BERBASIS LINGKUNGAN
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan kebutuhan primer pada saat ini, apalagi sebagian besar
masyarakat sudah menyadari pentingnya pendidikan dalam menata masa depan yang
lebih baik. Oleh karena itu setiap negara senantiasa berusaha memajukan bidang
pendidikan, disamping bidang yang lain dalam rangka mempersiapkan sumber daya
manusia yang kompetitif dan berkualitas serta berusaha mengejar kemajuan negara
lain.
Satu dari sekian banyak masalah di era global yang dihadapi Indonesia saat ini adalah
masalah di bidang pendidikan. Masalah yang belum teratasi pada saat ini terutama masalah
yang berhubungan dengan kualitas hasil pendidikan (Suyanto, 2007). Adanya kebijakan
sertifikasi guru adalah salah satu upaya nyata Pemerintah untuk meningkatkan profesionalisme
guru agar guru sebagai aktor utama dalam pendidikan umumnya dan pembelajaran khususnya
dapat meningkatkan kompetensinya.
Seorang guru penting untuk menciptakan paradigma baru untuk menghasilkan praktik
terbaik dalam proses pembelajaran (Carolin Rekar Munro, 2005). Oleh karena itu, ketika terjadi
perubahan kurikulum dan terjadi pergeseran tuntutan hasil pendidikan yang berkaitan dengan
tuntutan pasar kerja, maka gurulah yang harus berperan mewujudkan harapan itu. Ronald
Brandt (1993) menyatakan bahwa hampir semua usaha reformasi dalam pendidikan, seperti
pembaharuan kurikulum dan penerapan metode pembelajaran baru akhirnya tergantung
kepada guru. Tanpa guru yang mampu menguasai bahan ajar dan strategi belajar-mengajar,
maka segala upaya peningkatan mutu pendidikan tidak akan mencapai hasil yang optimal. Hal
ini berarti seorang guru tidak hanya diharapkan mampu menguasai bidang ilmu yang diajarkan,
tetapi juga menguasai strategi belajar-mengajar.
Ilmu Kimia merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang
mempelajari tentang sifat-sifat zat, struktur zat, susunan / komposisi zat, perubahan zat, dan
energi yang menyertai perubahan zat. Dengan demikian objek yang dibahas dalam ilmu kimia
adalah zat atau materi.
Ilmu kimia tidak hanya membahas tentang zat-zat secara teoretis, tetapi juga mencoba
membahas secara empiris. Hal ini disebabkan ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh
melalui kerja ilmiah, sehingga dalam mempelajari ilmu kimia ada dua hal yang harus dipelajari,
yaitu aspek produk (fakta, konsep, prinsip, teori, hukum) dan aspek empiris.
*) Makalah disampaikan pada Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat Kerjasama yang berjudul ”Pelatihan
Pengelolaan Laboratorium Kimia untuk Guru-guru Kimia Kabupaten Sleman” di SMA 1 Kalasan, tanggal
15 – 22 Juni 2010.
**) Dosen Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY Yogyakarta
Oleh karena itu selain kita mempelajari produk-produk ilmu kimia, juga sangat perlu untuk
mempelajari bagaimana proses penemuan produk ilmu kimia tersebut (proses penemuan
konsep, prinsip, teori, atau hukum).
Dalam pembelajaran kimia sangat memerlukan kegiatan penunjang berupa praktikum
maupun eksperimen di laboratorium. Hal ini dikarenakan metode praktikum adalah salah satu
bentuk pendekatan keterampilan proses. Bagi peserta didik diadakannya praktikum selain dapat
melatih bagaimana penggunaan alat dan bahan yang tepat, juga membantu pemahaman
mereka terhadap materi kimia yang diajarkan di kelas. Selain itu, bagi peserta didik yang
memiliki rasa ingin tahu tinggi, maka melalui praktikum mereka dapat memperoleh jawaban dari
rasa ingin tahunya secara nyata.
Namun demikian tidak semua SMA memiliki laboratorium yang memadai, sehingga tidak
semua konsep kimia yang diajarkan diikuti praktikum di laboratorium. Untuk melaksa-nakan
praktikum yang berkaitan dengan materi pokok yang diajarkan di kelas diperlukan seperangkat
alat dan bahan yang kadang-kadang sulit dipenuhi oleh sekolah.
Ketiadaan alat dan bahan kimia sering menjadi kendala tidak dilakukannya
praktikum, meskipun guru pengampu memiliki petunjuk praktikumnya. Oleh karena itu
sangat diperlukan kreativitas guru kimia dalam mencari alternatif bahan dan alat lain
yang dapat digunakan agar praktkum tetap dapat dilaksanakan. Dengan demikian
pelaksanaan praktikum tidak bergantung pada fasilitas laboratorium yang ada di
sekolah, tetapi cukup menggunakan bahan dan alat yang dengan mudah dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan kenyataan di lapangan, sebagian besar guru kimia relatif hanya
sedikit melakukan kegiatan praktikum, yaitu hanya bergantung pada alat dan bahan
yang tersedia. Padahal praktikum merupakan kegiatan wajib yang harusnya menyertai
setiap pembelajaran materi di kelas. Berkaitan dengan hal itu, maka penting bagi guru
kimia untuk dibekali pengetahuan mengenai bagaimana cara mengembangkan
praktikum yang berbasis lingkungan, sehingga kendala fasilitas laboratorium yang tidak
memadai dapat diatasi dengan baik. Pada kesempatan ini akan disajikan beberapa contoh
praktikum kimia sederhana dengan menggunakan alat dan bahan yang ada di lingkungan
sekitar.
Kertas adalah contoh sebuah materi yang terdiri dari atom-atom. Tiap atom memiliki inti atom
yang bermuatan positif dan elektron yang mengelilinginya yang bermuatan negatif. Dengan
menggosokkan balon ke rambut, maka elektron pada rambut akan terlepas, sehingga
menyebabkan balon terkena pengaruh muatan negatif elektron. Ketika balon yang “bermuatan”
negatif didekatkan pada potongan kertas, maka muatan positif kertas akan tertarik balon. Gaya
tarik antara muatan negatif dan positif ini mampu mengatasi gravitasi bumi sehingga potongan
kertas melompat ke atas dan menempel pada balon.
Percobaan ini sekaligus dapat menunjukkan pada kita bahwa yang dapat bergerak dan
berikatan dengan atom lain adalah elektron, bukan proton maupun neutron.
