Anda di halaman 1dari 25

TUGAS MAKALAH

ANAK KELAS DIALYPETALAE

(BANGSA RHOEADALES – MALPHIGIALES)

Dosen Pengampu : Ika Listiana, M.Si

Mata Kuliah : Taksonomi Tumbuhan Tinggi

Disusun Oleh :

Ajeng Wulandaru 2111060004

Aydellia Nazira 2111060013

Khoirul Marub 2111060123

Septia 21110600148

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

TAHUN AJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
meskipun jauh dari kesempurnaan. Sholawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah memberikan
bimbingan-Nya dan menjadi tauladan umat manusia yang merindukan keindahan
syurga.
Kami menulis makalah ini bertujuan untuk mempelajari dan mengetahui
ilmu tentang Anak Kelas Dialypetalae dan untuk memenuhi salah satu tugas
kelompok pada mata kuliah Taksonomi Tumbuhan Tinggi di Universitas Islam
Negeri Raden Intan Lampung.
Akhir kata, kami menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang positif demi
terciptanya makalah yang lebih baik lagi dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, 18 November 2023

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................2
C. Tujuan........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Anak kelas Dialypetalae.............................................................3


1. Bangsa Rhoeadales........................................................3
2. Bangsa Sarraceniales.....................................................7
3. Bangsa Paeietales..........................................................9
4. Bangsa Guttiferales........................................................12
5. Bangsa Malvales atau Columniferae..............................14
6. Bangsa Geraniales atau Gruinales.................................17
7. Bangsa Malpighiales......................................................19

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................................................21
B. Saran...........................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae) merupakan tumbuh-tumbuhan
yang dalam kelas ini meliputi terna, semak-semak, perdu maupun pohon-
pohon yang mempunyai ciri-ciri morfologi mempunyai lembaga dengan dua
daun lembaga (berbiji belah) dan akar serta pucuk lembaga yang tidak
mempunyai pelindung yang khusus,akar lembaga tumbuh terus menjadi akar
pokok (akar tunggang) yang bercabang-cabang dan membentuk sistem akar
tunggang, batang berbentuk kerucut panjang, biasanya bercabang-cabang
dengan ruas-ruas dan buku-buku yang tidak jelas, duduk daun biasanya
tersebar atau berkarang, kadang-kadang saja berseling, daun tunggal atau
majemuk, seringkali disertai oleh daun-daun penumpu, jarang mempunyai
pelepah, helaian daun bertulang menyirip atau menjari.
Sedangkan ciri anatominya yaitu baik akar maupun batang
mempunyai kambium, hingga akar dan batangnya memperlihatkan
pertumbuhan menebal sekunder, pada akar sifat radial berkas pengangkutnya
hanya nyata pada akar yang belum mengadakan pertumbuhan menebal, serta
pada batang berkas pengangkutan tersusun dalam lingkaran. Anak kelas
Dialypetalae ini meliputi terna, semak, perdu dan pohon-pohon yang sesuai
dengan namanya sebagai ciri utamanya mempunyai bunga yang segera dapat
menarik perhatian dan pada umumnya menunjukkan adanya hiasan bunga
ganda, jadi jelas dapat dibedakan dalam kelopak dan mahkota, sedang daun-
daun mahkotanya bebas satu dari yang lain. Kelompok tumbuhan ini harus
dipandang sebagai kelompok tumbuhan dikotil yang paling primitif
didasarkan atas kenyataan bahwa diantara Dialypetalae ditemukan anggota-
anggota yang bagian-bagian bunganya tersusun dalam spiral pada sumbu
bunganya dan kadang-kadang tidak jelas batas-batasnya antara kelopak,
mahkota, benangsari, dan daun-daun buah karena adanya bentuk-bentuk
peralihan di antara bagian-bagian tersebut, ditambah dengan adanya daun-
daun buah yang masih bebas satu sama lain.

1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah makalah ini yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan anak kelas Dialypetalae?
2. Jelaskan kelompok bangsa Rhoeadales?
3. Sebutkan macam-macam bangsa Sarraceniales?
4. Bagaimana suku bangsa Paeietales?
5. Jerlaskan bangsa Guttiferales?
6. Apa pengertian Malvales atau Columniferae?
7. Sebutkan macam-macam suku Geraniales atau Gruinales?

