Anda di halaman 1dari 13

BIMBINGAN DAN KONSELING

♥ PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING


Pelayanan bantuan untuk peserta didik baik individu/kelompok agar mandiri dan berkembang secara
optimal dalam hubungan pribadi, sosial, belajar, karir; melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan
pendukung atas dasar norma-norma yang berlaku.

♥ KONSELING : Bantuan penyelesaian masalah oleh konselor kepada konseli (klien) sehingga
teratasinya suatu masalah.

♥ TUJUAN BIMBINGAN DAN KONSELING


Membantu memandirikan peserta didik dan mengembangkan potensi-potensi mereka secara optimal.

♥ FUNGSI BIMBINGAN KONSELING

1.Fungsi Pemahaman, 2.Fungsi Pencegahan, 3.Fungsi Pengentasan, 4.Fungsi Pemeliharaan dan


Pengembangan, 5.Fungsi Advokasi

♥ PRINSIP-PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING

1. Prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan; (1) non diskriminasi, (2) individu dinamis dan unik
(3) tahap & aspek perkembangan individu, (4) perbedaan individual.

2. Prinsip berkenaan dengan permasalahan individu; (1) kondisi mental individu terhadap lingkungan
sosialnya, (2) kesenjangan sosial, ekonomi, dan budaya.

3. Prinsip berkenaan dengan program layanan: (1) bagian integral pendidikan, (2) fleksibel & adaptif (3)
berkelanjutan (4) penilaian teratur & terarah

4. Prinsip berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan; (1) pengembangan individu agar mandiri
(2) keputusan sukarela (3) ditangani oleh profesional & kompeten, (4) kerjasama antar pihak terkait, (5)
pemanfaatan maksimal dari hasil penilaian/pengukuran

Azas-azas bimbingan dan konseling

Asas-asas bimbingan dan konseling yaitu ketentuan yang harus diterapkan dalam penyelenggaraan
pelayanan itu. Apabila asas-asas tersebut diikuti dan terselenggara dengan baik maka proses pelayanan
akan mengarah pada pencapaian tujuan. Asas-asas yang dimaksud adalah

a. Asas kerahasiaan : Segala sesuatu yang disampaikan klien kepada konselor tidak boleh untuk
disampaikan kepada orang lain ataupun tidak layak untuk orang lain mengetahui. Bila asas kerahasiaan
ini berjalan maka konselor akan mendapat kepercayaan dari semua pihak

b. Asas kesukarelaan : Proses bimbingan dan konseling haruslah berlangsung dengan kesukarelaan baik
dari klien maupun konselor, tanpa adanya paksaan. Sehingga klien akan bebas menceritakan masalahnya

c. Asas keterbukaan : Klien tidak hanya sekedar bersedia menerima saran-saran dari konselor tetapi juga
agar apa yang ada di dirinya dapat diketahui terutama oleh konselor sehingga memudahkan proses
memecahkan masalahnya

d. Asas kekinian : Masalah yang ditanggulangi adalah masalah yang dirasakan saat ini bukan masalah
masa lalu atau masa yang akan datang. Jikalau ada masalah berkaitan dengan masa lalu hanya sekedar
pada latar belakang masalah atau latar depan dari permasalahan yang sedang dihadapi sekarang

e. Asas kemandirian : Pelayanan bimbingan dan konseling bertujuan untuk menjadikan klien dapat berdiri
sendiri, dan tidak bergantung pada orang lain
f. Asas kegiatan : Tujuan dari konseling ini tidak akan tercapai bila tanpa ada kegiatan. Oleh karena itu
klien harus ikut aktif dalam kegiatan konseling

g. Asas kedinamisan : Usaha pelayanan bimbingan konseling mengarah pada terjadinya perubahan pada
diri klien ke arah yang lebih baik dan menuju suatu pembaharuan yang dinamis sesuai dengan
perkembangan yang dikehendaki

h. Asas keterpaduan : Pelayanan bimbingan konseling berusaha memadukan sebagian aspek kepribadian
klien

i. Aspek kenormatifan : Usaha layanan bimbingan konseling tidak boleh melanggat dari norma-norma
yang berlaku

j. Aspek keahlian : Bimbingan konseling haruslah ditangani oleh seseorang yang benar-benar ahli di
bidang bimbingan dan konseling

k. Asas alih tangan :Bila konselor tidak dapat menangani permasalahan setelah segala kemampuannya
dikerahkan maka sebaiknya konselor melakukan alih tangan kepada pihak / badan lain yang lebih ahli /
kompeten

l. Asas tut wuri handayani :


Asas ini menuntut pelayanan bimbingan dan konseling tidak hanya dirasakan hanya pada saat klien
mengalami masalah tetapi juga diluar hubungan proses bantuan bimbingan konseling hendaknya
dirasakan adanya manfaat dari pelayanan bimbingan konseling tersebut

PENGERTIAN PERGAULAN BEBAS

A. Pengertian Pergaulan Bebas


Kita tentu tahu bahwa pergaulan bebas itu adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang, yang mana
“bebas” yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma ketimuran yang ada. Masalah pergaulan bebas
ini sering kita dengar baik di lingkungan maupun dari media massa.
Remaja adalah individu labil yang emosinya rentan tidak terkontrol oleh pengendalian diri yang benar.
Masalah keluarga, kekecewaan, pengetahuan yang minim, dan ajakan teman-teman yang bergaul bebas
membuat makin berkurangnya potensi generasi muda Indonesia dalam kemajuan bangsa.

