Anda di halaman 1dari 6

Nurfadini

1813042009
Pendidikan kimia A
SEJARAH PERKEMBANGAN ATOM

1. John Daltom
John Dalton, seorang ilmuwan Inggris pada abad pertengahan
menggunakan konsep atom untuk menjelaskan reaksi-reaksi kimia. Teori yang dikemukakan
daltom didasarkan pada dua hokum, yaitu hokum kekekalan massa (hokum lavoiser) dan
hokum perbandingan tetap (hokum proust). Dari kedua hukum tersebut, John Dalton
mengemukakan pendapatnya terkait Teori Atom sebagai berikut:

 Atom merupakan bagian terkecil dari sebuah materi dan karena ukurannya yang paling
kecil sehingga tidak bisa lagi dibagi menjadi bagian lain.
 Atom digambarkan dengan bola pejal yang sangat kecil dengan kesimpulan bahwa suatu
unsur memiliki atom-atom yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda pula.
 Atom-atom bergabung untuk membentuk sebuah senyawa dengan perbandingan bilangan
bulat serta sederhana. Dalam hal ini dimisalkan air yang terdiri dari atom-atom hidrogen
dan atom-atom oksigen.
 Reaksi kimia merupakan pemisahan dan juga penggabungan atau penyusunan kembali
dari.

Adapun beberapa kelemahan dari teori Dalton adalah sebagai berikut:


 Tidak dapat menjelaskan bagaimana cara atom tersebut saling berkaitan
 Tidak dapat menjelaskan hubungan antara larutan senyawa dengan daya hantar sebuah
arus listrik karena atom merupakan bagian terkecil unsur atau benda yang tidak bisa
dibagi lagi
 Tidak dapat menjelaskan sifat listrik materi
 Tidak bisa menjelaskan perbedaan antara atom unsur yang satu dengan atom unsur
lainnya.

2. J. J Thomson
Tahapan perkembangan Teori Atom selanjutnya adalah teori yang dikemukakan oleh
Thomson. Teori ini muncul setelah teori Dalton. Dalam perkembangannya, Thomson
melakukan perbaikan terkait kelemahan yang terdapat dalam teori yang dikemukakan oleh
Dalton yang merupakan penemu pertama teori modern yang membahas tentang atom. Dalam
hal ini, perbaikan terkait Teori Atom yang dikemukakan oleh Dalton adalah dengan
penemuan elektron oleh Thomson pada tahun 1897 dimana elektron merupakan partikel yang
bermuatan negatif. Penemuan yang dilakukan oleh Thomson ini diperoleh melalui sebuah
percobaan dengan menggunakan tabung sinar katode. Berdasarkan percobaan tersebut,
menunjukkan bahwa sinar katoda terdefleksi (terbelokkan) oleh medan magnet maupun
medan listrik. Hal ini menunjukkan bahwa sinar katoda merupakan radiasi partikel yang
bermuatan listrik. Pada eksperimen dengan medan listrik, sinar katoda terbelokkan menuju ke
arak kutup nermuatan positif. Hal ini menunjukkan bahwa sinar katoda merupakan radiasi
partikel bermuatan negarif. Selanjutnya partikel sinar katoda ini disebut sebagai electron. Isi
dari Teori Atom yang dikemukakan oleh Thomson adalah atom merupakan sebuah bola pejal
yang memiliki muatan positif. Selain itu, di dalamnya tersebar elektron yang memiliki muatan
negatif. Teori yang dikemukakan oleh Thomson ini juga disebut dengan teori roti kismis.
Beberapa kelebihan dari teori ini adalah sebagai berikut:
 Detail Teori Atom dari Thomson membuktikan bahwa atom bukan merupakan bagian
terkecil dari suatu unsur. Hal ini dikarenakan Thomson menemukan adanya partikel lain
yang bermuatan negatif dan terdapat pada atom.

 Membuktikan bahwa atom bersifat netral yang tersusun dari partikel-partikel yang
memiliki muatan positif dan negatif.
 Membuktikan bahwa adanya elektron dalam semua unsur benda.

Adapun kekurangan dari teori ini adalah sebagai berikut:

 Tidak dapat menjelaskan tentang susunan muatan positif dan jumlah elektron yang
terdapat dalam bola
 Tidak dapat menjelaskan tentang inti dari atom.

