Anda di halaman 1dari 48

PRAKTIKUM KIMIA SEDERHANA

BERBASIS LINGKUNGAN
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan kebutuhan primer pada saat ini, apalagi sebagian besar
masyarakat sudah menyadari pentingnya pendidikan dalam menata masa depan yang
lebih baik. Oleh karena itu setiap negara senantiasa berusaha memajukan bidang
pendidikan, disamping bidang yang lain dalam rangka mempersiapkan sumber daya
manusia yang kompetitif dan berkualitas serta berusaha mengejar kemajuan negara
lain.
Satu dari sekian banyak masalah di era global yang dihadapi Indonesia saat ini adalah
masalah di bidang pendidikan. Masalah yang belum teratasi pada saat ini terutama masalah
yang berhubungan dengan kualitas hasil pendidikan (Suyanto, 2007). Adanya kebijakan
sertifikasi guru adalah salah satu upaya nyata Pemerintah untuk meningkatkan profesionalisme
guru agar guru sebagai aktor utama dalam pendidikan umumnya dan pembelajaran khususnya
dapat meningkatkan kompetensinya.
Seorang guru penting untuk menciptakan paradigma baru untuk menghasilkan praktik
terbaik dalam proses pembelajaran (Carolin Rekar Munro, 2005). Oleh karena itu, ketika terjadi
perubahan kurikulum dan terjadi pergeseran tuntutan hasil pendidikan yang berkaitan dengan
tuntutan pasar kerja, maka gurulah yang harus berperan mewujudkan harapan itu. Ronald
Brandt (1993) menyatakan bahwa hampir semua usaha reformasi dalam pendidikan, seperti
pembaharuan kurikulum dan penerapan metode pembelajaran baru akhirnya tergantung
kepada guru. Tanpa guru yang mampu menguasai bahan ajar dan strategi belajar-mengajar,
maka segala upaya peningkatan mutu pendidikan tidak akan mencapai hasil yang optimal. Hal
ini berarti seorang guru tidak hanya diharapkan mampu menguasai bidang ilmu yang diajarkan,
tetapi juga menguasai strategi belajar-mengajar.
Ilmu Kimia merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang
mempelajari tentang sifat-sifat zat, struktur zat, susunan / komposisi zat, perubahan zat, dan
energi yang menyertai perubahan zat. Dengan demikian objek yang dibahas dalam ilmu kimia
adalah zat atau materi.
Ilmu kimia tidak hanya membahas tentang zat-zat secara teoretis, tetapi juga mencoba
membahas secara empiris. Hal ini disebabkan ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh
melalui kerja ilmiah, sehingga dalam mempelajari ilmu kimia ada dua hal yang harus dipelajari,
yaitu aspek produk (fakta, konsep, prinsip, teori, hukum) dan aspek empiris.

*) Makalah disampaikan pada Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat Kerjasama yang berjudul ”Pelatihan
Pengelolaan Laboratorium Kimia untuk Guru-guru Kimia Kabupaten Sleman” di SMA 1 Kalasan, tanggal
15 – 22 Juni 2010.
**) Dosen Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY Yogyakarta
Oleh karena itu selain kita mempelajari produk-produk ilmu kimia, juga sangat perlu untuk
mempelajari bagaimana proses penemuan produk ilmu kimia tersebut (proses penemuan
konsep, prinsip, teori, atau hukum).
Dalam pembelajaran kimia sangat memerlukan kegiatan penunjang berupa praktikum
maupun eksperimen di laboratorium. Hal ini dikarenakan metode praktikum adalah salah satu
bentuk pendekatan keterampilan proses. Bagi peserta didik diadakannya praktikum selain dapat
melatih bagaimana penggunaan alat dan bahan yang tepat, juga membantu pemahaman
mereka terhadap materi kimia yang diajarkan di kelas. Selain itu, bagi peserta didik yang
memiliki rasa ingin tahu tinggi, maka melalui praktikum mereka dapat memperoleh jawaban dari
rasa ingin tahunya secara nyata.
Namun demikian tidak semua SMA memiliki laboratorium yang memadai, sehingga tidak
semua konsep kimia yang diajarkan diikuti praktikum di laboratorium. Untuk melaksa-nakan
praktikum yang berkaitan dengan materi pokok yang diajarkan di kelas diperlukan seperangkat
alat dan bahan yang kadang-kadang sulit dipenuhi oleh sekolah.
Ketiadaan alat dan bahan kimia sering menjadi kendala tidak dilakukannya
praktikum, meskipun guru pengampu memiliki petunjuk praktikumnya. Oleh karena itu
sangat diperlukan kreativitas guru kimia dalam mencari alternatif bahan dan alat lain
yang dapat digunakan agar praktkum tetap dapat dilaksanakan. Dengan demikian
pelaksanaan praktikum tidak bergantung pada fasilitas laboratorium yang ada di
sekolah, tetapi cukup menggunakan bahan dan alat yang dengan mudah dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan kenyataan di lapangan, sebagian besar guru kimia relatif hanya
sedikit melakukan kegiatan praktikum, yaitu hanya bergantung pada alat dan bahan
yang tersedia. Padahal praktikum merupakan kegiatan wajib yang harusnya menyertai
setiap pembelajaran materi di kelas. Berkaitan dengan hal itu, maka penting bagi guru
kimia untuk dibekali pengetahuan mengenai bagaimana cara mengembangkan
praktikum yang berbasis lingkungan, sehingga kendala fasilitas laboratorium yang tidak
memadai dapat diatasi dengan baik. Pada kesempatan ini akan disajikan beberapa contoh
praktikum kimia sederhana dengan menggunakan alat dan bahan yang ada di lingkungan
sekitar.

KOMPETENSI KERJA ILMIAH


Seperti diketahui ilmu kimia menyangkut aspek empiris, sehingga seorang guru kimia
juga dituntut untuk memiliki kompetensi kerja ilmiah. Adapun kerja imiah yang dimaksud
meliputi aspek penyelidikan/penelitian, komunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas &
pemecahan masalah, sikap dan nilai ilmiah (Depdiknas, 2003 : 2).
Dengan berlakunya KTSP saat ini, seorang guru dituntut untuk dapat menyajikan materi
ajar dengan berbagai pendekatan dan strategi yang kesemuanya diharapkan mampu
mengaktifkan peserta didik. Oleh karena itu, guru harus kreatif dan inovatif menciptakan
berbagai kegiatan yang tidak hanya dilakukan di dalam kelas, tetapi di luar kelas dan
laboratorium. Menurut John W. Hansen & Gerald G. Lovedahl (2004) ”belajar dengan
melakukan” merupakan sarana belajar yang efektif, artinya seseorang akan belajar efektif bila ia
melakukan. Hal ini sesuai dengan yang diharapkan KTSP, dimana guru harus lebih banyak
memberikan kegiatan aktif kepada peserta didik, sehingga pemahaman peserta didik terhadap
materi ajar akan lebih efektif. Confucius menyatakan bahwa “what I do, I understand” (apa yang
saya lakukan, saya paham (Mel Silberman, 2002 : 1), artinya ketika seorang guru banyak
memberikan aktivitas yang bersifat keterampilan, maka peserta didik akan memahaminya
secara lebih baik.
Penelitian yang dilakukan Amy J. Phelps & Cherin Lee (2003) yang dilakukan dari tahun
1990 – 2000 terhadap guru-guru baru yang mengajar kimia menunjukkan bahwa semua guru
tersebut setuju bahwa mengajar kimia tidak dapat dilakukan tanpa laboratorium. Lebih lanjut
dikatakan bahwa laboratorium adalah esensial untuk mengajar sains, termasuk kimia. Namun
demikian, kompetensi kerja ilmiah seorang guru tidak hanya dapat diamati melalui cara
mengajar atau cara guru mendemonstrasikan suatu percobaan di laboratorium, tetapi juga
dapat ditinjau dari bagaimana seorang guru dapat berkomunikasi ilmiah, mencip-takan
percobaan sederhana yang dapat dilakukan peserta didik di rumah sebagai bentuk
kreativitasnya, dan juga sikap dan nilai ilmiah yang ditunjukkan dalam kesehariannya. Di
Amerika Serikat sebuah institusi penghasil guru (semacam LPTK) menetapkan standar
persyaratan bagi mahasiswanya untuk lulus dalam pelatihan laboratorium sebagai bekal ketika
mereka nanti mengajar (Aldrin E. Sweeney & Jeffrey A. Paradis, 2003).
Menurut Sylvia Kerr & Olaf Runquist (2005) seorang guru sebaiknya selalu berusaha
meningkatkan kualitas profesionalismenya. Selain memiliki bekal bagaimana mengajar sains
yang baik, guru juga perlu memiliki keterampilan laboratorium sebagai penunjang pelaksa-naan
tugas di lapangan serta kemampuan pemecahan masalah, sehingga tidak mudah menyerah
ketika menghadapi berbagai masalah yang berkaitan dengan tugas mengajarnya. Dengan
keterampilan laboratorium yang baik dan kemampuan memecahkan masalah, seorang guru
senantiasa dapat berbuat dan berkreasi merancang kegiatan praktikum bagi peserta didiknya
meskipun dalam kondisi sarana dan prasarana laboratorium yang serba kekurangan.

KIAT MEMANFAATKAN LINGKUNGAN SEBAGAI BAHAN PRAKTIKUM


Selain dituntut memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi profesional,
pedagogik, sosial, dan kepribadian, guru diharapkan juga memiliki kepekaan terhadap
fenomena yang terjadi di sekitar. Dimanapun ia berada, hendaknya mampu melihat
lingkungan sebagai sumber inspirasi yang diamati dan dapat dibawa ke ruang kelas.
Nah ... mengenai kepekaan ini, setiap guru akan memiliki tingkat kepekaan yang
berbeda, tergantung kesadaran dan keinginannya untuk benar-benar menjadi “guru
secara total”. Hal ini bukan berarti ada guru yang ½ guru, ¼ guru, tetapi kesadaran
tersebut juga dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti usia, latar belakang pendidikan,
sosial budaya, psikologis, lingkungan yang kondusif. Sebagai contoh, sangat jarang
dijumpai ada seorang guru yang demikian maju pola pikirnya berada di tengah-tengah
teman dan lingkungan sekolah yang tidak kondusif. Namun demikian kita tidak perlu
berkecil hati, karena kepekaan dapat dilatih dan diasah melalui berbagai aktivitas yang
mengarah ke sana, seperti sering diskusi dengan sesama teman dari sekolah lain,
mengikuti seminar, menjalin hubungan dengan pakar di PT, membuka internet,
membaca buku, dan sebagainya.

