Anda di halaman 1dari 15

SENYAWA KALIUM SUFAT (K2SO4)

Tugas ini ditujukan untuk memenuhi salah satu satuan proses


Dosen : Rintis Manfaati. ST MT

Oleh
Nama : Khoirin Najiyyah Sably

NIM : 141411015

Kelas : 1 A-D3 Teknik Kimia

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG


D3 TEKNIK KIMIA
2015
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur, penulis panjatkan kepada Allah SWT. Yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah penelitian ini
dengan lancar dan tanpa halangan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Makalah dengan judul SENYAWA KALIUM SULFAT (K2SO4)


penulis buat tidak hanya dikarenakan demi kepentingan memenuhi tugas yang
diberikan, tetapi rasa ingin tahu dan rasa penasaran juga menjadi alasan untuk
membuat makalah pengamatan ini dan juga untuk meningkatkan kemampuan kami
dalam membuat studi kasus agar bermanfaat di kemudian hari.

Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih pada orangtua yang telah
memfasilitasi pembuatan makalah dan juga kepada dosen mata kuliah Satuan Proses
yang telah memberikan kesempatan untuk menambah wawasan dengan melakukan
pengamatan pada materi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari
materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan.

Bandung, 9 April 2015

Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................................. ... ii

Daftar Isi............................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Sifat Fisika dan Kimia Senyawa Kalium Sulfat (K 2SO4).......................................2

2.2 Kegunaan Senyawa Kalium Sulfat (K 2SO4).........................................................3

2.3 Sintesis Senyawa Kalium Sulfat (K 2SO4).............................................................4

BAB III SIMPULAN DAN SARAN

3.1 Simpulan...........................................................................................................5

3.2 Saran.................................................................................................................5

Daftar Pustaka............................................................................................. .........................6


BAB I

PENDAHULUAN

Kalium adalah elemen yang relatif melimpah di kerak bumi dan produksi
pupuk kalium terjadi di setiap benua dihuni. Namun, K2SO4 jarang ditemukan dalam
bentuk murni di alam. Sebaliknya ia alami bercampur dengan garam yang
mengandung Mg, Na, dan Cl. Mineral ini membutuhkan proses tambahan untuk
memisahkan komponen mereka. Secara historis, K2SO4 dibuat dengan mereaksikan
KCl dengan asam sulfur. Namun, kemudian ditemukan bahwa sejumlah mineral tanah
dapat dimanipulasi untuk menghasilkan K2SO4 dan sekarang ini ditemukan metode
yang paling umum dari produksi. Sebagai contoh, K-mengandung mineral alami
(seperti kainit dan schoenite) ditambang dan hati-hati jika dibilas dengan air dan
larutan garam untuk menghilangkan produk sampingan dan produk K2SO4. proses
yang sama digunakan untuk menyimpan K2SO4 dari Great Salt Lake di Utah, dan dari
deposit mineral bawah tanah.

Di New Mexico (AS), K2SO4 dipisahkan dari mineral langbeinite dengan


mereaksikan dengan larutan KCl, yang menghilangkan produk sampingan (seperti
Mg) dan daun K2SO4. Teknik pengolahan yang sama digunakan di banyak bagian
dunia, tergantung pada bahan baku diakses.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Penemuan


Kalium sulfat (K2SO4) telah dikenal sejak awal abad ke-14, dan zat ini
diteliti oleh Glauber, Boyle dan Tachenius. Pada abad ke-17, zat ini
dinamakan arcanuni atau sal duplicatum, karena zat ini merupakan kombinasi
dari garam asam dengan garam basa. Senyawa ini juga dikenal sebagai vitriolic
tartar dan garam Glaser atau sal polychrestum Glaseri setelah ahli kimia farmasi
Christopher Glaser yang membuatnya dan menggunakan secara medis.

