Anda di halaman 1dari 66

LAPORAN PRAKTIKUM PENGARUH TADABBUR AL-QUR'AN

(SURAH AL-INSYIRAH 1-8) DALAM MENURUNKAN KECEMASAN


PADA MAHASISWA PSIKOLOGI ISLAM
SEMESTER 3 TAHUN AKADEMIK 2020-2021
IAIN PONTIANAK

Dosen Pengampu: Jauharatus Sa’diyah, M.Si.,

Disusun oleh:

MELLINIA NUR HALIZAH 11836041


ZULKIFLI MAULANA 11836045
HUSNAINI 11836050
LURI FITRI AULIA 11836058
DEVIKA OKTAVIANI 11836075
YUDHISTIRA GENDHIS PERSADA 11914049

JURUSAN PSIKOLOGI ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONTIANAK
TAHUN 2020-2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................... i


JUDUL PENELITIAN............................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Pembatasan Masalah .......................................................................... 5
C. Perumusan Masalah ........................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian ............................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................. 7
A. Kecemasan ......................................................................................... 7
1. Pengertian kecemasan.................................................................... 7
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan.............................. 8
3. Gejala-gejala kecemasan .............................................................. 8
4. Jenis-jenis kecemasan ................................................................... 9
5. Tingkat kecemasan........................................................................ 9
6. Kecemasan pada mahasiswa.......................................................... 10
B. Tadabbur Al-Qur’an........................................................................... 13
1. Pengertian Tadabbur Al-Qur’an.................................................... 13
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi keefektivan
Tadabbur Al-Qur’an ..................................................................... 14
3. Keistimewaan Surah Al-Insyirah .................................................. 16
4. Keistimewaan Surah Al-Insyirah................................................... 17
C. Penelitian-penelitian sebelumnya....................................................... 17
D. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 18
E. Kerangka Berpikir Penelitian ............................................................ 20

i
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 21
A. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .......................... 21
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .................................... 22
C. Desain Penelitian. .............................................................................. 23
D. Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Pengumpulan Data ........ 24
E. Teknik Uji Instrumen Penelitian ........................................................ 25
F. Teknik Analisis Data Penelitian ......................................................... 26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS................................. 30
HASIL PENELITIAN............................................................................. 30
A. Hasil Penelitian .................................................................................. 30
B. Analisis Hasil Penelitian .................................................................... 36
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN PENELITIAN......................... 41
A. Kesimpulan ........................................................................................ 41
B. Saran Penelitian ................................................................................. 41
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 43
DOKUMENTASI PROSES MELAKUKAN
PENELITIAN EKSPERIMEN LAMPIRAN LAINNYA.................... 45

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam sebuah pembelajaran di perguruan tinggi manapun pasti


menjadikan kualitas mahasiswanya sebuah aspek dan syarat penting untuk
membuat perguruan tinggi tersebut banyak diminati. Bekalnya yaitu
penguasaan akademik, hard skill dan soft skill. Dengan begitu, mahasiswa
mampu menempuh dunia pekerjaan bahkan terjun di lingkungan sosial
masyarakat langsung. Dalam mencapai tujuan tersebut, mahasiswa dituntut
untuk menghadapi rutinitas kehidupan akademiknya seperti masuk kuliah,
menyelesaikan tugas, pengabdian kepada masyarakat, penelitian, hingga ujian
dan skripsi adalah syarat mutlak kelulusan bagi perguruan tinggi. Sistem
pendidikan di perguruan tinggi sangat menuntut mahasiswa untuk aktif dan
mandiri sebab kontrol dan pengawasan pembelajaran berada pada mahasiswa
itu sendiri.
Dengan adanya konsep pendidikan seperti itu dan sistem pembelajaran
yang berbeda di perguruan tinggi bisa menimbulkan tekanan tersendiri bagi
mahasiswa sehingga kalangan ini rentan terkena masalah kesehatan mental
(Collins, 2018). Seperti yang kita ketahui bahwa kecemasan adalah salah satu
hal normal yang dimiliki dan dirasakan oleh manusia sebagai makhluk ketika
mendapati kabar yang membuat diri menjadi takut serta khawatir. Cemas

1
yang pada rentang normal adalah salah satu mekanisme pertahanan diri.
Namun perlu diwaspadai apabila kecemasan tersebut berlangsung lama,
muncul tanpa sebab, sulit dikendalikan, mengganggu keberfungsian
seseorang dan merusak kesenangan bahkan kepuasan dalam hidup, dalam
tahap ini kecemasan dapat dikatakan merupakan suatu keadaan patologis
yang disebut dengan gangguan kecemasan (Rahman 2014).
Gangguan kecemasan adalah jenis gangguan mental yang paling umum,
dan dapat diderita oleh siapa saja bersamaan dengan depresi (Johnson, 2020).
Data dari World Health Organization (WHO), mencatat perkiraan populasi
orang yang mengidap gangguan jiwa seperti depresi dan kecemasan pada
tahun 2015 sebanyak 264 juta. Jumlah ini meningkat 14,9% dari tahun 2005
(World Health Organization, 2017). Sementara itu prevalensi gangguan
kecemasan di Indonesia berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada
tahun 2013, menunjukkan bahwa total dari populasi Indonesia yang
mengalami gangguan jiwa dengan gejala seperti depresi dan kecemasan
adalah sebesar 6% Sedangkan pada tahun 2018 persentase ini meningkat
menjadi 9,8%. Dari kalangan mahasiswa tercatat sebanyak 25% mahasiswa
mengalami kecemasan sedang, dan 15% mengalami kecemasan berat
(Riskesdas, 2018).
Kecemasan yang dialami oleh mahasiswa pada umumnya berdampak
buruk pada performa akademik, seperti sering membolos, kesulitan dalam
membuat dan mengumpulkan tugas, sulit untuk konsentrasi di kelas,
rendahnya partisipasi dan keaktifan pada proses pembelajaran serta tidak
mampu menjawab soal-soal dalam ujian (Bisson, 2017). Dalam mengatasi
gangguan jiwa termasuk pula kecemasan ditawarkan banyak model dan

2
pendekatan terapi, Hawari (dalam Yullianto dan Zain, 2018)
mengelompokkan Psikoterapi yang berkembang saat ini dibagi menjadi
empat jenis, yaitu: 1) Terapi dengan obat-batan 2) Terapi psikologis, 3)
Terapi psikososial, 4) Terapi psikospiritual.
Seiring dengan perkembangan ilmu Psikologi dengan munculnya aliran
transpersonal dari teori humanistik. Tema kecemasan dikaitkan dengan
dimensi spiritual dan religiusitas seseorang. Dalam psikologi transpersonal
terdapat struktur pemikiran manusia sehingga beberapa psikoterapi religius
dinilai mampu menangani kecemasan, menggunakan tradisi dan praktik
keagamaan sebagai media proses penyembuhan, seperti: sholat, puasa, dzikir,
dan membaca Al-Qur'an termasuk pula Tadabbur Al-Qur’an (Mar’ati &
Chaer, 2016).
Tadabbur Al-Qur'an menurut Menurut Handa (2015) adalah memahami
makna untaian ayat-ayat Al-Qur’an dan memikirkan apa yang ayat-ayat Al-
Qur’an tunjukkan saat tersusun, apa saja yang terkandung di dalamnya serta
apa saja yang menjadikan makna-maknanya menjadi sempurna dari segala
isyarat dan peringatan yang tidak tampak dalam untaian ayat-ayat Al-Qur’an
serta mengambil manfaat dari hati untuk bisa patuh terhadap nasehat-nasehat
Al-Qur’an serta perintah-perintah-Nya dan mengambil ibrah darinya. Handa
(2015). Tadabbur Al-Qur‘an merupakan makanan bagi ruh, obat yang
mengobati jiwa dari penyakit-penyakitnya serta memberikannya imunitas
yang kuat-bila seorang mukmin menTadabburinya dengan baik. Allah SWT.
berfirman:
ٰ ‫ونُنَ ِّز ُل منَ ْالقُرْ ٰان ما هُو شفَ ۤا ٌء َّورحْ مةٌ لِّ ْلم ْؤمن ْي ۙنَ واَل يز ْي ُد‬
‫الظّللِ ِم ْينَ اِاَّل خَ َسارًا‬ ِ َ َ ِِ ُ َ َ ِ َ َ ِ ِ َ

3
“Dan Kami menurunkan dari Al-Qur’an itu apa yang menjadi obat dan
rahmat bagi kaum beriman. Dan tidaklah orang-orang zalim itu melainkan
bertambah merugi.” (QS. Al-Isra : 82)
Allah Subhanahu wa ta'ala Ta’ala juga berfirman:
ِّ ُ‫َو لَ ۡو َج َع ۡل ٰنہُ قُ ۡر ٰانًا اَ ۡع َج ِمیًّا لَّقَالُ ۡوا لَ ۡو اَل ف‬
ؕ ‫صلَ ۡت ٰا ٰیتُ ٗہ ؕ ؔ َءااَ ۡع َج ِم ٌّی َّو َع َربِ ٌّی ؕ قُ ۡل ہُ َو لِلَّ ِذ ۡینَ ٰا َمنُ ۡوا ہُدًی َّو ِشفَٓا ٌء‬
ٍ‫ک یُنَاد َۡونَ ِم ۡن َّم َکا ۭ ٍن بَ ِع ۡید‬ ٓ ٰ ُ‫و الَّذ ۡینَ اَل ی ُۡؤمنُ ۡونَ ف ۡۤی ٰا َذانہمۡ و ۡق ٌر َّو ہُو َعلَ ۡیہمۡ َعمی ؕ ا‬
َ ِ‫ولئ‬ ً ِ َ َ ِِ ِ ِ ِ َ
“Katakanlah (Muhammad): Ia (Al-Qur’an) itu petunjuk dan obat bagi orang-
orang beriman.” (QS. Fushshilat : 44)
Sebagaimana pula firman Allah :
َ‫ٰۤياَيُّهَا النَّاسُ قَ ۡد َجٓا َء ۡت ُكمۡ َّم ۡو ِعظَةٌ ِّم ۡن َّربِّ ُكمۡ َو ِشفَٓا ٌء لِّ َما فِى الصُّ د ُۡو ۙ ِر َوهُدًى َّو َر ۡح َمةٌ لِّ ۡـل ُم ۡؤ ِمنِ ۡين‬
“Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur'an) dari
Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang yang beriman.” (QS. Yunus : 57)
Maka Tadabbur ini akan mengeluarkan orang yang melakukannya dari
kebingungan jiwa, untuk meraih perasaan tenang dan langgeng. Sebagaimana
ia juga akan menariknya keluar dari kesuraman menuju kebahagiaan dan
ketenangan pikiran (Al-Daurasy) Allah SWT. telah menurunkan setiap ayat
dalam Al-Qur’an sebagai sumber dan memiliki daya penyembuhan, yaitu
apabila ayat-ayat yang dimaksud dibaca dengan bilangan atau dibaca secara
berulang-ulang dalam jumlah tertentu diiringi dengan keyakinan akan
kebenaran firman-Nya. Menurut Thouless membaca ayat-ayat Al-Qur’an
secara berulang-ulang atau dengan jumlah tertentu mampu mensugesti diri
pada setiap orang (Thouless, 2000).
Membaca Al-Qur’an dengan mentadaburkan bacaan itu hingga meresap
ke dalam hati dan pikiran akan mampu membersihkan kotoran-kotoran hati

