. Umumnya, diperlukan
penurunan PaO, di bawah 60 mmHg untuk merang-
sang ventilasi. Koreksi hipoksia jaringan menyebabkan
ALKALOSIS RESPIRATORIK cepat pulihnya alkalosis respiratorik. Hiperventilasi
kronis terjadi sebagai respons penyesuaian terhadap
Alkalosis respiratorik (kekurangan asam karbonat) ketinggian (tekanan oksigen lingkungan yang rendah).
adalah penurunan primer PaCO, (hipokapnia), Alkalosis respiratorik sering disebabkan faktor
sehingga terj adi penurunan pH. PaCO, <35 mmH g dan
iatrogenik akibat ventilasi mekanis dengan ventilator
pH >7,45. Kompersasi ginjaiberupa penumnan ekskresi siklus volume atau tekanan. Alkalosis respiratorik
H* dengan akibat lebih sedikit absorpsi HCO3-. sering terjadi pada sepsis gram negatif dan sirosis hati.
Penurunan HCO3- serum berbeda-beda, bergantung Akhimya, meskipun hiperpnea merupakan respons
pgda keadaannyayartg akut atau kronis.
penyesuaian terhadap kebutuhan oksigen yang
meningkat selama latihan fisik, tapi kadang juga dapat
menimbulkan alkalosis respiratorik sementara.
Respons segera terhadap penurunan akut PaCO,
Etiologi dan Patogenesis adalah suatu mekanisme bufer intrasel. H* dilepas dari
Penyebab mendasar alkalosis respiratorik adalah bufer jaringan intrasel, yang memperkecil alkalosis
hiperventilasi alveolar atau ekskresi CO, yang ber- dengan menurunkan HCOr- plasma. Alkalosis akut
lebihan pada udara ekspirasi. Hiperventilasi tidak juga merangsang pembentukan asam laktat dan
boleh dikacaukan dengan peningkatan frekuensi piruvat di dalam sel dan membantu pelepasan H* lebih
pernapasan (takipnea), yang dapat atau tidak banyak ke dalam ECF. Bufer ekstrasel oleh protein
menyertai hiperventilasi. Pada frekuensi pernapasan plasma hanya sedikit menurttnkan HCOr- plasma.
normal dapat terjadi hiperventilasi jika volume tidal Efek mekanisme bufer ECF dan ICF adalah sedikit
meningkat. Hiperventilasi hanya dapat diidentifikasi menurunkan HCO.- plasma. Apabila hipokapnia tetap
melalui PaCO, yang menurun. Alkalosis respiratorik berlangsung, maka penyesuaian ginj al mengakibatkan
mungkin merupakan gangguan keseimbzlng;ln asam- lebih banyak HCO,- plasma yang berkurang. Terjadi
basa yang paling sering terjadi, meskipun sering tidak hambatan reabsorpsi tubulus ginjal dan pembentukan
dikenali. Hiperventilasi mungkin sulit dikenali secara HCO,-baru. Seperti halnya pada asidosis respiratorik,
klinis, dan seringkali diagnosis hanya dapat ditegak- kompensasi pada alkalosis respiratorik kronis jauh
kan berdasarkan hasil pemeriksaan gas darah. lebih sempurna dibandingkan pada keadaan akut.
Kotak 22-5 memuat beberapa daftar penyebab Pada keadaan akut, penurunan kadar HCO.- plasma
tersering alkalosis respiratorik. Alkalosis respiratorik diperkirakan sebesar 2 mEq/L untuk setiap penurunan
dapat terjadi akibat rangsangan pusat pemapasan di PaCO, sebesar 10 mmHg; penurunan HCO3- diqe,r-
medula oblongata. Sejauh ini, penyebab tersering kirakin 5 mEq/L untuk setiap penurunan PaCO,
adalah hiperventilasi fungsional akibat kecemasan sebesar 10 mmHg pada keadaan kronis.
dan strbs emosional (sindrom hiperventilasi atau
hiperventilasi psikogenik). Apabila kita memperhati-
kan situasi hidup manusia yang penuh stres baik Gambaran Klinis dan Diagnosis
dalam lingkungan rumah sakit (mis., nyeri, menunggu
hasil pemeriksaan keganasan) maupun dalam masya- Terdapat pola napas yang berbeda-beda pada sindrom
rakat, maka tidak mengherankan jika sindrom hiper- hiperventilasi yang diinduksi oleh kecemasan, mulai
392 BAGIAN EMPAT GANGGUAN SISTEM HEMATOLOGI

