Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PREDICT OBSERV EKPLAIN BERASIS E-KOMIK

TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN SELF ESTEEM

KELAS XI MATERI SIATEM REPRODUKSI

DI SMA

PROPOSAL

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Metodologi Penelitian Pendidikan

Dosen Pengampu : Nukhbatul Bidayati Haka, M.Pd

Oleh

NUR HUDA

NPM : 2111060134

Jurusan : Pendidikan Biologi

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN

LAMPUNG

1445H/2023M
BAB I

PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul
Untuk menghindari terjadinya kesaahan penafsiran terkait dengan judul skripdi ini, maka terlebih
dahulu penulis akan menjelaskan maksud dari topik yang akan dibahas dalam skripsi ini. Judul skripsi
ini adalah “PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PREDICT OBSERV EXPLAIN
BERBASIS E-KOMIK TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN SELF
ESTEEM KELAS XI SMA MATERI SISTEM REPRODUKSI DI SMA”.
Adapun uraian pengertian beberapa istilah yang terdapat dalam judul proposal ini yaitu;
1. Model pembelajaran prdict observ explain (POE) adalah model pembelajaran yang
membantu mengaktifkan keterlibatan siswa dalam pembelaran dengan membiarkan mereka
tidak hanya mendengarkan, tetapi juga mengamati peristiwa yang terjadi. Model
pembelajaran POE menuntun siswa menjadikan prediksi, observasi dan penjelasan sebagai
tugas pokoknya.1
2. Berpikir Kritis adalah kemampuan koginitif yang melibatkan ekpresi keyakinan dengan
menggunakan alasan logis dan bukti yang kuat dalam pernyataan seseorang. Berpikir kritis
adalah proses terorganisir yang memungkan siswa mengevaluasi bukti, asumsi, logika dan
bahasa yang mendasari pernyataan orang lain.2
3. Self esteem merupakan faktor penting bagi keberhasilan individu dalam berbagai aspek
kehidupan dan merupakan faktor penting dalam meningkatkan kesejahteraan individu. Self
estem merupakan penilain subjektif individu terhadap dirinya, baik secara positif maupun
negatif.

B. Latar Belakang
Pendidikan memiliki peran penting dalam meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraan bangsa,
sebagaimana diungkapkan dalam pembukaan UUD 1945. Sesuai UU Sistem Pendidikan Nasional No.
20 Tahun 2003, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik menjadi
individu yang beriman, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, dan bertanggung jawab. Hal
ini pendidikan mengharapkan bahwa individu sebagai warga harus memiliki kemampuan dan
keinginan untuk membawa perubahan positif, baik pada diri sendiri maupun dalam lingkungannya 3.
Pendidikan dapat dikatan berhasil jika mampu menghasilkan peserta didik yng berkualitas, sedangkan
menghasilkan peserta didik yang berkualitas dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor seperti metode
pengajaran yang diterapkan guru di dalam kelas. 4Penggunaan metode pembelajaran yang efektif
dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa, sedangkan pembelajaran yang monoton dapat
menyebabkan siswa menjadi pasif. Didalam Al-Qur'an, disampaikan petunjuk mengenai penerapan
metode dalam proses pembelajaran, sebagaimana firman dalam QS. An-Nahl ayat 125 sebagai
berikut :
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
1
Yusni dan Supriatno, “Analisis Kajian Inovasi Model Pembelajaran POE (Predict Observe Explain) Berbantuan
Teknologi pada Pembelajaran Biologi.”

2
Zubaidah, “Berpikir Kritis: Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi yang Dapat Dikembangkan melalui Pembelajaran
Sains.”

3
Usman Mulbar, “PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN POE (PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN) UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS XI IPA-1 SMAN 22 MAKASSAR,” 7 Maret 2015.

4
“Jurnal Pendidikan Bisnis dan Manajemen, Volume 2, Nomor 1, Juli 2015, Halaman 1 - 11.”
‫ُاْدُع ِاٰل ى َس ِبْيِل َر ِّب َك ِباْلِح ْك َم ِة َو اْلَم ْو ِع َظ ِة اْلَحَس َنِة َو َج اِد ْلُهْم ِب اَّلِتْي ِهَي َاْح َس ُۗن ِاَّن َر َّب َك ُه َو َاْعَلُم ِبَم ْن َض َّل َع ْن َس ِبْيِلٖه َو ُه َو َاْعَلُم‬
‫ِباْلُم ْهَتِد ْيَن‬

Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah424) dan pengajaran yang baik serta
debatlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang paling tahu siapa
yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia (pula) yang paling tahu siapa yang mendapat petunjuk.

