KELOMPOK 10
Shabiq Azizatul Anisa (201810230311090)
Dimas Muamar Rizky (201810230311208)
Nabila Azzahra Pelango (201810230311222)
Risya Putri Rudyanto (201810230311281)
Mnetaro Suci Pramesti (201810230311298)
Alfadh Ditya ‘Izzati (201810230311335)
Syafira Salsabila (201810230311345)
Dosen Pengampu:
Dian Caesaria Widyasari, S.Psi., M.Sc.
Yuni Nurhamida, S.Psi., M.Si.
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2021
Data Kuntitatif
Setelah melaksanakan pengambilan data melalui skala penelitian, diperoleh 185 responden
dengan usia perkembangan remaja yang dirangkum hasilnya seperti pada tabel berikut ini,
Hasil wawancara dari beberapa responden menunjukkan bahwa mereka memang merasa
berbeda ketika di media sosial (khususnya instagram/tiktok), mereka merasa bahwa diri
mereka di media sosial lebih baik dari pada diri mereka yang sebenarnya. Mereka selalu
mencoba menampilkan versi terbaik diri mereka agar bisa mendapatkan pengakuan dari
orang lain, dipandang baik, dan disukai oleh banyak orang. Bagi mereka yang berhasil
mendapatkan perhatian banyak orang karena melakukan hal tersebut, selalu ada tuntutan
dalam diri mereka untuk menjaga image baik. Mereka juga selalu termotivasi untuk
memperbaiki diri hanya ketika di media sosial. Sehingga karena semakin membaiknya diri
mereka di media sosial namun tidak adanya perubahan pada diri mereka yang sebenarnya,
mereka merasa seperti menjadi sosok orang lain. Mereka pernah mencoba untuk menjadi diri
sendiri ketika di media sosial, namun hal tersebut selalu gagal mereka lakukan karena mereka
terlalu mementingkan pandangan dan perkataan orang lain, mereka takut akan pandangan
atau komentar yang negatif tentang diri mereka.
Sehingga dari kedua data diatas dapat ditarik benang merah yaitu penerimaan dan
dukungan sosial merupakan hal penting bagi para remaja. Sehingga keinginan untuk
menampilkan versi terbaik diri, baik itu yang menonjol dari salah satu aspek maupun seluruh
aspek dalam diri menjadi upaya mereka, para remaja, untuk mendapatkan dukungan dan
penerimaan sosial yang positif. Contoh penerimaan dan dukungan sosial itu seperti diberikan
komentar positif, diberi like dan mendapatkan viewers banyak di sosial media. Namun,
menjadi versi terbaik dan selalu menampilkan yang terbaik di sosial media membuat mereka
bukan menjadi dirinya sendiri. Para remaja seperti mengubur dirinya sendiri dan
memunculkan yang telah dibuat sedemikian rupa untuk mendapatkan penerimaan dan
dukungan sosial. Kecemasan akan tidak mendapatkan penerimaan maupun dukungan yang
positif bila menampilkan diri sebenarnya di sosial media menjadi salah satu pengaruh dari
ketidak percayaan diri, sehingga mereka lebih memilih menampilkan diri yang terbaik dan
meningkatkan hal tersebut saat menggunakan media sosial yang dalam konteks saat ini yaitu
Instagram dan Tiktok.
Daftar Pustaka
Apodaca, J., & Apodaca, J. (2017). True-self and the uses and gratifications of Instagram
among college-aged females. Theses. University Libraries, University of Nevada:
Las Vegas.
Baron, R. A., & Branscombe, N. R. (2011). Social Psychology 13th Edition. Pearson
Educational International.
Hidayat, K., & Bashori, K. (2016). Psikologi Sosial. (O. M. Dwiastri, Ed.) Jakarta: Erlangga.
Hurlock, E. (1980). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan (5th ed.). (R. M. Sijabat, Ed., Istiwidayanti, & Soedjarwo, Trans.)
Jakarta: Erlangga.
Santrock, J. W. (2012). Perkembangan Masa Hidup Jilid 1 (Benedictine Wisdyasinta,
Penerjemah). Jakarta: Penerbit Erlangga.