Oleh:
Kandungan Kadar
Kalium (K2O) 50 %
Belerang 17 %
Air Maksimal 1 %
Klorida (Cl) Maksimal 2,5 %
Potasium sulfat (K2SO4) (juga dikenal sebagai garam abu sulfur) merupakan
garam yang terdiri dari kristal putih yang dapat larutdalam air. Tak mudah terbakar.
Bahan kimia ini biasanya digunakan dalam pupuk, menyediakan potasium dan sulfur.
Potasium sulfat juga merupakan biproduk pada produksi asam sendawa.
Potasium sulfat, K2SO4, ialah garam yang awalnya dikenal pada abad ke-14, dan
dipelajari oleh Glauber, Boyle dan Tachenius, disebut di abad ke-17 sebagai arcanuni atau
sal duplicatum, dianggap sebagai kombinasi garam asam dengan garam alkalin.
Dihasilkan sebagai biproduk dalam banyak reaksi kimia, dan kemudian digunakan untuk
disuling dari kainit, salah satu mineral Stassfurt, namun proses itu telah ditinggalkan
karena garam dapat dibuat cukup murah dari klorida dengan membusukkannya
denganasam belerang dan calcining residunya. Untuk memurnikan produk mentahnya
maka dilarutkan dalam air panas dan larutan yang disaring dan bisa didinginkan, saat
bagian terbesar garam yang dilarutkan itu menghablur dengan promptitule yang khas.
Kristal yang amat bagus memiliki bentuk piramida sisi 6 ganda, namun sesungguhnya
termasuk sistem rhombik. Kristal-kristal itu transparan, amat keras dan sama sekali
permanen di udara. Memiliki ras pahit, asin. Garamnya dapat larut dalam air, namun tak
dapat larut dalam garam abu tajam dari sp. gr. 1,35, dan dalam alkohol sebenarnya.
Melebur pada suhu 1078 °C. Garam mentah itu biasa digunakan dalam pengolahan kaca.
Sulfat asam atau bisulfat, KHSO4, siap diproduksi dengan memfusikan 13 bagian garam
mormal berbubuk dengan 8 bagian asam belerang. Membentuk piramida rhombik, yang
melebur pada 197. Melebur pada 3 bagian air 0°C. Kelarutannya menunjukkan reaksi
banyak seolah 2 kongenernya, K2SO4 and H2SO4, hadir berdampingan satu sama lain
yang tak tergabung. Kelebihan alkohol, nyatanya, endapan sulfat normal (dengan sedikit
bisulfat) dan asam bebas tetap dalam larutan.
Kemiripannya ialah garam kering yang bergabung pada tekanan merah pudar; berlaku
pada silikat, titanat, dsb., seolah merupakanasam belerang yang ditingkatkan melebihi
titik didih alaminya. Itulah sebabnya penerapannya yang sering dalam analisis ialah
sebagai alat penghancur. Untuk garam dari asam belerang lainnya, lihat sulfur.
Pertambangan sumber batuan tersebut banyak terdapat di negara Rusia, Kanada, benua
Eropa, Israel, negara-negara timur tengah, Cina, Thailand, Kongo, dan Amerika Serikat.
Pemilihan proes produksi yang digunakan di dalam suatu pabrik pupuk ZK bergantung
pada ketersediaan bahan baku. Secara umum ada 7 proses produksi pembuatan pupuk ZK,
yaitu:
1. Dekomposisi KCl dengan Na2SO4
2. Dekomposisi KCl dengan CaSO4
3. Dekompisisi KCl dengan MgSO4
4. Dekomposisi KCl dengan (NH4)2SO4
5. Proses Hargreaves yaitu mereaksikan gas SO2, O2, dan H2O dengan KCl
6. Proses Mannheim yaitu mencampur langsung KCl dengan H2SO4 dengan rasio mol
tertentu
7. Pemurnian sumber sulfat alami seperti langbeinite dan kainit
A. Proses Produksi ZK dengan Dekomposisi KCl dengan Na2SO4
Dewasa ini, sumber yang umum digunakan berasal dari Sodium Sulphate Na2SO4 yang
dapat diperoleh dari hasil samping dari beberapa proses produksi yakni:
1. Pengolahan bijih chromium
2. Pemurnian flue gas
3. Pembuatan serat (viscose fibres)
4. Produksi HCl, pigmen silica, asam lemak, dan trimethylolpropane
5. Pengolahan limbah asam sulfat
Diagram alir proses produksi ZK dengan melalui dekomposisi KCl dengan Na2SO4
Penjelasan proses:
Bahan baku yang digunakan adalah sodium sulphate baik dalam bentuk anhydrous
(Na2SO4) maupun dalam bentuk hydrated (Na2SO4.10H2O). Selain itu digunakan juga
potassium chloride (KCl) dalam bentuk larutan pada temperatur 20 – 25ºC. Umpan KCl,
Na2SO4, dan recycle mother liquor yang mengandung kristalin glaserite K3Na(SO4)2
dan KCl, serta kondensat hasil kondensasi dari uap evaporator diumpankan ke reaktor.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
4Na2SO4 + 6KCl --> 2K3Na(SO4)2 + 6NaCl
2KCl + 2K3Na(SO4)2 --> 4K2SO4 + 2NaCl
Rasio mol Na2SO4 : KCl dibuat sangat berlebih yakni antara 1 : 6 sampai 1 : 10 untuk
mendapatkan konversi yang tinggi (96 – 99%), sedangkan untuk rasio mol ZK :
Na2SO4 dijaga 2 : 1. Beberapa variasi rasio mol (mr) bahan baku dan produk terhadap
konversi yang diperoleh di dalam reaktor ditampilkan pada Gambar 2.