2. Keberadaan Molekul
Untuk mengetahui bahwa air terdiri dari molekul-molekul air, maka dapat dilakukan percobaan
sederhana sbb :
Letakkan 2 tusuk gigi secara berhadapan di atas permukaan air dalam sebuah mangkuk.
Celupkan tusuk gigi yang lain dalam larutan sabun, lalu celupkan diantara dua tusuk gigi yang
berhadapan tadi. Tusuk gigi yang ujungnya dicelupkan ke dalam cairan sabun mampu
mematahkan gaya tarik-menarik antar molekul air, sehingga molekul-molekul air satu sama lain
saling menjauh. Gerakan saling menjauh ini akibat tali ikatan antar molekul air putus.
Percobaan ini membuktikan bahwa meskipun molekul tidak dapat dilihat tetapi keberadaannya
dapat diamati dari gejala yang ditimbulkan.
3. Laju Reaksi
Untuk menunjukkan factor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, yang meliputi konsentrasi,
suhu, luas permukaan, dan katalisator, maka dapat dilakukan percobaan-percobaan sbb :
a. Konsentrasi : mereaksikan asam cuka dengan soda kue, cangkang telur dengan asam
cuka, dimana konsentrasi asam cuka divariasi.
b. Suhu : mereaksikan garam inggris dengan ammonia, dimana garam inggris dipanas-
kan pada berbagai suhu.
c. Luas permukaan : mereaksikan cangkang telur yang dihancurkan dan utuh dengan asam cuka.
d. Katalisator : menyalakan gula batu dengan bantuan abu gosok/abu rokok sebagai katalisator.
5. Tekanan Osmosis
Untuk mengetahui terjadinya tekanan osmosis pada materi sifat koligatif larutan, maka dapat
dilakukan percobaan sbb :
Sediakan dua gelas, gelas yang satu diisi air sedangkan yang satunya diisi air garam.
Masukkan ke dalam kedua gelas wortel yang masih segar dengan ukuran sama. Amati yang
terjadi setelah 24 jam.
9. Koloid
Koloid merupakan campuran antara zat terdispersi dan zat pendispersi, dimana ukuran partikel
terdispersinya lebih kecil dari suspensi tetapi lebih besar dari larutan. Percobaan tentang koloud
dapat dilakukan sbb :
Isi gelas dengan susu segar, tambahkan 2 sendok makan cuka dan aduk. Biarkan 2 – 3 menit.
Susu merupakan contoh koloid, adanya cuka yang ditambahkan ke dalamnya menyebabkan
partikel terdispersi melekat satu sama lain membentuk benda padat yang disebut dadih yang
berwarna putih, sehingga cairannya menjadi bening.
11. pH Buffer
Untuk membuktikan fungsi ion fosfat dalam berbagai minuman bersoda sebagai buffer, maka
dapat dilakukan dengan cara percobaan sederhana, yaitu mengukur pH minuman bersoda
tersebut sebelum dan sesudah ditambah sedikit asam, basa, maupun pengen-ceran. Jika benar
bahwa minuman bersoda mengandung buffer fosfat, maka ketika ditambah sedikit asam, basa
(hanya 1 mL), atau diencerkan (hanya 10 kali), maka harusnya tidak mengalami perubahan pH.
Pengukuran pH awal / mula-mula dari buffer fosfat dilakukan setelah busa minuman tersebut
hilang, sebab adanya busa menunjuk-kan bahwa asam karbonat (H2CO3) yang ada dalam
minuman berubah menjadi H2O dan CO2. Hal ini karena asam karbonat merupakan jenis asam
tak stabil (mudah terurai), sehingga gas CO2 terlepas ke udara dan H2O tetap tinggal di
minuman. Jadi, habisnya busa menunjukkan bahwa dalam minuman bersoda tersebut tinggal
ada buffer fosfat.
Demikianlah beberapa contoh praktikum yang berbasis penggunaan berbagai bahan dan alat
yang ada di lingkungan, sehingga memungkinkan untuk dilakukan di sekolah dengan kondisi
yang minim sekalipun. Harapannya, Bapak / Ibu Guru dapat mengembangkan lebih jauh
berdasarkan contoh di atas.
3 percobaan kimia sederhana
Berikut ini beberapa percobaan kimia yang menarik untuk dilakukan di rumah. Jangan khawatir
bahwa experiment ilmiah ini akan memakan biaya besar, semua praktikum sederhana ini tidak
menggunakan bahan kimia murni yang harus dibeli di lab, tetapi menggunakan bahan-bahan
dapur yang mudah dibeli di pasaran. Ok, let's get started!
1. Mensintesis Kristal
Kalau bicara sintesis, jangan berpikir yang terlalu tinggi deh. Kali ini yang akan kita sintesis
ialah kristal dari molekul Natrium Karbonat atau soda abu/soda pencuci, tentu saja ini akan
menjadi eksperiment akan sangat sederhana dan menyenangkan.
1. 2 Botol Kaca
2. 2 Paper clips (penjepit kertas)
3. Sendok
4. Piring
5. Baking Soda
6. Air Panas
7. Benang (agak besar/wool)
1. Isi dua mangkuk kaca dengan air panas (berhati-hati saat melakukannya dengan anak /
adik Anda)
2. Masukkan Baking Soda ke dalam mangkok berisi air panas sebanyak-banyaknya,
kemudian aduk, tambahakn baking soda hingga tidak larut lagi.
3. Cantolkan kedua paper clips ke dua ujung benang yang telah disiapkan
4. Masukkan ujung benang yang tersemat paperclips ke kedua larutan air-baking soda(lihat
gambar)
5. Buatlah posisi tengah benang di bawah permukaan larutan dalam kedua botol kaca.
6. Letakkan piring di tengah antara kedua botol, di bagian paling rendah dari
benang(perhatikan pada gambar)
7. Lihatlah hasilnya setelah beberapa jam.
Kamu bisa membuat hiasan cairan menyala dalam kamarmu dengan menggunakan percobaan
ini.
air menyala
Peralatan yang diperlukan:
Unik bukan?
selanjutnya...
Membuat plasti dengan bentuk tertentu yang unik, bahkan bisa digunakan sebagai gantungan
kunci.
1. Segelas Susu
2. 6 sendok cuka
3. Mangkok tahan panas
4. Saringan (kain)
5. Sendok
6. Mikrowave, oven atau kompor
Tren pengolahan es krim dengan menggunakan nitrogen cair atau biasa disebut LN2 (liquid nitrogen)
tengah marak saat ini. Selain cepatnya proses pembuatan, konsep penyajian yang unik telah menarik
perhatian banyak penikmat kuliner di Indonesia. Dahulu pembuatan es krim membutuhkan waktu yang
lama, namun dengan LN2,kini es krim dapat dibuat dalam hitungan menit.