hanya menggeser disosiasi oksihemoglobin ke kiri


(menyebabkan hemoglobin mempunyai afinitas yang
lebih besar terhadap oksigen), tapi juga mengurangi
aliran darah otak. Kedua mekanisme ini dapat men-
dorong terjadinya hipoksia otak. Aliran darah otak
menurun sampai kira-kira 40'h padaP aCO, 20 mmHg.
Dalam kenyataannya, hiperventilasi dan hipokapnia
akut merupakan penyebab potensial timbulnya
vasokonstriksi otak, sehingga sengaja diberikan ven-
tilator mekanis untuk menangani penderita kongesti
pembuluh darah otak dan tekanan intrakranial yang
meningkat. Meskipun dengan cara seperti ini dapat
timbul hipoksia otak, tapi efek mengurangi edema otak
dinilai lebih menguntungkan daripada terjadinya
hipoksia otak.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, pemeriksaan
laboratorium pada alkalosis respiratorik akut adalah
pH yang lebih dari 7,45 dan PaCO, yang kurang dari
35 mmHg. Bila misahrya, terjadi penurunan PaCO,
yang cepat sampai 20 mmHg, maka penurunan HCO3-
plasma tidak boleh melebihi 4 mEq/L karena adanya
mekanisme bufer sel. Pada alkalosis metabolik kronis,
HCO3- plasma diperkirakan turun kira-kira sebesar
-Penyebab
tersering. 10 mEq/L dengan derajathipokapnia yang sebanding.
Penurunan HCO3- plasma yang lebih besar dari
perkiraan mengesankan adanya asidosis mptabolik
yang menyertai; bila penurunan lebih sedikit dari
dari pola pemapasan yang normal sampai pemapasan perkiraan, maka mungkin terjadi alkalosis metabolik
yang jelas tampak lebih cepat, dalam, dan panjang. yang menyertai. Pemeriksaan laboratorium lainnya
Pasien seringkali terlihat banyak menguap. Anehnya, adalah hiperkloremia timbal balik dan hipokalemia.
pasien seringkali tidak menyadari keadaan hiper- Diagnosis alkalosis respiratorik ditegakkan berdasar-
ventilasi ini. Bila gejala ini menjurus ke sistem perna- kan pada anamnesis, gejala dan tanda, serta dipasti-
pasan, maka keluhan yang sering diutarakan adalah kan dengan bukti hasil pemeriksaan laboratorium.
"tidak dapat memperoleh udara yang cukup" atal
"napas pendek," meskipun sudah bernapas berle-
bihan. Gejala mencolok lainnya adalah "kepala terasa Penanganan
ringan," parestesi sekitar mulut, kesemutan dan rasa
baal di jari tangan dan kaki. Apabila alkalosis yang Satu-satunya penanganan yang dapat berhasil meng-
terjadi cukup parab dapat timbul tetani seperti spasme atasi alkalosis respiratorik adalah dengan menyingkir-
karpopedal. Pasien dapat mengeluh kelelahan kronis, kan penyebab yang mendasari. Hiperventilasi dengan
berdebar-debar, cemas, mulut terasa kering, dan tidak ventilator mekanis dapat dikoreksi dengan menurun-
bisa tidur. Pada pemeriksaan, telapak tangan dan kaki kan ventilasi jika berlebihan, atau menambah ruang
dapat terasa dingin dan lembab, dan pasien menun- hampa udara (dead space). Apabila hal ini tidak dapat
jukkan ketegangan emosi. Alkalosis respiratorik berat dicapai dengan penyesuaian oksigenasi, dapat
dapat disertai dengan ketidakmampuan berkonsen- digunakan campuran gas yang mengandung 3'/.CO2
trasi, kekacauan mental, dan sinkop. untuk sementara waktu (Schrier, 1997).
Diagnosis alkalosis ditegakkan berdasarkan pada Apabila kecemasan yang berat menyebabkan
gejala dan tanda neuromuskular, karena alkalosis timbulnya sindrom hiperventilasi, maka menyuruh
meningkatkan iritabilitas neuromuskular secara pasien bernapas dalam kantong kertas yang
langsung. Selain itu, kalsium lebih sedikit terionisasi disungkupkan rapat di sekitar hidung dan mulut
dalam suatu medium alkali, sehingga hipokalsemia umumnya berhasil menghentikan serangan akut.
fungsional dapat menimbulkan tetani. Gejala CNS Pasien-pasien seperti ini memerlukan konseling
dapat timbul menyertai hipoksia otak. Alkalosis tidak penanggulangan stres.
GongguonAsom-Boso BAlr 22 393

GANGGUAN ASAM.BASA CAM PURAN TABEL22-5


fB):. ';i+;{' . , .l*
;
:.

Gangguan.A6'am-Basa Ga'mpuran yang .,1,,'

Ganggrlan asam-basa campuran adalah keadaan Lazim Terjadi


terdapatnya satu atau lebih gangguan asam-basa
sederhana yang terjadi bersamaan. Melihat begitu
Juasnya proses patofisologi yang menyebabkan IIEFEK ADITIF PADA PERUEAHAN' pH
perubahan PaCOratau HCQ-, maka tidak mengheran-
kan jika manifestasi satu macam gangguan asam-basa :,:, ,:Asidosis metabolik,t r
Henti kardiopulmonar
.,.Asi$o$is ies$iratorik
I
, . Pasien,GOFF yang mengafami
tidak berarti menyingkirkan kemungkinan timbulnya
, I i,rir,, Fa00rtertalu tinggi . sYOk:::::::, ,: l ::,::,'- . ,:

gangguan asam-basa lain yang memiliki efek tersendiri l :'." l{CO*' lerlalu rendah Gagal ginjal kronis dengan
pada gangguan asam-basa. Malah dalam kenyataan- ,,::,:pl-l rangat idodbh,l, kelebihan volume cairan dan
.,

nya, adanya gangguan asam-basa akan meningkatkan tl l edema paru


.,,..tt=t l ',,,,,,,
;; Penderiia.DKA yang mendapat
kemungkinan timbulnya gangguan lain. Gangguan : narkotik kuat atau baibiturat
asam-basa campuran sering terjadi pada keadaan l'i::::,Alkafoais'rridtab0lik +, Pasien asidosis respiratorik
problem medis yang kompleks, sehingga gambaran .,',...Alakatoe'ii., r:espiratorik yang sebelumnya
klinisnya sulit dibedakan dari penyakit yang ,,,::-CO e l lU iendaht terkompensasi oleh COPD
r:::" HCQ;_' rlalu.liFg9i ; '::.,yanS mbndapat Ventiiaii ;,,,:,
mendasari. i, .,,

.- , -..,berlebihan dengan iespiiato-r


Tabel 22-5 memuat empat kombinasi gangguan mekanis
asam-basa primer dan contoh penyakit serta keadaan tt ,
==.-p1.sanoat.,,],.,
,r PaSieh hiperventilasi dengan
klinis yang terlibat dalam patogenesisnya. Gangguan
, it .==,::r::
: : r gagal jAntuhg konoestij atau i
sirosis hati yang muntah
asam-basa campuran ini mencakup: (1) Asidosis meta- ai,au mendapat pengobatan
bolik dan asidosis respiratorik, (2) Alkalosis metabolik dengan diuretik kuat atau
dan alkalosis respiratorik, (3) Asidosis metabolik dan penieOoian . naio gasirik 1,,-'
Pasien cedera kepala dengan
alkalosis respiratorik, dan (a) Akalosis metabolik dan
hiperventilasi yang
asidosis respiratorik. Setiap gangguan asam-basa mendapat diuibtik
sederhana dapat tumpang tindih dengan yang lain,
atau terjadi akibat gangguan lain. Dengan melihat
EFEK YANG. MENUTUPI PEHUBAHAN PH
kombinasi ketidakseirnbangan asam-basa campuran, t!::!:i::: ::: .:
jelas terlihat bahwa komponen masing-masing liii::iiAeidosis metabolik-+: Asidosis laktat sebagai
gangguan ini dapat menambah atau mengurangi il;i.Alkalos-is.respiratorik komplikasi syok septik
rendah: Sindrom hepatorenal
keasaman plasma, sehingga perubahan pH dapat iii r:1:iPaoc;:terltlu
lntoksikasi salisilat
I,l; :i lJcot.:teitafu rendah,,
menjadi sangat berat atau seakan-akan lebih ringan. ffiSnd$!<hti nonnal
..,...PP{

