Anda di halaman 1dari 14

 

 
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
 

  II.1.Air Conditioner

  II.1.1 Defenisi AC

  Air Conditioner (AC) merupakan suatu sistem atau proses yang digunakan
untuk mengkondisikan udara yang ada di ruangan dengan tujuan untuk
 
memberikan kenyamanan dan kesejukan penghuni dengan cara menyerap kalor
 
udara dalam ruangan dan kemudian kalor tersebut dilepaskan ke udara lingkungan
di sekitar dengan menggunakan sistem refrigerasi kompresi uap sehingga
menghasilkan udara dingin yang berada di dalam ruangan. Saat ini terdapat
banyak jenis dan macam AC yang sering digunakan contohnya yaitu AC split.

Gambar AC Split indoor ditunjukan pada gambar II.1

Gambar II.1 AC split (indoor)

Gambar AC Split outdoor ditunjukan pada gambar II.2

Gambar II.2 AC split (outdoor)

II-1
 
  II-2

 
AC ini terbagi menjadi dua bagian yaitu indoor unit dan outdoor unit. Indoor unit
 
diletakkan di dalam ruangan yang mengeluarkan hawa dingin terdiri dari
 
evaporator, filter udara dan sistem pengeluaran air kondensat. Sedangkan bagian
 
outdoor unit adalah ruangan yang mengeluarkan hawa panas dan kadangkala
  suaranya yang berisik terdiri dari kompresor dan kondensor disatukan (condensing
unit), overload motor protector, kipas (fan), accumulator, strainer dan pipa
 
kapiler. AC split telah banyak digunakan pada rumah hunian, kantor, hotel
 
ataupun bangunan-bangunan lain yang mudah dipasang. (Stoecker, 1992)
 
II.2 Diagram Mollier (Diagram Tekanan-Entalpi atau Diagram P-h)
 
Diagram Mollier menunjukkan karakteristik dari gas refrigeran, sehingga
dapat menyatakan hubungan antara tekanan (P) dan entalpi (h) dari siklus
refrigerasi. Diagram tersebut juga dinamai diagram tekanan-entalpi atau diagram
P-h.

Dalam penelitian ini, diagram P-h yang digunakan adalah menggunakan diagram
P-h untuk jenis refrigeran R-410 A seperti yang ada pada gambar II.3

Gambar II.3 Diagram P-h R-410A

 Keterangan tentang Diagram P-h:


(1) Garis cair jenuh
Garis cair jenuh adalah bagian garis lengkung mulai dari sebelah kiri
bawah sampai kanan atas. Tingkat keadaan dimana cairan refrigeran
mulai menguap dinyatakan terjadi pada garis tersebut. Daerah cairan

 
  II-3

 
super dingin yang temperaturnya lebih rendah daripada cairan jenuh
 
terletak di bagian sebelah kiri garis cair jenuh. Daerah uap basah, yang
 
terdiri dari campuran fasa cair dan gas, terletak di sebelah kanan garis
  cair jenuh. Di samping itu, garis cair jenuh menyatakan adanya
  hubungan antara temperatur jenuh dan tekanan yang bersangkutan.
(2) Garis uap Jenuh
 
Garis uap jenuh adalah bagian kanan dari garis lengkung. Garis uap
 
jenuh dan garis cair jenuh bertemu pada titik kritis. Refrigeran pada garis
  uap jenuh ada pada tingkat keadaan uap jenuh kering. Daerah uap super
  panas yang temperaturnya lebih tinggi daripada uap jenuh ada di sebelah
kanan dari garis uap jenuh. Jadi, daerah uap basah adalah di antara garis
uap jenuh dan garis cair jenuh.
(3) Tekanan (P)
Tekanan dinyatakan pada ordinat yang berskala logaritma. Garis isobar
menghubungkan titik-titik keadaan yang bertekanan sama, yaitu garis
horisontal. Tekanan dinyatakan dalam tekanan absolut.
(4) Entalpi (h)
Entalpi dinyatakan sebagai absisa, oleh karena itu garis isoentalpi
adalah garis vertikal.
(5) Temperatur (0C)
Di dalam daerah cair, garis isotermal boleh dikatakan vertikal. Garis
isotermal seringkali tidak diperlihatkan, dalam daerah uap basah, oleh
karena garis isotermal adalah horisontal berimpit dengan garis isobar
yang bersangkutan. Di dalam daerah super panas, garis-garis isotermal
itu agak melengkung menuju arah kanan bawah
(6) Volume spesifik (v)
Garis iso-volume spesifik menghubungkan titik-titik keadaan dengan
volume spesifik yang sama. Arahnya sedikit miring ke kanan atas.
(7) Derajat kekeringan (x)