C. Tujuan
Adapun tujuan makalah ini yaitu :
1. Untuk menjelaskan anak kelas Dialypetalae
2. Untuk mendeskripsikan bangsa Rhoeadales
3. Untuk mengetahui bangsa Sarraceniales
4. Untuk memahami bangsa Paeietales
5. Untuk mengidentifikasi bangsa Guttiferales
6. Untuk mempelajari bangsa Malvales atau Columniferae
7. Untuk menerangkan bangsa Geraniales atau Gruinales

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Anak Kelas Dialypetalae

Tumbuhan-tumbuhan yang tergolong kelas ini meliputi terna, semak.


perdu, dan pohon-pohon yang sesuai dengan namanya sebagai ciri utamanya
mempunyai bunga yang segera dapat menarik perhatian dan pada umumnya
menunjukkan adanya hiasan bunga ganda.1 Jadi jelas dapat dibedakan dalam
kelopak dan mahkota. Sedangkan daun-daun mahkotanya bebas satu dari yang
lain. Pandangan sementara ahli, bahwa kelompok tumbuhan ini harus di
pandang sebagai kelompok. Tumbuhan dikotil yang paling primitif didasarkan
atas kenyataan bahwa di antara Dialypetalae ditemukan anggota anggota yang
bagian-bagian bunganya tersusun dalam spiral pada sumbu bunganya dan
kadang kadang tidak jelas batas-batas antara kelopak. mahkota benangsari, dan
daun-daun buah karena adanya bentuk-bentuk peralihan di antara bagian-
bagian tersebut. ditambah dengan adanya daun-daun buah yang masih bebas
satu sama lain yang disebut dengan (apocarp).

1. Bangsa Rhoeadales

Bangsa ini meliputi tumbuh-tubuhan yang sebagian besar berupa terna


dengan daun-daun yang duduknya tersebar, tanpa daun penumpu. Bunga
umumnya banci, aktinomorf, hiasan bunga berupa kelopak dan mahkota
yang berdaun lepas, berbilangan 2 – 4, kadang-kadang 3 – 5. Benang sari
sama banyaknya dengan daun mahkota atau lebih banyak. Bakal buah
biasanya menumpang dengan 2 tembuni atau lebih yang terdapat pada
dinding buah, kadang-kadang menjadi beruang banyak karena adanya
pembentukan sekat-sekat.2 Dari segi anatomi ada sifat-sifat yang
karakteristik yaitu adanya buluh-buluh getah dan sel-sel yang mengandung
mirosin. Dalam bangsa ini tercakup sejumlah suku, antara lain:

1
Hasnunidah, Neni, and Wisnu Juli Wiono. "Botani Tumbuhan Tinggi." (2019).
2
Damayanti, Ade Yusfin. Inventarisasi Spermatophyta Sebagai Media Pembelajaran
Materi Plantae Kelas X MIPA SMA Nuris Jember Tahun Ajaran 2020/2021. Diss. Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Tadris Biologi, 2021.

3
a. Suku Papaveraceae
Kebanyakan anggotanya berupa ternal annual atau perenial, jarang
sekali berupa semak atau pohon, menghasilkan getah seperti susu atau
getah yang berwarna. Daun tersebar, di bagian ujung batang dekat bunga
berhadapan atau berkarang, helaian daun sering berbagi. Bunga terpisah-
pisah, banci, aktinomorf. Daun kelopak 2 bebas, daun mahkota 4, biasa
mendapat kunjungan serangga yang mengumpulkan serbuk sari benang
sari. Benang sari banyak, bakal buah menumpang dan biji kecil kampuh
licin atau gerigi. Contohnya yaitu Papaver. P. somniferum (apyun).

