Proposal
OLEH :
1609110034
FAKULTAS PSIKOLOGI
BANDA ACEH
2018
BAB I
PENDAHULUAN
penampilan, atau citra diri seseorang. Body shaming saat ini sudah menjadi isu
nyata yang hampir dialami semua orang, apapun bentuk tubuh yang dimilikinya.
Sudah bukan rahasia umum lagi jika seseorang begitu memperhatikan bentuk
tubuhnya hingga melahirkan suatu body-image yang positif atau malah negatif.
Menurut kamus psikologi (Chaplin, 2005) citra tubuh atau biasa disebut body
orang lain.
Body image ini tentu sangat dipengaruhi oleh tingkat kepercayaan diri masing-
masing orang. Lantas, apa jadinya jika sebagian dari kita masih melakukan body
shaming? Bahkan, body shaming ini jarang kita sadari. Ironisnya, beberapa dari
“Kamu kurus banget. Kamu kalau agak gemukan dikit pasti cakep.”
Padahal, tidak semua orang dapat menerima perkataan seperti apa yang kita
harapkan. Apa yang menurut kita baik, belum tentu baik bagi orang lain.
Begitupun dengan body shaming, mungkin mereka yang menerima body shaming
bisa saja sakit hati atau tidak makan berhari-hari karena kata yang kita anggap
hanya candaan saja. Bahkan, seseorang kerap kali dicap mudah baper (bawa
perasaan) dan sensitif jika tersinggung oleh body shaming. Padahal, si body
shamers (sebutan untuk orang yang melakukan body shaming) belum tentu tahu
jika orang yang mereka komentari sudah sadar akan perubahan bentuk tubuhnya
atau malah sedang berupaya keras demi perubahan tubuhnya. Itulah sebabnya,
harga diri,diet serta gejala gangguan makan. Selain itu, pada penelitian Noll dan
Body shaming tentu memberikan efek tekanan tersendiri bagi orang yang
mengalaminya. Body shaming juga merupakan bentuk dari bullying yang jarang
diketahui manusia saat ini. Contoh kecilnya; seseorang bisa saja melakukan diet
ketat dengan minum air saja tanpa disertai makanan yang mengandung
karbohidrat dan protein cukup hanya demi turunnya berat badan dalam kurun
waktu yang singkat dengan tujuan terlihat cantik sesuai standar lingkungan
sekitarnya.
Efek dari body shaming lainnya juga beragam, mulai dari jatuhnya harga diri,
depresi, bahkan gangguan makan seperti bulimia dan anoreksia nervosa. Perlu
diketahui, setiap orang mempunyai bentuk tubuh ideal yang berbeda walaupun
sudah mencapai berat badan ideal sekalipun. Apa yang kita perlukan hanyalah
menjaga kesehatan tanpa dipengaruhi oleh body image yang negatif. Tak jarang
bukan, jika kita menemukan seseorang yang menyimpulkan bahwa dirinya sangat
gemuk padahal kenyataannnya tidak gemuk? Inilah salah satu efek dari body
dampak yang terjadi pada korban body shaming dengan judul, “GAMBARAN
difokuskan pada gambaran tingkat kepercayaan diri pada korban body shaming,
yang meliputi pengertian body shaming, jenis-jenis body shaming, dampak yang
menjadi korban.
1. Untuk mengetahui apa saja dampak yang ditimbulkan akibat perilaku body
shaming
a. Manfaat Teoritis
berlebih terhadap fisik individu lain yang menghasilkan body shaming dapat
b. Manfaat Praktis
terhadap tubuh mereka, menghindarkan penurunan rasa percaya diri serta dampak
yang dapat ditimbulkan oleh body shaming. Selain itu membuat mereka menerima
kondisi tubuhnya agar tidak melakukan hal-hal menyimpang akibat dari dampak
TINJAUAN PUSTAKA
yang member keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan
sesuatu tindakan. Orang yang tidak percaya diri memiliki konsep diri
diri. Maka percaya diri juga dapat diartikan suatu kepercayaan akan
Konseling Kelas).
situasi.
penampilannya.
kehidupannya.
Tinggi
Percaya Diri ” menyatakan bahwa orang-orang yang tidak rasa percaya diri
kesulitan tertentu.
atau ekonomi
tertentu.
dirinya.
Menurut Thursan Hakim rasa percaya diri tidak muncul begitu saja
pada diri seseorang, tetapi ada proses tertentu didalam pribadinya sehingga
tersebut.
c. Pemahaman dan reaksi positif seseorang terhadap kelemahan-
dapat digolongkan menjadi dua, yaitu Faktor Internal dan faktor eksternal
1. Faktor Internal
a. Konsep Diri
mempunyai rasa percaya diri tinggi akan memiliki konsep diri positif.
dirinya masing - masing dan apa yang terlintas dalam pikiran saat kita
berpikir.
b. Intelegensi / kecerdasan
kelompok tertentu.