4
dan dapat menentram jiwa yang gelisah, memberikan kesejukan, kedamaian
dalam diri seseorang.
Hasil penelitian Prapto dkk, (2015) menunjukkan bahwa terapi Tadabbur
Al-Qur’an efektif menurunkan kecemasan ibu primigravida yang menghadapi
persalinan pertama, dimana kelompok eksperimen yang diberi terapi
Tadabbur Al-Qur’an mengalami penurunan kecemasan p=0,032 (p<0,05)
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal tersebut sejalan dengan
penelitian Yudhani dkk, (2017) yang menguji efektivitas membaca dan
menTadabburi Al-Qur’an untuk mengurangi kecemasan siswa ketika
menghadapi ujian sekolah, yang juga menunjukkan bahwa teknik ini mampu
menurunkan derajat kecemasan siswa menjelang ujian sekolah.
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti Pengaruh Efektivitas
Tadabbur Al-Qur'an (Surah Al-Insyirah 1-8) dalam menurunkan kecemasan
pada mahasiswa Psikologi Islam Semester 3 Tahun Akademik 2020/2021
IAIN Pontianak. Karena manusia senantiasa dirundung rasa takut dan stress
berkepanjangan yang dapat berujung pada gangguan kecemasan. Kami
berinisiatif membuat penelitian ini sebagai pembelajaran hati juga untuk
selalu bersikap positif dan selalu mengedepankan akal sehat.
Dipilihnya Surah Al-Insyirah untuk digunakan pada penelitian kali ini
sebab Surah ini dapat menjadi sarana pemecahan masalah dan menjadi
penuntun bagi manusia di kala menghadapi cobaan, Surah ini memerintahkan
manusia untuk senantiasa berpikir positif, bersabar dan selalu berserah diri
kepada Allah SWT. karena di samping kesulitan selalu ada kemudahan
selama manusia tidak pernah berhenti berusaha dan berikhtiar (Ichda, 2008).
Sayyid Quṭb dalam Tafsīr Fī Ẓilāl Al-Qur’an memaparkan bahwa
diturunkannya surat Al-Insyirāh dikarenakan Allah hendak mengusap

5
kepedihan dan penderitaan Rasulullah, juga sebagai kabar gembira atas
diberikannya kemudahan atau dilepaskannya kesulitan yang dialami
Rasulullah. (Ardiyanna, 2018). Dengan demikian Surah Al-Insyirah yang
menggambarkan anugerah ketenangan jiwa yang telah diperoleh Nabi yang
juga dapat mengantar seseorang guna memperoleh ketenangan itu.

B. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini peneliti membatasi pada masalah mengenai pengaruh


Tadabbur Al-Quran (Surah Al-Insyirah 1-8) dalam menurunkan kecemasan
pada mahasiswa Jurusan Psikologi Islam Fakultas Ushuluddin dan Dakwah
IAIN Pontianak.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian


ini adalah :
1. Seberapa tinggikah tingkat kecemasan mahasiswa Jurusan Psikologi Islam
Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Pontianak ?

6
2. Apakah ada pengaruh Tadabbur al-qur'an (surah Al-Insyirah 1-8) dalam
menurunkan kecemasan pada mahasiswa Psikologi Islam IAIN Pontianak?
3. Seberapa besar pengaruh Tadabbur al-qur'an (surah Al-Insyirah 1-8)
dalam menurunkan kecemasan pada mahasiswa Psikologi Islam IAIN
Pontianak?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan


dari penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui tingkat kecemasan mahasiswa Jurusan Psikologi Islam
Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Pontianak.
2. Mengetahui efektivitas Tadabbur Al-qur'an (surah Al-Insyirah 1-8) dalam
menurunkan kecemasan Psikologi Islam Fakultas Ushuluddin dan Dakwah
IAIN Pontianak
3. Mengetahui seberapa besar pengaruh Tadabbur al-qur'an (surah Al-
Insyirah 1-8) dalam menurunkan kecemasan pada mahasiswa Psikologi
Islam IAIN Pontianak

7
E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Menambah wawasan para pembaca tentang aspek kecemasan yang


dapat diobati dengan pemberian perlakuan berupa menghayati dan
meresapi surah Al-Insyirah sebagai metode penurunan kecemasan
b. Memberikan sumbangsi teoritis terhadap upaya pengembangan
Psikologi Islam sebagai disiplin ilmu
c. Menjadi referensi untuk penelitian lain yang ingin dikembangkan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi mahasiswa

8
Penelitian ini diharapkan dapat menawarkan suatu opsi bagi mahasiswa
untuk mereduksi tingkat kecemasan yang dialami

b. Bagi dosen

Dapat membantu dosen untuk merancang perkuliahan yang sarat akan


nilai keagamaan guna mengurangi tingkat kecemasan pada mahasiswa
tingkat akhir terutama pada Jurusan Psikologi Islam Fakultas
Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Pontianak

c. Bagi masyarakat

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menyadarkan khalayak


umum untuk mengamalkan psikoterapi Islam termasuk Tadabbur Al-
Qur’an untuk menurunkan kecemasan dan mensejahterakan kesehatan
mental secara umum.

9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kecemasan
1. Pengertian Kecemasan

Kecemasan merupakan suatu keadaan yang mudah sekali untuk


dialami oleh siapa saja dan disebabkan oleh faktor-faktor tertentu yang
tidak spesifik dan berbeda-beda pada setiap orangnya (Sari Batubara,
2017). Semua orang pasti pernah mengalami kecemasan dalam hidupnya,
kecemasan merupakan sesuatu yang lumrah dan tidak selamanya buruk,
bahkan Nevid dkk, (2006) menyatakan bahwa kecemasan merupakan
respons yang tepat apabila dihadapkan dengan sesuatu yang dianggap
mengancam, akan tetapi kecemasan dapat menjadi keabnormalan apabila
kadarnya melebihi ancaman tersebut ataupun muncul tanpa adanya sebab-
sebab tertentu.
Sementara itu Hidayati (2008) mendefinisikan kecemasan sebagai
aprehensi atau rasa khawatir dan takut bahwa sesuatu yang buruk akan
terjadi. Banyak faktor yang dapat menjadi pencetus munculnya kecemasan
pada setiap orang contohnya ujian, masalah-masalah, kesehatan, persoalan
dalam hubungan sosial, karier, relasi internasional serta kondisi
lingkungan. Kecemasan atau ansietas ketakutan yang tidak menyenangkan
yang seringkali muncul bersamaan dengan respon-respon fisiologis,
sedangkan pada gangguan kecemasan terkandung unsur penderitaan yang
bermakna dan terganggunya fungsi yang disebabkan oleh kecemasan
tersebut (Tomb, 2004). Oleh karena itu kecemasan dapat dikategorikan

10
sebagai keadaan patologis ketika kehadirannya mengganggu fungsi sehari-
hari, pencapaian tujuan, dan kepuasan atau kesenangan yang wajar
(Maramis, 2005).
Selain itu Sutikno, (2016) mengartikan kecemasan sebagai gangguan
afektif berupa perasaan ketakutan yang mendalam dan berkelanjutan dan
pada umumnya ketika seseorang memiliki kuasa untuk mengendalikan
sesuatu dan tidak dapat memprediksi suatu situasi/objek sehingga
muncullah kecemasan tersebut.
Berdasarkan definisi di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
kecemasan merupakan kondisi ketidaknyamanan yang terjadi ketika
seseorang tidak mampu mengendalikan suatu keadaan atau objek tertentu,
yang ditandai dengan perasaan khawatir, takut, dan cemas akan tertimpa
sesuatu yang buruk dan dan disertai pula dengan gejala-gejala fisik yang
bila kadarnya tinggi dapat menghambat keberfungsian individu dalam
kehidupan sehari-hari.

2. Faktor yang mempengaruhi kecemasan

Menurut Nevid dkk, (2005) Faktor yang mempengaruhi kecemasan, di


antaranya:
a. Faktor sosial lingkungan, berupa kejadian-kejadian yang tidak
menyenangkan ataupun peristiwa mengancam, minim dukungan sosial
serta hasil mengamati respon takut orang lain.
b. Faktor biologis, merupakan faktor bawaan yang diwariskan secara
genetik dapat berupa keabnormalan pada fungsi cairan kimia otak

11
c. Faktor behavioral, disebabkan karena proses belajar dan asosiasi
stimulus yang sebelumya netral dan stimulus aversif.
d. Faktor kognitif dan emosional, melibatkan konflik batin yang
terpendam dan tidak terselesaikan, adanya distorsi pikiran dan
keyakinan-keyakinan irasional dan juga tingkat efikasi diri rendah jenis-
jenis kecemasan.

