Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PRAKTEK KERJA PSIKOLOGI

PRODI PSIKOLOGI ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN DAN


HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN

Peminatan

Pendidikan

Dosen Pembimbing

Yulia Hairina, M.Psi. Psikolog

Oleh :

Ervina (180103040244)

Gusti Mutia Rachmi (180103040074)

Mariani (180103040081)

Prodi Psikologi Islam

Fakultas Ushuluddin dan Humaniora

Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari

Banjarmasin

2021

i
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN
PRAKTEK KERJA PSIKOLOGI

PRODI PSIKOLOGI ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN DAN


HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN

Oleh :

1. Ervina (180103040244)
2. Gusti Mutia Rachmi (180103040074)
3. Mariani (180103040081)

Banjarmasin, 31 Mei 2021

Mensetujui

Dosen Pembimbing

(Yulia Hairina, M.Psi. Psikolog


NIP. 198403182011012009)

(Yulia Hairina, M.Psi. Psikolog


NIP. 198403182011012009)

Mengetahui

Ketua Prodi

ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga laporan praktek kerja
psikologi ini dapat terselesaikan. Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada
kehadirat baginda Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membawa manusai
dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang.

Dalam penyusunan laporan praktek kerja psikologi ini, tidak terlepas dari
bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan kali
ini kami mengucapkan terimakasih banyak kepada:

1. Allah SWT, yang telah memberikan petunjuk, kekuatan, kesabaran serta


keteguhan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas laporan ini
dengan baik tanpa melalai kan perintah-NYA.
2. Ibu Yulia Hairina, M.Psi. Psikolog selaku ketua jurusan Psikologi Islam
dan sekaligus dosen pembimbing peminatan pendidikan.
3. Segenap Bapak/Ibu Dosen Jurusan Psikologi Islam Universitas Islam
Negeri Antasari yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada kami.
4. Kedua orang tua, yaitu Bapak dan Ibu serta segenap keluarga yang
senantiasa memberikan doa dan dukungan kepada kami.
5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Khususnya
rekan-rekan yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada kami
dalam pembuatan laporan ini.
Semoga laporan dari praktek kerja psikologi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan membantu menambah pengetahuan bagi para pembaca.

Banjarmasin, 31 Mei 2021

Kelompok 1 Peminatan Pendidikan

iii
iv
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN................................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN.............................................................ii

KATA PENGANTAR............................................................................................iii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iv

RINGKASAN.........................................................................................................vi

Bab I. Pendahuluan..................................................................................................1

Latar Belakang Masalah.......................................................................................1

Rumusan Masalah................................................................................................5

Tujuan..................................................................................................................5

Manfaat................................................................................................................5

Bab II. Tinjauan Teoritis..........................................................................................6

A. Motivasi Belajar............................................................................................6

1. Pengertian Motivasi Belajar......................................................................6

2. Macam-Macam Motivasi Belajar..............................................................8

3. Fungsi Motivasi Belajar............................................................................9

4. Ciri-Ciri Motivasi Belajar.......................................................................10

5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar............................11

Bab III. Hasil dan Pembahasan..............................................................................14

Gambaran Umum...............................................................................................14

Identifikasi Masalah...........................................................................................15

Prioritas Masalah................................................................................................15

v
Akar Penyebab Masalah.....................................................................................17

Alternatif Solusi.................................................................................................17

Bab IV. Kesimpulan dan Saran..............................................................................24

Kesimpulan........................................................................................................24

Saran...................................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................26

LAMPIRAN...........................................................................................................28

vi
RINGKASAN
Pada awal Desember 2019 ditemukan penyakit baru yang dikenal dengan
Covid-19. Pada awal penemuannya, virus ini dinamakan dengan 2019 novel
coronavirus (2019-nCoV). Kemudian nama tersebut diubah ketika WHO
mengumumkan nama baru untuk penyakit ini pada 11 Februari 2020 yaitu
Coronavirus Disease (COVID-19). Penyakit ini bermula dari kota Wuhan,
Provinsi Hubei, China yang mengalami penyebaran begitu cepat hingga sekitar
awal tahun 2020 kasus ini memuncak kemudian merambah ke provinsi lainnya
hingga ke negara-negara tetangga. Sedangkan di Indonesia virus covid-19
terdeteksi pada tanggal 2 Maret 2020 dengan jumlah sebanyak dua kasus.

Pada masa pandemi ini menyebabkan dampak pada berbagai sektor yang
ada di Indonesia yaitu pertanian, industri, perdagangan dan salah satunya adalah
pendidikan. Keadaan sekarang ini tidak memungkinkan untuk belajar secara tatap
muka dikarenakan adanya wabah penyakit yang menyebabkan pemerintah
memutuskan dalam pendidikan dilaksanakan pembelajaran jarak jauh atau
biasanya disebut dengan PJJ. Pada proses pembelajaran yang dilakukan secara
online ini membuat dampak kepada siswa dimana semangat dan antusias yang
ditunjukkan semakin hari semakin menurun semangat belajarnya. Hal ini juga
berimbas pada motivasi untuk belajar menurun, dan terkikis secara perlahan pada
siswa tersebut. Bahwasanya ada beberapa macam motivasi belajar salah satunya
motivasi intrinsik, tidak hanya itu ada juga fungsi motivasi belajar serta ciri-
cirinya serta faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa tersebut.
Dalam hal ini ada beberapa Faktor yang menyebabkan menurunnya motivasi
belajar siswa disebabkan oleh beberapa hal yaitu dari lingkungan sekolah,
lingkungan keluarga, serta juga kondisi psikologis maupun fisik siswa.

Berdasarkan hasil pengamatan selama pelaksanaan praktek kerja psikologi


dapat disimpulkan bahwa menurunnya motivasi belajar siswa pada masa pandemi
sekarang ini disebabkan oleh faktor-faktor dari luar yaitu lingkungan sekolah serta
lingkungan keluarga. Sedangkan faktor dari dalam diri siswa yaitu kondisi siswa,

vii
keadaan psikologis siswa dan juga kemampuan siswa tersebut. Untuk mengatasi
hal tersebut adapun caranya untuk meningkatkan semangat belajar siswa pada saat
pembelajaran online. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hal
meningkatkan motivasi belajar siswa seperti peran orang tua sebagai motivator,
peran guru sebagai pembimbing dalam proses pembelajaran online, teman
sebayanya dan juga fasilitas penunjang pendidikan pada saat sekarang ini.

viii
ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pada awal Desember 2019 ditemukan penyakit baru yang dikenal dengan
Covid-19. Pada awal penemuannya, virus ini dinamakan dengan 2019 novel
coronavirus (2019-nCoV). Kemudian nama tersebut diubah ketika WHO
mengumumkan nama baru untuk penyakit ini pada 11 Februari 2020 yaitu
Coronavirus Disease (COVID-19). Penyebabnya adalah virus Severe Acute
Respitory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-Cov-2). Penyakit ini bermula dari kota
Wuhan, Provinsi Hubei, China yang mengalami penyebaran begitu cepat hingga
sekitar awal tahun 2020 kasus ini memuncak kemudian merambah ke provinsi
lainnya hingga ke negara-negara tetangga. Sedangkan di Indonesia virus Covid-19
terdeteksi pada tanggal 2 Maret 2020 dengan jumlah sebanyak dua kasus. Gejala
pada penyakit ini hampir sama dengan penyakit flu pada umumnya, seseorang
yang terkena Covid-19 akan merasakan demam, batuk kering, sakit tenggorokan
hingga diare. Tetapi gejala setiap orang akan berbeda tergantung dengan sistem
imun tubuh. Hingga tanggal 10 Juni 2021 berdasarkan data dari satuan tugas
Covid-19 menyatakan banyaknya kasus positif Covid-19 di Indonesia sebanyak
1.885.942 kasus dan meninggal sebanyak 52.373 kasus.

