Anda di halaman 1dari 14

Pengembangan Media Pembelajaran

“Papan Konfigurasi Elektron Golongan A” Untuk


meningkatkan pemahaman konsep siswa
Matrikulasi STKIP Surya

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Media Pembelajaran yang


diampu oleh :

Mira Rosalina, S.Pd.,M.T.

Disusun Oleh :
Erna Putriani Iyai
16010410006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


BATCH 3 ANGKATAN 2016
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN SURYA
STKIP SURYA
TANGERANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kimia adalah salah satu mata pelajaran yang sering ditakuti oleh beberapa
siswa, Chang (2005) menyatakan bahwa kimia dianggap sulit karena didalam
kimia terdapat istilah dan bahasa-bahasa asing yang berbeda dari pelajaran
lain. Selain itu, terdapat beberapa pembahasan yang berhubungan dengan
bentuk atau struktur -struktur yang abstrak. Konfigurasi elektron adalah salah
satu mata pelajaran yang termasuk didalam mata pelajaran kimia. Pada
Konfigurasi elektron juga terdapat banyak bentuk abstrak, sehingga hal ini
menyulitkan siswa dalam memahami materi tersebut.
Untuk membuat siswa tertarik dengan pelajaran Konfigurasi Elektron maka
diperlukan suatu media interaktif untuk membantu menjelaskan konsep
Konfigurasi Elektron. Untuk memudahkan mengajarkan suatu
pengertian/konsep salah satunya menggunakan obyek-obyek, gambar dan
benda-benda konkret/semi konkret, dalam hal ini diperlukan suatu media/alat
peraga yang bisa membantu membawa materi dari konkret menuju ke abstrak
(Hudojo, 2005:160)
Media pembelajaran menjadi aspek penting dalam proses pembelajaran.
Media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat
dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran (Ahmad Sudrajat,2008). Selain
itu juga media pembelajaran memiliki berbagai manfaat antara lain :
1) siswa dapat langsung melihat proses-proses yang terjadi sehingga
pembelajaran tidak jenuh dan membosankan, kemudian pembelajaran
yang tadinya berbentuk abstrak akan terlihat tidak abstrak lagi dan akan
membuat siswa lebih tertarik belajar.
2) Media juga membuat interaksi dan komunikasi antara siswa dan guru
menjadi optimal.
Berdasarkan penjelasan diatas maka peneliti mengajukan sebuah media
pembelajaran yaitu Pengembangan Media Pembelajaran “Papan
Konfigurasi Elektron Golongan A” untuk meningkatkan pemahaman
konsep siswa matrikulasi STKIP Surya. Media ini dapat membantu siswa
dalam mempelajari pelajaran kimia khususnya materi konfigurasi elektron.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
rumusan masalah adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Pengembangan dari media pembelajaran papan konfigurasi
elektron golongan A untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa
matrikulasi STKIP Surya ?
2. Bagaimana kelayakan media pembelajaran papan konfigurasi elektron
golongan A untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa matrikulasi
STKIP Surya sebagai alat bantu mengajar ?
3. Bagaimana mengetahui respon siswa dalam belajar konfigurasi elektron
dengan menggunakan media pembelajaran papan konfigurasi elektron
golongan A untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa matrikulasi
STKIP Surya ?

C. Tujuan Penelitan
Tujuan penelitian adalah :
1. Untuk mengetahui gambaran pengembangan media pembelaran
konfigurasi elektron golongan A
2. Untuk mengetahui kelayakan pembelajaran papan konfigurasi elektron
golongan sebagai alat bantu mengajar pada materi konfigurasi elektron
3. Untuk mengetahui respon siswa dalam mempelajari konfigurasi elektron
dengan menggunakan media pembelajaran papan konfigurasi elektron
golongan A

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat bagi banyak pihak antara lain siswa guru dan peneliti.
1. Bagi siswa
Media pembelajaran ini membantu siswa untuk mencerna pelajaran dengan
baik. Selain itu siswa juga dapat aktif menggunakan media pembelajaran ini
sendiri sehingga pembelajaran tersampaikan secara optimal.
2. Bagi guru
Media ini membantu guru dalam menjelaskan materi konfigurasi elektron.
Dengan adanya media ini diharapkan guru tidak hanya ceramah tetapi dapat
menjadikan siswa lebih aktif lagi.
3. Bagi Peneliti
Melalui media ini, peneliti lebih mendalami materi konfigurasi elektron
golongan A dan juga peneliti lebih dituntut untuk kreatif dalam pembuatan
media. Selain itu peneliti juga dituntut untuk dapat menciptakan suasana
kelas yang aktif dan menyenangkan dan juga dapat meningkatkan
pemahaman siswa.

