MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
SAINS/KIMIA
Oleh:
Kegiatan Belajar 1:
Teori-Teori Belajar dalam Sians/Kimia
1. Deskripsi isi:
Bagian Teori-Teori Belajar dalam Sains/Kimia membahas tentang
kharakteristik teori belajar; dan jenis-jenis teori belajar meliputi teori
behavioristik, kognitif, dan konstruktivistik.
2. Kompetensi:
Menguasai konsep-konsep dasar pada kharakteristik teori belajar; dan
jenis-jenis teori belajar.
3. Tujuan:
Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan mampu menguasai
konsep-konsep dasar pada kharakteristik teori belajar; dan jenis-jenis
teori belajar.
I. URAIAN SINGKAT
A. Kharakteristik Teori Belajar
Menurut Bruner, teori belajar bersifat preskriptif. Teori tersebut
memberikan arahan dan petunjuk agar pembelajaran menjadi efektif dan
memungkinkan guru dalam mengevaluasi teknik dan langkah-langkah
pembelajaran. Teori belajar juga bersifat normatif, yaitu lebih bersifat umum
dan tidak spesifik. Misalnya, teori belajar bisa memberikan beberapa kriteria
untuk pembelajaran kimia pada topik asam basa, tetapi tidak bisa
memberikan pedoman khusus tentang bagaimana cara mengajarkan materi
tersebut. Teori belajar memiliki empat kharakteristik yang penting
(Trowbridge, Bybee & Powell, 2004: 21) untuk membantu guru dalam
menentukan:
2. Teori Kognitif
Teori Kognitif dilandasi oleh pemikiran bahwa perilaku yang tidak
tampak dapat dipelajari secara ilmiah. Perilaku yang tidak tampak
merupakan proses internal yang merupakan hasil kerja potensi psikis. David
Ausubel berpendapat bahwa belajar itu terjadi dalam organisme manusia
melalui proses yang bermakna yang menghubungkan peristiwa baru pada
aspek kognitif yang ada. Makna bukanlah respon yang tersirat tetapi
merupakan pengalaman sadar yang diartikulasikan secara jelas dan
dibedakan secara tepat. Hal tersebut dapat muncul manakala tanda,
lambang, konsep, atau proposisi yang bermakna dikaitkan dan dipadukan
dalam struktur kognitif individual yang berasal dari basis substansial dan
nonkebiasaan.
Menurut teori kognitif, setiap proses pembelajaran haruslah bermakna
dan mampu mengelaborasi kognisi seseorang. Situasi belajar apa pun dapat
bermakna apabila pebelajar mempunyai seperangkat pembelajaran yang
bermakna, yakni penghubungan tugas belajar yang baru dengan apa yang
sudah diketahuinya. Tugas belajar tersebut secara potensial akan bermakna
bagi pebelajar.
3. Teori Konstruktivistik
Perkembangan terbaru dalam psikologi kognitif adalah konstruktivisme
yang banyak dipengaruhi oleh ide-ide Jean Piaget dan Lev Vygotsky (Kauchak
& Eggen, 2007: 9). Menurut teori belajar konstruktivistik pebelajar/siswa
merespon pengalaman-pengalaman panca indera dengan membangun/
mengkonstruksi suatu skema atau struktur kognitif dalam otak. Struktur
kognitif merupakan suatu pikiran (keyakinan, pengertian) yang juga
merupakan pengetahuan subyektif seseorang tentang alam semesta. Pokok
II. RANGKUMAN
Teori belajar membantu guru sains/kimia dalam menjelaskan berbagai
strategi untuk meningkatkan belajar dan mengelola pembelajaran di kelas.
Melalui teori belajar keefektivan pembelajaran dapat ditingkatkan dengan cara
meresepkan motivasi, menyusun materi, membuat langkah-langkah
pembelajaran dan membuat umpan balik. Menurut teori belajar behavioristik,
III. LATIHAN
1. Jelaskan kharakteristik teori belajar!
2. Jelaskan pokok-pokok pikiran dalam teori belajar behavioristik!
3. Jelaskan pokok pikiran dalam teori belajar kognitivistik!
4. Jelaskan pokok-pokok pikiran dalam teori belajar konstruktivistik!
1. Deskripsi isi:
Bagian Model, Pendekatan, Strategi, Metode, dan Teknik dalam
Pembelajaran Sains/Kimia membahas tentang pengertian model
pembelajaran; rumpun model pembelajaran; dan perbedaan model,
pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran.
