Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH STRATEGI DAN PEMBELAJARAN KIMIA

” Pendekatan Saintifik dan Pendekatan STEAM”

DISUSUN

OLEH KELOMPOK 1:

1. Andi Wasiulnur (1813040009)


2. Mukarramah (1813040019)
3. Andi Sri Mutmainna (1813042001)
4. Addha Nurul Putri (1813042023)
5. Wiffi Inky Aisyah (1813041019)

PENDIDIKAN KIMIA A

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur atas izin dan petunjuk Allah Subhana Wa
Taalah, sehingga penyelesaian makalah dengan judul “PENDEKATAN
SAINTIFIK DAN PENDEKATAN STEAM” dapat diselesaikan. Semoga Allah
SWT senantiasa memberikan petunjuk dan hidayahnya bagi kita semua.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah wajib yakni Strategi
dan Pembelajaran Kimia. Makalah ini di tuangkan berbagai materi tentang konsep
dari kedua pendekatan tersebut, sehingga diharapkan kita semua mampu
mengetahuinya.
Penulis menyadari bahwa penyusunan ini masih jauh dari kesempurnaan,
karena kesempurnaan hanyalah milik-Nya dan tiada manusia yang luput dari salah
dan khilaf. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat
membangun dari pembaca demi kesempurnaan tugas ini. Semoga saran dan kritik
tersebut menjadi motivasi kepada penulis untuk lebih tekun lagi belajar.

Makassar, 20 September 2020

Kelompok A

i | Pendekatan Saintifik dan STEM


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3
A. Pendekatan Saintifik...............................................................................................3
1. Pengertian Pendekatan Saintifik.........................................................................3
2. Karakteristik Pembelajaran Saintifik..................................................................4
4. Prinsip-Prinsip Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik...............................5
5. Langkah-Langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik..........................6
B. Pendidikan STEAM (Science, Technology, Engineering, Art and Mathematics) 11
1. Pengertian STEAM..........................................................................................11
2. Tujuan Pendidikan STEAM.............................................................................12
3. Pentingnya Pendidikan STEAM.......................................................................13
4. Cara Menerapkan Pendidikan STEAM............................................................13
BAB III PENUTUP........................................................................................................17
A. Kesimpulan..........................................................................................................17
B. SARAN................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................18

ii | Pendekatan Saintifik dan STEM


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perubahan merupakan sesuatu yang harus terjadi pada bidang pendidikan.
Perubahan yang terjadi adalah pergantian Kurikulum 2013 dari Kurikulum
sebelumnya. Dalam rangka menerapkan pendidikan yang bermutu, pemerintah
telah menetapkan Kurikulum Tahun 2013 untuk diterapkan pada
Sekolah/Madrasah, yang juga bisa disebut dengan pembelajaran saintifik.
Penerapan kurikulum ini tentu dilakukan secara bertahap. Ada banyak komponen
yang melekat pada Kurikulum Tahun 2013 ini. Hal yang paling menonjol adalah
pendekatan dan strategi pembelajarannya. Guru masih memahami dan
menerapkan pendekatan dan strategi pembelajaran Kurikulum sebelumnya. Hal
ini perlu ada perubahan mindset dari metodologi pembelajaran pola lama menuju
pada metodologi pembelajaran pola baru sesuai dengan yang diterapkan pada
Kurikulum Tahun 2013.
Penerapan sains sangat banyak ditemukan dalam produk-produk teknologi.
Bisa jadi sebaliknya, sains ditemukan dari munculnya produk-produk teknologi.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran sains dalam konteks
teknologi dan rancang bangun sangat potensial meningkatkan literasi sains. Siswa
dapat memaknai lebih dalam arti penting sains bagi perkembangan teknologi, dan
sebaliknya. STEAM (Sience, technology, engineering art and mathematics)
education saat ini menjadi alternative pembelajaran sains yang dapat membangun
generasi yang mampu menghadapi abad 21 yang penuh tantangan.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini yaitu:
1. Bagaimanakah konsep dan langkah-langkah pendekatan saintifik?
2. Bagaimanakah konsep dan cara penerapan STEAM?