Pengaruh rasio mol reagent terhadap derajat konversi Na2SO4 menjadi K2SO4
Setelah bereaksi di reaktor, produk ZK dipisahkan di filter dan selanjutnya mother liquor
yang terbentuk diuapkan di unit konsentrasi 2 tingkat secara bertahap dan diikuti dengan
proses kristalisasi pada temperatur rendah (-2ºC) untuk tahap 1. Setiap mother liquor yang
sudah terpisah baik di tahap 1 maupun 2 akan dipisahkan di filter untuk selanjutnya di-
recycle kembali ke reaktor, sedangkan uap dari unit konsentrasi akan dikondensasikan
terlebih dahulu dan selanjutnya dikirim ke reaktor.
Selain produk ZK juga diperoleh by-product berupa NaCl. Adapun spesifikasi produk ZK
adalah sebagai berikut:
K2SO4 : 96%-w
Cl- : 0,5%-w
Na+ : 0,2%-w
Karakter dasar dari proses ini ialah adanya sistem recovery multistage untuk gas amoniak
dan KCl, juga produk ZK yang dihasilka akan selalu mengandung amonium sulfat yang
sangat dipengaruhi oleh komposisi mother liquor.
Proses produksi ZK melalui dekomposisi KCl dengan MgSO4 terdiri dari dua tahap
konversi, yakni magnesium sulphate bereaksi dengan sylvite (KCl) membentuk schoenite
(K2Mg(SO4)2.6H2O) terlebih dahulu sebelum membentuk produk akhir yaitu SOP (ZK).
Skema proses yang biasa digunakan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Proses ini memiliki beberapa karakteristik, diantaranya yaitu konversi KCl menjadi
pupuk K2SO4 atau K2SO4-(NH4)2SO4 pada temperatur 25ºC. Rasio K2O : N di pupuk
dapat divariasikan dari 50 : 1 hingga 40 : 5. Selain itu NH4Cl dan KCl dapat direcover
dengan proses kristalisasi dari larutan induk. PFD dari proses ini dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.
Diagram alir proses produksi ZK dengan dekomposisi KCl dan (NH4)2SO4
Pengaruh kadar NH4 di larutan induk terhadap kadar K2SO4 pada garam yang telah
dikristalisasi direpresentasikan oleh grafik. Terlihat bahwa semakin rendah kandungan
NH4 di larutan induk maka semakin besar pula yield produk yang dapat diperoleh.
E. Proses Hargreaves
Tidak banyak literatur yang membahas proses ini. Dalam proses ini KCl dikeringkan,
diayak, dan diumpankan ke chamber reaksi. Gas SO2 panas dari Sulfur burner
direaksikan dengan uap air dan udara (kondisi excess) di masukan ke dalam converter
secara batch dan counter-current. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
Proses ini menggunakan furnace Mannheim yang berupa bejana silindris yang memiliki
2 ruang bakar, yaitu combustion chamber dan reaction chamber. Temperatur operasi
furnace Mannheim adalah sebesar 800ºC. Karakteristik dari proses ini yaitu:
1. Temperatur tinggi
2. Banyak problem pada material (tingkat korosi, dll)
3. Diperoleh by-product HCl
Reaksi yang terjadi adalah:
KCl + H2SO4 --> KHSO4 + HCl
KCl + KHSO4 --> K2SO4 + HCl
Reaksi tahap pertama bersifat eksotermis dan terjadi pada temperatur yang rendah,
sedangkan reaksi tahap kedua bersifat endotermis dan berlangsung pada temperatur 550
– 600ºC. Produk ZK selanjutnya didinginkan di cooling drum. Residu H2SO4 dinetralkan
dengan penambahan Ca(OH)2 dan CaCO3 sedangkan by-product HCl yang terbentuk
didinginkan di graphite heat exchanger dan selanjutnya dilakukan absorbsi 2 tahap
dengan air.
