Anda di halaman 1dari 9

BAB IV

ANALISIS DAN PERHITUNGAN


No

Plate Properties

Simbol

Material plate

Ketebalan plate

Chevron Angle

Nt
Np
Ac
D
Lc
Lv / Leff
Lh
Lw
Kp

4
Total jumlah plate
5
Jumlah lintasan
6
Total luas permukaan
7
Port diameter
8 Panjang plate yang terpasang
9
Jarak vertikal port
10
Jarak horisontal port
11
Panjang saluran air
12

Konduktivitas termal plate

Value
Stainless Steels
(316)
0,0008 m
30 dan 60

Keterangan
Name plate
Pengukuran
Pengukuran

97
1
71,3 m2
0,2 m
0,62 m
1,42 m
0,39 m
0,59 m

Name plate
Name plate
Name plate
Pengukuran
Name plate
Pengukuran
Pengukuran
Pengukuran

21.9 W/m2

Tabel A-1

4.1 Plate Geometri


Untuk dapat menghitung plate geometri kita harus memiliki data spesifikasi awal
dari intercooler yang terdapat pada name plate dan hasil pengukuran. Data spesifikasi
intercoller dapat kita lihat pada table dibawah :
Table 4.1 Data Spesifikasi Intercooler
Parameter yang akan dicari untuk plate geometri adalah plate pitch, saluran alir gap,
luas permukaan saluran alir dalam satu plate, area perpindahan panas dalam satu plate, area
perpindahan panas efektif dalam satu plate, enlargement factor, diameter saluran alir,
jumlah saluran alir dalam satu lintasan.
Table 4.2 Perhitungan Plate Geometri
No

Plate Geometri

Simbol

Satua
n

Hasil

0.0064

0.0056

Ach

m2

0.0033

Plate pitch
1

p=

LC
Nt

Saluran alir gap


b=pt

Luas permukaan saluran alir


Ach b . Lw

Area perpindahan panas dalam satu plate


A
A 1= c
Nt

Area perpindahan panas efektif dalam satu plate


L
( eff D) . Lw
A1 p
A1 p=

Enlargement Factor
A
= 1
A1 p

Diameter saluran alir


2b
D h=

Jumlah saluran alir dalam satu lintasan


N 1
N cp = t
2N p

A1

m2

0.7350

m2

0.7198

1.021

Dh

0.0109

N cp

48

Gambar 4.1 Plate Geometri (Sumber : PLTP Derajat)

4.2 Analisi Perpindahan Panas


Data yang digunakan sebagai sempel adalah data pada tanggal 9 agustus 2014
jam 12 malam, kemudian dengan menggunakan table sifat-sifat fluida kita dapat
mengetahui data spesifik lainnya dari fluida kerja yang terdapat pada intercooler. Akan
tetapi untuk menentukan data spesifik dari fluida kerja selain dengan temperature kita

juga harus mengetahui tekanan didalam intercooler baik dalam sisi primer maupun sisi
sekunder.
4.2.1 Tekanan Didalam Intercooler
Untuk penjelasan tekanan pada intercooler dapat melihat gambar 4.2 dan
tabel 4.3 dibawah :

Sekonda
ri
Pump

Intercoole
r

Primeri
Pump
Cooling Tower
Basin

Gambar 4.2 Seketsa Sistem Pendinginan


Tabel 4.3 Data Tekanan
Pompa

Tekana Masuk
(bar)

Tekanan Keluar
(bar)

Primer
Sekunder

0.88

2.5
3.6

Penurunan Tekanan
Didalam Intercooler
(bar)
1.95
0.57

Dikarenakan pada sisi primer fluida kerja langsung dibuang pada basin
sehingga bias diketahui bahwa tekanan akhir setelah melewati intercooler adalah
tekanan lingkungan, perlu di ingat tekanan lingkungan di daerah Derajat adalah
0.83 bar. Sehingga dapat dihitung tekanan dalam intercooler pada sisi primer
sebesar:
Pp = (0.83 + 1.95) bar = 2.78 bar abs
Untuk sisi sekunder karena merupakan siklus tertutup maka tekanan
didalam intercooler sisi sekunder akan sama dengan tekanan sebelum masuk
pompa sekunder ditambah dengan penurunan tekanan didalam intercooler, atau
dapat ditulis:
PS = (0.88 + 0.57) bar = 1.45 bar

Untuk menjadikannya satuan absolut maka ditambah dengan tekanan


lingkungan sebesar 0.83
PS = (1.45 + 0.83) bar abs = 2.28 bar abs
4.2.2

Data Spesifik Fluida Kerja


Setelah mendapatkan data tekanan intercooler baik pada sisi primer maupun

sekunder makan kita selanjutnya dapat mencari data spesifi fluida pada tabel sifatsifat fluida dengan parameter suhu dan tekanan fluida kerja.

