PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sikap (attitude) merupakan salah satu hal yang bisa dinilai dari diri seseorang.
Dari sikap, seseorang bisa dianggap baik atau buruk, dewasa atau kekanak-kanakan,
sederhana atau mewah, bangsawan atau rakyat biasa, dan sebagainya. Sikap juga bisa
dimaknai sebagai suatu keadaan dalam diri manusia yang menggerakkannya untuk
berbuat dalam aktivitas sosial dengan perasaan tertentu, dan dalam menanggapi situasi.
Melihat peran sikap sangat kuat dalam kehidupan sosial, tidak sedikit yang
mengubah sikap secara drastis demi mendapatkan apa yang di inginkan, seperti pasangan,
jabatan, rasa empati, harta, uang, dan lain-lain. Selain Itu Attitude Juga Mempengaruhi
Baik Buruknya Kehidupan Kita Yang Berlangsung Untuk Kedepannya.
B. Rumusan Masalah
C. Batasan Masalah
Terkait dengan masalah attitude kita lebih banyak menemukan permasalahan ini
dikalangan anak muda yang katanya masa muda adalah waktu untuk menikmati hidup.
Oleh karena itu, kami menujukan ini kepada para remaja apalagi anak sekolah untuk
menjadikan materi yang kita bawakan ini sebagai motivasi dan arahan untuk tidak
menyesal dikemudian hari.
1
D. Tujuan
2
BAB II
A. Landasan Teori
1. Attitude .
Teori Sikap dan Perilaku (Theory of Attitude and Behavior). Teori sikap
dan perilaku (Theory of Attitudes and Behavior) yang dikembangkan oleh
Triandis (1980), menyatakan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh sikap
yang terkait dengan apa yang orang-orang ingin lakukan serta terdiri dari
keyakinan tentang konsekuensi dari melakukan perilaku, aturan-aturan sosial
yang terkait dengan apa yang mereka pikirkan akan mereka, dan kebiasaan yang
terkait dengan apa yang mereka biasa lakukan. Perilaku tidak mungkin terjadi jika
situsasinya tidak memungkinkan.
2. Anak Muda
Menurut WHO anak muda adalah remaja yang usianya 12-21 tahun
dengan pembagian sebagai berikut;
a. Masa remaja awal (early adolescent) umur 12-15
b. Masa remaja pertengahan (middle adolescent) umur 15-18
c. Masa remaja terakhir (late adolescent) umur 15-18
Jika dikaitkan dengan penelitian ini, teori sikap dan perilaku mampu
mempengaruhi anak muda untuk mengelola faktor personalnya sehingga mampu
bertindak jujur, tidak memihak pada suatu kepentingan tertentu, berpikir rasional,
bertahan meskipun dalam keadaan tertekan, serta berperilaku etis dengan
senantiasa mengindahkan norma moral yang berlaku yang nantinya akan
mempengaruhi masa depan anak muda dalam mengambil opini yang sesuai.
3
B. Hipotesis
Attitude yang baik akan membawa keuntungan bagi orang yang memilikinya dan
tidak mengusik hidup orang lain dampak baiknya juga akan dirasakan oleh orang
disekeliling kita.
4
BAB III
PEMBAHASAN
Pada saat ini, banyak anak muda hanya ingin memenuhi keinginannya terlihat
keren. Bersosialisasi itu penting untuk melatih kita untuk menjalin hubungan dengan
orang lain. Namun, tidak sedikit juga pergaulan yang ada di Indonesia, terlebih di
kalangan anak muda yang masih tidak tau dampak dari attitude atau cara bersikap
terhadap orang-orang.
Dampak dari attitude tentu ada yang baik dan buruknya. Dampak baiknya orang-
orang disekitar kita akan merasa tentram dan nyaman juga kita akan dikenal sebagai
pribadi yang baik memiliki sopan dan santun. Sedangkan dampak buruknya kita akan
dicap buruk oleh orang di sekitar kita juga timbulnya rasa kurang menghargai orang.
5
wangi, dan apabila kita berkawan dengan seorang pandai besi, kita bisa terkena
percikan api atau minimal kita akan mendapatkan bau asapnya yang tidak sedap.
Ketika berkumpul dengan teman-teman tak jarang akan keluar kata-kata kasar dari
teman-teman kita, dan itu yang akan melekat pada diri kita. Mungkin kata-kata yang
dilontarkan tersebut maknanya sebagai lelucon atau bercanda dengan teman. Namun
kerap kali hal ini menjadi kebiasaan yang tertanam, sehingga pada akhirnya hal
tersebut menjadi lifestyle bagi remaja. Bahkan tidak hanya dari ucapan saja, cara
berpakaian yang kerap digunakan remaja saat ini juga turut mempengaruhi nilai
kesopanan. Penggunaan pakaian yang cenderung terbuka dan memperlihatkan
bagian private saat ini seolah menjadi tren baru di kalangan remaja, sehingga semakin
banyak remaja lain yang meniru cara berpakaian tersebut.
