Anda di halaman 1dari 26

PUPUK KALIUM SULFAT (K2SO4)

Oleh:

AMRAN SUDRAJAT 03012681620007

JURUSAN TEKNIK KIMIA PROGRM PASCA SARJANA


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG
2017
DASAR TEORI
Ada tiga unsur utama dalam pupuk, yaitu unsur nitrogen, kalium dan fosfor.
Selain itu elemen sekunder dalam pupuk adalah kalsium, belerang, magnesium, dan
unsur-unsur lain adalah boron, mangan besi, seng, tembaga dan molibdenum (Anonim,
2009).
Kalium sulfat (K2SO4) juga dikenal sebagai garam abu sulfur merupakan garam
yang terdiri dari kristal putih yang dapat larut dalam air dan tidak mudah terbakar. Bahan
kimia ini biasanya digunakan dalam pupuk, menyediakan potassium dan sulfur. Kalium
sulfat dianggap sebagai kombinasi garam asam dan garam alkalin.
Pupuk Kalium Sulfat (K2SO4) lebih dikenal dengan nama ZK. Kadar K2O-nya
sekitar 48-52%. Bentuknya berupa tepung putih yang larut didalam air, sifatnya agak
mengasamkan tanah. Dapat digunakan untuk pupuk dasar sesudah tanam. Tanaman yang
peka terhadap keracunan unsur Cl, seperti tembakau disarankan untuk menggunakan
pupuk ini.
Tabel 2.1 Kandungan Unsur Hara dalam Pupuk ZK

Kandungan Kadar
Kalium (K2O) 50 %
Belerang 17 %
Air Maksimal 1 %
Klorida (Cl) Maksimal 2,5 %

Proses Produksi Pupuk ZK

Potasium sulfat (K2SO4) (juga dikenal sebagai garam abu sulfur) merupakan
garam yang terdiri dari kristal putih yang dapat larutdalam air. Tak mudah terbakar.
Bahan kimia ini biasanya digunakan dalam pupuk, menyediakan potasium dan sulfur.
Potasium sulfat juga merupakan biproduk pada produksi asam sendawa.

Potasium sulfat, K2SO4, ialah garam yang awalnya dikenal pada abad ke-14, dan
dipelajari oleh Glauber, Boyle dan Tachenius, disebut di abad ke-17 sebagai arcanuni atau
sal duplicatum, dianggap sebagai kombinasi garam asam dengan garam alkalin.
Dihasilkan sebagai biproduk dalam banyak reaksi kimia, dan kemudian digunakan untuk
disuling dari kainit, salah satu mineral Stassfurt, namun proses itu telah ditinggalkan
karena garam dapat dibuat cukup murah dari klorida dengan membusukkannya
denganasam belerang dan calcining residunya. Untuk memurnikan produk mentahnya
maka dilarutkan dalam air panas dan larutan yang disaring dan bisa didinginkan, saat
bagian terbesar garam yang dilarutkan itu menghablur dengan promptitule yang khas.

Kristal yang amat bagus memiliki bentuk piramida sisi 6 ganda, namun sesungguhnya
termasuk sistem rhombik. Kristal-kristal itu transparan, amat keras dan sama sekali
permanen di udara. Memiliki ras pahit, asin. Garamnya dapat larut dalam air, namun tak
dapat larut dalam garam abu tajam dari sp. gr. 1,35, dan dalam alkohol sebenarnya.
Melebur pada suhu 1078 °C. Garam mentah itu biasa digunakan dalam pengolahan kaca.

Sulfat asam atau bisulfat, KHSO4, siap diproduksi dengan memfusikan 13 bagian garam
mormal berbubuk dengan 8 bagian asam belerang. Membentuk piramida rhombik, yang
melebur pada 197. Melebur pada 3 bagian air 0°C. Kelarutannya menunjukkan reaksi
banyak seolah 2 kongenernya, K2SO4 and H2SO4, hadir berdampingan satu sama lain
yang tak tergabung. Kelebihan alkohol, nyatanya, endapan sulfat normal (dengan sedikit
bisulfat) dan asam bebas tetap dalam larutan.

Kemiripannya ialah garam kering yang bergabung pada tekanan merah pudar; berlaku
pada silikat, titanat, dsb., seolah merupakanasam belerang yang ditingkatkan melebihi
titik didih alaminya. Itulah sebabnya penerapannya yang sering dalam analisis ialah
sebagai alat penghancur. Untuk garam dari asam belerang lainnya, lihat sulfur.