2. Kompetensi:
Menguasai konsep-konsep dasar pada pengertian model pembelajaran;
rumpun model pembelajaran; dan perbedaan model, pendekatan, strategi,
metode, dan teknik pembelajaran.
3. Tujuan:
Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan mampu menguasai
konsep-konsep dasar pada pengertian model pembelajaran; rumpun
model pembelajaran; dan perbedaan model, pendekatan, strategi, metode,
dan teknik pembelajaran.
I. URAIAN SINGKAT
A. Pengertian Model Pembelajaran
Dalam konteks pembelajaran atau proses belajar mengajar terdapat
dua komponen yang penting yaitu guru dan siswa yang saling berinteraksi.
Pembelajaran itu sendiri didefinisikan sebagai pengorganisasian atau
penciptaan atau pengaturan suatu kondisi lingkungan yang sebaik-baiknya
yang memungkinkan terjadinya belajar pada pebelajar. Dalam melaksanakan
pembelajaran tersebut, guru memerlukan model pembelajaran. Model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasi pengalaman belajar siswa untuk mencapai
tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang
pembelajaran dan guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas
belajar mengajar (Gunter, et al, 1990; Joyce & Weil, 1980). Model
pembelajaran cenderung preskriptif, yang relatif sulit dibedakan dengan
strategi pembelajaran.
UMUM
MODEL Model
Strategi
Pemrosesan
Informasi STRATEGI
METODE Metho
TEKNIK d
Tidak
Sistem Langsung Eksperimen Merencanaka
Tingkah Teknik
n
Laku Langsung Inkuiri Mengevaluasi
Menyajikan
Belajar
Interaksi Mandiri Ceramah Mengarahkan
Sosial Bertanya.
Interaktif Diskusi
Personal
Pengalaman
KHUSUS
II. RANGKUMAN
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasi pengalaman belajar siswa
untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi
perancang pembelajaran dan guru dalam merencanakan dan melaksanakan
aktivitas belajar mengajar. Model pembelajaran memiliki lima unsur dasar
yaitu sintaks, sisem sosial, prinsip reaksi, sistem pendukung, dan dampak
pembelajaran langsung dan iringan. Ada empat rumpun model pembelajaran
menurut Joice and Weil yaitu model pemrosesan informasi, model personal,
model interaksi social, dan model sistem tingkah laku. Pendekatan
pembelajaran merupakan titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses
yang sifatnya masih sangat umum, di dalalamnya mewadahi, menginspirasi,
menguatkan dan melatarbelakangi metode pembelajaran dengan cakupan
teori tertentu. Strategi pembelajaran merupakan kegiatan pembelajaran yang
harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai
secara efektif dan efisien dan masih berupa perencanaan. Metode
pembelajaran diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan
nyata dan praktis dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan teknik
pembelajaran diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
III. LATIHAN
1. Jelaskan pengertian model pembelajaran sains/kimia!
2. Jelaskan macam model pembelajaran sains/kimia
3. Apakah perbedaan antara model, pendekatan, strategi, metode dan
teknik pembelajaran?
1. Deskripsi isi:
Bagian Model Pembelajaran Inkuiri membahas tentang pengertian inkuiri;
mitos dan miskonsepsi tentang pembelajaran sains berbasis inkuiri;
model pembelajaran berbasis inkuiri; dan model pembelajaran PBL.
2. Kompetensi:
Menguasai konsep-konsep dasar pada pengertian inkuiri; mitos dan
miskonsepsi tentang pembelajaran sains berbasis inkuiri; model
pembelajaran berbasis inkuiri; dan model pembelajaran PBL.
3. Tujuan:
Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan mampu menguasai
konsep-konsep dasar pada pengertian inkuiri; mitos dan miskonsepsi
tentang pembelajaran sains berbasis inkuiri; model pembelajaran berbasis
inkuiri; dan model pembelajaran PBL.