Pada dasarnya nitrogen (N2) berwujud gas dan didapatkan melalui proses industri. Akan tetapi, jika gas
nitrogen didinginkan melalui proses cryogenic hingga suhu -196oC (-320oF), gas ini akan berubah wujud
menjadi cair (LN2). Apabila suhu dinaikan kembali, LN2 (nitrogen cair) dapat kembali menjadi gas.
Proses pembuatan es krim nitrogen dilakukan dengan mencampurkan adonan es krim dengan LN2
(nitrogen cair) dalam alat pencampur bertenaga cepat. Saat pengadukan, nitrogen yang bersifat mudah
menguap akan berubah kembali menjadi uap gas nitrogen yang dilepaskan ke udara, sedangkan suhu
dingin yang ditunggalkannya akan menggumpalkan adonan es krim. Uap nitrogen yang dilepaskan ke
udara merupakan bagian paling menarik dalam proses pembuatan es krim. Setelah dua menit es krim
siap disajikan.
Walaupun terhitung mudah untuk dilakukan, pembuatan es krim dengan menggunakan LN2 (nitrogen
cair) hanya dapat dilakukan dengan peralatan keamanan yang baik. Saat membuat es krim pastikan
bahwa pembuat es krim menggunakan sarung tangan yang tahan terhadap bahan kimia dan LN2
(nitrogen cair) ditempatkan pada wadah yang aman. Tangan dapat menjadi kaku dan rapuh ika terpapar
LN2 (nitrogen cair) dalam jumlah yang banyak. Hal ini tidak akan Anda rasakan jika jumlahnya hanya
sedikit karena adanya efek Leidenfrost. Akan tetapi dalam jumlah yang banyak, Anda dapat mengalami
gangguan kesehatan.
Demikian ulasan mengenai nitrogen cair yang merupakan salah satu manfaat nitrogen / kegunaan
nitrogen. Jika ada masukan, saran ataupun pertanyaan silahkan berkomentar ya. Semoga bermanfaat
kawan…..
Sumber:
Zaman dahulu, anak SD sering saling meminjam alat tulis terutama kepada seorang gadis.
Rautan pensil salah satunya, barang ini sangat dibutuhkan buat mereka yang setia menggunakan pensil,
entah untuk menulis atau menggambar. Biasanya, si gadis akan memperbolehkan barang pribadi
miliknya dipinjam tapi si gadis akan memperingatkan untuk nggak meniup rautan setelah selesai
memakainya.
Kalau waktu masih kecil, tentu kita bisa dengan mudahnya percaya dan selalu berusaha untuk
nggak meniupnya ketika membersihkan hasil rautan. Ya nggak?
Akan tetapi, sebenarnya adakah yang bisa menjelaskan kenapa rautan pensil bisa tumpul
apabila ditiup? Dan apakah benar ya sebuah rautan pensil itu akan menjadi tumpul kalau kita tiup? Kalau
memang benar, mengapa demikian?
Rautan pensil itu akan menjadi tumpul karena adanya uap air yang keluar dari mulut kita ketika
kita meniup rautan tersebut, sedangkan sebuah rautan itu mengandung besi. Dan masih ingatkah kalian
rumus kimia ketika sebuah besi bertemu dengan uap air?
Karat merupakan hasil korosi, yaitu oksidasi suatu logam. Besi yang mengalami korosi
membentuk karat dengan rumus Fe2O3.nH2O. Korosi atau proses pengaratan merupakan proses elektro
kimia. Pada proses pengaratan, besi (Fe) bertindak sebagai pereduksi dan oksigen (O2) yang terlarut
dalam air bertindak sebagai pengoksidasi. Jadi bisa kita simpulkan, rautan tersebut akan menjadi tumpul
dikarenakan besi tersebut berkarat kalau terlalu sering kita tiup.
Sumber : https://www.brilio.net
oleh:dedi supardi.
Percobaan kali ini yang akan kita bahas bukan percobaan fisika, tetapi percobaan kimia sesuai
judulnya percobaan kimia sederhana. Dan percobaan kali ini akan membahas soal telur yaitu
melunakkan kulit telur yang tadinya kulit telur itu keras,,hehe..Nyok langsung aja kita liat . .
Hasilnya :
Terbentuk gelembung keluar dari telur.
Selanjutnya biarkan telur terendam selama satu hari, lalu apakah yang terjadi ?
Yang terjadi adalah :
Kulit telur menjadi tipis dan lembut.
Hal ini terjadi karena Kalsium Karbonat yang terkandung dalam kulit telur terkikis habis,
sehingga yang tersisa hanyalah lapisan luar dari putih telur.
sumber:kir-31.blogspot.com
Di pelosok bahkan di perkotaan juga bisa terjadi bahwa belajar kimia tanpa eksperimen.
Alasannya klasik, karena:
1. tidak tersedianya laboratorium,
2. tidak tersedianya alat-alat praktikum,
3. tidak tersedianya bahan kimia yang diperlukan,
4. tidak adanya guru kimia,
5. guru kimia yang ada tidak mau membimbing praktikum.
Wah kok yah ada sekolah yang ada mata pelajarannya kimia tidak memiliki seperti list di atas
itu? Siapa yang mesti bertanggung jawab sih kok ada sekolah SMA tanpa sarana pembelajaran
yang diperlukan.
Untuk alasan 1,2,3,4, kalau itu sekolah negeri tanggung jawab ada pada departemen pendidikan,
melalui dinas di daerah mengapa mendirikan sekolah tanpa fasilitas yang diperlukan. Bahkan
sampai ada suatu sekolah yang sudah bertahun-tahun berdiri dan membuka program IPA tapi
tidak memiliki sarana yang diperlukan. Kalau sekolah swasta saya tidak tahu, mestinya yah
pemerintah juga.
Memang sepertinya pemerintah kadang terkesan kurang serius mengurusi persekolahan. Suatu
ketika ada sekolah yang sudah dibangunkan lab tapi alat dan bahan tidak disediakan atau
sebaliknya. Bahkan keadaan seperti itu sampai sekian tahun tidak ada perubahan. Yang lebih
para sampai ada di suatu SMA tidak memiliki guru kimia bertahun-tahun. Ini seperti yang terjadi
di sekolah saya dulu, kakak-kakak kelas sampai lulus SMA belum pernah melakukan praktikum
padahal alat bahan tersedia. Beruntung saat saya kelas 3 sempat memanfaatkan laboratorium
karena guru kimia telah ada.