Gambar 2.1 Papaverraceae

(Sumber : Bissanti, 2018)

b. Suku Capparidaceae
Terna, semak atau pohon, kadang-kadang memanjat. Daun tunggal
atau mejemuk menjari, sering mempunyai daun penumpu, duduknya
tersebar, kadang-kadang berhadapan. Bunga umumnya banci, aktinomorf
atau zigomorf, biasanya tersusun dalam tandan. Daun kelopak 4, daun
mahkota kebanyakan juga 4. Benang sari banyak atau hanya beberapa
saja (4 – 6), sering kali diantaranya yang tidak mempunyai kepala sari.
Bakal biji sedikit sampai banyak. Buahnya buah kendaga atau buah buni,
kadang-kadang buah batu. Contohnya Capparis spinosa.

4
Gambar 2.2 Capparis spinosa.

(Sumber: Beltramini, 2019)

c. Suku Cruciferae (Brassicaceae)


Kebanyakan berupa terna annual atau perenial, jarang sekali berupa
tumbuhan berkayu. Daun tunggal atau majemuk, duduknya tersebar,
tidak mempunyai daun penumpu. Bunga banci, bilateral simetris atau
aktinomorf, biasanya tersusun dalam tandan pada ujung-ujung batang,
jarang mempunyai daun-daun pelindung. Kelopak tediri atas 4 daun
kelopak, benang sari 6. Contohnya: Brassica nigra.

Gambar 2.3 Brassica nigra


(Sumber: Lavin, 2019)

d. Suku Resedaceae
Terna annual atau perenial, daun tunggal atau majemuk menyirip,
duduk tersebar, mempunyai daun penumpu yang kecil, kadang-kadang

5
seperti kelenjar. Bunga banci, jarang berkelamin tunggal biasanya
zigomorf, tersusun dalam rangkaian berupa tandan atau bulir. Sumbu
bunga memanjang membentuk ginofor, pada tempat tertanamnya benang
sari melebar membentuk cakram. Contohnya: Reseda odorata.

Gambar 2.4 Reseda odorata


(Sumber: Kindeesley, 2015)

e. Suku Moringaceae
Pohon dengan daun majemuk menyirip ganda 2 sampai 3,
duduknya tersebar, tanpa daun penumpu, atau daun penumpu telah
mengalami metamorfosis menjadi kelenjar-kelenjar pada pangkal tangkai
daun. Bunga banci, zigomorf, tersusun dalam malai yang terdapat dalam
ketiak-ketiak daun. Dasar bunga bangun mangkuk, kelopak terdiri atas 5
daun kelopak, mahkota pun terdiri atas 5 daun mahkota, benang sari 5
ditambah dengan 5 lagi yang telah mandul (staminodium). Contohnya
yaitu: Moriga oleifera..3

3
Parmadhi, Rizki. Identifikasi Jenis Tumbuhan Spermatophyta yang Terdapat di
Lingkungan Sekolah SMA Negeri 1 Bakongan Sebagai Media Pembelajaran Materi
Kingdom Plantae. Diss. UIN Ar-Raniry, 2021.

6
Gambar 2.5 Moriga oleifera

(Sumber: Oleifera, 2016)

2. Bangsa Sarraceniales

Terna atau semak-semak dengan daun tunggal yang dudukya tersebar,


yang sebagian atau seluruhnya mengalami metamorfosis menjadi alat-alat
untuk menangkap serangga. Bunga banci atau berkelamin tunggal, aktinomorf,
kebanyakan mempunyai hiasan bunga yang jelas dapat dibedakan antara
kelopak dan mahkotanya. Bakal buah menumpang dengan 2-5 ruang, atau
beruang 1 dengan 3-5 tembuni pada dindingnya, bakal biji banyak. Biji kecil,
mempunyai endosperm. Bangsa ini mencakup 3 suku dan oleh sementara ahli
dipandang sebagai takson yang natural.

a. Suku Droseraceae.
Terna atau semak-semak kecil, seringkali tanpa batang yang jelas,
daun-daun tersebar atau merupakan rozet, dalam kuncup tergulung ke
dalam, biasanya penuh dengan kelenjar-kelenjar bertangkai yang
berperekat atau tepinya mempunyai rambut yang semuanya itu berguna
untuk menjebak serangga, kebanyakan mempunyai daun penumpu. Bunga
banci, aktinomorf, tersusun dalam rangkaian yang bersifat simos. Kelopak
terdiri atas 4-5 daun kelopak, mahkota juga terdiri atas 4-5 daun mahkota,
benang sari 4-20. Bakal buah menumpang, mempunyai 3-5 tangkai putik
dengan 3-5 atau banyak bakal biji. Contohnya adalah Drosera capensis.

