Anda di halaman 1dari 30

PENGARUH KUALITAS TIDUR TERHADAP KEBAHAGIAAN PADA

MAHASISWA

SKRIPSI

Oleh :
MUHAMMAD FAHMI HILMAWAN
201610230311013

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2021
i
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Muhammad Fahmi Hilmawan
NIM : 201610230311013
Fakultas / Jurusan : Psikologi/Psikologi
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

Menyatakan bahwa skripsi/karya ilmiah yang berjudul :


“Pengaruh Kualitas Tidur terhadap Kebahagiaan Pada Mahasiswa”
1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk
kutipan uang digunakan dalam naskah ini dan disebutkan sumbernya.
2. Hasil tulisan karya ilmiyah/skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan hak
bebas royalty non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini
tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan undang-undang yang
berlaku.

Malang,6 April 2021

Mengetahui
Ketua Program Studi Yang Menyatakan

Susanti Prasetyaningrum, S. Psi, M. Psi Muhammad Fahmi Hilmawan

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjarkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penelitian ini dapat menyelesaikan penulisan skripsi. Penelitian
skripsi ini berjudul “Pengaruh Kualitas Tidur terhadap Kebahagiaan Pada Mahasiswa”
sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana psikologi.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulisan banyak mendapatkan bimbingan dan
pentunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Keterlibatan berbagai pihak
dalam penyelesaian penelitian ini sangatlah berarti, oleh karena itu peneliti ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang terlibat antara lain :

1. Bapak Salis Yuniardi,M.Psi., PhD. Selaku dekan serta menjadi dosen pembimbing 1
yang selalu memberikan masukan serta arahan untuk terus memperbaiki dan
meningkatkan kualitas skripsi ini.
2. Ibu Dian Caesaria,M.Sc, selaku wakil dekan fakultas psikologi dan pembimbing dosen
2 yang selalu memberikan arahan yang tiada henti-hentinya dan mendampingi hingga
skirpsi ini terselesaikan.
3. Bapak, Ibu, kakak dan adik-adik yang selalu memberikan semangat yang tiada henti-
hentinya.
4. Almarhum Ayah yang selama hidupnya selalu menjadi penyemangat untuk anak-
anaknya untuk terus bisa bersemangat dalam menuntut ilmu.
5. Teman-teman kontrakan bapak nasar (Fahmi sam, Amanda., Fahmi Rizal, Hardi R.)
yang senantiasa menemani dalam dari proses perkuliahan hingga penulisan skripsi ini.
6. Penghuni kontrakan Oemah Singgah (Bima, Ical, Rofiqi, Alba, Fikri, Bayu, Didi dan
Fasa).
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan secara rinci, yang telah memberikan bantuan
dan dukungan dalam penyelesaian penelitian ini.

Penulisan menyadari tidak ada satupun karya manusia yang sempurna, oleh karena ini kritik
sana saran demi perbaikan karya sangat penulis harapkan. Meskipun demikian, penulid
berharap ini dapat bermanfaat bagi peneliti,dan bagi para pembaca pada umumnya.

Malang, 6 April 2021


Penulis

Muhammad Fahmi Hilmawan

3
DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN ..................................................................................................... i


KATA PENGANTAR .......................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... 3
DAFTAR TABEL ................................................................................................................. 4
DARTAR LAMPIRAN ........................................................................................................ 5
ABSTRAK .............................................................................................................................. 6
LATAR BELAKANG .......................................................................................................... 6
LANDASAN TEORI ............................................................................................................ 6
Kebahagiaan ............................................................................................................... 8
Kualitas Tidur ............................................................................................................. 9
Aspek-aspek Kualitas Tidur ....................................................................................... 10
Faktor-faktor Kualitas Tidur ...................................................................................... 10
Aspek-aspek Kebahagiaan ......................................................................................... 10
Pengaruh Kualitas Tidur terhadap Kebahagiaan ........................................................ 11
Kerangka berfikir ....................................................................................................... 11
Hipotesis ..................................................................................................................... 11
METODE PENELITIAN .................................................................................................... 12
Rancangan Penelitian ................................................................................................. 12
Subjek Penelitian ........................................................................................................ 12
Variabel dan Instrumen Penelitian ............................................................................. 12
Prosedur dan Metode Analisa Data ............................................................................ 13
HASIL PENELITIAN .......................................................................................................... 13
DISKUSI ............................................................................................................................... 14
SIMPULAN DAN IMPLIKASI .......................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 16

4
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Deskripsi Subjek Penelitian ................................................................................ 12

Tabel 2. Deskripsi Variable Penelitian ............................................................................. 13

Tabel 3. Uji Regresi Linier ................................................................................................ 14

5
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. . Blue print skala PSQI (Pittsburgh Sleep Quality Index) ............................... 18
Lampiran 2. Skala PSQI........................................................................................................ 20
Lampiran 3. Blue print Subjective Happiness Scale ............................................................ 21
Lampiran 4. Skala Subjective Happiness Scale..................................................................... 21
Lampiran 5. Uji hipotesis (Regresi Linier)............................................................................. 24
Lampiran 6. Surat Keterangan Uji Plagiasi .......................................................................... 26
Lampiran 7. Surat Keterangan Uji Verifikasi Analisis Data ................................................ 27

6
PENGARUH KUALITAS TIDUR TERHADAP KEBAHAGIAAN
MAHASISWA

Muhammad Fahmi Hilmawan


Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang
fahmimuhammad756@gmail.com

Kebahagiaan merupakan salah satu aspek psikologi yang berperan penting dalam kehidupan
mahasiswa. Salah satu faktor yang mempengaruhi kebahagiaan adalah kualitas tidur, dimana
memiliki kualitas tidur yang baik akan membantu mahasiswa merasakan lebih banyak emosi
positif, kondisi tubuh yang sehat dan bersosialisasi di lingkungan perkuliahan sehingga
mereka dapat merasa lebih bahagia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh positif Kualitas Tidur terhadap Kebahagiaan mahasiswa. Sebanyak 152 mahasiswa
aktif dengan rentang usia 18 – 24 tahun berpartisipasi dalam penelitian ini. Terdapat dua
instrumen yang digunakan yaitu Subjective Happiness Scale untuk mengukur kebahagiaan
dan (Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) untuk mengukur kualitas tidur). Berdasarkan hasil
regresi linier menunjukkan bahwa kualitas tidur dapat memprediksi secara positif terhadap
kebahagiaan (F=11.037; p=0.001) dimana semakin baik kualitas tidur maka cenderung
semakin tinggi tingkat kebahagiaan yang mereka rasakan. Sumbangan efektif kualitas tidur
terhadap kebahagiaan sebesar 6.9%.
Kata kunci : Kualitas Tidur, Kebahagiaan, Mahasiswa.
Happiness is an important of psychology among university student life. One of the
determining factors that affect happiness is quality of sleep, where good quality sleep will
help students to experience more positive emotions, healthier physical condition and positive
social in the lecture environment so that they can feel happier. The purpose of this study was
to see the positive effect of sleep quality on student happiness. A total of 152 active students
with an age range of 18-24 years participated in this study. There are two instruments used,
namely the Subjective Happiness Scale to measure happiness and (Pittsburgh Sleep Quality
Index (PSQI) to measure sleep quality). Based on the results of linear regression, it shows
that sleep quality can predict positively on happiness (F = 11.037; p = 0.001) where the
better the quality of sleep, the higher the level of happiness they feel. The effective
contribution of sleep quality to happiness is 6.9%.