Untuk yang terakhir, guru kimia yang ada tidak mau membimbing praktikum alasan guru
tersebut macam-macam meskipun sarana ada. Saya kadang juga begitu.
Alasannya malas… masuk lab ribet, tidak ada hasil. Ini mungkin juga yang banyak dijadikan
alasan oleh kebanyak guru kimia. Kalaupun ada yang komentar guru seperti itu guru tidak
profesional, pasti guru itu akan balas ngomong “bodo’ah”. Jadi tergantung komitmen guru saja.
Pilihan jadi guru kimia bukanlah paksaan. Kondisi yang kurang kondusif-lah yang sering jadi
kambing hitam. Penghargaan terhadap profesionalitas selama ini tidaklah pernah ada. Mungkin
kuwatir terkotak-kotak antara guru eksak dan guru no eksak sehingga sistem “penggajian” semua
guru sama. Ini bukan berarti guru kimia tidak mampu membimbing, sebab selama kuliah S-1
pengalaman dan pengetahauan tentang kelaboratoriuman meraka tahu persis.
Menurut pengalaman saya selama jadi siswa SMA selama 3 tahun, 2 tahun pelajaran diajar oleh
guru bukan asli guru kimia dan 1 tahun terakhir diajar guru kimia, untuk mengikuti perkuliahan
kimia ternyata tidak terlalu sulit untuk beradaptasi dengan laboratorium. Demikian pula teman
kuliah saya yang belum pernah masuk laboratorium sama sekali selama SMA, adaptasi untuk
laboratorium cukup 1 semester awal, selanjutnya lancar tidak ada masalah. Jadi di sini
pembiasaan praktikum di lab tidak mesti bisa saat di SMA. Ini yang juga dialami oleh kakak
kelas di SMA dulu yg tidak pernah mengenyam laboratorium kimia, ternyata sekarang mengajar
kimia. Malah dia sadar akan pentingnya eksperimen untuk menguatkan konsep kimia.
Lalu apakah ini bisa disimpulkan bahwa belajar kimia di SMA tidak mesti masuk laboratorium,
tanpa eksprimen?
Proses pengembangan nilai-nilai yang menjadi landasan dari karakter itu menghendaki suatu
proses yang berkelanjutan, dilakukan melalui berbagai mata pelajaran yang ada dalam kurikulum
(kewarganegaraan, sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, bahasa Indonesia, IPS,
IPA, matematika, agama, pendidikan jasmani dan olahraga, seni, serta ketrampilan). Dalam
mengembangkan pendidikan karakter bangsa, kesadaran akan siapa dirinya dan bangsanya
adalah bagian yang teramat penting. Kesadaran tersebut hanya dapat terbangun dengan baik
melalui sejarah yang memberikan pencerahan dan penjelasan mengenai siapa diri bangsanya di
masa lalu yang menghasilkan dirinya dan bangsanya di masa kini. Selain itu, pendidikan harus
membangun pula kesadaran, pengetahuan, wawasan, dan nilai berkenaan dengan lingkungan
tempat diri dan bangsanya hidup (geografi), nilai yang hidup di masyarakat (antropologi), sistem
sosial yang berlaku dan sedang berkembang (sosiologi), sistem ketatanegaraan, pemerintahan,
dan politik (ketatanegaraan/politik/ kewarganegaraan), bahasa Indonesia dengan cara
berpikirnya, kehidupan perekonomian, ilmu, teknologi, dan seni. Artinya, perlu ada upaya
terbsan kurikulum berupa pengembangan nilai-nilai yang menjadi dasar bagi pendidikan budaya
dan karakter bangsa. Dengan terbsan kurikulum yang demikian, nilai dan karakter yang
dikembangkan pada diri peserta didik akan sangat kokoh dan memiliki dampak nyata dalam
kehidupan diri, masyarakat, bangsa, dan bahkan umat manusia.
Pendidikan budaya dan karakter bangsa dilakukan melalui pendidikan nilai-nilai atau kebajikan
yang menjadi nilai dasar budaya dan karakter bangsa. Kebajikan yang menjadi atribut suatu
karakter pada dasarnya adalah nilai. Oleh karena itu pendidikan budaya dan karakter bangsa pada
dasarnya adalah pengembangan nilai-nilai yang berasal dari pandangan hidup atau ideologi
bangsa Indonesia, agama, budaya, dan nilai-nilai yang terumuskan dalam tujuan pendidikan
nasional.
• Jujur
• Peduli lingkungan
• Senang membaca
• Kritis
• Kreatif
• Toleran
• Peduli sosial
• Religius
• Disiplin
• Komunikatif
• Mandiri
• Peduli sosial
• Cinta damai
Cara Kerja
1. Isikan jus lemon hingga ¼ botol, tambahkan air hingga memenuhi ½ botol.
2. Ikat pita di gabus.
3. Taburkan 1 sendok teh soda kue ditengah tissue, dibungkus menjadi bungkusan kecil.
4. Masukkan tisu ke dalam botol yang telah diisi cuka.
5. Lalu, cepat-cepat sumbat botol dengan gabus, pastikan agar tidak ada kebocoran di mulut
botolnya, kalau kurang pas, gabusnya dibungkus/lilit dengan plastik/tissue.
6. Botolnya dikocok sebentar, lalu letakkan di lantai, menjauh dari botol dan lihatlah gabusnya
terbang ke atas seperti roket.
Penjelasan
Jus lemon/cuka mengandung asam (Acid) sedangkan baking soda mengandung basa (Base).
Sewaktu bungkusan soda kue dimasukan, pelahan lahan mencampur dengan jus lemon. Bila
asam dan basa bertemu, dua zat tersebut akan bereaksi dan berubah menjadi gas karbon dioksida
(CO2), gas CO2 memenuhi ruang kosong di dalam botol. Karena tekanan di dalam botol terlalu
kuat, maka gabus sumbat botol terdorong keatas oleh gas CO2.