7
Gambar 2.6 Drosera capensis.
(Sumber: Walmar, 2021)

b. Suku Sarraceniaceae.
Terna parenial dengan daun-daun berbentuk tabung atau pipa yang
duduknya tersebar atau membentuk roset akar, pada ujung tabung
terdapat helaian daun kecil. Bunga banci, aktinomorf, terpisah-pisah atau
membentuk rangkaian yang bersifat rasemos, mempunyai 5-8 daun
kelopak yang tersusun dalam spiral dan 5 daun mahkota. Bakal buah
menumpang, beruang 3-5, mempunyai banyak bakal biji. Buahnya buah
kendaga yang bila masak pecah dengan membelah ruang. Biji banyak,
kecil, dengan endosperm seperti daging, lembaga kecil. Contohnya
Sarracenia purpure.

Gambar 2.7 Sarracenia purpure


(Sumber: Carnivorous, 2020)

8
c. Suku nepenthaceae.
Terna atau semak-semak kecil, seringkali memanjat dengan
menggunakan daun-daunnya yang duduknya tersebar atau merupakan
rozet akar. Daun-daun itu menunjukkan beberapa bagian yaitu: tangkai,
bagian yang bersayap atau melebar, disusul kemudian dengan bagian
bagian yang menyempit dan seringkali terpilin menyerupai sulur
pembelit, dan pada ujung akhirnya terdapat bagian yang mengalami
metamorfosis menjadi badan yang mirip piala yang mempunyai tutup.
Buahnya buah kendaga yang membuka dengan membelah ruang. Biji
panjang, mempunyai endosperm dan lembaga yang panjang. Contohnya
adalah Nepenthes ampullaria.

Gambar 2.8 Nepenthes ampullaria


(Sumber: Austin, 2020)

3. Bangsa Parietales (Cistales)


Terna atau tumbuhan berkayu dengan daun-daun yang berhadapan
atau tersebar, kebanyakan mempunyai daun-daun yang berhadapan atau
tersebar, kebanyakan mempunyai daun penumpu.4 Bunga sebagian besar
banci, mempunyai kelopak da mahkota yang berbilangan 5. Benang sari
sama banyaknya dengan jumlah daun mahkota atau lebih banyak. Bakal
buah kebanyakan menumpang, kadang-kadang tenggelam, biasanya beruang
1 dengan 3 papan biji pada dindingnya, kadang-kadang lebih dari 1.

4
Hayah, Nurul. Inventarisasi Tumbuhan Spermatophyta pada Tempat Pemjualan
Tanaman Hias di Kota Banda Aceh sebagai Referensi Mata Kuliah Botani Tumbuhan
Tinggi. Diss. UIN Ar-Raniry Banda Aceh, 2016.

9
a. Suku Cistaceae.
Terna atau semak-semak dengan aun-daun tunggal yang duduknya
berhadapan, daun dengan rambut kelenjar yang menghasilkan minyak
atsiri, rambut seringkali berbentuk bintang. Bunga banci, aktinomorf,
terpisah-pisah atau tersusun dalam rangkaian yang bersifay simos. Daun
kelopak 3-5, daun mahkota sampai 5 atau tidak terdapat, biasanya lekas
gugur serta benang sari banyak. Biji dengan endosperm, lembaga
bengkok, terpilin atau terlipat. Contohnya Cistus loreti.

Gambar 2.8 Cistus loretii (Cistaceae)


(Sumber: Austin, 2020)

b. Suku Bixaceae.
Pohon atau perdu, daun tunggal bertulang daun menjari yang
duduknya tersebar, mempunyai daun penumpu. Bunnga besar
membentuk rangkaian berupa malai, banci, aktinomorf. Daun kelopak 5,
daun mahkota 5, benang sari banyak. Biji dengan kulit luar berdaging
berwarna merah, mempunyai endosperm, lembaga besar dengan daun
lembaga yang lebar dan melengkung pada ujungnya. Contohnya Bixa
Orellana (Bixaceae).