2.2 Sumber Alami


Bentuk mineral dari kalium sulfat, arcanite, relatif langka. Sumber alami
kalium sulfat adalah mineral yang berlimpah sebagai garam Stassfurt. Hal ini
membantu kristalisasi kalium sulfat dan sulfat-sulfat dari magnesium, kalsium dan
natrium.
Mineral tersebut adalah:

Kainite, MgSO4KClH2O
Schonite, K2SO4MgSO46H2O
Leonite, K2SO4MgSO44H2O
Langbeinite, K2SO42MgSO4
Glaserite, K3Na(SO4)2
Polihalite, K2SO4MgSO42CaSO42H2O
Dari beberapa mineral seperti kainite, kalium sulfat dapat dipisahkan, karena
garam yang berhubungan tersebut kurang larut dalam air. Kieserite,
MgSO4H2O, dapat digabungkan dengan larutan kalium klorida yang
menghasilkan kalium sulfat.
2.3 Sifat Fisika dan Kimia Kalium Sulfat (K2SO4)

Kalium sulfat (K2SO4) juga dikenal sebagai garam abu sulfur merupakan garam
yang terdiri dari kristal putih yang dapat larut dalam air dan tidak mudah
terbakar. Sifat fisik dan kimia K2SO4:
- nama bahan : kalium sulfat
- rumus molekul : K2SO4
- Berat Molekul : 174,26 g / mol
- bentuk fisik : kristal putih
- titik lebur : 1069 oC
- titik didih : 1689oC
- kelarutan dalam air : 11,1 g/100 ml (20 oC). [7]
- Bau : Tidak berbau.
- Rasa : pahit
- Warna : Tidak tersedia.
- pH (1% soln / air) : Tidak tersedia.
- Suhu kritis : Tidak tersedia.
- Berat Jenis : 2.66 (Air = 1)
- Tekanan uap : Tidak berlaku.
- Densitas Uap : Tidak tersedia.
- Volatilitas : Tidak tersedia.
- Bau Threshold : Tidak tersedia.
- Air / Minyak Dist. Coeff: Tidak tersedia.
- Ionicity (dalam Air) : Tidak tersedia.
- Properti Dispersi : Lihat kelarutan dalam air.
- Kelarutan : Sebagian larut dalam air dingin.
2.4 Kegunaan Senyawa Kalium Sulfat (K2SO4)

1. Digunakan untuk pembuatan pupuk


K2SO4 sering digunakan untuk tanaman di mana tambahan Cl - dari
pupuk KCl lebih umum tidak diinginkan. Indeks garam parsial K2SO4 lebih
rendah dari beberapa pupuk K umum lainnya, sehingga lebih sedikit jumlah
salinitas ditambahkan per unit dari K. Pengukuran garam (EC) dari Solusi
K2SO4 kurang dari sepertiga dari konsentrasi yang sama dari solusi KCl (10
mmol / L). Dimana tingginya tingkat K2SO4 diperlukan umumnya dianjurkan
untuk membagi aplikasi menjadi beberapa dosis. Hal ini membantu
menghindari kelebihan akumulasi K oleh tanaman dan juga meminimalkan
kerusakan garam potensial. dimana keunggulannya adalah:
Memacu pertumbuhan hormon bunga sehingga bunga baru terus muncul
dalam
waktu yang relatif singkat (bunga menjadi banyak per tanaman),
Untuk tanaman buah-buahan maka bunga bakal buah akan terus tumbuh
dan menguatkan bunga tersebut sehingga tidak berguguran ditiup angin dan
buah akan lebih manis,
Bunga akan tumbuh seragam dan apabila dipetik bunga menjadi tidak akan
cepat layu,
Warna bunga akan lebih cerah (better coloured) daripada bunga yang tidak
dipupuk dengan KNO3 dan K2SO4,
Kebutuhan akan unsur Nitrogen dan Sulphur akan tercukupi dengan
menggunakan kedua pupuk ini,
Memperbanyak masa panen/petik per tahun (making flowers and fruits
available in market in earlier time),
Aplikasi yang simpel (cukup dilarutkan ke air dan disemprot ke daun)
Tidak berbahaya bagi tanaman karena mengandung Clor yang kecil,
Buah lebih tahan lama disimpan sehingga mengurangi resiko kerugian
2. Dalam Bidang Pertanian
Mengaktifkan enzim reaksi
Sintesis protein
Membentuk pati dan gula
3. Digunakan untuk memadamkan kebakaran yang direkasikan dengan tepung
amonium phosphate (MAP) atau (NH4)H2PO4. Cara kerjanya dengan
memutus rantai reaksi pembakaran dimana partikel-partikel tepung kimia
tersebut akan menyerap radikal hidroksil dari api.

