Oleh
Nama : Khoirin Najiyyah Sably
NIM : 141411015
Puji dan syukur, penulis panjatkan kepada Allah SWT. Yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah penelitian ini
dengan lancar dan tanpa halangan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih pada orangtua yang telah
memfasilitasi pembuatan makalah dan juga kepada dosen mata kuliah Satuan Proses
yang telah memberikan kesempatan untuk menambah wawasan dengan melakukan
pengamatan pada materi ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari
materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................................. ... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1
3.1 Simpulan...........................................................................................................5
3.2 Saran.................................................................................................................5
PENDAHULUAN
Kalium adalah elemen yang relatif melimpah di kerak bumi dan produksi
pupuk kalium terjadi di setiap benua dihuni. Namun, K2SO4 jarang ditemukan dalam
bentuk murni di alam. Sebaliknya ia alami bercampur dengan garam yang
mengandung Mg, Na, dan Cl. Mineral ini membutuhkan proses tambahan untuk
memisahkan komponen mereka. Secara historis, K2SO4 dibuat dengan mereaksikan
KCl dengan asam sulfur. Namun, kemudian ditemukan bahwa sejumlah mineral tanah
dapat dimanipulasi untuk menghasilkan K2SO4 dan sekarang ini ditemukan metode
yang paling umum dari produksi. Sebagai contoh, K-mengandung mineral alami
(seperti kainit dan schoenite) ditambang dan hati-hati jika dibilas dengan air dan
larutan garam untuk menghilangkan produk sampingan dan produk K2SO4. proses
yang sama digunakan untuk menyimpan K2SO4 dari Great Salt Lake di Utah, dan dari
deposit mineral bawah tanah.
PEMBAHASAN
Kainite, MgSO4KClH2O
Schonite, K2SO4MgSO46H2O
Leonite, K2SO4MgSO44H2O
Langbeinite, K2SO42MgSO4
Glaserite, K3Na(SO4)2
Polihalite, K2SO4MgSO42CaSO42H2O
Dari beberapa mineral seperti kainite, kalium sulfat dapat dipisahkan, karena
garam yang berhubungan tersebut kurang larut dalam air. Kieserite,
MgSO4H2O, dapat digabungkan dengan larutan kalium klorida yang
menghasilkan kalium sulfat.
2.3 Sifat Fisika dan Kimia Kalium Sulfat (K2SO4)
Kalium sulfat (K2SO4) juga dikenal sebagai garam abu sulfur merupakan garam
yang terdiri dari kristal putih yang dapat larut dalam air dan tidak mudah
terbakar. Sifat fisik dan kimia K2SO4:
- nama bahan : kalium sulfat
- rumus molekul : K2SO4
- Berat Molekul : 174,26 g / mol
- bentuk fisik : kristal putih
- titik lebur : 1069 oC
- titik didih : 1689oC
- kelarutan dalam air : 11,1 g/100 ml (20 oC). [7]
- Bau : Tidak berbau.
- Rasa : pahit
- Warna : Tidak tersedia.
- pH (1% soln / air) : Tidak tersedia.
- Suhu kritis : Tidak tersedia.
- Berat Jenis : 2.66 (Air = 1)
- Tekanan uap : Tidak berlaku.
- Densitas Uap : Tidak tersedia.
- Volatilitas : Tidak tersedia.
- Bau Threshold : Tidak tersedia.
- Air / Minyak Dist. Coeff: Tidak tersedia.
- Ionicity (dalam Air) : Tidak tersedia.
- Properti Dispersi : Lihat kelarutan dalam air.
- Kelarutan : Sebagian larut dalam air dingin.
2.4 Kegunaan Senyawa Kalium Sulfat (K2SO4)
Rasio mol Na2SO4 : KCl dibuat sangat berlebih yakni antara 1 : 6 sampai 1 : 10 untuk
mendapatkan konversi yang tinggi (96 99%), sedangkan untuk rasio mol ZK :
Na2SO4 dijaga 2 : 1.
Setelah bereaksi di reaktor, produk ZK dipisahkan di filter dan selanjutnya
mother liquor yang terbentuk diuapkan di unit konsentrasi 2 tingkat secara bertahap
dan diikuti dengan proses kristalisasi pada temperatur rendah (2C) untuk tahap 1.