E. Spesifikasi Media Yang Dikembangkan


Media pembelajaran Papan Konfigurasi Golongan A dibuat dengan spesifikasi
sebagai berikut.
1. Media pembelajaran Papan Konfigurasi Golongan A ini bisa menjelaskan
konsep Konfigurasi Elektron dann dapat menentukan letak unsur dalam tabel
periodik khusus golongan A
2. Terbuat dari bahan yang mudah diperoleh

F. Keterbatasan Media Yang Dikembangkan


Media pembelajaran Papan Konfigurasi Golongan A tentu tidaklah
sempurna, media pembelajaran ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu :
1. Media ini tidak bisa digunakan untuk menentukan golongan dan periode
unsur dari golongan B
2. Media ini terbuat dari papan, oleh karena itu media ini kurang efektif jika
dibawah kemana-mana.
BAB II
TEORI DASAR

A. Kajian Teori
1. Pembelajaran Kimia
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan
oleh pihak guru sebagai pendidik dan belajar dilakukan oleh siswa sebagai
peserta didik. Kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa adalah suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003: 2). Pembelajaran
menurut E. Mulyasa (2006: 255) pada hakekatnya adalah proses interaksi
antara siswa dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke
arah yang lebih baik. Pembelajaran kimia tidak lepas dari pengertian
pembelajaran dan pengertian ilmu kimia itu sendiri.

Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas apa, mengapa, dan
bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan
sifat, perubahan, dinamika, dan energitika zat. Oleh sebab itu, mata pelajaran
kimia di SMA/MA mempelajari segala sesuatu tentang zat yang meliputi
komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energitika zat yang
melibatkan keterampilan dan penalaran. Ada dua hal yang berkaitan dengan
kimia yang tidak bisa dipisahkan, yaitu kimia sebagai produk (pengetahuan
kimia yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori) dan kimia sebagai
proses yaitu kerja ilmiah (E. Mulyasa, 2006: 132–133).

Adapun menurut Keenan (1984: 2) ilmu kimia mempelajari bangun


(struktur) materi dan perubahan-perubahan yang dialami materi dalam
proses-proses alamiah maupun dalam eksperimen yang direncanakan. Melalui
kimia, kita mengenal susunan (komposisi) zat dan penggunaan bahan-bahan
kimia, baik alamiah maupun buatan, dan mengenal proses-proses penting
pada makhluk hidup, termasuk tubuh kita sendiri. Mata pelajaran kimia
diklasifikasikan sebagai mata pelajaran yang cukup sulit bagi sebagian siswa
SMA/MA (Kasmadi dan Indraspuri, 2010: 574). Kesulitan ilmu kimia ini terkait
dengan ciri-ciri ilmu kimia itu sendiri yang disebutkan oleh Kean dan
Middlecamp (1985: 5–9), yaitu sebagian besar ilmu kimia bersifat abstrak
sehingga diperlukan suatu media pembelajaran yang dapat lebih
mengkonkritkan konsep-konsep yang abstrak tersebut, ilmu kimia yang
dipelajari merupakan penyederhanaan dari ilmu yang sebenarnya, ilmu kimia
berkembang dengan cepat, ilmu kimia tidak hanya sekedar memecahkan
soal-soal, dan beban materi yang harus dipelajari dalam pembelajaran kimia
sangat banyak.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikatakan bahwa pembelajaran


kimia dipandang sebagai suatu proses untuk mengembangkan kemampuan
untuk memahami tentang susunan, struktur, sifat, dan perubahan materi serta
energi yang menyertai perubahan suatu benda atau obyek sehingga dalam
proses pembelajarannya harus mempertimbangkan srategi atau metode
pembelajaran yang efektif dan efisien.

