I. SISTEM REFRIGERASI
1.1 Jenis-jenis Sistem Refrigerasi
Berbagai jenis sistem refrigerasi yang bekerja berdasarkan berbagai proses dan
siklus dapat ditemui dalam praktek. Secara umum ada dua siklus dari sistem refrigerasi
yaitu sistem refrigerasi siklus tertutup dan sistem refrigerasi siklus terbuka. Namun
demikian sistem refrigerasi siklus tertutup dapat dikelompokkan berdasarkan jenis siklusnya
diantaranya:
Sistem refrigerasi siklus thermodinamika
Sistem refrigerasi siklus thermo-elektrik
Sistem refrigerasi siklus thermo-magnetik
Yang termasuk mesin refrigerasi siklus thermodinamika antara lain;
1. Mesin refrigerasi siklus kompresi uap
2. Mesin refrigerasi siklus absorpsi
3. Mesin refrigerasi siklus jet uap
4. Mesin refrigerasi siklus udara
5. Mesin refrigerasi tabung vorteks
Pada modul ini hanya akan dibahas sistem refrigerasi siklus thermodinamik
khususnya mesin refrigerasi siklus kompresi uap.
entalpi konstan dan berlangsung secara tak reversibel sehingga tekanan refrigeran
menjadi rendah (tekanan evaporator). Refrigeran keluar alat ekspansi berwujud
campuran uap-cair pada tekanan dan temperatur rendah.
4. Proses 4-1 ; Refrigeran dalam fase campuran uap-cair, mengalir melalui evaporator.
Di dalam evaporator refrigeran mengalami proses penguapan sebagai akibat dari
panas yang diserap dari sekeliling evaporator. Dengan adanya penyerapan panas ini,
maka disekeliling evaporator (ruangan yang dikondisikan) menjadi dingin atau
temperaturnya turun. Selanjutnya refrigeran yang meninggalkan evaporator dalam
fase uap jenuh. Proses penguapan tersebut berlangsung pada temperatur dan tekanan
yang konstan.
2
Tekanan (P) dinyatakan dengan satuan lb/inch abs, atau dalam psia. (psia = pound
per square inch absolute).
h (Btu/lbm) h (Btu/lbm)
h (Btu/lbm) h (Btu/lbm)
Evaporator
h (Btu/lbm
Di dalam menggambar diagram Mollier dari siklus refrigerasi, hal-hal berikut ini
hendaknya diperhatikan :
1. Garis-garis horizontal menunjukkan proses tekanan konstan, seperti terjadi pada
proses penguapan refrigeran dalam evaporator serta pengembunan refrigeran
dalam kondensor.
2. Proses kompresi di dalam kompresor merupakan proses adiabatic
reversible
(isentropic) sehingga terjadi pada garis entropy konstan.
3. Ekspansi trotling, yaitu proses penurunan tekanan pada enthalpy konstan yang
terjadi pada waktu refrigeran melalui katup ekspansi atau pipa kapiler, dan
berlangsung sepanjang garis iso-enthalpi (arah vertical). Jadi enthalpy refrigeran
sebelum dan sesudah katup ekspansi/pipa kapiler adalah sama.
4. Dalam proses refrigerasi ini perpindahan kalor antara refrigeran dengan media
yang ada disekitarnya dianggap hanya terjadi pada evaporator dan kondensor
saja. Disamping itu selama proses tersebut dianggap tidak terjadi kerugian
7
tekanan (pressure drop) karena gesekan atau sebab lain. Oleh sebab itu siklus
refrigerasi ideal yang terlukis pada diagram Mollier akan berbeda dengan siklus
refrigerasi yang sebenarnya (actual).
Pressrure, Psia
3 Condensation 2
Expansion
Compression
4 Evaporation 1
Enthalpy, Btu/lbm
Gambar 1.4 Penggambaran Siklus Refrigerasi Kompresi uap Ideal pada
Diagram
Mollier.
Keterangan gambar:
12 : proses kompresi refrigeran di kompresor
23 : proses kondensasi (pengembunan) refrigeran di kondensor.
34 : proses ekspansi refrigeran di katup ekspansi atau pipa kapiler.
41 : proses penguapan refrigeran di evaporator.
ER = h1 h4 (BTU/lbm)
Dimana;
h1 = enthalpy refrigeran pada titik 4 (sesi masuk evaporator, BTU/lbm).
h4 = enthalpy refrigeran pada titik 1 (sesi keluar evaporator, BTU/lbm).