 
  II-4

 
Garis-garis iso-derajat kekeringan merupakan garis-garis bagi dari garis-
 
garis datar antara garis cair jenuh dan garis uap jenuh. Pada garis iso-
 
derajat kekeringan itu ditunjukkan besarnya derajat kekeringannya.
 
x= 1,0 menyatakan derajat kekeringan sama dengan satu, jadi
 
menyatakan kondisi uap jenuh (kering); x=0,3 menyatakan kondisi uap
  basah dengan kandungan uap kering sebanyak 30 % dan cairan 70 % ;
  x=0,0 menyatakan kondisi cair jenuh jadi tidak mengandung uap air.

  (8) Entropi (s)


Garis entropi yang menghubungkan titik-titik keadaan dengan entropi
 
yang sama merupakan garis miring dari kiri bawah ke kanan atas.
Besarnya entropi yang bersangkutan dinyatakan dengan angka pada garis
tersebut.
II 3 Sistem Refrigerasi Kompresi Uap
Mesin refrigerasi dengan kompresi uap merupakan sistem yang terbanyak
digunakan dalam dunia refrigerasi. Prinsip dasar kompresi uap adalah refrigeran
ditekan kemudian diembunkan setelah itu tekanannya diturunkan agar cairan
refrigeran akan menguap kembali karena menyerap panas lingkungan. Dalam
sistem kompresi diperlukan 4 komponen, yaitu kompresor, kondensor, katup
ekspansi dan evaporator adapun gambar sistem refrigerasi kompresi uap tersebut
adalah sebagai berikut.

Gambar 2.4 Sistem Kompresi Uap Standar

 
 
II-5
 

 
1.Proses kerja kompresi
 
Proses kompresi terjadi pada kompresor dimana refrigeran di tekan dari
 
kompresor menuju ke kondenser sehingga tekanannya tinggi dan temperaturnya
meningkat.
  Fasa refrigeran yaitu uap seluruhnya.
  Besarnya kerja kompresor sama dengan selisih entalpi uap refrigeran yang keluar
kompresor dengan entalpi uap refrigeran yang masuk ke kompresor, yang
 
dihitung dengan menggunakan persamaan
 
Rasio kompresi :
  Pd
Rc = rc = Ps
……………………………….…………………………..(1)
 
Dengan
Rc = rc = perbandingan antara tekanan discharge dan tekanan suction
Pd = Tekanan discharge (Bar)
Ps = Tekanan suction (Bar)
Untuk menghitung daya yang digunakan oleh kompresor dapat
menggunakan persamaan berikut :
Daya yang diterima motor :
P = V x I (watt)………….………………………………………………(2)
Dengan
V = Tegangan (volt)
I = Arus (amper)
Kerja yang dilakukan kompresor dari segi kompresi refrigeran
W = ṁ x qw
W = ṁ x (h2 – h3)…………………………………………..... ……..(3)
Dengan
qw = besarnya kerja kompresi yang dilakukan (kJ/kg)
h1 = elntalpi refrigeran saat masuk kompresor (kJ/kg)
h2 = elntalpi refrigeran saat keluar kompresor (kJ/kg)
W = kerja kompresor (kJ/s)
ṁ = laju aliran refrigeran pada sistem (kg/s)
v = volume spesifik (m3/kg)

 
 
II-6
 

 
2. Proses kondensasi (pengembunan)
 
Uap refrigeran akan mengalir ke kondenser untuk proses kondensasi di mana
 
suhunya akan sedikit turun namun tekanan akan sama dengan tekanan discharge
dan  uap refrigeran berubah menjadi cairan. Kalor total yang dilepas kondenser
  pada proses ini dapat dihitung dengan
Qc = ṁ . qc
 
Qc = ṁ . (h2 – h3)........................................................................................(4)
 