B. Penyebab & Dampak Maraknya Pergaulan Bebas Remaja Indonesia

a. Ada banyak sebab remaja melakukan pergaulan bebas. Penyebab tiap remaja mungkin berbeda tetapi
semuanya berakar dari penyebab utama yaitu kurangnya pegangan hidup remaja dalam hal
keyakinan/agama dan ketidakstabilan emosi remaja. Hal tersebut menyebabkan perilaku yang tidak
terkendali, seperti pergaulan bebas & penggunaan narkoba yang berujung kepada penyakit seperti HIV &
AIDS ataupun kematian. Berikut ini di antara penyebab maraknya pergaulan bebas di Indonesia:
- Sikap mental yang tidak sehat
Sikap mental yang tidak sehat membuat banyaknya remaja merasa bangga terhadap pergaulan yang
sebenarnya merupakan pergaulan yang tidak sepantasnya, tetapi mereka tidak memahami karena daya
pemahaman yang lemah. Dimana ketidakstabilan emosi yang dipacu dengan penganiayaan emosi seperti
pembentukan kepribadian yang tidak sewajarnya dikarenakan tindakan keluarga ataupun orang tua yang
menolak, acuh tak acuh, menghukum, mengolok-olok, memaksakan kehendak, dan mengajarkan yang
salah tanpa dibekali dasar keimanan yang kuat bagi anak, yang nantinya akan membuat mereka merasa
tidak nyaman dengan hidup yang mereka biasa jalani sehingga pelarian dari hal tersebut adalah hal
berdampak negatif, contohnya dengan adanya pergaulan bebas.
- Pelampiasan rasa kecewa
Yaitu ketika seorang remaja mengalami tekanan dikarenakan kekecewaannya terhadap orang tua yang
bersifat otoriter ataupun terlalu membebaskan, sekolah yang memberikan tekanan terus menerus(baik dari
segi prestasi untuk remaja yang sering gagal maupun dikarenakan peraturan yang terlalu mengikat),
lingkungan masyarakat yang memberikan masalah dalam sosialisasi, sehingga menjadikan remaja sangat
labil dalam mengatur emosi, dan mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif di sekelilingnya, terutama
pergaulan bebas dikarenakan rasa tidak nyaman dalam lingkungan hidupnya.
- Kegagalan remaja menyerap norma
Hal ini disebabkan karena norma-norma yang ada sudah tergeser oleh modernisasi yang sebenarnya
adalah westernisasi.

b. Dampak dari pergaulan bebas


Pergaulan bebas identik sekali dengan yang namanya “dugem” (dunia gemerlap). Yang sudah menjadi
rahasia umum bahwa di dalamnya marak sekali pemakaian narkoba. Ini identik sekali dengan adanya seks
bebas. Yang akhirnya berujung kepada HIV/AIDS. Dan pastinya setelah terkena virus ini kehidupan
remaja akan menjadi sangat timpang dari segala segi.

C. Solusi Untuk Menyelesaikan Masalah Pergaulan Bebas


Kita semua mengetahui peningkatan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan YME, penyaluran minat dan
bakat secara positif merupakan hal-hal yang dapat membuat setiap orang mampu mencapai kesuksesan
hidup nantinya. Tetapi walaupun kata-kata tersebut sering ‘didengungkan’ tetap saja masih banyak remaja
yang melakukan hal-hal yang tidak sepatutnya dilakukan. Selain daripada solusi di atas masih banyak
solusi lainnya. Solusi-solusi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Memperbaiki cara pandang dengan mencoba bersikap optimis dan hidup dalam “kenyataan”,
maksudnya sebaiknya remaja dididik dari kecil agar tidak memiliki angan-angan yang tidak sesuai
dengan kemampuannya sehingga apabila remaja mendapatkan kekecewaan mereka akan mampu
menanggapinya dengan positif.
2. Menjaga keseimbangan pola hidup. Yaitu perlunya remaja belajar disiplin dengan mengelola waktu,
emosi, energi serta pikiran dengan baik dan bermanfaat, misalnya mengatur waktu dalam kegiatan sehari-
hari serta mengisi waktu luang dengan kegiatan positif
3. Jujur pada diri sendiri. Yaitu menyadari pada dasarnya tiap-tiap individu ingin yang terbaik untuk diri
masing-masing. Sehingga pergaulan bebas tersebut dapat dihindari. Jadi dengan ini remaja tidak
menganiaya emosi dan diri mereka sendiri.
4. Memperbaiki cara berkomunikasi dengan orang lain sehingga terbina hubungan baik dengan
masyarakat, untuk memberikan batas diri terhadap kegiatan yang berdampak negatif dapat kita mulai
dengan komunikasi yang baik dengan orang-orang di sekeliling kita.
5. Perlunya remaja berpikir untuk masa depan. Jarangnya remaja memikirkan masa depan. Seandainya
tiap remaja mampu menanamkan pertanyaan “Apa yang akan terjadi pada diri saya nanti jika saya lalai
dalam menyusun langkah untuk menjadi individu yang lebih baik?” kemudian hal itu diiringi dengan
tindakan-tindakan positif untuk kemajuan diri para remaja. Dengan itu maka remaja-remaja akan berpikir
panjang untuk melakukan hal-hal menyimpang dan akan berkurangnya jumlah remaja yang terkena HIV
& AIDS nantinya.

Selain usaha dari diri masing-masing sebenarnya pergaulan bebas dapat dikurangi apabila setiap orang tua
dan anggota masyarakat ikut berperan aktif untuk memberikan motivasi positif dan memberikan sarana &
prasarana yang dibutuhkan remaja dalam proses keremajaannya sehingga segalanya menjadi bermanfaat
dalam kehidupan tiap remaja.

Tips Cara Disukai/Disayang Guru dan Mendapat Perhatian Lebih dari Guru di Sekolah

Bagi yang masih bersekolah, setiap hari kecuali hari libur sekolah adalah belajar kepada guru di sekolah.
Belajar di sekolah akan terasa sangat menyenangkan apabila guru-guru yang mengajar kita menyukai kita,
menyayangi kita, dan memberikan perhatian khusus kepada kita. Sebaliknya, sekolah akan terasa amat
sangat menyiksa jika guru yang mengajar benci dan tidak peduli dengan kita.