MEMANFAATKAN LINGKUNGAN SEBAGAI SARANA PRAKTIKUM / EKSPERIMEN


Sesuai dengan anjuran Kurikulum yang sekarang dianut oleh dunia pendidikan di
negara kita, bahwasanya diharapkan peserta didik bukan lagi sebagai objek pembelajaran
tetapi juga sebagai subjek pembelajaran, maka keberadaan praktikum sebagai metode
pembelajaran bidang studi sains / IPA merupakan suatu keharusan. Melalui praktikum peserta
didik belajar menemukan konsep sendiri bersama-sama dengan teman sekerjanya dalam
kelompok, sekaligus membantu pemahaman konsep yang diajarkan di kelas.
Kekurangan atau tidak tersedianya berbagai bahan dan alat kimia seringkali menjadi
kendala tidak berlangsungnya suatu topik praktikum. Menghadapi kendala seperti ini, sudah
saatnya bagi kita yang berkecimpung di dunia pendidikan terutama mereka yang terkait dalam
proses pembelajaran, yaitu guru dan peserta didik memikirkan jalan keluarnya. Seperti
diketahui, bahwa “dunia kita adalah dunia kimia”, artinya segala yang ada di dunia ini tidak
terlepas dari aspek kimiawi. Hal ini memberikan inspirasi bagi kita bahwa lingkungan sekitar
sebenarnya merupakan sarana untuk belajar kimia dan untuk menunjukkan fenomena-
fenomena kimiawi seperti yang tertulis dalam materi pelajaran kimia yang diajarkan di kelas.
Berikut ini akan diberikan contoh berbagai bahan kimia yang dengan mudah dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari, tetapi kita tidak tahu atau tidak menyadari bahwa bahan tersebut
dapat digunakan sebagai bahan praktikum sederhana.

1. Struktur Atom dan Ikatan Kimia


Untuk membuktikan bahwa dalam atom terdapat partikel penyusun atom yang dapat bergerak,
yaitu elektron dapat dilakukan percobaan sederhana sbb :

Kertas adalah contoh sebuah materi yang terdiri dari atom-atom. Tiap atom memiliki inti atom
yang bermuatan positif dan elektron yang mengelilinginya yang bermuatan negatif. Dengan
menggosokkan balon ke rambut, maka elektron pada rambut akan terlepas, sehingga
menyebabkan balon terkena pengaruh muatan negatif elektron. Ketika balon yang “bermuatan”
negatif didekatkan pada potongan kertas, maka muatan positif kertas akan tertarik balon. Gaya
tarik antara muatan negatif dan positif ini mampu mengatasi gravitasi bumi sehingga potongan
kertas melompat ke atas dan menempel pada balon.
Percobaan ini sekaligus dapat menunjukkan pada kita bahwa yang dapat bergerak dan
berikatan dengan atom lain adalah elektron, bukan proton maupun neutron.

2. Keberadaan Molekul
Untuk mengetahui bahwa air terdiri dari molekul-molekul air, maka dapat dilakukan percobaan
sederhana sbb :
Letakkan 2 tusuk gigi secara berhadapan di atas permukaan air dalam sebuah mangkuk.
Celupkan tusuk gigi yang lain dalam larutan sabun, lalu celupkan diantara dua tusuk gigi yang
berhadapan tadi. Tusuk gigi yang ujungnya dicelupkan ke dalam cairan sabun mampu
mematahkan gaya tarik-menarik antar molekul air, sehingga molekul-molekul air satu sama lain
saling menjauh. Gerakan saling menjauh ini akibat tali ikatan antar molekul air putus.
Percobaan ini membuktikan bahwa meskipun molekul tidak dapat dilihat tetapi keberadaannya
dapat diamati dari gejala yang ditimbulkan.

3. Laju Reaksi
Untuk menunjukkan factor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, yang meliputi konsentrasi,
suhu, luas permukaan, dan katalisator, maka dapat dilakukan percobaan-percobaan sbb :
a. Konsentrasi : mereaksikan asam cuka dengan soda kue, cangkang telur dengan asam
cuka, dimana konsentrasi asam cuka divariasi.
b. Suhu : mereaksikan garam inggris dengan ammonia, dimana garam inggris dipanas-
kan pada berbagai suhu.
c. Luas permukaan : mereaksikan cangkang telur yang dihancurkan dan utuh dengan asam cuka.
d. Katalisator : menyalakan gula batu dengan bantuan abu gosok/abu rokok sebagai katalisator.

4. Titrasi Asam-Basa (Asidi – Alkalimetri)


Untuk melakukan titrasi asam-basa, terkadang kita tidak memilii indikator pp, maka dapat
dilakukan dengan mengunakan indikator alami, seperti daun kubis ungu, rhoeo discolor, kunyit,
secang, dsbnya. Indikator ini (terutama daun kubis ungu) memberikan perubahan warna yang
tegas ketika titik akhir titrasi tercapai, sehingga akan memberikan akurasi data yang sama
ketika menggunakan indikator pp. Peserta didik dapat melakukan titrasi alkali-metri, yaitu
menentukan kadar asam cuka di pasaran dengan pentiter NaOH.

5. Tekanan Osmosis
Untuk mengetahui terjadinya tekanan osmosis pada materi sifat koligatif larutan, maka dapat
dilakukan percobaan sbb :
Sediakan dua gelas, gelas yang satu diisi air sedangkan yang satunya diisi air garam.
Masukkan ke dalam kedua gelas wortel yang masih segar dengan ukuran sama. Amati yang
terjadi setelah 24 jam.

6. Penurunan Titik Beku


Adanya zat terlarut yang non volatil menyebabkan larutan mengalami penurunan titik beku, hal
ini dapat ditunjukkan dengan cara meletakkan es batu dalam kaleng lalu menambahkan sedikit
air dan garam. Dengan menggunakan termometer akan nampak bahwa suhu sebelum dan
sesudah ditambah garam akan mengalami penurunan.

7. Udara Mengandung Uap Air


Ketika membahas tentang korosi, kita mengatakan bahwa terjadinya korosi pada besi
diakibatkan teroksidasi oksigen di udara. Namun sebenarnya tanpa adanya uap air di udara
yang menyebabkan udara menjadi lembab, proses korosi tidak akan terjadi. Untuk
membuktikan bahwa udara mengandung uap air adalah :
Isi kaleng dengan es batu, tambahkan secangkir air. Setelah permukaan luar kaleng
mengembun, tambahkan 3 sendok garam ke dalam air es tersebut. Diamkan selama 5 – 10
menit. Nampak bahwa embun di luar kaleng itu membeku. Udara mengandung molekul air
dalam bentuk gas, dan akan mendingin ketika bersentuhan dengan kaleng, sehingga berubah
menjadi air (embun). Garam menurunkan suhu air es yang berakibat suhu kaleng turun dan
membekukan embun yang ada di sekeliling kaleng.

8. Keberadaan Zat Besi pada Buah-buahan


Untuk mengetahui adanya zat besi pada beberapa buah-buahan, seperti anggur, nanas, apel,
arbei, dapat dilakukan percobaan sbb :
Siapkan jus buah-buahan yang akan diteliti, lalu tuangkan sedikit pada gelas bening.
Tambahkan sejumlah yang sama teh kental yang telah didiamkan kira-kira 1 jam. Aduk dan
biarkan sekitar 20 menit. Angkat dan lihat di dasar gelas, apakah ada endapan. Bila belum ada,
biarkan lagi beberapa saat, dan lihat kembali dasar gelas. Endapan yang terbentuk merupakan
zat besi yang terkandung dalam buah yang bereaksi dengan zat kimia dalam teh. Jumlah dan
kecepatan terbentuknya endapan menandakan banyaknya zat besi di dalam buah tersebut.

9. Koloid
Koloid merupakan campuran antara zat terdispersi dan zat pendispersi, dimana ukuran partikel
terdispersinya lebih kecil dari suspensi tetapi lebih besar dari larutan. Percobaan tentang koloud
dapat dilakukan sbb :
Isi gelas dengan susu segar, tambahkan 2 sendok makan cuka dan aduk. Biarkan 2 – 3 menit.
Susu merupakan contoh koloid, adanya cuka yang ditambahkan ke dalamnya menyebabkan
partikel terdispersi melekat satu sama lain membentuk benda padat yang disebut dadih yang
berwarna putih, sehingga cairannya menjadi bening.

10. Pelarut Organik Melarutkan Senyawa Organik


Alkohol adalah salah satu contoh pelarut organik (non polar) yang banyak digunakan untuk
mengekstraksi senyawa organik (non polar) di laboratorium. Untuk membuktikan bahwa sifat
pelarut non polar melarutkan senyawa non polar juga, dapat dilakukan sbb :
Letakkan sekitar 15 buah cengkeh ke dalam gelas, lalu tuangi dengan alkohol sampai
merendam seluruh cengkeh. Tutup rapat, diamkan selama 7 hari. Setelah itu cobalah
mengoleskan campuran tersebut di atas punggung tangan, biarkan sebentar, maka akan
tercium bau wangi. Bau tersebut merupakan hasil pelarutan minyak berbau harum yang
terkandung dalam cengkeh.

11. pH Buffer
Untuk membuktikan fungsi ion fosfat dalam berbagai minuman bersoda sebagai buffer, maka
dapat dilakukan dengan cara percobaan sederhana, yaitu mengukur pH minuman bersoda
tersebut sebelum dan sesudah ditambah sedikit asam, basa, maupun pengen-ceran. Jika benar
bahwa minuman bersoda mengandung buffer fosfat, maka ketika ditambah sedikit asam, basa
(hanya 1 mL), atau diencerkan (hanya 10 kali), maka harusnya tidak mengalami perubahan pH.
Pengukuran pH awal / mula-mula dari buffer fosfat dilakukan setelah busa minuman tersebut
hilang, sebab adanya busa menunjuk-kan bahwa asam karbonat (H2CO3) yang ada dalam
minuman berubah menjadi H2O dan CO2. Hal ini karena asam karbonat merupakan jenis asam
tak stabil (mudah terurai), sehingga gas CO2 terlepas ke udara dan H2O tetap tinggal di
minuman. Jadi, habisnya busa menunjukkan bahwa dalam minuman bersoda tersebut tinggal
ada buffer fosfat.

12. Uji Amilum


Untuk mengetahui ada tidaknya amilum dalam berbagai jenis makanan, dapat
dilakukan dengan menggunakan larutan iodin atau lugol. Jika dihasilkan warna biru /
ungu berarti sampel mengandung amilum.

13. Penurunan Tekanan Uap


Untuk membandingkan penguapan larutan garam dengan air dapat dilakukan
percobaan sederhana, yaitu memasukkan garam ke salah satu gelas yang berisi air
dan dibanding-kan terhadap yang hanya berisi air. Masukkan ke dalam wadah tertutup
dan simpan selama 1 hari lalu ukur volum yang ada. Ternyata setelah didiamkan 1 hari
ternyata volum larutan pada gelas 1 yang berisi larutan garam tinggal 99 ml,
sedangkan volum air pada gelas 2 tinggal 98 ml.