SPESIFIKASI PUPUK ZK (SNI 02-2809-2005)


Spesifikasi
 Kalium ( K2O) : 50%
 Sulfur (S) : 17%
 Kadar Klorida (Cl) maksimal 2,5%
 Kadar air maksimal 1%
 Bentuk powder/serbuk
 Warna putih
 Dikemas dalam kantong bercap Kerbau Emas dengan isi 50 kg
Sifat, manfaat dan keunggulan pupuk ZK
1. Tidak higroskopis
2. Mudah larut dalam air
3. Sumber unsur hara Kalium dan Belerang dengan kadar cukup tinggi
4. Dapat dicampur dengan pupuk lain
5. Aman digunakan untuk semua jenis tanaman
6. Memperkuat daya tahan tanaman terhadap serangan hama penyakit
7. Merupakan pilihan terbaik untuk memenuhi kebutuhan unsur hara Kalium
8. Untuk tanaman Tembakau : memperbaiki kelenturan dan warna daun,
meningkatkan produksi daun dan jumlah bulu serta minyak daun,
memperbaiki aroma dan rasa rokok, meningkatkan daya bakar rokok
9. Untuk tanaman Kentang : meningkatkan produksi umbi, dan daya tahan
umbi selama penyimpanan
10. Untuk tanaman Nanas : meningkatkan produksi buah, kadar gula, rasa dan
aroma buah, meningkatkan daya tahan buah selama penyimpanan
Cara penggunaan pupuk ZK
Dapat digunakan sebagai pemupukan dasar (pemupukan awal) dan susulan

TEKNOLOGI PROSES PUPUK ZK


Potassium Sulphate (ZK) biasa digunakan sebagai pupuk pada tanaman.
Potassium Sulphate (ZK) atau biasa disebutSulphate of Potash (SOP) telah dikenal sejak
abad ke-14 yang merupakan garam berwarna putih dan memiliki sifat tidak mudah
terbakar serta larut di dalam air. ZK digunakan sebagai pupuk yakni sumber senyawa
kalium dan sulfur pada tanaman perkebunan seperti rami, kapas, dan tembakau. Di
Indonesia pupuk ini tidak disubsidi sehingga harganya relatif tinggi di pasaran. Bahan
baku pembuatan ZK yang berasal dari pertambangan antara lain :
1. Lanbeinite (K2SO4.2MgSO4)
2. Leonite (K2SO4.MgSO4.4H20)
3. Schoenite (K2SO4.MgSO4.6H2O)
4. Glaserite (K3Na(SO4)2)

Pertambangan sumber batuan tersebut banyak terdapat di negara Rusia, Kanada, benua
Eropa, Israel, negara-negara timur tengah, Cina, Thailand, Kongo, dan Amerika Serikat.

Pemilihan proes produksi yang digunakan di dalam suatu pabrik pupuk ZK bergantung
pada ketersediaan bahan baku. Secara umum ada 7 proses produksi pembuatan pupuk ZK,
yaitu:
1. Dekomposisi KCl dengan Na2SO4
2. Dekomposisi KCl dengan CaSO4
3. Dekompisisi KCl dengan MgSO4
4. Dekomposisi KCl dengan (NH4)2SO4
5. Proses Hargreaves yaitu mereaksikan gas SO2, O2, dan H2O dengan KCl
6. Proses Mannheim yaitu mencampur langsung KCl dengan H2SO4 dengan rasio mol
tertentu
7. Pemurnian sumber sulfat alami seperti langbeinite dan kainit
A. Proses Produksi ZK dengan Dekomposisi KCl dengan Na2SO4
Dewasa ini, sumber yang umum digunakan berasal dari Sodium Sulphate Na2SO4 yang
dapat diperoleh dari hasil samping dari beberapa proses produksi yakni:
1. Pengolahan bijih chromium
2. Pemurnian flue gas
3. Pembuatan serat (viscose fibres)
4. Produksi HCl, pigmen silica, asam lemak, dan trimethylolpropane
5. Pengolahan limbah asam sulfat
Diagram alir proses produksi ZK dengan melalui dekomposisi KCl dengan Na2SO4
Penjelasan proses:
Bahan baku yang digunakan adalah sodium sulphate baik dalam bentuk anhydrous
(Na2SO4) maupun dalam bentuk hydrated (Na2SO4.10H2O). Selain itu digunakan juga
potassium chloride (KCl) dalam bentuk larutan pada temperatur 20 – 25ºC. Umpan KCl,
Na2SO4, dan recycle mother liquor yang mengandung kristalin glaserite K3Na(SO4)2
dan KCl, serta kondensat hasil kondensasi dari uap evaporator diumpankan ke reaktor.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
4Na2SO4 + 6KCl --> 2K3Na(SO4)2 + 6NaCl
2KCl + 2K3Na(SO4)2 --> 4K2SO4 + 2NaCl
Rasio mol Na2SO4 : KCl dibuat sangat berlebih yakni antara 1 : 6 sampai 1 : 10 untuk
mendapatkan konversi yang tinggi (96 – 99%), sedangkan untuk rasio mol ZK :
Na2SO4 dijaga 2 : 1. Beberapa variasi rasio mol (mr) bahan baku dan produk terhadap
konversi yang diperoleh di dalam reaktor ditampilkan pada Gambar 2.
Pengaruh rasio mol reagent terhadap derajat konversi Na2SO4 menjadi K2SO4