Penyakit ini berdampak di berbagai sektor yang ada di Indonesia. Mulai


dari sektor perdagangan, industri, wisata hingga sektor pendidikan. Semenjak
kemunculan Covid-19 di Indonesia, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) memberikan keputusan untuk setiap satuan pendidikan agar
melaksanakan pembelajaran jarak jauh atau biasa disebut dengan PJJ. Kebijakan
ini dituangkan dalam Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan dan
Penanganan Covid-19 pada Satuan Pendidikan, Minggu (9/3/2020). Sistem ini
dapat dilakukan secara daring atau online maupun secara luring atau offline, tetapi

1
harus disesuaikan dengan kapasitas dan kemampuan dari masing-masing satuan
pendidikan, karena yang diutamakan dari setiap aktivitas adalah kesehatan dan
keselamatan masyarakat.1

Pembelajaran online dilakukan dengan memanfaatkan teknologi


khususnya internet. Pembelajaran online dilakukan dengan sistem belajar jarak
jauh, dimana Kegiatan Belajar dan Mengajar (KBM) tidak dilakukan secara tatap
muka. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan media, baik media cetak
(modul) maupun non cetak (audio/video), komputer/internet, siaran radio dan
televisi.2 Akan tetapi, pembelajaran online ini membawa dampak kepada
siswa, terutama kepada psikologis yaitu siswa merasa sangat jenuh dan juga
bosan akan pembelajaran. Semangat dan antusias yang ditunjukkan semakin hari
semakin menurun.3 Hal ini juga berimbas pada motivasi untuk belajar menurun,
terkikis secara perlahan. Dari hasil penelusuran terkait dengan riset-riset bahwa
motivasi belajar siswa menurun di masa pandemi antara lain: Penelitian yang
dilakukan oleh Adhetya Cahyani, Iin Diah Listiana, dan Sari Puteri Deta Larasati
(2020) yang berjudul “Motivasi Belajar Siswa SMA pada Pembelajaran Daring di
Masa Pandemi Covid-19”. Di dalam penelitian ini menggunakan metode analisis
Mann Whitney U dan hasilnya menunjukkan bahwa nilai siginifikansi Mann
Whitney U sebesar 0,000 yang artinya motivasi belajar pada siswa yang mengikuti
pembelajaran daring atau online di tengah situasi pandemik virus Covid-19 ini
menurun, karena nilai signifikansi yaitu 0,000 adalah kurang dari 0,05 (p < 0,05).

Penelitian lainnya yang serupa dilakukan oleh Syamsuddin (2021) yang


berjudul “Dampak Pembelajaran Daring Di Masa Pandemi Covid 19 Terhadap
Motivasi Belajar Siswa SD Inpres 1 Tatura Kota Palu”. Penelitian ini
menggunakan rancangan deskriptif kualitatif yang dilakukan di SD Inpres 1

1
Wulan Rahayu Syachtiyani dan Novi Trisnawati, “Analisis Motivasi Belajar Dan Hasil
Belajar Siswa Di Masa Pandemi Covid-19,” Prima Magistra: Jurnal Ilmiah Kependidikan 2, no. 1
(2021): 91.
2
Dilla Amelia, Minna El Widdah, dan Ikhtiati Ikhtiati, “Upaya Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Pada Pelajaranbahasa Indonesia Berbasis Online Di Kelas 1 Madrasahibtidaiyah
Nurul Ittihat Kota Jambi,” 2020, 2–3.
3
‘Umdatun Ni’mah, “Online Learning: Analisis Faktor Penurunan Disiplin Peserta Didik
Selama Masa Pandemi Covid-19,” Jurnal Paedagogia 10, no. 1 (2021): 36–37.

2
Tatura Kota Palu. Hasil penelitian menunjukkan motivasi belajar siswa di masa
pandemi Covid-19 menjadi menurun, disebabkan: (1) Siswa Malas dan Jenuh
Terlalu Lama Belajar di Rumah, (2) Sarana Belajar Yang Kurang Memadai (3)
Kurangnya pengawasan guru dan orang tua.

Ella Puspita Febrianti (2021) dalam penelitiannya juga menemukan hal


yang sama, di mana hasil dari data yang diperoleh memang benar dampak Covid-
19 mempengaruhi motivasi belajar siswa maupun mahasiswa, selama pandemi ini
motivasi belajar siswa maupun mahasiswa sangat menurun. Begitu juga dalam
penelitian Fatikha Salsabila (2020) yang berjudul “Analisis Motivasi Belajar IPA
Peserta Didik Pada Pembelajaran E-Learning Class Di SMPIT Nidaul Hikmah
Salatiga Selama Pandemi Covid-19”, hasil penelitian menunujukkan bahwa,
motivasi belajar para peserta didik tidak seperti pada saat mengikuti pembelajaran
yang dilakukan secara langsung diruang kelas. Peserta didik lebih semangat
mengikuti pebelajaran yang guru sampaikan diruang kelas dibandingkan dengan
pembelajaran e-learning class yang dilakukan selama pandemi covid-19 melalui
aplikasi whatsapp.

Dari hasil penelitian-penelitian yang sudah dilakukan maka dapat


disimpulkan bahwa ternyata teknologi yang maju seperti sekarang yang
seharusnya dapat meningkatkan motivasi untuk belajar, namun ternyata dalam
keadaan pandemi seperti malah sebaliknya, sangat mempengaruhi motivasi dalam
belajar bukannya mempengaruhi menjadi lebih baik tetapi berpengaruh pada
penurunan motivasi belajar.

Motivasi belajar adalah dorongan dalam diri seseorang untuk belajar


sesuai dengan keinginannya untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Clayton
Alderfer (dalam Nashar,2004), Motivasi belajar adalah kecenderungan siswa
dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai
prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin.4 Sedangkan menurut Arden dalam
Wina Sanjaya (2010), bahwa kuat lemahnya atau semangat tidaknya usaha yang

4
Drs Nashar, “Peranan Motivasi dan Kemampuan awal dalam kegiatan Pembelajaran,”
2004, 42.

3
dilakukan seseorang untuk mencapai tujuan akan ditentukan oleh kuat lemahnya
motive yang dimiliki orang tersebut.5

Dampak Covid-19 dapat kita rasakan sebagai mahasiswa ataupun siswa


karena pembelajaran yang seharusnya kita lakukan secara tatap muka, dialihkan
dengan melalui virtual meeting seperti zoom meeting ataupun google meet.
Keadaan ini cukup berpengaruh terhadap motivasi belajar karena seperti tidak ada
timbal balik yang menyenangkan dari lingkungan belajar akibat dari pembelajaran
yang dilaksanakan secara daring.6

Berdasarkan permasalahan di atas maka penulis tertarik mengangkat tema


terkait dengan penurunan motivasi belajar para siswa di masa pandemi dalam
proses mengikuti pembelajaran.