Keywords : Sleep Quality, Happiness, undergraduate students.

Pengertian dari kebahagiaan dalam perspektif psikologi merupakan konsep yang pertama kali
diperkenalkan oleh Bernice Neugarten pada tahun 1961, dengan memenuhi kebutuhan secara
fisiologis, psikologis, sosial dan kerohanian individu (Maryam, 2013). Berbagai penelitian
mengenai kebahagiaan menunjukkan kebahagiaan sebagai konsep memiliki faktor afektif /
emosional (Mayasari, 2014). Menurut Helliwell, Lavard & Sachs (2012), kebahagiaan

7
dipengaruhi oleh faktor kesehatan dalam pikiran dan fisik, tingkat kepercayaan, dukungan
sosial dan keberhasilan dalam pendidikan atau karir. Biswas dkk (dalam Wulandari, 2014);
menyebutkan bahwa kebahagiaan merupakan kualitas dari keseluruhan dari hidup manusia
yang menjadikan kehidupan menjadi lebih baik mencakup aspek seperti kesehatan yang lebih
baik, lebih kreatif, pekerjaan yang lebih baik sehingga memiliki pendapatan lebih banyak.
Pengertian lebih lanjut mengenai kebahagiaan menurut Ed Diener (dalam Maryam, 2013);
adalah bagaimana seseorang mengevaluasi hidup mereka. dan didalamnya terdapat variabel
yang meliputi kepuasan dalam hidup dan kepuasan dalam pernikahan, tidak mengalami
depresi dan kecemasan serta terdapat aspek suasana hati (Mood) yang mengalami emosi
positif. Diener menambahkan bahwa seseorang yang memiliki tingkat kebahagiaan yang
tinggi adalah mereka yang sering merasa bahagia terhadap hidupnya, serta jarang merasakan
emosi yang tidak menyenangkan seperti sedih atau marah. Begitupun untuk tingkat
kebahagiaan yang rendah akan mengalami hal yang sebaliknya, yaitu lebih banyak mengalami
emosi negatif dalam kehidupan.
Kebahagiaan juga bersifat subyektif atau berbeda-beda pada setiap individu. Pada populasi
mahasiswa, para pelajar SMA atau sederajat melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih
tinggi dengan tuntutan akademis yang berbeda dan seringkali menjadi waktu mereka belajar
hidup mandiri jauh dari orang tua dan kota asal. Mereka berpindah ke lingkungan yang baru,
bertemu dengan orang-orang baru yang memiliki kultur seperti bahasa, budaya, humor dan
juga adat istiadat yang berbeda (Thunber & Walton, dalam Harijanto, 2017) dapat menjadi
sumber ketidakbahgaiaan apabila proses masuk dan adaptasi ke lingkungan baru tidak
berjalan mulus.
Abdulloh (2018); menambahkan bahwa mahasiswa merupakan individu yang sedang berada
pada fase peralihan dari remaja ke dewasa, yang mana pada masa peralihan ini individu
memiliki masalah yang khas berkaitan dengan penyesuaian terhadap lingkungan yang baru
seperti masa peralihan sekolah ke kuliah, tinggal dengan keluarga kemudian berpindah ke
kosan, pola pertemanan yang berbeda di lingkungan perkuliahan, dan perubahan lain. Padahal
kebahagiaan bagi mahasiswa memiliki peranan penting dalam proses individu memperluas
sumber-sumber ilmu pengetahuan/intelektual, pengembangan fisik dan kesehatan, kehidupan
sosial dan juga sebagai proses belajar untuk hidup mandiri.
Menurut Maharani (dalam Abdulloh, 2018), mahasiswa yang bahagia adalah yang memiliki
kemampuan untuk menerima segala sesuatu yang dialami dengan perasaan dan emosi yang
positif. Sedangkan mahasiswa yang tidak merasa bahagia cenderung menjadi pribadi yang
kurang sehat sehingga menyebabkan mahasiswa rentan mengalami depresi, sering menyendiri
dan murung. Kondisi tidak bahagia ini dapat menggangu proses sosialisasi, adaptasi, dan
akademik dengan lingkungan sekitarnya. Selain itu, mahasiswa yang tidak bahagia cenderung
menjadi tidak berempati dengan dirinya sendiri maupun terhadap orang lain, sehingga
menyebabkan terganggunya pencapaian tugas perkembangan pada masa peralihan remaja
menuju dewasa awal dan tahap perkembangan selanjutnya.
Menurut (Hill dalam Hatiningsih,2020) menyatakan bahwa ketidakbahagiaan pada
mahasiswa dapat berdampak pada kepercayaan diri yang rendah. Menurut Helliwell, Layard
& Sachs (2012), bagian terpenting dari sebuah kebahagiaan adalah memiliki penyebab yang
dapat memprediksi dan mencerminkan berbagai sifat dan kehidupan sosial. Misalnya, pada
tingkat kebahagiaan pada dimensi yang berbeda, seperti, sehat dalam pikiran dan fisik,
tingkat kepercayaan tinggi, dukungan sosial, atau keberhasilan dalam pendidikan dan karir.
Permasalahan mengenai kebahagiaan yang muncul pada populasi mahasiswa dapat terjadi
karena beberapa hal, menurut ( Rini dkk; (dalam Gamayanti,2018) menyatakan bahwa

