Anda di halaman 1dari 6

Keterampilan Mengembangkan Kualitas Diri Remaja

Yulia Hairina, M.Psi, Psikolog

Pendahuluan

Masa remaja dikatakan suatu masa yang berbahaya atau bermasalah, pada periode ini
seseorang akan meninggalkan tahap kehidupan anak-anak untuk menuju tahap selanjutnya
yaitu tahap kedewasaan. Masa ini dirasakan sebagai suatu masa krisis.

Karena itu banyak masalah yang berhubungan dengan kenakalan remaja, kasus-kasus akibat
permasalahan remaja itu antara lain: Penyalahgunaan Obat-obatan / NAPZA, Pergaulan
bebas remaja (seks pranikah, pernikahan usia dini dll), Perkelahian remaja (tawuran) /
agresivitas, Masalah HIV /AIDS dst.

Permasalahan narkoba di Indonesia masih merupakan sesuatu yang bersifat urgent dan
kompleks. Dalam kurun waktu satu dekade terakhir permasalahan ini menjadi marak.
Terbukti dengan bertambahnya jumlah penyalahguna atau pecandu narkoba secara signifikan,
seiring meningkatnya pengungkapan kasus tindak kejahatan narkoba.

Kekhawatiran ini semakin di pertajam akibat maraknya peredaran gelap narkotika yang telah
merebak di segala lapisan masyarakat, termasuk di kalangan generasi muda (remaja). Hal ini
akan sangat berpengaruh terhadap kehidupan bangsa dan negara pada masa mendatang. Bisa
kita lihat di beberapa media yang memberitakan tentang data dan fakta terkait remaja dan
narkoba (Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif berbahaya lainnya).

Pengedar narkoba menyasar remaja dan anak.

Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda dewasa ini
kian meningkat. Maraknya penyimpangan perilaku generasi muda tersebut, dapat
membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari. Karena pemuda sebagai
generasi yang diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh digerogoti
zat-zat adiktif penghancur syaraf. Sehingga pemuda tersebut tidak dapat berpikir jernih.
Akibatnya, generasi harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal kenangan.

lalu apa yang membuat sasaran dari penyebaran narkoba ini adalah kaum muda atau remaja ?
kenapa remaja rentan bermasalah- termasuk masalah NARKOBA?? Ada apa dengan
remaja ?? dan apa kaitannya dengan masa badai dan penuh tekanan?

Masa Remaja sebagai Masa Transisi dan Perubahan

Masa remaja digambarkan sebagai masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa
dengan rentang usia antara 12-22 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi proses
pematangan baik itu pematangan fisik, maupun psikologis. Masa remaja menunjukkan
dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan
tidak lagi memiliki status anak.
Masa remaja termasuk masa yang sangat menentukan karena pada masa ini anak-anak
mengalami banyak perubahan pada psikis dan fisiknya. Terjadinya perubahan kejiwaan
menimbulkan kebingungan di kalangan remaja, mereka mengalami penuh gejolak emosi dan
tekanan jiwa sehingga menyimpang dari aturan dan norma-norma sosial yang berlaku
dikalangan masyarakat. Remaja yang rentan akan resiko kenakalan remaja terdapat pada
siswa sekolah menengah pertama yang termasuk remaja awal pada usia 12 sampai 15 tahun
dimana pada tahap remaja awal inilah merupakan usia rentan pengaruh positif dan pengaruh
negatif, baik dari luar diri remaja, maupun dari dalam diri remaja.