3. Gejala-gejala kecemasan

Vye dalam Mustikasari (2008) mengelompokkan gejala-gejala kecemasan


ke dalam beberapa aspek, meliputi:
a. Aspek kognitif, berkaitan dengan pola pikir dan cara pandang individu
terhadap dirinya dan kejadian di sekitarnya, individu umumnya merasa
ragu, khawatir, takut dan beranggapan bahwa ia tidak dapat mengatasi
situasi yang dianggapnya sebagai sebuah ancaman
b. Aspek fisik, sensasi fisiologis yang menjadi gejala kecemasan antara
lain sesak napas, jantung berdetak dengan cepat, sakit kepala, sakit
perut, dan tegang pada otot
c. Aspek perilaku, seseorang cenderung akan berlaku over controlling
ketika dilanda kecemasan

4. Jenis-jenis kecemasan

12
Freud (dalam Suryabrata, 1993) mengkategorikan kecemasan menjadi
beberapa macam, diantaranya:
a. Kecemasan realistis (realistic anxiety) merupakan kecemasan yang
berakar dari ketakutan-ketakutan terhadap ancaman yang bersifat nyata
dan berasal dari dunia luar
b. Kecemasan neurotik (neurotic anxiety), ialah terhadap hukuman yang
akan diterima dari orang tua atau figure otoritas apabila menuruti
insting yang impulsive, ketakutan akan mendapat hukuman dalam hal
ini bersifat khayalan dan tidak nyata.
c. Kecemasan moral (moral anxiety), adalah kecemasan yang timbul
menyalahi aturan dan melanggar nilai-nilai moral yang ada

5. Tingkat Kecemasan

Frisch dkk, (1998), mengelompokkan tingkat keparahan kecemasan


menjadi empat, di antaranya:
a. Kecemasan ringan

13
Merupakan kecemasan yang berkenaan dengan peristiwa kehidupan
sehari-sehari sehingga meningkatkan kewaspadaan individu.
Kecemasan ini dapat memberikan dampak seperti memotivasi untuk
belajar dengan lebih giat. Gejala yang ditimbulkan dapat berupa
kelelahan, mudah marah, kesadaran tinggi dan meningkatnya motivasi

b. Kecemasan sedang

Kecemasan sedang membuat mengalami gangguan yang mempersempit


lapangan persepsi seseorang, mengurangi kemampuan melihat,
mendengar, tidak mampu belajar secara maksimal, menurunkan,
meningkatkan kelelahan, mempercepat pernapasan dan denyut jantung,
serta menurunkan kemampuan mengingat

c. Kecemasan Berat

14
Ditandai oleh penurunan lapang persepsi sebab seseorang hanya akan
terfokus pada suatu hal dan mengabaikan hal-hal lain. Menimbulkan
gejala fisik seperti sakit kepala, sering BAK, pusing, sakit kepala, tidak
dapat tidur, sering kencing, diare, palpitasi, lahan persepsi menyempit,
waktu tidur terganggu, diare, perasaan bingung, merasa tidak berdaya,
bingung dan terdisorientasi

d. Panik

Kecemasan sudah sampai taraf yang tinggi dimana seseorang akan


merasa ketakutan, dan teror. Individu merasa bahwa ia sudah
kehilangan kendali secara lengkap dan tidak dapat melakukan apapun.
Ditandai dengan kesulitan bernafas, pucat, berbicara dengan tidak jelas,
tidak merespon, berteriak, hingga mengalami delusi dan halusinasi yang
dapat berujung dengan kelelahan bahkan kematian.

6. Kecemasan Pada Mahasiswa

15
Kecemasan adalah masalah kesehatan mental yang paling umum
terjadi di kalangan mahasiswa (Center for Collegiate Mental Health, 2017)
dan bahkan jumlahnya kian meningkat dari waktu ke waktu (Kitz Row,
2003). Samui Lois (2015) melaporkan pada tahun 2013 sebanyak 12,4%
mahasiswa didiagnosis atau menerima pengobatan untuk gangguan
kecemasan. Sebagian besar mahasiswa mengungkapkan bahwa mereka
kerap kali mengalami burnout (84,3%), kelelahan (79,1%), putus asa
(46,5%), atau mengalami kecemasan pada saat berada di kampus (51,3%)
(Samuolis dkk, 2015). Hal ini menjadi masalah tersendiri sebab kecemasan
berhubungan langsung dengan performa akademik secara umum (Kitz
Row, 2003), menurunkan kepuasan kerja (Faragher Dkk, 2005), dan dapat
menimbulkan kelelahan kerja (Maslach, Schaufeli, & Leiter, 2001).
Ketika ditanya mengenai masalah yang mereka hadapi, mahasiswa
menyebutkan bahwa tekanan dari prestasi akademik, kebutuhan untuk
sukses, dan rencana pasca kelulusan menjadi penyebab kecemasan yang
paling utama (Beiter dkk, 2015). Persaingan ketat dalam memperebutkan
lapangan pekerjaan tertentu membuat mahasiswa merasa perlu untuk
menjadi lebih unggul secara akademis dibanding teman-teman sebayanya.
Maka tidaklah mengherankan apabila banyak mahasiswa melaporkan
bahwa mereka mengalami kecemasan (Bishop dkk, 1998) dan memiliki
pandangan negatif terhadap akademisi (Felten & Wilcox, 1992).
Hubungan antara kecemasan dan performa akademik bersifat dua arah,
kecemasan pada level tertentu dapat membantu pencapaian akademis yang
tinggi (Spielberger, 1966). Akan tetapi kecemasan yang terlalu tinggi

16
Justru menghambat kinerja akademis (Owens dkk, 2012) dan bahkan
berdampak pada penurunan nilai rata-rata (Stallman, 2010).
Selain itu adapun faktor dukungan yang turut mempengaruhi
kecemasan pada mahasiswa. Kebanyakan mahasiswa berada pada masa
peralihan dari remaja menuju masa yang ditandai dewasa, pada periode ini
peran dukungan sosial sangat diperlukan guna mengurangi efek negatif
dari peristiwa yang menyedihkan (Cohen & Wills, 1985). Mahasiswa yang
merasa bahwa ia lebih didukung cenderung menyesuaikan diri dengan
perguruan tinggi dengan lebih baik (Demaray dkk , 2003).
Faktor finansial juga menjadi penyumbang utama baik secara langsung
maupun tidak kecemasan mahasiswa. Mahasiswa yang memiliki kendala
pada faktor ekonomi cenderung lebih merasa khawatir dan takut mereka
tidak dapat menyelesaikan pendidikannya dan pada akhirnya menimbulkan
kecemasan
Selain faktor eksternal seperti yang telah dipaparkan di atas, ada pula
faktor internal maupun yang berasal dari dalam diri mahasiswa tersebut
seperti sensitivitas yang terlalu tinggi terhadap suatu peristiwa, perasaan
tidak berdaya, dan pikiran bahwa semuanya tidak dapat dikendalikan
seringkali menyebabkan kecemasan pada mahasiswa Atkinson (2001).

7. Penelitian-penelitian sebelumnya

17
Telah banyak penelitian yang diadakan terkait dengan kecemasan pada
mahasiswa, beberapa di antaranya:
a. Penelitian Hasibuan, dan Riyandi yang meneliti mengenai pengaruh
tingkat gejala kecemasan terhadap Indeks Prestasi Akademik pada
Mahasiswa Angkatan 2016 Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara, hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa tingkat gejala kecemasan memiliki pengaruh terhadap indeks
prestasi mahasiswa, dimana pencetus utama dari kecemasan adalah
ujian.
b. Penelitian berjudul “Hubungan tingkat stressor psikososial dengan
tingkat kecemasan pada mahasiswa baru tahun ajaran 2012/2013
Fakultas Kedokteran Universitas Jember” yang ditulis oleh  Prasetyo,
(2013). Hasil penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan
positif yang signifikan antara tingkat stressor psikososial dengan tingkat
kecemasan pada mahasiswa baru tahun ajaran 2012/2013, hal ini berarti
semakin tinggi stressor psikososial maka akan semakin tinggi pula
tingkat kecemasan mahasiswa.
c. Studi yang dilakukan oleh Prabowo & Sihombing (2007) yang meneliti
tentang Gambaran Gangguan Kecemasan pada Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas “X” Angkatan 2007 mengungkap faktor-faktor
yang diduga mempengaruhi kecemasan pada mahasiswa yaitu:
ekspektasi keluarga yang tinggi terhadap mahasiswa, selalu menuntut
kesempurnaan pada saat melakukan suatu pekerjaan, tergantung kepada
orang lain yang dianggap lebih kuat, serta kebiasaan menunda hal-hal
yang penting.