Setelah bereaksi di reaktor, produk ZK dipisahkan di filter dan selanjutnya mother liquor
yang terbentuk diuapkan di unit konsentrasi 2 tingkat secara bertahap dan diikuti dengan
proses kristalisasi pada temperatur rendah (-2ºC) untuk tahap 1. Setiap mother liquor yang
sudah terpisah baik di tahap 1 maupun 2 akan dipisahkan di filter untuk selanjutnya di-
recycle kembali ke reaktor, sedangkan uap dari unit konsentrasi akan dikondensasikan
terlebih dahulu dan selanjutnya dikirim ke reaktor.

Selain produk ZK juga diperoleh by-product berupa NaCl. Adapun spesifikasi produk ZK
adalah sebagai berikut:
K2SO4 : 96%-w
Cl- : 0,5%-w
Na+ : 0,2%-w

B. Proses Produksi ZK dengan bahan baku KCl dan CaSO4


Ada 3 tahapan utama dalam metode proses ini, yaitu:
1. Pelarutan gypsum
2. Konversi satu tahap (T = 25ºC)
3. Siklus amoniak dalam proses
Diagram alir proses produksi ZK dengan dekomposisi KCl dengan CaSO4

Reaksi yang terjadi dalam proses ini antara lain:


CaSO4.2H2O + (NH4)2CO3 --> (NH4)2SO4 + CaCO3
2KCl + (NH4)2CO3 --> K2SO4 + 2NH4Cl

Adapun reaksi samping:


CaCO3 --> CaO + CO2
2NH4Cl + CaO + H2O --> CaCl2 + 2NH4OH
2NH4OH + CO2 --> (NH4)2CO3

Karakter dasar dari proses ini ialah adanya sistem recovery multistage untuk gas amoniak
dan KCl, juga produk ZK yang dihasilka akan selalu mengandung amonium sulfat yang
sangat dipengaruhi oleh komposisi mother liquor.

C. Proses Produksi ZK melalui dekomposisi KCl dengan MgSO4


Reaksi yang terjadi:

2KCl + 2MgSO4.xH2O + 5H2O --> K2Mg(SO4)2.6H2O + MgCl2


K2Mg(SO4)2.6H2O + 2KCl --> 2K2SO4 + MgCl2 + 6H2O

Proses produksi ZK melalui dekomposisi KCl dengan MgSO4 terdiri dari dua tahap
konversi, yakni magnesium sulphate bereaksi dengan sylvite (KCl) membentuk schoenite
(K2Mg(SO4)2.6H2O) terlebih dahulu sebelum membentuk produk akhir yaitu SOP (ZK).
Skema proses yang biasa digunakan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Diagram alir proses produksi ZK dengan dekomposisi KCl dan MgSO4

D. Proses Produksi ZK melalui Dekomposisi KCl dengan (NH4)2SO4

Reaksi yang terjadi:

2KCl + (NH4)2SO4 --> K2SO4 +2NH4Cl

Proses ini memiliki beberapa karakteristik, diantaranya yaitu konversi KCl menjadi
pupuk K2SO4 atau K2SO4-(NH4)2SO4 pada temperatur 25ºC. Rasio K2O : N di pupuk
dapat divariasikan dari 50 : 1 hingga 40 : 5. Selain itu NH4Cl dan KCl dapat direcover
dengan proses kristalisasi dari larutan induk. PFD dari proses ini dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.
Diagram alir proses produksi ZK dengan dekomposisi KCl dan (NH4)2SO4

Pengaruh kadar NH4 di larutan induk terhadap kadar K2SO4 pada garam yang telah
dikristalisasi direpresentasikan oleh grafik. Terlihat bahwa semakin rendah kandungan
NH4 di larutan induk maka semakin besar pula yield produk yang dapat diperoleh.

E. Proses Hargreaves

Tidak banyak literatur yang membahas proses ini. Dalam proses ini KCl dikeringkan,
diayak, dan diumpankan ke chamber reaksi. Gas SO2 panas dari Sulfur burner
direaksikan dengan uap air dan udara (kondisi excess) di masukan ke dalam converter
secara batch dan counter-current. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

4KCl + 2SO2 + O2 + 2H2O --> 2K2SO4 + 4HCl

F. Proses Mannheim dengan Mencampur Langsung KCl dengan H2SO4

Proses ini menggunakan furnace Mannheim yang berupa bejana silindris yang memiliki
2 ruang bakar, yaitu combustion chamber dan reaction chamber. Temperatur operasi
furnace Mannheim adalah sebesar 800ºC. Karakteristik dari proses ini yaitu:

1. Temperatur tinggi
2. Banyak problem pada material (tingkat korosi, dll)
3. Diperoleh by-product HCl
Reaksi yang terjadi adalah:
KCl + H2SO4 --> KHSO4 + HCl
KCl + KHSO4 --> K2SO4 + HCl

Reaksi tahap pertama bersifat eksotermis dan terjadi pada temperatur yang rendah,
sedangkan reaksi tahap kedua bersifat endotermis dan berlangsung pada temperatur 550
– 600ºC. Produk ZK selanjutnya didinginkan di cooling drum. Residu H2SO4 dinetralkan
dengan penambahan Ca(OH)2 dan CaCO3 sedangkan by-product HCl yang terbentuk
didinginkan di graphite heat exchanger dan selanjutnya dilakukan absorbsi 2 tahap
dengan air.