1 | Pendekatan Saintifik dan STEM


C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui konsep dan langkah-langkah pendekatan saintifik
2. Untuk mengetahui konsep dan cara penerapan STEAM

2 | Pendekatan Saintifik dan STEM


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pendekatan Saintifik
1. Pengertian Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian
rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip
melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan
masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik
kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang
“ditemukan”. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman
kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan
pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak
bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu, kondisi
pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik
dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya
diberi tahu.
Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran maelibatkan
keterampilan proses, seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan,
menjelaskan, dan menyimpulkan. Dalam melaksanakan proses-proses tersebut,
bantuan guru diperlukan. Akan tetapi, bantuan guru tersebut harus semakin
berkurang dengan semakin tingginya kelas siswa.
Metode saintifik sangat relevan dengan tiga teori belajar, yaitu teori Bruner,
teori Piaget, dan teori Vygotsky. Teori belajar Bruner disebut juga teori belajar
penemuan. Ada empat hal poko berkaitan dengan teori belajar Bruner (dalam
Carin & Sund, 1975). Pertama, individu hanya belajar dan mengembangkan
pikirannya apabila ia menggunakan pikirannya. Kedua, dengan melakukan proses-
proses kognitif dalam proses penemuan, siswa akan memperoleh sensasi dan
kepuasan intelektual yang merupakan suatu penghargaan intrinsik. Ketiga, satu-
satunya cara agar seseorang dapat mempelajari teknik-teknik dalam melakukan
penemuan adalah ia memilik kesempatan untuk melakukan penemuan. Keempat,

3 | Pendekatan Saintifik dan STEM


dengan melakukan penemuan maka akan memperkuat retensi ingatan. Empat hal
diatas adalah bersesuaian dengan proses
kognitif yang diperluksn dalam pembelajaran menggunakan metode
saintifik.Teori Piaget, menyatakan bahwa belajar berkaitan dengan pembentukan
dan perkembangan skema (jamak skemata). Skema adalah suatu struktur mental
atau struktur kognitif yang dengannya seseorang secara intelektual beradaptasi
dan mengkoordinasi lingkungan sekitarnya (Baldwin, 1967). Skema tidak pernah
berhenti berubah, skemata seorang anak akan berkembang menjadi skemata orang
dewasa. Proses yang menyebabkan terjadinya perubahan skemata disebut dengan
adaptasi. Proses terbentuknya adaptasi ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
asimilasi dan akomodasi. Asimilasi merupakan proses kognitif yang dengannya
seseorang mengintegrasikan stimulus yang dapat berupa persepsi, konsep, hukum,
prinsip ataupun pengalaman baru kedalam skema yang sudah ada didalam
pikirannya. Akomodasi dapat berupa pembentukan skema baru yang dapat cocok
dengan ciri-ciri rangsangan yang ada atau memodifikasi skema yang telah ada
sehingga cocok dengan ciri-ciri stimulus yang ada. Dalam pembelajaran
diperlukan adanya penyeimbangan atau ekuilibrasi atara asimilsi dan akomodasi.
Vygotsky, dalam teorinya menyatakan bahwa pembelajaran terjadi apabila
peserta didik bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari
namun tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuan atau tugas itu
berada dalam zone of proximal develoment daerah terletak antara tingkat
perkembangan anak saat ini yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan
masalah dibawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu
(Nur dan Wikandari, 2000: 4).

2. Karakteristik Pembelajaran Saintifik


Pembelajaran dengan metode saintifik memiliki karakteristik sebagai
berikut.
a. Berpusat pada siswa.
b. Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengkonstruksi konsep,
hukum atau prinsip.

4 | Pendekatan Saintifik dan STEM


c. Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang
perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi
siswa.
d. Dapat mengembangkan karakter siswa.

3. Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik


Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada
keunggulan pendekatan tersebut. Beberapa tujuan pembelajaran dengan
pendekatan saintifik adalah sebagai berikut.
a. Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan
berpikir tingkat tinggi siswa.
b. Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu
masalah secara sistematik.
c. Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar
itu merupakan suatu kebutuhan.
d. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.
e. Untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya
dalam menulis artikel ilmiah.
f. Untuk mengembangkan karakter siswa.

4. Prinsip-Prinsip Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik


Beberapa prinsip pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran adalah
sebagai berikut.
a. Pembelajaran berpusat pada siswa
b. Pembelajaran membentuk student self concept.
c. Pembelajaran terhindar dari verbalisme.
d. Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi
dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip
e. Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir
siswa.

5 | Pendekatan Saintifik dan STEM


f. Pembelajaran meningkatkan motivaasi belajar siswa dan motivasi
mengajar guru.
g. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam
komunikasi.
h. Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang
dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya.

5. Prosedur Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik


Langkah-langkah pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam proses
pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan
menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik). Meliputi : menggali informasi
melalui observimg/pengamatan, questioning/bertanya, experimenting/percobaan,
kemudian mengolah data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis,
associating/menalar, kemudian menyimpulkan, dan menciptakan serta
membentuk jaringan/networking. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi
tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan
secara prosedural. Pada kondisi, seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus
tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau
sifat-sfat non-ilmiah. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran disajikan sebagai
berikut:
a. Mengamati (observasi)
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran
(meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti
menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan
mudah pelaksanaannya. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi
pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga proses pembelajaran
memiliki kebermaknaan yang tinggi. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran
sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81A/2013, hendaklah
guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk
melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan
membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan,

6 | Pendekatan Saintifik dan STEM


melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal
yang penting dari suatu benda atau objek. Adapun kompetensi yang diharapkan
adalah melatih kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi.
b. Menanya
Dalam kegiatan menanya, guru membuka kesempatan secara luas kepada
peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca
atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan
pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit
sampai kepada yang abstra berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun
hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada
pertanyaan yang bersifat hipotetik.
Dari situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari
guru, masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai
ke tingkat di mana peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara
mandiri. Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan
bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam
bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan. Pertanyaan
terebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam
dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta didik, dari
sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam. Kegiatan “menanya”
dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud
Nomor 81a Tahun 2013, adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual
sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik). Adapun kompetensi yang
diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin
tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis
yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
c. Mengumpulkan Informasi
Kegiatan “mengumpulkan informasi” merupakan tindak lanjut dari
bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan

7 | Pendekatan Saintifik dan STEM


informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik
dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek
yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut
terkumpul sejumlah informasi. Dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013,
aktivitas mengumpulkan informasi dilakukan melalui eksperimen, membaca
sumber lain selain buku teks, mengamati objek/ kejadian/, aktivitas wawancara
dengan nara sumber dan sebagainya.
Adapun kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan sikap
teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan
berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui
berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar
sepanjang hayat.
d. Mengasosiasikan/ Mengolah Informasi/Menalar
Kegiatan “mengasosiasi/ mengolah informasi/ menalar” dalam kegiatan
pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a
Tahun 2013, adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik
terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari
kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan
informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan
kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi
dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada
yang bertentangan. Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan keterkaitan satu
informasi dengan informasi lainya, menemukan pola dari keterkaitan informasi
tersebut.
Adapun kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan sikap
jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur
dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.
Aktivitas ini juga diistilahkan sebagai kegiatan menalar, yaitu proses berfikir
yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk
memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Aktivitas menalar dalam konteks
pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk

8 | Pendekatan Saintifik dan STEM


pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam
pembelajaran merujuk pada kemamuan mengelompokkan beragam ide dan
mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi
penggalan memori. Selama mentransfer peristiwa-peristiwa khusus ke otak,
pengalaman tersimpan dalam referensi dengan peristiwa lain. Pengalaman-
pengalaman yang sudah tersimpan di memori otak berelasi dan berinteraksi
dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia.
e. Menarik kesimpulan
Kegiatan menyimpulkan dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik
merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah data atau informasi. Setelah
menemukan keterkaitan antar informasi dan menemukan berbagai pola dari
keterkaitan tersebut, selanjutnya secara bersama-sama dalam satu kesatuan
kelompok, atau secara individual membuat kesimpulan.
f. Mengkomunikasikan
Pada pendekatan scientific guru diharapkan memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari.
Kegiatan ini dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang
ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan
menemukan pola. Hasil tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru
sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut.
Kegiatan “mengkomunikasikan” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana
disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah
menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara
lisan, tertulis, atau media lainnya. Adapun kompetensi yang diharapkan dalam
kegiatan ini adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan
berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan
mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
Pada setiap aplikasi kurikulum mempunyai aplikasi pendekatan
pembelajaran berbeda-beda, demikian pada kurikulum sekarang ini. Scientific
approach (pendekatan ilmiah)adalah pendekatan pembelajaran yang diterapkan
pada aplikasi pembelajaran Kurikulum 2013. Pendekatan ini berbeda dari

9 | Pendekatan Saintifik dan STEM


pendekatan pembelajaran kurikulum sebelumnya. Pada setiap langkah inti
proses pembelajaran, guru akan melakukan langkah-langkah pembelajaran
sesuai dengan pendekatan ilmiah.
Pendekatan ilmiah/scientific approach mempunyai kriteria proses
pembelajaran sebagai berikut.
1) Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat
dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas hanya kira-
kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.
2) Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas
dari prasangka yang serta-mert, pemikiran subjektif, atau penalaran yang
menyimpang dari alur berpikir logis.
3) Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan
tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan
mengaplikasikan materi pembelajaran.
4) Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam
melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi
pembelajaran.
5) Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan
mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespons
materi pembelajaran.
6) Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggung
jawabkan.
7) Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun
menarik sistem penyajiannya.
Sedangkan proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu
attitude/sikap, knowledge/pengetahuan, dan skill/keterampilan (disingkat KSA
= knowledge, skill, dan attitude).
1) Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta
didik “tahu mengapa”.
2) Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar
peserta didik “tahu bagaimana”.

10 | Pendekatan Saintifik dan STEM


3) Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar
peserta didik “tahu apa”.
4) Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan anatar kemampuan
untuk menjadi manusia yang lebih baik (soft skill) dan manusia yang
memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skill)
dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
5) Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan
afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
terintegrasi.

B. Pendidikan STEAM (Science, Technology, Engineering and


Mathematics)
1. Pengertian STEAM
STEAM merupakan singkatan dari sebuah pendekatan pembelajaran
interdisiplin antara Science, Technology, Engineering, Art and Mathematics.
STEAM dikenal di Indonesia dengan Sciences sebagai Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA), Technology sebagai ilmu teknologi, Engineering sebagai ilmu
Teknik, Art sebagai ilmu seni, seperti seni music, seni lukis, dan seni kriya, serta
Mathematics sebagai ilmu matematika.
Science atau sains merupakan kajian fenomena alam yang melibatkan
observasi dan pengukuran untuk menjelasskan secar objektif alam yang selalu
berubah. IPA menjadi salah satu dasar dari ilmu teknologi. Ruang lingkup ipa
terbatas pada berbagai hal yang dipahami oleh indra seperti penglihatan, sentuhan,
pendengaran, rabaan, dan pengecap. Mempelajari IPA dapat mengasah peserta
didik memperoleh pengetahuan melalui pembelajaran dan penyelidikan atau
pembuktian.
Technology atau teknologi merupakan inovasi-inovasi manusia yang
digunakan untuk memodifikasi alam agar memenuhi kebutuhan manusia dalam
bentuk peranti keras maupun cara strategi. Penggunaan teknologi oleh manusia
diawali dengan pengubahan sumber daya alam menjadi alat-alat sederhana. Segala