An-Naḥl [16]:125
Didalam Al-Qur’an, diungkapkan bahwa keberhasilan dakwah atau pengajaran tergantung pada
pemilihan metode yang tepat. Oleh karena itu, proses pembelajaran memerlukan penerapan metode
dan pendekatan pengajaran yang efektif. Selain itu, jika ada peserta didik yang menyuarakan
keberatannya, tanggapilah dengan baik. Dengan demikian akan terlihat perbedaan antara peserta didik
yang memahami pembelajaran dengan baik dan yang tidak.
Berdasarkan temuan lapangan, interaksi antara guru dan peserta didik kurang lancar karena
peserta didik cenderung enggan bertanya kepada guru atau sesama siswa, mungkin karena rasa malu
atau ketakutan. Kondisi ini menyebabkan kurangnya motivasi belajar dan dampak negatif pada hasil
pembelajaran peserta didik.
Dalam proses pembelajaran biologi, model pembelajaran sering dijadikan sebagai strategi untuk
menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Model pembelajaran POE (Predict-Observ-Explain)
contohnya. Teori konstruktivisme menjadi landasan model pembelajaran ini, dengan keyakinan
bahwa struktur kognitif dapat berkembang melalui prediksi, observasi dan penjelasan hasil observasi.
Selain itu, model ini meyakini bahwa kemampuan komunikasi siswa dapat ditingkatkan melalui
interaksi dengan sesama siswa atau pendidik.5
Model pembelajaran POE juga sering diterapkan di sekolah, di mana setiap langkahnya dapat
mendorong peserta didik untuk mengembangkan kreativitas, terutama dalam kemampuan
menganalisis dan meramalkan masalah yang diberikan. Selain itu, model ini membantu mengurangi
ketergantungan pada aktivitas verbal, menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menarik dengan
melibatkan peserta didik dalam observasi dan eksperimen. Hal ini memberikan mereka peluang untuk
menganalisis dan membandingkan hasil prediksi dengan objek atau fenomena yang terjadi secara
langsung. Hal ini juga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik untuk mncari
prediksi dan menganalisis suatu permasalahan yang diberikan oleh guru.
Salah satu keterampilan penting yang perlu dikembangkan melalui pendidikan adalah
kemampuan berpikir. Keberhasilan seseorang dalam hidup dipengaruhi oleh kemampuan berpikirnya,
terutama dalam menyelesaikan permasalahan kehidupan. Selain pengembangan nilai-nilai spiritual,
moral, dan budaya, kemampuan bertanya dan berpikir kritis dianggap sebagai tujuan utama dalam
pendidikan sains dan keduanya saling berkaitan. Berpikir kritis merupakan keterampilan penting yang
efektif dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk persiapan karir dan kehidupan sehari-hari, menurut
temuan penelitian pendidikan.
Berdasarkan dari latar belakang yang telai diuraikan maka perlu penelitian dengan judul
“Pengaruh Model Pembelajaran Predict Observ Explain Berbasis E-komik Terhadap
kemampuan Berpikir Kritis Dan Self Esteem Kelas XI Materi SISTEM REPRODUKSI Di
SMA”.

C. Identifikasi Masalah
Berdasarkan Latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka identifikasi masalah dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan belajar mengajar biologi masih lebih aktif gurunya dibandingkan dengan peserta
didik.
5
Puji Purdhiyah dkk., “Studi Literatur,” 22 Agustus 2022.
2. Model pembelajaran yang digunakan masih mononton, dan sederhana, metode yang sering
digunakan yaitu metode ceramah.
3. Belum maksimal menggunakan media atau alat peraga penunjang materi biologi, sehingga
materi pembelajaraan tidak maksimal diserap oleh peserta didk.
4. Hasil belajar rendah disebabkan kurangnya pemahaman konsep dalam materi, hal ini
disebabkan karena pemberian materi yang membosankan.

D. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, makaa pembatasan masalah sebagai berikut:
1. Model Pembelajaaran yang digukan yaitu model pembelajaran POE (Predict-Observ-
Explain).
2. Penelitian dilakukan pada peserta didik kelas XI di SMA
3. Obyek penelitian berupa kemampuan berpikir kritis dan self esteem peserta didik dalam
materi struktur jaringan tumbuhan.

E. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah pada
penelitian ini yaitu apakah terdapat pengaruh model pembelajaran Predict Observ Explain pada
kemampuan berpikir kritis dan self esteem siswa kelas XI pada materi Struktur Jaringn Tumbuhan.

F. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk membuktikan pengaruh model pembelajran Predict
Observ Explain terhadap kemampuan berpikir kritis dan self esteem kelas XI materi Struktur Jaringan
Tumbuhan di SMA.

G. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis. Berikut
penjelasan mengenai kedua jenis manfaat tersebut.
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian diharapkan dapat memperluas pemahaman dalam pengajaran Biologi dan
menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru, meningkatkan mutu pembelajaran Biologi dan memotivasi guru untuk
menerapkan model pembelajaran secara kreatif, diharapkan bahwa penggunaan model
POE (Predict-Observe-Explain) akan meningkatkan pemahaman konsep peserta didik.
b. Bagi peneliti, seorang peneliti mempunyai pengalaman menerapkan ilmu yang diperoleh
selama perkuliahan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran.