Diagram alir Mannheim

Spesifikasi produk yang dihasilkan adalah sebagai berikut:


Emisi yang dihasilkan dikontrol dengan batasan HCl maksimum 5 ppm dan SO2
maksimum 800 ppm. Beberapa negara di dunia yang telah mendirikan pabrik ZK dengan
proses Mannheim antara lain Belgia, Amerika Serikat, Indonesia, dan Cina.

G. Pemurnian Sumber Sulfat Alami seperti Langbeinite dan Kainite


Dasar pemurnian proses ini adalah reaksi kristal dan pertukaran ion. Proses pemurnian
langbeinite dapat dilakukan dengan menggunakan Muriate of Potash (MOP) atau KCl
dengan mencampurnya dengan langbeinite. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

4KCl + K2SO4.2MgSO4 --> 3K2SO4 + 2MgCl2

Bijih langbeinite dipisahkan dari KCl dan NaCl dengan pencucian selektif, pengapungan,
dan penambahan agen pemisah. Selanjutnya bijih tersebut dihaluskan dengan ball mill
dan dicampur dengan larutan MOP yang telah dilarutkan dan di-clarified terlebih dahulu
pada unit terpisah. Produk ZK yang terbentuk berupa larutan garam dan kristal. Kristal
dapat difiltrasi atau disenrifugasi kemudian dikeringkan, dan terakhir diayak untuk
memperoleh ukuran produk yang sesuai. Sedangkan garam dapat dievaporasi, kristalisasi,
dan terakhir difiltrasi. Campuran dari garam yang diperoleh dapat diumpankan kembali
ke reaktor, sedangkan filtratnya dapat dibuang sebagai limbah.

Proses pemurnian bijih kainite yang hampir mirip dengan pemrosesan langbainite terdiri
dari 4 tahap:
1. Persiapan bijih dan pengapungan
2. Produksi schoenite (K2SO4.MgSO4.6H2O) dan recovery-nya
3. Leaching schoenite menjadi ZK
4. Pengolahan larutan induk

Kainite dihaluskan bersama garam recycle di ball mill dan hydroclasifier. Overflow akan
menuju ke thickner dan filter utama sedangkan underflow diolah dengan flotasi dan
filtrasi. Cake dari filter utama akan diumpankan ke reaktor schoenite dan cyclone. Setelah
2 tahap pemisahan, Schoenite diumpankan ke reaktor leaching dan ZK yang terbentuk
dipisahkan di thickner lalu di sentrifugasi dan dikeringkan, sedangkan overflow thickner
di-recycle kembali. Spesifikasi produk yang terbentuk juga cukup baik, yakni kadar K2O
minimal 50% dan kandungan chlorine kurang dari 1%.

JENIS-JENIS PUPUK KALIUM


Jenis pupuk yang khusus mengandung kalium relatif sedikit jumlahnya. Umumnya sudah
dicampur dengan pupuk atau unsur lain menjadi pupuk majemuk. Sehingga menjadi
pupuk yang mengandung kalium, nitrogen dan atau fosfor (dua atau lebih hara tanaman).
Kadar pupuk K dinyatakan sebagai % K2O. Konversi kadar K2O menjadi K adalah
sebagai berikut:
% K2O = 1.2 X % K, dan % K = 0.83 X % K2O
Muriate (KCl)
Dianggap pupuk yang kadar hara K nya tinggi. Nama muriate berasal dari asam murit
adalah sama dengan asam khlorida. Kadar K2O teoritis dapat mencapai 60-62%; tetapi
dalam kenya taan pupuk muriate yang diperdagangkan hanya sekitar 50%. Bentuknya
berupa butiran kecil-kecil atau berupa tepung dengan warna putih sampai kemerah-
merahan. Dalam praktek lebih banyak digunakan jika dibandingkan dengan pupuk-pupuk
K yang lain karena harganya relatif murah.
Pupuk ini kurang disenangi karena kadar Cl nya yang tinggi terutama untuk pemupukan
tanaman yang peka terhadap kualitas maupun produksi. Banyak digunakan untuk
perkebunan karet dan tebu, tetapi sekarang sebagian beralih ke pupuk KNO3. Pemupu
kan KNO3 selain memupuk K juga berarti memupuk N. Kalium sulfat (zwavelzuure kali
= ZK) Rumus kimia: K2SO4. Pupuk ini banyak digunakan baik untuk perkebunan
maupun petani kecil. Harganya lebih mahal jika dibandingkan dengan pupuk muriate.
Kadar K2O sekitar 48-50%. relatif mengandung Cl sedikit lebih kurang hanya 2.5%.
Pupuk ZK dapat dibuat dari garam komplek K2SO4.2MgSO4. Garam komplek ini
dilarutkan dalam air kemudian diberi KCl Reaksinya:

K2SO4.2MgSO4 + KCl --> 3 K2SO4 + 2 MgCl2.