8
Harga ER dari suatu sistim refrigerasi sangat penting artinya karena menunjukkan
banyaknya kalor yang bias diserap oleh refrigeran di dalam evaporator untuk setiap pound
(lbm) penguapan refrigeran. Dengan mengetahui harga ER dan besarnya massa refrigeran
yang dapat diuapkan tiap satu satuan waktu pada evaporator, maka dapat ditentukan
besarnya kapasitas pendinginan (Cooling Capasity) dari sistim refrigerasi tersebut, demikian
pula sebaliknya.
Jadi:
KR = ER.mr.TonR (BTU/menit)
200
Dimana :
ER = efek refrigerasi (BTU/lbm).
Mr = laju aliran massa refrigeran (lbm/menit).
Selisih enthalpy ini mempunyai harga negatif berarti bahwa kerja diberikan ke sistim
dari luar.
ER = h1 h4 dan Wk = h2 h1
Maka;
Qk = (h1 h4) + (h2 h1)
= h2 h4
= h2 h3 (BTU/lbm) , jadi (h3 = h4)
dimana;
h2 = enthalpy uap refrigeran pada sesi masuk kondensor (BTU/lbm).
H3 = enthalpy cairan refrigeran pada sesi keluar kondensor (BTU/lbm).
Jumlah refrigeran yang bersirkulasi biasanya disebut dengan Laju aliran massa refrigeran
dapat diperoleh dengan persamaan berikut ini :
Dimana;
Wk = kerja yang diperlukan kompresor (BTU/lbm)
Mr = laju aliran massa refrigeran (lbm/menit)
Penyelesaian:
Terlebih dahulu digambarkan diagram P-h dari sistim refrigerasi sesuai dengan data
yang diberikan sbb:
Pressrure, Psia
o
3 95 F 2
o
20 F
4 1
Enthalpy, Btu/lbm
11
Dari table A-3 (Refrigeration and Air Conditioning) untuk R-12 diperoleh :
o 3
Pada te = 20 F, maka h1 = 79,4 BTU/lbmdan v1 = 1,099 ft /lbm
o
Tk =95 F, maka h3 = h4 = 29,9 BTU/lbm.
Dari diagram Mollier untuk R-12 didapat;
H2 = 88,8 BTU/lbm
2.1 Kompresor
Kompresor adalah bagian yang terpenting dari mesin refrigerasi. Pada tubuh
manusia, kompresor dapat diumpamakan sebagai jantung yang memompa darah ke seluruh
tubuh kita. Dalam mesin refrigerasi, kompresor menekan refrigeran ke semua bagian dari
sistim. Kompresor ini bekerja membuat perbedaan tekanan sehingga refrigeran dapat
mengalir dari satu bagian ke bagian lainnya dari sistim. Karena adanya perbedaan tekanan
antara sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah maka refrigeran cair dapat
mengalir
melalui alat pengatur refrigeran (Alat ekspansi) ke evaporator. Tekanan gas di evaporator
harus lebih tinggi dari pada tekanan gan dalam saluran hisap, agar gas dingin dari
evaporator dapat mengalir melalui saluran isap kompresor. Gas dingin tersebut di dalam
kompresor hermetic berguna untuk mendinginkan kumparan motor listrik dan minyak
pelumas kompresor. Kompreso pada sistim refrigerasi berguna untuk :
memamfatkan gas tersebut sehingga menjadi gas bertekanan dan bersuhu tinggi.
Kemudian mengalirkannya ke kondensor hingga gas tersebut berubah fase
menjadi cair (pengembunan) dengan melepaskan panas refrigeran ke lingkungan
atau kepada zat yang mendinginkan kondensor.
Untuk menentukan seberapa rendah suhu yang harus dicapai oleh evaporator antara
lain ditentukan oleh suhu terendah pada penguapan di evaporator. Hal ini tergantung dari
refrigeran yang digunakan dan macam kompresor yang dipakai.
Pada kompresor yang kecil, lapisan film minyak pelumas pada dinding silinder telah
cukup kuat untuk menahan tekanan gas yang bocor diantara torak dan dinding silinder. Oleh
karena itu torak dengan diameter kurang dari 50 mm pada umumnya tidak memakai cincin
torak (piston ring).