H. Kajian Peneliti Terdahulu Yang Relevan


Berdasarkan kajian tori yang dilakukan berikut merupakan penelitian yang terdahulu yang relevan
Wahyu Nugraheni menerapkan model POE (Predict, Observe, Explore) dalam penelitian tindakan
kelas kolaboratif di SDN Karangbesuki 4 Malang pada tahun 2011. Penelitian tersebut menunjukkan
adanya peningkatan hasil belajar IPA siswa. Pada siklus I tingkat keberhasilan mengajar sebesar
93,39% dan meningkat menjadi 100% pada siklus II. Rata-rata aktivitas belajar meningkat dari 70,50
(memuaskan) pada siklus I menjadi 77,22 (memuaskan) pada siklus II. Hasil belajar siswa juga
mengalami kemajuan dengan rata-rata skor meningkat dari 73,81 (57,14%) pada siklus I menjadi
79,91% pada siklus II.
Hasil penelitian Vida Indriana pada tahun 2015 menyatakan bahwa sebanyak 87,5% peserta didik
menunjukkan kemampuan pemecahan masalah yang baik, dengan nilai di kisaran 50-100. Selain itu,
kemampuan berpikir kreatif peserta didik juga meningkat dengan skor rata-rata lebih dari 2,4,
menandakan ketuntasan belajar secara klasikal terpenuhi, karena lebih dari 85% peserta didik
dinyatakan tuntas. Selain itu, aktivitas peserta didik juga mengalami peningkatan sebesar 96,25%,
yang menunjukkan respon positif terhadap pembelajaran POE.
Penelitian Yuli Atriyanti, Subiyanto Hadisaputro (2015) hasil analisis data menunjukkan bahwa
penerapan model pembelajaran POE dapat meningkatkan ketercapaian kompetensi dasar peserta didik
terhadap materi hidrolisis garam. Hasil uji N-gain untuk kelas ekperimen sebesar 0,24 dan untuk
kelas kontrol sebesar 0,16. Uji t-tes menunjukan nilai t-hitung sebesar 2,00 sementara t-kritis sebesar
0,063 sehingga bisa disimpulkan bahwa ketercapaian kompetensi dasar peserta didik kelas
eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol.
Pada penelitian Ananto Hidayah dan Yuberti (2018) setelah dianalisis dengan menggunkan uji-t
didapat thitung > t tabel(0,05) yaitu dengan nilai 5,367 >1,992. Hal ini menunjukkan bahwa model
POE berpengaruh terhadap pemahaman konsep peserta didik
Pada penelitian Cipta Suhud Wiguna, dkk (2018) penggunaan model pembelajaran POE berpengaruh
t erhadap pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kr e atif peserta didik.
Penelitian Tiara Rozana, dkk (2018) pada siklus I persentase KPS dalam kategori sedang yaitu 68,1.
Pada siklus II diperoleh hasil KPS masih pada kategori sedang namun sudah mengalami peningkatan
dari siklus sebelumnya yaitu 77,7. Pada siklus III terlihat adanya
Penelitian oleh Agni Melyana yang berjudul ― Pengaruh Kepercayaan Diri Terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis Matematis Siswa SMP‖ dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui sejau mana
kepercayaan diri mempengaruh kemampuan berpikir kritis matematis siswa SMP. Hasil penelitian
pada penelitian ini yaitu terdapat pengaruh positif anatara kepercayaan diri dengan kemampuan
berpikir kritis hal ini menandakan bahwa semakin tinggi kepercayaan diri siswa, maka kemampuan
berpikir kritis siswa juga akan semakin naik, faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya
kepercayaan diri yaitu cenderung takut mengambil resiko dalam memecahkan masalah, banyak
memiliki ide dalam memecahkan masalah.
M.P. Restami, K. Kusuma, M.Pujiani dalam penelitiannya yang berjudul “pengaruh model
pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain) terhadap pemahaman konsep fisika dan sikap ilmiah
ditinjau dari gaya belajar peserta didik” disimpulkan bahwa aspek-aspek yang diukur dalam sikap
ilmiah peserta didik meliputi rasa ingin tahu, respek terhadap bukti dan fakta, kemauan untuk
mengubah pandangan, berpikir kritis, kreatif, dan jujur. Kemudian aspek yang diukur dalam
pemahaman konsep meliputi kemampuan menginterpretasi, memberikan contoh, mengklasifikasikan,
merangkum, menduga, membandingkan, dan menjelaskan. Data analisis menggunakan statistik
deskriptif dan pengujian hipotesis menggunakan anova dua jalur dengan desain factorial 2x3. Hasil
penelitian menunjukan terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan gaya belajar
terhadap pemahaman konsep fisika dan sikap ilmiah peserta didik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Yang Digunakan