Bijih langbeinite dipisahkan dari KCl dan NaCl dengan pencucian selektif, pengapungan,
dan penambahan agen pemisah. Selanjutnya bijih tersebut dihaluskan dengan ball mill
dan dicampur dengan larutan MOP yang telah dilarutkan dan di-clarified terlebih dahulu
pada unit terpisah. Produk ZK yang terbentuk berupa larutan garam dan kristal. Kristal
dapat difiltrasi atau disenrifugasi kemudian dikeringkan, dan terakhir diayak untuk
memperoleh ukuran produk yang sesuai. Sedangkan garam dapat dievaporasi, kristalisasi,
dan terakhir difiltrasi. Campuran dari garam yang diperoleh dapat diumpankan kembali
ke reaktor, sedangkan filtratnya dapat dibuang sebagai limbah.
Proses pemurnian bijih kainite yang hampir mirip dengan pemrosesan langbainite terdiri
dari 4 tahap:
1. Persiapan bijih dan pengapungan
2. Produksi schoenite (K2SO4.MgSO4.6H2O) dan recovery-nya
3. Leaching schoenite menjadi ZK
4. Pengolahan larutan induk
Kainite dihaluskan bersama garam recycle di ball mill dan hydroclasifier. Overflow akan
menuju ke thickner dan filter utama sedangkan underflow diolah dengan flotasi dan
filtrasi. Cake dari filter utama akan diumpankan ke reaktor schoenite dan cyclone. Setelah
2 tahap pemisahan, Schoenite diumpankan ke reaktor leaching dan ZK yang terbentuk
dipisahkan di thickner lalu di sentrifugasi dan dikeringkan, sedangkan overflow thickner
di-recycle kembali. Spesifikasi produk yang terbentuk juga cukup baik, yakni kadar K2O
minimal 50% dan kandungan chlorine kurang dari 1%.
K2SO4 akan mengendap dan untuk memisahkannya maka MgCl2 didekantir. Pupuk ini
sejak lama banyak digunakan di Indonesia. Untuk tanaman sera misalnya rami, sosella
dan kapas pemupukan K mmengakibatkan kualiats seratnya lebih tinggi. Atau dibuat dari
garam KCl yang diasamkan dengan asam sulfat. Reaksinya sebagai berikut:
2 KCl + H2SO4 --> K2SO4 + HCl
Reaksi pencampuran dilakukan dalam bejana besi panas yang selalu diaduk agar
bercampur sempurna. Gas HCl yang keluar didinginkan dan dilarutkan dalam air.
KEGUNAAN
1. Kegunaan :
2. Keunggulan :
Tidak higroskopis.
Mudah larut dalam air.
Sumber unsur hara kalium dan belerang dengan kadar cukup tinggi.
Dapat dicampur dengan pupuk lain.
Aman digunakan untuk semua jenis tanaman.
Memperkuat daya tahan tanaman terhadap serangan hama penyakit.
Merupakan pilihan terbaik untuk memenuhi kebutuhan unsur hara Kalium.
Untuk tanaman tembakau : memperbaiki kelenturan dan warna daun,
meningkatkan produksi daun dan jumlah
1. KCl
2. Tertelan:
Jangan mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian oleh
personel medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada
korban yang sadar. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat
pinggang atau ikat pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.
2. H2SO4
3. Na2SO4
2.3.2 Produk
4. Mata
Basuh mata dengan banyak air minimal selama 15 menit, sesekali mengangkat
kelopak mata atas dan bawah . dapatkan bantun medis.
Tertelan
Jika korban sadar dari waspada, beri 2-4 cuplus susu atau air dapatkan
bantuanmedis. Cuci mulut dengan air.
Perhatian Ini mungkin berbahaya bagi orang yang memberikan lewat bantuan
pernapasan buatan (resustasi) bila bahan dihirup adalah racun, infeksi atau korosif.
Cari bantuan medis segera
Tertelan: Jangan mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian
oleh personel medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada
korban yang sadar. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat
pinggang atauikat pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.