;::Alkalobis mdtabbtik +
: . Pasien COPD yang muntah
,:.:-$ido.Si$,i |QFP,ifatorir atau yang menjalani
tinggi, ,li P,.enyedotan nasbgastrik
Asidosis Metabolik dan Asidosis :.i.::F.aGo;:lqrlalu
,::,: Os'terlalutinQgj,
ir
atau diuretik kuat
mendeketi homial Sindrom distres pernapasan
Respiratorik ,,::"::FH
dewasa
Keadaan yang paling sering menyebabkan terjadinya
asidosis metabolik dan asidosis respiratorik adalah COPD, Penyakit Paru Obstruktif Menahun; DKA, Ketoasidosis Diabetik.
henti kardiopulmonar yang tidak ditangani. Henti
napas tanpa ventilasi alveolar menyebabkan terjadinya
penumpukan CO, yang cepat dan hipoksia jaringan. pembatasan garam, dan jika lalai dapat menyebabkan
Hipoksia jaringan yang disebabkan oleh tidak adanya terjadinya beban cairanyangberlebih dan edema paru.
oksigenasi akan mengaktivasi metabolisme anaerobik, Keadaan lain yang tidak begitu kentara menyebabkan
sehingga terjadi penumpukan asam laktat. Contoh gangguan campuran adalah pasien ketoasidosis
lainnya adalah penderita COPD (asidosis respiratorik diabetik yang mendapat pengobatan narkotik atau
kronis) yang jatuh ke dalam keadaan syok (asidosis sedatif kuat, sehingga menyebabkan depresi pusat
metabolik). Contoh ketiga adalah pasien gagal ginjal pernapasan.
kronis (asidosis metabolik) yang mengalami Pada masing-masing contoh ini, kelainan sistem
komplikasi insufisiensi pernapasan akibat beban pemapasan menghambat penurunan kompensatorik
cairan yang berlebihan dan edema paru. Pasien gagal PaCO, pada asidosis metabolik, dan kelainan meta-
ginjal kronis seringkali sulit menjalankan diet bolik menghambat mekanisme sistem bufer dan ginjal
394 BAGIAN EMPAT GANGGUANSISTEMHEMATOLOGI

untuk meningkatkan HCO3- sebagai upaya untuk Pada pasien yang menggunakan ventilator,
mengatasi asidosis respiratorik. Akibatnya, data penentuan ventilasi dan kadar oksigen harus benar-
laboratorium menunjukkan peningkatan PaCO, dan benar diperhatikan agar P aO rdipertahankan pada
penTrrunan HCO3-, dan'sangat menurunnya pH kadar aman minimal sekitar 60-70 mmHg, dan
plasma. Kunci untuk mengenali gangguan campuran sementara itu PaCO, diturunkan dengan sangat
ini adalah perubahan komponen pernapasan dan perlahan, sehingga memberikan kesempatan bagi
metabolik dari perubahan persamaan reaksi bufer ke ginjal untuk menurunkan HCO| yang meningkat.
arah yang berlawanan. Riwayat klinis akan jelas Penderita hiperkapnia kronis bergantung pada
mengarahkan diagnosis pada kasus henti kardio- rangsangan hipoksia untuk pemapasannya dan relatif
pulmonar, tetapi tidak begitu jelas pada penderita tidak peka terhadap rangsangan COr. Dengan demi-
COPD (asidosis metabolik kronis) yang mengalami kian, peningkatan tekanan oksigen dan penurunan
ketoasidosis diabetik. tekanan karbondioksida ke nilai normal pada pen-
Pengobatan gangguan campuran asidosis respira- derita COPD dapat menekan dorongan perna-
torik dan metabolik ditujukan untuk menangani setiap pasannya, sehingga dapat memperburuk keadaan.
penyakit yang mendasari. Pada kasus henti kardio- Gangguan campuran lain yang disebutkan di atas,
pulmonar, tujuannya adalah untuk memulihkan diatasi dengan NaCl dan KCI sebagai upaya untuk
perfusi dan oksigenasi jaringan dengan memulihkan menurunkan HCO3- dan memulihkan pH ke batas
fungsi jantung dan paru. Pemberian sedikit NaHCOu aman, karena sulit (atau tidak mungkin) untuk dapat
juga diperlukan untuk meningkatkan pH ke tingkat langsung menaikkan PaCOr.
optimal (7,2) sehingga fungsi jantr"rng dapat berespons
terhadap usaha resusitasi.
Asidosis Metabolik dan Alkalosis
Alkalosis Metabolik dan Alkalosis Respiratorik
Respiratorik Gangguan campuran asidosis metabolik dan alkalo-
sis respiratorik dapat diketahui jika kadar PaCO, dan
Menurut Schrier, gabungan alkalosis metabolik dan HCO3- plasma sama-sama rendah, dan pH normal
respiratorik merupakan salah satu gangguan asam- atau mendekati normal oleh karena kedua gangguan
basa campuran yang paling sering terjadi (7997). ini cenderung saling menutupi satu dengan yang lain.
Contoh klinis yang sering ditemukan adalah penderita Alkalosis respiratorik primer dapat timbul ber-
COPD (asidosis respiratorik terkompensasi dengan samaan dengan berbagai tipe asidosis metabolik;
peningkatan HCO3J yang mengalami hiperventilasi sering timbul pada asidosis laktat sebagai peny'ulit
akibat respirator. Asidosis respiratorik dengan cepat syok septik. Syok septik disertai oleh hiperventilasi.
berubah menjadi alkalosis respiratorik, memperberat Alkalosis respiratorik juga sering menyertai asidosis
alkalosis metabolik akibat peningkatan kompensatorik ginjal pada sindrom hepatorenal dan asidosis organik
HCO3- yang memang sudah terjadi. Contoh lainnya pada intoksikasi salisilat.
adalah penderita gagal jantung kongestif yang meng- Pada gangguan campuran antara asidosis meta-
alami hiperventilasi (alkalosis respiratorik) dan diobati bolik dan alkalosis respiratorik, penurunan PaCO,
dengan diuretik kuat (alkalosis metabolik dan hipo- lebih besar dari perkiraan kompensasi asidosis meta-
kalemia) atau mengalami muntah atau penyedotan bolik primer, dan penurunan HCO; lebih besar dari
nasogastrik yang lama. Faktor pencetus yang sama perkiraan sebagai kompensasi alkalosis respiratorik
juga bisa timbul pada pasien sirosis hati yang meng- primer. Penanganan harus ditujukan terhadap Penye-
alami hiperventilasi. Contoh lain lagi adalah penderita bab tertentu yang menyebabkan terjadinya ketidak-
hiperventilasi neurogenik sentral pada trauma batang seimbangan asam-basa campuran/ karena pH normal
otak yang mendapat pengobatan diuretik. atau mendekati normal.
Pada gangguan alkalosis campuran ini, masing-
masing gangguan akan menghambat respons kompen-
sato{ik satu dengan lainnya. Akibabrya, pH meningkat Alkalosis Metabolik dan Asidosis
secara jelas. PaCO, dan HCO.- bergeser dari batas Respiratorik
normal dalam arah yang berlawanan. Selain anam-
nesis, hasil pemeriksaan laboratorium yang dapat Diagnosis campuran antara asidosis respiratorik dan
membantu mengenali gangguan campuran ini adalah alkalosis metibolik dapat ditegakkan bila kadar
hipokalemia. HCO3- plasma dan PaCO, sama-sama meningkat
Gongguon Asom-Boso B AB 22 s95

dengan pH yang normal atau mendekati normal.