1. Model Pembelajaran POE (Predict-Observ-Explain)
a. Pengertian Model Pembelajaran POE
Model pembelajaran POE merupakan pendekatan yang dapat meningkatkan pemahaman
siswa dan membangun pengetahuan melalui penerapan metode ilmiah. Dalam model ini,
siswa diminta untuk memprediksi jawaban, mencari data yang mendukung prediksinya,
dan menjelaskan hubungan antara data tersebut dengan prediksi awalnya. POE
didasarkan pada teori konstruktivisme yang meyakini bahwa melalui kegiatan seperti
prediksi, observasi dan penjelasan hasil observasi, pemahaman siswa dapat ditingkatkan.
Model pembelajaran POE memiliki tiga aspek utama: prediksi, observasi, dan penjelasan.
Melalui langkah-langkah metode ilmiah, siswa berperan aktif dalam membuktikan
prediksinya. Pada tahap pertama mereka melakukan prediksi, dilanjutkan dengan
observasi pada tahap kedua, dan memberikan penjelasan pada tahap ketiga. Penerapan
metode POE menjadi salah satu alternatif menarik bagi pendidik untuk menciptakan
suasana pembelajaran yang menyenangkan dan berkualitas.6
POE merupaka singkatan dari prediction-observation-explanation. POE ini juga ada yang
menyebutnya sebagai strategi pembelajaran dimana guru menggali pemahaman peserta
didik dengan cara meminta agar mereka melaksanakan tugas utama dimana tugas utama
ini ada tiga macam, yaitu prediksi, observasi dan (explain) memberikan penjelasan atau
argument.7
Ketiga tugas dalam model POE yaitu :
Predict: Pada tahap ini, guru meminta pada peserta didik untuk mengamati suatu
fenomena tentang apa yang akan di demonstrasikan atau di eksperimenkan, kemudian
peserta didik memperdiksi atau memberi hipotesis dan mempertimbangkan hasilnya.
Observe: Pada tahap ini, guru ataupun peserta didik melaksanakan kegiatan dan
menunjukkan proses eksperimen atau demonstrasi dan meminta peserta didik untuk
mencatat apa yang terjadi.
Explain: Pada tahap ini, guru meminta peserta didik untuk mengajukan hipotesis atau
prediksi yang didapat pada langkah awal sebelumnya mengenai mengapa terjadi seperti
yang mereka lakukan dan menjelaskan perbedaan antara prediksi yang telah mereka buat
dengan hasil observasi yang sebenarnya.8
Dari uraian diatas dapat diketahui Model pembelajaran POE dapat membantu peserta
belajar mengembangkan kemampuan mengeksplorasi ide sendiri dalam sains melalui
praktikum. Hal ini memungkinkan mereka memprediksi, mengamati dan menjelaskan
fenomena secara interaktif dengan teman sekelasnya, merangsang rasa ingin tahu, kritis
dan sikap percaya diri dalam pembelajaran.
b. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran POE (Predict-Observ-Explain)
a. Kelebihan model pembelajaran POE :
(i) Merangsang siswa untuk lebih kreatif khusunya dalam mengajukan prediksi atau
argument.
(ii) Dengan melakukan percobaan untuk menguji prediksinya dapat mengurangi
verbalisme.

6
Yusni dan Supriatno, “Analisis Kajian Inovasi Model Pembelajaran POE (Predict Observe Explain) Berbantuan
Teknologi pada Pembelajaran Biologi.”

7
Puji Purdhiyah dkk., “Studi Literatur,” 22 Agustus 2022.

8
Juniwati, “Perbedaan Model Pembelajaran Dicovery Dan Model Pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain)
Pada Materi Perpajakan Di Kelas XI.”
(iii) Proses pembelajaran menjadi lebih baik dan menarik, sebab siswa tidak hanya
mendengar tetapi juga mengamati langsung peristiwa peristiwa yang terjadi
melalui percobaan.
(iv) Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk
membandingkan antara teori atau prediksi dari siswa itu sendiri dengan
kenyataan. Dengan demikian siswaakan lebih meyakini kebenaran materi
pembelajaran.
b. Kelemahan model pembelajaran POE :
(i) Memerlukan persiapan yang lebih matang, terutama yang berkaitan dengan
penyajian persoalan fisika dan kegiatan eksperimen yang akan dilakukan untuk
membuktikan prediksi yang akan diajukan kepada siswa.
(ii) Untuk kegiatan percobaan, memerlukan kemampuan dan keterampilan khusus
bagi guru, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional.
(iii) Memerlukan kemampuan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan
proses pembelajaran siswa

c. Desain Pembelajaran POE


Pembelajaran POE melibatkan tiga langkah utama, dimulai dari guru menyampaikan
peristiwa sains kepada siswa, hingga menyelesaikan kesenjangan antara prediksi dan
observasi. Menurut Liew, aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran POE dapat
dipahami melalui tabel berikut yang menggambarkan prosesnya.