K2SO4 akan mengendap dan untuk memisahkannya maka MgCl2 didekantir. Pupuk ini
sejak lama banyak digunakan di Indonesia. Untuk tanaman sera misalnya rami, sosella
dan kapas pemupukan K mmengakibatkan kualiats seratnya lebih tinggi. Atau dibuat dari
garam KCl yang diasamkan dengan asam sulfat. Reaksinya sebagai berikut:
2 KCl + H2SO4 --> K2SO4 + HCl

Reaksi pencampuran dilakukan dalam bejana besi panas yang selalu diaduk agar
bercampur sempurna. Gas HCl yang keluar didinginkan dan dilarutkan dalam air.
KEGUNAAN

Pupuk ZK merupakan pupuk yang mengandung berbagai macam nutrien untuk


keperluan tanaman atau tumbuhan. Kegunaan serta keunggulan pupuk ZK adalah:

1. Kegunaan :

 Mempengaruhi susunan dan mengedarkan karbohidrat di dalam tanaman.


 Mempercepat metabolisme unsur nitrogen.
 Mencegah bunga dan buah agar tidak mudah gugur.

2. Keunggulan :

 Tidak higroskopis.
 Mudah larut dalam air.
 Sumber unsur hara kalium dan belerang dengan kadar cukup tinggi.
 Dapat dicampur dengan pupuk lain.
 Aman digunakan untuk semua jenis tanaman.
 Memperkuat daya tahan tanaman terhadap serangan hama penyakit.
 Merupakan pilihan terbaik untuk memenuhi kebutuhan unsur hara Kalium.
 Untuk tanaman tembakau : memperbaiki kelenturan dan warna daun,
meningkatkan produksi daun dan jumlah

SIFAT FISIKA DAN KIMIA

2.3.1 Bahan Baku

1. KCl

 Nama lain : Potassium Chloride


 Rumus Molekul : KCl
 Masa Atom : 74,55
 Bau : Berbau
 Kadar Air : 1% maksimum
 Konsentrasi : 60 % K2O minimum
 Penampilan : kristal putih solid
 Warna : putih
 Grade partikel : halus
 Kepadatan : 1,984
 Titik Lebur : 790 ºC
 Titik Didih : 1420 ºC
 Kelarutan dalam Air : 28,1 g/100 ml (0ºC) 34,4 g/100 ml (20ºC) 56,7 g/100 ml
(100ºC)
 Kelarutan : Larut dalam eter, gliserol, alkalies. Sedikit larut dalam
alkohol
 Keasaman (pH) :7
 PENANGANAN :
1. Kontak Mata:
Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak, segera
siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat
digunakan. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
2. Kontak Kulit :
Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya
selama 15 menit dengan mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan sepatu.
Tutupi kulit yang teriritasi dengan yg sesuatu melunakkan. Air dingin mungkin
dapat digunakan pakaian.cuci sebelum digunakan kembali. benar-benar bersih
sepatu sebelum digunakan kembali. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
3. Kulit Serius :
Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan krim
anti-bakteri. Mencari medis segera
4. Inhalasi:
Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan
buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan segera perhatian medis.
5. Serius Terhirup:
Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan pakaian yang
ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. jika sulit bernapas,
beri oksigen. Jika korban tidak bernafas, lakukan pernafasan dari mulut ke mulut.
 PERINGATAN:
1. Ini mungkin berbahaya bagi orang yang memberikan bantuan lewat mulut ke
mulut (resusitasi) bila bahan dihirup adalah racun, infeksi atau korosif. Cari
bantuan medis segera.

2. Tertelan:
Jangan mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian oleh
personel medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada
korban yang sadar. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat
pinggang atau ikat pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.

2. H2SO4

 Nama Lain : Minyak asam belerang, babcock asam, asam sulfat


 Bentuk : Cair
 Masa Atom : 98,08
 Konsentrasi : 98 % minimum
 Bau : berbau
 Penampilan : cair berminyak
 pH : 1 N solusi (sekitar 5% b/b)=0,3; 0.1 N solution (sekitar
0,05% b/b)=2.1
 Hazard : Bereaksi pada suhu ekstrim dengan kekerasan
dekomposisi.
 Penanganan
Hindari kontak langsung dengan asam. Cegah penghisapan uap atau kabut,
dengan bekerja dalam almari asam atau dengan ventilasi yang baik. Pengenceran
asam dilakukan dengan menambahkan asam sedikit demi sedikit ke dalam air dan
bukan sebaliknya.
 Saran penyimpanan :
Simpan asam dalam wadah yang kuat di tempat berventilasi dan dingin. Jauhkan
dari air, zat organik mudah terbakar dan logam.