Demikianlah beberapa contoh praktikum yang berbasis penggunaan berbagai bahan dan alat
yang ada di lingkungan, sehingga memungkinkan untuk dilakukan di sekolah dengan kondisi
yang minim sekalipun. Harapannya, Bapak / Ibu Guru dapat mengembangkan lebih jauh
berdasarkan contoh di atas.
3 percobaan kimia sederhana

Berikut ini beberapa percobaan kimia yang menarik untuk dilakukan di rumah. Jangan khawatir
bahwa experiment ilmiah ini akan memakan biaya besar, semua praktikum sederhana ini tidak
menggunakan bahan kimia murni yang harus dibeli di lab, tetapi menggunakan bahan-bahan
dapur yang mudah dibeli di pasaran. Ok, let's get started!

1. Mensintesis Kristal

Kalau bicara sintesis, jangan berpikir yang terlalu tinggi deh. Kali ini yang akan kita sintesis
ialah kristal dari molekul Natrium Karbonat atau soda abu/soda pencuci, tentu saja ini akan
menjadi eksperiment akan sangat sederhana dan menyenangkan.

percobaan membuat kristal


Peralatan yang diperlukan:

1. 2 Botol Kaca
2. 2 Paper clips (penjepit kertas)
3. Sendok
4. Piring
5. Baking Soda
6. Air Panas
7. Benang (agak besar/wool)

Cara Melakukan Percobaan:

1. Isi dua mangkuk kaca dengan air panas (berhati-hati saat melakukannya dengan anak /
adik Anda)
2. Masukkan Baking Soda ke dalam mangkok berisi air panas sebanyak-banyaknya,
kemudian aduk, tambahakn baking soda hingga tidak larut lagi.
3. Cantolkan kedua paper clips ke dua ujung benang yang telah disiapkan
4. Masukkan ujung benang yang tersemat paperclips ke kedua larutan air-baking soda(lihat
gambar)
5. Buatlah posisi tengah benang di bawah permukaan larutan dalam kedua botol kaca.
6. Letakkan piring di tengah antara kedua botol, di bagian paling rendah dari
benang(perhatikan pada gambar)
7. Lihatlah hasilnya setelah beberapa jam.

Membuat Air Menyala

Kamu bisa membuat hiasan cairan menyala dalam kamarmu dengan menggunakan percobaan
ini.

air menyala
Peralatan yang diperlukan:

1. Stabilo Menyala berwarna hijau atau kuning


2. Cahaya UV(matahari) dan Lampu berwarna gelap
3. Kaos tangan
4. Botol Bening
5. Air (secukupnya)
Cara melakukan percobaan kimia:

1. Buka Stabilomu (dirusak dengan pisau-perlu bantuan orang tua)


2. Gunakan sarung tangan kemudian keluarkan isi tinta stabilo
3. Isi botol bening dengan air secukupnya
4. Larutkan tinta stabilo ke dalam air selama setengah jam(guncang dalam botol kemudian
keluarkan ampasnya)
5. Gunakan lampu berwarna gelap untuk melihat cairan tinta menyala terang.
6. Air daam botol ini dapat digunakan untuk super hydrogel, sehingga diperoleh gel
berwarna hijau menyala.

Unik bukan?
selanjutnya...

Membuat Plastik dari Susu Cair

Membuat plasti dengan bentuk tertentu yang unik, bahkan bisa digunakan sebagai gantungan
kunci.

membuat plastik dari susu


Peralatan untuk Percobaan:

1. Segelas Susu
2. 6 sendok cuka
3. Mangkok tahan panas
4. Saringan (kain)
5. Sendok
6. Mikrowave, oven atau kompor

Cara Melakukan Percobaan Kimia Sederhana ini:


1. Panaskan segelas susu cair di microwave atau kompor. Susu harus dalam keadaan panas,
tetapi jangan sampai mendidih, atur temperatur pada 50 derajat Celcius
2. Masukkan cuka ke dalam cairan susu dan aduk
3. Setelah beberapa saat, saring campuran dan menggunakan saringan kain yang telah
disiapkan.
4. Kita akan mengambil bagian padatnya(bagian pada saringan)
5. Setelah dingin, bentuk padatan tersebut sesuai keinginan.
6. Tunggu beberapa hari, maka padatan plastikmu cukup keras dan dapat kamu warnai
untuk hiasan.

Keren kan? Selamat Mencoba...

NITROGEN CAIR DALAM PEMBUATAN ES KRIM


Diposkan oleh winda rahma fauziah di 18.22 Label: WINDARF

Tren pengolahan es krim dengan menggunakan nitrogen cair atau biasa disebut LN2 (liquid nitrogen)
tengah marak saat ini. Selain cepatnya proses pembuatan, konsep penyajian yang unik telah menarik
perhatian banyak penikmat kuliner di Indonesia. Dahulu pembuatan es krim membutuhkan waktu yang
lama, namun dengan LN2,kini es krim dapat dibuat dalam hitungan menit.

Pada dasarnya nitrogen (N2) berwujud gas dan didapatkan melalui proses industri. Akan tetapi, jika gas
nitrogen didinginkan melalui proses cryogenic hingga suhu -196oC (-320oF), gas ini akan berubah wujud
menjadi cair (LN2). Apabila suhu dinaikan kembali, LN2 (nitrogen cair) dapat kembali menjadi gas.

Proses pembuatan es krim nitrogen dilakukan dengan mencampurkan adonan es krim dengan LN2
(nitrogen cair) dalam alat pencampur bertenaga cepat. Saat pengadukan, nitrogen yang bersifat mudah
menguap akan berubah kembali menjadi uap gas nitrogen yang dilepaskan ke udara, sedangkan suhu
dingin yang ditunggalkannya akan menggumpalkan adonan es krim. Uap nitrogen yang dilepaskan ke
udara merupakan bagian paling menarik dalam proses pembuatan es krim. Setelah dua menit es krim
siap disajikan.

Walaupun terhitung mudah untuk dilakukan, pembuatan es krim dengan menggunakan LN2 (nitrogen
cair) hanya dapat dilakukan dengan peralatan keamanan yang baik. Saat membuat es krim pastikan
bahwa pembuat es krim menggunakan sarung tangan yang tahan terhadap bahan kimia dan LN2
(nitrogen cair) ditempatkan pada wadah yang aman. Tangan dapat menjadi kaku dan rapuh ika terpapar
LN2 (nitrogen cair) dalam jumlah yang banyak. Hal ini tidak akan Anda rasakan jika jumlahnya hanya
sedikit karena adanya efek Leidenfrost. Akan tetapi dalam jumlah yang banyak, Anda dapat mengalami
gangguan kesehatan.
Demikian ulasan mengenai nitrogen cair yang merupakan salah satu manfaat nitrogen / kegunaan
nitrogen. Jika ada masukan, saran ataupun pertanyaan silahkan berkomentar ya. Semoga bermanfaat
kawan…..

Sumber:

Sudarmo, U.(2015). KIMIA: Untuk SMA/MA Kelas XII. Erlangga: Jakarta

Rautan pensil bisa tumpul kalau ditiup, ini penjelasan ilmiahnya!


Diposkan oleh aji nachlan di 20.48 Label: Aji Nachlan

Zaman dahulu, anak SD sering saling meminjam alat tulis terutama kepada seorang gadis.
Rautan pensil salah satunya, barang ini sangat dibutuhkan buat mereka yang setia menggunakan pensil,
entah untuk menulis atau menggambar. Biasanya, si gadis akan memperbolehkan barang pribadi
miliknya dipinjam tapi si gadis akan memperingatkan untuk nggak meniup rautan setelah selesai
memakainya.

Kalau waktu masih kecil, tentu kita bisa dengan mudahnya percaya dan selalu berusaha untuk
nggak meniupnya ketika membersihkan hasil rautan. Ya nggak?

Akan tetapi, sebenarnya adakah yang bisa menjelaskan kenapa rautan pensil bisa tumpul
apabila ditiup? Dan apakah benar ya sebuah rautan pensil itu akan menjadi tumpul kalau kita tiup? Kalau
memang benar, mengapa demikian?
Rautan pensil itu akan menjadi tumpul karena adanya uap air yang keluar dari mulut kita ketika
kita meniup rautan tersebut, sedangkan sebuah rautan itu mengandung besi. Dan masih ingatkah kalian
rumus kimia ketika sebuah besi bertemu dengan uap air?

Uap air (H2O)+Besi (Fe)=Karat besi (Fe2O3.nH2O).

Karat merupakan hasil korosi, yaitu oksidasi suatu logam. Besi yang mengalami korosi
membentuk karat dengan rumus Fe2O3.nH2O. Korosi atau proses pengaratan merupakan proses elektro
kimia. Pada proses pengaratan, besi (Fe) bertindak sebagai pereduksi dan oksigen (O2) yang terlarut
dalam air bertindak sebagai pengoksidasi. Jadi bisa kita simpulkan, rautan tersebut akan menjadi tumpul
dikarenakan besi tersebut berkarat kalau terlalu sering kita tiup.

Sumber : https://www.brilio.net

Percobaan Kimia Sederhana | Melunakkan


Kulit Telur
Ditulis pada Mei 18, 2011 oleh dsupardi

TUGAS TENTANG SENYAWA ORGANIK KELAS XII

oleh:dedi supardi.

Percobaan kali ini yang akan kita bahas bukan percobaan fisika, tetapi percobaan kimia sesuai
judulnya percobaan kimia sederhana. Dan percobaan kali ini akan membahas soal telur yaitu
melunakkan kulit telur yang tadinya kulit telur itu keras,,hehe..Nyok langsung aja kita liat . .

Alat dan Bahan :


– gelas kaca bening ( agar reaksi dapat terlihat )
– Air cuka- telur mentah
Cara Keja :
– Masukkan air cuka ke dalam gelas kaca yg bening .
– Masukkan telor ke dalamnya.
– Liat reaksinya

Hasilnya :
Terbentuk gelembung keluar dari telur.

Apa yang terjadi :


Kulit telur yg terdiri dr kalsium karbonat (CaCO3). Ketika telur dicampur dengan air cuka
(CH3COOH) akan menimbulkan reaksi kimia dgn produknya berupa gas karbondioksida (CO2).

Selanjutnya biarkan telur terendam selama satu hari, lalu apakah yang terjadi ?
Yang terjadi adalah :
Kulit telur menjadi tipis dan lembut.
Hal ini terjadi karena Kalsium Karbonat yang terkandung dalam kulit telur terkikis habis,
sehingga yang tersisa hanyalah lapisan luar dari putih telur.

sumber:kir-31.blogspot.com

Mengajar/Belajar Kimia Tanpa Eksperimen


Di Indonesia belajar kimia tanpa praktikum kadang (atau sudah lazim) dilakukan . Lho
bagaimana bisa? Kok kelihatannya hebat bener?! Padahal kata Chemistry jika dipenggal menjadi
Chem-Is-Try, kimia tidak bisa dikatakan kimia jika tanpa eksperimen (Try). Bahkan ilmu kimia
juga lahir dari eksperimen kemudian muncul-lah teori-teori kimia.