Tabel 2.1
Aktivitas Guru Dan Siswa dalam Model Pembelajaran POE

Langkah Aktivitas Guru Aktivitas Siswa


Pembelajaran

Tahap 1 Memberikan Apresiasi terkait Memberikan hipotesid berdasarkan


Meramalkan materi yang akan dibahas. permasalahan yang diambil dari
(predict) pengalaman siswa, atau buku
panduan yang memuat suatu
fenomena terkait materi yang akan
dibahas

Tahap 2 Sebagai fasilitator dan mediator Mengobservasi dengan melakukan


Mengamati apabila siswa mengalami eksperimen atau demonstrasi
(Observasi) kesulitan dalam melakukan berdasarkan permasalahan yang
pembuktian. akan dikaji dan mencatat hasil
pengamatan untuk direfleksikan satu
sam lain.

Tahap 3 Memfasilitasi jalannya diskusi Mendiskusikan fenomena yang telah


Menjelaskan apabila siswa mengalami diamati siswa secara konseptual-
(explain) kesulitan. matematis, serta membandingkan
hasil observasi dengan hipotesis
sebelumnya bersama kelompok
masing-masing. Mempresentasikan
hasil observasi dikelas, serta
kelompok lain memberikan
tanggapan, sehigga diperoleh
kesimpilan dari permasalahan yang
sedang dibahas.

Sumber : Liew, 20049


Menurut pendapat diatas bahwa Model POE merupakan metode pembelajaran yang
memadukan eksperimen dan demonstrasi. Siswa diajak oleh guru untuk memprediksi
kejadian yang mungkin terjadi, mengamati secara langsung, dan membuktikannya
melalui eksperimen untuk memastikan prediksi awal mereka.

2. Kemampuan Berpikir Kritis


a. Pengertian Berpikir
Arti dasar dari kata "pikir" dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah kira, gunakan
akal, dan sangka. "Berpikir" merujuk pada penggunaan otak untuk mengira-ngira,
mempertimbangkan sesuatu, memecahkan masalah, dan sejenisnya. Seorang "pemikir"
adalah individu yang suka berpikir, menggunakan otaknya, ahli pikir, dan memiliki
banyak pertimbangan. "Pemikiran" mengacu pada hal, cara, atau hasil dari proses
berpikir, sesuatu yang terus dipikirkan, dan diingat-ingat.10
Berpikir merupakan aktivitas mental yang membantu dalam merumuskan atau
memecahkan sebuah masalah, membuat keputusan, atau memenuhi keingintahuan akan
pemahaman. Hal tersebut dilakukan dengan mencari sebuah jawaban dan mencapai
sebuah pengertian.
b. Pengertian Kemampuan Berpikir Kritis
Johnson mengartikan berpikir kritis sebagai kemampuan tingkat tinggi dalam sistematis
memecahkan masalah. Kemampuan berpikir kritis mencakup pemahaman yang
mendalam tentang proses berpikir esensial yang dapat diterapkan dalam berbagai aspek
kehidupan. 11Dalam kurikulum 2013, peserta didik diharapkan aktif dalam pembelajaran
dengan peran guru sebagai fasilitator
Menurut Angelo kemampuan berpikir kritis merupakan kegiatan berpikir yang tinggi,
yang mana meliputi kegiatan menganalisis, mensintesis, mengenal masalah permasalahan
dan mampu dalam pemecahan masalah‖. Dapat dikatakan bahwa berpikir krits yaitu suatu
rangkaian kegiatan untuk mencapai suatu tujuan dalam membuat keputusan secara tepat.
Menurut Ennis, berpikir kritis merupakan berpikir secara terarah dan mendasar dengan
menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus dilakukan. kemampuan
berpikir kritis ini siswa di ajak untuk dapat mengantur, menyesuaikan, mengubah dan
memperbaiki pikiran siswa.
Berpikir kritis memiliki aktivitas mental dalam hal memecahkan masalah, menganalisis
asumsi, memberi rasional, mengevaluasi, melakukan penyelidikan dan mengambil
keputusan. Kemampuan berpikir kritis memberikan wawasan yang lebih tepat dalam
berpikir, bekerja dan membantu lebih akurat dalam menentukan sesuatu, oleh sebab itu
kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan dalam pemecahan masalah.
(b) Indikataor Kemampuan Berpikir Kritis
Adapun indikator kemampuan berpikir kritis menurut Ennis yaitu:
Tabel 2.2

9
Usman Mulbar, “PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN POE (PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN) UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS XI IPA-1 SMAN 22 MAKASSAR,” 7 Maret 2015.

10
Mubarak, “BAHASA DALAM PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA.”

11
Meilana dkk., “Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) terhadap Kemampuan Berpikir Kritis di
Sekolah Dasar.”
Indikator Berpikir kritis Menurut Ennis

Memberikan penjelasan a. Memfokuskan pertanyaan b. Menganalisis


sederhana argumen c. Bertanya dan menjawab
pertanyaan

Membangun keterampilam a. Membertimbangkan kreadibiltas sumber b.


dasar Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil

Menyimpulkan a. Mempertimbangkan deduksi dan hasilnya


b. Membuat induksi dan mempertimbangkan
c. Membuat dan mempertimbangkan
keputusan