Dengan
  qc = besarnya kerja kompresi yang dilakukan (kJ/kg)
  h2 = elntalpi refrigeran saat masuk kondenser (kJ/kg)
h3 = elntalpi refrigeran saat keluar evaporator (kJ/kg)
Qc = kalor total yang dilepas kondenser (kg/s)
ṁ = laju aliran refrigeran pada sistem (kg/s)
3. Proses ekspansi
Pada proses ini cairan refrigeran akan mengalami drop tekanan, atau tekananya
diturunkan, sehingga fasanya berubah menjadi campuran dan suhunya menjadi
rendah.
4. Proses evaporasi
Pada proses ini cairan refrigerant akan mengambil kalor dari beban atau produk
sehingga suhunya naik dan fasanya berubah dari campuran menjadi uap
bertekanan rendah, Kalor total diserap di evaporator dapat dihitung dengan cara.
Qe = ṁ . qe
Qe = ṁ . (h4 – h1)...............................................................................(5)
Dengan
qe = besarnya kerja kompresi yang dilakukan (kJ/kg)
h4 = elntalpi refrigeran saat masuk kondenser (kJ/kg)
h1 = elntalpi refrigeran saat keluar evaporator (kJ/kg)
ṁ = laju aliran refrigeran pada sistem (kg/s)
2.3.1 Kinerja Sistem Kompresi Uap
Gambar siklus kompresi uap pada sub-bab sebelumnya adalah dibuat ideal,
artinya faktor–faktor yang menyebabkan adanya gangguan terhadap sistem

 
 
II-7
 

 
diabaikan. Dari diagram diatas dapat ditentukan beberapa besaran yang harganya
 
dapat dilihat dari diagram tekanan entalpi atau tabel saturasi untuk masing –
 
masing refrigeran. Besaran-besaran itu adalah sebagai berikut.
  Efek Refrigerasi (qe)
2.3.2
  q 𝐞 = h𝟏 − h4 ……………………………………………………………....(6)
Dengan
 
qe = panas yang diserap oleh evaporator (kJ/kg)
 
h1 = entalpi saat refrigeran keluar evaporator (kJ/kg)
  h4 = entalpi saat refrigeran masuk evaporator (kJ/kg)

 
2.3.3 COP (Coeffisient of Performance)
COP yang ideal (sistem kompresi uap) tergantung dari temperatur dan
tekanan kerja dari sistem, untuk kemudian harga ini dirumuskan dengan
persamaan berikut.
h −h
COPaktual = h1 −h4 …………………………………………………..….(7)
2 1

TE
COPcarnot = (T ……………………………..…………………..…(8)
K −TE )

Adapun ukuran untuk menyatakan kinerja efesiensi refrigerasi yang


didefinisikan sebagai perbandingan COP aktual dan COP carnot pada temperatur
kerja yang sama.
COP Aktual
Effisiensi Sistem (ɳ) = COP Carnot x100%...............................................(9)

Dengan
Qe = panas yang diserap oleh evaporator (kJ/kg)
W = panas yang diserap oleh evaporator (kJ/kg)
h1 = entalpi saat refrigeran masuk kompresor (kJ/kg)
h2 = entalpi saat refrigeran keluar kompresor (kJ/kg)
h4 = entalpi saat refrigeran masuk evaporator (kJ/kg)
Te = temperatur evaporasi (K)
Tk = temperatur kondensasi (K)
Terkadang, siklus refrigerasi aktual mengalami penyimpangan yang
disebabkan oleh hal – hal sebagai berikut, yaitu : adanya penurunan tekanan pada

 
 
II-8
 

 
evaporator dan kondenser akibat belokan atau sambungan pipa dan adanya
 
penambahan laju aliran massa pada bagian tersebut. Pemasangan heat exchanger
 
pada keluaran evaporator dan keluaran kondenser akan menyebabkan adanya
 
subcooled dan superheated di keluaran kondenser dan saluran suction (masukan)
  kompresor. Selain itu, pada siklus aktual, kerja kompresi tidak benar-benar terjadi
dalam entropi yang konstan. Siklus refrigerasi aktual ini diperoleh dengan
 
percobaan yang hasilnya sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitar dan
 
kepresisian pengukuran dari alat yang digunakan.
 

  II. 4 Berikut Beberapa Komponen Utama Pada AC Split

1.Kompresor

Kompresor adalah jantung dari sistem yang berfungsi untuk memompa dan
mensirkulasikan refrigeran sebagai fluida kerja dengan cara menekan hingga
kesuatu tekanan tinggi sehingga temperatur refrigeran meningkat jauh lebih tinggi
dari temperatur sekitar sehingga refrigeran dapat melepas kalor ke lingkungan
sekitar.