8
kehidupan akademik, terutama dari tuntutan eksternal maupun dari harapan pribadi dapat
menimbulkan stress bagi mahasiswa karena perubahan gaya belajar SMA ke perguruan tinggi.
Fenomena terkait mengenai pentingnya sebuah kebahagiaan pada mahasiswa adalah
kecenderungan mencari sebuah kebahagiaan dengan berbagai cara ( Maharani, 2015),
walaupun pada kenyataannya individu menginginkan sebuah emosi positif namun dengan
cara melalui jalan pintas yang sifatnya imajiner dengan jumlah yang tak terhingga hanya
untuk merasa bahagia, Kebahagiaan yang didapatkan dengan cara tersebut cenderung bersifat
sementara atau tidak menetap seperti melalui narkotika, makan makanan dengan kadar
karbohidrat yang tidak terkontrol, seks pra-nikah, masturbasi dan ketergantungan terhadap
media elektronik seperti televisi secara berlebihan (Seligman, dalam Maharani 2015).
Peningkatan kebahagiaan bisa ditingkatkan dengan melakukan kegiatan-kegiatan positif
seperti melakukan hobi yang disukai atau memperbaiki pola kebiasaan hidup sehari-hari.
Salah satu upaya mengubah pola hidup menjadi lebih baik dapat dilakukan melalui kualitas
tidur. Menurut Khavari (dalam Firdaus, Santoso & Pudjianto, 2018), menyatakan bahwa tidur
yang cukup dan berkualitas menjadikan seseorang merasa nyaman dan bahagia, sedangkan
jika kualitas tidur yang buruk akan berakibat merasa lelah, mudah marah dan mudah depresi.
Sejalan dengan pernyataan diatas, Rama (2005), menyatakan bahwa kualitas tidur
berpengaruh terhadap perasaan yang positif, semakin tinggi kualitas tidur, maka akan semakin
tinggi tingkat positif pada perasaan, semakin rendah kualitas tidur, semakin tinggi suasana
hati yang negatif seperti depresi dan cemas.
Kualitas tidur memiliki pengaruh terhadap kebahagiaan pada mahasiswa karena tidur
merupakan proses seluruh tubuh melakukan istirahat setelah melakukan rutinitas. Proses
istirahat ini penting untuk memberi jeda terhadap pikiran dan fisik yang sudah melakukan
aktivitas seharian untuk bersiap beraktivitas kembali esok hari. Oleh sebab itu, upaya menjaga
kualitas tidur yang baik dapat menjadi perhatian bagi mahasiswa sebagai bagian dari pola
hidup sehat. Tidur hanya untuk memenuhi kebutuhan secara fisiologis saja belum tentu
meningkatkan kualitas dari tidur, apalagi dengan perubahan durasi tidur per hari karena
menyesuaikan dengan lingkungan baru mahasiswa dalam kehidupan perkuliahan.
Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian focus mengkaji pengaruh kualitas tidur terhadap
kebahagiaan pada mahasiswa. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh kualitas tidur terhadap kebahagiaan pada mahasiswa yang merupakan individu yang
berada pada fase masa peralihan remaja ke fase dewasa. Penelitian ini dilakukan untuk
memberikan gambaran kebahagiaan dialami oleh mahasiswa berdasarkan kualitas tidur
sehingga hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu acuan dalam pembiasaan pola
hidup yang lebih sehat dan cocok dengan mahasiswa.
Kualitas Tidur
Kegiatan-kegiatan positif yang dapat mempengaruhi kebahagiaan adalah tidur, menurut
Khavari (dalam Firdaus, Santoso & Pudjianto, 2018), menyatakan bahwa tidur yang baik dan
berkualitas menjadikan seseorang merasa nyaman dan bahagia, sedangkan jika kualitas tidur
yang buruk akan berakibat merasa lelah, mudah marah dan mudah depresi. Sejalan dengan
pernyataan diatas, Rama (2005), menyatakan bahwa kualitas tidur berpengaruh terhadap
perasaan yang positif, semakin tinggi kualitas tidur, maka akan semakin tinggi tingkat positif
pada perasaan, semakin rendah kualitas tidur, semakin tinggi suasana hati yang negatif seperti
depresi dan cemas.
Menurut Mass (dalam Nashori & Diana, 2002), tidur merupakan keadaan ketika tingkat
kesadaran seseorang mengalami penurunan namun aktifitas otak masih dalam keadaan tetap
terjaga dan mengatur fungsi percernaan, aktifitas jantung dan pembuluh darah, dan juga

9
sistem imunitas atau daya tahan tubuh yang mengarah pada pemberian energi terhadap tubuh
untuk pemprosesan kognitif. Dan dari semua dampak dari sebuah proses tidur maka akan bisa
dibedakan antara tiap individu berdasarkan kualitas tidur yang didapatkannya.
Menurut Nashori (dalam Nashori, 2017), menyebutkan bahwa kualitas tidur merupakan
keadaan ketika individu setelah melakukan aktifitas tidur dan mendapatkan manfaat berupa
kesegaran dan kebugaran. Menurut Deshinta (dalam Dewi, 2015), menyatakan bahwa pelajar
dan mahasiswa memiliki kemungkinan tinggi mengalami kualitas tidur yang buruk dan hal
tersebut dibuktikan dengan penelitian terhadap 220 pelajar dari jumlah total 287 pelajar di
SMA Negeri 1 Tanjung Morawa dengan hasil bahwa ke 220 pelajar tersebut mengalami
kualitas tidur yang buruk. Masalah gangguan tidur tidak hanya dialami pelajar, namun juga
pada mahasiswa yang umumnya memiliki jadwal kuliah yang cukup padat dan bisa berakibat
mengalami sebuah kualitas tidur buruk ( Dewi, 2015).
Aspek-aspek kualitas tidur
Beberapa aspek yang diukur dalam kualitas tidur yang ada di PSQI (Pittsburgh Sleep
Quality Index) sebagai berikut, yaitu :
1. Kualitas tidur subyektif
2. Latensi tidur (kesulitan dalam memulai tidur).
3. Durasi tidur
4. Efisiensi tidur
5. Penggunaan obat tidur (jika menggunakan obat-obatan untuk membantu tidur).
6. Terdapat aktivitas pada siang hari yang membuat terganggunya kualitas tidur di
malam hari, seperti aktivitas yang terlalu berat atau factor-faktor lainnya.
Faktor-faktor kualitas tidur
Menurut Riyadi & Widuri (dalam Nurmalasari, 2019), menyatakan bahwa terdapat lima
faktor yang mempengaruhi kualitas tidur seseorang, yaitu :
1. Status kesehatan.
Mencakup kondisi fisik seperti tingkat kesehatan yang baik dan tidak memiliki
bawaan penyakit yang membutuhkan perawatan yang terus-menerus serta dalam
keadaan secara psikis yang stabil atau dalam keadaan emosi positif.
2. Faktor lingkungan (kenyamanan dll).
Mencakup kenyamanan dalam lingkungan sekitar seperti tidak terganggu dengan
suara-suara bising kendaraan atau lainnya yang dapat berkemungkinan mengganggu
kenyamanan saat tidur.
3. Diet (pola makan dan asupan nutrisi).
Menjaga pola makan yang teratur, memperhatikan asupan gizi yang dibutuhkan oleh
tubuh serta menjaga asupan nutrisi yang masuk.
4. Obat-obatan dan substansi.
Jika masih mengkonsumsi obat-obatan yang diperlukan sesuai anjuran medis dan tidak
dalam pengaruh obat-obatan illegal yang bisa membahayakan diri.
5. Pola hidup.
Menjaga pola hidup sehat dan teratur seperti pola makan makanan yang sehat,
olahraga serta pola tidur yang teratur.