Di pelosok bahkan di perkotaan juga bisa terjadi bahwa belajar kimia tanpa eksperimen.
Alasannya klasik, karena:
1. tidak tersedianya laboratorium,
2. tidak tersedianya alat-alat praktikum,
3. tidak tersedianya bahan kimia yang diperlukan,
4. tidak adanya guru kimia,
5. guru kimia yang ada tidak mau membimbing praktikum.

Wah kok yah ada sekolah yang ada mata pelajarannya kimia tidak memiliki seperti list di atas
itu? Siapa yang mesti bertanggung jawab sih kok ada sekolah SMA tanpa sarana pembelajaran
yang diperlukan.

Untuk alasan 1,2,3,4, kalau itu sekolah negeri tanggung jawab ada pada departemen pendidikan,
melalui dinas di daerah mengapa mendirikan sekolah tanpa fasilitas yang diperlukan. Bahkan
sampai ada suatu sekolah yang sudah bertahun-tahun berdiri dan membuka program IPA tapi
tidak memiliki sarana yang diperlukan. Kalau sekolah swasta saya tidak tahu, mestinya yah
pemerintah juga.

Ketidaktersediaan laboratorium sebenarnya bisa diantisipasi untuk dilakukan demo di dalam


kelas. Ketidaktersediaan alat-alat praktikum bisa dicarikan alternatif yang memingkinkan.
Ketidaktersediaan bahan kimia bisa dicarikan alternatif juga. Meskipun ada beberapa praktikum
yang tidak mungkin dicarikan alternatif pengganti alat dan bahan-nya.

Memang sepertinya pemerintah kadang terkesan kurang serius mengurusi persekolahan. Suatu
ketika ada sekolah yang sudah dibangunkan lab tapi alat dan bahan tidak disediakan atau
sebaliknya. Bahkan keadaan seperti itu sampai sekian tahun tidak ada perubahan. Yang lebih
para sampai ada di suatu SMA tidak memiliki guru kimia bertahun-tahun. Ini seperti yang terjadi
di sekolah saya dulu, kakak-kakak kelas sampai lulus SMA belum pernah melakukan praktikum
padahal alat bahan tersedia. Beruntung saat saya kelas 3 sempat memanfaatkan laboratorium
karena guru kimia telah ada.

Untuk yang terakhir, guru kimia yang ada tidak mau membimbing praktikum alasan guru
tersebut macam-macam meskipun sarana ada. Saya kadang juga begitu.

Alasannya malas… masuk lab ribet, tidak ada hasil. Ini mungkin juga yang banyak dijadikan
alasan oleh kebanyak guru kimia. Kalaupun ada yang komentar guru seperti itu guru tidak
profesional, pasti guru itu akan balas ngomong “bodo’ah”. Jadi tergantung komitmen guru saja.

Pilihan jadi guru kimia bukanlah paksaan. Kondisi yang kurang kondusif-lah yang sering jadi
kambing hitam. Penghargaan terhadap profesionalitas selama ini tidaklah pernah ada. Mungkin
kuwatir terkotak-kotak antara guru eksak dan guru no eksak sehingga sistem “penggajian” semua
guru sama. Ini bukan berarti guru kimia tidak mampu membimbing, sebab selama kuliah S-1
pengalaman dan pengetahauan tentang kelaboratoriuman meraka tahu persis.

Menurut pengalaman saya selama jadi siswa SMA selama 3 tahun, 2 tahun pelajaran diajar oleh
guru bukan asli guru kimia dan 1 tahun terakhir diajar guru kimia, untuk mengikuti perkuliahan
kimia ternyata tidak terlalu sulit untuk beradaptasi dengan laboratorium. Demikian pula teman
kuliah saya yang belum pernah masuk laboratorium sama sekali selama SMA, adaptasi untuk
laboratorium cukup 1 semester awal, selanjutnya lancar tidak ada masalah. Jadi di sini
pembiasaan praktikum di lab tidak mesti bisa saat di SMA. Ini yang juga dialami oleh kakak
kelas di SMA dulu yg tidak pernah mengenyam laboratorium kimia, ternyata sekarang mengajar
kimia. Malah dia sadar akan pentingnya eksperimen untuk menguatkan konsep kimia.

Lalu apakah ini bisa disimpulkan bahwa belajar kimia di SMA tidak mesti masuk laboratorium,
tanpa eksprimen?

PENDIDIKAN KARAKTER PADA PELAJARAN KIMIA

PENDIDIKAN KARAKTER PADA PELAJARAN KIMIA

OLEH; DEDI SUPARDI

Proses pengembangan nilai-nilai yang menjadi landasan dari karakter itu menghendaki suatu
proses yang berkelanjutan, dilakukan melalui berbagai mata pelajaran yang ada dalam kurikulum
(kewarganegaraan, sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, bahasa Indonesia, IPS,
IPA, matematika, agama, pendidikan jasmani dan olahraga, seni, serta ketrampilan). Dalam
mengembangkan pendidikan karakter bangsa, kesadaran akan siapa dirinya dan bangsanya
adalah bagian yang teramat penting. Kesadaran tersebut hanya dapat terbangun dengan baik
melalui sejarah yang memberikan pencerahan dan penjelasan mengenai siapa diri bangsanya di
masa lalu yang menghasilkan dirinya dan bangsanya di masa kini. Selain itu, pendidikan harus
membangun pula kesadaran, pengetahuan, wawasan, dan nilai berkenaan dengan lingkungan
tempat diri dan bangsanya hidup (geografi), nilai yang hidup di masyarakat (antropologi), sistem
sosial yang berlaku dan sedang berkembang (sosiologi), sistem ketatanegaraan, pemerintahan,
dan politik (ketatanegaraan/politik/ kewarganegaraan), bahasa Indonesia dengan cara
berpikirnya, kehidupan perekonomian, ilmu, teknologi, dan seni. Artinya, perlu ada upaya
terbsan kurikulum berupa pengembangan nilai-nilai yang menjadi dasar bagi pendidikan budaya
dan karakter bangsa. Dengan terbsan kurikulum yang demikian, nilai dan karakter yang
dikembangkan pada diri peserta didik akan sangat kokoh dan memiliki dampak nyata dalam
kehidupan diri, masyarakat, bangsa, dan bahkan umat manusia.
Pendidikan budaya dan karakter bangsa dilakukan melalui pendidikan nilai-nilai atau kebajikan
yang menjadi nilai dasar budaya dan karakter bangsa. Kebajikan yang menjadi atribut suatu
karakter pada dasarnya adalah nilai. Oleh karena itu pendidikan budaya dan karakter bangsa pada
dasarnya adalah pengembangan nilai-nilai yang berasal dari pandangan hidup atau ideologi
bangsa Indonesia, agama, budaya, dan nilai-nilai yang terumuskan dalam tujuan pendidikan
nasional.

• Jujur

• Peduli lingkungan

• Senang membaca

• Kritis

• Kreatif

• Toleran

• Peduli sosial

• Religius

• Disiplin

• Komunikatif

• Mandiri

• Peduli sosial

• Cinta tanah air

• Cinta damai

PERCOBAAN KIMIA SEDERHANA : ROKET JUS


LEMON
By: TRI GOESEMA PUTRA on Wednesday, October 29, 2014
Wah bagaimana bisa jus lemon menjadi roket. Enaknya jus lemon itu diminum campur es batu di
tengah hari yang terik. Tapi kedengarannya unik juga. Biar ga penasaran kita coba yuk membuat
roket jus lemon.

Alat dan Bahan

 Jus lemon (bisa diganti dengan cuka)


 Baking soda (soda kue)
 Botol bekas minuman isi 200 mL
 Corong untuk botol
 Gabus sumbat botol (usahakan sebesar mulut botol)
 Kertas tissue, gunting , pita

Cara Kerja

1. Isikan jus lemon hingga ¼ botol, tambahkan air hingga memenuhi ½ botol.
2. Ikat pita di gabus.
3. Taburkan 1 sendok teh soda kue ditengah tissue, dibungkus menjadi bungkusan kecil.
4. Masukkan tisu ke dalam botol yang telah diisi cuka.
5. Lalu, cepat-cepat sumbat botol dengan gabus, pastikan agar tidak ada kebocoran di mulut
botolnya, kalau kurang pas, gabusnya dibungkus/lilit dengan plastik/tissue.
6. Botolnya dikocok sebentar, lalu letakkan di lantai, menjauh dari botol dan lihatlah gabusnya
terbang ke atas seperti roket.

Penjelasan

Jus lemon/cuka mengandung asam (Acid) sedangkan baking soda mengandung basa (Base).
Sewaktu bungkusan soda kue dimasukan, pelahan lahan mencampur dengan jus lemon. Bila
asam dan basa bertemu, dua zat tersebut akan bereaksi dan berubah menjadi gas karbon dioksida
(CO2), gas CO2 memenuhi ruang kosong di dalam botol. Karena tekanan di dalam botol terlalu
kuat, maka gabus sumbat botol terdorong keatas oleh gas CO2.

Jika gas CO2 didalam botol tidak berhasil mendorong sumbat keatas, tambahkan soda kue, ulangi
prosedur diatas mulai No.3, coba bereksprimen sendiri seberapa banyak soda kue baru bisa
menerbangkan roket kamu. Juga pastikan tidak ada kebocoran di sumbat tutup botol.

Dalam percobaan saya sumbat botol terbang setinggi 8 meter


Atau anda bisa juga mencoba membuat percobaan roket Coca-Cola yang spektakuler.

Semoga Bermanfaat. Aamiin. :)

Salam Web Kimia SMK Asyik

http://www.trigpss.com/

PERCOBAAN KIMIA SEDERHANA : TEKANAN


OSMOSIS
By: TRI GOESEMA PUTRA on Friday, November 07, 2014

Gambar Jus Wortel

Tekanan Osmosis

Tekanan osmosis adalah tekanan yang dibutuhkan untuk mempertahankan kesetimbangan


osmosis antara suatu larutan dan pelarut murninya yang dipisahkan oleh suatu membran yang
dapat ditembus hanya oleh pelarut tersebut. Dengan kata lain, tekanan osmosis adalah tekanan
yang diperlukan untuk menghentikan osmosis, yaitu gerakan molekul pelarut melewati membran
semipermeabel ke larutan yang lebih pekat. Tekanan osmosis merupakan salah satu sifat
koligatif larutan.
Untuk mengetahui terjadinya tekanan osmosis pada materi sifat koligatif larutan, maka dapat
dilakukan percobaan sbb :

Sediakan dua gelas, gelas yang satu diisi air sedangkan yang satunya diisi air garam. Masukkan
ke dalam kedua gelas wortel yang masih segar dengan ukuran sama. Amati yang terjadi setelah
24 jam.