3. Na2SO4

 Nama Lain : Natrium sulfat, sodium sulfat


 Rumus Molekul : Na2SO4
 Berat Molekul : 142,04 g/mol
 Bentuk : Kristal putih, higroskopis
 Densitas : 2,68 gr/cm3
 Titik Lebur : 884 °C
 Kelarutan dalam air : 4,76 gr/100 mL air
 Penanganan:
Cuci sampai bersih setelah menangani. Cuci tangan sebelum makan. Lepaskan
pakaian yang terkontaminasi dan cuci sebelum digunakan kembali. Minimalkan
generasi debu dan akumulasi. Hindari kontak dengan mata, kulit, dan pakaian.
Hindari konsumsi dan inhalasi. Gunakan dengan ventilasi yang memadai. Jangan
biarkan kontak dengan air. Jauhkan dari kontak dengan udara lembab dan uap.
 Penyimpanan:
Jaga agar tidak kontak dengan bahan oksidasi. Simpan di tempat yang sejuk,
kering, berventilasi baik jauh dari bahan yang tidak kompatibel. Jangan simpan
dalam wadah aluminium. Toko dilindungi dari kelembaban. Fasilitas untuk
menyimpan atau menggunakan bahan ini harus diperlengkapi dengan fasilitas
pencuci mata dan pancuran keselamatan. Gunakan ventilasi yang memadai untuk
menjaga konsentrasi udara rendah.

2.3.2 Produk

1. Produk Utama K2SO4

 Nama lain : Kalium sulfat


 Kalium ( K2O) : 50%
 Sulfur (S) : 17%
 Kadar Klorida (Cl) : Maksimal 2,5%
 Kadar air maksimal : 1%
 Bentuk : Powder/serbuk solid
 Kepadatan : 2,66 g/cm3
 Berat Molekul : 174,26
 Warna : Putih
 Titik lebur : 1069 °C, 1342 K
 Tititk didih : 1689 °C, 1962 K
 Penampilan:
Tak berwarna atau putih. Perhatian! Dapat menyebabkan iritasi mata dan kulit.
Dapat menyebabkan pernapasan dan pencernaan iritasi saluran. Sifat toksikologi
bahan ini belum sepenuhnya diselidik. Target Organ: Tidak diketahui.
 Potensi Efek Kesehatan
1. Mata: Debu dapat menyebabkan iritasi mekanis.
2. Kulit: Dapat menyebabkan iritasi kulit.
3. Tertelan: Pemakanan dalam jumlah besar dapat menyebabkan iritasi
gastrointestinal.
4. Inhalasi: Dapat menyebabkan iritasi saluran pernafasan.
5. Kronis: keracunan Kalium dapat terjadi pada kasus yang jarang terjadi paparan
panjang atau konsumsi.
 Penanganan
1. Mata: Bilas mata dengan banyak air selama minimal 15 menit, sesekali
mengangkat kelopak mata atas dan bawah. Dapatkan bantuan medis.
2. Kulit: Dapatkan bantuan medis. Siram kulit dengan banyak sabun dan air selama
minimal 15 menit sambil melepaskan pakaian dan sepatu yang tercemar.
3. Jika tertelan: Jika korban sadar dan waspada, berikan 2-4 cupfuls susu atau air.
Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang tidak sadar.
Dapatkan bantuan medis.
4. Inhalasi: Hapus dari paparan udara segar segera.
5. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan
oksigen. Dapatkan bantuan medis.
6. Catatan untuk Dokter: Orang dengan asma mungkin pada peningkatan risiko dari
paparan produk ini. Perlakukan berdasar gejala dan penuh dukungan.

2. Produk Samping HCl

 Nama lain : Asam klorida


 Konsentrasi HCl : 32%
 Berat Molekul : 36,45
 Kadar besi (Fe) : 140 ppm max
 Bentuk : Cair
 Densitas : 1,18 g/cm3
 Titik lebur : -27,32 °C (274 K) larutan 38%
 Titik didih : 110 °C (383 K) larutan 20,2%
 Penanganan bahan : Bekerja dengan gas/uap HCL harus dalam lemari
asam.Waspada terhadap kebocoran gas.
 Pencegahan terhadap pemaparan : Gunakan pelindung tubuh.
 Penyimpanan : Simpan ditempat dingin, berventilasi dan lantai gedung harustahan
asam.
 Syarat khusus penyimpanan bahan : Jauhkan dari bahan oksidator dan bahanalkali
serta sulfida, formadehid, logam natrium, merkuri sulfat dan amoniumhidroksida.