Rumusan Masalah
1. Apa akar permasalahan dari menurunnya motivasi belajar siswa di masa
pandemi.
2. Apa solusi alternatif mengatasi permasalahan menurunnya motivasi belajar
siswa di masa pandemi.

Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Menciptakan lulusan jurusan psikologi islam berkompeten dalam
bidangnya.
b. Mampu mengaplikasikan ilmu-ilmu yang di dapat selama duduk di bangku
perkuliahan.
c. Menjadi seorang tenaga pendidik yang handal di bidangnya.
d. Untuk menambah pengalaman bagi mahasiswa di dalam dunia pendidikan
yang sesungguhnya.

5
Wina Sanjaya, Kurikulum Dan Pembelajaran (Teori & Praktek KTSP) (Jakarta:
PRENADA MEDIA GROUP, 2015), 250.
6
Ella Puspita Febrianti, “Motivasi Belajar Menurun Imbas Dari Covid-19,” 2021, 2–3.

4
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui penyebab akar permasalahan dari menurunnya motivasi
belajar siswa di masa pandemi dan menjelaskan apa solusi alternatif untuk
mengatasi permasalahan menurunya motivasi belajar siswa di masa pandemi.

Manfaat
1. Untuk menambah pengetahuan kepada masyarakat khususnya orang tua yang
memiliki anak yang duduk dibangku sekolah agar lebih memperhatikan
motivasi belajar anaknya di masa pandemi.
2. Sebagai sarana referensi yang bisa digunakan untuk mahasiswa yang
memerlukan.

5
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar


Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang
bertingkah laku. Menurut Sumadi Suryabrata, seperti yang dikutip oleh H.
Djaali, motivasi diartikan sebagai keadaan yang terdapat dalam diri
seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktifitas tertentu guna
pencapaian suatu tujuan.
Menurut pendapat Mc. Donald, motivasi mengandung tiga unsur yang
berkaitan, yaitu sebagai berikut:
a. Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi.
Perubahan-perubahan dalam motivasi timbul dari perubahan-perubahan
tertentu di dalam sistem neuropisiologis dalam organisme manusia,
misalnya karena terjadi perubahan dalam sistem pencernaan maka timbul
motif lapar. Tapi ada juga perubahan energi yang tidak diketahui.
b. Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan (affective arousal). Mula-
mula merupakan ketegangan psikologis, lalu merupakan suasana emosi.
Suasana emosi ini menimbulkan kelakuan yang bermotif. Perubahan ini
mungkin bisa dan mungkin juga tidak, kita hanya dapat melihatnya
dalam perbuatan. Seorang terlibat dalam suatu diskusi. Karena dia
merasa tertarik pada masalah yang akan dibicarakan maka suaranya akan
timbul dan kata-katanya dengan lancar dan cepat keluar.
c. Motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Pribadi
yang bermotivasi mengadakan respons-respons yang tertuju ke arah suatu
tujuan. Respons-respons itu berfungsi mengurangi ketegangan yang
disebabkan oleh perubahan energi dalam dirinya. Setiap respons

6
merupakan suatu langkah ke arah mencapai tujuan, misalnya si A ingin
mendapat hadiah maka ia akan belajar, bertanya, membaca buku, dan
mengikuti tes. Oleh sebab itulah mengapa setiap manusia membutuhkan
motivasi khususnya dalam kehidupan.7
Robert Slayn mendefinikan motivasi sebagai proses internal yang
mengaktifkan, menuntun, mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu.
Dalam bahasa sederhana motivasi adalah sesuatu yang menyebabkan kita
berjalan, membuat kita tetap berjalan dan menentukan ke arah mana kita
akan berusaha berjalan.8
Belajar sendiri merupakan sebuah proses yang dilakukan individu untuk
memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru yang diwujudkan dalam
bentuk perubahan tingkah laku yang relatif permanen dan menetap
disebabkan adanya interaksi individu dengan lingkungan belajarnya.
Menurut Nana Sudjana (2005), belajar adalah suatu proses yang ditandai
dengan adanya perubahan pada diri seseorang. 9
Jadi, Motivasi belajar merupakan unsur yang sangat penting dalam
proses pembelajaran, karena tanpa disadari bahwa motivasi belajar dapat
bepengaruh dengan aktif dan pasifnya siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran di dalam kelas. Kondisi ini dapat mempengaruhi hasil dan
prestasi belajar yang akan diperoleh siswa. “Motivasi Belajar adalah
dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar
untuk mengadakan perubahan tingkah laku pada umumnya dengan
beberapa indikator atau unsur yang mendukung”.10

7
Istianah, “Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Metode
Everyone Is A Teacher Here Dan Reading Guide Pada Pembelajaran Pkn Materi Cinta
Lingkungan Sekitar Di Kelas II MI Islamiyah Bulusari Sayung Demak Tahun 2014-2015,” 2014,
9–10.
8
Hasyim Asyari, “Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI Keagamaan I
Semester Genap Pada Mata Pelajaran Fiqih Bab Nikah Melalui Metode Make A Match di MAN
Nglawak Kertosono Tahun Pelajaran 2015/2016,” 2017, 12–13.
9
Wahyu Wulandari, “Hubungan Antara Kecemasan Dengan Motivasi Belajar Pada Siswa
Kelas IX SMP GIKI 2 Surabaya,” 2017, 10.
10
Bayu Syahrul Fahmi, “Hubungan Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Dan
Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Di Sdn Rembangkepuh Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten
Kediri,” 2017, 9.

7
Motivasi Belajar menurut Sardiman (2011) adalah keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang
menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah
pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar
dapat tercapai.11
Menurut Suhana (2014:24) “Motivasi belajar merupakan kekuatan
(power motivation), daya pendorong (driving force), atau alat pembangun
kesediaan dan keinginan yang kuat dalam diri peserta didik untuk belajar
secara aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan dalam rangka
perubahan perilaku baik dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor”.12
Maka dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
motivasi belajar adalah salah satu unsur yang sangat penting dalam proses
pembelajaran, karena motivasi belajar sangat berpengaruh untuk
menentukan hasil belajar siswa. Motivasi belajar ini bisa juga diartikan
sebagai kesediaan dan keinginan siswa untuk menentukan bagaimana cara
mereka bisa belajar secara aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan agar
dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

2. Macam-Macam Motivasi Belajar


Macam-macam motivasi menurut Sadirman dapat dilihat dari
berbagai sudut pandang.
Pertama, motivasi dilihat dari dasar pembentukannya terdiri dari
motif bawaan dan motif yang dipelajari. Motivasi bawaan adalah motif yang
dibawa sejak lahir, jadi motivasi tersebut ada tanpa dipelajari. Misalnya,
dorongan untuk makan, minum, bekerja, beristirahat, dan seksual. Motif
yang dipelajari adalah motif-motif yang timbul karena dipelajari. Misalnya,
dorongan untuk mempelajari satu cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk
mengajar sesuatu dimasyarakat.

11
Wahyu Wulandari, “Hubungan Antara Kecemasan Dengan Motivasi Belajar Pada
Siswa Kelas IX SMP GIKI 2 Surabaya,” 2017, 10.
12
Fahmi, “Hubungan Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Dan Mengatasi Kesulitan
Belajar Siswa Di Sdn Rembangkepuh Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri,” 9.