I. URAIAN SINGKAT
A. Pengertian Inkuiri
Ada beberapa pengertian inkuiri:
a. Menurut eksploratorium (1998 dalam Llewellyn, 2002: 5) inkuiri adalah
pendekatan pengajaran yang mencakup kegiatan mengeksplorasi alam
semesta yang mengarah pada kegiatan mengajukan pertanyaan dan
membuat penemuan-penemuan dalam mencari pemahaman baru.
Sedangkan inkuiri dalam sains lebih mencerminkan pada upaya-upaya
melakukan aktivitas sains yang sebenarnya.
b. Menurut National Science Education Standard (NRC, 1996: 23), inkuiri
adalah kegiatan yang mencakup banyak aspek seperti kegiatan
pengamatan; mengajukan pertanyaan; mengkaji buku atau sumber-
sumber informasi lainnya untuk melihat apa yang sudah diketahui
berhubungan dengan bukti-bukti eksperimen; menggunakan alat untuk
mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasikan data;
mengusulkan jawaban, penjelasan dan prediksi; dan mengkomunikasikan
hasil. Selain itu, inkuiri memerlukan pengidentifikasian asumsi-asumsi,
Jika saya mengajak siswa berinkuiri, guru harus siap menjawab semua
pertanyaan yang diajukan oleh siswa.
1
Bertanya:
Mengawali
pertanyaan yang
6 akan diselidiki
2
Berbagi: Brainstorming:
Berbagi dan “curah gagasan” ttg
mengkomunikasikan pemecahan masalah
hasil
Siklus
inkuiri
5 3
Kesimpulan: Prediksi:
Mengumpulkan Memilih pernyataan
bukti dan menarik untuk diuji
kesimpulan
4
Aplikasi:
Mendesain dan
melaksanakan
rencana
Engage
Fase engage dimaksudkan untuk menarik perhatian siswa, memunculkan
rasa ingin tahu, mengases latar belakang dan kesiapan siswa, dan
menetapkan arah pembelajaran. Selama fase pembelajaran ini, siswa
dikenalkan dengan topik pelajaran dan dibantu untuk membuat hubungan
antara apa yang telah mereka ketahui dengan apa yang dapat dikerjakan.
1
3 Mengkomunikasikan 9 Mendesain dan
danberbagi hasil melaksanakan rencana
Siklus Inkuiri
Konstruk-
1 Membandingkan tivistik 8
4 pengetahuan baru Memilih
dengan pengetahuan pernyataan untuk diuji
awal
1 Menerapkan 7 Brainstorming
5 pengetahuan baru pemecahan masalah
pada situasi baru
6 Menyatakan
pertanyaan yang
diselidiki
5 Memilih dan
merevisi
pertanyaan
4 Mengemukakan
dan mencatat
pertanyaan
3 Menyediakan
eksplorasi
2 Mengases
pengetahuan awal
1 Mengenalkan
topik
Elicit
Engage
Engage
Elaborate
Discovery Elaborate
Evaluate
Elaborate
Extend
Kegiatan guru: membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap
topik yang akan diajarkan, mengajukan pertanyaan dan
menggali respon tentang apa yang diketahui oleh siswa tentang
topik/konsep tersebut.
Kegiatan siswa: Mengajukan pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan topik
dan menunjukkan minat terhadap topik.
Explore
Fase ini melibatkan siswa dalam pengalaman bermakna yang relevan dengan
topik yang diajarkan. Siswa memperoleh landasan pengalaman melalui
eksplorasi langsung materi pelajaran. Yakinkan siswa telah terlibat
pikirannya sebelum menggali ide-ide tentang materi pelajaran.
Kegiatan guru: Mendorong siswa untuk bekerja sama tanpa pengarahan
langsung dari guru, mengamati dan mendengarkan siswa saat
mereka berinteraksi, mengajukan pertanyaan penyelidikan
untuk mengarahkan investigasi siswa jika diperlukan,
memberikan waktu pada siswa untuk berteka-teki melalui
permasalahan dan berperan sebagai konsultan bagi siswa.
Explain
Dalam fase ini siswa mengkomunikasikan ide-ide mereka berdasarkan hasil
observasi dalam kegiatan fase eksplorasi. Siswa menjelaskan pemahamannya
tentang konsep-konsep yang mereka pelajari. Melalui sederet pertanyaan yang
disusun dengan cermat, guru membantu mengklarifikasi pemahaman siswa
dengan mengkaitkan pengalaman belajar siswa menuju konsep (bergerak
dari konkrit ke abstrak) dan mengenalkan konsep-konsep baru atau istilah
baru.