3. Produk Samping NaCl

 Nama lain : Natrium Klorida


 Penampilan : Solid (bubuk kristal padat)
 Bau : Sedikit
 Rasa : Garam
 Berat molekul : 58,44 gr/mol
 Warna : Putih
 Titik didih : 1413°C
 Titik leleh : 801°C
 Penanganan
1. Kontak kulit
Dalam kasus terjadi kontak , segera basuh kulit dengan banyak air sekurang-
kurangnya 15 menit dengan mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi
dansepatu-
2. Kulit serius
Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan
krimanti bakteri-
3. Inhalasi
Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan
buatan. jika sulit bernapas, berikan oksigen.

4. Mata
Basuh mata dengan banyak air minimal selama 15 menit, sesekali mengangkat
kelopak mata atas dan bawah . dapatkan bantun medis.
 Tertelan
Jika korban sadar dari waspada, beri 2-4 cuplus susu atau air dapatkan
bantuanmedis. Cuci mulut dengan air.
 Perhatian Ini mungkin berbahaya bagi orang yang memberikan lewat bantuan
pernapasan buatan (resustasi) bila bahan dihirup adalah racun, infeksi atau korosif.
Cari bantuan medis segera
 Tertelan: Jangan mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian
oleh personel medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada
korban yang sadar. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat
pinggang atauikat pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.

HARGA BAHAN BAKU DAN PRODUK

Tabel 2.1 Harga Bahan Baku dan Produk

Bahan Harga
KCl Rp 3.503/ kg
H2SO4 Rp 2.441/ kg
Na2SO4 Rp 793/ kg
K2SO4 Rp 9.973/ kg
HCl Rp 61.035/ kg
NaCl Rp 1.831/ kg
DATA TERMODINAMIKA

Tabel 2.5 Data Termodinamika

Bahan ΔHf (kJ/mol) ΔGf (kJ/mol)


KCl -436,7 -409,1
H2SO4 -814,0 -690,0
Na2SO4 -1387,1 149,6
K2SO4 -1437,8 -1321,4
HCl -167,2 -131,2
NaCl -411,1 -384,1

REAKSI

1. Proses Manheim dengan pemcampuran langsung H2SO4 dengan KCl


Proses reaksi antara KCl dan asam sulfat :
2 KCl + H2SO4 K2SO4 + 2 HCl
Reaksi asam sulfat dan KCl terjadi dalam 2 tahap :
1). KCl + H2SO4 KHSO4 + KCl
2). KCl + KHSO4 K2SO4 + HCl
2. Dekomposisi KCl dengan menggunakan Na2SO4
Na2SO4 + 2KCl K2SO4 + 2NaCl

MARGIN KEUNTUNGAN KOTOR (MKK)

Komponen Berat mol x Rp/kg = Rp/kmol


KCl 74,55 3.503 261.148,65

H2SO4 98,08 2.441 239.413,28

Na2SO4 142,04 793 112.637,72

K2SO4 174,26 9.973 1.737.894,98

HCl 36,45 61.035 2.224.725,75

NaCl 58,44 1.831 107.003,64


1. Margin keuntungan kotor bahan baku KCl dan H2SO4
MKK = produk – reaktan
= 3.962.620,73 – 500.551,93
= 3.462.068,8
2. Margin Keuntungan Kotor Bahan Baku KCl dan Na2SO4
MKK = produk – reaktan
= 1.850.532,7 – 373.786,37
= 1.476.746,33
UTILITAS

Dalam suatu pabrik, peran dari utilitas sebagai unit pendukung operasional suatu
proses produksi pada pabrik tersebut sangatlah penting. Semua sarana pendukung
operasional proses produksi tersebut disediakan dan disiapkan oleh suatu unit atau pabrik
yang secara umum disebut pabrik utilitas. Sarana utilitas pada pabrik Kalium Sulfat
diantaranya :

 Air
Air dalam pabrik kalium sulfat ini digunakan sebagai air pendingin, air sanitasi,
air umpan broiler dan air proses.
 Steam
Steam pada pabrik digunakan untuk proses pemanasan (menaikkan suhu).
 Listrik
Listrik berfungsi sebagai tenaga penggerak beberapa peralatan proses maupun
penerangan.
 Bahan Bakar
Bahan bakar berfungsi untuk bahan bakar broiler dan pembangkit tenaga listrik.