GANGGUAN ASAM.BASA CAMPU RAN
Gangguan campuran ini cukup sering terjadi dan pal-
ing sering terjadi pada pasien COPD (asidosis LAINNYA
respira*orik kronis) yang mendapat pengobatan
diuretik kuat atau yang mengalami gangguan lain Walaupun telah dibahas mengenai empat kemung-
yang menyebabkan terjadinya alkalosis metabolik, kinan campuran gangguan asam-basa ganda, tetapi
seperti muntah, penyedotan nasogastrik, atau terapi perlu diingat bahwa ada ketidakseimbangan lain yang
steroid. Gangguan asam-basa ganda ini juga teqadi sering terjadi, yaitu sernngrm akut padn asidosis respirn-
pada sfndrom distres pernapasan dewasa (Adutt res' torik kronis. Faktor pencetus yang sering dijumpai
pir atory distr ess syndr one, ARDS).
adalah infeksi paru tambahan atau pemberian sedatif
Deteksi terjadinya alkalosis metabolik yang ringan pada penderita COPD dan hiperkapnia kronis.
sekalipun pada pasien COPD dan hiperkapnia kronis Keadaan-keadaan ini menyebabkan peningkatan
perlu dilakukan, karena dorongan bernapasnya PaCO, yang nyata dan penurunan pH yang serius.
sebagian bergantung pada asidosis yang menyertai. Kadar PaCO, di atas 70 mmHg dapat menekan pema-
Dengan demikian, setiap penurunan H' (peningkatan pasan dan menyebabkan terjadinya stupor, koma
pH) dengan peningkatan HCO.- akan menekan (narkosis COr), dan hipoksemia. Penanganan dituju-
ventilasi dan menyebabkan semakin meningkatnya kan pada faktor-faktor penyebab gagal napas. Ventilasi
PaCO, dan menurunnya PaOr. Pada kasus yang mekanis mungkin diperlukan untuk mengoreksi
demikian, penanganan alkalosis dapat memperbaiki hiperkapnia, asidosis, dan yang lebih pentinglagi,
ventilasi secara bermakna. Diet tinggi klorida atau hipoksemia. Sebaliknya, penurunan PaCO, harus
pengobatan KCI akan membantu menurunkan kadar dilakukan secara bertahap sehingga tidak mencetus-
HCOr-plasma. kan keadaan alkalosis metabolik pasca-hiperkapnia'
Ringkasnya, gangguan asam-basa dapat menjadi
kompleks. Untuk mengenali gangguan asam-basa,
sangat diperlukan pengertian yang mendalam
mengenai fisiologi dan patofisiologi asam-basa
disertai dengan pendekatan sistematis seperti yang
telah dijelaskan padb awal bab ini. Khususnya, dalam
mengenali gangguan asam-basa campuran yang
saling menutupi, sangat diperlukan anamnesis yang
teliti dan bantuan data laboratorium.

,(or'rsrP KUt{ct.

Keseimbangan asam-besa adalah homeostasis aSam: karbonat, (HrCOl) terhadap bikarbonat


dari kadar ion:hidrogen [H.].:Kadar [H{ normal (HCOJ adalah.l :20,rKadar ptl darah ku rang dari
dalamr daiah ,qrteri,:adalah'.'4 x'1,0-8; Angka in i 7,35 disebut asidemia atau-:asidosis; kadar pH
,dinyatakan sebagai pl'l::{log. ne$atit dar! [H*]]. Oarafr, tenin U ari 7,45 disebut alkalem ia atau al.:

Oailan tunuh.dlgolonQ kah,'sebagai, asam atau kalosis.'Kadar.pFl darah di bawah O,A aiau ai',
basarnbnUiuikacarionH;;:.:::.l::i.::::: atas 7,8 tidakdapat ditanggulangi lagioleh tubuh.
Metabolisme minusia menghasilkan 50 hingga Asam adalah,donoi proton [H.] dan basa adalah
100 mEq ion H. per hari. Kidar pH darah rita- akseptor proton. Asam atau basa kuat larut
.r'gtaadanfr 7,4 dan dipertahankan ddam batas terurai daiam larutan; asam atau basa lemah
yan$ sempi!, D.iperluhan pFl yahg'stabil uniuk hanya terurai sebagian.
filn$sijaniung,dan enzim yang normal. , ,
Asafi Vbtatit;:'sepeiti nrCO;, dapa-t berubah
xe#imnangan asam"basa aipertahankan oalam gab {CO; + HrO) dah terse kres i -
me'n jad i be'ntu k
,batas' noimal' yaitu 1,35-7,45 bila perbandingan melalui,paau:paru. Asam tbrfiksasi (non-volatil);,
396 BAGTAN EMPAT GANGGUANSISTEMHEMATOLOGI

-
seperti asam sul;;t dan fosfor, tidak dapat ' ,i'"' ... , ,, 1 zo ,.,*,'

rtioatzraoi --': . ," -(paru-paru) COr+HrO.H?CO{ H'+HCO"-(ginja!}


^,^^'^,^,^,
disekresioleh ginjal.
'spon ...-;,, iriliii; ii
I
r" bereaksi li:
iiii;,lj
Bufer
t1uler menyerupal
menyerupai Spon kimia dan Oereal(St
Klmla Oan (4OmmHg)
.uenganaSammaupUnDasaunIuKmemlnlmall.':
dengan asam maupun basa untuk meminimali-
QFITI i*l Fjr{?4n'rfio/$)

: adalah Selama pie'rbandingan H?CO3 terhadap HCO;


sasi perubahan pH larutan. Suatu bufer

, - " 'besar7,4.
asam lemah dan garam basanya atau basa iemahadalah :20, qaka pH daBat dipqrtahankan se- 1
dengan garam asamnya. Sisikiripersamiin iniaOalbn kompo-
r
,

bufer nen pefnppasan yan$,di.kendalikan oleh berbagai"


pK sistem bufer adalah pH pada saat 50%
terlarutdan paling efektif dalam mempertahankan
,, ventilasi alvpolar. Paru menggambarkan suatu
ditambah- klep disatu sisi yang dapat meningkatkan alau
perubahan pH ketika asam atau basa
kan ke dalam sistem tersebut. menurunkan QO, melalui hiperventilasi atau
r Empat pasang atau sistem bufer utama dalam hipoventilasisehingga menggeser peisamaan ini .