Setiap mother liquor yang sudah terpisah baik di tahap 1 maupun 2 akan dipisahkan di
filter untuk selanjutnya di-recycle kembali ke reaktor, sedangkan uap dari unit
konsentrasi akan dikondensasikan terlebih dahulu dan selanjutnya dikirim ke reaktor.
Selain produk ZK juga diperoleh by-product berupa NaCl
Bila dibandingkan dengan proses produksi secara batch, proses produksi secara
kontinu bersifat lebih efisien karena waktu jeda yang terdapat pada proses produksi
partaian dapat dihindari. Kelemahan yang dimiliki proses produksi secara kontinu
adalah sifat alatnya yang tidak dapat dimodifikasi. Pada umumnya, satu jalur produksi
hanya dapat digunakan untuk memproduksi satu jenis produk.
2. Single stage
Pada proses single stage diperoleh hasil akhir yang tidak perlu direcycle karena
kembali karena menggunakan proses secara batch. Proses single stage hanya meniru
pada proses double stage, tetapi disini prosesnya hanya satu kali reaksi sehingga lebih
menghemat waktu. Reaksi yang terjadi pada proses pembuatan kalium sulfat (K2SO4)
adalah:
Safety head
KRISTALISASI
SATURATOR Sepatu karet
O
T = 105 110 C Masker
Metode single stage memakai sistem produksi secara partaian atau batch, yaitu
proses produksi yang tidak berlangsung secara kontinu . Proses produksi secara
partaian pada umumnya dilakukan oleh industri proses kimia dengan skala produksi
kecil atau menengah dan industri manufaktur . Contoh dari industri yang umumnya
melakukan proses produksi secara partaian adalah industri manufaktur seperti
industri sepatu dan industri proses kimia seperti industri farmasi , tinta , cat, dan perekat .
Pada proses produksi partaian tinta dan cat, dikenal teknik colour-run. Teknik ini
berlangsung dengan memproduksi warna paling muda terlebih dahulu, seperti
misalnya kuning muda, dilanjutkan dengan warna yang lebih tua, seperti misalnya
jingga, kemudian merah dan seterusnya hingga mencapai warna hitam dan proses
produksi diulang lagi. Dengan menggunakan teknik ini, pencucian dan rekonfigurasi
mesin antar partai dapat diminimalkan. Namun, warna putih (yaitu warna opaque,
bukan transparan), adalah satu-satunya warna yang tidak dapat diproduksi dengan
menggunakan teknik ini karena pigmen putih dapat memengaruhi warna lain.
Berikut ini merupakan perbedaan metode single stage (Batch) dan metode
double stage (kontinyu):
Proses untuk produksi kalium sulfat serupa dengan yang digunakan untuk
pembuatan natrium sulfat. Kalium sulfat dapat disintesis melalui reaksi kalium
klorida dengan asam sulfat menurut proses Leblanc. Kalium sulfat diproduksi
sesuai dengan reaksi berikut ini:
Proses Hargreaves menggunakan sulfur dioksida (SO2), oksigen dan air dan
kalium klorida sebagai bahan pemula untuk menghasilkan kalium sulfat. Asam
hidroklorida menguap. SO2 dihasilkan melalui pembakaran belerang (sulfur).
BAB III
Kalium adalah elemen yang relatif melimpah di kerak bumi dan produksi
pupuk kalium terjadi di setiap benua dihuni. Namun, K2SO4 jarang ditemukan dalam
bentuk murni di alam. Secara historis, K2SO4 dibuat dengan mereaksikan KCl dengan
asam sulfur, metode single stage dan double stage. Kegunaan K2SO4 diantaranya
digunakan sebagai pembuatan pupuk, untuk memadamkan api dengan proses
pembuatan tepung kimia dan sebagai tawas.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Ertanti, Evi Dwi., dkk. 2013. PABRIK PUPUK KALIUM SULFAT DENGAN
POSES DEKOMPOSISI KALSIUM SULFAT DAN KALIUM KLORIDA
DENGAN MENGGUNAKAN KRISTALIZER SINGLE STAGE.
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-30240-2310030045-Presentation.pdf [
22 April 2015 ]
Rahayu, Suparni Setyowati. 2009. Identifikasi Satuan Proses Dan Operasi Pada
Kimia Industri. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-
industri/teknologi-proses/identifikasi-satuan-proses-dan-operasi-pada-kimia-
industri/ [ 22 April 2015 ]