SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR CIMAHI 2021 DASAR HUKUM Permenkes RI No. 21 Tahun 2013 : tentang Penanggulangan HIV dan AIDS Penanggulangan adalah segala upaya yang meliputi pelayanan promotif, preventif, diagnosis, kuratif dan rehabilitatif yang ditujukan untuk menurunkan angka kesakitan, angka kematian, membatasi penularan serta penyebaran penyakit agar wabah tidak meluas ke daerah lain serta mengurangi dampak negatif yang ditimbulkannya. Human Immunodeficiency Virus yang selanjutnya disingkat HIV adalah Virus yang menyebabkan Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS). Acquired Immuno Deficiency Syndrome yang selanjutnya disingkat AIDS adalah suatu kumpulan gejala berkurangnya kemampuan pertahanan diri yang disebabkan oleh masuknya virus HIV dalam tubuh seseorang. Orang Dengan HIV dan AIDS yang selanjutnya disingkat ODHA adalah orang yang telah terinfeksi virus HIV. Infeksi Menular Seksual yang selanjutnya disingkat IMS adalah infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual secara vaginal, anal/lewat anus dan oral/dengan mulut. Tes HIV atas Inisiatif Pemberi Pelayanan Kesehatan dan Konseling yang selanjutnya disingkat TIPK adalah tes HIV dan konseling yang dilakukan kepada seseorang untuk kepentingan kesehatan dan pengobatan berdasarkan inisiatif dari pemberi pelayanan kesehatan. Konseling dan Tes HIV Sukarela yang selanjutnya disingkat KTS adalah proses konseling sukarela dan tes HIV atas inisiatif individu yang bersangkutan. Konseling adalah komunikasi informasi untuk membantu klien/pasien agar dapat mengambil keputusan yang tepat untuk dirinya dan bertindak sesuai keputusan yang dipilihnya. Tujuan Pengaturan Penanggulangan HIV dan AIDS (Permenkes no 21 th 2013): a. menurunkan hingga meniadakan infeksi HIV baru; b. menurunkan hingga meniadakan kematian yang disebabkan oleh keadaan yang berkaitan dengan AIDS; c. meniadakan diskriminasi terhadap ODHA; d. meningkatkan kualitas hidup ODHA; dan e. mengurangi dampak sosial ekonomi dari penyakit HIV dan AIDS pada individu, keluarga dan masyarakat. Prinsip Penanggulangan HIV dan AIDS (Permenkes no 21 th 2013) : a. Memperhatikan nilai-nilai agama, budaya, dan norma kemasyarakatan; b. Menghormati harkat dan martabat manusia serta memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender; c. Kegiatan diarahkan untuk mempertahankan dan memperkokoh ketahanan dan kesejahteraan keluarga; d. Kegiatan terintegrasi dengan program pembangunan di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota; e. Kegiatan dilakukan secara sistimatis dan terpadu, mulai dari peningkatan perilaku hidup sehat, pencegahan penyakit, pengobatan, perawatan dan dukungan bagi yang terinfeksi HIV (ODHA) serta orang-orang terdampak HIV dan AIDS; f. Kegiatan dilakukan oleh masyarakat dan Pemerintah berdasarkan kemitraan; g. Melibatkan peran aktif populasi kunci dan ODHA serta orang-orang yang terdampak HIV dan AIDS; dan h. Memberikan dukungan kepada ODHA dan orang- orang yang terdampak HIV dan AIDS agar dapat mempertahankan kehidupan sosial ekonomi yang layak dan produktif. MANAJEMEN KASUS HIV/AIDS Manajemen kasus HIV/AIDS merupakan pelayanan yang berkesinambungan yang melibatkan atau bekerjasama dengan sektor lain, diantaranya dokter, perawat, psikolog, LSM, pejabat pemerintahan, keluarga dan masyarakat. Definisi lain Manajemen kasus adalah : pelayanan yang mengkaitkan dan mengkoordinasi bantuan dari berbagai lembaga dan badan penyedia dukungan medis, psikososial, dan praktis bagi individu-individu yang membutuhkan bantuan itu Pelayanan manajemen kasus menggunakan pendekatan pada individu secara holistik dan terpadu yang mengkoordinasikan sistem – sistem sumber yang ada di lingkungannya (lembaga pemerintah atau non pemerintah, keluarga dan sebagainya untuk memenuhi kebutuhan dan pemecahan masalahnya. Pendekatan manajemen kasus mempunyai tiga sisi utama yaitu bio, psiko dan sosial. Manajemen kasus berkonsentrasi pada upaya meningkatkan kondisi kesehatan pasien berdasarkan intervensi perawat yang spesifik, dalam kegiatannya manajemen kasus dilakukan oleh seorang manajer kasus. TUJUAN MANAJEMEN KASUS Tersedianya akses pelayanan & koordinasi: yang mencakup bantuan berbasis masyarakat memungkinkan orang-orang yang mempunyai masalah untuk menjalani kehidupan secara normal dalam lingkungan alamiah MENGAPA PERLU MANAJEMEN KASUS 1. Menyadari bahwa hidup dengan HIV merupakan tantangan biopsikososial dan spiritual. 