8
Kedua, mengklasifikasikan motivasi menjadi motivasi jasmaniah dan
motivasi rohaniah. Yang termasuk motivasi jasmaniah seperti misalnya:
refleks, insting otomatis, dan nafsu. Sedangkan yang termasuk rohaniah
adalah kemauan.
Ketiga, motivasi diklasifikasikan berdasarkan jalarannya menjadi
motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang
menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena
dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena
adanya perangsang dari luar.13
Menurut Djamarah, “Macam-macam motivasi terbagi menjadi 2
macam, yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik”. Motivasi
instrinsik merupakan dorongan untuk belajar bersumber pada kebutuhan,
menjadi keharusan agar menjadi orang terdidik juga berpengetahuan. Jadi,
motivasi instrinsik muncul berdasarkan kesadaran dengan tujuan esensial,
bukan sekadar atribut dan seremonial. Sedangkan, motivasi ekstrinsik sering
dipakai sebab bahan pelajaran kurang dapat menarik perhatian siswa, atau
dikarenakan sikap tertentu guru atau orang tua. Motivasi ekstrinsik
positif/negatif, keduanya sama-sama berpengaruh pada siswa, baik perilaku
atau sikapnya.14

3. Fungsi Motivasi Belajar


Sardiman mengemukakan ada tiga fungsi motivasi, antara lain :
a. Mendorong manusia untuk berbuat. Yaitu sebagai penggerak dari setiap
kegiatan yang akan dikerjakan.
b. Menuntun arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
Dengan demikian, motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang
harus dikerjakan sesuai dengan tujuannya.

13
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: PT Rajagrafindo,
2011).
14
Yopi Nisa Febianti, “Peningkatan Motivasi Belajar Dengan Pemberian Reward And
Punishment Yang Positif,” Edunomic: Jurnal Ilmiah Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan
Dan Ilmu Pendidikan 6, no. 2 (2018): 95.

9
c. Menyeleksi atau menentukan perbuatan-perbutan, yang harus dikerjakan
guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan yang tidak
bermanfaat bagi tujuan.15
Motivasi diperlukan dalam menentukan intensitas usaha belajar bagi
para siswa. Menurut Djamrah ada tiga fungsi motivasi, antara lain:
a. Motivasi sebagai pendorong perbuatan. Motivasi berfungsi sebagai
pendorong untuk mempengaruhi sikap apa yang seharusnya anak didik
ambil dalam rangka belajar.
b. Motivasi sebagai penggerak perbuatan. Dorongan psikologis melahirkan
sikap terhadap anak didik itu merupakan suatu kekuatan yang tak
terbendung, yang kemudian terjelma dlam bentuk gerakan psikologik.
c. Motivasi sebagai pengarah perbuatan. Anak didik yang mempunyai
motivasi dapat menyeleksi mana petbuatan yang harus dilakukan dan
perbuatan yang harus diabaikan.16

4. Ciri-Ciri Motivasi Belajar


Di dalam diri manusia itu memiliki motivasi yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu dalam rangka mencapai tujuan yang
ingin dicapai. Motivasi belajar yang ada pada diri setiap orang itu memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
a. Tekun menjalankan tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu
yang lama, tidak pernahberhenti sebelum selesai).
b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa) tidak memerlukan
dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas
dengan prestasi yang telah dicapainya).
c. Menunjuk minat terhadap berbagai masalah untuk orang dewasa.
d. Lebih senang bekerja mandiri.
e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis,
berulang-ulang begitu saja sehingga kurang aktif).

15
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: PT Rajagrafindo,
2018), 85.
16
Djamarah, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), 123.

10
f. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakni akan sesuatu).
g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.
h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. Tidak terpaku
hanya pada permasalahan yang sudah biasa dihadapi dan dapat
dipecahkannya.17
Seseorang memiliki ciri-ciri seperti di atas, berarti seseorang itu
memiliki motivasi belajar yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi belajar seperti
itu akan sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan
belajar mengajar akan berhasil baik, kalau siswa tekun mengerjakan tugas,
ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan mengerjakan tugas, ulet
dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri. Siswa
yang belajar dengan baik tidak terjebak pada sesuatu yang rutinitas dan
mekanis. Siswa yang harus mempertahankan pendapatnya, kalai ia sudah
yakin dan dipandangnya cukup rasional. Bahkan lebih lanjut siswa harus
juga peka dan responsif terhadap berbagai masalah umum, dan bagaimana
memikirkan pemecahannya. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan
bahwa komponen dari motivasi belajar yaitu; ketekunan, keuletan, minat,
kemandirian, kreativitas dan tanggung jawab.18

5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar


Di dalam motivasi belajar ini pasti adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar. Ada beberapa faktor yang mempengarui
motivasi belajar pada siswa yaitu:
a. Faktor Internal
1) Cita-cita dan Aspirasi
Salah satu faktor pendukung yang dapat memperkuat semangat dalam
belajar adalah dengan memiliki cita-cita. Sedangkan aspirasi adalah
sebuah harapan atau keinginan yang dimiliki oleh individu dan selalu
menjadi tujuan dari perjuangan yang telah ia mulai.
17
Pupu Saeful Rahmat, Psikologi Pendidikan (Jakarta Timur: PT. Bumi Aksara, 2018),
145–147.
18
Muhammad Uyun and Idi Warsah, Psikologi Pendidikan (Yogyakarta: CY Budi
Utama, 2021), 134–135.

11
2) Kemampuan Siswa
Motivasi belajar dipengaruhi oleh setiap kemampuan yang dimiliki
oleh siswa. Kemampuan yang dimaksud adalah segala potensi yang
dimiliki baik itu dari segi intelektual maupun psikomotorik.
3) Kondisi Siswa
Kondisi secaar fisiologis juga turut mempengaruhi motivasi belajar
siswa. Seperti kesehatan dan panca indera. Ketika siswa memiliki
kesehatan dan panca inderanya dapat bekerja secara maksimal, siswa
telah memiliki peluang untuk mencapai keberhasilan dalam proses
pendidikannya.
4) Keadaan Psikologis Siswa yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu;
bakat, Intelegensi, sikap, persepsi, minat, dan unsur-unsur dalam
pembelajaran. 19
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal berarti faktor-faktor di luar dari dalam diri siswa
yaitu ikut berperan dalam mempengaruhi motivasi belajar, diantaranya:
1) Keluarga
Keluarga adalah lingkungan primer dan pertama yang mengajarkan
landasan dasar pendidikan di sekolah dan masyarakat. Faktor fisik dan
faktor sosial psikologi mampu mempengaruhi motivasi belajar siswa.
Faktor fisik diantaranya: keadaan rumah, sarana dan prasarana dalam
belajar, suasana rumah dan suasana lingkungan sekitar.
Faktor sosial psikologis dalam keluarga diantaranya: keutuhan
keluarga, iklim belajar, iklim psikologis, dan hubungan antar anggota.
Keluarga yang tidak harmonis kurang memberikan motivasi belajar
siswa karena terdapat kesenjangan pelaksanaan tugas keluarga. Hal ini
mengakibatkan siswa kurang berkonsentrasi dalam belajar.
Iklim psikologis yaitu perasaan atau suasana efektif dalam
keluarga. Iklim psikologis yang baik yaitu diiringi oleh rasa
keterbukaan, rasa sayang, saling mempercayai, akrab, dan saling
19
Adhetya Cahyani, Jin Diah Listiana, and Sari Puteri Deta Larasati, “Motivasi Belajar
Siswa SMA Pada Pembelajaran Daring Di Masa Covid-19” 3, No. 01 (2020): 128–130.