Gambar II .5 Kompresor Scroll

2. Kondenser

Kondensor merupakan komponen utama dalam sistem refrigerasi dan dapat


dilihat pada gambar VI.6

Gambar II .6 Kondensor

 
 
II-9
 

 
adalah alat perpindahan panas yang berfungsi untuk melepas kalor dari refrigeran
 
yang bertekanan dan bertemperatur tinggi kelingkungan sekitar sehingga
 
temperatur refrigeran tidak lagi panas.
 
3.Pipa Kapiler
 
Alat ekspansi berfungsi untuk menurunkan tekanan refrigeran yang berasal dari
 
kondenser sehingga tekanannya jauh menurun dan temperaturnya juga jauh
 
menurun sampai di bawah temperatur udara, ruangan, air atau bahan yang akan
 
didinginkan.
 

Gambar 2.7 Pipa Kapiler


Salah satu alat ekspansi yang sering digunakan adalah pipa kapiler. Pipa
kapiler merupakan pipa berdiameter jauh lebih kecil dari liquid line (saluran
setelah kondenser), ketika refrigeran cair hasil kondensai dipaksa untuk masuk
melalui pipa kapiler maka refrigeran cair akan kehilangan banyak tekanan,
sehingga fasanya akan berubah menjadi cair dan gas. Namun bukan hanya
tekanan yang berkurang, luas permukaan cairan tersebut jauh meningkat.
Efektifitas pipa kapiler berhubungan dengan diameter dan panjang pipa kapilernya
dan pipa kapiler merupakan alat ekspansi yang diaplikasikan untuk kapasitas
beban yang konstan.
4.Evaporator

Evaporator adalah komponen utama yang berfungsi untuk menyerap kalor dari
udara dalam ruangan sehingga udara dalam ruangan temperaturnya turun. Fasa
refrigeran ketika masuk ke evaporator berfasa cair seluruhnya dan keluar dari
evaporator harus uap seluruhnya.

 
 
II-10
 

 
Gambar II.8 Evaporator
 
II. 4.1 Berikut Beberapa Komponen Pendukung Pada AC Split
 
1. Filter Dryer
 
Filter dryer adalah komponen yang berfungsi untuk menyaring debu dan
  kotoran yang tersirkulasi dalam sistem dan mengeringkan uap air yang ikut
tersirkulasi dalam sistem.

Gambar II .9 Filter Dryer

2. Sight Glass
Sight Glass adalah komponen yang digunakan untuk melihat apakah refrigerant
yang lewat fasanya cair seluruhnya atau terdapat uap air. Hal ini dapat dilihat
dengan membedakan warna, apabila seluruhnya cairan akan berwarna pink
sedangkan apabila mengandung uap air warnanya biru.

Gambar II.10 Sight Glass

 
 
II-11
 

 
3. Pressure Gauge
 
Pressure Gauge adalah komponen yang digunakan untuk melihat tekanan kerja
 
pada sistem. Disni ada empat pressure gauge yaitu untuk discharge, untuk suction
dan  dua digunakan untuk liquid line, tetapi untuk liquid line hanya digunakan satu
  pressure gauge.

Gambar II.11 Pressure Gauge Suction Gambar II.12 Pressure Gauge Discharge

4. Accumulator
Accumulator mampunyai fungsi sebagai penampung sementara refrigerant cair
yang bertemperatur rendah dan campuran minyak pelumas evaporator

Gambar II.13 Acumulator

5. Pipa
Pipa adalah media yang digunakan untuk aliran refrigeran, ada 3 jenis pipa
yang digunakan yaitu pipa suction, pipa liquid dan pipa discharge. Ukurannya
pun berbeda dimana pipa suction diameternya harus lebih besar dari pip
discharge dan liquid.

 
 
II-12
 

  Gambar II.14 pipa

  6. Kipas
Kipas atau kipas ini terletak pada indoor yang mempunyai fungsi untuk
 
mensirkulasikan udara didalam ruangan sehingga udara yang ada di ruangan dapat
 
bersirkulasi melalui evaporator.
 