tubuh yang membantu memelihara pH agartetap ke kiri atau ke Xanan: secira berurutan dan
konstan adalah: , , ,,, mem.engaruhi [Hl]. Sisi kanan persamaan ini
1. Sistem biifer asam karbonat-bikarbonat '' adalahkom0onen metabolik ginjal. Ginjal,,
(NaHCO. dan HrCOr), yang terutama bekerja ' . menggambrakan suatu klep di sisi lainnya yang
dalam ECF.
2. Sistem Urtet fosfat monosodium-disodium menget<sir:esiHCO; ( halini dicapai metatui
(NarHPOu dan NaHTPO-,), yang
..afu,Uui.6,i' merupakan ,r , Pengehdalian sekresi H. ke dalam tubulus ginjal).
r
:i.:..iriiiii'i re =,.:ili I'E.,,, .i,i' iilil

meru- imbang. Persamaan ini menjelaskan bahwa pH


dalam eritrosit (HbOf dan HHb), yang
eritrosit.
pakan suatu bufer ICF dalam
'4. Sistem bufer protein (Pr* dan HPr),
,' sama dengan pK sistem bufer ditambah dengan
:

V?hg .. ,logdaribasadibagiasam.Biladiterapkanpada
bufer ECF.
,' r Pertahanan pH darahnormaltercapaimelalui ,' ,,,: ".:: : , r:,
k9rl".g{!rg4 daribuferdari{, ryaru-q1ru,dan ;_ u,,.,*20ttaoilflgdi*fdll1otahgl,tr =
t Faeo

S;j* il;3:. 4

::: r I lij:::i

i
i.t:il|t ,.:::

ilititili:i J::::::i=
:-i1,,;::i:=
:. rr:l::::::::=l:
GongguonAsom-Boso BAB 22 397
t, '-,,,,
,

r rrlkaiosis metabolik: [HCO*]''l sebagai: ECF. Mekanisme bufer tiF terjadi dengan
f sebagaipenyebut. ;.1,: K', yang berpindah dari ICF ke ECF. Dengan
I -Paco,
Asidosis respiratorik:" PaCO, 1 sebagai demikian K. serum meningkat dalam keadaan

HCO3- t sebagaipembilang. f,i ' ,;:normokalemia, asidosis menutupihipokalemia


r Alkalosis respiratorik: PaCO, .l sebagai ." yang sedang terjaOi, iang harus dikoreksi saat
penyebut, dikompensasioleh ginjaldengan 'rl: asidosis diobati. Kompensasirespiratorik pada
HCO3-0 '' '-, ':'i,:- asidosis metabolik adalah hiperventilasi
Kompensasi untuk gangguan,primer ini selalu ("menghembuskan" CO"). Koreksiakhirasidosis
berbanding lurus, sehingga untuk mempertahan- metabolik adalah ekskresi H. berlebihan melalui
kan pernanOingan asam-basi ieiap 20:1 untuk ' ginjatieOagaiNHr. atau H3PO4 dan membutuh-
memin!malisasiRQny!mpangandaripHnormalkanwaktubeberapahari.-
yaitu 7,4. Respons kompensatorik berbanding r Gejala dan tanda asidosis metabolik cenderung
terbalik dengan gangguan primer yang terjadi . tidak jelas dan pasien dapat asimtomatik kecuali
sehingga dapat terjadi gabungan gangguan '' bila [HCOrl serum menurun hlngga kurang dari
asam-basa. , ,
. 15 mEq/L. Manifestasi gambaran klinis yang
r Penegakan diagnosis dan pengobatan gangguan " , utama adalah kelainan sistem tubuh berikut ini:
asam'basa membutuhkan pendekatan penilaian (1) kaidiovaskular:disritmia, penurunan kontraksi
: klinis yang sistematis oleh para doktei. TiOaf
,i,:t jantung,vasodilatasiperiferdanseieOraibilapH
terdapatjalanpintasyangmudahuntukmelaku- ,' sebesar atau kurang dari 7,1; (2) neurologis:
kan penilaian yang akurat. Variabel asam-basa letargi hingga stupor dan koma seiring dengan
tidak dapat berdirisendiri, tetapi harus diinter- . makin beratnya asidosis; (3) pernapasan:
. pretasikan dengan pengetahuan menyeluruh : hiperventilasi yang diperlihatkan dengan
mengenaisituasi klinis, pengalaman; penilaian pernapasan Kussmaul (paling sering terjadipada
yang baik, dan pengetahuan menyeluruh ,ketoasidosis diabetik);dan (4) perubahan fungsi
men$enaifisiologiasam:basa.,
r Asidosis metabolik dicirikan den$dh [HCOJyanggagal ginjal, bikarbonat tutang dapat digunakan
kurang dari 22 mEqA dan pH di bawah 7,35.untuk bufer asidosis, sehingga ikut berperan
Kompensasi pemapasan se$era dimulai untukmenyebabkanterjadinyaosteodistrofiginjalpada
menurunkan kadarPaCO, melaluihipervenillasi. orang dewasa dan retardasi pertumbuhan pada
r Penyebab mendasar dari asidosis metabolik anak.
: adalah (1) penambahan asam tertiXsaii (mis., r Tujuan pengobatan asidosis metabolik adalah
ketoasidosis diabetik, asidosis laktat seperti untuk meningkatkan pH darah hingga ke kadar
pada hentijantung atau syok, overdosis aspi- aman (7,20 hingga 7,25) dan mengobati
, IinJt (2) kegagalan ginjal unluk mengekskresi penyebab asidosis yang mendasari. NaHCO,
beban asam harian (mis,, gagal ginjal akui aiau . dapat digunakan bila pH kurang dari ,2 atau 7
',. krons), atau (3) hilangnya HCO; basa (mis., i IHCOJ kurang dari 15 mEqA. Pilihan terapi
' diare).
r Asidosismetabolikdigolongkansebagaiasidosis .i' dengan selisih anion normal adalah larutan
metabolik selisih unlen yang luasi:(normo.,;, Ringer laktat (laktat secara perlahan dimeta-
kloremik, disebabkan.oleh retensi asam ter; bolime menjadi NaHCO. dalam tubuh).
: fiksasi) atau normal (hiperkloremik, disebabkar ,,. Pengobatan asidosis metaO6tiX dengan selisih
olehhitangnyaHCO"-ataunertambahniaCl-1. *.:' anion yang luas adalah dengan mengoreksi
Selisih anl6n = [Na.]- ([HCO3-] + [Cll), Selisih i gangguan yang mendasari.
anion yangnormal adalah I hinggq 16'mEq/L; a Bisiko pemberian NaHCO.IV yang berlebihan
398 BAGIAN EMPAT GANGGUANSISTEMHEMATOLOGI