2. Media Pembelajaran
a. Pengertian media pembelajaran
Kata media berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata
“medium” yang secara harfiah kata tersebut mempunyai arti perantara atau
Pengantar. Beberapa definisi menurut para ahli tentang multimedia. Menurut
EACT yang dikutip oleh Rohani (1997:2) media adalah segala bentuk yang
dipergunakan untuk proses penyaluran informasi, sedangkan pengertian
media menurut Djamarah (1995:136) adalah media adalah alat bantu apa saja
yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan
pembelajaran. Media juga diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis atau
elektronik untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi
visual atau verbal (Arsyad,dkk,2002:3). Adapun media sebagai segala sesuatu
yang dpaat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran,
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa, sehingga
dapat mendorong proses belajar mengajar (Ibrahim dan Syaodih,2003:112).
Jadi dapat dikatakan media pembelajaran adalah media yang digunakan untuk
menyalurkan pengetahuan dengan cara memanfaatkan benda atau
komponen-komponen agar pembelajaran dapat tersampaikan secara optimal.

b. Fungsi Media Pembelajaran


Penggunaan media pembelajaran dapat membantu meningkatkan
pemahaman dan daya serap siswa terhadap materi pelajaran yang dipelajari.
Berikut ini fungsi-fungsi dari penggunaan media pembelajaran (Akhmad
Sudrajat, 2008) mengemukakan bahwa :
1. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang
dimiliki oleh para siswa.
2. Media pembelajaran dapat melampaui batasnya ruang kelas.
3. Media pembelajaran memungkinkan adaya interaksi langsung antara siswa
dengan lingkungan.
4. Media menghasilkan keseragaman pengamatan.
5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, kongkrit dan realistis.
6. Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
7. Media memberikan pengalaman yang integral atau menyeluruh dari yang
konkrit sampai dengan abstrak.

Fungsi utama media pembelajran adalah sebagai alat bantu mengajar


yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata
dan diciptakan oleh guru (Azhar Arsyad, 2011:15). Berdasarkan beberapa
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi media yaitu dapat
meningkatkan motivasi, rangsangan dan mempermudah siswa dalam
memahami materi yang disampaikan.

c. Jenis-jenis media pembelajaran


Sejalan dengan perkembangan teknologi, media pembelajaran pun mengalami
perkembangan. Adapun klasifikasi media menjadi 4 kelompok (Arzhar Arsyad,
2011), yaitu :
1. Media hasil teknologi cetak.
2. Media hasil teknologi audio-visual.
3. Media hasil teknologi cetak dan komputer.
4. Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer.
Klasifikasi media pembelajaran dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu :
media tradisional dan media teknologi mutakhir (Arzhari, Arsyad,2011:33).
1. Meida tradisional
a. Visual diam yang diproyeksikan yaitu proyeksi apaque, proyeksi overhead,
slides, filmstrips.
b. Visual yang tak diproyeksikan yaitu gambar, poster, foto, charts, grafik,
diagram, pameran, papan info, papan-bulu.
c. Audio yaitu rekaman piringan, pita kaset, reel, cartridge.
d. Penyajian multimedia yaitu slide plus suara (tape)
e. Visual dinamis yang diproyeksikan yaitu film, televisi dan video.
f. Media cetak yaitu buku teks, modul, teks terprogram, workbook, majalah
ilmiah, lembaran lepas (hand-out).
g. Permainan yaitu teka-teki, simulasi, permainan papan.
h. Media realia yaitu model, specimen (contoh), manipulatif (peta boneka).
2. Media teknologi mutakhir
A. Media berbasis telekomunikasi yaitu, kuliah jarak jauh
B. Media berbasis mikroprosesor, yaitu computer-assister instruction,
permainan komputer,dll.

Diantara berbagai media pembelajaran, media manipulatig adalah salah


satu media pembelajaran yang sering digunakan oleh guru untuk mejelaskan
suatu fenomena yang terjadi. Mendefinisikan bahwa “Bahan manipulatif
adalah bahan yang dapat dimanipulasikan dengan tangan, diputar, dipegang,
dibalik, dipindah, diatur atau ditata atau dipotong-potong” (Gatot Muhsetyo
dkk,2007:2.31). Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa bahan
manipulatif yaitu bahan yang dapat diatur-atur sesuai keinginan dan dapat
dipegang, diptar dan dibalik dengan tangan. Alat ini terkait langsung dan
bagian dari penjelasan konsep uraian-uraian materi yang disampaikan. Dari
uraian di atas dapat dikatakan alat peraga merupakan media manipulatif
karena bisa digunakan sesuai keinginan.