Kebahagiaan

10
Kebahagiaan menurut Ed Diener (dalam Maryam, 2013), adalah bagaimana seseorang
mengevaluasi hidup mereka. dan didalamnya terdapat variable yang meliputi kepuasan dalam
hidup dan kepuasan dalam pernikahan, tidak mengalami depresi dan kecemasan serta terdapat
suasana hati (Mood) dan adanya emosi positif. Diener menambahkan bahwa seseorang yang
memiliki tingkat kebahagiaan yang tinggi adalah mereka yang sering merasa bahagia terhadap
hidupnya, serta jarang merasakan emosi yang tidak menyenangkan seperti sedih atau marah.
Begitupun untuk tingkat kebahagiaan yang rendah akan mengalami hal yang sebaliknya.
Menurut Abdulloh (2018), menyatakan bahwa kebahagiaan dapat dirasakan siapa saja tidak
terkecuali mahasiswa, yang menjadi subjek penelitian ini. Abdulloh (2018), menambahkan
bahwa mahasiswa merupakan individu yang sedang berada pada fase peralihan dari remaja ke
dewasa, yang mana pada masa peralihan ini individu memiliki banyak masalah atau
penyesuaian terhadap lingkungan yang baru seperti masa peralihan sekolah ke kuliah, tinggal
dirumah dengan keluarga kemudian berpindah ke kosan karena menuntut ilmu keperguruan
tinggi yang jauh dari rumah. Kebahagiaan bagi mahasiswa memiliki banyak peranan seperti
membantu individu dalam memperluas sumber-sumber ilmu pengetahuan/intelektual, fisik
dan kehidupan bersosial dan juga sebagai proses belajar untuk hidup mandiri.
Aspek-aspek kebahagiaan
Beberapa aspek yang diukur dalam kebahagiaan pada alat ukur Subjective Happiness Scale
sebagai berikut :
a. Komponen afektif.
1. Pengalaman emosional berupa emosi positif.
2. Pengalaman emosional berupa emosi negative.
b. Komponen kognitif
1. Kepuasan terhadap kehidupan pada diri sendiri.
2. Kepuasan terhadap jalan peristiwa kehidupan keluarga.
3. Kepuasan terhadap kehidupan pertemanan (teman sebaya).
4. Kepuasan dalam hal kesehatan.
5. Kepuasan dalam hal peristiwa keuangan untuk masa depan.
6. Keinginan untuk merubah hidup (prestasi).
7. Kepuasan untuk menikmati kehidupan (waktu luang).
Pengaruh Kualitas tidur terhadap Kebahagiaan
Rama (2005); menyatakan bahwa kualitas tidur dapat mempengaruhi perasaan menjadi lebih
positif. Jika semakin baik kualitas tidur, maka akan semakin tinggi perasaan positif yang
dirasakan. Sebaliknya, jika semakin buruk kualitas tidur, maka semakin perasaan yang
negatif yang dirasakan oleh individu. Terdapat enam aspek yang menentukan kualitas tidur
individu, yaitu kualitas tidur subyektif, latensi tidur, durasi tidur, efisiensi tidur, penggunaan
obat tidur dan aktivitas siang hari yang mengganggu kualitas tidur. Tidur yang berkualitas
baik ketika individu merasakan secara subyektif tidur berkualitas dan efektif, tidak sulit untuk
tidur dengan lelap (latensi), tidur dalam durasi 7-8 jam per hari, dapat terlelap tidur tanpa
menggunakan obat tidur dan kegiatan siang hari yang mendukung proses terlelap dalam tidur
di malam hari. Jika enam aspek ini terpenuhi secara konsisten, maka individu dapat memiliki
kualitas tidur yang baik. Tidur yang berkualitas dapat membantu untuk merasa lebih positif,
sehat, dan puas terhadap kehidupan dimana hal ini dapat mengarah kepada kebahagiaan.

11
Kerangka berfikir

MAHASISWA

Kualitas tidur baik : Kualitas tidur buruk :

 Kualitas tidur subyektif baik  Kualitas tidur subyektif buruk


 Latensi tidur baik  Latensi tidur buruk
 Durasi tidur cukup  Durasi tidur kurang
 Tidur efisiensi  Tidur tidak efisien
 Tidak menggunakan obat tidur  Menggunakan obat tidur
 Tidak ada aktivitas siang hari  Terdapat aktivitas siang hari
yang mengganggu tidur yang mengganggu tidur

Tingkat kebahagiaan tinggi Tingkat kebahagiaan rendah

Hipotesa
Kualitas tidur berpengaruh secara signifikan terhadap kebahagiaan pada mahasiswa.

METODE PENELITIAN
Rancangan penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yang mana pendekatan tersebut
menggunakan data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif dan diolah menggunakan teknik
statistik. Menggunakan desain penelitian yang berbasis pada analisis regresi atau sering
disebut juga anareg, merupakan suatu teknik statistic parametrik yang dapat digunakan untuk
menentukan peramalan atau prediksi besarnya variasi yang terjadi pada variable Y
berdasarkan variable X (Winarsunu, 2009). Instrument pengumpulan data dalam peneltian
menggunakan angket, dan butir-butir pertanyaan dalam isntrumen penelitian disusun
berdasarkan indicator faktor-faktor dari variable terkait (Rahmawati, 2013).
Subjek Penelitian
Subjek penelitian merupakan dewasa awal yang sekarang baru memasuki atau sedang berada
di jenjang pendidikan perguruan tinggi. Jumlah subjek penelitian ini adalah 152 mahasiswa ,
berusia antara 18 – 24 tahun. Menurut Hurlock (2011), usia dewasa awal berada pada rentang

12
usia 18-40 tahun. Pengambilan sampel penelitian menggunakan Convenience Sampling, yaitu
sample yang dipilih dengan pertimbangan kemudahan. (Sugiyono, 2016). Responden yang
dijadikan sampel merupakan populasi yang ditemui oleh peneliti dan bersedia untuk dijadikan
sampel.
Tabel 1. Deskripsi subjek penelitian
Jenis kelamin Jumlah Presentase
Laki-laki 42 27.6%
Perempuan 110 72.4%
Total 152 100.0%