2.5 Sintesis Senyawa Kalium Sulfat (K2SO4)


1. Double Stage
Kebanyakan proses pembuatan kalium sulfat saat ini adalah dengan
menggunakan proses double stage yang lebih rumit. Double stage operasinya secara
kontinyu sehingga menggunakan proses dimana recycle mother liquor yang
mengandung kristalin glaserite K3Na(SO4)2 dan KCl serta kondensat hasil kondensasi
dari uap evaporat diumpankan kembali reaktor. Proses double stage sering digunakan
oleh industri-industri kimia, biasanya produk yang dihasilkan dalam jumlah besar
sehingga memakan waktu yang lama dibandingkan single stage.

Bahan baku yang digunakan adalah sodium sulphate baik dalam


bentuk anhydrous (Na2SO4) maupun dalam bentuk hydrated (Na2SO4.10H2O). Selain
itu digunakan juga potassium chloride (KCl) dalam bentuk larutan pada temperatur 20
25C. Umpan KCl, Na2SO4, dan recycle mother liquor yang mengandung kristalin
glaserite K3Na(SO4)2 dan KCl, serta kondensat hasil kondensasi dari uap evaporator
diumpankan ke reaktor. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
4 Na2SO4 + 6 KCl 2K3Na(SO4)2 + 6 NaCl

2 KCl + 2 K3Na(SO4)2 4K2SO4 + 2 NaCl

Rasio mol Na2SO4 : KCl dibuat sangat berlebih yakni antara 1 : 6 sampai 1 : 10 untuk
mendapatkan konversi yang tinggi (96 99%), sedangkan untuk rasio mol ZK :
Na2SO4 dijaga 2 : 1.
Setelah bereaksi di reaktor, produk ZK dipisahkan di filter dan selanjutnya
mother liquor yang terbentuk diuapkan di unit konsentrasi 2 tingkat secara bertahap
dan diikuti dengan proses kristalisasi pada temperatur rendah (2C) untuk tahap 1.
Setiap mother liquor yang sudah terpisah baik di tahap 1 maupun 2 akan dipisahkan di
filter untuk selanjutnya di-recycle kembali ke reaktor, sedangkan uap dari unit
konsentrasi akan dikondensasikan terlebih dahulu dan selanjutnya dikirim ke reaktor.
Selain produk ZK juga diperoleh by-product berupa NaCl

Metode double stage memakai sistem produksi secara kontinu yakni


suatu metode proses produksi di mana proses berlangsung secara terus menerus tanpa
terhenti. Proses produksi kontinu adalah kebalikan dari proses produksi batch.
Proses produksi secara kontinu dilakukan pada industri dengan skala produksi
besar. Contoh industri yang melakukan produksi secara kontinu adalah industri gelas .
Gelas dipanaskan sehingga berbentuk lunak dan kemudian dialirkan ke mesin
pencetak untuk dibentuk. Proses pencairan dan pencetakan berlangsung secara terus
menerus tanpa terhenti. Proses produksi pada umumnya dihentikan berdasarkan
keperluan perawatan dan perbaikan. Secara rutin (bisa sebulan sekali, enam bulan
sekali, atau setahun sekali) proses produksi dihentikan dan dilakukan perawatan dan
pemeriksaan menyeluruh (overhaul) terhadap alat-alat proses.

Pada proses produksi secara kontinu umum digunakan sistem yang


terotomatisasi. Dengan bantuan PLC (Programmable Logic Controller) atau
pengontrol otomatis lain, kesalahan proses produksi akibat kecerobohan manusia
dapat dikurangi sehingga proses produksi dapat berlangsung terus menerus dengan
kondisi yang stabil atau bahkan mendekati tunak (semua keadaan konstan dan tidak
berubah).