3. Ernest Rutherfort
Perkembangan selanjutnya terkait Teori Atom adalah teori yang dikemukakan oleh
Rutherford. Teori ini didasarkan pada eksperimen dengan melakukan penembakan partikel
alfa terhadap lempeng emas. Eksperimen tersebut kemudian dikenal dengan eksperimen
Geiger-Marsden. Nama dari eksperimen tersebut merupakan murid dari Rutherford. Pada saat
itu, ia bersama kedua muridnya tersebut melakukan percobaan dengan menembakkan partikel
atau sinar alfa terhadap lempeng tipis emas. Partikel alfa sendiri merupakan partikel yang
memiliki muatan positif, bergerak lurus serta memiliki daya tembus yang besar. Dari
percobaan yang dilakukan tersebut, sinar alfa ada yang dibelokkan, dipantulkan dan
diteruskan. Hasil yang didapatkan dari percobaan tersebut Teori Atom Rutherford yang
menyatakan beberapa hal, diantaranya adalah sebagai berikut:

 Elektron yang memiliki muatan negatif bergerak mengelilingi inti atom yang bermuatan
positif dengan kecepatan yang sangat tinggi

 Atom memiliki inti atom yang bermuatan positif dan menjadi pusat massa atom

 Penyebaran partikel alfa tidak dipengaruhi oleh adanya awan elektron

 Sebagian besar dari atom merupakan permukaan yang kosong atau hampa

 Sebagian kecil dari partikel alfa yang lewat akan dibelokkan dan sedikit sekali yang
dipantulkan sedangkan sebagian besar lainnya tidak mengalami hambatan.

Pada tahun 1922, berdasarkan eksperimen yang dilakukan sebelumnya, Rutherford


menyangkal Teori Atom yang dikemukakan oleh Thomson. Ia mengatakan bahwa atom
memiliki inti yang merupakan pusat massa dan diberi nama nukleus yang dikelilingi oleh
awan elektron yang bermuatan negatif. Model struktur atom Rutherford menyisakan sebuah
masalah yang belum terpecahkan dimana dia menyatakan bahwa terdapat jenis patrikel selain
proton dalam inti atom. Sehinggan James Chadwick pada tahun 1932 pada saai itu dia
menembakkan partikel α keselembar tipis berkelium, logam tersebut memancarkan radiasi
yang berenergi sangat tinggi yang serupa dengan sinar-γ. Percobaan tersebut menunjukkan
bahwa sinar itu terdiri atas partikel netral yang mempunyai massa sedikit lebih besar dari pada
massa proton dia menamainya dengan neutron.
Teori Atom yang dikemukakan oleh Rutherford tersebut masih memiliki beberapa
kekurangan. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:

 Tidak mampu menjelaskan kenapa elektron tidak pernah jatuh ke dalam inti atom sesuai
dengan teori fisika klasik

 Tidak mampu menjelaskan terkait spektrum garis pada atom hidrogen

 Tidak mampu menjelaskan letak dari elektron dan cara rotasinya terkait inti atom
 Elektron yang bergerak akan memancarkan energi sehingga secara keseluruhan energi
atom tidak stabil.
4. Niels Bohr
Sekitar tahun 1913, seorang pakar fisika dari Denmark, yaitu Bohr melakukan
eksperimen yang kemudian dikenal dengan nama spektrum atom hidrogen. Eksperimen yang
dilakukan tersebut bertujuan untuk menyempurnakan capaian dalam Teori Atom Rutherford
yang sudah muncul sebelumnya. Eksperimen ini berhasil menggambarkan keadaan elektron.
Penjelasan yang diberikan oleh Bohr mengenai atom hidrogen adalah gabungan dari teori
klasik yang berasal dari Teori Atom Rutherford dan teori kuantum yang dijelaskan oleh
Planck. Bohr menyatakan bahwa electron-elektron bermuatan negative bergerak mengelilingi
inti atom yang bermuatan positif pada jarak terentu yang berbeda-beda seperti orbit planet-
planet memgelilingi matahari. Adapun hipotesis dari Bohr terkait hasil eksperimen yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
 Elektron dapat berpindah dari orbit satu ke orbit yang lain dengan dasar tingkatan
energi. Elektron akan berpindah menuju ke orbit yang memiliki energi lebih tinggi jika
elektron menyerap energi yang memiliki besaran sama dengan perbedaan energi antara
dua orbit yang bersangkutan Sebaliknya, elektron yang berpindah ke orbit yang
memiliki energi lebih rendah akan memancarkan radiasi yang teramati sebagai spektrum
garis yang besarnya sama dengan perbedaan energi antara kedua orbit yang
bersangkutan.