2.9 Fasilitas Penyimpanan

2.9.1 Tangki Penampung Produk

 Fungi : Menampung disolution K2SO4


 Bentuk : Tangki silinder tegak dengan tutup atas standar dished
had dan tutup bawah berbentuk konis
 Bahan Konstruksi : Carbon Steel SA-283 grade C
 Jumlah : 1 buah
 Kapasitas : 48,5 ft3
 Diameter Tangki : 3,7 ft
 Tinggi Tangki : 3,7 ft
 Tebal Tutup Atas : ¼ in
 Tebal Tutup Bawah : ¼ in
 Macam Las : Double Welded buat Joint

2.9.2 Tangki Penyimpanan Bahan Baku

 Fungsi : Menampung larutan H2SO4


 Tipe : Vertikal
 Kapasitas : 2336,58 gal
 Bentuk : Tangki silinder dengan tutup atas conical dan tutup bawah
datar
 Diameter : 12 ft
 Tinggi : 12 ft
 Tebal Tangki : 4/16 ft
 Tebal Tutup : 4/16 ft
 Macam Las : Double welded butt Joint
 Bahan Konstruksi : Carbon Steel SA-212 grade A
 Jumlah : 1 buah

LOKASI PABRIK

Ada beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan dalam menentukan lokasi


pabrik agar pabrik yang kita rancang bisa mendatangkan keuntungan yang besar antara
lain : penyediaan bahan baku, pemasaran produk, fasilitas transportasi dan tenaga kerja.

Alasan pemilihan lokasi untuk lokasi pendirian pupuk kalium sulfat yang sesuai dengan
studi kelayakan antara lain :

 tersedia sumber air,


 dekat dengan konsumen pupuk.
 dekat dengan pelabuhan.
 berdekatan dengan pabrik penyedia bahan baku untuk
 memudahkan memperoleh bahan baku seperti H2SO4.

Lokasi pabrik berada di Surabaya Jawa Timur, pertimbangan pemilihan lokasi


pabrik ZK di Surabaya antara lain sebagai berikut :

 Penyediaaan bahan baku

Untuk menekan biaya penyediaan bahan baku, maka pabrik pupuk didirikan
berdekatan dengan pabrik pupuk lainnya yang juga untuk memudahkan
memperoleh bahan baku seperti H2SO4 , pabrik pupuk di Jawa Timur yaitu
petrokimia gresik. Untuk bahan baku KCl sementara ini impor dari Amerika
Serikat, karena ketersediaan bahan baku KCl di Indonesia sangat sedikit.

 Pemasaran produk

Jawa adalah daerah industri kimia yang besar dan sedang berkembang pesat. Hal
ini menjadikan daerah tersebut sebagai pasar yang baik untuk pendirian pupuk ZK.
Saat ini pabrik yang membutuhkan pupuk kalium sulfat sebagian besar juga
terdapat di pulau Jawa, namun pemasaran pupuk ZK dari Jawa ke pulau-pulau
lainnya tidaklah sulit karena sudah tersedianya saran transportasi laut yang
memadai.

 Transportasi

Sarana transportasi darat dan laut sudah tidak menjadi masalah, karena fasilitas
jalan raya dan pelabuhan di Paciran sudah memadai.

 Tenaga Kerja

Untuk tenaga kerja dengan kualitas tertentu dapat dengan mudah diperoleh meski
tidak dari daerah setempat. Sedangkan untuk tenaga buruh diambil dari daerah
setempat atau dari para pendatang pencari kerja.

 Faktor Penunjang Lain

Jawa Timur merupakan salah satu Provinsi yang memiliki daerah kawasan
industri yang telah ditetapkan oleh pemerintah, sehingga faktor-faktor seperti :
tersedianya energi listrik, bahan bakar, air, iklim dan karakter tempat atau
lingkungan bukan merupakan suatu kendala karena semua telah dipertimbangkan
pada penetapan kawasan tersebut sebagai kawasan industri.

PENGOLAHAN LIMBAH

Dalam pabrik Kalium Sulfat selama proses produksi menghasilkan limbah yang
perlu diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan. Limbah yang dihasilkan ada
2 macam yaitu :

1. Limbah Cair
Limbah cair ini berasal dari flushing-flushing berkala yang dilakukan pada slurry
outlet saturator, bottom cone saturator, bagian dalam mother liquor tank, basket
centrifuge, dan oli peralatan.
2. Emisi Gas dan Partikulat
Emisi Kan pada pabrik Kalium Sulfat ini berupa debu berasal dari pupuk yang
terbawa oleh udara di Rotary dryer.
1. Penanganan Limbah Cair

Limbah cair pabrik Kalium Sulfat sebagian besar berasal dari flushing peralatan
pabrik. Limbah cair tersebut ditampung dalam stump tank kemudian dialirkan menuju
kolam netralisasi dan aerasi.

2. Penanganan Limbah Gas

Unit pengeringan dalam pabrik pupuk Kalium Sulfat dilengkapi dengan sistem
scrubbing yang bertujuan untuk menangkap debu pupuk dari Rotary dryer. Pencucian
debu menggunakan 1 buah Wat cyclone dilengkapi dengan instalasi saluran gas dan ban
yang dipasang setelah cyclone.

Anda mungkin juga menyukai