c. Keterampilan
tidak bisa berbicara dengan lancar dengan gejala bicara yang tidak
untuk bisa berkomunikasi dengan orang lain. Kita bisa merasa malu
timbullah rasa malu yang bisa menambah rasa tidak percaya diri. Maka
d. Kepribadian
sejak masa kecil merupakan bibit tidak percaya diri yang sangat parah.
kecil yang terlalu keras atau terlalu melindungi atau sering ditakuti oleh
orang sekitarnya. Masalah ini bisa bertambah parah jika seseorang
2. Faktor Eksternal
a. Pendidikan
akan menjadi mandiri dan tidak perlu bergantung pada individu lain.
kenyataan.
b. Pekerjaan
/ menengah ke atas. Rasa tidak percaya diri yang rasakan ini biasanya
lingkungan tersebut maka rasa tidak percaya diri akan muncul dan tidak
d. Pengalaman hidup
timbulnya rasa rendah diri. Lebih - lebih jika pada dasarnya seseorang
memiliki rasa tidak aman, kurang kasih sayang dan kurang perhatian.
e. Lingkungan
rasa nyaman dan percaya diri yang tinggi. Begitu juga dengan
tujuan serta evaluasi global dari diri mereka dan dari orang lain sedangkan
perilaku mereka gagal tetapi berfokus pada perilaku spesifik diri atau
Body shame merupakan perasaan malu akan salah satu bentuk bagian
tubuh ketika penilaian orang lain dan penilaian diri sendiri tidak sesuai
Damanik , 2018).
dan rasakan terhadap ukuran dan bentuk tubuhnya sendiri, dan atas penilaian
perilaku dari tubuh, seperti pergerakan atau tingkah laku. Istilah ini
terjadi pada persiapan yang tak diduga atau tidak direncanakan. Jenis
body shame ini terjadi pada kasus seperti kejadian yang terjadi dalam
tidak terduga atas suatu tubuh atau fungsi tubuh. Body shame acute ini
merupakan rasa malu yang wajar terjadi dalam interaksi sosial bahkan
tubuh, seperti berat badan, tinggi dan warna kulit. Selain itu, body
shame ini juga dapat muncul karena stigma atau cacat seperti bekas
seperti tentang jerawat, penyakit, hal buang air besar, penuaan dan
sebagainya. Tambahan, body shame ini dapat muncul pada saat gagap
shame jenis ini akan muncul secara menahun dan berulang-ulang pada
suatu kesadaran dan membawa rasa sakit yang berulang dan mungkin
konstan. Body shame kronis menekan dan menyakiti. Body shame ini
menjadi korban.
diri menjadi tidak berari dimata orang lain. Beberapa dampak dari
sulit terbuka.
salah)
9. Menutup diri
diri.
weight.
a. Mengkritik
kencan.").
(seperti: "Apakah Anda melihat apa yang dia kenakan hari ini?
METODE PENELITIAN
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dari
individu tersebut secara holistik (Utuh). Jadi dalam hal ini tidak boleh
deskriptif adalah berupa penelitian dengan metode atau pendekatan studi kasus
(Case Study).
Subjek penelitian merupakan beberapa subjek yang diambil dari korban body
3.3 Sampling
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian populasi yang diambil sebagai
sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi (Sugiyono, (2016)). Teknik
yang dipilih karena memang menjadi sumber dan kaya dengan informasi tentang
fenomena yang ingin diteliti. Pengambilan sampel ini didasarkan pada pilihan
peneliti tentang aspek apa dan siapa yang dijadikan fokus pada saat situasi tertentu
dan saat ini terus-menerus sepanjang penelitian, sampling bersifat purposive yaitu
memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, teknik yang akan peneliti
yang diperlukan. Teknik wawancara mendalam ini diperoleh langsung dari subyek
penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan
pada orang lain. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
mengacu pada konsep Milles & Huberman (1992) yaitu interactive model yang
digunakan pada data kualitatif terdahulu adalah dalam bentuk teks naratif. Terkait
Dalam penelitian ini akan diungkap mengenai makna dari data yang
dikumpulkan. Dari data tersebut akan diperoleh kesimpulan yang tentatif, kabur,
dilakukan dengan melihat kembali reduksi data maupun display data sehingga
diri dari kegiatan penelitian sewaktu-waktu bila partisipan merasa tidak ingin
melanjutkan lagi kegiatan penelitian ini. Penjelasan lain yang diberikan terkait
Data diambil hanya sebatas informasi yang sesuai dan bermanfaat untuk
penelitian yang sedang dilakukan serta tidak digunakan untuk sesuatu yang
HASIL WAWANCARA/OBSERVASI
IDENTITAS :
HASIL WAWANCARA:
A: Assalamualaikum Icut
C: Waalaikumsalam mel
A: jadi kayak yang Amel bilang kemaren cut, tentang body shaming.
C: oh iya, iya.
A: jadi gimana nih menurut pendapat icut mengenai perilaku body shaming itu?
C: kalo menurut icut sih, body shaming itu memang gak bagus. Terus itu tuh gak
sopan kali untuk dilakukan. Jahat sih ya kalo orang yang melakukan body
shaming.
C: iyalah jahat, soalnya itu kan bisa menyakiti hati orang yang jadi korbannya.