Sebenarnya ada banyak kelebihan atau manfaat dari mendapatkan perhatian lebih dari guru sekolah kita,
seperti akan dibantu nilai kita jika kurang alias tidak baik, menjawab pertanyaan dari kita hingga kita
mengerti, membela kita saat terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, guru akan selalu memastikan kita
sudah paham atau belum, memberikan bocoran informasi tertentu kepada kita, dielu-elukan di hadapan
guru yang lain, dijadikan contoh siswa/pelajar yang baik kepada murid yang lain, dan masih banyak lagi
yang lainnya.
Tetapi bagaimana caranya supaya bisa mendapatkan perhatian lebih dari guru-guru yang ada di sekolahan
kita? Mari kita simak cara untuk bisa disukai/disayangi guru-guru di sekolah maupun dosen-dosen di
kampus di bawah ini :

1. Selalu memperhatikan guru dengan baik saat sedang mengajar serta melaksanakan perintah guru
2. Selalu disiplin dan tidak melakukan hal-hal yang tidak baik
3. Selalu bertanya pada saat yang tepat jika ada hal-hal yang tidak dimengerti
4. Rajin menyapa guru jika bertemu di mana pun berada
5. Mengajak ngobrol guru saat waktu senggang
6. Menjadi pejabat kelas yang baik (ketua kelas atau wakil ketua kelas, dll)
7. Rajin belajar dan selalu mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah (PR) dengan baik
8. Menawarkan bantuan jika guru terlihat butuh bantuan
9. Rajin beribadah dan memiliki akhlak sopan santun yang baik
10. Jika bisa, berikan prestasi yang baik di luar sekolah

Dengan mempraktekkan hal-hal di atas, selama dilakukan dengan baik dan benar, maka guru-guru pun
akan mengenal kita dan memperhatikan kita. Dengan perhatian yang baik dari para guru-guru, maka
kegiatan belajar di sekolah tidak akan terasa menjemukan / membosankan. Semoga kita semua bisa
berhasil di masa kini dan masa-masa yang akan datang, amin. Terima kasih atas kunjungan anda.

Sosiometri adalah alat yang tepat untuk mengumpulkan data mengenai hubungan-
hubungan sosial dan tingkah laku sosial murid (I. Djumhur dan Muh. Surya, 1985 ).

Sosiometri adalah alat untuk meneliti struktur sosial dari suatu kelompok individu
dengan dasar penelaahan terhadap relasi sosial dan status sosial dari masing-masing
anggota kelompok yang bersangkutan ( Depdikbud, 1975 ).

Sosiometri adalah alat untuk dapat melihat bagaimana hubungan sosial atau
hubungan berteman seseorang ( Bimo Walgito, 1987 ).
Sosiometri merupakan suatu metode untuk memperoleh data tentang hubungan
sosial dalam suatu kelompok, yang berukuran kecil sampai sedang ( 10 – 50 orang ),
berdasarkan preferensi pribadi antara anggota-anggota kelompok (WS. Winkel, 1985 ).
Sosiometri adalah suatu alat yang dipergunakan mengukur hubungan sosial siswa
dalam kelompok ( Dewa Ktut Sukardi, 1983 ). Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan
pengertian sosiometri adalah
suatu tehnik untuk mengumpulkan data tentang hubungan sosial seorang individu
dengan individu lain, struktur hubungan individu dan arah hubungan sosialnya
dalam suatu kelompok.
B. Macam Sosimetri
Tes Sosiometri ada dua macam , yaitu :

1. Tes yang mengharuskan untuk memilih beberapa teman dalam kelompok sebagai
pernyataan kesukaan untuk melakukan kegiatan tertentu ( criterium ) bersama-
sama dengan teman-teman yang dipilih.

2. Tes yang mengharuskan menyatakan kesukaannya atau ketidaksukaannya


terhadap teman-teman dalam kelompok pada umumnya.

Tes sosiometri jenis pertama paling sering digunakan di institusi-institusi pendidikan


dengan tujuan meningkatkan jaringan hubungan sosial dalam kelompok,sedangkan
jenis yang kedua jarang digunakan, dan inipun untuk mengetahui jaringan hubungan
sosial pada umumnya saja.
C. Ciri khas penggunaan angket sosiometri atau tes sosiometri , yang terikat pada
situasi pergaulan sosial atau kriterium tertentu.
1. Dijelaskan kepada siswa yang tergabung dalam suatu kelompok, misalnya satuan
kelas, bahwa akan dibentuk kelompok-kelompok lebih kecil ( 4-6 orang ) dalam
rangka mengadakan kegiatan tertentu, seperti belajar kelompok dalam kelas,
rekreasi bersama ke pantai, dsb. Kegiatan tertentu itu merupakan situasi pergaulan
sosial ( criterion ) yang menjadi dasar bagi pilihan-pilihan.

2. Setiap siswa diminta untuk menulis pada blanko yang disediakan nama beberapa
teman di dalam kelompok, dengan siapa dia ingin dan lebih suka melakukan
kegiatan itu. Jumlah teman yang boleh dipilih biasanya tiga orang, dalam urutan
pilihan pertama, kedua, dan ketiga. Yang terungkap dalam pilihan-pilihan itu
bukanlah jaringan hubungan sosial yang sekarang ini sudah ada, melainkan
keinginan masing-masing siswa terhadap kegiatan-kegiatan tertentu dalam hal
pembentukan kelompok. Pilihan-pilihan itu dapat berubah, bila tes sosiometri

diterapkan lagi pada lain kesempatan terhadap kegiatan lain (kriterium berbeda ).
Ada kemungkinan siswa akan memilih teman-teman yang lain untuk belajar
bersama di kelas, dibanding dengan pilihan-pilihannya untuk pergi piknik
bersama. Pilihan-pilihan siswa tidak menyatakan alasan untuk memilih, kecuali
bila hal itu dinyatakan dalam tes. Pilihan-pilihan juga tidak menyatakan tentang
sering tidaknya bergaul dengan teman-teman tertentu, atau intim tidaknya
pergaulan dengan teman-teman tertentu; bahkan tidak mutlak terungkapkan taraf
popularitas siswa tertentu, dalam arti biasanya mempunyai banyak teman,
beberapa teman atau sama sekali tidak mempunyai teman.

3. Setiap siswa dalam kelompok menangkap dengan jelas kegiatan apa yang
dimaksud, dan mengetahui bahwa kegiatan itu terbuka bagi semua.

4. Pilihan-pilihan dinyatakan secara rahasia dan hasil keseluruhan pemilihan juga


dirahasiakan. Hal ini mencegah timbulnya rasa tidak enak pada siswa, yang tidak
suka pilihannya diketahui umum atau akan mengetahui bahwa ia tidak dipilih. Ciri
kerahasiaan juga memungkinkan bahwa dibentuk kelompok-kelompok kecil yang
tidak seluruhnya sesuai dengan pilihan-pilihan siswa.

