Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH STRATEGI DAN PEMBELAJARAN KIMIA

” Strategi Pembelajaran”

DISUSUN

OLEH KELOMPOK B:

1. Muh Chairul (1813040007)


2. Fadila (1813041007)
3. Andi Tahta Perlawanan (1813041029)
4. Nurfadini (1813042009)
5. Yuni Maulidianti (1813042015)

PENDIDIKAN KIMIA A

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur atas izin dan petunjuk Allah Subhana Wa Taalah,
sehingga penyelesaian makalah dengan judul “STRATEGI PEMBELAJARAN” dapat
diselesaikan. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk dan hidayahnya bagi kita
semua.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah wajib yakni Strategi dan
Pembelajaran Kimia. Makalah ini di tuangkan berbagai materi tentang konsep dari kedua
pendekatan tersebut, sehingga diharapkan kita semua mampu mengetahuinya.
Penulis menyadari bahwa penyusunan ini masih jauh dari kesempurnaan, karena
kesempurnaan hanyalah milik-Nya dan tiada manusia yang luput dari salah dan khilaf. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun dari pembaca
demi kesempurnaan tugas ini. Semoga saran dan kritik tersebut menjadi motivasi kepada penulis
untuk lebih tekun lagi belajar.

Makassar, 8 September 2020

Kelompok B
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………… i

Daftar Isi……………………………………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………….. 1

A. Latar Belakang…………………………………………………………... 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………….. 1
C. Tujuan…………………………………………………………………… 2

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………… 3

A. Pengertian Strategi Pembelajaran………………………….…………….. 3


B. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran…………………………………….. 4
C. Jenis-Jenis Strategi Pembelajaran………………………………………… 6

BAB III PENUTUP… …………………………………………………………….. 15

A. Kesimpulan …………………………………………………………….. 15
B. Saran ……………………………………………………………………..15
Daftar Pustaka…………………………………..………………………………….. 16
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Strategi pembelajaran dapat dipahami sebagai suatu cara, seperangkat cara, teknik yang
dilakukan dan ditempuh oleh seorang guru atau siswa dalam melakukan upaya terjadinya suatu
perubahan tingkah laku atau sikap (Warsita, 2008). Strategi pembelajaran merupakan salah satu
cara yang digunakan guru dalam penyampaikan materi pelajaran. Proses pembelajaran yang
dilakukan oleh guru tidak bisa terlepas dari penerapan strategi pembelajaran. Karena strategi
pembelajaran tersebut merupakan salah satu cara yang digunakan guru dalam menyampaikan
materi pelajaran. Diharapkan penyampaian materi pelajaran tersebut, dapat diserap dan dipahami
oleh siswa, karena hal ini berdampak terhadap tujuan yang hendak dicapai proses pembelajaran.
Tujuan proses pembelajaran tersebut adalah tercapainya hasil belajar yang diinginkan.

Strategi pembelajaran sangat berguna bagi guru maupun siswa pada proses pembelajaran.
Bagi guru, strategi pembelajaran ini dijadikan sebagai pedoman dan acuan bertindak yang
sistematis dalam pelaksanaan pembelajaran. Bagi siswa penggunaaan strategi pembelajaran
dapat mempermudah proses pembelajaran dan mempercepat memahami isi pembelajaran, karena
setiap strategi pembelajaran dirancang untuk mempermudah proses pembelajaran.

Seoarang guru disadari atau tidak, harus memilih strategi tertentu agar pelaksanaan proses
pembelajaran di kelas berjalan lancar dan hasilnya optimal. Tidak ada seorang guru yang tidak
mengharapkan demikian, karena setiap individu guru masih mempunyai nurani yang peka
terhadap anak didiknya. Tidak ada guru yang menginginkan kondisi proses pembelajaran yang
kacau dengan hasil belajar yang jelek, sehingga setiap guru pasti akan mempersiapkan strategi
pembelajaran yang matang dan tepat, agar hasil belajar siswa terus meningkat dengan baik.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu ?
1. Apa yang dimaksud dengan strategi pembelajaran ?
2. Bagaimana konsep dasar strategi pembelajaran ?
3. Apa saja jenis-jenis strategi pembelajaran ?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian strategi pembelajaran
2. Untuk mengetahui konsep dasar strategi pembelajaran
3. Untuk mengetahui jenis-jenis strategi pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Strategi Pembelajaran


