Anda di halaman 1dari 17

2.

2 Vapor Compression Refrigeration System dengan Single-Stage

Pada simulasi vapor compression refrigeration system dengan single-stage, alat-alat


yang digunakan yaitukondensor, control valve, evaporator, dan kompresor (masing-masing
satu). Untuk menyelesaikan beberapa case yang diberikan, maka melakukan langkah-langkah
berikut:

1. yang dilakukan yaitu menginput komponen yang digunakan pada component lists,
dimana komponen yang digunakan hanya satu yaitu propana. Dalam simulasi ini hanya
menggunakan satu komponen karena hanya terdapat satu aliran yang berjalan secara
kontinyu. Dan penggunaan satu komponen ini hanya untuk mengetahui sistem refrigerasi
yang berjalan pada proses tersebut.

2. yaitu menentukan fluid package yang digunakan. Dalam simulasi ini digunakan -
Peng-Robinson, karena propana merupakan komponen yang termasuk ke dalam golongan
hidrokarbon, sehingga fluid package yang digunakan yaitu Peng-Robinson.
3. yang dilakukan yaitu membuat skema dari alat beserta aliran (stream) dari masukan
ataupun keluaran alat-alat yang digunakan pada bagian simulation.Dengan daya sebesar 100
KW, temperatur pada aliran evaporator sebesar -20 oC, dan temperatur pada aliran kondensor
sebesar 40oC. Skema yang dibuat adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Skema Single-Stage

4. yang dilakukan yaitu membuka work book pada sisi hysys bagian kiri. Kemudian
mengisi Q-Evaporator sebesar 100 KW (temperatur -20 oC) pada tab energy streams, mengisi
mole fraction dengan konversi 1 (karena hanya terdapat satu komponen) pada tab
composition, mengisi data vapor fraction sebesar 1 pada aliran (stream) 3 dan vapor fraction
sebesar 0 pada aliran (stream) 4 pada tab material stream.

5. yang dilakukan yaitu membuka aliran (stream) 3 pada skema alat yang dibuat,
membuka tab attachment kemudian analysis, create envelope, membuka tab performance,
grafik yang ada diubah tipenya menjadi Th. Grafik tersebut menunjukkan sistem enthalphy
dan menyebabkan adanya perubahan suhu (Untuk mengetahui adanya perubahan suhu, cek
kembali work book).
Gambar 2. Grafik Pengaruh Enthalphy (KJ/Kmol) terhadap Temperatur (oC)

Kondisi pada skema tersebut dijelaskan sebagai berikut:


Aliran (stream) 1 atau keluaran kondensor.

Tabel 1. Kondisi Aliran (stream) 1 atau Keluaran Kondensor

Aliran (stream) 2 atau masukan evaporator.

Tabel 2. Kondisi Aliran (stream) 2 atau masukan evaporator


Aliran (stream) 3 atau keluaran evaporator.

Tabel 3. Kondisi Aliran (stream) 3 atau Keluaran Evaporator

Aliran (stream) 4 atau keluaran kompresor.

Tabel 4. Kondisi Aliran (stream) 4 atau Keluaran Kompresor


Kondensor.
Parameter:

Tabel 5. Kondisi Operasi Kondensor


Evaporator.
Parameter:

Tabel 6. Kondisi Operasi Evaporator


Kompresor.
Parameter:

Tabel 7. Kondisi Operasi Kompresor

2.3 Vapor Compression Refrigeration System dengan Two-Stage


Pada simulasi vapor compression refrigeration system dengan two-stage, alat-alat yang
digunakan yaitu kondensor, control valve, separator, evaporator, kompresor, dan mixer.

1. yang dilakukan yaitu menginput komponen yang digunakan pada component lists,
dimana komponen yang digunakan hanya satu yaitu propana. Dalam simulasi ini hanya
menggunakan satu komponen karena hanya terdapat satu aliran yang berjalan secara
kontinyu. Dan penggunaan satu komponen ini hanya untuk mengetahui sistem refrigerasi
yang berjalan pada proses tersebut.

