A. LATAR BELAKANG
Peserta didik pada tingkat Sekolah Menengah Atas sering dihinggapi oleh
kesan sulitnya pelajaran kimia, sehingga mempengaruhi prestasi belajar.
Penilaian akan sulitnya pelajaran kimia ini berpengaruh pada perhatian dan
minat belajar siswa. Slameto (2003) menyatakan bahwa untuk menjamin hasil
belajar yang baik, maka peserta didik harus memiliki sikap terhadap bahan
yang dipelajarinya. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa guru
kimia mengenai hasil belajar kimia peserta didik disalah satu sekolah yang
akan menjadi sampel dalam penelitian ini bahwa masih banyak peserta didik
yang hasil belajar kimianya di bawah nilai standar yang telah ditetapkan.
Anggapan bahwa pelajaran kimia adalah pelajaran yang sulit dapat
menimbulkan sikap yang berbeda untuk masing-masing peserta didik. Ketika
siswa mengkonsepkan dirinya tidak mampu atau tidak siap menghadapi
tantangan-tantangan dalam proses belajar kimia, saat itulah timbul
kekhawatiran dan kecemasan. Keadaan ini sangat berhubungan dengan
konsep diri. Fajar Fahrurrozi dalam penelitiannya pada mahasiswa Program
Studi Ilmu Komunikasi mendapatkan bahwa mahasiswa dengan konsep diri
positif mampu dalam pencapaian prestasi belajar yang tinggi. Konsep diri
mempunyai peran penting dalam menentukan dan mengarahkan seluruh
tingkah laku individu. Selain itu keadaan yang juga mempengaruhi hasil
belajar kimia siswa yaitu kesadaran metakognitif. Secara sederhana,
kesadaran metakognitif merujuk pada kesadaran berpikir mengenai apa yang
dipikirkan dan merefleksi atas tindakan-tindakan yang dilakukan (Baker dan
Brown, 1985 dalam ali mahmudi, 2013). Anak dengan kesadaran demikian
akan senantiasa mengevaluasi diri mengenai kelebihan maupun
keterbatasannya dalam mencapai suatu pemahaman tertentu.
Berdasarkan paparan di atas maka peneliti ingin melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Sikap, Konsep Diri, dan Kesadaran
Metakognitif Terhadap Hasil Belajar Kimia Peserta Didik Kelas XI MIA
SMAN di Kecamatan Ujung Bulu Kabupaten Bulukumba”.
D. LANDASAN TEORI
a) Pengertian Sikap Siswa
Menurut Ngalim Purwanto (2007: 141) “Sikap yang dalam bahasa Inggris
disebut attitude adalah suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsang, suatu
kecenderungan untuk bereaksi dengan cara tertentu terhadap suatu
perangsang atau situasi yang dihadapi”. Menurut Muhibbin Syah (2010: 135)
“Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan
untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek
orang, barang baik secara positif ataupun negatif”. Abu Ahmadi (2002:53)
mengatakan bahwa fungsi sikap dapat dibagi menjadi empat golongan yaitu:
1. Sikap berfungsi sebagai alat untuk menyesuaikan diri. Bahwa sikap adalah
sesuatu yang bersifat communicable, artinya sesuatu yang mudah
menjalar, sehingga mudah pula menjadi milik bersama.
2. Sikap berfungsi sebagai alat pengukur tingkah laku.
3. Sikap berfungsi sebagai alat pengatur pengalaman-pengalaman,
maksudnya bahwa dalam menerima pengalaman-pengalaman didasarkan
apakah pengalaman tersebut mempunyai arti baginya atau tidak.