Kata strategi berasal dari bahasa Latin strategia, yang diartikan sebagai seni penggunaan
rencana untuk mencapai tujuan. Strategi pembelajaran menurut Frelberg & Driscoll (1992) dapat
digunakan untuk mencapai berbagai tujuan pemberian materi pelajaran pada berbagai tingkatan,
untuk siswa yang berbeda, dalam konteks yang berbeda pula. Gerlach & Ely (1980) mengatakan
bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi
pelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu, meliputi sifat, lingkup, dan urutan kegiatan
yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa. Dick & Carey (1996) berpendapat
bahwa strategi pembelajaran tidak hanya terbatas pada prosedur kegiatan, melainkan juga
termasuk di dalamnya materi atau paket pembelajaran. Strategi pembelajaran terdiri atas semua
komponen materi pelajaran dan prosedur yang akan digunakan untuk membantu siswa mencapai
tujuan pembelajaran tertentu (Anitah, 2008).
Strategi dalam konteks pendidikan dapat dimaknai dengan perencenaan apa yang akan
kita lakukan atau serangkaian apa yang akan kita capai yang mengarah pada suatu tujuan
pendidikan (Anggraeni, 2019). Sanjaya dikutip dalam sidiq (2019) merumuskan strategi sebagai:
a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular education goal.
Berdasarkan rumusan diatas, strategi diartikan sebagai suaru rencana tindakan, metode atau
serangkaian aktifitas yang dirancang untuk mencapai suatu tujuan pendidikan tertentu.
Menurut Hidayat (2010) terdapat beberapa definisi strategi pembelajaran dari para ahli
sebagai berikut:
1. Cropper mengatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan pemilihan atas berbagai jenis
latihan tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Ia menegaskan
bahwa setiap tingkah laku yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik dalam kegiatan
belajarnya harus dapat dipraktikkan
2. Kemp menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan yang harus dikerjakan
guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Menurur Hidayat (2019) tujuan strategi pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Sebagai proses pengembangan pengajaran sistematis yang digunakan secara khusus sesuai
dengan teori-teori pembelajaran untuk menjamin kualitasnya. Perencanaan ini akan
menganalisis kebutuhan dari proses belajar dengan alur sistematis untuk mencapai tujuan
pembelajaran, termasuk didalamnya melakukan evaluasi terhadap materi pelajaran dan
aktivitas pengajaran.
2. Sebahai disiplin ilmu pengetahuan yang senantiasa memperhatikan hasil-hasul penelitian dan
teori-teori tentang strategi pengajaran dan implementasinya dalam pembelajaran.

3. Sebagai sains, yakni mengkreasikan secara detail spesifikasi dari pengembangan,


implementasi, evaluasi, dan pemeliharaan terhadap situasi ataupun fasilitas pembelajaran
dalam lingkup unit-unit yang sempit maupun luas dari materi pembelajaran dengan segala
tindakan kompleksitasnya.

4. Sebagai realitas, yakni ide pengajaran yang dikembangkan dengan memberikan hubungan
pengejaran setiap waktu. Dalam suatu proses yng berjalan, perencanaan mengecek bahwa
semua kegiatan telah sesuai dengan tuntutan sains serta dilaksanakannya secara sistematik.

5. Sebagai suatu sistem, yakni susunan dari sumber-sumber dan prosedur-prosdur yang
mengerakkan pembelajaran. Pengembangan sistem pembelajaran melalui proses yang
sistematis selanjutnya diimplementasikan dengan mengacu pada sistem perencenaan

6. Sebagai teknologi, yakni suatu perencenaan yang mendorong penggunaan teknik-teknik ynag
dapat mengembangkan tingkah laku kognitif serta teori-teori konstruktif terhadap solusi dari
problem pengajaran

B. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran


Menurut newman dan mogam strategi pembelajaran memiliki empat konsep pertama
mengidentifikasi dan menetapkan tujuan, kedua pertimbangan dan pemilihan cara pendekatan,
ketiga pertimbangan dan pemilihan langkah-langkah yang akan ditempuh, dan keempat
pertimbangan dan pemilihan tolak ukur taraf keberhasilan sesuai dengan tujuan (Hidayat, 2019).
Menurut Djamarah dikutip dalam Sidiq (2019) ada empat konsep strategi pembelajaran,
yaitu:
1) Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku
kepribadian peserta didik yang diharapkan.
2) Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup
masyarakat.
3) Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling
tepat, efektif, sehingga dapat dijadikan pegangan oleh para guru dalam menunaikan kegiatan
mengajarnya.
4) Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria dan standar
keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil
kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik buat penyempurnaan
system instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.
Pertama, spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku yang diinginkan sebagai hasil
belajar mengajar yang dilakukan. Dengan kata lain apa yang harus dijadikan sasaran dari
kegiatan belajar mengajar tersebut. Sasaran ini harus dirumuskan secara jelas dan konkrit
sehingga mudah dipahami oleh peserta didik. Perubahan perilaku dan kepribadian yang kita
inginkan terjadi setelah siswa mengikuti suatu kegiatan belajar mengajar itu harus jelas, misalnya
dari tidak bisa membaca berubah menjadi dapat membaca. Suatu kegiatan belajar mengajar tanpa
sasaran yang jelas, berarti kegiatan tersebut dilakukan tanpa arah atau tujuan yang pasti. Lebih
jauh suatu usaha atau kegiatan yang tidak punya arah atau tujuan pasti, dapat menyebabkan
terjadinya penyimpangan- penyimpangan dan tidak tercapainya hasil yang diharapkan.
Kedua, memilih cara pendekatan belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif
untuk mencapai sasaran. Bagaimana cara kita memandang suatu persoalan, konsep, pengertian
dan teori apa yang kita gunakan dalam memecahkan suatu kasus akan mempengaruhi hasilnya.
Suatu masalah yang dipelajari oleh dua orang dengan pendekatan berbeda, akan menghasilkan
kesimpulan- kesimpulan yang tidak sama. Norma-norma sosial seperti baik, benar, adil, dan
sebagainya akan melahirkan kesimpulan yang berbeda bahkan mungkin bertentangan kalau
dalam cara pendekatannya menggunakan berbagai disiplin ilmu. Pengertian-pengertian, konsep,
dan teori ekonomi tentang baik, benar, atau adil, tidak sama dengan baik, benar atau adil menurut
pengertian konsep dan teori antropologi. Juga akan tidak sama apa yang dikatakan baik, benar
atau adil kalau kita menggunakan pendekatan agama karena pengertian, konsep, dan teori agama
mengenai baik, benar atau adil itu jelas berbeda dengan konsep ekonomi maupun antropologi.
Begitu juga halnya dengan cara pendekatan terhadap kegiatan belajar mengajar dalam
pembelajaran.
Ketiga, memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang
dianggap paling tepat dan efektif. Metode atau teknik penyajian untuk memotivasi siswa agar
mampu menerapkan pengetahuan dan pengalamannya untuk memecahkan masalah, berbeda
dengan cara atau supaya murid-murid terdorong dan mampu berfikir bebas dan cukup keberanian
untuk mengemukakan pendapatnya sendiri. Perlu dipahami bahwa suatu metode mungkin hanya
cocok dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi dengan sasaran yang berbeda hendaknya
jangan menggunakan teknik penyajian yang sama.
Keempat, menetapkan norma-norma atau kriteria keberhasilan sehingga guru mempunyai
pegangan yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai sampai sejauh mana keberhasilan tugas-
tugas yang telah dilakukannya. Suatu program baru bisa diketahui keberhasilannya setelah
dilakukan evaluasi. Sistem penilaian dalam kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu
strategi yang tidak bisa dipisahkan dengan strategi dasar lain. Apa yang harus dinilai dan
bagaimana penilaian itu harus dilakukan termasuk kemampuan yang harus dimiliki oleh guru.
Seorang siswa dapat dikategorikan sebagai murid yang berhasil bisa dilihat dari berbagai segi.
Bisa dilihat dari segi kerajinannya mengikuti tatap muka dengan guru, perilaku sehari-hari di
sekolah, hasil ulangan, hubungan sosial, kepemimpinan, prestasi olah raga, keterampilan dan
sebagainya atau dilihat dan berbagai aspek. Keempat dasar strategi tersebut merupakan satu
kesatuan yang utuh antara dasar yang satu dengan dasar yang lain saling menopang dan tidak
bisa dipisahkan.