Semoga Bermanfaat. Aamiin. :)

Salam Web Kimia SMK Asyik

http://www.trigpss.com/

Kandungan Kimia Bunga Melati


Berdasarkan penelitan yang telah dilakukan oleh laboratorium-laboratorium di Indonesia
maupun di luar negeri, kembang melati mempunyai kandungan kimia sebagai berikut:

1. Minyak esteris
2. Indole
3. Benzelic
4. Alkohol benzilic
5. Livalylacetaat
6. Linalcohol
7. Asetat
8. Jasmon

Kandungan zat-zat kimia tersebut bisa dijadikan bahan standar obat-obatan untuk mengatasi
nyeri otot, nyeri sendi, sakit kepala, meredakan ketegangan saraf, menumbuhkan gairah dan
semangat sehingga bisa menekan sikap apatis dan kecemasan.

Khasiat Bunga Melati :

Mengobati Kemandulan
Minyak dan teh melati sering direkomendasikan buat digunakan bagi orang-orang yang
mengalami penurunan gairah seksual. Bahkan minyak dan teh melati bisa digunakan buat
mengobati kemandulan pada pria dan wanita yang susah mempunyai anak.

Mengatasi Rasa Nyeri


Aroma kembang melati nan menyegarkan bisa mengatasi rasa nyeri pada bagian otot, sendi, dan
sakit kepala. Oleh sebab itu, bagi Anda yang sering merasakan nyeri otot, sendi, atau sakit kepala
ada baiknya menghirup aroma kembang melati buat mengatasi rasa nyeri Anda.

Mencegah Infeksi Saluran Pernapasan


Mengonsumsi minyak melati dipercaya bisa mengurangi risiko infeksi saluran pernapasan.
Untuk mengkonsumsi minyak melati bisa Anda campurkan dengan minyak esensial.

Merangsang Fungsi Sistem Pencernaan


Kandungan berbagai zat kimia di dalam kembang melati, menjadikan kembang melati bisa
dijadikan bahan obat buat merangsang fungsi sistem pencernaan di dalam tubuh.

Alat Detoksifikasi
Bunga melati bisa dijadikan sebagai alat detoksifikasi atau menghilangkan racun berbahaya yang
kondusif bagi tubuh kita. Detoksifikasi dengan kembang melati bisa dilakukan pada semua orang
baik anak-anak. Remaja, maupun orang dewasa.

Menurunkan Berat Badan


Teh dan minyak melati apabila dikonsumsi secara rutin akan bisa menjaga ekuilibrium berat
badan kita, bahkan dengan rutin mengkonsumsinya bisa menurunkan berat badan nan berlebihan.

Menenangkan Saraf
Aroma kembang melati nan khas dan menenangkan bisa mengendorkan sel-sel saraf sehingga
meredakan ketegangan saraf, menumbuhkan gairah dan semangat nan bisa menekan sikap apatis
dan kecemasan.

Mengobati Sakit Mata


Untuk mengobati sakit mata, baik mata merah maupun iritasi bisa diobati dengan daun kembang
melati yang telah ditumbuk halus. Daun kembang melati yang telah ditumbuk halus, bisa Anda
tempelkan pada dahi didekat mata nan sakit.

ASI nan Berlebihan


Bagi ibu nan menyusui, ASI merupakan hal nan sangat krusial dimiliki. Namun apabila produksi
ASI hiperbola bisa mengganggu kenyamanan, hal tersebut disebabkan ASI akan terus merembes
keluar. Selain menimbulkan aroma nan amis juga menimbulkan bekas pada baju nan tak latif
dipandang mata.
Daun kembang melati ternyata bisa digunakan buat mengurangi produksi ASI nan berlebih.
Adapun caranya ialah daun melati nan telah ditumbuk halus kemudian ditempelkan di sekitar
parudara secara merata.

Mengobati Sengatan Lebah


Beberapa sengatan lebah bisa menimbulkan imbas bengkak dan rasa nyeri yang tak nyaman.
Anda bisa memanfaatkan kembang melati buat mengobatinya. Caranya ialah dengan
menghaluskan kembang melati dan menempelkannya pada bagian tubuh Anda yang tersengat
lebah.

Meredakan Demam
Manfaat lain dari kembang melati ialah bisa meredakan demam. Caranya ialah dengan
merendam tumbukan kembang melati nan telah dihaluskan dengan air hangat, dan menggunakan
air hangat tersebut buat kompresan.

Demam Berdarah
Demam berdarah merupakan penyakit berbahaya nan ditimbulkan oleh gigitan nyamuk aedes
aegypti betina. Plasmodium nan tersebar di dalam darah manusia akan berkembang dan
menyebabkan seseorang menderita penyakit demam berdarah atau DBD. Bunga melati ternyata
bisa digunakan buat mengobati penyakit DBD. Rebusan daun kembang melati nan dicampur
dengan belimbing bisa diminumkan kepada penderita DBD selama tiga hari berturut-turut
dengan takaran 8 gelas ukuran sedang per hari.

Dari uraian-uraian tersebut, bisa kita ketahui betapa banyak kegunaan nan kita peroleh dari
kembang melati. Oleh sebab itu, ada baiknya jika Anda memulai merawat kembang melati di
pekarangan Anda bukan? Sebaiknya, jangan dijadikan alasan sebab tak ada huma buat
menanamnya, sebab plastik polybag ataupun pot dapat digunakan sebagai wahana buat menanam
kembang melati. Memulai sesuatu nan baik meskipun terlambat akan lebih baik daripada kita tak
pernah mengerjakannya sama sekali.
Selain khasiatnya bagi kesehatan manusia, kembang melati juga dapat dijadikan huma bisnis nan
cukup potensial. Karena pada dasarnya kembang melati merupakan kembang nan paling banyak
dicari oleh salon-salon maupun penyedia jasa wedding organizer nan menguruskan kebutuhan
pernikahan. Semoga bermanfaat.

Sumber : http://www.binasyifa.com/319/82/25/kandungan-kimia-bunga-melati.htm

PERCOBAAN KIMIA SEDERHANA : GUNUNG BERAPI


By: TRI GOESEMA PUTRA on Thursday, October 30, 2014

Ketika soda kue tercampur dengan cuka maka terjadi reaksi kimia. Cuka bereaksi terhadap soda
kue dan mengeluarkan gelembung gas karbon dioksida. Gelembung gas karbon dioksida akan
memaksa larutan merah keluar.

Alat dan Bahan

 Pasir
 Botol Aqua
 Piring Plastik (besar)
 Pewarna (merah)
 Cuka
 Baking soda
 Sabun cuci
 Air
 Guntnig
 Sendok

Cara Kerja

1. Potong botol air minum 600 ml, menjadi 2 bagian.

2. Setelah dipotong, gabungkan 2 bagian menjadi 1 bagian yang kecil.

3. Timbun botol tersebut dengan pasir hingga menyerupai bentuk gunung (diletakkan di atas
piring plastik besar).
4. Isi botol tersebut dengan campuran sabun cuci, air, baking soda, pewarna dan aduklah hingga
tercampur rata.

5. Tambahkan cuka.

Apa yang terjadi?

Yupz, akan ada semburan busa yang keluar dari dalam botol,,wow amazing seperti lava gunung
merapi.

Penjelasan

Baking soda apabila dicampur dengan cuka yang diberi pewarna akan menghasilkan semburan
laksana lava dari gunung berapi berwarna merah. Perlu diperhatikan jumlah cuka yang
dituangkan karena bila terlalu sedikit dan terlalu kecil jadi cuka yang keluar hanya berupa
tetesan. Setelah botolnya dibuka lebih lebar cuka bisa dituang lebih banyak dan segera
menimbulkan semburan yang cukup tinggi.

Semoga Bermanfaat. Aamiin. :)

Salam Web Kimia SMK Asyik

http://www.trigpss.com/

Ilmuwan temukan kemungkinan untuk menciptakan bahan bakar dari karbondiaksida di


atmosfer
Diposkan oleh aidah umaroh di 00.01 Label: Aidah umaroh

Kelebihan karbon dioksida di atmosfer bumi yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar
fosil secara meluas merupakan pendorong utama terjadinya perubahan iklim global, dan di balik
masalah besar ini, para peneliti di seluruh dunia tengah berupaya mencari cara-cara baru
untuk menjadikannya sebagai sumber tenaga yang berguna.
Kini, para Peneliti dari University of Georgia telah berhasil menemukan cara untuk mengubah
karbon dioksida yang terperangkap dalam atmosfer menjadi produk industri yang berguna.
Temuan mereka segera dapat mengarah pada penciptaanbiofuel yang dibuat langsung dari
karbon dioksida di udara, yang selama ini bertanggung jawab atas meningkatnya suhu global.

“Pada dasarnya, apa yang kami lakukan adalah membuat mikroorganisme yang menyerap
karbon dioksida seperti apa yang dilakukan tanaman, sehingga menghasilkan sesuatu yang
berguna,” jelas Michael Adams, anggota Institut Riset Bioenergi, profesor bioteknologi Georgia
Power serta profesor biokimia dan biologi molekuler Distinguished Research di Franklin College
of Arts and Sciences.

Selama proses fotosintesis, tanaman menggunakan sinar matahari untuk mengubah udara dan
karbon dioksida menjadi gula. Seperti halnya manusia yang membakar kalori dari
makanan, tanaman menggunakan gula ini sebagai sumber energinya

Gula ini dapat difermentasi menjadi bahan bakar seperti etanol. Namun, sangat sulit untuk
secara efisien mengekstrak gula yang terkurung dalam dinding sel tanaman yang kompleks.

Michael Adams adalah anggota Institut Riset Bioenergi University of Georgia, profesor
bioteknologi Georgia Power serta profesor biokimia dan biologi molekuler Distinguished
Research di Franklin College of Arts and Sciences. (Kredit: University of Georgia)

“Apa yang menjadi inti dari temuan ini adalah, kita dapat menggantikan tanaman yang selama
ini berlaku sebagai perantara,” ungkap Adams, “Kita bisa mengambil karbon dioksida secara
langsung dari atmosfer dan mengubahnya menjadi produk-produk yang berguna seperti bahan
bakar dan bahan kimia, tanpa harus melalui proses yang tidak efisien, yaitu pertumbuhan
tanaman dan pengekstrakan dari biomassa.”

Proses ini dimungkinkan oleh mikroorganisme unik yang disebut Pyrococcus furiosus, yang
justru bertumbuh subur dengan mencari makanan dalam karbohidrat di perairan laut super-
panas dekat ventilasi panas bumi. Dengan memanipulasi materi genetik organisme ini, Adams
beserta rekan-rekannya menciptakan jenis P. furiosus yang mampu mencari makan pada
temperatur yang lebih rendah dalam karbon dioksida.

Tim peneliti kemudian menggunakan gas hidrogen untuk menciptakan reaksi kimia pada
mikroorganisme, suatu reaksi yang menggabungkan karbon dioksida ke dalam 3-
hydroxypropionic acid, jenis bahan kimia industri yang umumnya digunakan untuk membuat
akrilik dan berbagai produk lainnya.