Memang gak menyakiti secara fisik, tapi kan secara perasaannya pasti bakalan
sakit hati, mungkin nanti orang bisa aja tersinggung kan.
A: amel kan sering nih dengar orang bilang-bilang untuk icut, terus gimana
perasaan icut saat orang bercandain gitu cut? Bilang-bilang Icut gendut lah, atau
saat orang bilang “dah sehat kali kok dek?”
C: ya kalo icut sih sebenarnya ga terlalu masukkin ke hati kalo ada yang bilang
gitu ke icut, icut anggapnya orang cuma bercanda aja bilang-bilang gitu, tapi tetap
aja sih kadang-kadang icut juga gak enak dibilang gitu, rasanya kayak jelek kali
udah icut nih kalo dibilang gitu ee. Hehehe.
A: jadi gimana jawaban icut saat ada orang yang bilang-bilang untuk icut?
C: icut jawab aja gini, “iyalah bang, artinya senang klo dah gendut, gak banyak
pikiran. Hahaha” , atau kadang kalo lagi kesal, mana ada icut jawab tuh.
A: setelah dibilang gitu icut jadi ada rasa kepengen diet atau mengurangi makan
gak?
C: ada sih, kadang langsung abis tuh rasanya pengen diet terus icut, tapi tetap aja
sering lupa abisnya klo mau diet. Haha. Dihajar terus makan semua yang pengen
dimakan. Mana ada pikir-pikir lagi walaupun kadang juga suka nyesal kalo abis
makan banyak.
A: jadi icut ga terlalu ambil pusing ya dengan kata-kata orang yang suka bilang-
bilang gitu?
C: iya, icut ga terlalu ambil pusinglah, yang ada nanti icut stress pula mikirin
badan nih, dah diet pun masih gini juga. Hahaha.
A: iya juga ya cut, hehehe. Makasih ya cut udah mau amel wawancarai,
ngerepotin icut nih.
C: iya amel sama-sama, gak papa kok, mana ada icut repot. Hehehe.
A: yaudah makan dulu yok kita, icut mau makan apa pesan terus.
IDENTITAS :
HASIL WAWANCARA:
A: din, aku mau wawancarai kamu nih ya, boleh gak?
A: gini, aku mau tanya mengenai body shaming. Kamu tau kan body shaming itu?
A: nah iya, seperti itulah kira-kira. Jadi, gimana pendapat kamu mengenai orang
yang melakukan body shaming?
D: kalo menurut aku pelakunya itu kurang ajarlah, masak mesti kali hina-hina
orang gitu.
A: tapi kadang kan mereka melakukannya secara gak langsung, misalnya Cuma
sekedar mau bercanda gitu.
D: ya walaupun lah, gak berhak dia gitu walaupun niatnya Cuma mau bercanda
aja, tapi itukan bisa menyakiti hati orang.
D: pernah, biasanya sih mereka memang gak ngejek-ngejek secara langsung gitu,
misalnya bilang gini “ dek kok udah gendut kali”, atau “ dina dah bisa diet tuh”.
Kan gak enak dibilang gitu.
D: ya aku jadi kepikiran kalo udah dibilang gitu, rasanya tuh stress aku. Aku udah
berusaha untuk diet atau mengurangi makan, ya udah gini hasilnya.jadi aku
bingung, aku udah berusaha tapi masih aja dibilang gitu. Huh...Gimana gak stress
kan kalo gitu.
D: iyalah, aku tuh orangnya mudah kepikiran, apalagi kalo udah menyangkut
masalah fisik. Orang-orang yang suka bilang-bilang untuk fisik orang lain itu apa
merasa dirinya udah sempurna kali mungkin ya? Jadi mereka mudah untuk
mengkritik mengenai fisik seseorang. Kita tuh sebagai manusia harusnya saling
menjaga omongan kita agar tidak menyakiti hati orang lain.
A: iya bener, sebagai manusia kita harus menjalin hubungan baik antar sesama,
dan cara yang dapat dilakukan salah satunya dengan menjaga omongan kita.
D: nah itulah, kan kayak aku aja nih ya udah banyak usaha yang kulakukan untuk
bisa menjadi seperti fisik yang aku inginkan. Tapi rupanya usahaku belum
membuahkan hasil. Ga ada yang ga pengen punya fisik yang sempurna.
A: iya, tapi kesempurnaan itu hanya milik Allah Swt. hehehe .yaudah gitu aja
yang mau aku tanyakan, makasih ya din udah mau jawab.
Dolezal. (2015). The Body and Shame. Phenomenology, Feminism, and The
Thursan Hakim (2005). Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta: Puspa
Swara
rosdakarya..cet 2.
https://www.idntimes.com/life/inspiration/pinka-wima/kamu-gak-dewasa-kalau-
masih-melakukan-body-shaming-ke-orang-lain/full
https://www.hipwee.com/narasi/stop-body-shaming-mengomentari-bentuk-tubuh-
orang-lain/
https://www.hipwee.com/list/ayo-kita-berhenti-untuk-melakukan-body-shaming-
mulai-sekarang/