C. Jenis- Jenis Strategi Pembelajaran


1. Model Contextual Teaching and Learning (CTL)
CTL adalah merupakan model pembelajaran yang mengaitkan antara materi
pembelajaran dengan situasi dunia nyata yang berkembang dan terjadi di lingkungan sekitar
peserta didik sehingga dia mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar
dengan kehidupan sehari-hari mereka. Pembelajaran kontekstual ini menekankan pada daya pikir
yang tinggi, transfer ilmu pengetahuan, mengumpulkan dan menganalisis data, memecahkan
problema-problema tertentu baik secara individu maupun kelompok. Pembelajaran dengan CTL
akan memungkinkan proses belajar yang tenang dan menyenangkan karena proses pembelajaran
dilakukan secara alamiah dan kemudian peserta didik dapat mempraktekkan secara langsung
beberapa materi yang telah dipelajarinya. Pembelajaran CTL mendorong peserta didik
memahami hakekat, makna dan manfaat belajar sehingga akan memberikan stimulus dan
motivasi kepada mereka untuk rajin dan senantiasa belajar. Dengan penerapan CTL hasil
pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi peserta didik. Oleh karenanya proses
pembelajaranharus berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan peserta didik bekerja dan
mengalami, bukan dalam bentuk transfer pengetahuan dari guru kepada peserta didik. Strategi
dan penggunaan metode dalam pembelajaran menjadi lebih penting dibandingkan dengan hasil
pembelajaran. Dengan menerapkan CTL ini guru tidak hanya menyampaikan materi belaka yang
berupa hafalan tetapi juga bagaimana mengatur lingkungan dan strategi pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik termotivasi untu belajar. Lingkungan belajar yang kondusif sangat
penting dan sangat menunjang pembelajaran kontekstual dan keberhasilan pembelajaran secara
keseluruhan (Hidayat, 2019). Sehubungan dengan hal itu, terdapat lima karakteristik penting
dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL menurut Sanjaya dikutip dalam
Hanik (2019) antara lain:
1) Dalam CTL, pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada
(activating knowledge), artinya pengetahuan yang akan diperoleh peserta didik adalah
pegetahuan utuh yang memiliki keterkaitan satu sama lain.
2) Pembelajaran yang kontekstual adalah belajar dalam rangka memperoleh dan menambah
pengetahuan baru (acquiring knowledge). Pengetahuan baru itu diperoleh dengan cara
deduktif, artinya pembelajaran dimulai dengan mempelajari secara keseluruhan, kemudian
memperhatikan detailnya.
3) Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), artinya pengetahuan yang diperoleh
bukan untuk dihafal tetapi untuk dipahami dan diyakini.
4) Mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying knowledge), artinya
pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan
peserta didik, sehingga tampak perubahan peserta didik.
2. Model Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM)
Model PAIKEM merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif dan Menyenangkan. Istilah Aktif, maksudnya pembelajaran adalah sebuah proses aktif
membangun makna dan pemahaman dari informasi, ilmu pengetahuan maupun pengalaman oleh
peserta didik sendiri. Inovatif, dimaksudkan dalam pembelajaran diharapkan peserta didik dapat
memunculkan ide-ide baru atau inovasi-inovasi positif yang dapat mendukung pemahaman
peserta didik terhadap suatu pelajaran tertentu. Kreatif, memiliki makna bahwa pembelajaran
merupakan sebuah proses mengembangkan kreatifitas peserta didik, karena pada dasarnya setiap
individu memiliki imajinasi dan rasa ingin tahu yang tidak pernah berhenti. Sedangkan istilah
Menyenangkan dimaksudkan bahwa proses pembelajaran harus berlangsung dalam suasana yang
menyenangkan dan mengesankan. Secara umum, tujuan penerapan model PAIKEM ini adalah
agar proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas dapat merangsang aktivitas dan kreativitas
belajar peserta didik serta dilaksanakan dengan efektif dan menyenangkan. Model pembelajaran
ini merupakan salah satu alternatif solusi untuk menciptakan lulusan (outcome) yang berkualitas,
kompetitif dan unggul. Menurut Ismail dikutip dalam Hanik (2019) adalah sebahai berikut:
1) Pembelajaran Aktif (Active Learning)
Pembelajaran aktif merupakan model pembelajaran yang lebih banyak melibatkan peserta
didik dalam mengakses berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam
proses pembelajaran di kelas, sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat
meningkatkan kompetensinya. Model pembelajaran aktif ini, meniscayakan adanya minimalisasi
peran guru di kelas. Guru lebih memposisikan dirinya sebagai fasilitator pembelajaran yang
mengatur sirkulasi dan jalannya proses pembelajaran dengan terlebih dahulu menyampaikan
tujuan dan kompetensi yang akan dicapai dalam suatu proses pembelajaran.
2) Pembelajaran Kreatif (Creative Learning)
Pembelajaran kreatif merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan guru untuk
dapat memotivasi dan memunculkan kreativitas peserta didik selama proses pembelajaran
berlangsung dengan menggunakan beberapa metode dan strategi yang variatif, misalnya kerja
kelompok, pemecahan masalah dan sebagainya. Pembelajaran kreatif ini diharapkan peserta
didik mampu memunculkan kreatifitas, baik dalam konteks kreatif berpikir maupun dalam
konteks kreatif melakukan sesuatu. Kreatif dalam berpikir merupakan kemampuan imajinatif
namun rasional. Menurut Rosyada dikutip dalam Hanik (2010) terdapat empat tahap dalam
peningkatan kebiasaan berpikir kreatif, yakni:
a) Persiapan, yakni proses pengumpulan berbagai informasi untuk diuji.
b) Inkubasi, yakni suatu rentang waktu untuk merenungkan hipotesis informasi tersebut sampai
