Disusun oleh :
2. Etiologi / Penyebab
Perubahan struktur/bentuk tubih (mis. Amputasi, trauma, luka bakar, obesitas, jerawat)
Perubahan fungsi tubuh (mis. Proses penyakit, kehamilan, kelumpuhan)
Perubahan fungsi kognitif
Ketidaksesuaian budaya, keyakinan atau sistem nilai
Transisi perkembahan
Gangguan psikososial
Efek tindakan/pengobatan (mis. Pembedahan, kemoterapi, terapi radiasi)
Minor
Subjektif Objektif
Tidak mau mengungkapkan Menyembunyikan/menunjukan
kecacatan/kehilangan bagian bagian tubuh secara berlebihan
tubuh Menghindari melihat dan menyentuh
Mengungkapkan perasaan bagian tubuh
negative tentang perubahan Focus berlebihan pada perubahan
tubuh tubuh
Mengungkapkan kekhawatiran Respon nonverbal pada perubahan
pada penolakan/reaksi orang dan persepsi tubuh
lain Focus pada penampilan dan kekuatan
Mengungkapkan perubahan masa lalu
gaya hidup Hubungan social berubah
Konsep diri itu berkembang melalui lima tahap, yaitu sebagai berikut :
1) Perkembangan dari sense of trust vs sense of mistrust, pada anak usia 1,5-2 tahun. Pada
tahap ini akan menciptakan konsep diri yang didasarkan dari hubungan antara orang tua
dengan anaknya. Jika seorang anak yakin bahwa orang tuanya dapat memberi perlindungan
dan rasa aman bagi dirinya, pada diri anak akan timbul rasa percaya terhadap orang dewasa
yang nantinya akan berkembang menjadi berbagai perasaan yang sifatnya positif.
2) Perkembangan dari sense of anatomy vs shame and doubt, pada anak usia 2-4 tahun. Pada
tahap ini dapat mengembangkan sikap mandiri pada anak, jika anak diberi kesempatan untuk
melakukan segala sesuatu menurut kemampuannya, sekalipun kemampuan yang terbatas,
tanpa terlalu banyak ditolong ataupun dicela. Sebaliknya, anak akan merasa malu dan ragu-
ragu, jika tidak diberikan kesempatan untuk membuktikan kemampuannya.
3) Perkembangan dari sense of imitative vs sense of guilt, pada anak usia 4-7 tahun. Pada
tahap ini seorang anak mulai menunjukkan rasa ingin tahunya, jika pada tahap ini anak
mendapatkan hukuman dari perilaku yang menunjukkan rasa ingin tahunya, kelak akan
membuat anak tersebut merasa bersalah dan takut-takut.
4) Perkembangan dari sense of industry vs inferiority, pada usia 7-12 tahun. Pada tahap ini
anak mulai memasuki remaja awal, ia mulai berkompetisi dan berusaha menunjukkan
prestasi. Kegagalan yang dialami dapat menimbulkan negatif diri jika tidak ada yang
memberikan motivasi dan penguatan.
5) Perkembangan dari sense of identity diffusion, remaja mulai mencari tahu siapa dirinya,
menentukan jati diri dengan mengumpulkan informasi dari konsep diri masa lalunya. Jika
informasi kenyataan, perasaan, pengalaman yang dimiliki tidak dapat terintegrasi hingga
membentuk konsep diri yang utuh, maka remaja akan mengalami kebingungan akan identitas
atau konsep dirinya.
Adapun yang biasanya bisa memberikan pengaruh yaitu orang-orang yang paling dekat dengan
kita ataupun mereka yang ada disekitar anda. Dalam dunia psikologi disebut sebagai significant
others. Siapa saja mereka ? orang tua, saudara dan orang yang tinggal satu rumah dengan kita,
dan biasanya tetangga yang sering ada di lingkungan rumah kita.
2. Keberhasilan
Konsep diri bisa didapatkan ketika seseorang mendapatkan keberhasilan atas apa yang telah
dialaminya. Keberhasilan seringkali mempengaruhi konsep diri dan adaptasi pribadi seseorang.