Perubahan fisik

Remaja mengalami apa yang disebut dengan growth spurt yaitu pertumbuhan fisik yang
sangat pesat, yang di tandai oleh ciri-ciri perkembangan pada masa masa pubertas. Otot-otot
tubuh yang mengeras, tinggi dan berat badan yang meningkat cepat, begitu pula dengan
proporsi tubuh yang semakin mirip dengan tubuh orang dewasa, termasuk juga dengan
kemasakan fungsi seksual, hal ini terjadi disebabkan adanya proses biologis yang berkaitan
dengan perubahan hormonal di dalam tubuh remaja. Pada anak laki-laki diantaranya:
mengalami mimpi pertama (mimpi basah), pada lehernya tumbuh seperti buah jakun yang
membuat suaranya seperti pecah, dan di sekitar bibir dan kemaluannya mulai tumbuh rambut.
Pada anak perempuan diantaranya: rahimnya sudah mulai bisa dibuahi atau sudah menstruasi
(datang bulan), di bagian mukanya mulai tumbuh jerawat, penimbunan lemak membuat
dadanya mulai tumbuh, pinggulnya mulai melebar, dan pahanya mulai membesar.

Perubahan Psikologi

Perubahan tidak hanya fisik tapi juga secara psikologi, misalnya pada tahap transisi menuju
dewasa ini keadaan emosi yang cenderung belum stabil, mood naik turun tapi tidak tahu
penyebabnya. Emosi remaja lebih kuat dan lebih menguasai diri mereka dari pada pikiran
yang realitas.

Perubahan Sosial

Remaja memiliki kecenderungan ingin bergaul atau berkumpul dengan teman sebayanya
dibandingkan lingkungan keluarganya, karena mereka lebih nyaman dengan teman sebanya
untuk menceritakan semua yang dialaminya ketimbang menceritakan dengan keluarganya,
Remaja dalam kehidupan sosial sangat tertarik pada kelompok, sehingga tidak heran mereka
akan sangat mudah terpengaruh dengan kelompoknya. Perasaan tidak enak hati, solidaritas
adalah bagian yang tidak terpisahkan dari lingkaran tersebut sehingga mudah terjerumus.

Pencarian Identitas Diri

Krisis identitas remaja merupakan ketidakmampuan atau kesulitan yang dialami remaja
dalam menentukan siapa dirinya, status, hal penting dan yang dibanggakan dari dirinya.
Setiap remaja akan mencari identitas pribadinya.
Keterampilan Mengembangkan Kualitas Diri

Remaja tidak serta merta terlibat dalam masalah atau kenalakan remaja. Bahkan ada yang
berhasil melewati masa perubahan ini dengan baik. Sebagian remaja mampu mengatasi masa
transisi ini dengan baik (remaja beresiko rendah) namun sebagian lagi tidak berhasil (remaja
beresiko tinggi)

Setidaknya terdapat dua faktor yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal internal adalah faktor yang berasal dari diri
individu itu sendiri. Sementara itu, faktor eksternal adalah faktor yang yang berasal dari luar
individu itu sendiri. Misalnya lingkungan, keluarga dsb.

Terkait dengan faktor internal dalam diri kita, cara untuk melewati masa transisi itu dengan
baik yaitu “meningkatkan keterampilan dalam mengembangkan kualitas diri kita”

Apa itu kualitas diri?


Kualitas diri adalah kumpulan dari nilai, karakter, sikap, cara berpikir dan kebiasaan yang
dimiliki oleh seseorang

Bagaimana caranya ?

1. Menambah pengetahuan dan wawasan

Mencari tahu ap aitu narkoba dan mencermati untung ruginya, tanpa harus
mencoba.

Dengan mempelajari berbagai hal mengenai narkoba itu sendiri membuat kita
mengetahui dan memahami. Dampak dan resiko dari penggunaan Narkoba itu sendiri
hal ini dilakukan sebagai bentuk pencegahan. Dengan semakin tahu maka kita akan
berpengaruh pada sikap kita, yaitu menolak dengan narkoba. Usia remaja ini kita
harusnya banyak belajar, karena dengan begitu selain tentunya kita mendapatkan
banyak hal dan informasi, hal-hal tersebut juga nantinya akan membantu kita dalam
proses menyelesaikan masalah.