Usia jumlah Presentase


18 tahun 12 7.9%
19 tahun 31 20.4%
20 tahun 38 25.0%
21 tahun 21 13.8%
22 tahun 30 19.7%
23 tahun 17 11.2%
24 tahun 3 2.0%
Total 152 100.0%

Variabel Instrumen Penelitian


Penelitian ini terdapat dua variable yaitu variable bebas (X)dan variable terikat (Y). Adapun
yang yang menjadi variable bebas atau variable (X) (Independent variable) yaitu Kualitas
tidur dan variable terikat (Y) (Dependent variable) yaitu Kebahagiaan.
Definisi operasional dari Kualitas tidur adalah proses ketika seorang mahasiswa mengalami
kesulitan dan kualitas tidur yang menurun namun memiliki startegi untuk memodifikasi atau
merubah kebiasaan atau kegiatan yang berkemungkinan mengakibatkan turunnya kualitas
tidur yang dimiliki. Pengukuran variabel kualitas tidur menggunakan Pittsburgh Sleep Quality
Index (PSQI); menurut Smyth (dalam Silvanasari, 2012), PSQI merupakan instrumen yang
efektif dalam mengukur kualitas dan pola tidur. Terdapat 6 aspek yang diukur dalam alat ukur
PSQI, yaitu kualitas tidur subyektif, latensi tidur atau kesulitan seseorang dalam memulai
untuk tidur, durasi tidur, efisiensi tidur, penggunaan obat tidur dan aktivitas-aktivitas pada
siang hari yang membuat terganggunya kualitas tidur di malam hari seperti aktivitas yang
terlalu berat, lingkungan dan faktor-faktor lainnya. PSQI terdiri dari 19 item yang akan dinilai
oleh subjek. Item 1-4 merupakan pertanyaan terbuka mengenai kebiasaan individu ketika
awal tidur dan bangun, total waktu tidur, dan sleep latency (menit), item 5-18 menggunakan
skala likert, yaitu 0 = tidak selama sebulan terakhir, 1 = kurang dari seminggu, 2 = sekali atau
dua kali seminggu, 3 = tiga kali atau lebih dalam seminggu. Item ke 19 menggunakan skala

13
likert dalam penilaian kualitas tidur secara keseluruhan, yaitu 0 = very good, 1 = fairy good, 2
= fairy bad, 3 = very bad.
Reliabilitas dan validitas PSQI ini sudah diuji dalam penelitian yang dilakukan oleh Idrus
dkk(2018). PSQI dalam penelitian ini memiliki nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,810.
Definisi operasional dari Kebahagiaan menurut Maharani (2015) adalah kesenangan dan
ketentraman hidup yang dapat berupa kepuasan yang dirasakan batin dan fisik dari upaya
pemenuhan kebutuhan dan harapan yang bertujuan untuk meningkatkan fungsi diri, yang
meliputi dua komponen, yaitu afektif dan kognitif sebagai acuan dasar munculnya
kebahagaiaan. Intrumen pengukuran yang digunakan adalah Subjective Happiness Scale yang
dibuat oleh Sonja Lynmbormirsky dan Satisfaction with Life Scale yang disusun oleh E.
Diener dan kemudian diadaptasi kedalam Bahasa Indonesia yang digunakan oleh Maharani
(2015) dalam penelitiannya. Merupakan skala Likert dengan lima pilihan jawaban yaitu
Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Kurang Sesuai(KS), Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak
Sesuai (STS). Terdapat 47 item yang terderdiri dari dua aspek, yaitu komponen afektif yang
meliputi pengalaman emosional berupa emosi positif dan juga negatif. Kemudian aspek
komponen kognitif yang meliputi kepuasaan terhadap kehidupan pada diri sendiri, peristiwa
kehidupan keluarga, pertemanan, kesehatan, keuangan dan keinginan untuk merubah hidup
atau prestasi. Kategorisasi untuk variable kebahagiaan secara keseluruhan yaitu Tinggi,
Sedang dan Rendah. Skala ini menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0.954.
Prosedur Analisis Data
Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan
dan tahap analisis data. Tahap persiapan, dimulai dari pembuatan latar belakang penelitian
dan mendalami kajian teoritik mengenai variabel kualitas tidur dan kebahagiaan. Kemudian,
menentukan skala yang yang akan digunakan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini skala
yang digunakan adalah PSQI (Pittsburgh Sleep Quality Index) yang digunakan dalam
penelitian Mutmainnah (2018) dan juga Subjective Happiness Scale yang digunakan dalam
penelitian milik Maharani (2015).
Tahap pelaksanaan, menyebarkan skala tentang Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dan
Subjective Happiness Scale dengan kriteria 18-24 tahun dengan menggunakan google form.
Tahap analisis, peneliti menganalisis data menggunakan IBM SPSS Statistic dengan uji
analisis regresi linier. Setelah dilakukan analisis kemudian disimpulkan apakah variabel x
dapat memprediksi variabel y.

HASIL PENELITIAN
Pada penelitian ini subjek yang berpartisipasi dengan kriteria mahasiswa aktif dengan rentang
usia 18 hingga 24 tahun berjumlah 152 orang terdiri dari 42 laki-laki dan 110 perempuan.
Selanjutnya, berdasarkan hasil dari pengujian menggunakan statistik menunjukkan nilai rata-
rata (mean) dan standart deviasi masing-masing variable sebagai berikut :
Tabel 2. Deskripsi Variable Penelitian
Variabel Kategori Frekuensi Presentase
Kualitas Tidur Kualitas tidur baik 9 5,9%
Kualitas tidur buruk 143 94,1%
Kebahagiaan Rendah 58 38,2%
Sedang 89 58,6%
Tinggi 5 3,3%

14
Tabel 2 menunjukkan hasil hasil bahwa mayoritas subjek penelitian memiliki kualitas tidur
yang buruk (94,1%), sedangkan tingkat kebahagiaan mayoritas partisipan adalah sebesar
(58,8%).
Hasil dari uji normalitas dengan metode Kolmogorov-Smimof didapatkan nilai signifikasi
0.511 > 0.05. Maka, dapat disimpulkan bahwa nilai residual berdistribusi normal.
Tabel 3. Uji Regresi Linier
Variabel r R2 (p) Sig F Simpulan
Kualitas Tidur .262 .069 .001 11.037 Signifikan
Kebahagiaan

Hasil uji regresi linier pada penelitian ini yang ditunjukkan tabel 3 menunjukkan nilai
signifikansi pada penelitian ini adalah 0.001, angka ini lebih dari 0.05, sehingga dapat
dikatakan adanya hubungan linier yang signifikan antara kualitas tidur dan Kebahagiaan.
Kemudian, koefisien korelasi (r) pada penelitian ini didapatkan hasil sebesar 0.262. Menurut
Sugiyono (2016) nilai 0.20 – 0.3999 masuk kedalam kategori rendah.
Data pada tabel 3 diketahui juga memiliki nilai koefisien determinasi (R2 ) sebesar 0.069. hal
ini menunjukkan sumbangan efektif yang diberikan kualitas tidur terhadap kebahagiaan
sebesar 6.9% dan sedangkan 93.1% dipengaruhi oleh variabel dan faktor lainnya.