12
memiliki. Iklim psikologis yang baik dan sehat akan mendorong
kelancaran belajar karena suasana tersebut mampu memberi
ketenangan, rasa percaya diri dan motivasi belajar.
2) Lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah yakni lingkungan tempat siswa dibiasakan
dengan nilai-nilai tata tertib kegiatan belajar mengajar berbagai bidang
studi yang dapat meresap kedalam hati nurani. Lingkungan sekolah
meliputi lingkungan fisik, lingkungan sosial, dan lingkungan
akademis. Lingkungan fisik diantaranya: lingkungan sekolah, saran
dan prasarana, media belajar, dan sumber belajar. Lingkungan sosial
mencakup hubungan siswa dengan guru, teman, dan karyawan.
Sedangkan lingkungan akademis diantaranya pelaksanaan belajar
mengajar dan kegiatan kokulikuler. Sekolah yang mempunyai
aktivitas belajar yang baik, menunjangnya sarana dan prasarana,
suasana akademis yang bagus akan mendorong semangat belajar siswa
di sekolah.20

20
Putri Aulia Enam Dina, “Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Siswa
Mata Pelajaran Ips Viii Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu,” 2020, 23–24.

13
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum
Akhir tahun 2019 seolah menjadi pintu gerbang yang membawa tatanan
seluruh segi kehidupan dunia berubah secara sigifikan. Keadaan ini tak lain
disebabkan karena ditemukannya jenis virus baru di Wuhan, Tiongkok, yang
kemudian dikenal dengan Coronavirus Deseas-19 atau Covid-19. Penyebaran dan
penularan virus yang cukup cepat, membuat kesehatan masyarakat dunia
terancam.

Ditetapkannya Covid-19 sebagai pandemi global oleh WHO membuat


pemerintah di berbagai negara mengambil sikap tegas untuk memutus rantai
penyebaran Covid-19. Begitupun dengan pemerintahan di Indonesia yang
menerapkan pemberlakuan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang salah
satu isinya yaitu pembatasan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Mulai
pertengahan maret tahun 2020, kegiatan belajar-mengajar diganti melalui system
daring atau yang lebih dikenal dengan istilah daring, dan meniadakan kegiatan
pembelajaran tatap muka langsung di sekolah.

Dari pembelajaran yang biasanya dilakukan secara langsung, siswa dari


jenjang apapun akan lebih memiliki motivasi dalam belajar. Karena dengan
datang ke sekolah mereka dapat berdiskusi secara langsung mengenai apa yang
mereka pelajari, hingga bertemu dengan teman-teman mereka. Namun, ketika
diganti dengan pembelajaran daring, banyak pendidik yang kurang mampu
berinovasi dalam membuat media pembelajaran, sehingga mempengaruhi
motivasi belajar pada siswa yang menurun.

Lamanya masa pembelajaran daring juga menyebabkan siswa jenuh


karena pembelajaran yang begitu-begitu saja, dan tidak adanya pegawasan dalam

14
pembelajaran. Tak hanya itu, terkadang pembelajaran secara daring ini hanya
berisi tugas yang diberikan oleh pendidik lalu dikumpulkan setelah selesai melalui
media daring. Hal inilah yang menyebabkan siswa mengalami penurunan motivasi
dan keaktifan dalam belajar.21

Sama halnya dengan yang tertulis pada artikel yang berjudul “Selama
Pandemi Covid-19 Motivasi Belajar Siswa Menurun” oleh Ervan Radian
menyatakan bahwa “Di masa pandemi Covid-19 ini, tandas Sri, ternyata semakin
banyak masalah. Misalnya, siswa telat masuk belajar, kemudian orang tuanya
kurang mendukung, masalah kuota, keluhan dari orang tua karena anaknya susah
bangun untuk belajar, dan lain sebagainya. Menurut Sri, selama pembelajaran
daring memang ada penurunan motivasi belajar dari anak-anak. Selain itu,
kendala lainnya yang muncul terkait masalah kuota dan signal”.22

Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil gambaran umum deskprisi kasus motivasi belajar siswa
di masa pandemi. Berikut adalah list permasalahan yang ditemukan:

1. Adanya penurunan motivasi belajar


2. Adanya penurunan keaktifan dalam belajar
3. Terdapat siswa yang telat masuk belajar
4. Kurangnya dukungan dari orang tua
5. Permasalahan kuota internet yang dimiliki
6. Permasalahan signal internet dari daerah masing-masing

Prioritas Masalah
Prioritas masalah yang kami pilih adalah tentang adanya penurunan
motivasi belajar. Karena seperti yang kita ketahui bahwa terdapat banyak siswa
21
Hafida dkk., “Penurunan Motivasi Dan Keaktifan Belajar Siswa Selama Pembelajaran
Daring Di Tengah Pandemi Covid-19”, https://kkn.unnes.ac.id/lapkknunnes
/32004_3316112010_6_Desa%20_20200918_132701.pdf, diakses pada 30 Mei 2021.
22
Ervan Radian, “Selama Pandemi Covid-19 Motivasi Belajar Siswa Menurun”,
https://gorajuara.com/profil/2274/selama-pandemi-covid-19-motivasi-belajar-siswa-menurun.html,
diakses pada 30 Mei 2021.

15
yang mengalami penurunan motivasi belajar karena ada beberapa faktor yang
mempengaruhi. Seperti pada jurnal penelitian yang berjudul “Motivasi Belajar
Siswa SMA pada Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19” menyatakan
bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi menurunnya motivasi belajar
pada siswa jika ditinjau secara inheren dengan situasi belajar selama masa Covid-
19, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Berdasarkan data deskriptif yang
diperoleh, bahwa faktor eksternal seperti kondisi lingkungan belajar memberikan
pengaruh terhadap menurunnya motivasi belajar siswa. Dengan kondisi belajar
yang kondusif dan mendukung, siswa akan lebih semangat dalam belajar sehingga
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan efektif dan
efisien. Kondisi lingkungan belajar daring mengharuskan siswa untuk belajar di
rumahnya masing-masing, guru tidak dapat mendampingi dan mendidik siswa
secara langsung sehingga guru tidak dapat melakukan tindakan seperti memberi
hadiah, memuji, menegur, menghukum, dan memberikan nasihat. Padahal
tindakan-tindakan guru tersebut dapat menguatkan motivasi instrinsik siswa.

Ini sejalan dengan pembahasan yang ada di BAB II mengenai faktor-faktor


yang mempengaruhi motivasi belajar. Di dalam pembahasan juga memuat dua
faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Jika hal ini tidak ditangani dengan
cepat maka akan menjadi sebuah permasalahan. Seperti pada survey awal yang
dilakukan oleh Wati Karmila, dan Asep Muslim Nurdin pada anak SD di daerah
Karangpawitan Garut dalam jurnal yang berjudul “Dampak Motivasi Belajar
Siswa Sd Pada Masa Pandemi Covid-19 Terhadap Hasil Belajar”, menyatakan
bahwa dengan adanya masa pandemi ini, maka pembelajaran daring menimbulkan
suatu permasalahan yaitu motivasi siswa menurun seperti siswa jadi cenderung
malas belajar, bangun sering kesiangan, jarang mengerjakan tugas, karena dibantu
orangtua sehingga jadi kurang percaya diri.