5. Biasanya siswa diminta untuk menyatakan siapa yang mereka pilih, bukan siapa
yang tidak mereka pilih dalam urutan tidak begitu disukai, kurang disukai, tidak
disukai, sama sekali tidak disukai. menyatakan pilihan yang negatif mudah
dirasakan sebagai beban psikologis.

6. Tenaga kependidikan yang dapat menerapkan tes sosiometri adalah guru bidang
studi, wali kelas, dan tenaga ahli bimbingan, tergantung dari kegiatan yang akan
dilakukan.

D. Kegunaan Sosiometri
Sosiometri dapat dipergunakan untuk :
1. Memperbaiki hubungan insani.
2. Menentukan kelompok kerja
3. Meneliti kemampuan memimpin seseorang individu dalam kelompok tertentu
untuk suatu kegiatan tertentu.
4. Mengetahui bagaimana hubungan sosial / berteman seorang individu dengan
individu lainnya.
5. Mencoba mengenali problem penyesuaian diri seorang individu dalam kelompok
sosial tertentu.
6. Menemukan individu mana yang diterima / ditolak dalam kelompok sosial
tertentu.
E. Norma-norma Sosiometri
Baik tidaknya hubungan sosial individu dengan individu lain dapat dilihat dari
beberapa segi yaitu :
1. Frekwensi hubungan, yaitu sering tidaknya individu bergaul. makin sering
individu bergaul, pada umumnya individu itu makin baik dalam segi hubungan
sosialnya. Bagi individu yang mengisolir diri, di mana ia kurang bergaul, hal ini
menunjukkan bahwa di dalam pergaulannya kurang baik.
2. Intensitas hubungan, yaitu intim tidaknya individu bergaul. Makin
intim/mendalam seseorang dalam hubungan sosialnya dapat dinyatakan bahwa
hubungan sosialnya makin baik. Teman intim merupakan teman akrab yang
mempunyai intensitas hubungan yang mendalam.

3. Popularitas hubungan, yaitu banyak sedikitnya teman bergaul. Makin banyak


teman di dalam pergaulan pada umumnya dapat dinyatakan makin baik dalam
hubungan sosialnya. Faktor popularitas tersebut digunakan sebagai ukuran atau
kriteria untuk melihat baik tidaknya seseorang dalam hubungan atau kontak
sosialnya.
F. Manfaat Sosiometri dalam Bimbingan.
Dengan mempelajari data sosiometri seorang konselor dapat :
1. Menemukan murid mana yang ternyata mempunyai masalah penyesuaian diri
dalam kelompoknya.
2. Membantu meningkatkan partisipasi sosial diantara murid-murid dengan
penerimaan sosialnya.
3. Membantu meningkatkan pemahaman dan pengertian murid terhadap masalah
pergaulan yang sedang dialami oleh individu tertentu.
4. Merencanakan program yang konstruktif untuk menciptakan iklim sosial yang
lebih baik dan sekaligus membantu mengatasi masalah penyesuaian di kelas
tertentu.
Cara untuk menciptakan suasana / iklim sosial yang baik : Membentuk kelompok belajar / kelompok
kerja . Mempersatukan kelompok minoritas dalam klik di dalamsatu kelas. Menciptakan hubungan baik
dan harmonis Membangun perasaan berhasil dan berprestasi. Hendaknya ditanamkan rasa
bahwa kalau kompak, akan berhasil baik.
G. Tahap-tahap Pelaksanaan Sosiometri

1. Tahap Persiapan. Menentukan kelompok siswa yang akan diselidiki. Memberikan informasi atau
keterangan tentang tujuan penyelenggaraan
sosiometri. Mempersiapkan angket sosiometri.
2. Tahap Pelaksanaan. Membagikan dan mengisi angket sosiometri. Mengumpulkan kembali dan
memeriksa apakah angket sudah diisi dengan
benar
3. Tahap Pengolahan. Memeriksa hasil angket Mengolah data sosiometri dengan cara menganalisa indeks,
menyusun tabel
tabulasi, membuat sosigram.

Manfaat Sosiometri dalam Bimbingan.Dengan mempelajari data sosiometri seorang konselor dapat
:Menemukan murid mana yang ternyata mempunyai masalah penyesuaian diridalam
kelompoknya.Membantu meningkatkan partisipasi sosial diantara murid-murid dengan penerimaan
sosialnya.Membantu meningkatkan pemahaman dan pengertian murid terhadap masalah pergaulan yang
sedang dialami oleh individu tertentu.Merencanakan program yang konstruktif untuk menciptakan iklim
sosi

MERINGKAS, MENYADUR, DAN MENTRANSKRIP

Meringkas

Menyajikan sebuah tulisan dari seorang pengarang ke dalam sebuah sajian tulisan yang ringkas bukan hal
yang mudah. Kita harus membaca dengan cermat dan memerhatikan ketika kita harus menuliskannya
secara ringkas. Hal ini berkaitan dengan upaya kita untuk menangkap gagasan atau ide dari pengarang.
Langkah meringkas bisa kita pakai untuk mengetahui maksud dan tujuan pengarang juga dalam rangka
menyajikan sebuah tulisan ke dalam bentuk yang ringkas, padat, dan tetap berpatokan pada ide asli
pengarang.

Dalam hal ini, yang harus kita perhatikan dalam membuat sebuah ringkasan adalah
mempertahankan urutan asli dari ide asli pengarang. Akan tetapi, jangan kita
mencampuradukkan pengertian tersebut ketika kita akan membuat sebuah ikhtisar. Patokan akan
kedua hal tersebut ada perbedaannya. Dalam membuat ikhtisar, kita tidak perlu mempertahankan
urutan karangan asli dan tidak perlu memberikan isi dari seluruh karangan itu secara proposional
(Keraf 1984: 262).