DISKUSI
Pada penelitian ini didapatkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,262 yang masuk dalam
kategori rendah dan juga didapatkan hasil bahwa Kualitas Tidur dapat mempengaruhi
Kebahagiaan sebesar 6.9%, yang mana angkat tersebut tergolong rendah. Sehingga masih ada
sekitar 93.1% yang memberikan sumbangan efektif selain Kualitas Tidur pada Kehabagiaan.
Beberapa hal tersebut adalah Hope (Belliotti, 2004), Culture ( Kitayama, Shinobu & Hazel,
2000), Social Support ( Helliwell, John & Robert, 2004).
Pittsburgh Sleep Index Quality (PSQI) memiliki aspek-aspek yang diukur, yaitu yang pertama
adalah kualitas tidur subyektif, penilain tidur pada tiap individu, kedua, latensi tidur (kesulitas
dalam memulai tidur), ketiga, durasi tidur, keempat, efisiensi tidur, kemudian kelima, jika
terdapat penggunaan obat tidur, dan yang terakhir, aktivitas pada siang hari seperti kondisi
fisik yang kelelahan secara berlebihan. Pada alat ukur Subjective Happiness Scale memiliki
aspek yang dibagi menjadi dua bagian, yaitu, komponen afektif dan komponen kognitif.
Dalam komponen afektif terdapat dua aspek yang diukur, yaitu, pengalaman emosional
berupa emosi positif dan yang kedua, pengamalaman emosional berupa emosi negatif.
Komponen kognitif terbagi menjadi tujuh aspek yang diukur, yang pertama, kepuasan
terhadap kehidupan pada diri sendiri. Kedua, kepuasan terhadap jalan peristiwa kehidupan
keluarga, ketiga, kepuasan terhadap kehidupan pertemanan (teman sebaya), keempat,
kepuasan dalam hal kesehatan, kelima, kepuasan dalam hal peristiwa keuangan untuk masa
depan, keenam, keinginan untuk merubah hidup dan yang terakhir, kepuasan untuk menikmati
kehidupan.

15
Kualitas tidur dapat mempengaruhi Kebahagiaan pada mahasiswa karena perubahan
lingkungan dan juga aktivitas-aktivitas pada siang hari dan dapat mempengaruhi seseorang
untuk tidur pada malam hari. Kualitas tidur yang dapat meningkatkan Kebahagiaan pada
mahasiswa adalah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh pada seseorang tersebut yang meliputi
durasi yang cukup, efisiensi tidur, aktivitas-aktivitas pada siang hari yang tidak mengganggu
latensi tidur atau kesulitan memulai dalam tidur seperti fisik yang terlalu lelah atau
lingkungan sekitar tempat tinggal yang terlalu bising dan lain-lain sehingga membutuhkan
bantuan obat-obatan untuk membantu tidur.
Hasil penelitian diketahui bahwa Kualitas Tidur dapat memprediksi Kebahagiaan pada
mahasiswa dan juga Kualitas Tidur juga berpengaruh signifikan terhadap Kebahagiaan.
Dengan dilihat dari dari hasil penelitian, Kebahagiaan bisa menjadi salah satu yang
diintervensi dalam meningkatkan emosi positif, keterlibatan (engagement), hubungan sosial
positif (positive relationship), kebermaknaan hidup (Meaning) dan prestasi
(Accomplishment),(Setyowati, A, 2016).

SIMPULAN DAN IMPLIKASI


Penelitian ini telah membuktikan bahwa adanya kesesuaian dengan hipotesis. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa kualitas tidur berpengaruh secara signifikan terhadap kebahagiaan pada
mahasiswa. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik kualitas tidur pada mahasiswa, maka
semakin tinggi tingkat kebahagiaan pada mahasiswa selain itu diketahui sumbangan efektif
kualitas tidur terhadap kebahagiaan sebesar 6.9%.
Implikasi dari penelitian ini adalah kualitas tidur memiliki pengaruh terhadap kebahagiaan
pada mahasiswa, sehingga mahasiswa dianjurkan untuk memperhatikan kualitas tidur supaya
dapat menjaga emosi positif, merawat kesehatan fisik dan pikiran, dan merasa puas dengan
kehidupan. Melalui kualitas tidur yang baik, mahasiswa dapat menjaga kondisi fisik, pikiran
dan emosi yang sehat dan positif sehingga lebih menjamin perasaan bahagia yang mereka
rasakan. Menjaga kualitas tidurnya dengan menghindari penggunaan obat tidur. Namun, jika
sudah sampai di tahap harus membutuhkan bantuan obat-obatan untuk membantu tidur,
sebaiknya melakukan konseling atau mengakses bantuan professional untuk memperoleh
solusi tentang kesulitan tidur yang sedang dialami.