Menurut Mc. Donald, motivasi mengandung tiga elemen penting, yaitu:


perubahan energi, rasa dan tujuan. Dengan ke tiga elemen ini, maka dapat
dikatakan bahwa motivasi itu sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan
menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia,

16
sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga
emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong
karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan. Dari hal inilah dapat
disimpulkan bahwa motivasi itu adalah sesuatu yang penting khususnya dalam hal
belajar. Jika siswa mengalami penurunan motivasi belajar, maka kebutuhan atau
keinginannya tidak akan tercapai.

Akar Penyebab Masalah

Alternatif Solusi
Dari beberapa akar permasalahan yang tertulis pada fishbone diagram,
salah satu faktor yang mempengaruhi menurunnya motivasi belajar siswa dimasa
pandemi adalah peran orang tua. Karena dalam melakukan pembelajaran online
atau daring ini yang paling dekat dan yang paling sering bertemu dengan anak
adalah orang tuanya. Dalam hal ini, orang tua lah yang berperan lebih banyak
dalam hal menentukan jalan belajarnya anak. Dukungan orang tua sangat
diperlukan, karena dalam situasi seperti saat ini yang serba online terutama dalam
proses pembelajaran di sekolah yang berpindah dari yang awalnya proses
pembelajaran dengan tatap muka sekarang menjadi sistem online. Dampak yang
didapatkan dari sekolah yang dilakukan secara online seperti membuat banyak
anak-anak mulai bosan dalam hal belajar atau bahkan ada yang tidak mau lagi

17
ketika disuruh untuk belajar. Ini dikarenakan motivasi belajar anak tersebut mulai
menurun.

Oleh karena itu, dibutuhkan peran orang tua sebagai pengganti guru di
rumah dalam membimbing anaknya selama proses pembelajaran jarak jauh.
Menurut Winingsih (2020) terdapat empat peran orang tua selama Pembelajaran
Jarak Jauh (PJJ) yaitu: 1. Orang tua sebagai fasilitator, yaitu orang tua sebagai
sarana dan pra-sarana bagi anaknya dalam melaksanakan 2. Orang tua memiliki
peran sebagai guru di rumah, yang di mana orang tua dapat membimbing anaknya
dalam belajar secara jarak jauh dari rumah pembelajaran jarak jauh. 3. Orang tua
sebagai pengaruh atau director. 4. Orang tua sebagai motivator, yaitu orang tua
dapat memberikan semangat serta dukungan kepada anaknya dalam melaksanakan
pembelajaran, sehingga anak memiliki semangat untuk belajar, serta memperoleh
prestasi yang baik”.

Terkait dengan peran orang tua dalam memotivasi belajar siswa, maka ada
beberapa cara yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa, diantaranya sebagai berikut :

1. Menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar. Orang tua
dapat menyediakan berbagai perlengkapan maupun permainan yang dapat
mendukung anak untuk belajar, misalnya: komputer, buku-buku, puzzle, dan
sebagainya.
2. Menyediakan waktu yang cukup untuk terlibat dalam kegiatan belajar anak.
Selain menciptakan iklim rumah yang dapat mendukung anak untuk belajar,
interaksi orang tua dengan anak ternyata juga dapat meningkatkan motivasi
belajar anak. Hal ini dapat dilakukan dengan menemani anak belajar,
menunjukkan perhatian terhadap kegiatan belajar anak, memberikan bantuan
ketika anak menghadapi kesulitan, dan sebagainya. Sebagai partner anak dalam
belajar, orangtua sebaiknya menunjukkan sikap yang hangat dan positif
terhadap anak, misalnya dengan tidak memarahi anak ketika anak tidak dapat
mengerjakan PR- nya dengan baik.

18
3. Memberikan penghargaan atau respon positif terhadap setiap prestasi anak. Hal
ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya: dengan memberikan
hadiah atau pujian. Dengan demikian, anak merasa dihargai dan lebih
termotivasi untuk melakukan sesuatu.

Faktor berikutnya yang mempengaruhi menurunnya motivasi belajar siswa


di masa pandemi adalah peran guru, dikarenakan kegiatan proses belajar mengajar
tidak secara tatap muka yang melibatkan siswa sebagai peserta didik dan guru
sebagai pengajar. Hal ini mengakibatkan semangat belajar siswa menurun. Hal ini
selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Abdillah (2020) yang menyebutkan
bahwa saat belajar di rumah siswa merasa bisa bebas, merasa tidak ada tuntutan
dalam menyelesaikan sesuatu, serta merasa tidak ada kompetensi dengan siswa
yang lain. Kondisi guru dan siswa yang sudah tidak bisa tatap muka di sekolahan
lagi membuat siswa menjadi bosan dan capek dengan pembelajaran online.

Oleh karena itu, peran guru diperlukan juga untuk dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa dimasa pandemi. Seperti pada penelitian yang lakukan oleh
Nafisah Nor Saumi, Murtono, dan Erik Aditia Ismaya menyebutkan bahwa peran
guru pada masa pandemi Covid-19 meliputi, (1) sebagai pengelola pembelajaran,
guru mampu menyesuaikan kondisi siswa, tidak membebani siswa, serta fleksibel
dalam mengelola pembelajaran, (2) sebagai pembimbing, guru melakukan
kunjungan ke rumah siswa untuk memantau kemajuan belajar, kesehatan, dan
kondisi mental siswa, (3) sebagai fasilitator, guru memberikan fasilitas belajar
menggunakan buku LKS, BSE dan menggunakan youtube, (4) sebagai mediator,
guru menggunakan media berupa media audio-visual dari internet, (5) sebagai
motivator, guru memberikan perhatian, dorongan dan semangat kepada siswa saat
melakukan kunjungan, dan (6) sebagai evaluator, guru melakukan penilaian
berupa tugas yang dikerjakan saat melakukan kunjungan.

Kemudian faktor selanjutnya yang mempengaruhi menurunnya motivasi


belajar siswa dimasa pandemi adalah penggunaan smartphone. Penggunaan
perangkat smartphone memberikan tawaran baik berupa informasi maupun

19
hiburan. Adapun hiburan yang dimaksud di sini adalah seperti menonton film,
mendegarkan musik, mengakses permainan (games) dengan mudah, chatting dan
browsing yang cukup menyita banyak waktu bagi mereka, sehingga hal tersebut
menyebabkan siswa terlalu menikmati berbagai hiburan yang di sediakan oleh
handphone nya. Jika hal tersebut terjadi maka waktu yang seharusnya
dipergunakan untuk belajar disalah fungsikan, selain itu juga dapat membuat
konsentrasi siswa dalam belajar bisa terganggu. Penggunaan aplikasi media sosial
di dalam smartphone yang berlebihan dan di luar kontrol seperti facebook,
Instagram, twitter, facebook, whatsapp, youtube dapat memangkas waktu yang
seharusnya digunakan untuk belajar. Konsekuensi kebiasaan ini membuat siswa
merasa bahwa belajar bukan fokus utama mereka. Realitas ini mengganggu
motivasi belajar mereka di rumah. Situasi perilaku anak-anak yang sudah tercandu
dengan smartphone secara langsung bisa mengganggu motivasi belajar dan
membuat mereka sulit untuk berkonsentrasi dalam belajar.