Dengan berbagai manipulasi genetik lain dari strain baru P. furiosus, para peneliti mampu
membuat suatu versi yang menghasilkan sejumlah produk industri berguna lainnya, termasuk
bahan bakar, dari karbon dioksida.

Saat dibakar, bahan bakar yang tercipta melalui proses P. furiosus ini melepaskan karbon
dioksida dalam jumlah yang sama dengan karbon dioksida yang digunakan untuk
menciptakannya, secara efektif menjadikannya karbon netral, dan menjadi bahan bakar
alternatif yang jauh lebih bersih sebagai pengganti bensin, batubara dan minyak.
“Ini merupakan langkah penting pertama yang memberi janji besar sebagai metode produksi
bahan bakar yang efisien dan hemat biaya,” kata Adams, “Di masa mendatang kami akan
memperbaiki prosesnya dan mulai menguji pada skala yang lebih besar.”

0 komentar

Posting Lama Beranda

Langganan: Entri (Atom)

MEMANFAATKAN KULIT SINGKONG MENJADI PAKAN ALTERNATIF TERNAK KAMBING DAN


DOMBA
Diposkan oleh koharudin di 06.59 Label: Koharudin

Pengalaman peternak Cipambuan-Sukabumi, pemberian kulit singkong oleh peternak secara


langsung dicampur dengan rumput atau diberikan setelah kambing/domba diberi makan rumput. Lain
lagi dengan peternak Bojongkembar-Bogor yaitu dengan mencacahnya terlebih dulu kemudian
dilayukan sebelum diberikan ke ternak. Berdasarkan praktek tersebut, diketahui bahwa tingkat kematian
ternak akibat keracunan lebih besar kejadiannya di Desa Bojongkembar.

Kulit singkong yang berpotensi sebagai pakan ternak mengandung asam sianida. Konsentrasi
glukosida sianogenik di kulit umbi bisa 5 sampai 10 kali lebih besar dari pada umbinya. Sifat racun pada
biomass ketela pohon (termasuk kulitnya umbinya) terjadi akibat terbebasnya HCN dari glukosida
sianogenik yang dikandungnya. Total kandungan sianida pada kulit singkong berkisar antara 150 sampai
360 mg HCN per kg berat segar. Namun kandungan sianida ini sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh
varietas tanaman singkongnya.

Dilaporkan bahwa ternak domba mampu mentoleransi asam sianida pada konsentrasi 2,5 – 4,5
ppm per kg bobot hidup. Sedangkan TWEYONGYERE dan KATONGOLE (2002), melaporkan bahwa
konsentrasi asam sianida yang aman dari pengaruh toksik adalah dibawah 30 ppm. Hasil analisa
kandungan HCN pada kulit singkong yang diambil dari Desa Cipambuan dan Bojongkembar adalah
459,56 ppm (Tabel 2). Tingginya kandungan asam sianida dalam kulit singkong ini dapat menimbulkan
keracunan jika dikonsumsi oleh ternak (domba/kambing).

Informasi dari hasil penelitian Optimalisasi Pemanfaatan Limbah Kulit Singkong Menjadi Pakan
Ternak Dalam Rangka Memberdayakan Pelaku Usaha Enye-Enye oleh Vyta W. Hanifah, D. Yulistiani Dan
S.A A. Asmarasari di Desa Cipambuan dan Bojongkembar. Pada percobaan ini dilakukan proses
pengolahan kulit singkong diantaranya:

1. Perendaman: dilakukan dengan cara memasukkan kulit singkong yang sudah dipotong kecil-
kecil ke dalam ember yang kemudian diisi air sampai kulit singkong terendam dan dibiarkan semalaman
(16 jam).

2. Pengukusan: dilakukan dengan membersihkan kulit singkong dari tanah yang melekat (dicuci)
kemudian dipotong kecil-kecil selanjutnya dikukus dalam panci yang ada saranganya yang berisi air dan
didihkan selama 15 menit.

3. Dicampur dengan urea 3% BK: Kulit singkong dicuci kemudian dipotong kecil-kecil selanjutnya
dicampur dengan urea dengan konsentrasi 3% dari berat kering. Kemudian campuran terbut
dimasukkan ke dalam plastik disimpan dalam kondisi kedap udara selama 1 minggu.

4. Fermentasi: dilakukan dengan cara kulit singkong yang sudah dicuci kemudian diiris kecil-kecil
yang selanjutnya dikukus dalam panci yang berisi air mendidih selama 15 menit, setelah itu diangkat
kemudian ditebar dalam nampan sampai dingin. Setelah dingin kulit singkong ini diinokulasi dengan
menggunakan kapang Trichoderma resii, kemudian ditutup dengan nampan diatasnya dan dibiarkan
selama 4 hari.

Hasil percobaan perlakuan terhadap kulit singkong dapat dilihat dari Tabel 1 bahwa kulit
singkong yang tidak diolah mempunyai kandungan HCN yang sangat tinggi (459,56 ppm).

Dengan berbagai proses pengolahan yang dilakukan pada percobaan ini terlihat bahwa
kandungan HCN dapat turun secara drastis dan konsentrasi masih dibawah ambang toleransi, seperti
proses fermentasi yang dapat menurunkan kadar HCN hampir hilang (0,77 ppm). Bahkan dengan proses
yang paling sederhana dengan perendaman, kandungan HCN nya dalam batas yang aman.

Pembebasan spontan HCN dari tanaman tergantung pada adanya enzim glukosidase
(linamarase) dan air (MONTGOMERY, 1969). Enzim linamarase adalah ekstra-seluler dan mudah
mencapai senyawa glukosida sianogenik setelah perusakan fisik sel. Enzim ini akan bekerja pada kondisi
dingin dan rusak oleh panas. Enzim linamarase mengalami kerusakan pada suhu 72°C. Proses
otohidrolisis dipertinggi jika biomas tanaman direndam dalam air setelah terlebih dahulu dicincang.
Perusakan fisik sel (pencincangan) tanpa perendaman akan memperlambat pembebasan sianida.

Dengan pengolahan fermentasi menggunakan kapang Trichoderma terlihat bahwa konsentrasi


HCN hampir hilang (0,77 ppm) (Tabel 2), hal ini menunjukkan bahwa kapang Trichoderma mampu
dengan sangat efisien mendegradasi/mendetoksikasi asam sianida.
Teknik Perendaman Kulit Singkong

Kulit singkong memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi, setelah melalui proses pengolahan
kulit singkong ini dapat diberikan kepada ternak sebagai bahan pakan substitusi dan bahkan dapat
dikonsumsi oleh manusia. Persentase jumlah limbah kulit bagian luar sebesar 0,5-2% dari berat total
singkong segar dan limbah kulit bagian dalam sebesar 8-15%. Sampah kulit singkong termasuk dalam
kategori sampah organik karena sampah ini dapat terdegradasi (membusuk/hancur) secara alami.

Oleh karena kulit singkong ini dalam keadaan segar masih mengandung Asam Sianida (HCN)
yang sangat tinggi (± 459,56 ppm). Berdasarkan pengalaman, salah satu cara penanganan kulit singkong
agar kandungan asam sianidanya berkurang atau sampai pada batas aman dikonsumsi ternak (2,5 – 4,5
ppm per kg bobot hidup) yaitu dengan perendaman. Cara perendaman kulit singkong sebagai berikut :

Bersihkan kulit singkong kemudian potong sesuai kebutuhan (disarankan tidak terlalu besar)

1. Kulit singkong yang telah di potong kemudian dibersihkan di air yang mengalir agar kandungan racun
yang ada dalam singkong terbuang

2. Setelah dicuci, kulit singkong di rebus ± 15 menit hingga berwarna kecoklatan

3. Setelah perebusan kulit singkong selanjutnya di cuci kembali

4. Selanjutnya kulit singkong direndam.

5. Merendam kulit singkong biasanya antara dua hingga tiga hari, dengan air rendaman diganti tiap
harinya. Proses perendaman ini dapat menghilangkan getah pada kulit singkong.

6. Selanjutnya kulit singkong yang telah direndam ditiriskan dan diangin-anginkan untuk selanjutnya bisa
di berikan kepada ternak.

Tepung Kulit Singkong Untuk Pakan Ternak

Teknik fermentasi dapat menghilangkan HCN dari suatu bahan pakan. Selama ini proses
fermentasi sudah banyak digunakan sebagai upaya untuk meningkatkan kandungan nutrisi suatu bahan
pakan terutama kandungan proteinnya. juga dapat mengurangi dan menghilangkan HCN. Maka teknik
fermentasi adalah salah satu proses yang sangat tepat dalam mengolah kulit singkong sebelum
diberikan kepada ternak. Pada prinsipnya teknologi fermentasi ini adalah proses pembiakkan
mikroorganisme terpilih pada media kulit singkong dengan kondisi tertentu sehingga mikroorganisme
tersebut dapat berkembang dan merubah komposisi kimia media tersebut sehingga menjadi bernilai gizi
lebih baik.

Pada beberapa penelitian yang sudah dilakukan di Balai Penelitian Ternak, fermentasi dilakukan
dengan menggunakan Aspergillus niger karena lebih mudah tumbuh pada media dan nilai gizi hasil
fermentasinya pun dianggap cukup baik. Fermentasi dengan A. Nigermampu meningkatkan kandungan
protein kasar umbi singkong sampai 35%. Selain meningkatkan kandungan protein, fermentasi
denganA.niger dapat menekan pertumbuhan mikroba kontaminan. A. niger yang sangat cepat
pertumbuhannya, terutama dalam suhu kamar, sehingga mikroba lain tertekan pertumbuhannya.

Fermentasi pada kulit singkong mengemukakan proses fermentasi tersebut :

1. Kulit singkong dicuci dengan air bersih untuk dihilangkan kotorannya yang menempel.
2. Setelah bersih ditiriskan dan dikeringkan dalam oven pada suhu 60ºC selama 24 jam.
3. Kulit singkong yang telah kering tersebut digiling berbentuk butiran kecil yang bertujuan untuk
memperluas permukaan fermentasi.
4. Kemudian dikukus dengan penambahan lebih dahulu air bersih pada kulit singkong giling dengan
perbandingan 1,2 : 1.
5. Pengukusan dilakukan selama 30 menit dihitung pada saat uap air mulai keluar dari permukaan atas
kulit singkong yang dikukus.
6. Setelah terjadi gelatinisasi dan matang, diangkat lalu didinginkan.
7. Substrat yang telah dingin tadi diberi urea dan garam mineral dengan perbandingan untuk satu kg kulit
singkong matang ditambah 31.25 g (NH4)2SO4, 16,7 g urea, 7,19 g NaPO4.2H2O, 2,08 g MgSO4, 0,63
KCl, 0,31 g ferrosulphat, dan 0,28 g CaCl2.
8. Setelah urea dan mineral bercampur merata, lalu diinokulasikanlah spora jamur Aspergillus niger pada
substrat sebanyak 1 g dengan konsentrasi spora 1012/g.
9. Kemudian substrat yang telah diberi spora tersebut diletakkan pada wadah persegi empat dari plastik
yang berlubang terutama pada bagian dasarnya untuk membuang uap air yang terbentuk selama
fermentasi.
10. Fermentasi dilakukan pada ruangan bersuhu 32 – 33ºC dengan kelembaban 90% selama 3 – 4 hari
dimana miselium dari jamur A. nigertelah menyebar merata dan berwarna putih.
11. Setelah selesai proses fermentasi, produk dipotong-potong dan dikeringkan dalam oven yang bersuhu
60ºC selama 48 jam. Produk yang telah kering tadi, lalu digiling sehingga hasil akhirnya berupa tepung.
Komposisi kimia kulit singkong hasil fermentasi oleh jamurAspergillus niger dan tanpa fermentasi .