Jika gas CO2 didalam botol tidak berhasil mendorong sumbat keatas, tambahkan soda kue, ulangi
prosedur diatas mulai No.3, coba bereksprimen sendiri seberapa banyak soda kue baru bisa
menerbangkan roket kamu. Juga pastikan tidak ada kebocoran di sumbat tutup botol.
http://www.trigpss.com/
Tekanan Osmosis
Sediakan dua gelas, gelas yang satu diisi air sedangkan yang satunya diisi air garam. Masukkan
ke dalam kedua gelas wortel yang masih segar dengan ukuran sama. Amati yang terjadi setelah
24 jam.
http://www.trigpss.com/
1. Minyak esteris
2. Indole
3. Benzelic
4. Alkohol benzilic
5. Livalylacetaat
6. Linalcohol
7. Asetat
8. Jasmon
Kandungan zat-zat kimia tersebut bisa dijadikan bahan standar obat-obatan untuk mengatasi
nyeri otot, nyeri sendi, sakit kepala, meredakan ketegangan saraf, menumbuhkan gairah dan
semangat sehingga bisa menekan sikap apatis dan kecemasan.
Mengobati Kemandulan
Minyak dan teh melati sering direkomendasikan buat digunakan bagi orang-orang yang
mengalami penurunan gairah seksual. Bahkan minyak dan teh melati bisa digunakan buat
mengobati kemandulan pada pria dan wanita yang susah mempunyai anak.
Alat Detoksifikasi
Bunga melati bisa dijadikan sebagai alat detoksifikasi atau menghilangkan racun berbahaya yang
kondusif bagi tubuh kita. Detoksifikasi dengan kembang melati bisa dilakukan pada semua orang
baik anak-anak. Remaja, maupun orang dewasa.
Menenangkan Saraf
Aroma kembang melati nan khas dan menenangkan bisa mengendorkan sel-sel saraf sehingga
meredakan ketegangan saraf, menumbuhkan gairah dan semangat nan bisa menekan sikap apatis
dan kecemasan.
Meredakan Demam
Manfaat lain dari kembang melati ialah bisa meredakan demam. Caranya ialah dengan
merendam tumbukan kembang melati nan telah dihaluskan dengan air hangat, dan menggunakan
air hangat tersebut buat kompresan.
Demam Berdarah
Demam berdarah merupakan penyakit berbahaya nan ditimbulkan oleh gigitan nyamuk aedes
aegypti betina. Plasmodium nan tersebar di dalam darah manusia akan berkembang dan
menyebabkan seseorang menderita penyakit demam berdarah atau DBD. Bunga melati ternyata
bisa digunakan buat mengobati penyakit DBD. Rebusan daun kembang melati nan dicampur
dengan belimbing bisa diminumkan kepada penderita DBD selama tiga hari berturut-turut
dengan takaran 8 gelas ukuran sedang per hari.
Dari uraian-uraian tersebut, bisa kita ketahui betapa banyak kegunaan nan kita peroleh dari
kembang melati. Oleh sebab itu, ada baiknya jika Anda memulai merawat kembang melati di
pekarangan Anda bukan? Sebaiknya, jangan dijadikan alasan sebab tak ada huma buat
menanamnya, sebab plastik polybag ataupun pot dapat digunakan sebagai wahana buat menanam
kembang melati. Memulai sesuatu nan baik meskipun terlambat akan lebih baik daripada kita tak
pernah mengerjakannya sama sekali.
Selain khasiatnya bagi kesehatan manusia, kembang melati juga dapat dijadikan huma bisnis nan
cukup potensial. Karena pada dasarnya kembang melati merupakan kembang nan paling banyak
dicari oleh salon-salon maupun penyedia jasa wedding organizer nan menguruskan kebutuhan
pernikahan. Semoga bermanfaat.
Sumber : http://www.binasyifa.com/319/82/25/kandungan-kimia-bunga-melati.htm
Ketika soda kue tercampur dengan cuka maka terjadi reaksi kimia. Cuka bereaksi terhadap soda
kue dan mengeluarkan gelembung gas karbon dioksida. Gelembung gas karbon dioksida akan
memaksa larutan merah keluar.
Pasir
Botol Aqua
Piring Plastik (besar)
Pewarna (merah)
Cuka
Baking soda
Sabun cuci
Air
Guntnig
Sendok
Cara Kerja
3. Timbun botol tersebut dengan pasir hingga menyerupai bentuk gunung (diletakkan di atas
piring plastik besar).
4. Isi botol tersebut dengan campuran sabun cuci, air, baking soda, pewarna dan aduklah hingga
tercampur rata.
5. Tambahkan cuka.
Yupz, akan ada semburan busa yang keluar dari dalam botol,,wow amazing seperti lava gunung
merapi.
Penjelasan
Baking soda apabila dicampur dengan cuka yang diberi pewarna akan menghasilkan semburan
laksana lava dari gunung berapi berwarna merah. Perlu diperhatikan jumlah cuka yang
dituangkan karena bila terlalu sedikit dan terlalu kecil jadi cuka yang keluar hanya berupa
tetesan. Setelah botolnya dibuka lebih lebar cuka bisa dituang lebih banyak dan segera
menimbulkan semburan yang cukup tinggi.
http://www.trigpss.com/
Kelebihan karbon dioksida di atmosfer bumi yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar
fosil secara meluas merupakan pendorong utama terjadinya perubahan iklim global, dan di balik
masalah besar ini, para peneliti di seluruh dunia tengah berupaya mencari cara-cara baru
untuk menjadikannya sebagai sumber tenaga yang berguna.
Kini, para Peneliti dari University of Georgia telah berhasil menemukan cara untuk mengubah
karbon dioksida yang terperangkap dalam atmosfer menjadi produk industri yang berguna.
Temuan mereka segera dapat mengarah pada penciptaanbiofuel yang dibuat langsung dari
karbon dioksida di udara, yang selama ini bertanggung jawab atas meningkatnya suhu global.
“Pada dasarnya, apa yang kami lakukan adalah membuat mikroorganisme yang menyerap
karbon dioksida seperti apa yang dilakukan tanaman, sehingga menghasilkan sesuatu yang
berguna,” jelas Michael Adams, anggota Institut Riset Bioenergi, profesor bioteknologi Georgia
Power serta profesor biokimia dan biologi molekuler Distinguished Research di Franklin College
of Arts and Sciences.
Selama proses fotosintesis, tanaman menggunakan sinar matahari untuk mengubah udara dan
karbon dioksida menjadi gula. Seperti halnya manusia yang membakar kalori dari
makanan, tanaman menggunakan gula ini sebagai sumber energinya
Gula ini dapat difermentasi menjadi bahan bakar seperti etanol. Namun, sangat sulit untuk
secara efisien mengekstrak gula yang terkurung dalam dinding sel tanaman yang kompleks.