11 | Pendekatan Saintifik dan STEM


sesuatu yang menjadi teknologi bermula dari penemuan-penemuan yang tidak
terlepas dari kegagalan, sehingga mempelajari bagaimana menciptakan teknologi
berarti juga mengasah daya kritis peserta didik dalam menemukan inovasi.
Engineering atau teknik merupakan penerapan ilmu dan teknologi umtuk
menyelesaikan permasalahan manusia. Teknik dapat berupa praktik untuk
mendesaindan mengkonstruksi mesin, peralatan, system, material, dan proses
yang bermanfaat bagi manusia secara ekonomis dan ramah lingkungan. Teknik
merupakan aplikasi kreatif dari prinsip ipa untuk merancang atau
mengembangkan rangka mesin maupun alat-alat proses tertentu.
Art atau seni merupakan segala sesuatuyang diciptakan oleh manusia yang
mengandung unsur keindahan dan mampu membangkitkan perasaan dirinya
sendiri maupun orang lain. Seni juga dapat dimaknai sebagai keakhlian membuat
karya yang bermutu (ditinjau dari kehalusannya, fungsinya, bentuknya,
keindahannya, dan sebagaiya).
Mathematics atau matematika merupakan ilmu tentang pola-pola dan
hubungan-hubungan yang menyediakan Bahasa bagi teknologi, IPA, dan Teknik.
Matematika juga merupakan ilmu yang mempelajari keteraturan pola dan
hubungannya.
Berdasarkan pengertian dari 5 disiplin aspek tersebut dapat disimpulkan
bahwa STEAM adalah suatu pembelajaran yang menggunakan sains, teknologi,
teknik, seni dan matematika untuk mengembangkan kreativitas siswa melalui
proses pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

2. Tujuan Pendidikan STEAM


Tujuan dari pendidikan STEAM antara lain:
a. Memastikan STEAM berkemampuan. Tujuan ini berusaha untuk
menumbuhkan warga untuk memiliki pengetahuan, pemahaman konseptual,
dan keterampilan berpikir kritis yang datang dari mempelajari STEAM. Hal
ini penting bagi mereka yang tidak pernah terkait langsung dengan karir
pendidikan STEAM.

12 | Pendekatan Saintifik dan STEM


b. Membangun tenaga kerja STEAM ditingkat mahir. Tujuan ini berusaha
untuk mempersiapkan jumlah pekerja yang cukup untuk lowongan kerja di
karir pendidikan STEAM terkait yang diperkirakan akan meningkat di
tahun-tahun mendatang. Selain itu, keterampilan pendidikan STEAM saling
terkait dan saling relevan dalam bidang pekerjaan meskipun tidak selalu
terkai langsung dengan STEM mata pelajaran.
c. Menumbuhkan alhi STEAM masa depan. Tujuan ini dimaksudkan untuk
mendidik para ahli STEAM terbaik terbaik di dunia karena mereka
berkontribusi untuk pertumbuhan ekonomi, kemajuan teknologi,
pemahaman tentang diri kita sendiri dan alam semesta, dan untuk
memerangi dan pengurangan kelaparan, penyakit, dan kemiskinan.
d. Mencapai prestasi dan partisipasi dan mempersempit kesenjangan
pendidikan. Tujuan ini dimaksudkan untuk meningkatkan perempuan dan
peran serta kelompok minoritas dan menumbuhkan minat dalam bidang
STEAM untuk menyerap potensi penuh semua warga negara.

3. Pentingnya Pendidikan STEAM


Pembelajaran STEAM muncul ditujukan agar semua gender terlibat dalam
pembelajaran. Baik laki-laki maupun perempuan memiliki kesempatan yang sama
dalam mengassah keterampilan bidang STEAM. Tidak menutup kemungkinan
pekerjaan dibidang Teknik yang selama ini didominasi oleh laki-laki, dapat juga
dilakukan oleh perempuan yang memiliki kapasitas yang memadai.
Pembelajaran STEAM dapat mengasah tingkat literasi STEAM pada pesrta
didik. Literasi STEAM menjadi tujuan yang ingin dicapai oleh peserta didik
maupun pendidik. Bagi peserta didik literasi STEAM bermanfaat menunjang
kinerja mendidik generasi yang kompetitif dan kolaboratif.
Literasi STEAM mengacu pada kemampuan individu untuk menerapkan
pemahaman tentang bagaimana ketatnya persaingan bekerja didunia nyata yang
membutuhkan empat bidang STEAM yang paling terkait. National Governors
Association Center For Best Praktices milik amerika mendefinisikan literasi
STEAM menurut masing-masing lima bidang STEAM.