memperoleh keyakinan bahwa hipotesis tersebut rasional.
c) Iluminasi, yakni kondisi menemukan keyakinan bahwa hipotesis tersebut benar, tepat dan
rasional.
d) Verifikasi, yakni pengujian kembali hasil hipotesis tersebut untuk dijadikan sebuah
rekomendasi.
Sedangkan kreatif dalam melakukan sesuatu adalah kemampuan peserta didik dalam
menghasilkan sebuah kegiatan atau aktivitas baru yang diperoleh dari hasil berpikir kreatif dan
mewujudkannya dalam bentuk sebuah hasil karya yang baru.
3) Pembelajaran yang efektif (Effective Learning)
Pembelajaran dapat dikatakan efektif jika Peserta didik mengalami berbagai pengalaman
baru (new experiences) dan perilakunya menjadi berubah menuju titik akumulasi kompetensi
yang diharapkan. Hal ini dapat tercapai jika guru melibatkan peserta didik dalam perencanaan
dan proses pembelajaran. Beberapa prosedur yang dapat dilakukan dalam melakukan proses
pembelajaran efektif, yakni :
a. Apersepsi (Pemanasan) Apersepsi ini dilakukan untuk menjajagi pengetahuan dan memotivasi
peserta didik dengan menyajikan materi yang menarik dan mendorongnya untuk mengetahui
hal-hal yang baru.
b. Eksplorasi
Eksplorasi merupakan kegiatan pembelajaran untuk mengenalkan bahan dan mengaitkannya
dengan pengetahuan yang telah dimiliki oleh peserta didik.
c. Konsolidasi Pembelajaran
Konsolidasi merupakan kegiatan untuk mengaktifkan peserta didik dalam pembentukan
kompetensi, dengan mengaitkan kompetensi dengan kehidupan peserta didik.
d. Penilaian
Penilaian dimaksudkan sebagai kegiatan menghimpun fakta-fakta dan dokumen belajar
peserta didik yang dapat dipercaya untuk melakukan perbaikan program pembelajaran.
5) Pembelajaran yang Menyenangkan (Joyful Learning)
Pembelajaran yang menyenangkan (joyful learning) merupakan sebuah pembelajaran
yang di dalamnya terdapat kohesi yang kuat antara guru dan peserta didik dengan tanpa ada
perasaan tertekan. Guru memposisikan diri sebagai mitra belajar peserta didik di kelas, sehingga
tidak ada beban bagi peserta didik dalam proses pembelajaran. Untuk mewujudkan proses
pembelajaran yang menyenangkan ini, guru dituntut untuk mandesain materi pembelajaran
dengan baik serta mengkombinasikannya dengan strategi pembelajaran yang mengedepankan
keterlibatan aktif peserta didik di kelas, seperti simulasi, game, team quiz, role playing dan
sebagainya.
3. Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning)
Menurut Hidayat (2019) pembelajaran kooperatif merupakan rangkaian kegiatan belajar
siswa dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Strategi
pembelajaran berdasarkan cooperative learning menuntut peserta didik untuk belajar didalam
sebuah tim yang akan sangat membantu pengembangan keterampilan social, sikap, dan kognitif.
Manfaat pembelajaran koperatif antara lain:
1) Meningkatkan kemampuan bekerja sama dan bersosialisasi
2) Melatih kepekaan diri dan empati melalui variasi perbedaan sikap dan perilaku selama bekerja
sama
3) Mengurangi kecemasan dan menumbuhkan kepercayaan diri.
4) Meningkatkan motivasi belajar dan sikap positif sehingga peserta didik akan mengetahui
kedudukannya dan belajar untuk saling menghargai satu sama lain
5) Membantu peserta didik dalam memahami konsep-konsep yang sulit.
Pembelajarn koperatif mengajarkan kepada sisiwa bahwa keberhasilan individu bukan
semata-mata disebabkan kemampuan individu, tetapi dipengaruhi juga oleh keberhadilan
kelompok. Sehubungan dengan itu, pembelajaran kooperatif diharapkan dapat mewujudkan tiga
tujuan pokok yaitu:
Pertama, hasil belajar akademik. Selain mengungkap beragam tujuan social, pembelajaran
kooperatif juga bertujuan unuk memeperbaiki prestasi siswa secara umum atau memudahkannya
menyelesaikan tugas-tugas akademik penting lainya secara khusus. Beberapa ahli berpendapat
bahwa model ini terbukti unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Para
pengembang menunjukkan bahwa model struktur pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan
nilai akademik dan perubahan norma yang berhubungan hasil belajar. Selain itu, pembelajaran
koperatif dapat memberikan keuntungan.
Kedua, penerimaan perbedaan individu. Tujuan lain dari pembelajaran kooperatif ialah
memunculkan sikap penerimaan secara dua terhadap segala perbedaan ras, budaya, kelas social,
serta kemampuan dan ketidak mampuan setiap individu. Pembelajaran kopertaif memberikan
peluang kepada siswa dari berbagai latar belakan dan kondisi untuk bekerja sama untuk
mengerjakan tugas-tugas akademik dan saling menghormati satu sama lain.
Ketiga, pengembangan keterampilan social. Tujuan dari pengembangan keterampilan social
dalam mengajarkan keterampilan bekerja sama dan berkolaborasi kepada para siswa.
Keterampilan social penting dimiliki untuk memudahkan mereka berinteraksi dengan dunia yang
lebih luas.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata strategi berasal dari bahasa Latin strategia, yang diartikan sebagai seni penggunaan
rencana untuk mencapai tujuan. Strategi dalam konteks pendidikan dapat dimaknai dengan
perencenaan apa yang akan kita lakukan atau serangkaian apa yang akan kita capai yang
mengarah pada suatu tujuan pendidikan. strategi pembelajaran memiliki empat konsep pertama
mengidentifikasi dan menetapkan tujuan, kedua pertimbangan dan pemilihan cara pendekatan,
ketiga pertimbangan dan pemilihan langkah-langkah yang akan ditempuh, dan keempat
pertimbangan dan pemilihan tolak ukur taraf keberhasilan sesuai dengan tujuan. Adapun jenis-
jenis strategi pendidikan yaitu: Model Contextual Teaching and Learning (CTL), Model
Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM), dan Pembelajaran
Koperatif (cooperative learning).