2. Karena krisis dapat terjadi dalam seluruh spektrum masa penyakit dan kemungkinan kebutuhan Odha akan berubah 3. Pencegahan dan pengurangan resiko merupakan komponen pelayanan MK HIV 4. Program terpadu, memperhatikan peningkatan mutu melalui evaluasi hasil 5. Menjaga kerahasiaan Odha 6. Memperhatikan kompetensi budaya MANAJER KASUS TENAGA PROFESIONAL yang : bekerja dan peduli pada program penanggulangan HIV/AIDS mampu menjaga kerahasiaan Odha mampu bekerja erat dengan tim perawatan kesehatan mampu memfasilitasi Odha pada akses perawatan dan dukungan mencakupkan upaya pengurangan resiko dan pendidikan HIV dalam melakukan intervensi TAHAPAN/FUNGSI MANAJEMEN KASUS LIMA tahapan proses manajemen kasus HIV/AIDS : 1. Intake/Penerimaan awal 2. Asesmen (Pengkajian) 3. Perencanaan Pelayanan 4. Pelayanan Pengkaitan dan Rujukan 5. Monitoring dan Evaluasi Intake/Penerimaan Awal Membangun hubungan kolaboratif dengan klien Pengumpulan informasi Memberi informasi : persyaratan,batas layanan, hak dan tanggungjawab klien Selama Intake, dilakukan asesmen awal kebutuhan klien untuk : Menjembatani kesenjangan antara kebutuhan pelayanan dan sumber daya yang tersedia Melakukan tinjauan hak-hak dan kewajiban klien Mendaftarkan klien dalam sistem penyedia pelayanan atas persetujuan klien Assesmen (Pengkajian) 1. Asesmen risiko penularan mencakup : upaya mengidentifikasi hambatan bagi klien untuk mengurangi risiko penularan upaya pendidikan mengenai penularan HIV dan cara-cara memperkecil resiko. 2. Asesmen kemampuan klien mengikuti perawatan, yaitu : upaya mengidentifikasi kebutuhan perawatan dan dukungan Perencanaan Pelayanan Mengidentifikasi dan mendokumentasikan : Pelayanan yang dibutuhkan klien, tujuan dan hasil yang ingin dicapai Langkah - langkah pelayanan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan klien Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan klien Pengkaitan dan Rujukan Melaksanakan strategi perencanaan pelayanan dalam rangka mencapai kebutuhan klien Mengkoordinasikan pelayanan dan rujukan-rujukan itu sendiri Mengadvokasi pelayanan terhadap klien jika dia tidak sanggup mendapatkannya Mengkoordinasikan dengan manajer kasus lain dengan siapa klien akan bekerja Membuat perjanjian dan pelaksanaan rujukan kepada lembaga lain Monitoring dan Evaluasi Memastikan semua kegiatan dilaksanakan sesuai rencana dan sesuai jadwal yang ditentukan Meyakinkan bahwa klien diakses secara tepat kepada lembaga yang dibutuhkan/sesuai Mengidentifikasi dan mengatasi hambatan yang mungkin diperoleh klien selama menerima pelayanan Menentukan apakah klien masih membutuhkan pelayanan manajemen kasus Mengakses kembali dan memperbaiki rencana pelayanan supaya selalu tepat Menyediakan dokumentasi yang tepat Manfaat MK HIV/AIDS bagi ODHA • Menjamin kontinuitas pelayanan (holistik, terpadu dan berkesinambungan) • Memperoleh akses pelayanan yang tepat sesuai kebutuhan • Memperoleh pengetahuan tentang HIV/AIDS sehingga mengurangi resiko HIV (seperti munculnya infeksi oportunistik) • Penyediaan pelayanan yang menekankan hubungan yang aman, konfidensial, dan menghargai Manfaat MK HIV/AIDS bagi Institusi dan Masyarakat Menghemat biaya sehingga institusi tidak perlu menyediakan semua kebutuhan jenis pelayanan ODHA dalam satu koordinasi. Pelayanan yang terkoordinasiuntuk mencegah duplikasi Melibatkan pendayagunaan potensi sumber daya ODHA dan orang yang hidup dengan HIV/AIDS (OHIDHA)secara optimal Memastikan ODHA tetap terpantau dalam pelayanan Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan ODHA terhadap informasi untuk : - meningkatkan kualitas hidup ODHA - Menekan kebutuhan biaya perawatan ODHA - Mengurangi penyebaran HIV di masyarakat luas. Terimakasih