Berikut akan kita bahas tentang batasan arti ringkasan. Ringkasan diartikan sebagai penyajian
singkat dari suatu karangan asli tetapi tetap mempertahankan urutan isi dan sudut pandang
pengarang asli. Sedangkan perbandingan bagian atau bab dari karangan asli secara proposional
tetap dipertahankan dalam bentuknya yang singkat itu (Keraf 1984: 262). Dengan kata lain,
ringkasan adalah suatu cara yang efektif untuk menyajikan suatu karangan yang panjang dalam
bentuk singkat.

Lalu apa tujuan dari meringkas tersebut? Gorys Keraf mengemukakan bahwa membuat
ringkasan dapat berguna untuk mengembangkan ekspresi serta penghematan kata. Latihan
membuat ringkasan, menurut dia, akan mempertajam daya kreasi dan konsentrasi si penulis
ringkasan tersebut. Penulis ringkasan dapat memahami dan mengetahui dengan mudah isi
karangan aslinya, baik dalam penyusunan karangan, cara penyampaian gagasannya dalam bahasa
dan susunan yang baik, cara pemecahan suatu masalah, dan lain sebagainya.

Beberapa bentuk ringkasan di antaranya dapat berupa abstrak, sinopsis, dan simpulan. Dalam
sebuah karya ilmiah (skripsi, laporan akhir, tesis, maupun desertasi), sebuah proses meringkas
biasa disebut juga dengan abstrak (Widyamartana dan Sudiati 1997: 52). Abstrak atau ringkasan
berdasarkan penjelasan Harianto GP (2000: 227) dimaksudkan sebagai memberikan uraian yang
sesingkat-singkatnya tentang segala pokok yang dibahas. Ringkasan dalam sebuah karya ilmiah
hendaknya meliputi dasar masalah, asumsi dasar, hipotesa, metodologi, data, sumber-sumber
pengolahan, kesimpulan, dan saran-saran.

Ringkasan dalam bentuk sinopsis biasa dilakukan pada buku seperti karya fiksi atau nonfiksi.
Bentuk sinopsis merupakan salah satu bentuk ringkas suatu karya yang kiranya dapat
memberikan dorongan kepada orang lain untuk membaca secara utuh (Djuharie dan Suherli
2001: 12).

Sementara bentuk ringkasan yang lain adalah simpulan. Simpulan adalah bentuk ringkas yang
mengungkapkan gagasan utama dari suatu uraian atau pembicaraan dengan memberikan
penekanan pada ide sentral serta penyelesaian dari permasalahan yang diungkapkan (Djuharie
dan Suherli 2001: 13).

Menyadur

Mencoba menyalin sebuah tulisan menjadi ringkas dapat dilakukan juga dengan cara menyadur.
Bentuk saduran banyak kita lihat dalam karya fiksi. Penyaduran ini biasanya terlihat pada karya-
karya yang berasal dari bahasa asing.

Menyadur adalah menyusun kembali cerita secara bebas tanpa merusak garis besar cerita,
biasanya dari bahasa lain. Menyadur juga diartikan sebagai mengolah (hasil penelitian, laporan,
dsb.) atau mengikhtisarkan (KBBI 2002: 976). Dengan demikian, menyadur mengandung konsep
menerjemahkan secara bebas dengan meringkas, menyederhanakan, atau mengembangkan
tulisan tanpa mengubah pokok pikiran asal. Hal penting yang harus kita ketahui ialah bahwa
dalam menyadur sebuah tulisan, ternyata kita diperkenankan untuk memperbaiki bentuk maupun
bahasa karangan orang lain, misalnya dalam kasus karangan terjemahan.

Dalam sebuah proses penyaduran karya orang lain, kita masih tetap berpegang untuk tidak
mengubah pokok pikiran asal dari penulis aslinya. Sebagai contoh, ketika kita akan membuat
saduran sebuah cerita, konsistensi yang perlu kita perhatikan adalah tetap berpegang pada alur
cerita, ide cerita, maupun plot yang ada di dalam cerita tersebut. Jangan justru menambahi ide ke
dalam cerita tersebut. Suatu hal yang tidak boleh kita lupakan dalam menyadur adalah dengan
meminta izin, mencantumkan sumber tulisan berikut nama penulisnya.

Mentranskrip

Saat kita mendengar kata transkrip, pemahaman kita tentu akan mengacu pada penyalinan
sebuah bentuk lisan ke dalam bentuk tulisan. Transkripsi menurut definisi Harimukti
Kridalaksana adalah pengubahan wicara menjadi bentuk tertulis; biasanya dengan
menggambarkan tiap bunyi atau fonem dengan satu lambang (2001: 219). Hal ini sesuai dengan
pandangan J.S. Badudu bahwa terjadi sebuah penyalinan teks dengan huruf lain untuk
menunjukkan lafal, fonem-fonem bahasa yang bersangkutan (2005: 351). Transkrip dalam hal ini
sangat berguna, khususnya sewaktu kita akan membuat salinan, catatan dari sebuah pembicaraan
ke dalam bentuk tertulis.

Ada beberapa macam transkripsi mengacu pada Kamus Linguistik Harimurti Kridalakasana
(2002: 219). Meskipun sangat kental dengan istilah-istilah linguistik, mengingat pentranskripsian
memang dekat dengan kajian ilmu fonetik, pengenalan macam-macam transkripsi berikut ini
tentulah menambah wawasan kita.

a. Transkripsi berurutan, yaitu transkripsi fonetis dari teks yang berurutan dan bukan dari
kata-kata lepas.
b. Transkripsi fonemis, yaitu transkripsi yang menggunakan satu lambang untuk
menggambarkan satu fonem tanpa melihat perbedaan fonetisnya.
c. Transkripsi fonetis, yaitu transkripsi yang berusaha menggambarkan semua bunyi secara
teliti.
d. Transkripsi kasar, yaitu transkripsi fonetis yang mempergunakan lambang terbatas
berdasarkan analisis fonemis yang dipergunakan sebagai sistem aksara yang mudah
dibaca.
e. Transkripsi impresionistis, yaitu transkripsi fonetis dengan lambang sebanyak-banyaknya
yang dibuat tanpa pengetahuan mengenai sistem bahasa tertentu; transkripsi semacam ini
biasa dibuat pada pengenalan pertama suatu bahasa.
f. Transkripsi ortografis, yaitu transkripsi yang sesuai dengan kaidah-kaidah ejaan suatu
bahasa.
g. Transkripsi saksama, yaitu transkripsi fonetis yang secara cermat menggambarkan
kontinum wicara.
h. Transkripsi sistematis, yaitu transkripsi fonetis dengan lambang terbatas yang dibuat
setelah si penyelidik mengenal bahasanya dan setelah segmen-segmen ujaran diketahui.