asidosis yang menyebabkan terjadinya alkalo- (akibat ekskresi dalam urine dan perpindahan
sis metaboltk yang mengancam jiwa pada waktu dari ECF ke ICF) juEa merangsang sekresi
resusitasi,henti jantung, (6) hipokatsemia, tetani, aldosteron.
dan kejang pada penderita gagal ginjal, dan (7) Alkalosis metabolik tidak memperlihatkan gejala
beban sirkulasi berlebihan yang serius pada dan tanda yang spesifik. Gejala dan tanda deiisit
penderita gagal jantung kongestif. volume cairan dan hipokalemia dapat terjadi
Afkalosis metabolik dicirikan dengan [HCOsl (kejang dan kelemahan otot), Alkalemia berat
lebh dari 26 mEq/L dan pH di atas 7.45 dan (pH>7,6) dapat menyebabkan terjadinya
seringkali disefiai dengan defisit volume ECF dan disritmia jantung. Kelainan EKG dapat
hipokalemia. Kompensasi pernapasan terdiri dari disebabkan oleh hipokalemia, terutama bila
peningkatan PaCO, melalui hipoventilasi. Koreksi pasien meminum obat digitalis. Parestesia, tik,
ginjal yang terakhir adalah dengan ekskresi dan kejang otot dapat terjadi akibat hipokalsemia
HCO3-yang berlebihan. fungsional (lebih banyak Ca** yang terikat
Penyebab asidosis metabolik adalah (1.)'hilang- dengan albumin dalam medium basa).
nya H" (dan ion Cl-) dari saluran cerna (muntah Pengukuran Cl- urine membantu menentukan
atau penghisapan nasogastrik), ginjal (diuretik, ; penyebab dan pengobatan alkalosis metabolik
aldosteron berlebihan), perpindahan H' dari ECF yang sesuai. Bila Cl- urine kurang dari 10 mEq/
ke ICF pada hipokalemia; (2) retensi HCO; (mis., L, penyebab alkalosis metabolikadalah volume
asidosis metabolik pascahiperkapnia.setelah ECF dan Cl- yang berkurang. Bila Ol- urine iebih
koreksi asidosis metabolik dengan ventilasi besar dari 20 mFq/1, biasanya disebabkan oleh
mekanis),, : ,
keiebihan aldosteron primer (seperti pada
Hespons segera terhadap alkalosis metabolik adenoma adrenal) atau aldosteron sekunder
adalah mekanisme bufer intrasel. H. berpindah yang berlebihan (seperti pada gagat .|antung
dari ICF ke ECF dalam peiukaran K., yang kongestif, sindrom nefrotik, atau sirosis hati).
berpindah dari EOF ke lCF. Kompensasl per- Tujuan pengobatan alkalosis metabolik adalah
napasan adalah hipoventilasi untuk mening- menghilangkan proses yang menyebabkan
katkan PaCO' tetapi respons initerbatas karena timbulnya keadaan ini atau untuk mengobati
pelu oksigen. Koreksi ginjal yang terakhir proses yang mempertahankannya" Alkalosis
membutuhkan ekskresi HCO.* tetapi hal initidak metabolik yang responsif terhadap Cl- (Cl* urine
dapat terjadt hingga terkoreksinya defisit volume <10 rnEq/L) diobati dengan larutan salin normai
,ECF dan hipokalemia secara lV (0,9% NaCl) dengan penambahan KCf;
Berkurangnya:Cl-, defisit volume cairan, dan ber- pengobatan ini'menghilangkan rangsangan
kurangnya K'beperan dalam patogenesis dan te- aldosteron dan menyebabkan terjadinya
tap terjaganya asidosis metabolik. Berkurangnya ekskresi NaHCO. karena saat ini tersedia K.
kadar Cl- berperan penting dalam terjadinya al- untuk pertukaran Na* dalam tubulus ginjal. Al-
kalosis metabolik yang biasanya disebabkan oleh kalosis metabolik yang resisten terhadap Cf (Cf
hilangnya cairan linggi-klorida (rendah HCO;). urine >20 mEqll) disebabkan oleh aldosteron
seperti pada pengisapan nasogastrik atau yang berlebihan (tetapi bukan defisitvolume ECF)
muntah;juga terjadi pengurangan volume ECF sehingga pasien tidak diobati dengan larutan
dan K., Hilangnya Cl-menyebabkan peningkatan salin lV; penyakit yang mendasari diobati dan
kompensatorik kadar HCO,* (kedua anion ini dokter dapat meresepkan asetazolamid
memiliki hubungan timbal balik) menyebabkan (Diamox; yaitu suatu diuretik). ' , ,

,kelebihan HCOf primer. Berkurangnya Cl-iuga Asidosis respiratorik dicirikan dengan PaCO,
berperan penfing dalarn mempertahankan yang meningkat (>45 mmHg) dan pH kurang dari
alkalosis, metabolik dengan merangsang 7,35. Kompensasi ginjal terdiri atas retensi dan
mekanisme ien in-angiotensin-aldosteron, y€n g peningkatan HCO3-. Asidosis respiratorik dapat
meningkatkan ekskresi K- dan H-, dan bersifat akut (dikompensasi buruk) maupun
meningkalnya reabsorpsiail, Na., dan HCOr-. kronis dan selalu disertai oleh hipoksemia
Defisit volume ECF juga merangsang sekresi (penurunan PaOr).
aldosteron yang menyebabkan.hal-hal seperti Asidosis respiratorlk selalu disebabkan oleh hipo-
yan$ telah disebutkan sebel umnya. H ipokalemia ventilasi (retensi CO,). Penyebab khusus asido-
GongguonAsom-Boso BAle 22 399