10
Gambar 2.9 Bixa Orellana (Bixaceae)
(Sumber: Austin, 2020)

c. Suku Tamaricaceae
Terna, semak, atau pohon dengan cabang-cabang yang qlangsing
dengan daun-daun tunggal kecil seperti sisik, duduknya tersebar, tanpa
daun penumpu. Bunga kecil, terpisah-pisah atau membentuk rangkaian
berupa bulir atau tandan, kebanyakan banci, aktinomorf. Buahnya buah
kendaga, biji berambut, tanpa atau dengan endosperm, lembaga lurus.
Contohnya: Tamarix tetandra.

Gambar 2.9 Tamarix tetandra (Tamaricaceae)


(Sumber: Austin, 2020)

11
4 Bangsa Guttiferales (Clusiales)

Sebagian besar berupa semak, perdu, atau pohon dengan batang


berkayu, daun tunggal berhadapan, dengan atau tanpa daun penumpu.5
Bunga hampir selalu banci, dengan kelopak dan daun-daun mahkota yang
bebas, kebanyakan berbilangan 5. Benang sari sama banyaknya dengan
jumlah daun mahkota, jika lebih berbekas. Putik dengan bakal buah yang
menumpang, apokarp atau sinkarp, jika sinkarp hanya beruang 1 dengan
tembuni pada dindingnya, biasanya beruang lebih dari 1 dengan tembuni di
pusat dalam sudut-sudut ruangan. Biji dengan endosperm yang tidak
mengandung zat tepung.
Dari segi anatomi terdapat sifat-sifat yang khas, yaitu adanya sel-sel
spikula (sel-sel yang mengandung badan-badan seperti paku atau jarum-
jarum kecil) dalam daging daunnya dan terdapatnya saluran-saluran atau
rongga-rongga yang berisi resin terutama dalam kulit batang.Bangsa ini
membawahi sejumlah suku, di antaranya yang penting ialah:
a.Suku: Dilleniaceae
Semak atau pohon, seringkali beruoa lian dengan daun tunggal
bertepi rata atau bergigi yang duduknya tersebar atau berhadapan, ada
kalanya berupa terna dengan daun-daun pada pangkal batangnya, daun
penumpu tidak ada atau seperti sayap yang menempel pada tangkai
daundan lekas runtuh. Bunga kecil sampai sedang, banci, aktinomorf atau
hampir aktinomorf, kadang-kadang berkelamin tunggal. Contohnya
adalah Dillenia indica.

5
Parmadhi, Rizki. Identifikasi Jenis Tumbuhan Spermatophyta yang Terdapat di
Lingkungan Sekolah SMA Negeri 1 Bakongan Sebagai Media Pembelajaran Materi
Kingdom Plantae. Diss. UIN Ar-Raniry, 2021.

12
Gambar 2.10 Dillenia indica
(Sumber: Saputra, 2019)

b.Suku: Camelliaceae (Theaceae)


Semak, perdu, atau pohon dengan daun tunggal yang tersebar tanpa
daun penumpu. Bunga biasanya terpisah-pisah, jarang tersusun sebagai
malai atau rangkaian yang bersifat rasemos, aktinomorf, banci, jarang
berkelamin tunggal. Daun kelopak berjumlah 4-7, daun mahkota 4-
banyak, kadang-kadang berlekatan pada pangkalnya. Benang sari
banyak, kadang-kadang tersusun bergerombol-gerombol. Contohnya
yaitu Camellia sinensis.

Gambar 2.11 Camellia sinensis


(Sumber : Wahyudi, 2020)

c.Suku: Clusiaceae (Guttiferae)


Kebanyakan berupa pohon, jarang berupa terna, mempunyai
saluran resin atau kelenjar-kelenjar minyak, yang duduknya umumnya
berhadapan dengan atau tanpa daun penumpu. Bunga banci atau

13
berkelamin tunggal, aktinomorf. Buah dengan bentuk dan struktur yang
bermacam-macam, bila masak membuka atau tidak, biji tanpa
endosperm, seringkali bersalut, lembaga besar. Dalam suku ini contohnya
seperti Garcinia Dulcis.