Michael Adams adalah anggota Institut Riset Bioenergi University of Georgia, profesor
bioteknologi Georgia Power serta profesor biokimia dan biologi molekuler Distinguished
Research di Franklin College of Arts and Sciences. (Kredit: University of Georgia)
“Apa yang menjadi inti dari temuan ini adalah, kita dapat menggantikan tanaman yang selama
ini berlaku sebagai perantara,” ungkap Adams, “Kita bisa mengambil karbon dioksida secara
langsung dari atmosfer dan mengubahnya menjadi produk-produk yang berguna seperti bahan
bakar dan bahan kimia, tanpa harus melalui proses yang tidak efisien, yaitu pertumbuhan
tanaman dan pengekstrakan dari biomassa.”
Proses ini dimungkinkan oleh mikroorganisme unik yang disebut Pyrococcus furiosus, yang
justru bertumbuh subur dengan mencari makanan dalam karbohidrat di perairan laut super-
panas dekat ventilasi panas bumi. Dengan memanipulasi materi genetik organisme ini, Adams
beserta rekan-rekannya menciptakan jenis P. furiosus yang mampu mencari makan pada
temperatur yang lebih rendah dalam karbon dioksida.
Tim peneliti kemudian menggunakan gas hidrogen untuk menciptakan reaksi kimia pada
mikroorganisme, suatu reaksi yang menggabungkan karbon dioksida ke dalam 3-
hydroxypropionic acid, jenis bahan kimia industri yang umumnya digunakan untuk membuat
akrilik dan berbagai produk lainnya.
Dengan berbagai manipulasi genetik lain dari strain baru P. furiosus, para peneliti mampu
membuat suatu versi yang menghasilkan sejumlah produk industri berguna lainnya, termasuk
bahan bakar, dari karbon dioksida.
Saat dibakar, bahan bakar yang tercipta melalui proses P. furiosus ini melepaskan karbon
dioksida dalam jumlah yang sama dengan karbon dioksida yang digunakan untuk
menciptakannya, secara efektif menjadikannya karbon netral, dan menjadi bahan bakar
alternatif yang jauh lebih bersih sebagai pengganti bensin, batubara dan minyak.
“Ini merupakan langkah penting pertama yang memberi janji besar sebagai metode produksi
bahan bakar yang efisien dan hemat biaya,” kata Adams, “Di masa mendatang kami akan
memperbaiki prosesnya dan mulai menguji pada skala yang lebih besar.”
0 komentar
Kulit singkong yang berpotensi sebagai pakan ternak mengandung asam sianida. Konsentrasi
glukosida sianogenik di kulit umbi bisa 5 sampai 10 kali lebih besar dari pada umbinya. Sifat racun pada
biomass ketela pohon (termasuk kulitnya umbinya) terjadi akibat terbebasnya HCN dari glukosida
sianogenik yang dikandungnya. Total kandungan sianida pada kulit singkong berkisar antara 150 sampai
360 mg HCN per kg berat segar. Namun kandungan sianida ini sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh
varietas tanaman singkongnya.
Dilaporkan bahwa ternak domba mampu mentoleransi asam sianida pada konsentrasi 2,5 – 4,5
ppm per kg bobot hidup. Sedangkan TWEYONGYERE dan KATONGOLE (2002), melaporkan bahwa
konsentrasi asam sianida yang aman dari pengaruh toksik adalah dibawah 30 ppm. Hasil analisa
kandungan HCN pada kulit singkong yang diambil dari Desa Cipambuan dan Bojongkembar adalah
459,56 ppm (Tabel 2). Tingginya kandungan asam sianida dalam kulit singkong ini dapat menimbulkan
keracunan jika dikonsumsi oleh ternak (domba/kambing).
Informasi dari hasil penelitian Optimalisasi Pemanfaatan Limbah Kulit Singkong Menjadi Pakan
Ternak Dalam Rangka Memberdayakan Pelaku Usaha Enye-Enye oleh Vyta W. Hanifah, D. Yulistiani Dan
S.A A. Asmarasari di Desa Cipambuan dan Bojongkembar. Pada percobaan ini dilakukan proses
pengolahan kulit singkong diantaranya:
1. Perendaman: dilakukan dengan cara memasukkan kulit singkong yang sudah dipotong kecil-
kecil ke dalam ember yang kemudian diisi air sampai kulit singkong terendam dan dibiarkan semalaman
(16 jam).
2. Pengukusan: dilakukan dengan membersihkan kulit singkong dari tanah yang melekat (dicuci)
kemudian dipotong kecil-kecil selanjutnya dikukus dalam panci yang ada saranganya yang berisi air dan
didihkan selama 15 menit.
3. Dicampur dengan urea 3% BK: Kulit singkong dicuci kemudian dipotong kecil-kecil selanjutnya
dicampur dengan urea dengan konsentrasi 3% dari berat kering. Kemudian campuran terbut
dimasukkan ke dalam plastik disimpan dalam kondisi kedap udara selama 1 minggu.
4. Fermentasi: dilakukan dengan cara kulit singkong yang sudah dicuci kemudian diiris kecil-kecil
yang selanjutnya dikukus dalam panci yang berisi air mendidih selama 15 menit, setelah itu diangkat
kemudian ditebar dalam nampan sampai dingin. Setelah dingin kulit singkong ini diinokulasi dengan
menggunakan kapang Trichoderma resii, kemudian ditutup dengan nampan diatasnya dan dibiarkan
selama 4 hari.
Hasil percobaan perlakuan terhadap kulit singkong dapat dilihat dari Tabel 1 bahwa kulit
singkong yang tidak diolah mempunyai kandungan HCN yang sangat tinggi (459,56 ppm).
Dengan berbagai proses pengolahan yang dilakukan pada percobaan ini terlihat bahwa
kandungan HCN dapat turun secara drastis dan konsentrasi masih dibawah ambang toleransi, seperti
proses fermentasi yang dapat menurunkan kadar HCN hampir hilang (0,77 ppm). Bahkan dengan proses
yang paling sederhana dengan perendaman, kandungan HCN nya dalam batas yang aman.
Pembebasan spontan HCN dari tanaman tergantung pada adanya enzim glukosidase
(linamarase) dan air (MONTGOMERY, 1969). Enzim linamarase adalah ekstra-seluler dan mudah
mencapai senyawa glukosida sianogenik setelah perusakan fisik sel. Enzim ini akan bekerja pada kondisi
dingin dan rusak oleh panas. Enzim linamarase mengalami kerusakan pada suhu 72°C. Proses
otohidrolisis dipertinggi jika biomas tanaman direndam dalam air setelah terlebih dahulu dicincang.
Perusakan fisik sel (pencincangan) tanpa perendaman akan memperlambat pembebasan sianida.