(1 ) inhibisiBusat perna-
sis respiratorik adalah Alkalosis respiratorik hampir selalu disebabkan
pasan di medula oblongata (mis., overdosis olbh hiperventilasi (l'embusanl' GO, secara
sedatifl hehtijantung), {2) penyakit pada dinding berlebihan)^ Penyebab paling sering adalah hiper-
dada atau otot pernapasan (mis,, frak'tur iga, ventilasi,pSikogenik akibat stres dan kecemasan.
miastenia gravis), (3) gangguan pertukaran gas Penybbab iatiogen ik adalah venti lasi mekan is.
(misalnya COPD), dan (4) obstruksijalan napas Keadaan lain yang merangsang pusat perna-
bagian atas (mis., aspirasi benda asing atau pasan adalah keadaan hipoksemia sepertipneu-
fiuntah,,,laringoedema,lidah ke, belakang dan monia atau gagal jantung kongestif, keadaan
menyumbat jalan napas pada pasien koma). hipermetabolik (demam), stroke, stadium dini
Pada asidosis respiratorik terrjadi sgdikit meka" pada keracunan aspirin, dan septikemia oleh
nisme bufer ICF atau ECF. Kompensasi ginjal bakteri gram negatif. Hiperventilasi kompen-
dengan meningkatkan HCOflidak signilikan satorik pada asidosis metabolik dapat berlanjut
dalam waktu 12 hingga 24 jam sehingga asldosis beberapa waktu setelah koreksi asidosis
respiratorik akut kuran g terkompensasi, walau- metabolik menyebabkan al kalosis respiratorik.
pun asidosis respiratorik kronis umumnya iperventilasi dan respiratorik
Penderita alkalosis h

terkompensasi dengan baik. biasanya tidak menyadari bahwa mereka ber-


Gejala dan tanda asidosis respiratoriktidak bersifat napas secara berlebihan. Hiperventilasi hanya
spebifik, dan gejala yang menyertai hipoksemia dapat didiagnosis dengan mengukur kadar gas
dapat,mendominasi gambaran klinis, terutama darah arteri dan tidakdiukur daiifrekuensi napas
pada asidosis respiratorik akut yang disebabkan yang terlihat; Pasien terlihat sering menguap
oleh obstruksi jalan napas. Pada asidosis atau mendesah, dan mungkin mengeluh lidak
respiratorik kronis, kadar PaCO, (t60 mmHg) dapat bernapas. Gejala dan tanda yang timbul
yang meningkat dapat menyebabkan terjadinya adalah kecemasan (mis., mulut kering, palpitasi,
somnolen progresil hingga koma. Kadar PaCQ keletihan, telapak tangan dan kaki dingin dan
yang meningat juga menyebabkan terjadinya berkeringat). Pasien sering mengeluh parestesia,
vasodilatasi serebral yang men inQkalkan l0q yan g otot berkedut, dan letani (mungkin akibat hipo-
mengakibatkan papiledema dan pusing. kalsemia lungsiona[ yang disebabkan oleh
Pengobatan asidosis respiiatorik akut adalah alkalosis). Alkalosis juga menyebabkan vaso-
pemulihan ventilasi yang efektif sesegera konstriksi serebral dan perpindahan kurva oksi-
mungkin dengan pemberian terapioksigen dan hemoglobin ke kiriyang menimbulkan hipoksia
mengobatl penyebab yang mendasari. PaO, serebral dan keluhan kepala terasa ringan dan
naruS ditingkatkan hingga sedikitnya 60 rnmHg tidak mampu berkonsentrasi.
dan pH diatas 7,2 untuk menghindaritimbulnya Satu-satunya pengobatan alkalosis respiratorik
disritmia jantun g. Konsentrasi oksigen yang tinggi yang berhasil adalah dengan menghilangkan
(50%) dapat diberikan ke pasien selama t hingga penyebabyang mendasari. Bila kecemasan akut
2 hari bila tidak terdapat riwayat hiperkapnia menyebdbkan terjadinya sindrom hiperventi lasi,
kronis. Bila penderita COPD dan hiperkapnia pernapasan dengan kantong kertas yang
kronis mengalami peningkatan akut PaCO, dipegang erat disekitar hidung dan mulut dapat
maka dicari penyakit yang memperburuk ke- memulihkan serangan akut. Hiperventilasi
adaan ini, misalnya pneumonia. Teraploks!Oen dengan ventilator mekanis dapat dikoreksi
dengan menggunakan konsentrasi terendah yang dengan mengurangi ventilasi dalam satu menit,
memungkinkan (dimulai dengan 24.hingQa28%} menambah ruang hampa udara, atau menghirup
secukupnya untuk men ingkatkan PaO;,ke,.kadar 3"/" CO2dalam waktu singkat. ' '

,aman (60 mmHg) dan m€nurunkan PaCO;,qg9gn Diketaliui terdapat empat kombinasi gabungan
bertahap. ketidakseimbangan asam-basa, dua kombinasi
Alkalosis respiratorik dicirikan dengan penu- memilikiefek aditif pada perubahan pH dan dua
runan PaCO, (<35 mmHg) dan peningkatan pH kombinasi lainnya memiliki efek mengurangi pH"
s6rum (> 7,45) dan dapat bersifat akut maupun Gangguan asam-basa campuran dicurigai dari
kronis. Kompensasi ginjal dengan meningkatkan anamnesis dan situasi klinis. Kunci untuk men-
retensi H- dan meningkatkan ekskresi HCO3-. diagnosis gangguan asam-basa campuran
BAGIAN EMPAT GANGGUAN SISTEM HEMATOLOGI

,,::| ::::::::: tt : :t t:: j!

9rnrnruYAAN
Beberapa contoh pertanyaan untuk bab ini tercantum di sini. Kunjungi http://www.mosby.com/MERLIN/PriceWilson/ untuk
pertanyaan tambahan.

Jawablah pertanyaan-pertanyaan 5. Sebutkan dua fungsi utama ginjaldalam nilai-nilai normalnya? Apa yang
berikut ini pada selembar kertas yang mempedahankan keseimban gan asam- dimaksud dengan kelebihan basa?
terpisah. basa. '10. Berikan
garis besar langkdh-langkah
1. Mengapa tubuh berusaha memper- 6. Apa peranan paru dalam memper- dalam penilaian sistematik keadaan
tahankan pH dalam batas-batas tertentu? tahankan keseimbangan asam-basa? asam-basa.
2. Definisikan istilah berikut: pH, asam, Berikan definisi hipoventilasi dan 11. Bagaimana perhitungan perkiraan
basa, pK, bufer. hiperventilasi. respons kompensatorik pada gangguan
3. Bedakan asam volatil dengan asam non- 7. Apa yang dimaksud dengan selisih an- asam-basa primer dapat membantu
volatil. Sebutkan beberapa contohnya. ion? Bagaimana menghitungnya? Apa penilaian?
Bagaimana asam-asam itu dieks- makna selisih anion dalam menjelaskan 12. Jelaskan beberapa bahaya koreksi
kresikan? ketidakseimbangan asam-basa? asidosis metabolik atau asidosis
4. Sebutkan empat sistem bufer darah 8. Apa yang dimaksud dengan prinsip respiratorik kronis yang disebabkan
utama. Mana yang intrasel dan mana isohidrat dan apa maknanya? pemberian NaHC0, secara cepat.
yang ekstrasel? 9. Apa yang membedakan kadar CO,
PaCO, dan HCO.- standar? Berapa