Kegiatan guru: Mendorong siswa untuk menjelaskan konsep dan definisi
dalam bahasa mereka sendiri, meminta pembenaran/justifikasi
(bukti-bukti) dan klarifikasi dari siswa, memberikan definisi
formal, penjelasan dan label baru, menggunakan pengalaman
siswa terdahulu sebagai dasar untuk menjelaskan konsep.
Kegiatan siswa: menjelaskan pemecahan atau jawaban yang mungkin pada
teman lainnya, mendengarkan penjelasan orang lain dengan
kritis, mempertanyakan penjelasan orang lain, mendengarkan
dan mencoba memahami penjelasan yang diutarakan guru,
mengacu pada aktifitas sebelumnya, menggunakan pengamatan
yang dicatat dalam penjelasan.
Elaborate
Siswa menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh pada situasi baru.
Mereka meneruskan membangun pemahaman konsep mereka dan
menggunakan pengalaman baru untuk memperluas pengetahuan dan
ketrampilan
Kegiatan guru: meminta siswa untuk menggunakan label formal, definisi
dan penjelasan yang telah diberikan sebelumnya, mendorong
siswa untuk menerapkan dan memperluas konsep dan
ketrampilan dalam situasi baru, mengingatkan siswa pada
penjelasan-penjelasan alternatif.
Evaluate
Siswa mengases pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan mereka. Guru
dapat menggunakan hasil belajarnya untuk mengevaluasi kemajuan siswa.
Evaluasi dapat dilakukan disetiap fase pembelajaran.
Kegiatan guru: mengamati siswa ketika siswa menerapkan konsep dan
ketrampilan yang baru, menilai pengetahuan siswa dan/atau
ketrampilan siswa, mencari bukti bahwa siswa telah mengubah
pikiran dan tingkah laku mereka, memberi kesempatan pada
siswa untuk menilai belajarnya dan ketrampilan proses
kelompok.
Kegiatan siswa: menjawab pertanyaan terbuka dengan menggunakan
pengamatan dan bukti-bukti dan penjelasan sebelumnnya yang
diterima, menunjukkan pemahaman atau pengetahuan konsep
atau ketrampilan, mengevaluasi kemajuan dan pengetahuan
mereka sendiri, mengajukan pertanyaan terkait yang dapat
mendorong investigasi selanjutnya.
II. RANGKUMAN
Inkuiri adalah kegiatan yang mencakup banyak aspek seperti kegiatan
pengamatan; mengajukan pertanyaan; mengkaji buku atau sumber-sumber
informasi; menggunakan alat untuk mengumpulkan, menganalisis dan
menginterpretasikan data; mengusulkan jawaban, penjelasan dan prediksi;
dan mengkomunikasikan hasil. Ada beberapa mitos dan miskonsepsi tentang
inkuiri yaitu: melakukan aktivitas sains hands-on adalah sama dengan
III. LATIHAN
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pembelajaran inkuiri!
2. Jelaskan beberapa mitos dan miskonsepsi tentang pembelajan inkuiri!
3. Bagaimanakah cirri model pembelajaran inkuiri yang umum?
4. Bagaimanakah ciri model pembelajaran inkuiri konstruktivistik?
5. Bagaimanakah langkah-langkah pembelajaran dalam model learning cycle
5E?
6. Bagaimanakah ciri-ciri model pembelajaran PBL (Problem-Based
Learning)?
7. Bagaimanakah langkah-langkah dalam model pembelajaran PBL?
1. Deskripsi isi:
Bagian Model Pembelajaran Kooperatif membahas tentang pengertian
pembelajaran kooperatif; langkah-langkah umum dalam menerapkan
pembelajaran kooperatif; dan model pembelajaran kooperatif.
2. Kompetensi:
Menguasai konsep-konsep dasar pada pengertian pembelajaran
kooperatif; langkah-langkah umum dalam menerapkan pembelajaran
kooperatif; dan model pembelajaran kooperatif.
3. Tujuan:
Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan mampu menguasai
konsep-konsep dasar pada pengertian pembelajaran kooperatif; langkah-
langkah umum dalam menerapkan pembelajaran kooperatif; dan model
pembelajaran kooperatif.