18
d. Penelitian berjudul “Korelasi kualitas tidur terhadap tingkat depresi,
cemas, dan stres mahasiswa kedokteran universitas Udayana” yang
dilakukan oleh Aryadi dkk, (2008). menyatakan bahwa ada keterkaitan
antara kecemasan dan kualitas tidur mahasiswa, semakin buruk kualitas
tidur maka semakin tinggi tingkat kecemasan, depresi, dan stress yang
terjadi pada mahasiswa.
e. Penelitian mengenai hubungan dukungan teman sebaya terhadap tingkat
kecemasan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja, hasilnya ialah
terdapat hubungan negatif antara dukungan sosial, yang artinya semakin
tinggi dukungan sosial maka tingkat kecemasan akan semakin rendah

B. Tadabbur Al-Qur’an

1. Pengertian Tadabbur Al-Qur’an

Secara terminologi Tadabbur berasal dari kata “dabbara” yang dalam


bahasa bahasa Arab berarti belakang. Al-Zamakhsyari berkata: Tadabbur
berarti mengamati dan mengkaji bagian belakang suatu materi (apa yang
ada di balik/makna yang terseluhung) sementara itu Tadabbur Al-Qur’an

19
artinya; melakukan ta'amul (penghargaan) makna dari Al-Qur’an dan
mengamati makna-makna itu dari lubuk hati.
Menurut Al-Lâhim terminologi ini mengacu pada refleksi integral yang
dapat mengarah pada makna tersirat dari firman-firman Allah dan benar-
benar memahami pesan-pesan mendalam yang terkandung di dalamnya.
Sementara itu Tadabbur Al-Qur'an menurut menurut Handa (2015) adalah
memahami makna untaian ayat-ayat Al-Qur’an dan memikirkan apa yang
ayat-ayat Al-Qur’an tunjukkan saat tersusun, apa saja yang terkandung di
dalamnya serta apa saja yang menjadikan makna-maknanya menjadi
sempurna dari segala isyarat dan peringatan yang tidak tampak dalam
untaian ayat-ayat Al-Qur’an serta mengambil manfaat dari hati untuk bisa
patuh terhadap nasehat-nasehat Al-Qur’an serta perintah-perintah-Nya dan
mengambil ibrah darinya. (Handa, 2015).
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Tadabbur
merupakan suatu usaha untuk memahami ayat-ayat dalam Al-Qur’an
secara mendalam dengan cara mengobservasi, mengkaji, merefleksikan
serta mempelajari makna yang terselubung dari setiap ayat-ayatnya.

2. Keutamaan Tadabbur Al-Qur’an

20
Manaf (2017), membuat daftar keuntungan serta keutamaan
menTadabburi Al-Qur’an, yakni mencakup:

a. Tadabbur adalah kunci bagi nur (cahaya) Al-Qur’an untuk menembus


ke dalam hati dan pikiran, Hanya sebatas melafalkan tetapi tidak
diiringi dengan focus dan penghayatan dari hati dan pikiran pasti tidak
akan membawa pemahaman apapun dan artinya bagi pembacanya.
Allah SWT berfirman: “Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-
Quran ataukah hati mereka terkunci?” (Q.S. Muhammad:24)
b. Ibnu Qayyim (2003) dalam Madarij al-Salikin menyebutkan 10
perbuatan yang dijamin cinta oleh Allah ketika mereka dilakukan oleh
seorang hamba. Salah satunya adalah membaca Al-Qur’an bersama
pengertian dan Tadabbur.
c. Tadabbur dapat membuka tabir kebenaran dan mu'jizat Al-Qur’an.
Allah SWT mengungkapkan kisah bangsa-bangsa masa lalu, penciptaan
umat manusia dan alam semesta, pergulatan dengan hawa nafsu dan
kejahatan, tingkah laku dan sunnah dalam perjuangan para nabi, akhlak
dan syariat, rumah tangga dan komunitas, dan lebih banyak lagi, Allah
menurunkan semua ayat dengan tujuan memberikan kebijaksanaan dan
bimbingan bagi seluruh umat manusia.

21
3. Faktor yang memengaruhi keefektifan Tadabbur Al-Qur’an

Dr. SÉlah (2009) menyebutkan tiga prasyarat utama yang menentukan


keefektifan Tadabbur Al-Qur’an untuk dapat memetik makna dan diambil
manfaatnya dengan yaitu:
a. Penguasaan bahasa Arab tata bahasa Arab, Pengetahuan tata bahasa
arab pengetahuan akan membantu dan meningkatkan kemungkinan
individu untuk memahami definisi dan makna Alquran serta
menghubungkan ayat tersebut dengan tafsir yang benar.
b. Taqwa dan Ikhlas, Al-Qur’an adalah cahaya Allah (nūr Ilahi) dan
melafalkannya adalah sebuah ibadah. Allah SWT menginstruksikan
hamba-hamba-Nya untuk melakukan ibadah dengan ikhlas. Ketulusan
dan keikhlasan akan melahirkan jiwa yang shaleh. Jiwa yang saleh ini
mampu memberikan kekuatan untuk menjalani perintah-perintah Allah
SWT di dalam masing-masing ayat yang dibacakan.
c. Kemampuan mengapresiasi keindahan bahasa Al-Qur’an, Kemampuan
mengapresiasi keindahan bahasa merupakan berkah dari Allah SWT.
Al-Qur’an memiliki keindahan metaforis yang luar biasa sehingga tidak
ada yang mampu menandinginya, kemampuan untuk memahami
keindahan dari Ayat-ayat Al-Qur’an akan membuat takjub para
pembacanya sehingga menambah makna dan keistimewaan membaca
Al-Qur’an.

22
d. Menghubungkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan atribut Asmaul-Husna,
Al-Quran adalah merupakan kalam di mana Allah mengungkapkan
sifat-sifat kesempurnaan dan kebesaran-Nya. Oleh karena itu, pembaca
Al-Quran harus selalu merasa lemah dan kecil di hadapan-Nya sebagai
hamba. Sikap ini akan mengarah pada khauf (ketakutan) dan raja`
(harapan) dan akhirnya memicu kebutuhan untuk taat dan tunduk pada
perintah Tuhannya.
e. Menghubungkan dengan Sirah Nabawiyah (Kisah Hidup Nabi)
Kepribadian dan tindakan Nabi SAW adalah terjemahan dari esensi Al-
Qur’an baik perbuatan Nabi dalam konteks sebagai individu, kepala
keluarga, pemimpin komunitas, jenderal militer, atau pemimpin Negara.
Setiap tindakan Nabi SAW adalah refleksi dari pemahamannya tentang
ayat-ayat Al-Qur’an.
f. Melengkapi pengajian dengan zikir dan do'a tertentu
g. Menjadikan Al-Qur’an sebagai obat dan do’a, Al-Qur’an juga berfungsi
sebagai obat, syifa (katarsis) dan do'a. Ada beberapa proposisi dalam
Al-Qur'an yang cocok untuk digunakan sebagai obat, syifa dan dapat
dibaca sebagai do'a tertentu. Menjadikan Al-Qur’an sebagai pengobatan
dan syifa` dianggap sebagai Tadabbur dari firman Allah.
h. Menghayati bacaan Al-Qur’an hingga meneteskan air mata
i. Memperhatikan adab dan etika dalam membaca Al-Qur’an dengan cara:
menjamin kebersihan lahiriah dan batin Membaca Al-Qur’an,
Persyaratan ini murni untuk memuliakan firman Allah SWT, memulai
dengan Istia'azah, mengaji dengan tartil dan tajdwid yang benar.

23
4. Keistimewaan Surah Al-Insyirah

Surah Al-Insyirah merupakan salah satu surah Makkiyyah yang terdiri


dari 8 ayat. Departemen Agama RI menyatakan bahwa surah Al-Insyirah
merupakan penegasan nikmat-nikmat Allah SWT yang diberikan kepada
Nabí Muhammad SAW dan umatnya, serta janji Allah bahwa di samping
kesulitan ada kemudahan, maka dari itu Nabi diperintahkan untuk
senantiasa melaksanakan amal-amal Saleh serta selalu bertawakkal
kepada-Nya.
Nauvilla (2008) telah melakukan kajian mengenai tafsir Al-Insyirah
dan kegunaannya sebagai sarana penyelesaian masalah. Secara garis besar
Surah Al-Insyirah berisikan beberapa hal yaitu: Pertama, memerintahkan
untuk selalu bersabar dan bertawakal kepada Allah. Kedua, mengajarkan
manusia untuk selalu berfikir positif terhadap segala hal dan setiap situasi,
Ketiga, Mengandung nikmat-nikmat Allah.
Allah SWT akan memberikan berbagai cobaan dan ujian pada manusia
untuk menempa jiwa dan menguji keteguhan hatinya dalam melakukan
pertarungan membela kebenaran dalam hal ini berjuang untuk menuntut
ilmu. Sebagaimana firman Allah SWT. dalam Al-Qur’an surat Al-
Baqarah: 155-156 "Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buahbuahan, dan
sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar (yaitu)

24
orangorang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata: "Inna lillahi
wa innaa ilahi Raaji'un”.
Akan tetapi Al-Qur'an juga berharap manusia untuk dapat mengontrol
emosi baik kesedihan maupun kebahagiaan sebab berlebihan dalam
bersedih maupun bergembira bukanlah hal baik. Pada surah ini Allah
menekankan bahwa hendaklah manusia bersabar dan berserah diri kepada
Allah bilamana menghadapi kesulitan. Untuk berserah diri maka
dibutuhkan sikap mental yang positif yakni berhusnudzon terhadap-Nya.
Kesamaan antara Surah Al-Insyirah dengan ilmu Psikologi ialah keduanya
sama-sama mengkaji dan membahas mengenai cara-cara menyelesaikan
masalah (problem solving), keduanya berusaha mencapai ketenangan jiwa,
mengajarkan seseorang untuk memanajemen perasaan serta meneguhkan
hati dalam menghadapi problematika kehidupan (Nauvilla, 2008).

C. Penelitian-Penelitian Sebelumnya

Dicantumkannya penelitian sebelumnya bertujuan untuk mendapatkan


bahan perbandingan dan acuan. Selain itu, untuk menghindari anggapan
kesamaan dengan penelitian ini. Maka dalam kajian pustaka ini peneliti
mencantumkan hasil-hasil penelitian terdahulu sebagai berikut:

25
a. Penelitian Eri Yudhani, Veni Suharti , Annisa Adya , Eliza Sutri Utami
(2017), yang berjudul ”Efektivitas Membaca Dan MenTadabburi Al-
Qur’an Dalam Menurunkan Kecemasan Siswa yang Akan Menghadapi
Ujian Sekolah”. Hasil uji statistic dengan menggunakan Mann Whitney U
mengungkapkan bahwa ada perbedaan skor posttest antara kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol, dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa pelatihan membaca dan menTadabburi alQur’an cukup efektif
dalam menurunkan tingkat kecemasan menghadapi ujian. Penelitian ini
berbeda dari penelitian Yudhani dkk (2017), di atas, sebab kami mengkaji
pengaruh Tadabbur Al-Qur’an terhadap kecemasan mahasiswa siswa
secara umum dan subjek dari penelitian kami adalah mahasiswa Jurusan
Psikologi Islam Semester 3 Tahun Akademik 2020/2021 IAIN Pontianak.
b. Penelitian bertajuk “Terapi Tadabbur Al-Qur’an Untuk Mengurangi
Kecemasan Menghadapi Persalinan Pertama”. yang ditulis oleh Dini A.P,
Prapto H, Fuad Nashori, dan Rumiani. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa Terapi Tadabbur Al-Qur’an dapat mengurangi
tingkat kecemasan pada ibu hamil. Hal ini terlihat dari nilai rerata
kecemasan pada kelompok eksperimen mengalami penurunan dari 74,25
pada saat pre-test menjadi 63,75 pada saat post-test. Sedangkan pada
kelompok kontrol terjadi kenaikan pada skor kecemasan, yaitu dari 68
pada saat pre-test meningkat menjadi 70,67 pada saat post-test. Penelitian
ini berbeda sebab subjek yang diujikan pada penelitian ini ialah mahasiswa
Jurusan Psikologi Islam Semester 3 Tahun Akademik 2020/2021 IAIN
Pontianak.