Mekanisme ginjal mengompensasi insufisiensi pernapasan, dan sehaliknya


mekanisme pernapasan mengompensasi gangguan asam-basa. Jelaskan
bagaimana mekanisme ini bekerja pada setiap kasus berikut dengan mengisibagian
yang kosong dengan jawaban yang tepat.
13. Bila terjadi asidosis respiratorik, ginjal mengompensasi dengan meningkatkan ekskresi
dan menahan
14. Bila terjadi alkalosis respiratorik, ginjal mengompensasi dengan menurunkan ekskresi
dan meningkatkan ekskresi
15. Bila terjadi asidosis metabolik, paru mampu mengompensasi melalui
16. Bila terjadi alkalosis metabolik, paru mampu mengompensasi sebagian melalui
GongguonAsom-Boso BAs 22 401

Lakukanlah analisis data kasus-kasus e. Hitunglah selisih anion. data laboratorium seperti berikut: Na+
berikut ini denganmenjawab f. Apakah kesimpulan akhirAnda? plasma 137 mEq/L; K- 6,0 mEq/L; Cl-
pertanyaglt-pertanyaan berikut yang 17. Seorang wanita berusia 36 tahun datang 102; pH 7,14; HCO,- 8 mEq/L; PaCO,
digunakan dalan penilaian sistematis setelah mengalami diare berat selama 24 mmHg; kreatinin 9,6 mEq/L; Nitro-
yang dicantumkan pada awal bab. Anda beberapa hari. Dia mengeluh lemah dan gen urea darah (BUN) 1 10 mg/dl.
dapatmenggunakannomogramasam- pusing postural. Tekanan darahnya 19. Seorang penderita gagal ginjal kronis
basa untuk membantu, bila diinginkan. adalah 100/60 mmHg saat berbaring dan yang sebelumnya sehat dibawa berobat
a. Gangguan asam-basa apalehyang 80/50 mmHg saat berdiri. Denyut nadi ke unit ginjal rumah sakit dalam keadaan
terkesan dari anamnesis ini? saat istirahat adalah 100 kali/menit dan kritis. Hasil pemeriksaan radiograf dada
b, Apakah yang ditunjukkan dari gejala teratur. Vena leher mendatar dalam posisi dan auskultasi paru mengesankan
dantandatersebut? berbaring. Turgor kulit buruk, dan adanya edema paru. Pasien ini telah
c. Lakukanlah analisis PaCO, dan membran mukosa kering. Data menjalani dua kali hemodialisis ketika
HCO.dalamhubungannyadengan laboratoriumadalah: Na*plasma 142 dalam perjalanan wisata. Penambahan
pH. Gangguan asam-basa primer mEq/L; K* 3,9 mEq/L; Cl- 118; pHt ,27; berat badan mencapai 5 kg sejak dialisis
apakah yang ditunjukkan dari HCO| 12 mEq/L; PaCO,28 mmHg; Na* yang pertama. Diperoleh data
pemeriksaan tersebut? urine 4 mEq/l. laboratorium sebagai berikut pH plasma
d. Kompensasi apakah yang 18. seorang wanita berusia 40 tahun 7,02; HCO.- 15 mEq/L; PaCO, 60
diperkirakan dari gangguan ini? menderita gagalginjal kronis. Diperoleh mmHg; PaOr40 mmHg.

seorang.laki-laki berusia 67 tahun dibawa berobat ke rumah sakit karena dispnea


berat. Laki-laki ini memiliki riwayat penyakit jantung yang diobati dengan digoksin
dan kadang dengan diuretik. Data laboratorium berikut ini diperoleh setetah 7 hari
kemudian:
Hari 1 Hari3 Hari4 HariT
pH serum 7,30 7,34 7,42 7,53
PaCO, 54 60 58 40
HC03- 27 34 38 JO
Na* 139 138 140 137
K+ 5,8 5,2 4,6 4,6
cr 100 96 93 90
Selisih anion 12 B o 11
BUN 15 15 24 24
20. Gangguan asam-basa apakah yang terjadi pada hari pertama?
21. Apakah yang terjadiantara haripertama dan hariketiga?
22. Apakah yang terjadiantara hariketiga dan hari keempat?
23, Gangguan asam-basa apakah yang terjadi pada hari ketujuh?
24. Jelaskan kemungkinan p'enyebab darisetiap gangguan ini.
402 BAGIAN EMPAT GANGGUAN SISTEM HEMATOLOGI

6 nrrnn PUsTAKA r BAGIAN EMPAT

Chan JCM, Gill iR: Kidney and electrolyte disorders, New Metheny NM, Snively WD Nurses handbook offluid and elec-
York, 1990, Churchill Livingstone' trolyte balnnce, ed 3, Philadelphia,l979, Lippincott.
Chernecky CC dkk: ReaI world nursing suraianl guide: fluids Narins RG: Maxzoell and Kleeman's clinical disorders of fluid
8 electroly tes, 2002, WB Saunders. balances, ed 5, New York,1994, McGraw-Hill.
GaUa iH, Luke RG: Pathophysiology of metabolic alkalosis, Rose BD, Post TW: Clinical physiology of acid-base and electro-
Hosp Pract 22: 123, 1987. Iyte disorders, ed 5, New Yok, 2001, McGraw-Hill.
Knochel JP: Disorders of phosphorus metabolism. In Fuci Schrier IRW: Renal and electrolyte disorders, ed 5, Philadel-
et a1, editors: Harrison's principles of internnl medicine.Ed phia, 1997, Lippincott-Raven.
14, New York,1998, McGraw-Hill. Schwartz WB, Relman AS: A critique of the parameters
Kokko JP, Asa G, Tannen RL Fluids and ekctrolytes, ed 3, used in the evaluation of acid-base disorders: "Whole
1996, Mosby. blood buffer base and "standard bicarbonate" compared
Mattar JO dkk: Cardiac arrest in the critically ill, Am J Med with blood pH and plasma bicarbonate concentratiory
56162-167,1974. N EngI J Med 268:1382, 1.963.
Metheny NM: Flald and electrolyte bnlance, ed 4, Philadel- Warden GD, Heinback DM: Burns. In Schwartz SI, editor:
phia, 2000, Lippincott, Wiiliams&Wilkins. Principles of surgery, New York, 1999, McGraw-Hill.

Anda mungkin juga menyukai