Membuat Penjelasan Lebih a. Mendefinisikan istilah b. Mengidentifikasi


Lanjut asumsi

Menyusun Strategi dan Taktik a. Menentukan tindakan b. Berintraksi


dengan orang lain

3. Self Esteem
a. Pengertian Self estem
Self esteem (harga diri) adalah perasaan kita akan harga diri, sebuah penilaian yang kita
buat tentang betapa hebatnya kita. Harga diri mengacu pada sikap seseorang terhadap
dirinya sendiri mulai dari sangat negatif hingga sangat positif. Harga diri merupakan
suatu kebutuhan bagi setiap orang dan dirasakan mulai dari tingkat rendah hingga tinggi.
Kebutuhan untuk dihormati dalam kehidupan bermasyarakat ini mempunyai pengaruh
yang sangat besar terhadap perilaku seseorang. Harga diri merupakan hasil evaluasi
terhadap diri sendiri, artinya kita tidak hanya menilai diri kita seperti apa saja, namun
juga menilai kualitas-kualitas yang ada pada diri kita.12
Empat jenis harga diri. Pertama, harga diri dipandang sebagai suatu sikap, seperti halnya
sikap lainnya, harga diri mengacu pada suatu objek tertentu yang melibatkan reaksi
kognitif, emosional, dan perilaku, baik positif maupun negatif. Kedua, harga diri
dipandang sebagai perbandingan yang mendekati diri ideal dan sebaliknya. Ketiga, harga
diri dianggap sebagai respon psikologis seseorang terhadap dirinya, lebih dari sekedar
sikap. Keempat, harga diri dipahami sebagai komponen kepribadian atau sistem diri
seseorang.

B. Kerangka berpikir

12
Andhika Anggawira, Dwike Nur Kholiza, dan Herio Rizki Dewinda, “Hubungan antara Self Esteem dengan Social
Anxiety pada Remaja Berstatus Sosial Ekonomi Rendah.”
Pembelajaran Biologi di SMA:

Biologi mempelajari fakta dan konsep sekaligus mengembangkan rasa


ingin tahu, cara berpikir, dan pemecahhan masalah melalui pengalaman
secara langsung.
Pembelajaran terjadi by doing scince (mengalami), bukan hafalan.
Kenyataanya dilapangan, proses pembelajaran masih terpusat pada
guru sehingga peserta didik cenderung pasif karena keterlibatan yang
rendah.

Model pembelajaran POE Proses Pembelajaran Model


pembelajaran DI

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan
masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara
karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relavan, belum didasarkan
pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat
dinyatakan sebagai jawaban teoritis belum jawaban yang empiris dengan data.13
Adapun hipotesis pada penelitian ini adalah:

H0: Tidak ada pengaruh yang positif penggunaan model pembelajaran POE (predict-
observe-explain) terhadap kemampuan berpikir kritis dan motivasi belajar peserta
didik pada mata pelajaran biologi.
H1: Ada pengaruh yang positif penggunaan model pembelajaran POE (predict- observe-
explain) terhadap kemampuan berpikir kritis dan motivasi belajar peserta didik pada mata
pelajaran biologi.

13
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini di SMA Negeri 2 Natar kelas XI IPA semester ganjil Tahun Pelajaran 2023/2024
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimental. Quasi Eksperimental
adalah metode penelitian untuk menguji hipotesis berbentuk sebab akibat melalui adanya
perlakuan dan menguji perubahan yang diakibatkan oleh perlakuan tersebut. Metode penelitian
ini mempunyai kelas kontrol, tetapi tidak berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-
variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Kelas eksperimen diberi perlakuan
yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Predict Observe Explain (POE), sedangkan pada
kelas kontrol dengan menggunakan model Direct Intruction (DI). Disain yang digunakan adalah
“Postest only control group design”.
Struktur

Kelas Penelitian Perlakuan Tes Akhir


Kelas Eksperimen X Q1
Kelas Kontrol C Q2
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2010).

Keterangan:

X= Perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran POE (Predict


Observe Explain)

C = Perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran Direct intruction

(DI)

Q1= Posttest akhir pada kelas eksperiemen.


Q2= Posttest akhir pada kelas kontrol.

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengumpulan Data


1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.54 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
XI IPA semester genap SMAN 2 Natar Lampung Selatan tahun pelajaran 2024 yang terdiri
dari:
Kelas XI IPA 1 = 40 orang
Kelas XI IPA 2 = 35 orang
Kelas XI IPA 3 = 33 orang
Kelas XI IPA 4 = 33 orang.
2. Sampel
Berdasarkan teknik pengambilan sampel diperoleh sampel sebanyak 2 kelas
yaitu kelas XI IPA 3 dan X1 IPA 4.
a. Kelas XI IPA 4 sebagai kelas eksperimen. Pembelajaran di kelas ini
menggunakan model pembelajaran Predict Observe Explain (POE).
b. Kelas XI IPA 3 sebagai kelas kontrol. Pembelajaran pada kelas ini
menggunakan model pembelajaran Direct intruction (DI).