Oleh karena itu, dikarenakan sistem pembelajaran sekarang berupa sistem


online, di harapkan orang tua mengawasi penggunaan smartphone bagi anaknya.
Posisi orang tua saat ini dapat dikatakan dekat dengan anaknya dalam mengawasi
aktivitas belajarnya dirumah. Orang tua sebaiknya selalu memperhatikan anaknya
agar tidak kecanduan dalam menggunkan smartphone ini. Seperti pada penelitian
yang dilakukan oleh Kosmas Sobon dan Jelvi M. Mangundap yang menyebutkan
bahwa orang tua dan guru perlu mengawasi anak-anak dalam menggunakan
smartphone setiap hari, karena efek smartphone pada motivasi belajar siswa
sangat rendah. Dikarenakan sekarang masih melakukan pembelajaran daring maka
yang paling berperan dalam mengawasi anaknya dalam penggunaan smartphone
adalah orang tuanya sendiri.

Adapun faktor selanjutnya yang mempengaruhi menurunnya motivasi


belajar siswa dimasa pandemi adalah peranan teman sebaya. Berdasarkan
penelitian terdahulu yang dilakukan Dornyei and Ushioda (2013) mengemukakan
bahwa teman sebaya memberikan pengaruh kuat terhadap motivasi belajar. Dalam
hal ini berarti teman sebaya juga dapat mempengaruhi menurunnya motivasi

20
belajar pada siswa, dikarenakan sekarang sistem pembelajaran dilakukan secara
daring yang dimana sistem belajar dilakukan di rumah masing-masing, yang
membuat siswa tidak dapat bertemu secara langsung dengan teman-temannya.
Seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Puput Agustiningtyas dan Jun
Surjanti yang menyebutkan bahwa data empiris di lapangan menunjukkan bahwa
peserta didik yang memiliki teman sebaya dengan semangat belajar tinggi atau
dapat dikatakan termotivasi dalam belajar akan memengaruhi peserta didik
lainnya untuk dapat menyamai semangat belajar temannya. Begitu pula
sebaliknya, apabila seorang peserta didik memiliki teman sebaya yang kurang
termotivasi belajar akan membuat individu tersebut malas dalam belajar.

Oleh karena itu, dalam memilih pergaulan antara teman sebaya juga sangat
perlu di perhatikan. Ditakutkan jika salah memilih pertemanan dalam teman
sebaya akan berpengaruh kepada motivasi belajar siswa tersebut. Memiliki teman
sebaya yang tepat pula akan dapat menuntun siswa kearah yang positif.
Sebaliknya, memiliki teman sebaya yang kurang tepat ditakutkan akan membuat
perngaruh terhadap penurunan motivasi belajar siswa tersebut. Dukungan atau
peran teman sebaya yang dijelaskan Muhammad Fuad Abdul Baqi (2013) bahwa
Nabi Muhammad saw bersabda yang berbunyi : “Permisalan teman sebaya yang
baik dan yang teman yang buruk ibarat penjual minyak wangi dan seorang
pandai besi. Penjual minyak wangi kemungkinan besarakan memberimu minyak
wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya. Sedangkan pandai besi,
bisa saja (percikan apinya mengenai pakaianmu), dan kalaupun tidak tetap
engkau mendapatkan bau asapnya yang tidak sedap”. (HR. Bukhari 5534 dan
Muslim 2628)

Faktor berikutnya yang mempengaruhi menurunnya motivasi belajar siswa


dimasa pandemi adalah minat belajar siswa. Masalah yang kadang muncul dalam
pembelajaran jarak jauh (PJJ) adalah siswa yang turun minatnya mengikuti
pembelajaran. Mereka kurang respons dan jarang mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan. Maka dari itu diperlukan metode pembelajaran untuk meningkatkan
minat belajar siswa di rumah pada masa pandemi.

21
Seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Yakhirotul Afifah, dkk yang
berjudul “Peningkatan Minat Belajar Siswa SDN Ketangi Melalui Pendampingan
Belajar di Rumah Dengan Metode Blended Learning”. Pada penelitian ini
memberitahukan bahwa salah satu model pembelajaran yang cocok digunakan
untuk pendampingan belajar di rumah saat ini adalah metode Blended Learning
yaitu face to face learning dengan belajar tatap muka dirumah dengan mematuhi
protokol kesehatan dan online learning dengan belajar secara online melalui LMS
Google Classroom.

Faktor selanjutnya yang mempengaruhi menurunnya motivasi belajar


siswa dimasa pandemi adalah kejenuhan belajar siswa. Pembelajaran daring pada
masa pandemi Covid-19 ini ternyata menyisakan banyak masalah. Banyak orang
tua yang kerepotan dengan banyaknya tugas yang diberikan oleh sekolah kepada
siswa. Tugas yang diberikan sangatlah banyak walaupun pada masa pandemi ini
guru dibebaskan untuk tidak menuntaskan kompetensi dasar yang ada. Namun,
dengan pembelajaran daring ini ternyata banyak guru yang terkesan hanya
memindahkan pembelajaran konvensional di kelas ke rumah. Hal ini, bisa menjadi
salah satu faktor dari kejenuhan belajar siswa. Seperti pada penelitian yang
dilakukan oleh Laras Kristia Ningsih dengan hasil yang menunjukkan bahwa
kejenuhan belajar masa pandemi Covid-19 terjadi karena beberapa faktor antara
lain: (1) siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi yang disebabkan
oleh metode pembelajaran guru yang kurang bervariasi, (2) banyaknya tugas yang
diberikan oleh guru, (3) tidak ada teman belajar ketika pembelajaran jarak jauh,
(4) berkurangnya konsentrasi ketika belajar karena terlalu lama menatap layar
handphone, (5) keterbatasan kuota dan (6) lingkungan yang kurang mendukung.

Hal ini membuktikan bahwa banyaknya tugas yang diberikan oleh guru
menjadi salah satu faktor penyebab kejenuhan belajar siswa. Dalam hal mencari
jawaban mungkin bisa dicari lewat internet, namun mereka juga butuh
penyemangat agar pembelajaran tidak berasa menjenuhkan. Seorang siswa dapat
mengalami kejenuhan belajar yaitu seakan-akan pengetahuan dan kecakapan yang
mereka peroleh tidak mengalami kemajuan. Secara harfiah, kejenuhan adalah

22
padat atau penuh sehingga ia tidak lagi mampu memuat apapun. Selain itu jenuh
bisa berarti jemu atau bosan.

Adapun untuk mengatasi kejenuhan belajar, perlu adanya pengenalan


tentang Self Compassion. Jika ditinjau dari definisinya, Self Compassion
merupakan sikap baik terhadap diri sendiri. Dengan bersikap baik terhadap diri
sendiri misalnya dengan tidak mengkritik secara berlebihan atas kekurangan diri
sendiri, pengalaman pahit maupun kondisi yang ada, maka akan menciptakan rasa
untuk menerima apa adanya. Manusia yang memiliki Self Compassion tinggi akan
selalu berfikir positif dan mampu menjalani hari-harinya dengan lebih baik,
menyenangkan dan penuh semangat karena memiliki rasa kasih sayang terhadap
diri sendiri. Siswa yang merasakan kejenuhan belajar jika memiliki Self
Compassion yang tinggi maka akan menyadari bahwa orang lain juga
merasakannya. Mereka akan menyadari bahwa siswa lain di Indonesia atau
bahkan didunia yang sedang terdampak Covid-19 sehingga diterapkan
pembelajaran secara daring menyebabkan rasa jenuh yang berlebihan. Karena
ketika kita sadar orang lain juga mengalami hal yang sama dengan kita, maka kita
akan termotivasi untuk bersemangat dalam melakukan aktivitas yang sedang
dijalani.