Gambar II.15 kipas

II.4.2 Komponen Kelistrikan AC Split Indoor Unit

1. Fuse
Power AC sebelum masuk komponen kelistrikan AC split, pertama tama
melewati fuse. Fuse berfungsi untuk pengaman bila ada kerusakan / short di
rangkaian kelistrikan AC split maka fuse akan putus, sehingga bahaya kebakaran
dapat dihindari.
2. Motor Blower
Pada AC split motor blower berfungsi untuk mensirkulasikan udara dalam
ruangan, sehingga udara ruangan dapat bersirkulasi melewati evaporator, setelah
udara melewati evaporator aliran udara di arahkan ke ruangan oleh pengatur aliran
udara.
3. Motor Stepping
Motor stepping pada unit AC split indoor berfungsi untuk mengarahkan udara

 
 
II-13
 

 
dari blower. Pengaturan arah hembusan angin bisa diatur menggunakan remote
 
control.
 
4. Capasitor
Pada
  AC split unit indoor kapasitor berfungsi sebagai penggerak motor blower
  saat running atau sebagai starting kapasitor.
5. Sensor Temperatur (Thermistor)
 
Sensor temperatur (thermistor) adalah alat pengukur temperatur. Thermistor
 
membaca temperatur dan selanjutnya data diproses oleh modul kontrol elektronik.
 
temperatur pada pipa evaporator.
  6. Modul Kontrol Elektronik
Modul Kontrol Elektronik pada AC split mempunyai fungsi mengatur kerja
keseluruhan Unit AC split. Jika di analogika, fungsi modul kontrol elektronik
menyerupai fungsi otak manusia. Di dalam komponen PCB Kontrol terdiri dari
bermacam-macam alat elektronik, seperti resistor, kapasitor, IC, rom, trafo, fuse
dan komponen pendukung elektronik lainnya. Fungsinya pun beragam, mulai dari
Menerima data dari remote control, mengontrol kecepatan blower indoor,
pergerakan swing motor stepper, mengatur temperatur, lama, pengoperasian
(timer), mengontrol kerja compressor sampai menyalakan atau menonaktifkan
AC.
7.Panel Indikator
Sebagai penampil status proses kerja dari unit AC Split. Indikator ini terdiri
dari beberapa LED (light emitting diode).

II.4.3 Komponen Kelistrikan AC Split Outdoor Unit

1. MCB(Miniature Circuit Breaker)


MCB adalah saklar atau perangkat elektromekanis yang berfungsi sebagai
rangkaian instalasi listrik dari arus lebih (over current)
2.Motor Fan Condensor
Adalah sebuah motor listrik AC/DC yang berfungsi sebagai alat untuk
mensirkulasi udara disekitar outdoor yang berfungsi mempertahankan suhu
tertentu sehingga kinerja kompressor stabil. .

 
 
II-14
 

 
3. Motor Compressor
 
Motor Compressor pada AC Split berfungsi menggerakan Motor Compressor.
 
Ketika Motor listrik bekerja, kompresor akan mengkompresi bahan pendingin dan
mensirkulasikan
  menuju ke seluruh bagian sistem pendingin. Umumnya, motor
  kompresor dikemas menjadi satu unit dengan kompresornya. Serupa dengan
motor fan, untuk start awal motor kompresor menggunakan bantuan starting
 
kapasitor.
 
4. Overload Protector
 
(OMP) pada AC Split berfungsi sebagai pengaman motor listrik kompresor
  (biasanya terdapat pada jenis kompresor hermetik). Kerja OMP dikendalikan oleh
sensor panas yang terbuat dari campuran bahan logam yang berbeda (bimetal).
Batang bimetal inilah yang membuka dan menutup arus listrik secara otomatis ke
motor listrik. Ketika bimetal dilewati arus listrik tinggi secara terus menerus atau
kondisi kompresor yang terlalu panas, bimetal akan membuka sehingga arus
listrik menuju kompresor akan putus. Begitu juga sebaliknya. Ketika suhu
kompresor turun, bimetal akan menutup, arus listik akan mengalir menuju
kompresor sehingga kompresor akan kembali bekerja. Penempatan Overload
Motor Protector (OMP) pada kompresor hermetik ada dua macam, yaitu external
OMP (diletakan di luar body kompresor) dan internal OMP (diletakan di dalam
kompresor).Biasanya, External OMP digunakan untuk mesin compresor AC yang
tidak terlalu besar (0,5-l PK), sedangkan internal OMP banyak terdapat pada
mesin kompresor AC yang besar( 1,5-2 PK).
5. Kontaktor
Kontaktor pada AC split berfungsi untuk menghubungkan Motor Compressor
dengan sumber listrik (Saklar Elektrik). Kerja kontaktor dikendalikan oleh modul
control elektronik pada bagian indoor.

Anda mungkin juga menyukai