Anda di halaman 1dari 5

Nama : Thesalonika Br

Panjaitan

NIM : 320210303023

Prodi : KIMIA

PIDATO

MOTIVASI DIRI UNTUK KADET MAHASISWA

Assalamualaikum, Shalom, Om Swastyastu, Namo Buddhaya, dan Salam Kebajikan

Yang terhormat Ibu Dosen dan rekan-rekan kadet yang saya banggakan.

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan anugerah-Nya sehingga kita semua diberi kesempatan untuk berkumpul disini. Pada pagi
hari ini saya akan menyampaikan pidato mengenai motivasi diri khususnya untuk para kadet
mahasiswa

Rekan-rekan yang saya cintai. Kita tahu bahwa masa muda adalah masa yang sangat labil.
Mudah dipengaruhi oleh banyak faktor baik positif maupun negatif. Tidak terkecuali di
lingkungan kadet mahasiswa yang cukup terisolasi dari dunia luar. Biasanya faktor
negativelah yang lebih cepat diserap. Tentunya akan berakibat buruk terhadap kehidupan
dimasa yang akan datang. Kita sebagai kader intelektual bela negara sudah seharusnya
mampu memilah mana yang terbaik untuk hidup kita.

Bisa kita lihat diberbagai media, baik media cetak maupun elektronik, juga didalam
kehidupan sehari-hari. Tingkah laku etika dan moral generasi ini semakin merosot. Banyak
anak muda yang hamil diluar nikah, ikut geng motor, bolos sekolah, ada yang jadi pecandu
narkoba dan lain sebagainya. Sehingga generasi kita tercoreng oleh tingkah generasi muda
yang tidak bertanggung jawab.

Rekan-rekan kadet mahasiswa yang saya banggakan. Kita sebagai generasi muda yang masih
diberi kesadaran sudah seharusnya saling mengingatkan akan bahaya-bahaya pergaulan bebas
diatas. Jangan sampai kita jadi korban namun kita sendiri tidak merasa bahwa kita jadi
korban. Bukan saatnya lagi kita tidak punya pendirian. Kita harus punya prinsip dalam hidup,
kita harus mandiri dan mampu membawa diri sehingga bukan kita yang menjadi korban
jaman ataupun lingkungan.

Meskipun terisolasi, kita harus mampu membawa perubahan bagi masyarakat dan tidak
hanya di bidang akademik saja. Sudah saatnya kita bangkit dan tunjukan bahwa kita mampu.
Kita pastikan bahwa kita bukan generasi muda yang hanya bisa menjadi beban orangtua saja.
Kita harus menyadari hidup yang hanya sekali ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya, jangan
sampai kita menyesal dimasa tua. Ada beberapa langkah sederhana yang bisa kita mulai dari
sekarang, diantaranya :
1. Pertama, kita harus rajin belajar dan tunjukan dharma bakti kita kepada orangtua dan
negara.

2. Kedua, usahakan agar kita tidak terpengaruh oleh kelakuan yang tidak baik dari rekan-
rekan kita.

3. Ketiga, mampu menyaring terlebih dahulu apa yang kita terima, lihat dan pikirkan sebelum
dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai kadet mahasiswa barangkali ketiga langkah sederhana ini bisa kita praktekan mulai
dari sekarang. Kita yang menentukan sendiri nasib kita dimasa depan. Oleh karena itu saya
berpesan kepada teman-teman semua marilah kita memanfaatkan masa muda ini sebaik-
baiknya agar masa depan kita cerah.

Demikian yang bisa saya sampaikan. Kurang lebihnya saya mohon maaf. Semoga apa yang
telah saya sampaikan kiranya menjadi bermanfaat bagi kita sekalian. Wassalamuaikum
wr.wb, Shalom, Om Swastyastu, Namo Buddhaya, dan Salam Kebajikan.
Nama : Thesalonika Br
Panjaitan

NIM : 320210303023

Prodi : KIMIA

Standar Kecantikan dan Body Positivity


yang Berujung Menjatuhkan
Artikel ini diambil dari https://geotimes.id/opini/standar-kecantikan-dan-body-positivity-yang-berujung-
menjatuhkan/
By Vita Agustiawati Selasa, 27 Juli 2021

Setiap perempuan memiliki keunikan masing-masing yang menjadi bagian dalam diri
mereka, umumnya secara biologis. Keberagaman inilah yang membuat masyarakat
membentuk standar kecantikan karena apa yang terlihat dari seseorang yang secara kasat
mata adalah dalam hal cantik dan lawannya.

Berbicara mengenai fisik perempuan yang mengikuti standar kecantikan universal


umumnya dengan memiliki postur tubuh ramping, rambut panjang, kulit putih ataupun
kuning langsat, wajah mulus, hidung mancung, bulu mata lentik dan mata lebar. Bahkan bagi
sebagian masyarakat meyakini dan membenarkan standar tersebut. Padahal tentu standar
kecantikan berbeda dari segi kolega bahkan individu. Different opinions, begitulah standar
kecantikan itu sendiri yang dapat berubah di setiap periodenya, khususnya dalam tatanan
masyarakat yang lebih luas.

Standar kecantikan juga dikatakan sebagai akibat dari hubungan atau interaksi
masyarakat dalam praktek bersosialisasi. Tak menutup kemungkinan ide-ide yang muncul
diangkat dari bagaimana seseorang memandang suatu hal, seperti halnya yang berkaitan
dengan diri manusia. Standar yang ada dilanggengkan melalui media-media yang
berbasis business seringkali menjadikan model atau figur perempuan dengan kriteria
kecantikan masyarakat. Hal ini dianggap bahwa perempuan dengan tubuh langsing, kulit
putih, rambut panjang dan sebagainya memiliki daya tarik tersendiri.