23
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
1. Akar permasalahan dari menurunnya motivasi belajar siswa di masa pandemi
antara lain meliputi peran orang tua, peran guru, peran teman sebaya serta
penggunaan smartphone pada siswa.
2. Solusi alternatif dalam mengatasi permasalahan menurunya motivasi belajar
siswa dimasa pandemi adalah sebagai berikut :
a. Peran orang tua. Menurut Winingsih (2020) terdapat empat peran orang
tua selama Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Pertama orang tua sebagai
fasilitator. Kedua, orang tua memiliki peran sebagai guru di rumah.
Ketiga, orang tua sebagai pengaruh dan yang keempat, orang tua sebagai
motivator.
b. Peran guru. Pada penelitian yang lakukan oleh Nafisah Nor Saumi,
Murtono, dan Erik Aditia Ismaya menyebutkan peran guru pada masa
pandemi Covid-19 antara lain yang pertama sebagai pengelola
pembelajaran, mampu menyesuaikan kondisi siswa, tidak membebani
siswa, serta fleksibel dalam mengelola pembelajaran. Kedua, guru sebagai
pembimbing, melakukan kunjungan ke rumah siswa untuk memantau
kemajuan belajar, kesehatan, dan kondisi mental siswa. Ketiga sebagai
fasilitator. Keempat sebagai mediator. Kelima sebagai motivator dan yang
keenam sebagai evaluator.
c. Teman sebaya. Dalam memilih pergaulan antara teman sebaya juga perlu
di perhatikan.
d. Penggunaan smartphone. Penggunaan smartphone oleh siswa sebaiknya
diperhatikan serta diawasi agar tidak berdampak kepada motivasi belajar
siswa.

24
e. Minat. Penggunaan sebuah metode pembelajaran yang tepat dan kreatif
dapat mampu meningkatkan minat belajar siswa pada saat belajar di
rumah.
f. Kejenuhan. Dalam mengatasi kejenuhan ini perlu adanya pengenalan
tentang Self Compassion pada siswa.

Saran
1. Untuk pembahasan yang kami cantumkan bisa dikatakan masih kurang
lengkap. Untuk penelitian selanjutnya bisa ditambahkan lagi isi
pembahasannya dari sumber-sumber ilmiah lain agar lebih lengkap.
2. Dalam hal membuat laporan ini kami masih banyak memiliki keterbatasan
karena kami tidak bisa menyusun laporan bersama dengan bertemu secara
langsung. Hal ini dikarenakan situasi di masa sekarang yang masih dalam
kondisi pandemi Covid-19 yang membuat kami tidak bisa berkumpul bersama
secara langsung untuk mendiskusikan membuat isi laporan. Berdiskusi melalui
virtual pun kami juga terkadang memiliki kendala masing-masing.
3. Untuk sekolah : Meningkatkan fasilitas pembelajaran online guna menunjang
kelancaran dan keberhasilan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Dan juga
para guru agar selalu memberikan motivasi dan bimbingan pada siswa/i yang
mengalami penurunan motivasi belajar pada saat ini. Sebisa mungkin para guru
dapat memberikan motivasi kepada siswa, khususnya bagi siswa yang malas
untuk belajar, dan siswa yang bermasalah. 
4. Untuk para orang tua : Agar bisa mengawasi anak dengan baik pada saat
pembelajaran online supaya anak merasa dirinya diperhatikan dan juga selalu
memberikan dukungan dan motivasi kepada anak.

25
DAFTAR PUSTAKA
Adhetya Cahyani, Jin Diah Listiana, dan Sari Puteri Deta Larasati. “Motivasi
Belajar Siswa SMA pada Pembelajaran Daring di Masa Covid-19” 3, No.
01 (2020).
A.M, Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT
Rajagrafindo, 2011.
Amelia, Dilla, Minna El Widdah, Dan Ikhtiati Ikhtiati. “Upaya Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa Pada Pelajaranbahasa Indonesia Berbasis Online
Di Kelas 1 Madrasahibtidaiyah Nurul Ittihat Kota Jambi,” 2020.
Asyari, Hasyim. “Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI Keagamaan I
Semester Genap Pada Mata Pelajaran Fiqih Bab Nikah Melalui Metode
Make A Match di MAN Nglawak Kertosono Tahun Pelajaran 2015/2016,”
2017.
Djamarah. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
Fahmi, Bayu Syahrul. “Hubungan Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Dan
Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Di Sdn Rembangkepuh Kecamatan
Ngadiluwih Kabupaten Kediri,” 2017.
Febianti, Yopi Nisa. “Peningkatan motivasi belajar dengan pemberian reward and
punishment yang positif.” Edunomic: Jurnal Ilmiah Pendidikan Ekonomi
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan 6, no. 2 (2018): 93–102.
Febrianti, Ella Puspita. “Motivasi Belajar Menurun Imbas Dari Covid-19,” 2021.
Hafida, Lilih, Wilanika, Ludi, dan Sapta. “Penurunan Motivasi Dan Keaktifan
Belajar Siswa Selama Pembelajaran Daring Di Tengah Pandemi Covid-
19”, https://kkn.unnes.ac.id/lapkknunnes/32004_3316112010_6_Desa%20
_20200918_132701.pdf, diakses pada 30 Mei 2021.
Istianah. “Upaya meningkatkan motivasi belajar siswa melalui penerapan metode
everyone is a teacher here dan reading guide pada pembelajaran PKN
materi cinta lingkungan sekitar di kelas II MI Islamiyah Bulusari Sayung
Demak tahun 2014-2015,” 2014.

26
Muhammad Uyun dan Idi Warsah. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: CY Budi
Utama, 2021.
Nashar, Drs. “Peranan Motivasi dan Kemampuan awal dalam kegiatan
Pembelajaran,” 2004.
Ni’mah, ‘Umdatun. “Online Learning: Analisis Faktor Penurunan Disiplin Peserta
Didik Selama Masa Pandemi Covid-19.” Jurnal Paedagogia 10, no. 1
(2021).
Pupu Saeful Rahmat. Psikologi Pendidikan. Jakarta Timur: PT. Bumi Aksara,
2018.
Putri Aulia Enam Dina. “Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Siswa Mata Pelajaran IPS VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu,” 2020.
Radian, Ervan. “Selama Pandemi Covid-19 Motivasi Belajar Siswa Menurun.”
Diakses 30 Mei 2021. https://gorajuara.com/profil/2274/selama-pandemi-
covid-19-motivasi-belajar-siswa-menurun.html.
Sanjaya, Wina. Kurikulum Dan Pembelajaran (Teori & Praktek KTSP). Jakarta:
PRENADA MEDIA GROUP, 2015.
Syachtiyani, Wulan Rahayu, dan Novi Trisnawati. “Analisis Motivasi Belajar Dan
Hasil Belajar Siswa Di Masa Pandemi Covid-19.” Prima Magistra: Jurnal
Ilmiah Kependidikan 2, no. 1 (2021): 90–101.
Wulandari, Wahyu. “Hubungan Antara Kecemasan Dengan Motivasi Belajar Pada
Siswa Kelas IX SMP GIKI 2 Surabaya,” 2017.

27
LAMPIRAN

28
29

Anda mungkin juga menyukai