Gambar 2.12 Garcinia Dulcis


(Sumber: Riadi, 2020)

d. Suku: Dipterocarpaceae
Kebanyakan berupa pohon-pohon yang merupakan penyusun
utama hutan-hutan tropika basah, terutama di dataran-dataran rendah di
kawasan Asia Tenggara, daun tungal, tersebar, mempunyai daun
penumpu. Bunga banci, aktinomorf, daun kelopak 5, daun mahkota 5 dan
benang sari 5. Bakal hanya berisi 1 biji, biasanya tidak pecah bila masak.
Beberapa contoh ialah: Dryobalanops camphora.

Gambar 2.13 Dryobalanops camphora


( Sumber: Dewi,2019 )

5. Bangsa Malvales atau Columniferae

14
Bangsa Malvales disebut juga Columniferae, mempunyai sebagai ciri
khasnya terdapatnya “columna”, yaitu bagian bunganya yang terdiri atas
perlekatan bagian bawah tangkai sarinya membentuk badan yang
menyelubungi putik dan bagian pangkalnya berlekatan dengan pangkal
daun-daun mahkota, sehingga bila mahkota bunga ditarik keseluruhannya
akan terlepas dari bunga bersama-sama dengan benang-benang sari dengan
meninggalkan kelopak dan bakal buah saja.6
Tumbuhan yang tergolong ke dalam bangsa ini kebanyakan berupa
semak atau pohon, ada pula yang merupakan terna yang annual. Daun
tunggal, tersebar, mempunyai daun penumpu. Bunga umumnya banci,
aktinomorf, berbilngan 5, dengan daun-daun kelopak yang berkatup dan
daun-daun mahkota seperti sirap atau genting. Benang sari banyak, tersusun
dalam 2 lingkaran, yang di lingkaran luar seringkali tereduksi, yang di
lingkaran dalam membentuk “columna”. Bakal buah menumpang, beruang
2 sampai banyak, dalam tiap ruang terdapat 1 sampai banyak bakal biji yang
tegak, masing-masing dengan 2 integumen. Pada bagian-bagian tertentu
seperti daun dan kulit batang terdapat sel-sel atau saluran-saluran lendir, dan
di luar sering rambut-rambut berbentuk bintang. Dalam bangsa ini ada
beberapa suku, diantaranya yang penting ialah:
a. Suku Tiliaceae
Kebanyakan berupa tumbuhan berkayu, jarang berupa terna. Daun
tunggal kadang-kadang berlekuk, mempunyai daun penumpu, duduknya
tersebar. Bunga banci, jarang berkelamin tunggal, aktinomorf. Daun
kelopak 4 – 5, bebas atau berlekatan, daun mahkota juga 4 – 5, benang
sari 10 berkas. Bakal buah menumpang, terdiri atas 2 sampai banyak
ruang, tiap ruang dengan 1 sampai banyak bakal biji, jarang beruang 1
dengan tembuni pada dinding. Contohnya yaitu Tilia platyphyllos,

6
Handayani, Fitri. Studi keanekaragaman jenis tumbuhan berkayu di Taman
Nasional Sebangau SPTN Wilayah I Resort Habaring Hurung. Diss. IAIN Palangka
Raya, 2016.

15
Gambar 2.14 Tilia platyphyllos
(Sumber: Yulianti,2020)

b. Suku Elaeocarpaceae
Tumbuhan yang dimasukkan dalam suku ini mempunyai ciri-ciri
yang serupa dengan ciri-ciri warga suku Tiliaceae. Perbedaan hanya
terletak pada tidak terdapatnya saluran-saluran lendir Dalam jaringan
tubuhnya. Berhubung dengan itu sementara ahli taksonomi tidak
memisahkannya sebagai suku yang berdiri sendiri, tetapi disatukan
dengan suku Tiliaceae. Dalam yaitu Elaeocarpus ganitrus.