26
c. Feni Yuliani, Nani N Djamal, Endi meneliti mengenai Penelitian Pengaruh
Kebiasaan Tadabbur Al-Qur’an Terhadap Kecerdasan Spiritual Anggota
Komunitas Tadabbur Al-Qur’an, dari penelitian ini ditemukan bahwa
kebiasaan Tadabbur Al-Qur’an berpengaruh positif terhadap Kecerdasan
Spiritual partisipan sebesar 49%. Penelitian ini berbeda dari penelitian di
atas sebab variabel terikat yang hendak kami kaji ialah kecemasan.
d. Eko, Muassamah, Hadi (2019) telah meneliti mengenai pengaruh
Tadabbur Surat Al-Insyirah untuk Menurunkan Stres Akademik
Mahasiswa, hasilnya menunjukkan bahwa pembacaan surat Al-Insyirah
dapat menurunkan stres akademik pada mahasiswa. Penelitian ini berbeda
dari penelitian di atas sebab kami hendak meneliti mengenai pengaruh
Tadabbur Al-Qur’an (Surah Al-Insyirah 1-8) dalam mengurangi
kecemasan mahasiswa Jurusan Psikologi Islam Semester 3 Tahun
Akademik 2020/2021 IAIN Pontianak.

D. Hipotesis Penelitian

1. Mahasiswa IAIN Pontianak semester 3 tahun 2020-2021 mengalami


kecemasan tinggi.
2. Ada pengaruh efektivitas Tadabbur Al-Qur’an surah Al-Insyirah ayat 1-8.

27
3. Tadabbur Al-Qur’an memiliki pengaruh yang besar terhadap mahasiswa
IAIN Pontianak semester 3 tahun 2020-2021

E. Kerangka Berpikir

Gangguan kecemasan dapat menghampiri siapa saja termasuk kalangan


mahasiswa dengan segala tekanan akademik, tuntutan untuk menyesuaikan
diri serta persiapan untuk menghadapi dunia kerja. Dampak kecemasan pada
mahasiswa dapat menurunkan kemampuan mengingat, rendahnya tingkat
penyesuaian diri di perguruan tinggi, buruknya kinerja akademik mahasiswa,
bahkan dapat berujung putus kuliah. Aktivitas sehari-hari, hubungan sosial,
kesuksesan kerja juga turut terdampak oleh kecemasan yang dialami
mahasiswa. juga berdampak pada hubungan sosial, kesuksesan pekerjaan,
pendidikan, serta aktivitas lainnya.
IAIN Pontianak merupakan tempat yang akan dijadikan lokasi penelitian
melihat permasalahan kecemasan yang ada, khususnya pada mahasiswa
Psikologi Islam semester 3 tahun akademik 2020-2021, tugas-tugas kuliah
yang diberikan dalam waktu bersamaan diduga dapat menimbulkan
kecemasan pada mahasiswa psikologi islam semester 3 tahun 2020-2021.
Adanya permasalahan yang terjadi pada mahasiswa Psikologi Islam IAIN
Pontianak semester 3 tahun 2020-2021 terhadap kecemasan yang dirasakan

28
yang menjadi alasan sehingga peneliti menawarkan solusi mengenai
permasalahan yang terjadi, yaitu dengan menerapkan Tadabbur surah Al-
Insyirah dari ayat 1-8, Hal ini dilaksanakan untuk melihat sejauh mana
pengaruh surah Al-insyirah terhadap kecemasan mahasiswa psikologi islam
IAIN Pontianak semester 3 tahun 2020-2021. Pelaksanaan penelitian ini,
yaitu dilakukan dengan membaca surah Al-Insyirah secara bersamaan,
memahami dan memaknai setiap untaian ayat, mengkaji kandungan dan
manfaat surah Al-Insyirah dan kemudian meminta responden untuk
mengamalkannya dalam kesehariannya.

29
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Populasi, Sampel, Dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah sekumpulan dari berbagai macam individu dengan kualitas


dan ciri ciri yang telah ditetapkan. Populasi dengan jumlah individu yang
sudah ditetapkan disebut dengan populasi Fitnit sedangkan jika jumlah
populasi itu tidak tetap atau tidak terhingga maka disebut infitnit
(Nazir,2005). Populasi dalam penelitian ini disebut populasi Finit karena
jumlah populasi sudah ditetapkan yakni seluruh mahasiswa Semester 3
pada jurusan Psikologi Islam Tahun Akademik 2020/2021 yang berjumlah
72 orang

2. Sampel

30
Sampel merupakan himpunan bagian atau subset yang mana memberikan
gambaran yang benar terhadap populasi (Gulo, 2010). Sampel yang
diambil dalam penelitian ini yakni berkarakteristik sebagai mahasiswa dan
mahasiswi Institut Agama Islam Negeri Pontianak, dari Fakultas
Ushuluddin Adab dan Dakwah jurusan Psikologi Islam angkatan 2019 atau
semester 3. Penentuan Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini
menggunakan teori Roscoe. Dimana jumlah sampel untuk penelitian
eksperimen 30% dari jumlah populasi. Sehingga jika
dikalkulasikan,sampel yang diambil dari populasi yang ada adalah 21,6
atau peneliti membulatkannya menjadi 20 orang sampel.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam hal ini teknik yang penulis gunakan untuk mengambil sampel pada
populasi yang ada yakni menggunakan NonProbability Sampling.
NonProbability Sampling adalah salah satu teknik pengambilan sampel
yang memberikan kesempatan dan peluang yang sama bagi setiap orang
atau anggota populasi untuk dipilih menjadi bagian dari sampel. Non-
Probability Sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Purposive
Sampling dengan kriteria sebagai berikut:

31
1. Merupakan mahasiswa aktif Jurusan Psikologi Islam Semester 3
Tahun Akademik 2020/2021 IAIN Pontianak.
2. Berada dalam rentang usia 19-23 tahun
3. Memiliki kecemasan tinggi
4. Bersedia untuk menjadi subjek dalam penelitian ini

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini variabel independennya adalah Tadabur Al Quran


surah Al-Insyirah 1-8 sebagai variabel (X) dan Variabel Dependennya
adalah Penurunan Kecemasan (Y)

2. Definisi Operasional

32
a) Tadabur Al-Quran

Tadabbur merupakan suatu usaha untuk memahami ayat-ayat


dalam Al-Qur’an secara mendalam dengan cara mengobservasi,
mengkaji, merefleksikan serta mempelajari makna yang
terselubung dari setiap ayat-ayatnya. Surah yang digunakan pada
penelitian kali ini ialah Surah Al-Insyirah ayat 1-8 yang
mengandung perintah untuk bersabar, untuk senantiasa berpikir
positif, dan berisikan nikmat-nikmat Allah serta janji Allah bahwa
di samping kesulitan ada kemudahan. Dalam penelitian ini
Tadabbur Al-Qur’an merupakan variabel bebas atau independent
variable (X).

b) Kecemasan pada mahasiswa Psikologi Islam Semester 3 tahun


akademik 2020-2021. Merupakan suatu perasaan yang tidak
menyenangkan yang ditandai dengan gejala fisik, emosional dan
kognitif. Pengukuran kecemasan dilakukan dengan skala
kecemasan HARS yang meliputi 14 gejala dari kecemasan, yaitu
perasaan cemas, ketegangan, ketakutan, gangguan tidur, gangguan
kecerdasan, perasaan depresi, gejala fisik (otot), gejala fisik
(sensorik), gejala kardiovaskuler, gejala pernapasan, gejala

33
gastrointestinal, gejala urogenital, gejala autonom,serta tingkah
laku saat berkomunikasi.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yakni


menggunakan desain Pretest Dan Posttest Control Group yang mana dalam
desain ini terdapat dua kelompok yang telah dipilih secara random
sebelumnya, yakni kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kedua
kelompok ini pertama-tama diberikan pretest dahulu untuk mengetahui
keadan awal. Lalu untuk kelompok eksperimen nanti diberikan perlakuan
berupa tadabur surat Al-Insyiarah yang mana diberikan kurun waktu dalam
pelaksanaannya. Setelah diberikan perlakuan, dilakukanlah posttest terhadap
kelompok eksperimen (yang sudah diberi perlakuan) dengan kelompok
control (yang tidak diberi perlakuan). Dari Desain ini efek dari suatu
perlakukan tadabur yang diberikan terhadap variabel dependen akan diuji
dengan cara dilakukannya perbandingan variabel dependen pada kelompok
kontrol (tidak diberi perlakuan) dengan kelompok eksperimen (diberi
perlakuan). Atau untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini

34
Kelompok Randomisasi Pretes Perlakuan Postes
E ✓ 01 ✓ 02
K ✓ O1 - 02

D. Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dimaksudkan untuk mendapatkan sebuah


informasi yang relevan, akurat dan reliable. Maka dari itu Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan bentuk angket. Angket
ialah sejumlah pertanyaan tertulis yang dipakai untuk mendapatkan sebuah
informasi dari responden dalam arti laporan tentang dirinya ataupun hal hal
yang diketahuinya (Suharsimi,2006). Instrumen pengumpulan data
merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data, alat instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan skala yang mana
skala merupakan penentuan atau penetapan atas suatu variabel berdasarkan
jenis data yang melekat dalam variabel penelitian. Skala pengukuran
merupakan acuan atau pedoman untuk menentukan alat ukur demi

35
memperoleh hasil data kuantitatif (Muhammad,2005). Skala yang digunakan
dalam Angket ialah menggunakan skala HARS yang mana skala ini
memasukan 14 symptom pada seseorang yang sedang mengalami kecemasan.
Skala ini berbentuk Likert Scale dimana responden dimintakan pendapatnya
tentang setuju atau tidak setuju terhadap gejala simptom yang dirasakan,
pendapat responden ini dinyatakan dalam berbagai tingkat persetujuan (0-4).
Dimana tingkatan persetujuannya meliputi 0 (sangat tidak setuju), 1 (tidak
setuju), 2 (tidak tahu), 3 (setuju), 4 (sangat setuju)

E. Teknik Uji Instrumen

1. Uji Validitas
Validitas Menunjukan derajat ketepatan pada data yang sesungguhnya
terjadi pada objek dengan data yang sudah dikumpulkan oleh
peneliti(Sugiyono,2014). Uji ini dilakukan untuk mengetahui tingkat
kesahihan suatu alat ukur atau untuk melihat sejauh mana alat ukur mampu
mengukur apa yang seharusnya diukur. Ada dua hal penting yang harus
dilakukan untuk menentukan validitas pengukuran. Yang pertama yaitu
instrument harus relevan yang artinya harus sesuai dengan tujuan
penelitian agar dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Isi tersebut
bisa dijabarkan dengan definisi operasional. Yang kedua yaitu relevan

36
terhadap sasaran subject dan cara pengukurannya, dimana instrumen yang
disusun memberikan gambaran perbedaan terhadap subject penelitian dan
peneliti harus mempertimbangkan sasaran subjk yang pas untuk ditelitinya
agar alat tes yang digunakan benar-benar mengukur apa yang seharusnya
diukur (Nursalam,2003). Kriteria untuk menentukan validitas item adalah
sebagai berikut:

Besarnya r Interpretasi

0,800 < r≤ 1,000 Sangat Tinggi

0,600 < r ≤ 0,799 Tinggi

0,400 < r ≤ 0,599 Sedang

0,200 < r ≤0,399 Rendah

37
0,000 < r ≤ 0,199 Sangat Rendah

Dalam uji validitas peneliti menggunakan uji product moment. Yang mana
dalam interpretasi atau pengambilan keputusan memakai nilai r hitung
dengan r tabel dimana nilai r tabel yang dipakai untuk N=20 dengan taraf
signifikan 0,05 atau 5% ialah 0,444. Maka hasil uji validitas pada setiap
item dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

No Item rxy Rtabel Keterangan


1 0,775 0,444 Valid
2 0,743 0,444 Valid
3 0,743 0,444 Valid
4 0,628 0,444 Valid
5 0,832 0,444 Valid
6 0,698 0,444 Valid
7 0,862 0,444 Valid
8 0,643 0,444 Valid
9 0,684 0,444 Valid
10 0,804 0,444 Valid
11 0,467 0,444 Valid
12 0,815 0,444 Valid
13 0,695 0,444 Valid
14 0,541 0,444 Valid

38
2. Uji reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat


dapat dipercaya atau diandalkan, hal ini lah yang menunjukkan sejauh
mana hasil pengukuran yang dilakukan tetap konsisten saat dilakukannya
pengukuran dua atau lebih pada gejala-gejala yang sama dengan alat ukur
yang sama juga (Notoatmodjo,2010). Uji reliabilitas ini digunakan saat
item-item pernyataan pada suatu kuesioner sudah dinyatakan Valid dimana
tingkat reliabilitas diukur menggunakan skala alpha 0 sampai dengan 1.
Kriteria reliabilitas data yakni dapat menggunakan patokan tabel dibawah
ini.

Indeks Reliable Klasifikasi Hasil

0,91-1,00 Sangat Tinggi

0,71-0,90 Tinggi

39
0,41-0,70 Cukup

0,21-0,40 Rendah

0,00-0,20 Sangat Rendah

Dalam Uji Reliabel menggunakan perhitungan Cronbac’s Alpha

No Item Cronbac’s Keterangan

Alpha
1 0,91 Reliable
2 0,91 Reliable
3 0,91 Reliable
4 0,92 Reliable
5 0,91 Reliable
6 0,91 Reliable
7 0,91 Reliable
8 0,92 Reliable
9 0,92 Reliable
10 0,91 Reliable
11 0,92 Reliable
12 0,91 Reliable
13 0,92 Reliable

40
14 0,92 Reliable

F. Teknik Analisis Data

Teknik yang digunakan peneliti dalam melakukan analisis data setelah data
terkumpul yakni menggunakan :
1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian yang dilakukan untuk melihat apakah
data yang digunakan memiliki nilai residu yang normal atau tidak (Imam
Ghazali,2011). Berdasarkan pengalaman empiris beberapa pakar statistik,
data yang banyaknya lebih dari 30 angka (n > 30), maka sudah dapat
diasumsikan berdistribusi normal. Biasa dikatakan sebagai sampel besar.
Namun untuk memberikan kepastian, data yang dimiliki berdistribusi
normal atau tidak, sebaiknya digunakan uji normalitas. Karena belum tentu
data yang lebih dari 30 bisa dipastikan berdistribusi normal, demikian
sebaliknya data yang banyaknya kurang dari 30 belum tentu tidak
berdistribusi normal.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode Shapiro Wilk
dalam uji normalitas dimana statistic uji didapat dengan membagi kuadrat
dari kombinasi linier yang sesuai dengan sampel statistik terurut dengan
estimasi variasi simetri yang biasa. Metode ini terbatas untuk ukuran
sampel yang kurang dari 50. Pada uji ini dalam SPSS peneliti cukup
menilai nilai Sig pada tabel Shapiro Wilk. Nilai sig itu berarti signifikansi

41
atau boleh disebut p value atau nilai probabilitas dimana jika data kurang
dari 0,05 data tersebut dinyatakan tidak berdistribusi normal. Tetapi jika
data lebih dari 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas ini digunakan untuk mengetahui te yang berasal dari


populasi yang homogen atau tidak. Untuk mengetahuinya cara yang dapat
digunakan yaitu dengan membandingkan kedua varian variabel. Uji ini
menggunakan uji statistik levene dengan mengambil taraf signifikan
sebesar 5%, sehingga dalam pengambilan keputusan uji homogenitas
diambil:

a. nilai signifikansi (sig) < 0,05, disimpulkan data berasal dari populasi
yang mempunyai varians tidak homogen.
b. Jika nilai signifikansi (sig) ≥ 0,05, maka disimpulkan data berasal dari
populasi yang mempunyai varians homogen (Priyatno,2009)

42
3. N-gain

Uji N-gain adalah sebuah uji yang bisa memberikan gambaran umum
peningkatan skor hasil pembelajaran antara sebelum dan sesudah
diterapkannya metode tersebut (Hake, 1999). Berdasarkan pengertian
diatas dapat dilihat selisih antara data post-test dan pretest
(Seniati,Yulianto,dan setiadi,2008). Dengan uji ini juga peneliti dapat
melihat efektifitas dari suatu perlakuan atau Treatmen yang diberikan
dalam penelitian. Dalam N gain terdapat kateris ternomalisasi efektivitas
sebagai berikut:

Nilai Gain Ternomalisasi Interpretasi

43
0,70 ≤ g ≤ 100 Tinggi

0,30 ≤ g < 0,70 Sedang

0,00 < g < 0,30 Rendah

g = 0,00 Tidak ada penurunan

-1,00 ≤ g <0,00 Terjadi penurunan

4. Uji T

Uji T merupakan salah satu dari uji statis yang dipakai untuk melihat
kebenaran dan kepalsuan Hipotesis nilih yang menyatakan bahwa diantara

44
2 buah rata- rata sampel yang diambil dari populasi. Tidak terdapat
perbedaan yang signifikan (Sudjiono,2010). Dasar-dasar ini terkait dengan
pengambilan keputusan dalam uji independent sampel test ini, yang mana
didasari oleh :
a. Jika Sig (2 Tailed ) < 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak. Yang
berarti tidak ada perbedaan rata-rata pretest kelompok Kontrol dan
kelompok Eksperimen
b. Jika Sig (2 Tailed ) > 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Yang
berarti ada perbedaan rata-rata pretest kelompok Kontrol dan kelompok
Eksperimen

5. Prosedur Penelitian

Subjek Penelitian dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok


eksperimen dan kelompok kontrol dengan jumlah masing -masing 10
orang.. Prosedur yang dilakukan untuk melakukan penelitian yaitu:
a. Kelompok eksperimen dikumpulkan dalam suatu ruangan kelas untuk
melakukan pretest sedangkan Kelompok Kontrol diberikan link Google
Form dalam pengerjaannya di waktu yang bersamaan
b. Setelah kelompok Eksperimen selesai mengerjakan pretest Langkah
selanjutnya Kelompok ini diberikan pelatihan membaca Al-Qur’an
Surat Al Insyiarah yang baik dan benar, meliputi ilmu tajwid dan tanda
baca yang ada dalam Al-Qur’an.