Sumber : http://indahximmi.blogspot.co.id/2013/04/memanfaatkan-singkong-menjadi.html

10 Percobaan Kimia Keren yang Wajib


Kamu Ketahui [Video]
Kata siapa kimia itu membosankan? Ternyata banyak percobaan kimia yang
seru dan menarik, loh! Contohnya, percobaan-percobaan yang dilakukan
oleh orang-orang dalam video di bawah ini. Setelah menontonnya, kamu
pasti merubah pandanganmu tentang ilmu kimia.

1. Mengubah Koin Tembaga Menjadi Perak dan Emas

Yah…Memang tidak benar-benar merubah tembaga menjadi perak atau bahkan


emas, tetapi menurut saya percobaan kimia ini terlihat sangat
menakjubkan. Dengan mencampurkan 30gr zinc sufat ataupun zinc klorida ke
dalam 100ml air, serta memasukkan logam zinc ke dalamnya, maka koin
tembaga akan berubah menjadi koin perak dalam waktu 5-10 menit kemudian.
Untuk membuat koin emas, cukup panaskan koin perak tadi di atas kompor
listrik denga suhu sekitar 300oC. Ketika zinc berdifusi ke
dalam tembaga, maka akan terbentuk kuningan pada permukaan sehingga koin
terlihat seperti terbuat dari emas.

2. Permen Gummy Bear + Potasium Klorat

Dari permen Gummy Bear yang imut ternyata bisa menghasilkan letupan
yang fantastis! Caranya? Cairkan potasium klorat, kemudian masukkan
permen ke dalamnya. Potasium klorat cair merupakan zat pengoksidasi yang
kuat dan dapat bereaksi hebat dengan gula.
3. Pasta Gigi Gajah

Banyak yang menyebut percobaan ini sebagai “Pasta Gigi Gajah” bukan
karena hasil dari reaksi ini akan dimanfaatkan sebagai pasta gigi untuk
gajah (memang bagaimana cara gajah gosok gigi?), tetapi karena dari
reaksi dihasilkan busa yang melimpah banyak seperti pasta gigi.

Untuk melakukan percobaan, dibutuhkan 30% hidrogen peroksida, potasium


iodida, dan sabun cuci. Reaksi eksotermis akan menghasilkan panas, gas
oksigen, dan banyak busa.

4. Sodium Asetat Cair yang Membeku Seketika

Jika dipanaskan kemudian didinginkan, sodium asetat menjadi sangat


jenuh dalam air. Saat bersentuhan dengan objek lain, maka dia akan
mengkristal kembali. Reaksi ini juga menimbulkan panas, sehingga sering
digunakan sebagai bahan bantalan pemanas. Sodium asetat juga biasa
digunakan sebagai pengawet, serta memberikan garam dan cuka rasa khas
yang mereka miliki. Dalam makanan, zat ini biasa disebut sebagai E262
atau sodium diasetat.

5. Reaksi Osilasi Briggs-Rauscher


Percobaan ini disempurnakan oleh 2 orang guru, yaitu Thomas Briggs dan
Warren Rauscher. Cairan yang pada awalnya tidak berwarna perlahan-lahan
berubah menjadi kekuningan dan tiba-tiba berubah menjadi biru tua, lalu
memudar menjadi bening kembali. Proses tersebut biasanya berulang
sekitar 10 kali, sampai akhirnya berakhir menjadi cairan berwarna biru
tua dan berbau iodium yang menyengat.

6. Plasma Anggur

<="" ins="" data-adsbygoogle-status="done">


Percobaan ini sebenarnya sangat sederhana, tetapi sangat berbahaya.
Kalau kamu tidak mau dijewer orangtuamu karena telah membakar rumah
dengan sebutir anggur dan microwave, saya sarankan jangan melakukan hal
ini.

Anggur dipotong sebagian dan sisakan sedikit kulitnya untuk


menghubungkan antarbagian (ini penting!). Taruh anggur menghadap ke atas
dalam microwave, nyalakan selama 30 detik. Kemudian, muncullah bola
api! Anggur penuh dengan elektrolit dan juga cairannya mengandung banyak
ion yang dapat menghantarkan listrik. Microwave menghasilkan energi
yang mendorong ion yang terperangkap di dalam anggur bolak-balik sangat
cepat di antara 2 bagian anggur.

Akibatnya, arus mengalirkan kelebihan energi ke "jembatan" kulit anggur


sehingga memanas hingga 3000 derajat dan meledak menjadi api. Busur
elektron yang berkeliaran melalui api tersebut mengionisasi udara di
sekitar anggur sehingga menciptakan plasma berwarna biru terang.
7. Glow Stick

Untuk membuat glow stick kita perlu mencampurkan 10ml diethyl phthalate
(pelarut), 3mg pewarna fluoresen (9,10-bis (phenylethynyl) antrasena
untuk hijau, rubrene untuk kuning, 9,10-diphenylanthracene untuk biru,
dan rhodamine B untuk merah), 50mg TCPO, 100mg sodium asetat, 3ml 30%
hidrogen peroksida (untuk ditambahkan pada akhir reaksi kimia)

8. Levitasi Magnetik

Ketika superkonduktor didinginkan di bawah temperatur peralihan, dia


akan bersifat diamagnetic. Arti dari diamagnetik adalah ketika suatu
benda terdorong mudur dari medan magnetik, bukan malah tertarik ke
dalamnya. Hasil temuan Meissner ini menjadi dasar konsep transportasi
tanpa gesekan (sebuah objek bisa “melayang” di sepanjang lintasan dan
bukan “melekat” pada rodanya).

9. Mengapung di Atas Sulfur Heksafluorida

Sulfur Heksafluorida merupakan zat kimia yang tidak berwarna, tidak


berbau, tidak beracun, dan tidak mudah terbakar. Dia dapat dituangkan ke
dalam wadah terbuka dan bila sebuah benda ringan diletakkan di atasnya,
maka benda tersebut dapat mengapung bagaikan berada di atas air. Hal
ini dikarenakan sulfur heksafluorida 5-6 kali lebih padat daripada
udara. Gas ini juga tidak berbahaya jika terhirup. Efek sampingnya hanya
suara menjadi lebih berat untuk sementara waktu (kebalikan dari
helium).
10. Superfluid Helium

Ketika helium didinginkan sampai dengan suhu -271oC, maka


dia akan mencapai titik lambda. Pada tahap ini helium akan menjadi
cairan dan dikenal dengan nama Helium II, yang merupakan superfluida.
Ketika melewati kapiler setipis 10-7m sampai 10-8m, ia tidak memiliki
kekentalan yang dapat diukur (Helium II akan merembes keluar dari wadah,
walaupun wadahnya terbuat dari benda padat). Dalam efek air mancur, zat
tersebut akan merayap naik dari wadah (untuk mencari daerah yang lebih
hangat).

Eksperimen Kimia Unik, Membuat Plastik Gluep

Eksperimen Kimia Unik, Membuat Plastik Gluep

Plastik ada di sekitar kita begitu banyak macam jenis plastik yang kita miliki di dalam rumah kita
dan tentunya mempunyai sifat yang berbeda-beda juga, ada yang bersifat keras, ada yang
lembut, ada yang transparan serta ada yang buram. Hampir di pastikan bahwa semua plastik yang
ada dalam rumah anda di produksi oleh pabrik-pabrik besar. Melalui Percobaan berikut ini kami
akan mengajak anda untuk membuat sendiri plastik di rumah, percobaan ini hanya untuk
memperkenalkan pelajaran kimia dengan cara yang menyenangkan dan unik. Plastik ini tidak
seperti plastik yang pada umumnya, melaingkan plastik yang agak menyerupai lem.

Bahan-bahan yang perlu di siapkan

 1 sendok teh (5 cm 3) boraks laundry


 1 sendok makan (15 ml) lem putih (misalnya, Elmer )
 pewarna makanan (sesuai kesukaanmu)
 dua buah cangkir
 sendok
 air

tahap Eksperimen

1. larutkan 1 sendok teh boraks laundry pada cangkir (1) dengan 5 sendok makan (75 ml)
air. kemudian aduk agar larutan tercampur rata. (Jika ada sedikit yang tidak larut tidak
apa-apa.)
2. Pada Cangkir (2),Campurkan 1 sendok makan air dan 1 sendok makan lem putih. J
Anda dapat mewarnai campuran dengan beberapa tetes pewarna makanan. Dengan
sendok yang bersih, aduk campuran secara menyeluruh sampai seragam.
3. Masukan 2 sendok teh larutan boraks dari cangkir pertama ke dalam campuran lem di
cangkir kedua. Aduk campuran.
4. Ketika Anda aduk campuran, campuran tersebut akan kaku menjadi benjolan lembut.
Setelah benjolan telah terbentuk, ambil campuran dari cangkir dan uleni di tangan Anda
selama beberapa menit.

Eksperimen yang telah anda lakukan menghasilkan Gluep. Anda dapat mengetesnya dengan
cara berikut ini.

 Melempar Gluep menjadi bola dan kemudian diamkan sejenak. Apakah bola
mempertahankan bentuknya?
 Menjatuhkan bola Gluep ke atas meja. Apakah yang akan terjadi?
 Meratakan Gluep menjadi strip tipis. Angkatlah strip pada salah satu ujungnya. Apa yang
terjadi dengan strip?
 Roll Gluep ke dalam silinder dan menarik ujung perlahan. Apa yang terjadi pada silinder?
 Roll Gluep ke dalam silinder dan menarik ujungnya dengan cepat. Apa yang terjadi pada
silinder?

Catatan :

Semua plastik terdiri dari molekul besar yang strukturnya seperti rantai. Molekul-molekul ini
terdiri dari banyak unit kecil yang saling bersambungan ( anda bisa membayangkan seperti
mainan lompat karet dimana karet dihubungkan satu sama lain ). Seperti rantai molekul polimer
yang panjang dan sempit. Nama plastik diterapkan untuk berbagai zat, Awalnya plastik disebut.
shapeable atau sesuatu yang ditekuk. Namun, Sejak dibuat dari bahan polimer yang keras dan
kaku, Kemudian nama shapeable di ganti dengan nama plastik seperti Lem putih antara
campuran air dengan polimer.