13 | Pendekatan Saintifik dan STEM


4. Cara Menerapkan Pendidikan STEAM
Roberts dan Cantu (2012) mengembangkan 3 pendekatan pembelajaran
STEM yaitu:
a. Pendekatan SILO (terpisah)
Pendekatan silo merupakan pendidikan STEAM yang mengacu pada
pembelajaran yang terpisah-pisah dalam subjek STEAM. Penekanan
pembelajaran yaitu pada perolehan pengetahuan dibandingkan dengan
kemmpuan teknis. Pembelajaran yang padat pada masing-masing subjek
memungkinka sisa untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam. Tujuan
pendekatan silo adalah utuk meningkatkan pengetahuan yang menghasilkan
penilaian.

14 | Pendekatan Saintifik dan STEM


Kelemahan dari pendekatan ini antara lain:
1. Pembelajaran silo memiliki kecenderungan untuk mengurangi manfaat
belajar STEAM yang diharapkan karena kemungkinan adanya kurang
ketertarikan siswa terhadap salah satu bidang STEAM. Contohnya menurut
hasil penelitian bahwa perempuan kurang tertarik untuk berpartisipasi dalam
bidang teknik, misalnya teknik sipil, teknik mesin, atau teknik elektro.
2. Tanpa praktek siswa mungki gagal untuk memahami integrasi yang terjadi
secara alami antara pelajaran STEAM di dunia nyata, sehingga dapat
menghambat pertumbuhan akademik siswa. Hal itu terjadi karena
pendekatan silo menyebabkan guru untuk mengandalkan metodologi
berbasis ceramah daripada praktek. Padahal hasil penelitian menunjukkan
bahwa kegiatan praktek lebih diinginkan siswa dalam belajar.
3. Fokus dari pembelajaran dalam pendekatan silo ialah konten materi. Hal ini
dapat membasi semjumlah stimulasi lintas kurikuler dan pemahaman siswa
dari penerapan apa yang harus mereka pelajari.
b. Pendekatan Tertanam
Pembelajaran STEAM secara tertanam secara luas dapat didefinisikan
sebagai pendekatan pendidian dimana domain pengetahuan diperoleh melalui
penekanan pada situasi dunia nyata dan teknik memecahkan masalah dalam
konteks sosial, budaya, dan fungsional.
Dalam pendekatan tertanam, salah satu konten/materi lebih diutamakan,
sehingga mempertahankan integritas dari subjek. Pendekatan tertanam berbeda
dari pendekatan silo dalam hal bahwa pendekatan tertanam meningkatkan
pembelajaran dengan menghubungkan materi utama dengan materi lain yang
tidak diutamakan atau materi yang tertanam. Tetapi bidang yang tidak
diutamakan tersebut dirancang untuk tidak ievaluasi atau dinilai.

15 | Pendekatan Saintifik dan STEM


Kelemahan dalam pendekatan tertanam yaitu dapat mengakibatkan
pembelajaran terpotong-potong. Jika seorang siswa tidak bisa mengaitkan
konten tertanam dalam konten utama, siswa beresiko hanya belajar sebagian
pelajaran daripada manfaat dari pelajaran secara keseluruhan. Selain itu,
penting untuk memastikan komponen yang tertanam sudah siswa pelajari
sebelumnya apada tingkat kela yang sesuai. Jika guru harus berhenti dan
mengajar atau meremediasi siswa pada pengetahuan yang tertanam, proses
belajar siswa dapat terhganggu.
c. Pendekatan Integrasi (terpadu)
Pendekatan terpadu diharapkan dapat meningkatkan minat pada bidang
STEAM, terutama jika dimulai sejak siswa masih muda. Pendekatan terpadu
menghubungkan materi dari berbagai bidang STEAM yang diajarkan ke kelas
yang berbeda dan pada waktu yang berbeda dan menggabungkan konten lintas
kulikuler dengan keterampilan berpikir kritis, keterampilan memecahkan
masalah, dan pengetahuan untuk mencapai suatu kesimpulan. Pendekatan
terpadu adalah pendekatan yang terbaik untuk pembelajaran STEAM.