Secara garis besar, bentuk transkripsi merupakan bentuk tertulis dari ucapan. Beberapa contoh
bentuk transkrip, misalnya transkrip pidato, wawancara, atau keterangan pers. Proses tersebut,
sebagaimna disebutkan Shaddily dan Echols, sama halnya dengan mencatat atau menuliskan
hasil pembicaraan. Cara yang bisa dilakukan adalah dengan menuliskan kata demi kata dari suatu
sumber untuk keperluan tertentu (biasanya direkam) pada radio perekam dan disalin dalam
bentuk tulisan atau ketik.

BAGAIMANA MENENTUKAN JADWAL SEHARI-HARI

Jawaban Terbaik - Dipilih oleh Penanya

Untuk membagi waktu kita dalam sehari yang paling penting adalah disiplin dan teratur. Kita
simak tips berikut ini:

1. Awali mengatur waktu Anda dengan membuat agenda hal yang harus dilakukan setiap hari.
Buatlah catatan kecil di malam hari yang berisikan jadwal kegiatan kita keesokannya. Setelah
terorganisir dengan baik jangan lupa taruh catatan tersebut pada tempat-tempat yang
kemungkinan besar mudah terlihat. Seperti di tempelkan pada lemari baju ataupun di pintu
kamar mandi. Hal tersebut dimaksudkan untuk mempermudah Anda membaca jadwal itu lagi
keesokan harinya.

2. Jangan lupakan jadwal yang telah Anda buat semalam. Begitu bangun tidur, cobalah periksa
agenda Anda. Jangan sampai Anda melewatkan rapat penting ataupun ujian.

3. Ada bagusnya Anda memiliki sebuah organizer yang bisa mengatur jadwal dan menandainya
dengan bunyi alarm. Tulis setiap janji-janji Anda di catatan dengan warna yang mencolok dan
simpan di tempat yang mudah terlihat. Saat Anda membuat jadwal, jangan lupa periksa ulang
janji Anda. Jangan sampai ada yang terlewat atau bentrok dengan kegiatan lain.

4. Jadwal yang kita buat haruslah dipatuhi. Jangan sekali-kali kita mengacuhkan jadwal itu
ataupun menggantinya. Namun jika ada kegiatan yang sangat penting, maka Anda boleh tiba-tiba
mencantumkannya untuk mengganti kegiatan yang kurang penting dan masih bisa ditunda.
Jangan Anda mengorbankan serangkaian jadwal hanya karena tergiur ajakan main teman-teman
kita.

5. Gunakan waktu refresing sebaik mungkin. Boleh saja Anda gunakan untuk pergi belanja
bersama teman ataupun menghabiskan waktu dengan nonton TV di rumah. Namun jangan lupa
waktu jika sudah waktunya tidur, sebaiknya Anda bergegas atau terlambat besok pagi.

6. Jangan suka menunda pekerjaan penting, karena kita akan kehilangan waktu untuk
mengerjakan yang lain. Pekerjaan yang Anda tumpuk selama beberapa hari tidak akan
mempermudah Anda untuk sekaligus mengerjakannya. Namun konsentrasi Anda akan buyar
dengan banyaknya hal yang harus diselesaikan.

7. Biasakan untuk memulai hidup rapi. Letakkan barang yang telah kita pakai di tempat semula.
Hal itu akan memudahkan kita mencari barang tanpa menghabisakan waktu dan tak perlu
memakan waktu lama saat tiba waktunya beres-beres rumah. Praktis kan?

8. Sebelum Anda membuat jadwal untuk besok pagi, koreksi pelanggaran yang telah dilakukan
hari ini. Buat evaluasi apa penyebabnya Anda melakukan pelanggaran dan bagaimana cara
mengatasinya. Hal ini juga harus diselesaikan untuk mencegah kesalah serupa terjadi lagi pada
Anda. Cobalah berjanji pada diri sendiri untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Jadwalkan semua kegiatan Anda dengan lebih realistis. Anda yang paling mengerti maka Anda
yang menentukan.

9. Yang terakhir, jangan menyalahkan orang lain atas pelanggaran itu. Mungkin benar Anda
melanggarnya karena terbujuk rayuan teman-teman untuk pergi hangout bersama. Namun semua
jadwal yang Anda buat beserta pelanggarannya adalah tanggung jawab Anda sendiri.

Tunggu apalagi? Tak perlu menghabiskan kursus atau membeli buku tebal untuk mempelajari
cara membagi waktu yang baik. Semua harus bermula dari hati dan diri Anda sendiri. Selamat
mencoba!

4 MANFAAT

1. Belajar Konsep Waktu

Pemahaman konsep waktu didapatnya saat melakukan berbagai kegiatan di pagi, siang, sore, dan
malam. Pagi, setelah bangun tidur misalnya, anak akan memahami kalau di saat itu dia harus
mandi, sarapan, dan pergi ke sekolah. Selanjutnya di siang hari dia harus makan siang dan tidur
siang. Begitu juga sore dan malam hari, anak akan melakukan kegiatan-kegiatan yang biasa
dilakukan di waktu-waktu tersebut, dari bermain di taman hingga tidur malam.

Supaya pemahaman anak akan konsep waktu lebih mendalam, cobalah terangkan waktu saat
anak melakukan aktivitas, “Adek, sudah pagi, bangun yuk! Habis gitu kita mandi.” Saat siang
kita bisa bilang, “Nah, siang ini kamu waktunya tidur siang.” Dengan penjelasan seperti ini, anak
jadi lebih memahami konsep waktu.