3. Alat Peraga
Alat peraga dapat dikatakan sebagai media, karena alat peraga juga
merupakan media yang digunakan untuk membantu proses pembelajaran.
Media pembelajaran atau alat peraga adalah segala sesuatu yang dapat
menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan
peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada
siswa. FUngsi utamanya adlaah untuk menurunkan keabstrakan konsep agar
siswa mampu menangkap arti konsep tersebut. Sedangkan arti benda yang
digunakan untuk mencapai maksud yang diinginkan dan peraga adalah media
yang digunakan untuk mempergakan sesuatu.

a. Fungsi alat peraga


Ada beberapa fungsi penggunaan alat peraga dalam pembelajaran,
diantaranya sebagai berikut (Ruseffendi,1998:227-228).
a. Dengan adanya alat peraga, anak-anak akan lebih banyak mengikuti
pembelajaran dengan gembira, sehingga minatnya dalam belajar
semakin besar.
b. Dengan disajikan konsep abstrak yang disajikan kedalam bentuk
konkret, maka siswa pada tingkat-tingkat yang lebih rendah akan lebih mudah
memahami dan mengerti.
c. Anak akan menyadari adanya hubungan pembelajaran dengan
benda-benda yang ada disekitarnya.
Jenis-jenis alat peraga hampir sama dengan media pembelajaran karena alat
peraga merupakan bagian dari media. Jadi alat peraga dalam penelitian ini
adlaah alat semua benda yang menjadi perantara terjadinya proses belajar
mengajar sesuai dengan tujuan yang diharapkan, yang berfungsi untuk
menghilangkan keabstrakan konsep.

4. Konsep Konfigurasi Elektron


Konfigurasi elektron adalah susunan penyebaran (pengisian)
elektron-elektron dalam. Dalam atom terdapat partikel subatomik neutron dan
proton yang terdapat pada inti atom, dan elektron yang bergerak mengelilingi
inti atom tersebut pada kulit-kulit elektron (level-level energi) yang tertentu.
Elektron dalam atom berada pada lintasannya masing-masing sesuai dengan
energi yang dimiliki. Tiap lintasan elektron dapat diisi maksimal elektron
sebanyak 2n2 dengan n adalah nomor kulitnya. Contoh :
● Kulit K ➝ n=1; jumlah maksimal elektron = 2 x 12 = 2,
● Kulit L ➝ n=2; jumlah maksimal elektron = 2 x 22 = 8,
● Kulit M➝ n=3; jumlah maksimal elektron = 2 x 32 = 18,
● Kulit N➝ n=4; jumlah maksimal elektron = 2 x 42 = 32,
● Kulit O➝ n=5; jumlah maksimal elektron = 2 x 52 = 50,
● Kulit P ➝ n=6; jumlah maksimal elektron = 2 x 62 = 72,
● Kulit Q➝ n=7; jumlah maksimal elektron = 2 x 72 = 98.

Dengan aturan pengisian elektron yaitu


1. Elektron dalam atom selalu berusaha mengisi lintasan untuk mencapai
jumlah maksimalnya
2. Elektron pada lintasan terakhir tidak boleh lebih dari 8
3. Bila elektron pada lintasan terakhir lebih dari 8, maka lintasan itu diisi
elektron dengan jumlah maksimal elektron pada lintasan sebelumnya
sampai sisa akhir elektron ≤ 8
C. Kerangka Berpikir

Masalah dalam pembelajaran :


Pembelajaran kimia kurang diminati oleh siswa karena
dalam pembelajaran kimia terdapat bentuk atau
struktur-struktur yang abstrak. Begitupun dengan
pembelajaran konfigurasi elektron.

Dibutuhkan suatu alat atau media yang dapat membuat


siswa tertarik dalam belajar dan mampu menyajikan
pembelajaran yang terbentuk konkrit.