45
c. Kemudian dijelaskan tentang kandungan ayat yang dibacakan mulai
dari kandungan ayat pertama sampai dengan ayat ke tujuh, sehingga
kelompok Eksperimen benar-benar memahami setiap kandungan ayat
yang dibacanya.
d. Lalu kelompok Eksperimen diminta untuk membacakan Al-Qur’an
surat Al Insyirah mulai dari ayat pertama sampai ayat terakhir dengan
disuarakan serta diresapi atau dihayati dari bunyi ayat tersebut, karena
sebelumnya telah dijelaskan mengenai makna dari setiap kandungan
ayat.
e. Kelompok Eksperimen diberikan perlakuan selama 5 hari untuk
mengaplikasikan surah tersebut mulai dari membaca dan menghayati
makna dari Surah Al-Insyirah.
f. Akhir sesi dilakukan pengukuran tingkat kecemasan pada subjek
eksperimen setelah diberikan perlakuan maupun subjek kontrol yang
tidak diberikan perlakuan. Subjek yang sudah ditempatkan pada dua
kelompok yang setara diberikan posttest untuk mengetahui kondisi stres
dan imunitas pada masing-masing kelompok eksperimen maupun
kelompok control. Posttest diberikan di waktu bersamaan dengan
mengirimkan link Google Form untuk kelompok control dan kuesioner
untuk kelompok eksperimen

46
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil yang didapat oleh peneliti saat dilakukannya pretest pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen adalah:

1. Hasil Pretest Eksperimen

Dalam penelitian ini didapatlah hasil rata- rata pretest eksperimen sebesar
30,8 maka dalam skala kecemasan dapat dikategorikan kelompok
eksperimen mengalami kecemasan tinggi

2. Hasil Pretest Kontrol

Hasil perhitungan pada pretest kelompok kontrol didapat rata-rata sebesar


31,6, maka dalam skala kecemasan masuk dalam kategorikan kecemasan
Tinggi

47
3. Hasil Posttest kelompok Eksperimen

Setelah dilakukan perlakuan pada kelompok eksperimen, maka hasil rata-


rata posttest yang didapat pada kelompok ini yaitu sebesar 27 sehingga
dalam skala kecemasan dapat dikategorikan kecemasan sedang.

4. Hasil Posttest Kelompok Kontrol

Pada kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan didapat hasil


posttest 32,3. Sehingga dalam kecemasan dapat dikategorikan kecemasan
tinggi. Uji pertama yang harus dilakukan yaitu uji normalitas data dimana
uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang didapat berasal dari
populasi yang penyebarannya normal atau tidak. Uji normalitas yang telah
dilakukan menggunakan aplikasi SPSS ini di dapatlah hasilnya sebagai
berikut :

48
Dari data diatas untuk menentukan distribusi normal menggunakan
sharpiro wilk dimana nilai Sharpiro Wilk menunjukan data normal jika nilai P
>0,05 . Dalam hal ini didapatkan nilai dari pretest kelompok eksperimen
0,576 dan kel control 0,805 serta posttest kelompok eksperimen 0,533 dan
kelompok kontrol 0,889 yang mana nilai dari data tersebut lebih dari 0,05.
sehingga dapat dikatakan distribusi data tersebut Normal. Setelah mengetahui
data tersebut normal, uji selanjutnya yang harus dilakukan yaitu uji
homogenitas.
Uji Homogenitas ini digunakan untuk melihat apakah data berasal dari
populasi yang memiliki varian yang sama atau tidak. Dasar pedoman
pengambilan keputusan dalam uji ini yaitu :

49
1. Nilai Signifikansi(Sig) <0,05. Maka dalam hal ini dapat dikatakan bahwa
variansi data dari 2 atau lebih kelompok populasi data adalah tidak sama
atau tidak homogen
2. Nilai Signifikansi (Sig) >0,05. Maka dapat dikatakan bahwa variansi dari
dua atau lebih kelompok populasi data adalah sama atau homogen

Berdasarkan data diatas diketahui Sig pada nilai Based on mean pada data
pretest sebesar 0,674 sedangkan data posttest sebesar 0,128. Karena hasil Sig
pada data posttest maupun pretest melebihi 0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa varian data diatas bersifat homogen.
Setelah dilakukannya uji homogenitas, uji yang akan dilakukan
selanjutnya yaitu uji Independent Sampel t-tes dimana uji ini bertujuan untuk
membandingkan dua sampel yang tidak saling berpasangan. Ada syarat-syarat
yang harus dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan uji Independent
Sampel T-Tes ini diantaranya yaitu:

50
1. Kedua sampel tidak saling berpasangan
2. Jumlah untuk tiap mapel kurang dari 30 buah
3. Data untuk kedua sampel harus berdistribusi Normal
4. Varian data harus bersifat Homogen

Pertama tama peneliti menganalisis Independent pada skor pretest


kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terlebih dahulu untuk
mengetahui perbedaan kecemasan sebelum terjadinya perlakuan. Dari tabel
diatas diketahui jumlah data pretest untuk kelompok eksperimen sebanyak 10
orang, begitu juga kelompok kontrol. Nilai Rata- rata atau mean pada
kelompok eksperimen yaitu sebesar 30,80 sementara untuk kelompok kontrol
yaitu 31,60.
Dengan demikian secara deskriptif ada perbedaan rata rata antara
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Untuk membuktikan apakah
perbedaan tersebut berarti signifikan (nyata) atau tidak maka perlu penafsiran
Independent samples Test seperti pada gambar dibawah ini.

51
Ada dasar-dasar yang harus diperhatikan sebelum menafsirkan data diatas.
Dasar-dasar ini terkait dengan pengambilan keputusan dalam uji independent
sampel test ini, yang mana didasari oleh :

1. Jika Sig (2 Tailed ) < 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak. Yang berarti
tidak ada perbedaan rata-rata pretest kelompok Kontrol dan kelompok
Eksperimen

52
2. Jika Sig (2 Tailed ) > 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Yang berarti
ada perbedaan rata-rata pretest kelompok Kontrol dan kelompok
Eksperimen

Berdasarkan Data diatas pada input Independent Sampel Test di bagian


“Equal Variances Assumed” diketahui nilai Sig.(2-Tailed) sebesar 0,869
yang mana > 0,05, maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam
input Independent Sampel Test disimpulkan bahwa maka H0 ditolak dan Ha
diterima yang berarti ada perbedaan rata-rata pretest kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen.

Selanjutnya diketahui nilai “Mean Difference” yakni sebesar -0,800 yang


menunjukan selisih antara nilai rata rata pretest kelompok eksperimen dan
kelompok control. Selisih beda dapat dilihat di “95% Confidence Interval Of
The Difference Lower Upper” yakni sebesar -10,866 sampai 9,266. Setelah
uji Independent Sampel Test pada pretest maka uji yang selanjutnya
dilakukan yaitu Independent Sampel Test N Gain Score

53
Uji Independent Sampel Test N Gain Score ini digunakan yaitu untuk
mengetahui perbedaan kecemasan pada kelompok yang diberikan perlakuan
tadabur (kelompok eksperimen) dengan kelompok yang tidak diberikan
perlakuan (kelompok kontrol). Pada tabel diatas didapati nilai rata rata
kelompok eksperimen sebesar - 0,0698 sedangkan kelompok kontrol 0,0067.
Dimana dalam hal ini menunjukan dalam kelompok eksperimen terjadi
penurunan kecemasan sebesar 0,0698 dan kelompok control mengalami
kenaikan kecemasan sebesar 0,0067.

54
Dalam tabel Uji Independent Sampel Test N Gain Score diatas didapat
nilai uji T -2,164 dengan signifikansi sebesar 0,053 atau > 0,05 maka ada
perbedaan efektifitas signifikansi antara perilaku Tadabur dalam mengurangi
kecemasan mahasiswa

B. Analisis Hasil Penelitian

Berdasarkan data yang telah dikalkulasikan didapatkan nilai rata rata


kelompok Eksperimen sebesar - 0,0698 sedangkan kelompok kontrol ialah
sebesar 0,0067. Hal ini menunjukkan telah terjadi penurunan skor kecemasan
sebesar 0,0698 pada kelompok eksperimen sedangkan pada kelompok
kontrol mengalami kenaikan kecemasan sebesar 0,0067. Hal ini berarti
Tadabbur Al-Qur’an (Surah Al-Insyirah 1-8) efektif dalam menurunkan
kecemasan pada Mahasiswa Jurusan Psikologi Islam Fakultas Ushuluddin
Adab dan Dakwah IAIN Pontianak.

55
Hasil ini memperkuat teori Najati (2004) yang berpendapat bahwa Al-
Qur’an diturunkan untuk mengubah pikiran manusia, kecenderungannya, dan
tingkah lakunya, memberi petunjuk kepada mereka, mengubah kesesatan dan
kebodohan mereka, mengarahkan mereka kepada suatu hal yang baik
untuknya, dan membekali mereka dengan pikiran-pikiran baru tentang tabiat
manusia dan misinya dalam kehidupan, nilai-nilai, dan moral. Ringkasnya,
Al-Qur’an telah berhasil, tanpa ada tandingannya diantara semua seruan
keagamaan sepanjang sejarah, dalam menimbulkan berbagai perubahan yang
besar atas kepribadian Muslim. Dalam waktu yang relatif singkat, Al-Qur’an
telah berhasil membentuk kepribadian manusia yang utuh, seimbang, damai
dan tenteram (Mar'ati & Chaer, 2016).
Demikian pula dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yudhani, dkk
(2017) yang meneliti mengenai Efektivitas Membaca Dan MenTadabburi Al-
Qur’an terhadap 10 siswa SMA dalam menurunkan kecemasan menjelang
Ujian Sekolah, Hasil yang diperoleh membuktikan adanya perbedaan pretest
dan posttest pada kelompok eksperimen sedangkan pada kelompok kontrol
tidak ada perbedaan pre-test dan posttest. Sebelum mengikuti pelatihan
subjek mengaku bahwa mereka merasa malas, takut, cemas, tegang dan
banyak fikiran-fikiran yang negatif terhadap nilai yang akan diperoleh saat
ujian. Saat proses berlangsungnya pelatihan, Setelah dilakukannya pelatihan
Tadabbur Al-Qur’an, subjek mengalami penurunan serta merasa lega dan
lebih tenang.
Sejalan dengan studi yang dilakukan oleh Sholeh (1999) tentang korelasi
antara keseringan membaca Al-Quran dan penurunan kecemasan, hasilnya
menunjukkan bahwa orang yang sering membaca Al-Quran mengalami
penurunan kecemasan. Kecemasan adalah suatu keadaan emosional yang
mempunyai ciri-ciri yang terkadang muncul secara fisiologis ada perasaan
tegang yang tidak menyenangkan dan perasaan khawatir mengeluhkan bahwa