I. URAIAN SINGKAT
A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran
berbasis konstruktivistik. Pembelajaran kooperatif didefinisikan sebagai siswa
belajar bersama dalam kelompok kecil (@ 3-4 orang siswa) sehingga setiap
individu dapat berpartisipasi secara aktif dalam tugas-tugas kolektif yang
sudah ditentukan tanpa pengawasan langsung dari guru (Cohen, 1994:3).
Siswa dalam kelompok saling menyumbangkan pikiran dan bertanggung
jawab terhadap pencapaian hasil belajar secara individu maupun kelompok.
Peran guru dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai fasilitator dalam
membimbing siswa menyelesaikan materi tugas dan mengatur siswa kedalam
kelompok belajar yang benar-benar kooperatif. Agar kondisi tersebut benar-
benar terjadi, maka guru harus memahami lima unsur dasar yang harus ada
dalam belajar kooperatif yaitu:
a) Saling ketergantungan positif (positive inter-dependence). Siswa harus
merasa bahwa mereka saling tergantung secara positif dan saling terikat
antar sesama anggota kelompok. Mereka merasa tidak akan sukses bila
2. Model Jigsaw
Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang
besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Misalnya, untuk mengajarkan
topik kimia “hidrolisis”, guru membagi topik utama ini menjadi empat
subtopik yaitu hidrolisis garam yang berasal dari: a) asam kuat dan basa
II. RANGKUMAN
Pembelajaran kooperatif didefinisikan sebagai siswa belajar bersama
dalam kelompok kecil (@ 3-4 orang siswa) sehingga setiap individu dapat
berpartisipasi secara aktif dalam tugas-tugas kolektif yang sudah ditentukan
tanpa pengawasan langsung dari guru. Lima unsure dasar dalam
pembelajaran kooperatif adalah saling ketergantungan positif, interaksi
langsung antar siswa, pertanggung jawaban individu, ketrampilan
berinteraksi antar individu dan kelompok, dan keefektifan proses kelompok.
Langkah-langkah umum dalam menerapkan pembelajaran kooperatif adalah
persiapan, proses belajar dan evaluasi. Ada beberapa model pembelajaran
kooperatif diantaranya adalah model STAD, model Jigsaw, model proyek
laboratorium dan model perdebatan akademik.
III. LATIHAN
1. Jelaskan pengertian pembelajaran kooperatif.
2. Jelaskan langkah-langkah umum dalam menjelaskan pembelajaran
kooperatif.
3. Jelaskan langkah-langkah dalam menerapkan model pembelajaran
kooperatif STAD.
IV. REFERENSI
Barell, J. F. 2007. An Inquiry Process. Dalam Problem-Based Learning: An
Inquiry Approach (halaman 3-10) 2nd edition. California, USA: Corwin
Press.
Boud, D., and G. Feletti, eds. 1991. The challenge of problem-based learning.
New York: St. Martin’s Press.
Burden, P. R., & Byrd, D. M. 1996. Method for effective teaching, second
edition. Boston: Allyn and Bacon.
Joyce, B. and Weil, M. 1986. Models of Teaching (Third Edition). Boston, MA:
allyn & bacon.
Joyce, B., & Weil, M. 1980. Model of teaching. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Kauchak, D.P., & Eggen, P. D. 2007.Learning and Teaching; Research-Based
Methods (Fifth Edition). Boston, USA: Allyn and Bacon.
Tarhan, L., Kayali H. A., Urek, R. O., & Acar, B. 2008. Problem-Based
Learning in 9th Grade Chemistry Class: ‘Intermolecular Forces’.
Research in Science Education, 38, 285–300
Trowbridge, L. W., Bybee, R.W., & Powell, J.C. 2004. Teaching Secondary
School Science: Strategies for Developing Scientific Literacy (six Edition).
Ohio, USA: Prentice Hall.
Trowbridge, L.W. & Bybee, R.W. 1996. Teaching Secondary School Science:
Strategies for Developing Scientific Literacy (6th Ed.). New Jersey:
Prentice-Hall
Van der Kley, W. 1991. Cooperative learning: and how to make it happen in
your classroom, New Zealand: Macprint Printing.