Bahan Harga
KCl Rp 3.503/ kg
H2SO4 Rp 2.441/ kg
Na2SO4 Rp 793/ kg
K2SO4 Rp 9.973/ kg
HCl Rp 61.035/ kg
NaCl Rp 1.831/ kg
DATA TERMODINAMIKA
REAKSI
Dalam suatu pabrik, peran dari utilitas sebagai unit pendukung operasional suatu
proses produksi pada pabrik tersebut sangatlah penting. Semua sarana pendukung
operasional proses produksi tersebut disediakan dan disiapkan oleh suatu unit atau pabrik
yang secara umum disebut pabrik utilitas. Sarana utilitas pada pabrik Kalium Sulfat
diantaranya :
Air
Air dalam pabrik kalium sulfat ini digunakan sebagai air pendingin, air sanitasi,
air umpan broiler dan air proses.
Steam
Steam pada pabrik digunakan untuk proses pemanasan (menaikkan suhu).
Listrik
Listrik berfungsi sebagai tenaga penggerak beberapa peralatan proses maupun
penerangan.
Bahan Bakar
Bahan bakar berfungsi untuk bahan bakar broiler dan pembangkit tenaga listrik.
LOKASI PABRIK
Alasan pemilihan lokasi untuk lokasi pendirian pupuk kalium sulfat yang sesuai dengan
studi kelayakan antara lain :
Untuk menekan biaya penyediaan bahan baku, maka pabrik pupuk didirikan
berdekatan dengan pabrik pupuk lainnya yang juga untuk memudahkan
memperoleh bahan baku seperti H2SO4 , pabrik pupuk di Jawa Timur yaitu
petrokimia gresik. Untuk bahan baku KCl sementara ini impor dari Amerika
Serikat, karena ketersediaan bahan baku KCl di Indonesia sangat sedikit.
Pemasaran produk
Jawa adalah daerah industri kimia yang besar dan sedang berkembang pesat. Hal
ini menjadikan daerah tersebut sebagai pasar yang baik untuk pendirian pupuk ZK.
Saat ini pabrik yang membutuhkan pupuk kalium sulfat sebagian besar juga
terdapat di pulau Jawa, namun pemasaran pupuk ZK dari Jawa ke pulau-pulau
lainnya tidaklah sulit karena sudah tersedianya saran transportasi laut yang
memadai.
Transportasi
Sarana transportasi darat dan laut sudah tidak menjadi masalah, karena fasilitas
jalan raya dan pelabuhan di Paciran sudah memadai.
Tenaga Kerja
Untuk tenaga kerja dengan kualitas tertentu dapat dengan mudah diperoleh meski
tidak dari daerah setempat. Sedangkan untuk tenaga buruh diambil dari daerah
setempat atau dari para pendatang pencari kerja.
Jawa Timur merupakan salah satu Provinsi yang memiliki daerah kawasan
industri yang telah ditetapkan oleh pemerintah, sehingga faktor-faktor seperti :
tersedianya energi listrik, bahan bakar, air, iklim dan karakter tempat atau
lingkungan bukan merupakan suatu kendala karena semua telah dipertimbangkan
pada penetapan kawasan tersebut sebagai kawasan industri.
PENGOLAHAN LIMBAH
Dalam pabrik Kalium Sulfat selama proses produksi menghasilkan limbah yang
perlu diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan. Limbah yang dihasilkan ada
2 macam yaitu :
1. Limbah Cair
Limbah cair ini berasal dari flushing-flushing berkala yang dilakukan pada slurry
outlet saturator, bottom cone saturator, bagian dalam mother liquor tank, basket
centrifuge, dan oli peralatan.
2. Emisi Gas dan Partikulat
Emisi Kan pada pabrik Kalium Sulfat ini berupa debu berasal dari pupuk yang
terbawa oleh udara di Rotary dryer.
1. Penanganan Limbah Cair
Limbah cair pabrik Kalium Sulfat sebagian besar berasal dari flushing peralatan
pabrik. Limbah cair tersebut ditampung dalam stump tank kemudian dialirkan menuju
kolam netralisasi dan aerasi.
Unit pengeringan dalam pabrik pupuk Kalium Sulfat dilengkapi dengan sistem
scrubbing yang bertujuan untuk menangkap debu pupuk dari Rotary dryer. Pencucian
debu menggunakan 1 buah Wat cyclone dilengkapi dengan instalasi saluran gas dan ban
yang dipasang setelah cyclone.