Standar ideal ala masyarakat yang terbentuk mampu mempengaruhi


bagaimana seseorang itu menanggapi dan memperlakukan atas diri sendiri. Itu pun
dengan cara yang berbeda-beda. Tak sedikit orang yang demikian merasa insecure, sedih
dan kecewa atas apa yang dimilikinya karena pengaruh dari opini masyarakat yang
menggiringnya untuk memenuhi standar itu.

Orang yang demikian pun seringkali mencoba untuk menjadi sebagaimana standar
masyarakat itu. Hal ini mungkin bagi sebagian orang adalah sesuatu hal yang salah karena
dianggap kurang bersyukur atas apa yang dimilikinya. Akan tetapi, semua itu kembali pada
pemilik fisik yang menjadi hak bagaimana seseorang itu memperlakukan dan merawat
dirinya. Justru yang menjadi hal ketidakwajaran adalah sampai pada tahap menyiksa diri
karena terlalu memaksakan untuk mencapai gambaran sesuai standar masyarakat.
Lain halnya dengan orang berpikir positif atas apa yang dimilikinya dengan
menerima diri bagaimana bentuk asalnya. Hal ini biasa disebut dengan body positivity.
Istilah tersebut merupakan kondisi dimana seseorang mampu menerima bagaimana
tubuh dirinya seperti warna kulit, bentuk tubuh, bentuk wajah dan hal lainnya yang
berkaitan.

Tak jauh hubungannya dalam mempengaruhi seseorang untuk sampai pada tahap
mencintai diri sendiri. Body positivity terlepas dari apa dan bagaimana konsep standar
kecantikan dari masyarakat. Body positivity bukan berarti tidak menyadari akan
ketidaksempurnaan diri. Hanya menganggap bahwa apa dan bagaimana yang lekat pada diri
adalah suatu hal yang berharga.

Akan tetapi, seseorang dengan prinsip body positivity bagi sebagian orang terkadang


masih ada yang terkecoh dengan standar yang ada tapi berusaha untuk menerima diri
bagaimana semestinya yang mana dengan pola pikir positif terhadap tubuh juga dianggap
mampu mempengaruhi kesehatan.

Standar kecantikan seringkali justru menjadi faktor perempuan dalam menjatuhkan


perempuan yang lain. Faktor tersebut memicu adanya ajang perbandingan untuk melihat
mana karakteristik yang memenuhi konsep kecantikan ala masyarakat. Sekaligus body
positivity yang terkadang justru menjadikan seseorang terlalu ikut campur urusan
pribadi seseorang yang lain, bahkan secara vertikal.

Bagaimana ini bisa terjadi? Semua berawal dari bagaimana seseorang itu membentuk
pola pikir terkait dua hal tersebut. Hal ini kaitannya dimana perempuan menanggapi tampilan
atau bahkan cara perempuan lain dalam memperlakukan atau merawat dirinya.

Dengan mengikuti standar kecantikan yang ada, bagi seseorang yang telah memenuhi
beberapa atau bahkan keseluruhan standar masyarakat tak jarang memberikan komentar yang
bersifat menyinggung seseorang yang kurang memenuhi standar tersebut. Seperti contoh
“Coba kalau kamu kurusan pasti lebih cantik”, “Tapi sayang kamu jerawatan” ungkapan-
ungkapan tersebut terkadang malah hanya akan mempengaruhi emosi hingga psikis pihak
yang terkait. Terlebih jika diungkapkan di depan banyak orang yang terkesan
mempermalukan dan merendahkan yang dapat memicu kecemasan bahkan kebencian
seseorang terhadap dirinya sendiri.

Seperti halnya body positivity, memang bahwa dengan memiliki pola pikir yang


positif akan penerimaan tubuh menjadi nilai penting bagi diri seseorang. Akan tetapi, dengan
pemikiran body positivity terkadang menjadi toxic yang terselubung bagi beberapa orang.
Orang demikian biasanya berusaha mempengaruhi orang lain dengan menerima tubuhya yang
bisa jadi malah menyinggung perasaan orang lain.

Seperti contoh ungkapan “Kamu diet? Udahlah gak usah, syukuri aja”, seringkali hal
semacam ini berkedok untuk mengingatkan seharusnya sebagai manusia harus mensyukuri
atas apa yang telah ada pada diri. Atau dengan “Kamu itu kurang bersyukur” yang malah
bersifat men-judge.

Hal-hal tersebut dapat membatasi seseorang untuk mengekspresikan diri atau dalam
arti membuat seseorang tidak percaya diri. Tidak ada yang sempurna di dunia ini, benar
adanya bahwa dengan bersyukur menjadikan seseorang mampu menerima apa yang dimiliki.
Akan tetapi, setiap orang juga berhak atas tubuh masing-masing. Selain itu,
seseorang tidak bisa mengontrol ataupun menuntut seseorang yang lain untuk menjadi
apa yang diharapkan sesuai dengan kategori baik, cantik dan pantas menurutnya,
apalagi sesama perempuan. Karena setiap proses orang pun berbeda-beda, terlebih sampai
pada tahap penerimaan diri di tengah standarisasi kecantikan masyarakat.

“Terkadang tanpa sadar dilakukan, justru malah perempuan sering menjatuhkan


sesama perempuan lain” begitulah kiranya ungkapan dari salah satu jurnalis Indonesia, Najwa
Shihab.  Sebagai perempuan, seharusnya kita mendukung sesama perempuan yang lain.
Setiap perempuan berharga tak peduli apapun warna kulit, bentuk tubuh, bentuk
wajah dan ukuran tubuhnya. All women are beautifull, all women are precious. 

Anda mungkin juga menyukai