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik sampling adalah teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel. Teknik
pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dilakukan dengan teknik acak kelas
(Cluster Rendom Sampling) yang dilakukan dengan undian kertas kecil. Pada kertas
tertulis nama 4 kelas yang sesuai dengan populasi yang ada di sekolah. Pada pengundian
pertama muncul kelas XI IPA 4 sebagai kelas eksperimen, pada pengundian kedua
muncul kelas XI IPA 3 sebagai kelas kontrol.
4. Pengumpulanm Data
1. Tes
Tes digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis peserta didik terhadap
materi yang telah dipelajari. Tes yang akan diberikan kepada peserta didik berbentuk
soal uraian (essay) tentang sistem gerak. Tes berupa tes tertulis. Penilaian tes
berpedoman pada hasil tertulis peserta didik terhadap indikator-indikator
kemampuan berpikir kritis. Sebelum soal tes digunakan, maka soal tes diujicobakan
terlebih dahulu untuk mengetahui validitas dan reliabilitas. Tes yang telah diuji
cobakan kemudian digunakan untuk memperoleh data kemampuan berpikir kritis.
2. Angket
Angket digunakan untuk memperoleh data dari variabel terikat yaitu motivasi
belajar peserta didik. Motivasi belajar yang dimaksud dalam penelitian adalah
sejumlah skor dari pernyataan yang mencerminkan kreatif, kemauan,
kebebasan, keyakinan dan tanggung jawab ditandai dengan adanya berbagai
inisiatif belajar, ingin mendapatkan pengalaman baru dan berusaha mengatasi
masalah. Untuk mengungkap hasil motivasi belajar peserta didik digunakan
skala likert dengan lima pilihan
3. Dokumentasi
Teknik dokumentasi yaitu teknik yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data-
data tentang keadaan sekolah peserta didik, dokumentasi kegiatan pembelajaran
dikelas dan lain-lainnya sebelum diadakan tes yang berhubungan dengan penelitian.
D. Definisi Operasional Variabel
1. Variabel bebas (X)
Variabel yang mempengaruhi yang menjadi perubahan atau timbulnya variabel terikat.
Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah model pembelajaran POE.
2. Variabel Y
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi yang menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas, dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah kemampuan berpikir kritis
dengan lambang (Y1) dan motivasi belajar peserta didik dengan lambang (Y2). Hubungan
antara variabel bebas
(X) dengan variabel terikat (Y) dapat digambarkan sebagai berikut:

Y1
X
E. Instrumen Penelitian
1. Uji Soal Tes
Y2
Instrumen yang baik dan dapat dipercaya adalah instrumen yang memiliki tingkat validitas
(mengukur ketepatan) dan reabilitas (mengukur keajegan) yang tinggi. Sebelum instrumen
pada tes kemampuan berpikir kritis ini digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji coba
pada peserta didik yang telah mendapat materi system gerak. Uji coba tersebut
bertujuan untuk mengukur validitas, reliabilitas, daya pembeda dan indeks kesukaran.
a. Uji Validitas

Sebuah instrumen evaluasi dikatakan valid, seperti yang dikemukakan oleh Johanson

apabila instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur.56 Instrumen

pada penelitian ini menggunakan tes uraian, validitas ini dapat dihitung dengan koefisien

korelasi menggunakan product moment .

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan

mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang

tetap. Maka pengertian reliabelitas tes berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes,

atau seandainya hasilnya berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak

berarti. Suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten,

cermat dan akurat. Tujuan dari uji reliabelitas adalah untuk menguji soal yang digunakan

dan mengetahui konsisitensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil

pengukurannya dapat dipercaya. Untuk mengetahui reliabelitas instrumen tes uraian ini

digunakan rumus Alpha Cronbach yaitu:


= −
− ²

Keterangan:

r11 = reabilitas yang dicari

n = Banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes

∑o = Jumlah varians skor dari tiap-tiap butir item

o = Varian total
Berdasarkan pendapat tersebut, tes yang digunakan dalam penelitian ini memiliki

koefisien reliabelitas > 0,70. Adapun kreteria untuk reliabelitas butir soal adalah sebagai
berikut:

c. Uji Daya Pembeda

Daya pembeda dari setiap butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan

butir soal tersebut untuk membedakan antara peserta didik yang menjawab dengan

benar dengan peserta didik yang tidak dapat menjawab dengan benar. Rumus yang

digunakan untuk menghitung daya beda tes dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

= − = −

Keterangan:

= Daya beda suatu butir soal.

= Jumlah peserta didik kelompok atas.

= Jumlah peserta kelompok bawah.

= Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan


benar.
= Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan
benar.
= Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar.

= Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar.

kemampuan berpikir kritis peserta didik. Soal yang baik adalah soal yang memenuhi syarat

kreteria dari uji validitas, uji reliabelitas, uji taraf kesukaran dan uji daya beda.

d. Uji Tingkat Kesukaran

Sudijono mengatakan bermutu atau tidaknya butir-butir tes hasil belajar diketahui dari

derajat kesukaran yang dimiliki oleh masing-masing butir item tersebut. Menurut

Witherington dalam Sudijono angka indeks kesukaran item besarnya berkisar antara 0,00

sampai dengan 1,00.