 Elektron akan berada dalam keadaan stationer dan tidak memancarkan energi selama
dalam orbitnya.
 Jika elektron berpindah dan menempati orbit yang lebih tinggi, maka atom dalam
molekul berada dalam tingkat tereksitasi.

 Jika elektron berpindah dan menempati orbit yang lebih rendah, maka atom dan
molekul berada dalam tingkat dasar.

 Elektron mengelilingi inti atom dalam orbit tertentu yang berbentuk lingkaran dan
disebut dengan kulit elektron di mana dinyatakan dalam bentuk notasi K, L, M, N dan
seterusnya.
 Energi yang dimiliki elektron pada masing-masing orbit dapat mempengaruhi besar
kecil lingkaran orbit.

Adapun beberapa kekurangannya adalah sebagai berikut:

 Tidak banyak menjelaskan tentang spektrum warna dari atom yang memiliki banyak
elektron atau yang lebih kompleks

 Tidak dapat menjelaskan tentang adanya garis halus dalam spektrum hidrogen karena
elektron dianggap sebagai partikel

 Model atom Bohr memiliki nilai momentum sudut lintasan ground state yang salah

 Tidak bisa mengetahui intensitas relatif dari garis spektrum


 Tidak bisa menjelaskan atom selain atom hidrogen.
5. Atom Modern
Pada tahun 1924, Louis de Broglie menyatakan hipotesis dualisme partikel-gelombang
semua materi dapat memiliki sifat seperti gelombang. Elektron memiliki sifat seperti partikel
dan juga sifat seperti gelombang. Pada tahun 1926, Erwin Schrodinger merumuskan
persamaan matematis yang kini disebut persamaan gelombang Schrodinger, yang
memperhitungkan sifat seperti partikel dan seperti gelombang dari elektron. Pada tahun 1927,
Werner Heisenberg mengajukan asas ketidakpastian Heisenberg yang menyatakan bahwa
posisi elektron tidak dapat ditentukan secara pasti, namun hanya dapat ditentukan peluang
posisinya. Teori-teori dualisme partikel-gelombang, asas ketidakpastian Heisenberg, dan
persamaan Schrodinger ini kemudian menjadi dasar dari teori atom mekanika kuantum.
Penyelesaian persamaan Schrodinger menghasilkan fungsi gelombang yang disebut orbital.
Orbital biasanya digambarkan seperti awan elektron, di mana kerapatan awan tersebut
menunjukkan peluang posisi elektron. Semakin rapat awan elektron maka semakin tinggi
peluang elektron, begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, model atom mekanika kuantum
disebut juga model awan elektron. Dasar dari teori ini adalah gerakan elektron dalam
mengelilingi inti bersifat layaknya sebuah gelombang. Prinsip mekanika kuantum ini yang
mempunyai ciri diantaranya:

 Adanya kuantisasi besaran-besaran fisika.

 Sifat dualisme gelombang – partikel.

 Ketidakpastian Heisenberg.

Sehingga dari beberapa prinsip di atas, model atom mekanika kuantum menghasilkan
bilangan-bilangan kuantum untuk menjelaskan konfigurasi elektron yang dimiliki oleh atom
tersebut. Bilangan-bilangan kuantum yang dimaksud diantaranya, bilangan kuantum utama n
yang menyatakan tingkat energi elektron, bilangan kuantum orbital l menyatakan besar
momentum sudut elektron, bilangan kuantum magnetik m menyatakan arah momentum sudut
elektron, bilangan kuantum spin s menyatakan besar momentum sudut intrinsik dari elektron

Anda mungkin juga menyukai