Misalnya kita tahu bagaimana proses terbentuknya ketergantungan narkoba, yang


biasanya di awali dari kompromi-coba-coba-toleransi-kebiasaan-ketergantungan-
intoksifikasi-meninggal dunia.
Beberapa alasan mengapa remaja mengkonsumsi narkoba yaitu karena ingin tahu,untuk
meningkatkan rasa percaya diri, solidaritas, adaptasi dengan lingkungan, maupun untuk
kompensasi

Dan sekali saja mencoba, narkoba bagaikan setan yang mencengkeram dan tidak mau
melepaskan kita lagi, menguasai jiwa raga kita. Bahkan menjebaknya ke dalam
konsep yang salah, bahwa mereka tidak dapat hidup tanpa narkoba. Akhirnya bukan
perubahan positif yang diperoleh, tetapi justru kerusakan dan kehancuran yang
menanti. Sangat mengerikan, namun ini benar-benar terjadi.

Belajar dari pengalaman oranglain.


2. Membentuk konsep diri positif

Apa itu konsep diri

Yaitu Bagaimana cara kita memandang diri kita. Perasaan tentang diri sendiri, terkait
dengan keyakinan dan penilaian terhadap diri

Konsep diri tidak terbentuk dengan sendirinya, biasanya peran lingkungan serta
pengalaman yang kita miliki akan menentukan seeprti apa konsep diri yang kita
miliki. Konsep diri positif perlu dimiliki karena Sikap dan pandangan positif terhadap
diri adalah sebagai benteng dari penyalahgunaan narkoba.

Masalah yang sering timbul pada masa remaja adalah masalah pembentukan konsep
diri remaja. Konsep diri merupakan hasil dari bagaimana kita melakukan proses
mengenali diri sendiri. Seseorang yang memiliki konsep diri positif, tentu akan
memiliki perasaan positif dalam dirinya. Perasaan positif inilah yang menyebabkan
adanya perkembangan komunikasi maupun identitas diri yang lebih baik pada diri
seseorang. Sebaliknya, konsep diri yang rendah pada seseorang akan memunculkan
persepsi negatif, yang tentunya akan menimbulkan rendahnya percaya diri. Salah satu
faktor yang menentukan apakah seseorang akan berperilaku negatif dan positif

Konsep diri bukanlah faktor yang dibawa sejak lahir, melainkan faktor yang dipelajari
dan terbentuk dari pengalaman-pengalaman individu dalam berhubungan dengan
orang lain dan lingkungannya.

Apa yang harus dilakukan untuk mengembangkan konsep diri positif?

a. Mengenali diri kelebihan dan kelemahan

Panglima perang Cina, Sun Tze pernah mengatakan “kenalilah dirimu dan kamu
akan menang” apa artinya?

Mengenal diri adalah kunci keberhasilan dalam menghadapi tantanga atau musuh.

Manusia adalah makhluk yang diciptakan sebagai mahkluk yang memiliki potensi.
Andai saja kita mau mengenali dan memahami ttg diri kita akan jauh lebih mampu
mengendalikan diri sendiri. Mengenali dan memahami diri adalah Langkah awal
untuk membentuk konsep diri yang positif.

Setiap orang memiliki kelebihan da kekurangan masing-masing, kita perlu terima


itu. Bersedia memperrbaiki diri, sebagai Langkah untuk mengatasi kekurangan
dan meningkatkan kekuatan diri dapat membangun penilaian diri yang positif.

b. Menghargai diri

Stop membandingkan diri dengan oranglain. Anda juga tidak kalah istimewanya.
Anda berharga dan unik. Tiap manusia pada dasarnya berbeda.
Jangan selalu merasa iri dengan teman-teman di sekitarmu. Cobalah untuk
merenungkan diri dan menyadari apa yang menjadi kelebihan, keahlian, dan
kekuranganmu. Setelah merenungkan diri, kamu akan jauh lebih menghargai
dirimu sendiri dan fokus untuk mengembangkan apa yang menjadi passion-mu.
Jangan merasa jelek, terus menerus merendahkan diri, tidak puas dengan segala
yang dimiliki, mudah dipengaruhi oragnlain, takut dianggap berbeda dll.