Kulit singkong memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi, setelah melalui proses pengolahan
kulit singkong ini dapat diberikan kepada ternak sebagai bahan pakan substitusi dan bahkan dapat
dikonsumsi oleh manusia. Persentase jumlah limbah kulit bagian luar sebesar 0,5-2% dari berat total
singkong segar dan limbah kulit bagian dalam sebesar 8-15%. Sampah kulit singkong termasuk dalam
kategori sampah organik karena sampah ini dapat terdegradasi (membusuk/hancur) secara alami.
Oleh karena kulit singkong ini dalam keadaan segar masih mengandung Asam Sianida (HCN)
yang sangat tinggi (± 459,56 ppm). Berdasarkan pengalaman, salah satu cara penanganan kulit singkong
agar kandungan asam sianidanya berkurang atau sampai pada batas aman dikonsumsi ternak (2,5 – 4,5
ppm per kg bobot hidup) yaitu dengan perendaman. Cara perendaman kulit singkong sebagai berikut :
Bersihkan kulit singkong kemudian potong sesuai kebutuhan (disarankan tidak terlalu besar)
1. Kulit singkong yang telah di potong kemudian dibersihkan di air yang mengalir agar kandungan racun
yang ada dalam singkong terbuang
5. Merendam kulit singkong biasanya antara dua hingga tiga hari, dengan air rendaman diganti tiap
harinya. Proses perendaman ini dapat menghilangkan getah pada kulit singkong.
6. Selanjutnya kulit singkong yang telah direndam ditiriskan dan diangin-anginkan untuk selanjutnya bisa
di berikan kepada ternak.
Teknik fermentasi dapat menghilangkan HCN dari suatu bahan pakan. Selama ini proses
fermentasi sudah banyak digunakan sebagai upaya untuk meningkatkan kandungan nutrisi suatu bahan
pakan terutama kandungan proteinnya. juga dapat mengurangi dan menghilangkan HCN. Maka teknik
fermentasi adalah salah satu proses yang sangat tepat dalam mengolah kulit singkong sebelum
diberikan kepada ternak. Pada prinsipnya teknologi fermentasi ini adalah proses pembiakkan
mikroorganisme terpilih pada media kulit singkong dengan kondisi tertentu sehingga mikroorganisme
tersebut dapat berkembang dan merubah komposisi kimia media tersebut sehingga menjadi bernilai gizi
lebih baik.
Pada beberapa penelitian yang sudah dilakukan di Balai Penelitian Ternak, fermentasi dilakukan
dengan menggunakan Aspergillus niger karena lebih mudah tumbuh pada media dan nilai gizi hasil
fermentasinya pun dianggap cukup baik. Fermentasi dengan A. Nigermampu meningkatkan kandungan
protein kasar umbi singkong sampai 35%. Selain meningkatkan kandungan protein, fermentasi
denganA.niger dapat menekan pertumbuhan mikroba kontaminan. A. niger yang sangat cepat
pertumbuhannya, terutama dalam suhu kamar, sehingga mikroba lain tertekan pertumbuhannya.
1. Kulit singkong dicuci dengan air bersih untuk dihilangkan kotorannya yang menempel.
2. Setelah bersih ditiriskan dan dikeringkan dalam oven pada suhu 60ºC selama 24 jam.
3. Kulit singkong yang telah kering tersebut digiling berbentuk butiran kecil yang bertujuan untuk
memperluas permukaan fermentasi.
4. Kemudian dikukus dengan penambahan lebih dahulu air bersih pada kulit singkong giling dengan
perbandingan 1,2 : 1.
5. Pengukusan dilakukan selama 30 menit dihitung pada saat uap air mulai keluar dari permukaan atas
kulit singkong yang dikukus.
6. Setelah terjadi gelatinisasi dan matang, diangkat lalu didinginkan.
7. Substrat yang telah dingin tadi diberi urea dan garam mineral dengan perbandingan untuk satu kg kulit
singkong matang ditambah 31.25 g (NH4)2SO4, 16,7 g urea, 7,19 g NaPO4.2H2O, 2,08 g MgSO4, 0,63
KCl, 0,31 g ferrosulphat, dan 0,28 g CaCl2.
8. Setelah urea dan mineral bercampur merata, lalu diinokulasikanlah spora jamur Aspergillus niger pada
substrat sebanyak 1 g dengan konsentrasi spora 1012/g.
9. Kemudian substrat yang telah diberi spora tersebut diletakkan pada wadah persegi empat dari plastik
yang berlubang terutama pada bagian dasarnya untuk membuang uap air yang terbentuk selama
fermentasi.
10. Fermentasi dilakukan pada ruangan bersuhu 32 – 33ºC dengan kelembaban 90% selama 3 – 4 hari
dimana miselium dari jamur A. nigertelah menyebar merata dan berwarna putih.
11. Setelah selesai proses fermentasi, produk dipotong-potong dan dikeringkan dalam oven yang bersuhu
60ºC selama 48 jam. Produk yang telah kering tadi, lalu digiling sehingga hasil akhirnya berupa tepung.
Komposisi kimia kulit singkong hasil fermentasi oleh jamurAspergillus niger dan tanpa fermentasi .
Sumber : http://indahximmi.blogspot.co.id/2013/04/memanfaatkan-singkong-menjadi.html
Dari permen Gummy Bear yang imut ternyata bisa menghasilkan letupan
yang fantastis! Caranya? Cairkan potasium klorat, kemudian masukkan
permen ke dalamnya. Potasium klorat cair merupakan zat pengoksidasi yang
kuat dan dapat bereaksi hebat dengan gula.
3. Pasta Gigi Gajah
Banyak yang menyebut percobaan ini sebagai “Pasta Gigi Gajah” bukan
karena hasil dari reaksi ini akan dimanfaatkan sebagai pasta gigi untuk
gajah (memang bagaimana cara gajah gosok gigi?), tetapi karena dari
reaksi dihasilkan busa yang melimpah banyak seperti pasta gigi.