2. yaitu menentukan fluid package yang digunakan. Dalam simulasi ini digunakan -
Peng-Robinson, karena propana merupakan komponen yang termasuk ke dalam golongan
hidrokarbon, sehingga fluid package yang digunakan yaitu Peng-Robinson.

3. yang dilakukan yaitu membuat skema dari alat beserta aliran (stream) dari masukan
ataupun keluaran alat-alat yang digunakan pada bagian simulation. Dengan daya sebesar 100
KW, temperatur pada aliran evaporator sebesar -20 oC, dan temperatur pada aliran kondensor
sebesar 40oC. Skema yang dibuat adalah sebagai berikut:

Gambar 3. Skema Two-Stage

4. yang dilakukan yaitu membuka work book pada sisi hysys bagian kiri. Kemudian
mengisi Q-Evaporator sebesar 100 KW (temperatur -20 oC) pada tab energy streams, mengisi
mole fraction dengan konversi 1 (karena hanya terdapat satu komponen) pada tab
composition, mengisi data vapor fraction sebesar 1 pada aliran (stream) 1 dan pada aliran
(stream) 5 pada tab material stream.

Kondisi pada skema tersebut dijelaskan sebagai berikut:


Aliran (stream) 1 atau keluaran kondensor.

Tabel 8. Kondisi Aliran (stream) 1 atau Keluaran Kondensor

Aliran (stream) 2 atau masukan separator.

Tabel 9. Kondisi Aliran (stream) 2 atau Masukan Separator


Aliran (stream) 3 atau keluaran separator.

Tabel 10. Kondisi Aliran (stream) 3 atau Keluaran Separator

Aliran (stream) 4 atau masukanevaporator.

Tabel 11. Kondisi Aliran (stream) 4 atau MasukanEvaporator

Aliran (stream) 5 atau keluaranevaporator.

Tabel 12. Kondisi Aliran (stream) 5 atau KeluaranEvaporator


Aliran (stream) 6 atau keluaran kompresor.

Tabel 13. Kondisi Aliran (stream) 6 atau Keluaran Kompresor

Aliran (stream) 7 atau keluaran separator.

Tabel 14. Kondisi Aliran (stream) 7 atau Keluaran Separator

Aliran (stream) 8 atau keluaran mixer.

Tabel 15. Kondisi Aliran (stream) 8 atau Keluaran Mixer


Aliran (stream) 9 atau keluaran kompresor.

Tabel 16. Kondisi Aliran (stream) 9 atau Keluaran Kompresor

Kondensor.
Parameter:
P = 10 kPa
Duty = 5.046 x 105 kJ/h

Tabel 17. Kondisi Operasi Kondensor

Separator.

Tabel 18. Kondisi Operasi Separator


Evaporator.

Tabel 19. Kondisi Operasi Evaporator

Kompresor 1.

Tabel 20. Kondisi Operasi Kompresor 1

Mixer.

Tabel 21. Kondisi Operasi Mixer


Kompresor 2.

Tabel 22. Kondisi Operasi Kompresor 2

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Vapor Compression Refrigeration System dengan Single-Stage

Adapun tiga problem (case) dan tiga penyelesaian yang berbeda dalam setiap problem
(case) yang diberikan dan akan dijelaskan dengan langkah-langkah penyelesaian secara
terperinci berikut ini:
3.1.1 Evaluasi Dampak Temperatur EvaporatorPadaRange -20oC Sampai 0oC Pada
Kondisi Temperatur Kondensor yang Konstan (40oC)

Adapun langkah - langkah yang pertama dilakukan yaitu membuka tab case
study pada sisi bagian kiri hysys. Selanjutnya menambahkan objek dengan variabel
tertentu. Adapun objek dan variabel yang digunakan antara lain:
Aliran (stream) 3 dengan variabel temperatur.
Q-Evaporator dengan variabel power.
Q-Condensor dengan variabel power.
Aliran (stream) 1 dengan variabel mass flow.
State input type yaitu Nested.
Number of stage yaitu 21.

Terdapat kolom dibawah kolom objek dan variabel yaitu kolom temperatur
selanjutnya diisi low bound pada -20oC dan high bound pada 0oC, dan ingin
mengatahui dampak temperatur evaporator dalam range suhu tertentu (-20oC
sampai 0oC) dan konstan temperatur kondensor pada 40oC.