c. Berpikir positif

Fokus pada hal-hal positif dan pandanglah setiap masalah sebagai peluang untuk
meraih kesuksesanmu di masa depan. Jangan menjadikan segala sesuatu yang
tidak berjalan sesuai kehendakmu menjadi beban tersendiri. Nikmatilah usia
remajamu dengan mencoba berbagai hal yang kamu sukai dan ingat untuk selalu
berolahraga, agar terus berpikiran positif.

d. Menolong orang lain


Mengikuti kegiatan bakti sosial di sekolah atau kegiatan sosial di lingkungan
dapat membuat kamu berpikir positif tentang sekitarmu dan dirimu sendiri.
Memusatkan kebutuhan diri sendiri dan oranglain harus seimbang. Kita akan
berbahagia karena merasa berharga dan berguna untuk oranglain.

3. Membentuk Ketahanan Diri

Ada remaja yang beresiko tinggi untuk menyalahgunakan narkoba ada juga yang
remaja beresiko rendah terhadap penyalahgunaan narkoba- ini yang disebut dengan
remaja yang memiliki ketahanan diri. Sebab remaja itu memiliki ketangguhan dan
kemampuan dalam mengembangkan kekuatan dalam diri menghadapi tantangan.

bagaimana cara meningkatkan ketahanan diri dari dorongan, keinginan, dan pengaruh
penyalahgunaan narkoba.

1. Regulasi diri
Yaitu kemampuan diri untuk mengontrol emosi serta mengontrol pengaruh
lingkungan untuk diri sendiri (proaktif). Misalnya: kita harus belajar untuk
mengidentifikasi emosi pribadi atau penyebab stress yang berpotensi untuk
membuat terjerumus ke penyalahgunaan narkoba, atau misalnya kita punya
masalah yang pelik dan sulit tidur, maka kita mencari solusi misalnya olahraga
agar bisa letih dan tertidur atau ke dokter
individu dengan regulasi diri yang baik akan cenderung mematuhi peraturan yang
ditetapkan oleh norma, nilai dan hukum yang berlaku dan dapat meredam konflik
yang terjadi.

2. Asertif
Ini bisa diartikan kemampuan seseorang untuk mengutarakan secara langsung apa
yang diinginkan dan tidak diinginkan kepada orang lain secara tegas.
Say NO to Narkoba.
Misalnya dalam pergaulan sehari-hari ada teman yang membujuk untuk coba-coba
narkoba, kita dapat menolak dengan tegas, tak hanya itu asertif ini juga terkait
dengan kepercayaan diri untuk bersikap kritis dan percaya diri saat mengutarakan
keinginan.

3. Reaching Out
yaitu kemampuan untuk meningkatkan aspek positif dalam kehidupan dengan cara
menerima tantangan dan menggunakan kesempatan yang ada. lebih menekankan
kepada anak untuk tidak gampang menyerah dann putus asa jika mengalami
kegagalan

Indikatornya adalah seseorang dapat membuka diri dan berani. Misalnya jika ada
penyalahgunaan narkoba di sekitar lingkungan, kita berani berkonsultasi dengan
tenaga profesional dari BNN bagaimana menghadapi kondisi tersebut. Indikator
lainnya dalam aspek reaching out adalah meningkatkan ‘keterhubungan’ dengan
orang lain. Jika ada tekanan stres yang menyebabkan dorongan untuk mencoba
narkoba dari dalam diri, manfaatkan komunikasi dengan orang yang dipercaya
untuk berbagi dan bercerita. Mencurahkan perasaan kepada orang lain bisa jadi
akan meringankan beban pikiran sehingga keinginan menyalahgunakan narkoba
pupus karena ada empati dari orang lain maupun keluarga saat mendengarkan
masalah yang kita hadapi.

Anda mungkin juga menyukai