3. Faktor media massa juga dapat salah satu faktor memudarnya nilai kesopanan pada
remaja. Saat ini banyak sekali tayangan sinetron yang kurang mendidik, mulai dari
adegan berkelahi, balap-balapan, pacaran, cara berpakaian, dan juga cara bicara
masing-masing tokoh. Belum lagi dengan adanya media sosial dunia maya yang
memberikan pandangan baru kepada remaja mengenai gaya hidup remaja secara
global yang pada akhirnya kerap dicontoh oleh remaja di Indonesia. Seperti
bermewah-mewahan, menginap di hotel dengan lawan jenis, pergi ke club malam dan
hal lainnya yang secara tidak sadar dicontoh dan diikuti oleh remaja di Indonesia. Hal
ini membuat beberapa kalangan masyarakat kurang menyetujui dengan kondisi
remaja saat ini. Namun bila ada yang menasihati atau memberi saran kepada remaja,
mereka cenderung menghiraukannya karena menganggap apa yang dilakukannya
adalah hak dan kebebasan masing-masing individu. Hal ini secara tidak langsung
mulai memudarkan kepedulian sosial antar satu sama lain di lingkungan masyarakat.
Sehingga bila terlihat ada perilaku remaja yang kurang sopan dan kurang patut,
masyarakat cenderung pasif dan tidak menghiraukan perilaku remaja tersebut. Hal ini
perlahan akan menjadi kebiasaan yang secara tidak langsung turut mempengaruhi
pudarnya nilai-nilai kesopanan di lingkungan remaja.
6
B. Pengaruh Attitude Bagi Masa Depan Anak Muda
Untuk mencapai kesuksesan, kita jelas butuh orang lain. Kita tidak akan bisa
melakukan segala sesuatunya sendiri. Misalnya saja dalam dunia usaha. Untuk
menbangun suatu usaha, tentu kita akan butuh partner, investor, dan sebagainya. Untuk
mendapatkan orang-orang seperti itu, kamu butuh network (jaringan). Untuk menjalin
network itu, kamu butuh attitude yang baik. Gimana seseorang bisa punya network yang
luas kalau dia punya attitude yang jelek, yang bikin orang-orang malas untuk kenal,
malas untuk dekat, apalagi jadi temen dan menolong kita.
Sikap-sikap sesuai dengan attitude yang baik, misalnya. Sikap jujur membuat kita
tampil apa adanya, tidak berlebihan. Sikap kerja keras akan membuat partner dan orang
yang mengenal kita merasa apapun yang mereka lakukan bersama dengan kita jadi
positif. Sikap menghargai pendapat membuat orang lain merasa nyaman berbicara
dengan kita karena tahu kita tidak akan merendahkan pendapat mereka.
Jadi apabila kita memiliki attitude yang baik, kita akan lebih mudah mendapat
kepercayaan orang dan mendapatkan pekerjaan disamping itu orang akan berfikir untuk
membantu kita. Namun sebaliknya jika kita memiliki attitude yang buruk orang akan
menyepelekan kita dan justru akan membuat kita susah untuk melakukan apapun karena
kurangnya rasa percaya seseorang kepada kita. Maka dari itu attitude sangatlah penting
dalam meraih kesuksesan dimasa depan.
7
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada dasarnya sikap sopan santun perlu dilakukan terhadap siapapun, dimanapun,
dan dalam kondisi apapun. Tidak hanya terhadap orangtua, anggota keluarga, terhadap
guru, hanya dirumah, di sekolah atau hanya dengan orang-orang yang dikenal kita
bersikap sopan santun, namun juga di lingkungan sosial. Ketika kita bermasyarakat dan
berbaur di lingkungan sosial kita perlu menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan nilai-
nilai yang melekat di lingkungan tersebut. Selama kita berada di Indonesia maka kita
perlu menyesuaikan diri dengan bersikap santun sesuai dengan apa yang menjadi nilai-
nilai bermasyarakat di Indonesia. Dengan mengikuti budaya timur, sudah sepatutnya kita
menjaga nilai kesopanan dengan aturan dan batasan yang sudah melekat dalam
lingkungan sosial masyarakat Indonesia. Kondisi yang telah dijabarkan sebelumnya
jangan sampai membuat kita menjadi pasif dan tidak peduli dengan perkembangan diri
kita saat ini. Diperlukan sikap proaktif untuk mengawasi dan membedakan baik dan
buruk dalam diri kita.