Gambar 2.15 Elaeocarpus ganitrus


(Sumber : Korlis, 2019 )

c. Suku Sterculiaceae
Pohon, semak (kadang-kadang berupa liana) atau terna dengan
rambut-rambut bintang atau sisik-sisik, daun tunggal bertepi rata,
kadang-kadang berlekuk menjari atau majemuk, yang duduknya tersebar,
mempunyai daun penumpu yang lekas runtuh. Bunga biasanya banci atau
berkelamin tunggal, berumah 1, aktinomorf, jarang dengan kedudukan

16
terminal, sering kali pada batang (kauliflor). Contohnya yaitu Sterculia
foetida.

Gambar 2.16 Sterculia foetida


(Sumber : Olimfia, 2019)

6. Bangsa Geraniales atau Gruinales


Tumbuhan ini kebanyakan berupa terna atau semak-semak kecil,
jarang berupa perdu atau pohon, dengan daun-daun tunggal atau majemuk
tanpa kelenjar-kelenjar minyak, balsam, atau resin, tetapi sering terdapat sel-
sel lendir, terutama pada epidermis daun, daun penumpu kadang-kadang
ada, kadang-kadang tidak.7 Bunga berbilangan 5, daun kelopak dan daun-
daunmahkota bebas, benang sari tersusun dalam 1 lingkaran atau dalam ssss
tidakterdapat, bakal buah beruang 3-5 dengan satu beberapa bakal biji
disudut-sudut ruang. Biji kebanyakan tanpa endosperm, lembaga lurus.
Bangsa ini mencakup beberapa suku, diantaranya :
a. Suku Erythroxylaceae
Semak, perdu, atau pohon dengan daun dalam daun tunggal
yangduduknya tersebar , dengan 1 daun penumpu dalam ketiak yang
tetap atau 2 daun penumpu diluar ketiak yang lekas runtuh. Bunga banci,
aktinomorf. Kelopak bangun lonceng, berlekuk 5, mahkota terdiri atas
daun mahkota yang bebas, benang sari 10, pada pangkal sedikit banyak
berlekatan membentuk buluh, kepala sari bangun jorong, beruang 2
membuka dengan celah membujur. Contohnya yaitu Erythroxylon coca.

7
Silalahi, Marina, and Riska Septia Wahyuningtyas. "Penuntun praktikum
sistematika tumbuhan." (2020).

17
Gambar 2.17 Erythroxylon coca
(Sumber: duval, 2018)
b. Suku Linaceae
Terna atau tumbuhan berbatang berkayu dengan daun tunggal yang
duduknya tersebar atau berhadapan, dengan atau tanpa daun penumpu,
bila ada sering kali menyerupai kelenjar. Bunga banci, aktinomorf,
berbilangan 4-5. Kelopak terdiri atas 4-5 daun kelopak bebas, atau
sebagian berlekatan pada pangkalnya. Kepala sari menghadap kedalam,
beruang dua, membuka dengan celah membujur. Contohnya adalah
Linum usitasisimum.

Gambar 2.18 Linum usitasisimum.


(Sumber: Bissanti, 2019)

c. Suku Oxalidaceae
Kebanyakan berupa terna, ada pula yang berupa semak, perdu, atau
bahkan berupa pohon. Daun majemuk menjari atau menyirip, kadang-
kadang tampak seperti daun tunggal karena adanya reduksi anak-anak
daunnya, duduknya tersebar, biasanya tanpa, jarang mempunyai daun
penumpu. Biji sering kali mempunyai kulit biji yang elastis, dengan

18
endosperm berdaging, lembaga lurus. Contohnya adalah Oxalis
corniculate.

Gambar 2.19 Oxalis corniculate


(Sumber: Rivaldi, 2020)

7. Bangsa Malphighiales
Terutama terdiri atas tumbuhan berbatang berkayu, seringkali berupa
liana, daun biasanya tunggal, duduk berhadapan dengan atau tanpa daun
penumpu.8 Bunga kebanyakan zigomorf dengan bidang simetri yang miring,
berbilangan lima, seringkali terdapat reduksi jumlah benang sari dan daun
buahnya. Putik biasanya terdiri atas 3 daun buah.
a. Suku Malpighiaceae
Semak, pohon atau liana, daun tunggsi yang duduk berhadapan
dengan atau tanpa daun penumpu. Kelenjar terdapat pada tangkai daun
atau sisi bawah helaian daun. Bunga banci ada kalanya poligam,
aktinomorf. Daun kelopak 5, tersusun seperti genting, di sebelah luar
sering mempunyai 2 kelenjar. Daun mahkota 5, berkuku, cakram kecil.
Buahnya buah berbagi yang bersayap, tiap bagian membuka pada sisi
punggungnya, kadang-kadang berupa buah keras atau buah batu. Biji
tanpa endosperm, lembaga lurus atau bengkok, Contohnya yaitu
Malpighia punicifolia.