4. Sikap berfungsi sebagai pernyataan kepribadian. Bahwa sikap sering
mencerminkan kepribadian seseorang. Dari uraian di atas dapat dilihat
bahwa sikap yang merupakan reaksi seseorang terhadap suatu objek
tertentu atau situasi tertentu tidak hanya mendorong seseorang untuk
bertingkah laku terhadap objek tersebut tetapi juga mempunyai fungsi
yang bermacam-macam bagi orang tersebut.
c) Pengertian Metakognitif
Kemampuan metakognitif merupakan bentuk kemampuan siswa dalam
memikirkan bagaimana siswa belajar.Menurut Livingston (1997), metakognisi
memegang salahsatu peranan kritis (sangat penting) agar pembelajaran
berhasil.Livingston (1997) mendefinisikan metakognisi sebagai thinking about
thinking atau berpikir tentang berpikir. Metakognisi mengarah pada berpikir
tingkat tinggi yang melibatkan kontrol aktif terhadap proses kognitif selama
kegiatan pembelajaran. Dawson (2008) menjelaskan bahwa kemampuan
metakognitif merupakan seperangkat kompetensi yang saling berhubungan
dalam belajar dan berpikir, serta kemampuan yang dibutuhkan untuk
pembelajaran aktif, berpikir kritis, penilaian reflektif, pemecahan masalah,
dan pengambilan keputusan.
E. METODE PENELITIAN
Metode penelitian Kuantitatif
Desain Penelitian Ex post facto causalitas
2 kelas dari SMAN 8 Bulukumba dan 3 kelas dari
Sampel SMAN 1 Bulukumba dengan total sample 173
siswa.
Instrumen Angket dan Dokumentasi (Tes Hasil Belajar)
Analisis Deskriptif
Mean
Median
Modus
Standar Deviasi
Varian
Analisis Data Minimum
Maximum
Statistika Inferensial
Uji Normalitas menggunakan Kolmogorov Smirnov
Uji multikolinieritas
Uji heteroskedasitas
Uji hipotesis melalui analisis Regresi Multiple
F. HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil analisis data maka hasil penelitian dapat dibahas
sebagai berikut :
a. Karakteristik Variabel
Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa nilai rata-rata sikap peserta
didik pada mata pelajaran kimia sebesar 113,77. Hal ini menunjukkan bahwa
secara umum sikap siswa pada mata pelajaran kimia di SMAN yang berada di
Kecamatan ujung bulu Kabupaten Bulukumba tergolong pada kategori
cenderung positif. Dari segi konsep diri siswa kelas XI SMAN di Kecamatan
Ujung Bulu Kabupaten Bulukumba memperoleh nilai rata-rata 85,46. Ini
menuunjukkan bahwa secara umum konsep diri siswa itu tergolong pada
kategori cenderung positif.
b. Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat
1. Pengaruh sikap siswa, konsep diri, dan kesadaran metakognitif,
secara bersama-sama terhadap hasil belajar kimia
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh R Square sikap siswa, konsep
diri dan kesadaran metakognitif terhadap hasil belajar siswa sebesar
0,587 dengan nilai p = 0,000 < α (0,05). Ini menunjukkan bahwa
sikap siswa, konsep diri, dan kesadaran metakognitif siswa
berpengaruh signifikan positif terhadap hasil belajar kimia. Hal ini
dapat diartikan bahwa jika seorang siswa memiliki sikap yang baik
dengan konsep diri dan kesadaran metakognitif yang tinggi maka
hasil belajar kimia siswa itu juga akan meningkat.
G. KESIMPULAN
Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Sikap siswa, konsep diri, dan kesadaran metakognitif siswa
berpengaruh signifikan dan positif terhadap hasil belajar kimia baik
secara teoritis maupun secara empirik
2. Sikap siswa berpengaruh signifikan dan positif terhadap hasil belajar
kimia baik secara teoritis maupun secara teoritis maupun empirik
3. Konsep diri siswa berpengaruh signifikan dan positif terhadap hasil
belajar kimia baik secara teoritis maupun secara teoritis maupun
empirik
4. Kesadaran metakognitif siswa berpengaruh signifikan dan positif
terhadap hasil belajar kimia baik secara teoritis maupun secara teoritis
maupun empirik
H.KOMENTAR
Keunggulan : Peneliti menggunakan banyak teknik pengujian dalam
mengujikan variabel yang akan diukur sehingga data
yang didapat lebih akurat.
Kelemahan : -