Selain itu, kehidupan sosialnya juga, dan ini berarti mempunyai pengaruh yang nyata terhadap
konsep dirinya. Seringkali keberhasilan merupakan produk utama untuk mendapatkan
kebanggaan. Biasanya ada perasaan bangga dan juga puas.
3. Kegagalan
Selain keberhasilan kegagalan juga bisa menjadi hal utama yang paling dibutuhkan oleh
seseorang atau yang sudah pasti hadir dalam konsep diri seseorang. Mengingat bahwa kegagalan
seringkali membawa hikmah atau introspeksi dan pelajaran untuk banyak orang.
5. Keadaan Fisik
Seringkali orang lain melihat penampilan luar diri seseorang. Maka keadaan fisik seseorang
dapat mempengaruhi individu dalam menumbuhkan konsep dirinya seperti apa dan juga
bagaimana ia memandang orang lain atau sebaliknya. Individu yang memiliki cacat tubuh sudah
tentu akan memandang dirinya rendah, mengingat orang lain juga memandang dia seperti itu.
Beberapa orang juga justru sengaja dan juga membiasakan diri dengan kelemahan, seperti
munculnya perasaan malu, minder, tidak berharga dan perasaan ganjil karena melihat dirinya
berbeda dengan orang lain. Padahal hal itu memang benar-benar membuat diri mereka tidak
dihargai.
Tuntutan yang seringkali dirasakan anak terkadang menerima hambatan dan juga mendapatkan
tuntutan yang menyebabkan anak tidak berkembang. Selain itu, sikap orang tua yang berlebihan
untuk melindungi anaknya juga akan menyebabkan anak tidak dapat berkembang dan
mengakibatkan anak menjadi kurang tingkat percaya dirinya dan memiliki konsep diri yang
rendah.
8. Mycrosystems
Mycrosystems merupakan pengertian dari sebuah realita psikologis di kehidupan realita atau
sebenarnya yang seringkal dilakukan oleh masyarakat setiap harinya. Mikrosistem terdiri dari
lingkungan fisik tempat individu berada. Dimana tentu anda ketahui bahwa banyak konsep diri
yang terbentuk dari lingkungan sosial di sekitar individu. Begitupun dengan interaksi antara
kedua lingkungan di mana individu ikut berpartisipasi.
9. Mesosystems
Ada lagi yang disebut dengan mesosystems, dimana hubungan antara mikrosistem di mana
individu yang sedang berkembang dan mengalami kenyataan hidup. Dengan adanya kekuatan
dan lengkap jaringan di antara setting realita maka mesosistem akan semakin kuat dalam
mempengaruhi perkembangan individu. Untuk itu mesosystems cukup berperan dalam
pembentukan diri atau konsep diri mereka.
7. Pathways
b. Keperawatan
- Diskusikan persepsi klien tentang citra tubuhnya dahulu dan saat ini, perasaan dan
harapan terhadap citra tubuhnya saat ini.
- Motivasi klien untuk melihat bagian tubuh yang hilang secara bertahap, bantu klien
menyentuh bagian tubuh tersebut.
- Observasi respon klien terhadap perubahan bagian tubuh
- Diskusikan kemampuan klien mengatasi masalah bagian tubuh
- Diskusikan bagian tubuh yang berfungsi dan yang terganggu
- Bantu klien untuk meningkatkan fungsi bagian tubuh yang sehat
- Ajarkan klien melakukan afirmasi dan melatih bagian tubuh yang sehat
- Beri kesempatan klien mendemontrasikan afirmasi positif (3 kali)
- Beri pujian yang realistis atas kemampuan klien
- Ajarkan klien untuk meningkatkan citra tubuh dan melatih bagaian tubuh yang
terganggu dengan cara berikut : Menggunakan protese, kosmetik atau alat lain
sesegera mungkin dan gunakan pakaian yang baru..
- Motivasi klien untuk melakukan aktivitas yang mengarah pada pembentukan tubuh
yang ideal.
- Susun jadwal kegiatan sehari-hari
- Motivasi klien untuk melakukan aktivitas dan terlibat dalam aktivitas keluarga dan
sosial
- Edukasi pasien dan keluarga : Pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga
dengan gangguan citra tubuh.