56
sesuatu yang buruk akan terjadi, pada mahasiswa banyak hal-hal yang
membuatnya cemas seperti khawatir mereka tidak dapat memenuhi
ekspektasi dari orang tua, khawatir tentang performa akademis, khawatir
tidak mampu menyelesaikan tugas yang diberikan, khawatir mengenai biaya
perkuliahan, dll. Membaca, mendengar Al-Quran dengan memahami
maknanya, dan menghayati makna kata-kata dalam Quran, akan menjadikan
seseorang ingat kepada Allah dan mengecilkan kemungkinan seseorang untuk
terlalu memikirkan serta mengkhawatirkan masa depan.
Sebagaimana Firman Allah:
َ‫ت َعلَ ْي ِه ْم ٰا ٰيتُهٗ زَ ا َد ْتهُ ْم اِ ْي َمانًا َّوع َٰلى َربِّ ِه ْم يَتَ َو َّكلُوْ ۙن‬ ْ َ‫اِنَّ َما ْال ُم ْؤ ِمنُوْ نَ الَّ ِذ ْينَ اِ َذا ُذ ِك َر هّٰللا ُ َو ِجل‬
ْ َ‫ت قُلُوْ بُهُ ْم َواِ َذا تُلِي‬
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila
disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada
mereka ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada
Tuhanlah mereka bertawakkal”
Mereka yang senantiasa mengingat Allah akan tawakal dalam situasi
bagaimana pun juga, jiwanya akan tenteram dan aman, tidak akan merasa
takut, tidak akan bersedih hati, dan selalu menyerahkan segalanya kepada
Allah SWT. Ketimbang terus-menerus mengkhawatirkannya.
Penelitian ini semakin menguatkan fakta bahwa terapi yang berbasis
agama (terutama islami) juga dapat menurunkan kecemasan dan
meningkatkan kesehatan jiwa. Sebagaimana hasil Penelitian Gallup dan
Lindsay (1999) yang menunjukkan bahwa orang yang beragama memiliki
nilai lebih tinggi dalam skor kesehatan dan kesejahteraan secara umum
dibandingkan dengan orang-orang yang tidak atau kurang religius. Agama
menjadi sarana meditasi dan menyediakan mekanisme untuk mengatasi
masalah hidup seperti membaca kitab suci, berdoa dan menjalankan ritual
keagamaan (Ansyah, 2019).

57
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa:


1. Mahasiswa semester 3 tahun ajaran 2020-2021 mengalami kecemasan
yang tinggi, hal ini dilihat dari hasil rata-rata pretest kelompok eksperimen
yakni 30,8 dan kelompok kontrol sebesar 31,6.
2. Terdapat pengaruh Pemberian perlakuan Taddabur Al-Qur’an Surah Al-
Insyiarah pada kelompok eksperimen, hal ini dibuktikan dengan uji N-
Gain yang dilakukan
3. Besarnya pengaruh taddabur dalam menurunkan kecemasan pada
kelompok eksperimen sebesar -0,069 atau jika digenapkan menjadi 7%

B. Saran

1. Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh Tadabur Al-Qur’an
terhadap penurunan kecemasan pada Mahasiswa Jurusan Psikologi Islam
IAIN Pontianak. Oleh karena itu, hendaklah mahasiswa-mahasiswa lain
dapat mempraktikkan Tadabbur Al-Qur’an khususnya Surah Al-Insyirah

58
(1-8) pada saat kecemasan melanda guna meringankan gejala kecemasan
yang dirasa.
2. Bagi Program Studi Psikologi Islam IAIN Pontianak
Diharapkan Program Studi Psikologi Islam IAIN Pontianak dapat
menjadikan penelitian ini sebagai dasar perancangan dan pembuatan
program yang dapat diberikan kepada mahasiswa untuk mengidentifikasi
kecemasan mahasiswa guna mencetak mahasiswa yang kompeten dan
berkualitas.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat memberikan intervensi Tadabbur
Al-Qur’an dalam jangka waktu yang lebih lama dengan jarak antara pre-
test dan post-test yang lebih panjang guna menghindari efek belajar pada
subjek. Selain itu peneliti-peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti
efektivitas Tadabbur Al-Qur’an terhadap variabel lain yang belum
diujikan.

59
DAFTAR PUSTAKA

Abd. Rahman, Heldawati Heldawati, Sudirman Sudirman (2014) HUBUNGAN


TINDAKAN HEMODIALISAIS DENGAN TINGKAT KECEMASAN
PASIEN DI RUANGAN HEMODIALISA RSUD. LABUANG BAJI
PEMPROV SULAWESI SELATAN, Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis, Vol
4 No 5 (2014)
Beiter, R., Nash, R., McCrady, M., Rhoades, D., Linscomb, M., Clarahan, M., &
Sammut, S. (2015). The prevalence and correlates of depression, anxiety,
and stress in a sample of college students. Journal of Affective Disorders,
173, 90–96. doi:10.1016/j.jad.2014.10.054
Bisson, Katherine H., "The Effect of Anxiety and Depression on College Students’
Academic Performance: Exploring Social Support as a Moderator" (2017).
Digital Commons @ ACU, Electronic Theses and Dissertations. Paper 51.
Dini A.P, Prapto H, Fuad Nashori, (2015). TERAPI TADABBUR AL-QUR’AN
UNTUK MENGURANGI KECEMASAN MENGHADAPI PERSALINAN
PERTAMA. Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 7 No. 2
Eli Sutikno (2016). Kecemasan Menghadapi Dunia Kerja Mahasiswa Tingkat
Akhir Jurusan Bimbingan Dan Konseling Islam Fakultas Ushuluddin Dan
Dakwah IAIN Surakarta. Skripsi dipublikasikan. Surakarta: Fakultas
Ushuluddin dan Dakwah
Eri Yudhani, Veni Suharti, Annisa Adya (2017). Eliza Sutri Utami,
EFEKTIVITAS MEMBACA DAN MENTADABBURI AL-QUR’AN
DALAM MENURUNKAN KECEMASAN SISWA YANG AKAN
MENGHADAPI UJIAN SEKOLAH. PSIKOISLAMEDIA: Jurnal Psikologi
Vol 2, No 1
Faragher, E. B., Cass, M., & Cooper, C. L. (2005). The relationship between job
satisfaction and health: A meta-analysis. Occupational and Environmental
Medicine, 62, 105–112

Frisch, N. C., & Frisch, L. E. (2006). Psychiatric mental health nursing. (3th ed).
Canada: Thomson Delmar Learning.
Hidayati , A (2008). Hubungan senam lansia dengan tingkat kecemasan pada
lansia di PTSW Budhi Luhur Bantul Yogyakarta. Skripsi tidak
dipublikasikan. Yogyakarta: Universitas Muhammadiuah Yogyakarta.
Jeffrey S. Nevid, J.S, Rathus, S.A & Green, B. Psikologi Abnormal Jilid 2.
Johnson, K. F. (2020). Symptoms of Anxiety in College Students and the Influence
of Social Determinants of Health. Journal of College Student
Psychotherapy, 1–16. doi:10.1080/87568225.2020.1827114
Kitzrow, M. A. (2003). The mental health needs of today’s college students:
Challenges and recommendations. NASPA Journal, 41, 167–181

60
Lois M. Collins, (2018) "The new campus crisis: How anxiety is crippling college
kids across the country", Deseret News
Maslach, C., Schaufeli, W. B., & Leiter, M. P. (2001). Job burnout. Annual
Review of Psychology, 52,397–422.
Rahmad Yulianto, Muktamirul Haq Zain (2018), Studi Komparatif: Psikoterapi
Dalam Perspektif Islam Dan Modern, Al-Hikmah: Jurnal Studi Agama-
agama Vol 4, No 2
RATNA MUSTIKASARI (2018). EFEKTIVITAS EXPRESSIVE WRITING
UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN PADA MAHASISWA FRESH
GRADUATE YANG SEDANG MENCARI KERJA. Skripsi tidak
dipublikasikan. SURAKARTA: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH
Rela Mar'ati, Toriqul Chaer (2016), Pengaruh Pembacaan dan Pemaknaan Ayat-
ayat al-Qur’an terhadap Penurunan Kecemasan pada Santriwati,
Psikohumaniora: Jurnal Penelitian Psikologi, Vol 1, No 1 Handa, F &
Kembar3HMI. (2015). Lakukanlah! Sebab apa yang kau lakukan itulah
yang kau dapatkan. Jakarta: QultumMedia.
Samuolis, J., Barcellos, M., LaFlam, J., Belson, D., & Berard, J. (2015). Mental
health issues and their relation to identity distress in college students.
Identity: An International Journal of Theory and Research, 15, 66–73.
doi:10.1080/15283488.2014.989443
Sari, F. S., & Batubara, I. M. (2017). Kecemasan Anak Saat Hospitalisasi. Jurnal
Kesehatan Kusuma Husada. 8 (2) : 144-149
Sumadi Suryabrata. (2003). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : Rako Press.
Sutratinah Tirtonegoro. 2001. Anak Super Normal dan Program Pendidikannya.
Jakarta : Bina aksara.
Tomb, David A. 2004. Buku SakuPsikiatri. Jakarta: EGC
Tuart, G. W. & Laraia, M. T. (2005). Principles and practice of psychiatric
nursing. (8th ed). Missouri: Mosby, Inc.

61
DOKUMENTASI PROSES MELAKUKAN PENELITIAN EKSPERIMEN
LAMPIRAN LAINNYA

Pengisian Kuesioner oleh subjek penelitian (kelompok eksperimen)

Foto Bersama setelah pengisian kuesioner dan pemberian perlakuan

62

Anda mungkin juga menyukai