Penggunaan media pembelajaran Papan konfigurasi


elektron untuk mengatasi masalah pembelajaran

Siswa menggunakan media untuk memahami konsep


konfigurasi elektron

Penggunaan media pembelajaran konfigurasi elektron


dapat membuat siswa tertari dan diharapkan siswa lebih
dapat memahami konsep konfigurasi elektron yang tadinya
dijelaskan hanya menggunakan metode ceramah
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Penelitian ini hanya difokuskan pada kelayakan media pembelajaran dan
respon siswa pada proses belajar mengajar dengan menggunakan media
pembelajaran. Dalam penelitian ini digunakan metode pengembangan.
Metode ini menggunakan skala kecil sebagai objek uji coba.
Langkah-langkah metode pengembangan pada penelitian ini sebagai
berikut (Prof. DR.Sugiyono).
1) Potensi dan masalah, segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai
latarbelakang pemilihan media berupa data laporan atau dokumentasi
laporan kegiatan dari perorangan atau instansi tertentu yang masih up
to date.
2) Pengumpulan data, digunakan sebagai bahan untuk perencanaan
produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut.
3) Desain produk, mengembangkan produk awal menyiapkan bahan
pelajaran, metode pembelajaran, dan asesmen pembelajaran.
4) Validasi desain, memvalidasi model (produk) awal yang dihasilkan
kepada ahli materi dan ahli media
5) Perbaikan Desain, melakukan revisi produk berdasarkan masukan pada
testing awal. Melakukan review, observasi, dan angket.
6) Melakukan uji coba kelompok kecil
7) Revisi produk untuk hasil uji kelompok kecil
8) Revisi produk, dilakukan apabila dalam pemakaian di lembaga
pendidikan yang lebih luas terdapat kekurangan dan kelemahan.
9) Pembuatan Produk masal, penerapan media atau produk apabila
produk/metode mengajar telah dinyatakan efektif dalam beberapa kali
pengujian.
B. Desain Produk
Pada langkah ini, peneliti membuat desain media pembelajaran Papan
Konfigurasi Elektron Golongan A.

1. Validasi Ahli
Validasi ahli dilakukan oleh beberapa pakar atau tenaga ahli yang
sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang telah dirancang.
Dalam penelitian ini, validasi ahli dilakukan oleh dosen untuk menilai
produk tentang kelayakan media pembelajaran Papan Konfigurasi Elektron
Golongan A yang digunakan pada saat pembelajaran.
A. Validasi Instrumen
B. Validasi Produk
2. Uji coba produk
a. Kelompok kecil
Uji coba kelompok kecil dilakukan untuk mendapatkan gambaran
tentang kelayakan media pembelajaran Papan Konfigurasi Elektron
Golongan A
b. Kelompok besar
Uji coba kelompok besar dilakukan untuk mendapatkan gambaran
respon siswa dalam pembelajaran Konfigurasi Elektron dengan
menggunakan Papan Konfigurasi Elektron

C. Validasi Desain
Merupakan proses kegiatan untuk menilai kualitas dan efektivitas
produk dari rancangan/desain produk diatas.

D. Revisi Desain
Setelah produk didesain dan divalidasi maka akan dapat diketahui
kelemahan dan kelebihan produk/media ini.

E. Uji coba produk


Dalam hal ini, ketika produk telah direvisi bukan berarti sudah langsung
bisa digunakan tetapi harus dibuat prototipe dan diujicobakan
F. Revisi Produk
Dilakukan agar produk yang dihasilkan lebih akurat

G. Pembuatan Produk Masal


Bila produk yang telah direvisi dinyatakan efektif dalam beberapa kali
pengujian, maka produk tersebut dapat diterapkan

E. Prosedur Penelitian

Potensi dan Pengumpulan


masalah data Desain Produk

Uji coba produk Revisi desain Validasi Desain

Uji coba
Revisi produk Revisi produk
pemakaian

Produksi Masal
DAFTAR PUSTAKA
● http://digilib.unila.ac.id/5470/17/BAB%20II%20.pdf

● https://www.slideshare.net/karindilla/media-pembelajaran-kimia-congkak-dan-kuli
t-atom
● http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/454/jbptunikompp-gdl-adesiskawi-22657-7-(9)b
abii.pdf

Anda mungkin juga menyukai