Anda di halaman 1dari 2

1.

Teori Behavioristik
Dalam teori belajar behavioristik, semua tingkah laku manusia dapat dilihat dan ditelusuri
dari bentuk refleks. Secara psikologi, teori belajar behavioristik dikenal sebagai sebuah teori
pembelajaran yang didasarkan pada tingkah laku yang diperoleh dari pengkondisian lingkungan.
Implikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal seperti;
tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik peserta didik, media dan fasilitas
pembelajaran yang tersedia.
Contoh penerapan Teori Belajar behavioristik di Kelas
Beberapa kegiatan di kelas yang dapat dikategorikan sebagai penerapan teori belajar
behavioristik antara lain:
1) Guru harus menyusun materi atau bahan ajar secara lengkap. Dimulai dari materi
sederhana sampai kompleks.
2) Guru lebih banyak memberikan contoh berupa instruksi selama mengajar.
3) Saat guru melihat ada kesalahan, baik pada materi maupun pada siswa maka guru akan
segera diperbaiki.
4) Guru memberikan banyak drilling dan latihan agar terbentuk perilaku atau pembiasaan
seperti yang diinginkan.
5) Evaluasi berdasarkan perilaku yang terlihat.
6) Guru dituntut memiliki kemampuan memberikan penguatan (reinforcement), baik dari
sisi positif dan negatif.
Teori behavioristik lebih mementingkan pengaruh lingkungan, sedangkan teori kognitif
lebih fokus pada apa yang ada dalam diri. Jika teori behavioristik mementingkan pada bagian-
bagian, teori kognitif memandang secara keseluruhan. Perbedaan lainnya adalah dalam teori
belajar behavioristik hasil belajar terbentuk secara mekanis, sedangkan dalam teori kognitif
terjadi kesinambunagan dalam diri.
Pada jaman modern ini, aplikasi teori behavioristik berkembang pada pembelajaran
dengan power point dan multimedia. Pembelajaran dengan power point, cenderung terjadi satu
arah. Materi yang disampaikan dalam bentuk power point disusun secara rinci dan bagian-bagian
kecil. Sementara itu pada pembelajaran dengan multimedia, peserta didik diharapkan memiliki
pemahaman yang sama dengan pengembang, materi disusun dengan perencanaan yang rinci dan
ketat dengan urutan yang jelas, latihan yang diberikan pun cenderung memiliki satu jawaban
benar. Feedback pada pembelajaran dengan multimedia cenderung diberikan sebagai penguatan
dalam setiap soal, hal ini serupa dengan program pembelajaran yang pernah dikembangkan
Skinner (Collin, 2012). Skinner mengembangkan model pembelajaran yang disebut “teaching
machine” yang memberikan feedback kepada peserta didik bila memberikan jawaban benar
dalam setiap tahapan dari pertanyaan test, bukan sekedar feedback pada akhir test. Anda untuk
lebih mengetahui tentang penerapan implikasi toeri belajar behavioristik dalam proses
pembelajara

Anda mungkin juga menyukai