B. Saran
Adapun sarannya yaitu kepada penulis diharapkan agar menambah lagi referensi lain agar
wawasan menjadi semakin luas terkait dengan teori-teori belajar

DAFTAR PUSTAKA
Anitah, Sri, Mahmud Fasya, Ma’mur Saadie, Halimah, Dan Andika Dutha Bachari. 2008. Modul
Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia. Universitas Terbuka: Tanggerang Selatang.

Angraeni, Novita Eka. 2019. Strategi Pembelajaran Dengan Model Pendekatan Pada Peserta
Didik Agar Tercapai Tujuan Pendidikan Di Era Globalisasi. Science Edu. Vol.11,
No.1.
Hidayat, Isnu. 2019. 50 Strategi Pembelajaran Populer. DIVA Press: Yokyakarta

Ismail. 2009. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis Paikem (Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif, Dan Menyenangkan). http:// eprinsts. Walisongo.ac.id
/355/Umi Hanik
_Tesis_Bibliografi.pdf.

Sanjaya wina. 2008. Strategi pembelajaran beroreantasi standar proses pendidikan.


http://eprinsts Walisongo.ac.id/355/Umi Hanik_Tesis_Bibliografi.pdf.

Sidiq, Ricu, Najuah, Pristi Suhendro Lukitoyo Dan Sherin. 2019. Strategi Belajar Mengajar
Sejarah Menjadi Guru Sukses. Yayasan Kita Menulis: Medan

Rosyada, Dede. 2003. Paradikma Pendidikan Demokratis: Upaya Melibatkan Masyarakat


Dalam Proses Pendidikan. http:// eprinsts. Walisongo.ac.id/355/Umi Hanik_Tesis_
Bibliografi.pdf.

Anda mungkin juga menyukai