8
Damayanti, Ade Yusfin. Inventarisasi Spermatophyta Sebagai Media
Pembelajaran Materi Plantae Kelas X MIPA SMA Nuris Jember Tahun Ajaran
2020/2021. Diss. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Tadris Biologi,
2021.

19
Gambar 2.20 Malpighia punicifolia
(Sumber: Pangestu, 2022)

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini yakni:
1. Anak kelas Dialypetalae adalah mempunyai bunga yang segera dapat
menarik perhatian dan pada umumnya menunjukkan adanya hiasan bunga
ganda.
2. Bangsa rhoeadales meliputi tumbuh-tubuhan yang sebagian besar berupa
terna dengan daun-daun yang duduknya tersebar, tanpa daun penumpu.
3. Bangsa sarraceniales merupakan terna atau semak-semak dengan daun
tunggal yang dudukya tersebar untuk menangkap serangga.
4. Bangsa parietales tumbuhan berkayu dengan daun-daun yang berhadapan
atau tersebar, kebanyakan mempunyai daun penumpu.
5. Bangsa guttiferales berupa semak, perdu, atau pohon dengan batang
berkayu, daun tunggal berhadapan, denagn atau tanpa daun penumpu.
6. Bangsa malvales kebanyakan berupa semak atau pohon, ada pula yang
merupakan terna yang annual.
7. Bangsa geraniales berupa perdu atau pohon, dengan daun-daun tunggal
atau majemuk,, daun penumpu kadang-kadang ada, kadang-kadang tidak.
8. Bangsa malpighiales terdiri atas tumbuhan berbatang berkayu, berupa liana,
daun biasanya tunggal, duduk berhadapan tanpa daun penumpu.

B. Saran
Dalam makalah ini penulis menyampaikan tentang anak kelas
Dialypetalae SSSSSSbangsa rhoeadales (brassicales), sarraceniales, parietales
(Cistales), guttiferales (clusiales), malvales (columniferae), geraniales
(gruinales), malpighiales yang diambil dari beberapa sumber. Semoga makalah
ini bermanfaat bagi para pembaca dan penulis juga mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca.

21
DAFTAR RUJUKAN

Damayanti, Ade Yusfin. Inventarisasi Spermatophyta Sebagai Media


Pembelajaran Materi Plantae Kelas X MIPA SMA Nuris Jember
Tahun Ajaran 2020/2021. Diss. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan Program Studi Tadris Biologi, 2021.
Damayanti, Ade Yusfin. Inventarisasi Spermatophyta Sebagai Media
Pembelajaran Materi Plantae Kelas X MIPA SMA Nuris Jember
Tahun Ajaran 2020/2021. Diss. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan Program Studi Tadris Biologi, 2021.
Hasnunidah, Neni, and Wisnu Juli Wiono. "Botani Tumbuhan Tinggi." (2019).
Hayah, Nurul. Inventarisasi Tumbuhan Spermatophyta pada Tempat Pemjualan
Tanaman Hias di Kota Banda Aceh sebagai Referensi Mata Kuliah
Botani Tumbuhan Tinggi. Diss. UIN Ar-Raniry Banda Aceh, 2016.
Parmadhi, Rizki. Identifikasi Jenis Tumbuhan Spermatophyta yang Terdapat di
Lingkungan Sekolah SMA Negeri 1 Bakongan Sebagai Media
Pembelajaran Materi Kingdom Plantae. Diss. UIN Ar-Raniry, 2021.
Silalahi, Marina, and Riska Septia Wahyuningtyas. "Penuntun praktikum
sistematika tumbuhan." (2020).

22

Anda mungkin juga menyukai