16 | Pendekatan Saintifik dan STEM


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan diatas, dapat disimpulkan
bahwa:
1. Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian
rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip
melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan
masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik
kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang
“ditemukan”.
2. STEAM adalah suatu pembelajaran yang menggunakan sains, teknologi,
teknik, seni dan matematika untuk mengembangkan kreativitas siswa melalui
proses pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Cara menerapkan
STEm ada 3 pendekatan, yaitu pendekatan silo (terpisah), pendekatan
embedded (tertanam), dan pendekatan terpadu.
B. Saran
Adapun sarannya yaitu kepada penulis diharapkan agar menambah lagi
referensi lain agar wawasan menjadi semakin luas terkait dengan teori-teori
belajar

17 | Pendekatan Saintifik dan STEM


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Kelebihan-kekurangan dan Langkah Pendekatan


SETS. http://m4y-a5a.blogspot.com/2012/10/kelebihan-kekurangan-dan-
langkah.html.chitika_close_butto diakses 28 September 2013 pukul 14.15
WIB.
Depdiknas. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Kegiatan Belajar Mengajar.
Jakarta:Pusat Kurikulum Balitbang.
Hapsari, Hana. 2010. Model pembelajaran paikem dan pendekatan sets.
Http://hana-spirit.blogspot.com/2013/01/model-pembelajaran-paikem-
dan.html. Diakses pada 28 september 2013 pukul 14.13 WIB.
Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad
21. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Imas Kurniasih & Berlin Sani. 2014. Impelementasi Kurikulum 2013: Konsep &
Penerapan. Surabaya: Kata Pena.
Kuswati, S. 2004. Pendidikan Sains dan Teknologi Masyarakat dan Peningkatan
Pemahaman Siswa terhadap Pokok Bahasan Lingkungan. Skripsi,
Universitas Negeri Malang, Malang.
Muhtadi, Ali, M. Pd. 2019. Modul 3 Pembelajaran inovatif. Jakarta
Poedjiadi. 1994. Mewujudkan Literasi Sains dan Teknologi Melalui Pendidikan
Disampaikan pada Seminar FPMIPA IKIP Bandung. (online)
http://www.duniaguru.com/index.php?
option=com_content&task=view&id=85&Itemid=26.. diakses tanggal: 5
Maret 2012.
Pristiadi, Utomo. 2008. Pembelajaran Fisika dengan Pedekatan SETS. 
http://ilmuwanmuda.wordpress.com/pembelajaran-fisika-dengan-
pendekatan-sets/ Diakses pada 26 september pada 19.34 WIB.
Senjaya, Wina. (2007), Strategi Pembelajaran, Jakarta : Kencana Prenada Media
Group.
Torlakson. T, 2014. Innovate: A Blueprint For Science, Technology, Engineering,
and Mathematics in California Public Education. California: State
Superintendent of Public Instruction.
Winarni, J., Siti Z., Supriyono, K.H. 2016. STEM: Apa, Mengapa, dan
Bagaimana. Prosiding Seminar Nasional IPA Pascasarjana UM, vol 1.

18 | Pendekatan Saintifik dan STEM


Zoetriani. 2015. Makalah Model Pembelajaran Pendekatan. Online:
http://zoetrianiphysics.blogspot.co.id/2015/06/makalah-model-pembelajaran-
pendekatan.html. Diakses 2 Oktober 2017 pukul 18.31.

19 | Pendekatan Saintifik dan STEM

Anda mungkin juga menyukai