Molekul polimer yang berbentuk seperti potongan-potongan yang sangat kecil. Molekul
polimer yang basah atau berair membuat lem tebal dan kental. Ketika lem terkena udara, air
menguap meninggalkan molekul polimer sehingga polimer menjadi kusut. Molekul yang kusut
menempel pada permukaan di mana mereka kering.

Larutan boraks mengandung ion borat. Ion-ion ini dapat membentuk hubungan antara
panjang, molekul polimer tipis di lem, mengubahnya menjadi jaringan 3-dimensi. Jaringan ini
membuat Gluep lebih seperti padat daripada lem cair polos. Jaringan mempengaruhi bentuknya
untuk waktu yang singkat, dan selama itu pula jaringan polimer tidak tegang. Ketika Gluep di
diamkan sejenak jaringan yang fleksibel tersebut secara bertahap kembali ke keadaan semula dan
Gluep merata kembali..

Molekul polimer di lem putih disebut polivinil asetat. Molekul-molekul ini terdiri dari rantai
panjang atom karbon, dengan kelompok asetat melekat pada senyawa asetat lainnya. Asetat
berasal dari asam asetat, senyawa yang memberikan bau dan rasa pada cuka. Inilah sebabnya
mengapa lem putih berbau seperti cuka. Ketika boraks dicampur dengan lem putih, masing-
masing ion boraks menggantikan dua kelompok asetat, membentuk link borat antara dua molekul
polimer.
Gluep mengandung banyak air terperangkap dalam jaringan molekul polimer terkait. Air ini
memberikan kontribusi pada sifat cairan-seperti Gluep yang telah kita buat tadi. Jika Gluep
dibiarkan terkena udara terbuka, air akan menguap, dan Gluep secara bertahap akan kaku untuk
menghindari agar gluep tidak kaku simpanlah dalam kantong plastik kedap udara.

Sebuah bahan yang mirip dengan Gluep dapat dibuat menggunakan lem gel mengantikan lem
putih. Lem gel cairan mengandung alkohol polivinil mengantikan polivinil asetat. Ion borat
membentuk hubungan antara molekul-molekul ini seperti sebelumnya.

Demikianlah Eksperimen Kimia mebuat plastik Gluep jangan lupa juga untuk melihat
Eksperimen Bendera Kimia yang unik

Percobaan kimia keren


Author - Mesriah Ria Date - 16:45:00 Eksperimen kimia kimia

Kali ini Saya akan membuktikan betapa


serunya belajar kimia.
mungkin diantara Kali banyak yang membenci pelajaran kimia atau ketika melihat
buku kimia Anda langsung membalikkan pandangan.. iksssss, tunggu dulu kimia Tak
seserem yang kau bayangkan justruk kimia ITU sesuatu yang Seru Dan Tak
membosankan,
berikut Saya berikan Salah satu contoh dari sekian banyak Hal yang
menyenangkan dari kimia

Pencairan Logam Dengan Magnet

sebuah kawat tembaga memiliki jumlah yang signifikan dari aliran listrik AC
berjalan melaluinya, menyebabkan ia bertindak seperti elektromagnet yang benar-benar
kuat. Dalam metal slug, arus eddy membentuk karena medan magnet kawat tembaga
menyebabkannya sedangkan kawat tembaga memiliki aliran listrik AC frekuensi tinggi
yang mengalir melalui itu. Resistensi listrik logam siput ini menyebabkan sebagian dari
energi listrik berubah menjadi panas, tapi panas membangun sampai metal slug
menjadi putih panas dan meleleh.

Oranye LED Light Di Nitrogen Cair


Oranye LED Light Di Nitrogen Cair
Ketika sebuah LED direndam dalam nitrogen cair, elektron
kehilangan banyak energi panas, bahkan ketika lampu tidak
dinyalakan. Ketika ini terjadi, celah pita di semikonduktor
meningkat. Karena kesenjangan ini meningkat, ketika elektron pada pita
konduksi jatuh ke pita valensi, mereka memancarkan cahaya energi
yang lebih tinggi, yang berarti cahaya yang dipancarkan memiliki
panjang gelombang yang lebih pendek dan frekuensi yang lebih
tinggi. Inilah sebabnya mengapa kita melihat pergantian cahaya oranye
dalam warna-warna yang lebih tinggi pada spektrum elektromagnetik
ketika beku dalam nitrogen cair.

Pemanasan Mercury tiosianat


Ilmu: Ini adalah senyawa kimia anorganik, garam Hg 2+ dan anion
tiosianat. Berwujud padat yang stabil pada suhu kamar yang memiliki
penampilan bubuk putih dengan potongan; itu juga bisa berwarna abu-
abu, tergantung pada kemurnian. Ini akan menghasilkan bentuk besar,
berkelok-kelok seperti "ular" ketika dibakar. Hal ini dikenal sebagai Ular
Firaun. [2] Meskipun beberapa orang masih menggunakannya untuk
tujuan ini, umumnya dihindari karena produksi gas beracun ketika reaksi
ini terjadi.

Hidrogen Peroksida Dikatalisis oleh


Kalium Iodida

Ilmu: Ini adalah zat berbusa disebabkan oleh dekomposisi cepat


hidrogen peroksida. Hal ini sering digunakan untuk demonstrasi kelas
karena hanya membutuhkan sejumlah kecil bahan dan membuat
"gunung berapi busa". Hal ini juga dikenal sebagai "Marshmallow
Percobaan" dalam beberapa kasus, tetapi tidak harus bingung dengan
psikologis percobaan marshmallow Stanford.

Pembakaran Magnesium Dalam Dry Ice


Ilmu yang: Reaksi Magnesium dengan karbon dioksida adalah
demonstrasi dramatis dan indah untuk menunjukkan bahwa oksigen
tidak selalu prasyarat untuk kebakaran dan untuk mengungkapkan
tempat karbon dalam seri reaktivitas.

Pasir hidrofobik Ditempatkan Underwater

Science: Pasir hidrofobik atau "Sihir Pasir" dimulai seperti biasa


mengambil pasir, kemudian dicelup dan dilapisi dengan zat yang repels
air. Lapisan ini membuat kering pasir bahkan setelah itu telah dibuang
ke dalam wadah air.
Puting Out Lilin Dengan Karbon Dioksida

Science: Ketika Anda mencampur baking soda dan cuka bersama-


sama, Anda menghasilkan karbon dioksida. Karbon dioksida lebih berat
dari udara, sehingga akan duduk di bawah kaca. Ketika Anda
menuangkan gas dari kaca ke lilin, Anda menuangkan karbon dioksida,
yang akan tenggelam dan menggantikan (mengandung oksigen) udara
sekitarnya lilin dengan karbon dioksida. Ini mencekik api dan keluar.

Membelokkan Sebuah Streaming Air


Dengan Dibebankan Rod

Ilmu: Sebuah aliran air mengandung molekul air polar. Satu sisi
(side hidrogen) memiliki muatan yang sedikit positif. Sisi oksigen
memiliki muatan yang sedikit negatif. Jadi jika batang dikenakan dibawa
dekat dengan sungai, air akan tertarik untuk itu. Jika batang yang
bermuatan positif, sisi sedikit negatif dari molekul air akan tertarik ke
arah batang.Demikian juga, jika batang bermuatan negatif dibawa dekat
dengan itu, sisi hidrogen akan tertarik ke batang dan sisi oksigen akan
"ditolak." Dalam kedua kasus aliran air akan tertarik ke batang
dikenakan.

Hidrogen Peroksida Campur Dengan


Kalium Iodida

Science: Percobaan ini sering digunakan sebagai ilmu demo


menyenangkan bagi anak-anak ... Hal ini disebut Hidrogen peroksida
katalitik diuraikan oleh iodida potasium "gajah Pasta gigi.". Oleh ion
idodide, sebenarnya. Gas oksigen dengan cepat terbentuk. Anda
menempatkan menyemprotkan sabun cuci piring dan setetes pewarna
makanan ke dalam 50 mL 30% hidrogen peroksida ... Kemudian ketika
Anda menambahkan 1 atau 2 gram kalium iodida ... gas oksigen
dilepaskan terjebak dalam gelembung sabun ... Anda mendapatkan
sejumlah besar busa berbusa !!! Urutan reaksi adalah sebagai berikut:
H202 (aq) + I- (aq) -> H20 (l) + OI- (aq)
H202 (aq) + OI- (aq) -> H20 (l) + O2 (g) + I- (aq)
Ion iodida tidak dikonsumsi oleh reaksi, oleh karena itu CATALYST a.
Polimerisasi ledakan p Nitro anilina

Ilmu yang: Polimerisasi ledakan spontan dari p Nitro anilina


menggunakan dehidrasi dengan menggunakan asam sulfat pekat.

Gas yang mudah terbakar Lit Dalam Jar


Kaca

Sodium polyacrylate Campur Dengan Air


Science: Sodium polyacrylate bertindak seperti spons dan menyerap
kelembaban. Ketika dicampur dengan air, senyawa sebenarnya berubah
menjadi gel padat. Setelah natrium polyacrylate membentuk gel, air tidak
lagi cair dan tidak bisa mencurahkan. Secara teknis, partikel sodium
polyacrylate memiliki properti yang dikenal sebagai higroskopis, yang
berarti bahwa mereka menyerap dan menahan air. Tentu saja, properti
ini adalah alasan mengapa senyawa yang digunakan dalam popok bayi
untuk menyerap kelembaban dan menjaga bayi kering dan nyaman.

Discharge Listrik

Ilmu yang: Disebut Listrik pemohonan, GIF di atas menunjukkan


fenomena pra-kerusakan listrik di mana karena pelepasan parsial dan
berlangsung melalui isolasi dielektrik menekankan, listrik mengambil
jalan menyerupai cabang-cabang pohon.
Lithium On Fire

Ilmu yang: Reaksi utama yang terjadi di sini adalah 4Li + O 2 →


2Li 2 O. Pembakaran Lithium di udara menciptakan Lithium Oxide,
Lithium Peroksida dan Lithium Nitrida. Sejumlah kecil Li 2 O 2 juga akan
bereaksi dengan CO 2 di udara.

Reaksi Tembaga Dan Asam Nitrat

Science: Ketika tembaga pertama teroksidasi, solusinya sangat


terkonsentrasi, dan Cu2 + produk awalnya dikoordinasikan untuk ion
nitrat dari asam nitrat, memberikan solusi pertama hijau, dan kemudian
warna kehijauan-kecoklatan. Ketika larutan diencerkan dengan air,
molekul air menggantikan ion nitrat dalam koordinat situs di sekitar ion
tembaga, menyebabkan solusi untuk mengubah ke warna biru.

Anda mungkin juga menyukai