16
DAFTAR PUSTAKA

Abdulloh, T. (2018). Gambaran Tingkat Kebahagiaan Mahasiswa Psikologi (Doctoral


dissertation, University of Muhammadiyah Malang).
Belliotti, R. A. (2004). Happiness is overrated. Rowman & Littlefield.
Dewi, A. P. (2015). Hubungan antara kualitas tidur dan kuantitas tidur dengan prestasi
belajar mahasiswa (Doctoral dissertation, Riau University).
Firdaus, A. N., Santoso, T. B., Pudjianto, M., & MH, S. S. (2018). Pengaruh Perbedaan
Murattal Al-Qur'an Surat Ar-Rahman Dan Musik Keroncong Terhadap Peningkatan Kualitas
Tidur Lanjut Usia Di Panti Jompo Aisyiyah Surakarta (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Surakarta).
Gamayanti, W., Mahardianisa, M., & Syafei, I. (2018). Self disclosure dan tingkat stres pada
mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi. Psympathic: Jurnal Ilmiah Psikologi, 5(1), 115-
130.
Helliwell, J. F., & Putnam, R. D. (2004). The social context of well–being. Philosophical
Transactions of the Royal Society of London. Series B: Biological Sciences, 359(1449), 1435-
1446.
Helliwell, J., Layard, R., & Sachs, J. (2012). World happiness report.
Hatiningsih, N. (2020). KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEBAHAGIAAN MAHASISWA
DIMEDIASI OLEH HARGA DIRI (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah
Malang).
Harijanto, J., & Setiawan, J. L. (2017). Hubungan antara dukungan sosial dan kebahagiaan
pada mahasiswa perantau di Surabaya. Psychopreuneur Journal, 1(1), 89-93.
Hurlock, E. B. (2011). Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Idrus, F., Lisal, S. T., & Ganda, I. J. (2018). Jumiarni. Comparison of sleep quality by
Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) scale in anxiety disorder patients using long-term and
short-term benzodiazepines therapy. Int J Clin Psychiatry, 6(1), 19-25.
Jahja, Y. (2011). Psikologi perkembangan. Kencana.
Kitayama, S., & Markus, H. R. (2000). The pursuit of happiness and the realization of
sympathy: Cultural patterns of self, social relations, and well-being. Culture and subjective
well-being, 1, 113-161.
Maryam, S. (2013). Potret kesejahteraan psikologis (psychological well-being) waria
anggota IWAMA (Ikatan Waria Malang) (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim).
Mayasari, R. (2014). Religiusitas islam dan kebahagiaan (sebuah telaah dengan perspektif
psikologi). Al-Munzir, 7(2), 81-100.
Maharani, D. (2015). Tingkat kebahagiaan (happiness) pada mahasiswa fakultas ilmu
pendidikan Universitas negeri yogyakarta. Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan Dan
Konseling, 4(6).

17
Mutmainnah, R. (2018). HUBUNGAN KUALITAS TIDUR TERHADAP KELUHAN
MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU
KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG (Doctoral dissertation,
University of Muhammadiyah Malang).
Nurmalasari, S. (2019). Pengaruh Progressive Muscle Relaxation Pada Kualitas Tidur
Mahasiswa Yang Sedang Menyelesaikan Skripsi. Naskah Publikasi Program Studi Psikologi.
Nashori, F., & Diana, R. R. D. R. R. (2002). Perbedaan kualitas tidur dan kualitas mimpi
antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan. HUMANITAS (Jurnal Psikologi
Indonesia), 2(2), 77-88.
Nashori, F. (2017). Psikologi Tidur: Dari Kualitas Tidur Hingga Insomnia.
Rusdiana, I. (2017). Konsep Authentic Happiness pada Remaja dalam Perspektif Teori
Myers. Jurnal Kependidikan Dasar Islam Berbasis Sains, 2(1), 37-44.
Rahmawati, D. (2013). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi kepuasan
mahasiswa. Jurnal Economia, 9(1), 52-65.
Seligman, M. E., & Royzman, E. (2003). Happiness: The three traditional theories. Authentic
happiness newsletter, (July).
Silvanasari, I. A. (2012). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas tidur yang buruk
pada lansia di Desa Wonojati Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian kuantitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Setyowati, A. (2017, August). Urgensi Kebahagiaan (Happiness) bagi Calon Konselor.
In Seminar Nasional Bimbingan Konseling Universitas Ahmad Dahlan (Vol. 2).
Rama, R. A. (2005). Hubungan antara Kualitas Tidur dengan Suasana Hati
Mahasiswa. Journal Psikologi Islami, 1(2), 163-176.
Wulandari, S., & Widyastuti, A. (2014). Faktor-faktor kebahagiaan di tempat kerja. Jurnal
psikologi, 10(1), 41-52.
Winarsunu, T. (2009). Statistik dalam penelitian psikologi dan pendidikan. Malang:UMM
Press.

18
LAMPIRAN

Lampiran 1. Blue print skala PSQI (Pittsburgh Sleep Quality Index)


Penilaian :
1. Kualitas tidur subyektif dilihat dari pertanyaan no.9
0 = sangat baik
1 = baik
2 = kurang
3 = sangat kurang

2. Latensi tidur (kesulitan memulai tidur total skor dari pertanyaan no. 2 dan 5a.
Pertanyaan no.2 :
<15 menit = 0
16-30 menit = 1
31-60 menit = 2
>60 menit = 3

Pertanyaan 5a :
Tidak pernah = 0
Sekali seminggu = 1
2 kali seminggu = 2
>3 seminggu = 3

Jumlahkan skor pertanyaan no.2 dan 5a dengan skor dibawah ini :


Skor 0 = 1
Skor 1 = 2
Skor 2 = 3
Skor 3 = 4

3. Lama tidur malam dilihat dari pertanyaan no.4


>7 jam = 0
6-7 jam = 1
5-6 jam = 2
<5 jam = 3

4. Efisiensi tidur pertanyaan 1,3,4.


Efisiensi tidur (lama tidur/lama di tempat tidur) x 100%
#lama tidur pertanyaan no.4
#lama ditempat tidur kalkulasi respon dari pertanyaan no.1 dan 3.
Jika didapatkan hasil sebagai berikut, maka skornya :
85% = 0
75-84% = 1
65-74% = 2
<65% = 3
5. Jumlah skor 5b hingga 5j (jika jumlahnya 0 maka skornya)
Tidak pernah = 0
Sekali seminggu = 1
2 kali seminggu = 2

19
>3 kali seminggu = 3

Jumlahkan skor pertanyaan no.5b sampai 5j dengan skor dibawah ini :


Skor 0 = 0
Skor 1-9 = 1
Skor 10-18 = 2
Skor 18-27 = 3

6. Menggunakan obat tidur pertanyaan no.6


Tidak pernah = 0
Sekali seminggu = 1
2 kali seminggu = 2
>3 kali seminggu = 3

7. Terganggu aktivitas di siang hari pertanyaan no.7 dan 8


Pertanyaan no.7 :
Tidak pernah = 0
Sekali seminggu = 1
2 kali seminggu = 2
>3 kali seminggu = 3

Pertanyaan no.8 :
Tidak antusias = 0
Kecil = 1
Sedang = 2
Besar = 3

Jumlahkan skor pertanyaan no.7 dan 8 dengan skor dibawah ini :


Skor 0 = 0
Skor 1-2 = 1
Skor 3-4 = 2
Skor 5-6 = 3

Contoh :
Jumlah : 1+2+1+0+2+0+3 = 9 kualitas tidur buruk
< 5 = kualitas tidur baik
>5 = kualitas tidur baik.