2. Belajar Konsep Urutan

Setelah terbiasa melakukan kegiatannya, anak mulai memahami urut-urutan aktivitas yang harus
dia lakukan, “Sehabis mandi aku akan sarapan, kemudian berangkat ke sekolah.” Dengan
memahami urut-urutan ini, aktivitas anak akan berjalan lebih teratur. Berbeda dengan anak yang
tak memiliki jadwal harian, dia akan secara serabutan melakukan aktivitasnya. Mungkin hari ini
dia akan tidur siang dahulu baru bermain atau bermain dahulu hingga sore baru tidur. Tentu hal
ini tidak membuat anak belajar tertib sehingga banyak aktivitas yang seharusnya bisa
dimanfaatkan maksimal malah terbuang percuma.

3. Disiplin

Setelah memahami jadwal yang harus dilakukannya, anak akan dituntut untuk disiplin
mematuhinya, “Oke, sekarang memang waktunya tidur siang jadi aku harus mematuhi Mama.”
Memang, awalnya agak sulit menerapkan kedisiplinan ini namun lambat laun anak akan terbiasa.
Nah, setelah kedisiplinan itu melekat pada anak, selanjutnya akan mudah bagi anak melakukan
aktivitas yang sudah kita jadwalkan. Kelak di saat dewasa, dia lebih mudah mengatur jadwal
kesehariannya karena sudah terbiasa sejak kecil. Dengan disiplin tinggi biasanya kesuksesan
hidup akan lebih mudah diraih.

4. Bertanggung Jawab

Disiplin erat kaitannya dengan tanggung jawab. Setelah anak mampu berdisiplin, otomatis rasa
tanggung jawab pada dirinya pun akan muncul. Anak bertanggung jawab terhadap apa yang
harus dilakukannya di saat pagi, siang, sore, dan malam. “Sekarang waktunya makan siang, aku
harus makan,” misal. Sikap tanggung jawab yang sudah muncul sejak kecil akan sangat
bermanfaat kelak saat dewasa. Dia akan lebih mampu untuk menerima tugas dan
menuntaskannya dengan baik Kiat Mengenalkan

Beberapa hal harus kita perhatikan saat mengenalkan jadwal harian kepada anak, mengingat
banyak anak usia prasekolah yang masih memiliki sikap egosentris tinggi. Mereka ingin
melakukan sesuatu sesuai dengan keinginannya, semaunya, tidak mau diatur, dan sebagainya.
Nah, berikut ini 4 hal penting yang harus jadi perhatian orangtua!

1. Berikan Penjelasan

Anak tak akan paham bila kita tak menjelaskan apa yang ingin kita terapkan kepadanya. Untuk
itu, berikan penjelasan secara sederhana mengenai jadwal harian, “Adek lihat, ini adalah jadwal
harian kamu!” sambil menunjuk papan jadwal yang bergambar aneka tokoh kartun
kesayangannya. “Pagi hari kamu mandi, sarapan terus ke sekolah deh. Nah, siangnya sepulang
sekolah kamu makan siang dan tidur siang….. ” Dengan penjelasan seperti itu anak akan lebih
memahami kalau ada kegiatan-kegiatan yang sudah terjadwal. Berbeda bila anak tak diberikan
penjelasan sama sekali, dia akan lebih sulit untuk diarahkan karena memang dia tak tahu hal apa
saja yang harus dilakukannya seharian.

2. Libatkan Anak
Sangat baik bila kita melibatkan anak saat menyusun jadwal hariannya. Selain anak merasa lebih
dihargai, pelaksanaan jadwal harian pun dapat diterapkan lebih mudah. Pasalnya, anak merasa
ikut dilibatkan sehingga dia merasa lebih bertanggung jawab untuk mematuhinya. Lagi pula, jika
anak mangkir kita bisa mengingatkan bahwa ia juga yang menyusun jadwal itu. “Kamu kan
sudah ikut membuat jadwal ini, masak tidak mau melaksanakannya!” Dengan pengingatan
seperti ini akan lebih mudah membuat anak mematuhinya.

3. Lakukan Kontrol

Memang di awal agak sulit menerapkan jadwal harian pada anak. Butuh kontrol dari kita dengan
selalu mengingatkan apa saja yang harus dilakukan anak saat pagi, siang, sore, dan malam.
Dengan kontrol yang baik, anak akan terbantu untuk mematuhi jadwal hariannya.

Setelah anak bisa mengikuti jadwal hariannya, kontrol harus dilepas secara perlahan. Biarkan
anak memegang kontrol sendiri terhadap jadwal hariannya, karena dengan kontrol sendiri anak
bisa mendapatkan banyak manfaat seperti kedisiplinan dan tanggung jawab. Berbeda ketika kita
yang harus terus-menerus mengingatkan anak, manfaatnya tak bisa diperoleh anak secara
maksimal.

4. Bersikap Fleksibel

Agar jadwal harian tak terkesan membatasi aktivitas anak, sebaiknya di saat-saat tertentu kita
harus fleksibel. Contoh, saat libur sekolah, hari raya, atau di saat-saat spesial yang sulit
menerapkan jadwal harian. Biarkan sesekali jadwal tidur siang anak telat sedikit karena dia
sedang asyik bermain dengan sepupunya yang sedang berlibur di rumah, atau biarkan anak tidak
belajar karena memang sekolah sedang libur, dan lainnya. Dengan sikap fleksibel ini, anak tidak
akan merasa tertekan ataupun stres.

Sikap fleksibel juga diperlukan terhadap si prasekolah yang egosentrisnya masih sangat tinggi,
ataupun terhadap anak yang sudah terbiasa dengan jadwal yang sama sekali tidak teratur
sehingga sangat sulit menjadwalkan kegiatan hariannya. Begitu pula bila anak tumbuh di
lingkungan yang “hidup” tanpa jadwal. Setiap hari, anak-anak tetangga bermain sepanjang hari
sehingga sangat sulit bagi kita meminta anak untuk tidur siang. Contoh, pukul 2 siang kita
mengharuskan anak tidur siang padahal anak-anak lingkungan sekitar sedang ramai, hilir mudik,
asyik bermain.