Dengan hasil yang ditampilkan pada grafik berikut:

Gambar 4. Grafik Pengaruh Temperatur(oC) Terhadap Q-Compresor (KW) dan Q-


Condensor (KW)

Dari gambar 4 diatas dapat dilihat bahwa semakin besar temperatur pada
evaporator yang digunakan, maka daya yang dibutuhkan dari kompresor dan
kondensor akan semakin kecil. Untuk garis grafik berwarna merah menunjukkan
daya yang dibutuhkan oleh kompresor (KW) dan garis grafik berwarna biru
menunjukkan daya yang dibutuhkan oleh kondensor (KW) maka daya yang
dibutuhkan dari kompresor dan kondensor akan semakin keci. Hal ini
menunjukkan bahwa temperatur dari evaporator berbanding terbalik dengan daya
kompresor dan daya kondensor.

3.1.2 Evaluasi Dampak Temperatur Kondensor Pada Range 30oC Sampai 45oC
Pada Kondisi Temperatur Evaporator yang Konstan (-20oC)

Adapun langkah pertama dilakukan yaitu membuka tab case study pada sisi
bagian kiri hysys. Selanjutnya menambahkan objek dengan variabel tertentu.
Adapun objek dan variabel yang digunakan antara lain:
Aliran (stream) 1 dengan variabel temperatur.
Q-Compresor dengan variabel power.
Q-Condensor dengan variabel power.
Aliran (stream) 1 dengan variabel mass flow.
State input type yaitu Nested.
Number of stage yaitu 21.

Adapun kolom dibawah kolom objek dan variabel yaitu kolom temperatur
selanjutnya diisi low bound pada 30oC dan high bound pada 45oC, dan adapun
tujuannya yaitu untuk mengatahui dampak temperatur kondensor dalam range suhu
tertentu (30oC sampai 45oC) dan konstan temperatur evaporator pada -20oC.Dengan
hasil yang ditampilkan pada grafik berikut:

Gambar 5. Grafik Pengaruh Temperatur (oC) Terhadap Q-Compresor (KW) dan Q-


Condensor (KW)

Dari gambar 5 dapat terlihat bahwa semakin besar temperatur pada kondensor
yang digunakan, maka daya yang dibutuhkan dari kompresor dan kondensor akan
semakin besar. Untuk garis grafik berwarna merah menunjukkan daya yang
dibutuhkan oleh kompresor (KW) dan garis grafik berwarna biru menunjukkan
daya yang dibutuhkan oleh kondensor (KW) jika kita lihat semakin besar
temperatur pada kondensor yang digunakan, maka daya yang dibutuhkan dari
kompresor dan kondensor akan semakin besar.. Hal ini menunjukkan bahwa
temperatur dari kondensor berbanding lurus dengan daya kompresor dan daya
kondensor.

3.1.3 Evaluasi Dampak Temperatur Evaporator Pada Range -20oC Sampai 0oC dan
Temperatur Kondensor Pada Range 30oC Sampai 45oC
Hal yang pertama dilakukan yaitu membuka tab case study pada sisi bagian
kiri hysys. Selanjutnya menambahkan objek dengan variabel tertentu. Adapun
objek dan variabel yang digunakan antara lain:
Aliran (stream) 1 dan aliran (stream) 3 dengan variabel temperatur.
Q-Compresor dengan variabel power.
Q-Condensor dengan variabel power.
State input type yaitu Nested dan number of stage yaitu 21.

Gambar 6. Grafik Pengaruh Temperatur (oC) Terhadap Q-Compresor (KW) dan Q-


Condensor (KW)

.Dengan hasil yang ditampilkan pada grafik diatas. Terdapat kolom dibawah
kolom objek dan variabel yaitu kolom temperatur selanjutnya diisi low bound pada
-20oC dan high bound pada 0oC, dan ingin mengatahui dampak temperatur
evaporator dalam range suhu tertentu (-20oC sampai 0oC) dan konstan temperatur
kondensor pada 30-45oC

Anda mungkin juga menyukai