20
Lampiran 2. Skala PSQI

21
Lampiran 3. Blue print Subjective Happiness Scale
No. dimensi item
1. Komponen afektif Fav : 1,2,3,7,8,9,13,14,15.
Unfav : 4,6,10,11,12,16,17.
2. Komponen kognitif Fav : 19,20.
Unfav : 21,22,24.
Fav :25,26,29.
Unfav : 27,28,30.
Fav : 31.
Unfav : 33,34,36
Fav : 37,38.
Unfav : 39,42.
Fav : 44.
Unfav : 46,48.
Fav : 49,50.
Unfav : 51,52,54.
Fav : 55,56.
Unfav : 57,60.

Jumlah : no. item favorable = 22. No item unfavorable = 25. Total item valid = 47.

Lampiran 4. Skala Subjective Happiness Scale

No. Pertanyaan Alternative jawaban

SS S KS TS
1. Kehidupan saya terasa membahagiakan

2. Saya lebih bahagia dibanding teman-


teman/orang lain

3. Saya menikmati apapun yang terjadi di


kehidupan ini

4. Saya merasa kurang puas dengan kehidupan ini

5. Saya sering kehilangan hal-hal terpenting di


kehidupanku

6. Saya berharap dapat mengubah peristiwa di


masa lalu untuk bisa bahagia

7. Saya akan berusaha tetap bahagia, meskipun


dalam kondisi yang memprihatinkan

22
8. Dalam setiap hal, kehidupan saya mendekati
ideal.

9. Kondisi kehidupan saya sangat baik

10. Hidup saya terasa hampa


11. Saya tidak lebih bahagia dibanding teman-
teman/orang lain

12. Saya sering merasa tidak nyaman dengan


kehidupan ini

13. Saya puas dengan kehidupan ini


14. Sejauh ini, saya telah mendapatkan hal-hal
penting yang saya inginkan dalam hidup ini.

15. Seandainya dilahirkan kembali, saya tidak akan


mengubah apapun di kehidupan ini.

16. Saya sering merasa kurang bahagia meskipun


telah mendapatkan apa diinginkan

17. Kehidupan saya tidak berjalan seperti yang


diinginkan/dicita-citakan

18. Saya tidak kecewa meskipun


kondisikehidupan saya tidak lebih baik dibanding
orang lain
19. Saya merasa puas dengan diri saya meskipun
sebenarnya saya memiliki kekurangan
20. Kebahagiaan yang saya rasakan terjadi karena
diri saya sendiri yang membuatnya

21. Saya merasa gagal dalam menjalani kehidupan ini

22. Saya tidak bahagia dengan usaha yang telah saya


lakukan.
23. Saya hidup tanpa melihat standar yang dibuat
oleh orang lain
24. Saya mudah terpuruk ketika yang dilakukan
tidak berjalan sesuai rencan
25. Saya Bahagia mempunyai keluarga bagaimanapun
keadaanya
26. Saya memiliki kenangan indah bersama
keluarga
27. Saya merasa tidak diterima di dalam keluarga
28. Saya merasa tertekan ketika bersama dengan
keluarga
29. saya selalu mempunyai waktu bersama
keluarga

23
30. Suasana rumah terasa kurang menyenangkan
bagi saya
31. Adanya teman-teman melengkapi hidup saya
32. saya bahagia karena sering menghabiskan
waktu bersama teman-teman
33. Saya mudah tersinggung dengan sikap teman
lain
34. saya tidak suka memiliki teman dekat, karena
mereka sangat mengganggu
35. Teman-teman membuatku merasa berharga
36. Saya kecewa ketika teman-teman sering
mengacuhkan ketika saya membutuhkan mereka

37. Saya merasa bahagia dengan kesehatan yang


saya miliki
38. Saya merasa puas dengan kondisi tubuh saya
39. saya ingin mengubah beberapa bagian di tubuh
saya.
40. Saya sering mencemaskan kesehatan saya
41. saya tidak ingin mengubah apa yang ada
ditubuh saya
42. Saya melakukan diet meskipun orang lain
mengatakan saya memiliki badan yang ideal
43. saya merasa siap menghadapi masa depan
karena memiliki tabungan yang cukup.
44. Ketika tidak memiliki uang, saya tetap bahagia
45. Saya sering menyesal karena berperilaku boros
46. saya merasa usaha yang dilakukan kurang ada
hasilnya
47. Saya merasa bangga, kerja keras
sayamenghasilkan sesuatu yang dapat digunakan
untuk masa depanku
48. Saya merasa cemas ketika tidak mempunyai
uang
49. Saya bahagia mempunyai prestasi walaupun
tidak banyak
50. Saya merasa bangga dengan kemampuan yang
saya miliki
51. Saya merasa tidak puas dengan prestasi yang
telah saya raih
52. Prestasi yang saya raih tidak cukup membuatku
merasa bahagia

53. Prestasi membuat saya merasa lebih bernilai


dan bermakna
54. Terdapat kekurangan yang ada pada diri saya
dan saya tidak mampu berbuat apa-apa

24
55. Saya bahagia walaupun tidak banyak waktu
luang yang saya dapatkan
56. Saya merasa bahagia ketika teringat liburan
ketika masa kecil
57. Waktu luang membuat saya merasa tidak
produktif
58. Saya tidak membutuhkan waktu luang jika
hanya untuk bahagia
59. Waktu luang yang cukup menambah
kesempatan saya untuk bersenang-senang
menikmati hidup

60. Adanya tugas/pekerjaan membuat saya merasa


tidak tenang dalam menjalani hidup

Lampiran 5. Uji hipotesis (Regresi Linier).

Variables Entered/Removeda

Model Variables Variables Method


Entered Removed

1 PSQIb . Enter

a. Dependent Variable: Happiness


b. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate

1 .262 a .069 .062 25.301

a. Predictors: (Constant), PSQI


b. Dependent Variable: Happiness

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 7065.579 1 7065.579 11.037 .001b

1 Residual 96023.888 150 640.159

Total 103089.467 151

a. Dependent Variable: Happiness


b. Predictors: (Constant), PSQI

25
Coefficients a

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.


Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 93.012 8.507 10.933 .000


1
PSQI 2.867 .863 .262 3.322 .001

a. Dependent Variable: Happiness

Residuals Statistics a

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 101.61 138.89 120.44 6.840 152


Residual -59.553 65.110 .000 25.217 152
Std. Predicted Value -2.752 2.697 .000 1.000 152
Std. Residual -2.354 2.573 .000 .997 152

a. Dependent Variable: Happiness

Uji normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 152
Mean 0E-7
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 25.21745003
Absolute .041
Most Extreme Differences Positive .040
Negative -.041
Kolmogorov-Smirnov Z .511
Asymp. Sig. (2-tailed) .956

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

26
Lampiran 6. Surat Keterangan Cek Plagiasi.

28
Lampiran 7. Surat Keterangan Verifikasi Analisis Data.

29

Anda mungkin juga menyukai