Untuk menghitung tingkat kesukaran butir tes digunakan rumus berikut:


=

Keterangan:

P : tingkat kesukaran

x : banyaknya peserta tes yang menjawab benar


Sm : skor maksimum
N : jumlah peserta tes.
2. Penilaian berpikir Kreatif
Penilaian hasil kemampuan berpikir kritis berdasarkan indikator dapat diubah dalam
bentuk persentase, dengan rumus sebagai berikut :
Kemampuan berpikir kritis: sigma skor yang diperoleh/sigma jumlah skor maksimum X
100% menentukan kategori skala kemampuan peserta didik (baik, cukup, kurang, dan
tidak baik) berdasarkan hasil yang diperoleh dari tes uraian, yang mencerminkan
indikator kemampuan berpikir kritis peserta didik
3. Angket
Instrumen untuk mengukur motivasi belajar peserta didik dalam penelitian di ukur
dengan menggunakan skala likert. Peserta didik diminta untuk memberikan jawaban
dengan memberi tanda “√” hanya pada satu pilihan jawaban yang telah tersedia. Terdapat
lima pilihan jawaban yang telah dimodifikasi, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S),
Kurang Setuju (KS) Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Lima pilihan
tersebut dipilih untuk menghindari pilihan ragu-ragu peserta didik terhadap pernyataan
yang diberikan. Pernyataan-pernyataan yang diberikan bersifat tertutup, mengenai
pendapat peserta didik yang terdiri dari pernyataan- pernyataan positif dan negatif.
Memberikan skor sikap peserta didik pada mata pelajaran biologi berdasarkan kriteria
yang telah ditentukan dalam instrumen penilaian.
DAFTAR PUSTAKA

Andhika Anggawira, Dwike Nur Kholiza, dan Herio Rizki Dewinda. “Hubungan antara Self Esteem
dengan Social Anxiety pada Remaja Berstatus Sosial Ekonomi Rendah.” Psyche 165 Journal, 13
April 2022, 68–73. https://doi.org/10.35134/jpsy165.v15i2.152.
Juniwati, Dwi Sari. “Perbedaan Model Pembelajaran Dicovery Dan Model Pembelajaran POE (Predict-
Observe-Explain) Pada Materi Perpajakan Di Kelas XI.” Journal of Social Knowledge Education
(JSKE) 1, no. 1 (28 Februari 2020): 27–32. https://doi.org/10.37251/jske.v1i1.47.
“Jurnal Pendidikan Bisnis dan Manajemen, Volume 2, Nomor 1, Juli 2015, Halaman 1 - 11,” t.t.
Meilana, Septi Fitri, Nur Aulia, Zulherman Zulherman, dan Galih Baskoro Aji. “Pengaruh Model
Pembelajaran Think Pair Share (TPS) terhadap Kemampuan Berpikir Kritis di Sekolah Dasar.”
Jurnal Basicedu 5, no. 1 (1 Desember 2020): 218–26.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i1.644.
Mubarak, Husni. “BAHASA DALAM PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA” 1, no.
1 (2023).
Puji Purdhiyah, Sri Wulandari, Mardaya Wulandari, dan Jhelang Annovasho. “Studi Literatur : Penerapan
Model Pembelajaran Prediction, Observation, and Explanation (POE) pada Pembelajaran Fisika.”
Charm Sains: Jurnal Pendidikan Fisika 3, no. 2 (22 Agustus 2022): 87–95.
https://doi.org/10.53682/charmsains.v3i2.190.
———. “Studi Literatur : Penerapan Model Pembelajaran Prediction, Observation, and Explanation
(POE) pada Pembelajaran Fisika.” Charm Sains: Jurnal Pendidikan Fisika 3, no. 2 (22 Agustus
2022): 87–95. https://doi.org/10.53682/charmsains.v3i2.190.
Sugiyono, sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.
Bandung: Alfabeta, 2007.
Usman Mulbar, Vida Indriana, Nurdin Arsyad,. “PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN
POE (PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS XI IPA-1 SMAN 22 MAKASSAR.” Daya Matematis:
Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika 3, no. 1 (7 Maret 2015): 51.
https://doi.org/10.26858/jds.v3i1.1317.
———. “PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN POE (PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN)
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS XI IPA-1
SMAN 22 MAKASSAR.” Daya Matematis: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika 3, no. 1 (7
Maret 2015): 51. https://doi.org/10.26858/jds.v3i1.1317.
Yusni, Diana, dan Bambang Supriatno. “Analisis Kajian Inovasi Model Pembelajaran POE (Predict
Observe Explain) Berbantuan Teknologi pada Pembelajaran Biologi” 3, no. 1 (2023).
Zubaidah, Siti. “Berpikir Kritis: Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi yang Dapat Dikembangkan melalui
Pembelajaran Sains,” t.t.

Anda mungkin juga menyukai