Laju aliran

Kg/s

Fluida
Panas
(Secondar
y)
96.6

Temperatur
masuk
Temperatur
keluar
Temperature
rata-rata
Kalor spesifik

Tin

36,4

28,2

Tout

34,5

31

Tr

35,45

29,6

Cp

J/Kg

4178,9

4179,4

Tabel
Fluida

No

3
4
5

Fluid Properties

Simbo
l

Satuan

Fluida
Dingin
(Primary)
100

Keteranga
n
Pengukura
n
Pengukura
n
Pengukura
n
Pengukura
n

Viskositas

Kg/m.s

0,000713

0,000804

Tabel
Fluida

Konduktivitas
termal

W/m.

0,6241

0,6149

Tabel
Fluida

Massa Jenis

Kg/m3

993,93

995,85

Prandtl

Pr

4,77

5,46

Tabel
Fluida
Tabel
Fluida

Tabel 4.4 Data Spesifik Fluida Kerja


Untuk laju aliran sisi primer dapat ditemukan pada manual book sistem
pendinginan bagian diagram heat balance, sedangkan untuk sisi sekunder didapat
melalui perhitungan antara kapasitas aliran pompa sekunder dikalikan dengan
massa jenis fluida kerja didalam sisi sekunder, atau dapat ditulis:
m3 1 h
Kg
Kg

m=350
.
. 993.93 3 =96.6
h 3600 s
s
m

4.2.3

Perhitungan Perpindahan Panas


Untuk menghitung besarnya perpindahan panas yang terjadi maka parameter

yang dibutuhkan adalah kecepatan massa didalam saluran, angka reynold, angka
nusselt, koefisien perpindahan panas, koefisien perpindahan panas keseluruhan dan
LMTD, semua parameter itu diperlukan untuk menghitung laju perpindahan secara
keseluruhan dalam satu intercooler.
Table 4.5 Perhitungan Perpindahan Panas
No

Perhitungan Perpindahan Panas


Laju aliran massa setiap saluran
m

m
cp=
N cp

Simbo
l

Satuan

Hasil

m
cph

kg /s

2.0125

m
cp c

kg /s

2.0833

Kecepatan massa didalam saluran


m

G= cp
A ch

Gh

kg /m2 s

609.84

Gc

kg /m2 s

631.30

9322.34

8558.67

Nuh

165.02

Nu c

154.64

Angka Reynold
=

G . Dh

Angka Nusselt
4

Nu = 0.1 Re

0.76

Pr

0.33

Koefisien perpindahan panas


Nu . k
h=
Dh
Koefisien perpindahan panas keseluruhan
1
U=
1 t
1
+
+
hh K p hc

hh

W /m . 9448.53

hc

W /m2 . 8726.68

W /m . 3891.67

Logarithmic Mean Temperature Difference (LMTD)


7

T LMTD =

( Th Tc )( Thout Tcout )
ln [ ( ThTc ) / ( Thout Tc out ) ]

Laju perpindahan panas keseluruhan


q=U . A c . T LMTD

T LMTD

5.52

kW

1531.66

4.3 Perhitungan Efektifitas Intercooler


Untuk perhitungan efektifitasn intercooler menggunakan metode NTU sebagai
berikut:
Tabel 4.6 Perhitungan efektifitas intercooler
No

Efektifitas menggunakan metode NTU


Kapasitas panas Minimum

C=m.
Cp

Faktor koreksi
Cmin
R=
Cmax

NTU minimum

Simbol

Satuan

Hasil

Ch

J /s

403681

Cc

J /s

417940

0.96

NTU =

U.A
Cmin

NTU

0.69

Efektifitas intercooler
1R
exp [ ( 1R ) NTUmin ]1
=
exp [ ( NTUmin ) ]R

Anda mungkin juga menyukai