Nah, menghadapi kondisi-kondisi tersebut, kita tak perlu menuntut anak untuk 100% mematuhi
jadwal hariannya. Bila memang hanya 50% yang bisa diikutinya, itu pun sudah merupakan
keberhasilan mengingat memang sangat sulit menerapkannya secara penuh. Ingat, jadwal harian
dibuat tidak untuk mengungkung anak tetapi butuh fleksibilitas sehingga kebutuhan anak tetap
terpenuhi. Yang penting, kita tetap berusaha memenuhi jadwal yang sudah dibuat.

TIPS UNTUK PELAJAR: CARA MEMBUAT CATATAN YANG BAIK

Langkah 1
Dengarkan dengan seksama setiap penjelasan yang diberikan guru. Perhatikan setiap penekanan
yang diberikan. Guru-guru biasanya selalu memberikan penekanan berkaitan materi pelajaran
mana yang penting. Beliau mungkin akan berkata:
“Perhatikan, ini sangat penting…”
“Lihat baik-baik, Bapak akan menjelaskan skema…..”
“Tolong diingat, bahwa…..” dan sebagainya.
Nah, bagian-bagian penjelasan macam itu jangan sampai terlewatkan untuk dicatat. Memang tak
mungkin untuk mencatat setiap kata-kata yang merupakan penjelasan pelajaran dari gurumu, tapi
sangat penting untuk tidak melewatkan bagian-bagian penting dari penjelasan tersebut.
Langkah 2
Bagi halaman pada buku catatanmu menjadi dua bagian dengan membuat garis tegak. Di sebelah
kiri dengan ukuran seperempat lebar halaman buku, sedangkan bagian kanan dengan ukuran tiga
per empat lebar halaman buku.
Langkah 3
Gunakan pen warna-warni. Pakai tinta hitam untuk catatan utama yang berisi penjelasan-
penjelasan penting gurumu di bagian sebelah kanan catatan (yang berukuran tiga per empat
halaman buku tadi). Pakai tinta warna biru, atau merah, atau hijau untuk menulis di bagian
sebelah kiri catatan (bagian yang berukuran seperempat lebar halaman buku tadi) untuk menulis
kata-kata kunci, pertanyaan-pertanyaanmu, emoticon seperti , atau tanda-tanda seperti
bintang *, tanda tanya: ?, tanda seru !, dsb.
Menuliskan kata-kata kunci atau istilah-istilah yang baru kamu dengan di sebelah kiri dari
penjelasannya (yang ditulis disebelah kanannya) akan memudahkan kamu menemukannya dalam
buku catatan, selain untuk penegasan bahwa itu adalah istilah penting yang harus diingat.
Menggunakan pen dengan tinta warna-warni akan membantu matamu saat membaca ulang
catatan, agar tidak cepat bosan dan mengurangi kemungkinan mata lelah dan mengantuk.
PERINGATAN : hindari penggunaan spidol atau pulpen dengan tinta yang dapat menembus
kertas karena dapat mengganggu tulisanmu pada halaman sebelahnya!
Menuliskan pertanyaan-pertanyaan di sebelah kiri halaman buku, dengan jawaban-jawaban yang
terdapat di sebelah kanannya membuat kita ingat kebali bahwa guru atau kamu, atau kawanmu
pernah menanyakan pertanyaan itu sebelumnya di kelas.
Mencantumkan emoticon (lambang-lambang emosi) di sebelah kiri dari penjelasan-penjelasan
penting guru, membuat kamu ingat kembali perasaan kita saat mendengar penjelasan guru
tentang hal tersebut. Melibatkan perasaan dan emosi dalam belajar sangat penting, karena dapat
memfasilitasi proses belajar menjadi lebih mudah.
Mencantumkan tanda-tanda seperti gambar bintang, tanda seru, tanda tanya, tanda panah, dapat
memberikan penegasan, penarik perhatian, atau penghias pada catatanmu.
Langkah 4
Bila mencatat, perhatikan selalu caramu menulis, jangan sampai tergesa-gesa sehingga kata-
katanya nanti menjadi tak terbaca. Tulislah semuanya secara jelas. Sesekali gunakan huruf
KAPITAL pada kata-kata atau istilah yang kamu anggap penting. Atau, dapat pula kamu
memberi garis bawah pada kata-kata penting atau istilah penting lainnya sebagai variasi dan
penegasan.
Langkah 5
Gunakan diagram, skema, atau peta konsep untuk catatan-catan tertentu untuk mempermudahmu
mengorganisasikan materi pelajaran dari penjelasan gurumu. Biasakan pula belajar menuliskan
penjelasan guru dengan menggunakan kata-katamu sendiri sebagai cara mengelaborasi materi
pelajaran tersebut.
Nah, semoga tips membuat catatan yang baik ini dapat bermanfaat untuk kamu.

 PENGATURAN TEMPAT DUDUK DI DALAM KELAS

Dalam mengatur tempat duduk yang penting adalah memungkinkan terjadinya tatap
muka. Dengan posisis seperti itu, guru sekaligus dapat mengontrol tingkah laku peserta
didik. Pengaturan tempat duduk akan mempengaruhi kelancaran pengaturan proses
pembelajaran. Rachman (1997:119). Beberapa kemungkinan pengaturan tempat duduk
antara lain (1) pola berderet atau berbaris berjajar, (2) pola susunan berkelompok, (3)
pola formasi tapal kuda, dan (4) pola lingkaran atau persegi.

Pada dasarnya penempatan siswa di kelas, menurut Ahmad (1995:21) harus


memenuhi beberapa prinsip-prinsip berikut:

 Siswa tidak terus-menerus menempati tempat duduk yang sama sepanjang tahun,
harus ada perubahan
 Diusahakan tidak ada siswa yang duduk sendirian tidak ada pasangannya, kalau
terpaksa dia harus duduk di depan bukan di belakang dan tidak terus-menerus
sendiri dalam arti yang sendiri bergantian

 Siswa yang lebih pendek, punya kekurangan dalam pandangan (berkacamata),


kurang pendengarannya, diutamakan duduk di depan.

 Siswa yang sering membuat kegaduhan, suka mengganggu temannya dijauhkan


dengan anak yang sejenis itu dan jangan ditempatkan terlalu jauh dari guru.

 Siswa yang suka merenung, melamun, kurang memperhatikan penjelasan guru


jangan ditempatkan terlalu di belakang.

Anda mungkin juga menyukai