6. Plasma Anggur
Untuk membuat glow stick kita perlu mencampurkan 10ml diethyl phthalate
(pelarut), 3mg pewarna fluoresen (9,10-bis (phenylethynyl) antrasena
untuk hijau, rubrene untuk kuning, 9,10-diphenylanthracene untuk biru,
dan rhodamine B untuk merah), 50mg TCPO, 100mg sodium asetat, 3ml 30%
hidrogen peroksida (untuk ditambahkan pada akhir reaksi kimia)
8. Levitasi Magnetik
Plastik ada di sekitar kita begitu banyak macam jenis plastik yang kita miliki di dalam rumah kita
dan tentunya mempunyai sifat yang berbeda-beda juga, ada yang bersifat keras, ada yang
lembut, ada yang transparan serta ada yang buram. Hampir di pastikan bahwa semua plastik yang
ada dalam rumah anda di produksi oleh pabrik-pabrik besar. Melalui Percobaan berikut ini kami
akan mengajak anda untuk membuat sendiri plastik di rumah, percobaan ini hanya untuk
memperkenalkan pelajaran kimia dengan cara yang menyenangkan dan unik. Plastik ini tidak
seperti plastik yang pada umumnya, melaingkan plastik yang agak menyerupai lem.
tahap Eksperimen
1. larutkan 1 sendok teh boraks laundry pada cangkir (1) dengan 5 sendok makan (75 ml)
air. kemudian aduk agar larutan tercampur rata. (Jika ada sedikit yang tidak larut tidak
apa-apa.)
2. Pada Cangkir (2),Campurkan 1 sendok makan air dan 1 sendok makan lem putih. J
Anda dapat mewarnai campuran dengan beberapa tetes pewarna makanan. Dengan
sendok yang bersih, aduk campuran secara menyeluruh sampai seragam.
3. Masukan 2 sendok teh larutan boraks dari cangkir pertama ke dalam campuran lem di
cangkir kedua. Aduk campuran.
4. Ketika Anda aduk campuran, campuran tersebut akan kaku menjadi benjolan lembut.
Setelah benjolan telah terbentuk, ambil campuran dari cangkir dan uleni di tangan Anda
selama beberapa menit.
Eksperimen yang telah anda lakukan menghasilkan Gluep. Anda dapat mengetesnya dengan
cara berikut ini.
Melempar Gluep menjadi bola dan kemudian diamkan sejenak. Apakah bola
mempertahankan bentuknya?
Menjatuhkan bola Gluep ke atas meja. Apakah yang akan terjadi?
Meratakan Gluep menjadi strip tipis. Angkatlah strip pada salah satu ujungnya. Apa yang
terjadi dengan strip?
Roll Gluep ke dalam silinder dan menarik ujung perlahan. Apa yang terjadi pada silinder?
Roll Gluep ke dalam silinder dan menarik ujungnya dengan cepat. Apa yang terjadi pada
silinder?
Catatan :
Semua plastik terdiri dari molekul besar yang strukturnya seperti rantai. Molekul-molekul ini
terdiri dari banyak unit kecil yang saling bersambungan ( anda bisa membayangkan seperti
mainan lompat karet dimana karet dihubungkan satu sama lain ). Seperti rantai molekul polimer
yang panjang dan sempit. Nama plastik diterapkan untuk berbagai zat, Awalnya plastik disebut.
shapeable atau sesuatu yang ditekuk. Namun, Sejak dibuat dari bahan polimer yang keras dan
kaku, Kemudian nama shapeable di ganti dengan nama plastik seperti Lem putih antara
campuran air dengan polimer.
Molekul polimer yang berbentuk seperti potongan-potongan yang sangat kecil. Molekul
polimer yang basah atau berair membuat lem tebal dan kental. Ketika lem terkena udara, air
menguap meninggalkan molekul polimer sehingga polimer menjadi kusut. Molekul yang kusut
menempel pada permukaan di mana mereka kering.
Larutan boraks mengandung ion borat. Ion-ion ini dapat membentuk hubungan antara
panjang, molekul polimer tipis di lem, mengubahnya menjadi jaringan 3-dimensi. Jaringan ini
membuat Gluep lebih seperti padat daripada lem cair polos. Jaringan mempengaruhi bentuknya
untuk waktu yang singkat, dan selama itu pula jaringan polimer tidak tegang. Ketika Gluep di
diamkan sejenak jaringan yang fleksibel tersebut secara bertahap kembali ke keadaan semula dan
Gluep merata kembali..
Molekul polimer di lem putih disebut polivinil asetat. Molekul-molekul ini terdiri dari rantai
panjang atom karbon, dengan kelompok asetat melekat pada senyawa asetat lainnya. Asetat
berasal dari asam asetat, senyawa yang memberikan bau dan rasa pada cuka. Inilah sebabnya
mengapa lem putih berbau seperti cuka. Ketika boraks dicampur dengan lem putih, masing-
masing ion boraks menggantikan dua kelompok asetat, membentuk link borat antara dua molekul
polimer.
Gluep mengandung banyak air terperangkap dalam jaringan molekul polimer terkait. Air ini
memberikan kontribusi pada sifat cairan-seperti Gluep yang telah kita buat tadi. Jika Gluep
dibiarkan terkena udara terbuka, air akan menguap, dan Gluep secara bertahap akan kaku untuk
menghindari agar gluep tidak kaku simpanlah dalam kantong plastik kedap udara.
Sebuah bahan yang mirip dengan Gluep dapat dibuat menggunakan lem gel mengantikan lem
putih. Lem gel cairan mengandung alkohol polivinil mengantikan polivinil asetat. Ion borat
membentuk hubungan antara molekul-molekul ini seperti sebelumnya.
Demikianlah Eksperimen Kimia mebuat plastik Gluep jangan lupa juga untuk melihat
Eksperimen Bendera Kimia yang unik
sebuah kawat tembaga memiliki jumlah yang signifikan dari aliran listrik AC
berjalan melaluinya, menyebabkan ia bertindak seperti elektromagnet yang benar-benar
kuat. Dalam metal slug, arus eddy membentuk karena medan magnet kawat tembaga
menyebabkannya sedangkan kawat tembaga memiliki aliran listrik AC frekuensi tinggi
yang mengalir melalui itu. Resistensi listrik logam siput ini menyebabkan sebagian dari
energi listrik berubah menjadi panas, tapi panas membangun sampai metal slug
menjadi putih panas dan meleleh.
Ilmu: Sebuah aliran air mengandung molekul air polar. Satu sisi
(side hidrogen) memiliki muatan yang sedikit positif. Sisi oksigen
memiliki muatan yang sedikit negatif. Jadi jika batang dikenakan dibawa
dekat dengan sungai, air akan tertarik untuk itu. Jika batang yang
bermuatan positif, sisi sedikit negatif dari molekul air akan tertarik ke
arah batang.Demikian juga, jika batang bermuatan negatif dibawa dekat
dengan itu, sisi hidrogen akan tertarik ke batang dan sisi oksigen akan
"ditolak." Dalam kedua kasus aliran air akan tertarik ke batang
dikenakan.
Discharge Listrik