Bila dibandingkan dengan proses produksi secara batch, proses produksi secara
kontinu bersifat lebih efisien karena waktu jeda yang terdapat pada proses produksi
partaian dapat dihindari. Kelemahan yang dimiliki proses produksi secara kontinu
adalah sifat alatnya yang tidak dapat dimodifikasi. Pada umumnya, satu jalur produksi
hanya dapat digunakan untuk memproduksi satu jenis produk.

2. Single stage

Pada proses single stage diperoleh hasil akhir yang tidak perlu direcycle karena
kembali karena menggunakan proses secara batch. Proses single stage hanya meniru
pada proses double stage, tetapi disini prosesnya hanya satu kali reaksi sehingga lebih
menghemat waktu. Reaksi yang terjadi pada proses pembuatan kalium sulfat (K2SO4)
adalah:

Na2SO4 + 2 KCl K2SO4 + 2 NaCl


ALAT PELINDUNG
AREA UNIT
DIRI
Safety head
PENCAMPURAN MIXER Sepatu karet
(mixing) O
T = 30 C; P = 1 atm Masker

Safety head

KRISTALISASI
SATURATOR Sepatu karet
O
T = 105 110 C Masker

CENTRIFUGE Safety head


PEMISAHAN/FILTER SEPARATOR Sepatu karet
O
T = 80 C ; P = 1 atm
Safety head
Sepatu karet
ROTARY DRYER
PENGERINGAN Kacamataiiii
O
T = 95 C ; P = 1 atm Ear plugiiiiii
Maskeriiiiiii
Safety head
Sepatu karet
BIN
PENGANTONGAN Kacamataiiii
T = 30OC; P = 1 atm
Maskeriiiiiii

Metode single stage memakai sistem produksi secara partaian atau batch, yaitu
proses produksi yang tidak berlangsung secara kontinu . Proses produksi secara
partaian pada umumnya dilakukan oleh industri proses kimia dengan skala produksi
kecil atau menengah dan industri manufaktur . Contoh dari industri yang umumnya
melakukan proses produksi secara partaian adalah industri manufaktur seperti
industri sepatu dan industri proses kimia seperti industri farmasi , tinta , cat, dan perekat .
Pada proses produksi partaian tinta dan cat, dikenal teknik colour-run. Teknik ini
berlangsung dengan memproduksi warna paling muda terlebih dahulu, seperti
misalnya kuning muda, dilanjutkan dengan warna yang lebih tua, seperti misalnya
jingga, kemudian merah dan seterusnya hingga mencapai warna hitam dan proses
produksi diulang lagi. Dengan menggunakan teknik ini, pencucian dan rekonfigurasi
mesin antar partai dapat diminimalkan. Namun, warna putih (yaitu warna opaque,
bukan transparan), adalah satu-satunya warna yang tidak dapat diproduksi dengan
menggunakan teknik ini karena pigmen putih dapat memengaruhi warna lain.

Bila dibandingkan dengan proses produksi secara kontinu, proses produksi


secara partaian lebih tidak efisien. Pada setiap akhir proses produksi partaian, peralatan
proses harus dihentikan, dikonfigurasi ulang, dan dilakukan pengecekan terhadap
kualitas produk sebelum partai selanjutnya diproduksi. Hal ini menyebabkan adanya
waktu jeda antar proses produksi.

Namun, proses produksi secara partaian memiliki beberapa keunggulan bila


dibandingkan dengan proses produksi secara kontinu. Proses produksi secara partaian
cocok untuk industri yang memproduksi produk-produk musiman atau produk yang
tuntutan pasarnya sulit diprediksi. Selain itu, industri yang proses produksinya
berlangsung secara partaian lebih dinamis dibandingkan industri yang proses
produksinya berlangsung secara kontinu. Karena bersifat partaian, satu jalur produksi
dapat digunakan untuk memproduksi berbagai jenis produk. Industri juga dapat
menggunakan proses produksi partaian untuk membuat produk contoh. Jika produk
ternyata tidak sesuai dengan keinginan pasar , maka produksi dapat dihentikan tanpa
kerugian yang besar.