9. Pengkajian
a. Anamnesa
- Keluhan Utama
Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan mengganggu oleh klien.
- Riwayat Kesehatan Sekarang
Mengkaji keluhan-keluhan yang dirasakan serta penyakit yang di derita saat ini.
Biasanya klien mengalami perubahan kondisi fisik, seperti adanya fraktur, luka bakar,
mengalami penganiayaan fisik yang dapat menimbulkan masalah psikologis pada klien.
- Riwayat Kesehatan Dahulu
Mengkaji riwayat penyakit dahulu yang pernah di derita dan faktor apa saja yang
menjadi pencetus keluhan pada klien tersebut.
b. Pemeriksaan Fisik
Meliputi pemeriksaan tanda-tanda vital, tinggi badan, berat badan dan keluhan fisik yang
dirasakan klien seperti adanya fraktur.
c. Pengkajian Psikologis
1) Genogram
Genogram menggambarkan mengenai silsilah dan riwayat penyakit klien dan
keluarga.
2) Konsep Diri
- Citra Tubuh
Kaji mengenai persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang disukai dan
bagian tubuh yang tidak disukai. Persepsi klien terhadap citra tubuhnya dapat
positif maupun negatif
- Identitas Diri
Kaji mengenai status dan posisi klien sebelum dirawat, kepuasan klien terhadap
status dan posisinya serta keunikan yang dimilikinya sesuai dengan jenis kelamin
klien.
- Harga Diri
Kaji mengenai hubungan klien dengan orang lain sesuai dengan kondisi, dampak
pada klien dalam berhubungan dengan orang lain, ideal diri tidak sesuai harapan,
dan penilaian klien terhadapa pandangan atau penghargaan orang lain terhadap
dirinya.
- Ideal Diri
Kaji mengenai harapan klien terhadap keadaan tubuh yang ideal, tugas, pekerjaan,
lingkungan serta peran klien dalam keluarga.
- Peran Diri
Kaji mengenai tugas atau peran klien dalam keluarga, pekerjaan, kelompok
masyarakat, kemampuan klien dalam melaksanakan fungsi dan perannya,
perubahan yang terjadi saat klien dirawat serta perasaan klien terhadap perubahan
tersebut.
d. Analisa Data
1. Data Etiologi Masalah
Data Mayor Kehilangan/penuruna Gangguan citra
DO : n bentuk dan fungsi tubuh
- Kehilangan bagian tubuh tubuh
- Fungsi/ struktur tubuh
berubah atau hilang
DS : Perubahan ganbar diri
- Mengungkapkan kecacatan/
kehilangan bagian tubuh
Data Minor Gangguan citra tubuh
DO :
- Menyembunyikan/
menunjukkan bagian tubuh
secara berlebihan
- Menghindari melihat atau
menyentuh bagian tubuh
- Fokus berlebihan pada
perubahan tubuh
- Respon non verbal pada
perubahan dan persepsi
tubuh
- Fokus pada penampilan dan
kekuatan masa lalu
- Hubungan sosial berubah
DS :
- Tidak mau mengungkapkan
kecacatan/kehilangan
bagian tubuh
- Mengungkapkan perasaan
negatif tentang perubahan
tubuh
- Mengungkapkan
kekhawatiran pada
penolakan/reaksi orang lain
- Mengungkapkan perubahan
gaya hidup
DAFTAR PUSTAKA
Tim pokja SDKI DPP PPNI, (2016), standar diagnosa keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan perawat Indonesia. Alimul, Azis 2009. Buku saku kebutuhan dasar manusia.
Jakarta : Salemba medika Brunner & suddarth.2001. keperawatan Medical Bedah. Jakarta:EGC.
Irianto Kus.2004. Struktur dan fungsi tubuh manusia. Bandung : Yrama Widya Sjamsuhidajat R
& Wim, De Jong. 1997. Buku ajar ilmu bedah. Jakarta :EGC
Tarwoto, Wartonah. 2006. Buku ajar kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan.
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2147/1/KTI%20%20%20SUGENG%202%20fIXS.pdf