Berikut ini merupakan perbedaan metode single stage (Batch) dan metode
double stage (kontinyu):

3. Diproduksi dengan cara mereaksian Kalium Klorida dan Asam Sulfat

Proses untuk produksi kalium sulfat serupa dengan yang digunakan untuk
pembuatan natrium sulfat. Kalium sulfat dapat disintesis melalui reaksi kalium
klorida dengan asam sulfat menurut proses Leblanc. Kalium sulfat diproduksi
sesuai dengan reaksi berikut ini:

2 KCl + H2SO4 2 HCl + K2SO4

Proses Hargreaves menggunakan sulfur dioksida (SO2), oksigen dan air dan
kalium klorida sebagai bahan pemula untuk menghasilkan kalium sulfat. Asam
hidroklorida menguap. SO2 dihasilkan melalui pembakaran belerang (sulfur).

BAB III

SIMPULAN DAN SARAN


3.1 Simpulan

Kalium adalah elemen yang relatif melimpah di kerak bumi dan produksi
pupuk kalium terjadi di setiap benua dihuni. Namun, K2SO4 jarang ditemukan dalam
bentuk murni di alam. Secara historis, K2SO4 dibuat dengan mereaksikan KCl dengan
asam sulfur, metode single stage dan double stage. Kegunaan K2SO4 diantaranya
digunakan sebagai pembuatan pupuk, untuk memadamkan api dengan proses
pembuatan tepung kimia dan sebagai tawas.

3.2 Saran

Menyadari bahwa senyawa K2SO4 jarang ditemukan dalam bentuk murni di


alam. Sebagai pemakai larutan tersebut, harus dibuat sehemat mungkin karena untuk
pemisahan senyawa K2SO4 akan membutuhkan pengeluaran biata yang banyak pada
skala industri.

DAFTAR PUSTAKA

ANSARIKIMIA. 2014. KALIUM SULFAT PUPUK YANG MENYEDIAKAN


KALIUM DAN BELERANG.
https://wawasanilmukimia.wordpress.com/2014/03/29/kalium-sulfat-pupuk-y
ang-menyediakan-kalium-dan-belerang/ [ 10 April 2015 ]

Ertanti, Evi Dwi., dkk. 2013. PABRIK PUPUK KALIUM SULFAT DENGAN
POSES DEKOMPOSISI KALSIUM SULFAT DAN KALIUM KLORIDA
DENGAN MENGGUNAKAN KRISTALIZER SINGLE STAGE.
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-30240-2310030045-Presentation.pdf [
22 April 2015 ]

Hendriarko, Yohanes. 2000. FUNGSI & KEGUNAAN KNO3 DAN K2SO4.


https://groups.yahoo.com/neo/groups/agromania/conversations/topics/1280 [
9 April 2015 ]
IPNI. No date. Potassium Sulfate.
http://www.ipni.net/publication/nss.nsf/0/ADD4AB8BDFABE40C852579AF
007505D6/$FILE/NSS-05%20Potassium%20Sulfate.pdf [ 9 April 2015 ]

No name. No date. MODUL 1 KLASIFIKASI DAN MEDIA PEMADAM


KEBAKARAN.
https://adzwarmudztahid.files.wordpress.com/2011/04/modul_ppk_lengkap_u
tk_murid.pdf [9 April 2015 ]

No name. No date. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.


http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21816/3/Chapter%20II.pdf [
9 April 2015 ]

Rahayu, Suparni Setyowati. 2009. Identifikasi Satuan Proses Dan Operasi Pada
Kimia Industri. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-
industri/teknologi-proses/identifikasi-satuan-proses-dan-operasi-pada-kimia-
industri/ [ 22 April 2015 ]

ScienceLab.com. no date. Material Safety Data Sheer Potassium sulfate MSDS.


http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927236 [ 9 April 2015 ]

Sevie, Gissa. 2013. PUPUK KALIUM DAN CAMPURANNYA.


http://gissa14.blogspot.com/2013/10/pik-pupuk-kalium-dan-campurannya.html [ 9
April 2015 ]

Wikipedia. 2013. Produksi kontinu. http://id.wikipedia.org/wiki/Produksi_kontinu [


22 April 2015 ]

Wikipedia.2014. Produksi partaian. http://id.wikipedia.org/wiki/Produksi_partaian [


22 April 2015 ]

Anda mungkin juga menyukai