Untuk menghindari gas bocor kembali melalui katup kompresor maka katup
kompresor harus direncanakan agar dapat menutup dengan cepat dan rapat. Agar katup
dapat mudah membuka dan cepat menutup, katup harus dibuat dari logam yang ringan dan
konstruksinya dibuat agar dapat cepat terangkat. Katup harus kuat dan dapat diandalkan
juga harus bekerja dengan teratur dan otomatis.
dengan daun pisau tetap (Stationary blade) dan kompresor rotari dengan daun pisau berputar
(Rotary blade)
a. Kompresor Rotari dengan Daun Pisau Tetap (Stationary blade)
Kompresor ini terdiri dari; roller sebuah besi baja berbentuk silinder yang berputar
pada ujung poros rotor yang tidak sepusat (eksentrik). Kedua roller dan ujung poros
berputar dalam rumah yang bentuknya selindris yang selanjutnya akan disebut silinder. Oleh
karena ujung poros tidak sepusat maka roller juga berputar tidak sepusat dan
15
menyinggung bagian dalam dinding silinder pada satu garis. Jika poros berputar, roller juga
ikut pada bagian dalam dari silinder tersebut.
Sebuah pisau (blade) yang ditekan oleh pegas dari belakang melalui alur pada
silinder selalu menekan roller pada satu garis. Daun pisau bergerak maju mundur pada alur
dari silinder mengikuti roller selama roller berputar pada bagian dalam silinder. Kedua
ujung silinder, atas dan bawah mempunyai dinding penutup dan satu dari padanya berfungsi
sebagai menunjang poros. Roller dan pisau mempunyai tinggi yang sama dengan tinggi
silinder. Saluran hisap dan tekan berpangkal dari silinder tersebut, pada bagian kanan dan
kiri didekat alur dari daun pisau.
Saluran hisap tidak mempunyai katup hisap (suction valve) tetapi mempunyai
saringan untuk menyaring kotoran agar tidak masuk ke dalam silinder. Saluran tekan
mempunyai katup tekan (discharge valve) untuk menghindari gas tekanan tinggi pada waktu
kompresor sedang berhenti agar tidak mengalir kembali ke dalam silinder. Di dalam silinder
pada umumnya ada dua buah ruangan yaitu; ruang tekanan rendah dan ruang tekanan tinggi.
Pada waktu roller menutup lubang saluran hisap dan tekan pada saat yang bersamaan maka
di dalam silinder hanya ada satu ruang tekanan rendah saja.
Kompresor ini terdiri dari satu silinder yang didalamnya terdapat roller yang
dilengkapi dengan 2 atau 4 buah daun pisau (blade atu vane). Ujung poros yang tidak
sepusat dapat memutar roller selalu menyinggung dinding silinder yang hanya dipisahkan
oleh lapisan minyak yang sangat tipis. Kedua dinding penutup silinder menutup bagian
bawah dan atas silinder sambil memegang poros yang berputar. Pisau-pisau bergerak maju
mundur pada alurnya.
16
Waktu poros berputar ujung pisau selalu menempel pada dinding silinder bagian
dalam. Ujung pisau ini dapat menempel pada dinding silinder karena dorongan gaya
sentrifugal dari poros yang sedang berputar. Ada juga yang diberi pegas dibelakang pisau
agar dapat menekan lebih kuat dan rapat.
Gas masuk melalui saluran hisap dan dimampatkan oleh pisau-pisau yang berputar
lalu mendorongnya keluar melalui saluran tekan. Kompresor ini mempunyai sebuah katup
tekan pada saluran tekan, untuk menghindari gas tekanan tinggi mengalir kembali ke
kompresor pada waktu kom presor sedang berhenti.
motor bensin atau motor diesel. Salah satu ujung poros engkol menonjol keluar sebagai
tempat memasang puli transmisi. Melalui tali kipas (V belt) puli dihubungkan dengan tenaga
penggeraknya.
Putaran kompresor itu mudah diatur untuk dipercepat atau diperlambat dengan
hanya mengubah diameter puli saja. Putaran kompresor yang lambat dapat memperpanjang
masa kerja (umur) dari bantalan, katup, torak dan lkomponen lain. Selain itu kompresor
lebih mudah distart, sehingga tidak memerlukan motor listrik yang lebih besar dengan daya
start yang tinggi.
17
1. Jika motornya rusak, kita dapat memperbaiki motornya saja tanpa mengganggu
kompresor dan refrigeran yang ada dalam sistim.
2. Dengan mengubah diameter puli pada motor atau pada kompresor, kita sudah
dapat mengubah dan mengatur jumlah putaran kompresor.
3. Minyak pelumas di dalam kompresor mudah diperiksa melalui gelas pemeriksa
(sight glass).
4. Pada daerah yang tidak ada listrik, kompresor open unit bias dipakai dengan
tenaga penggerak daro motor diesel uatu motor bensin.
Kerugiannya:
1. Bentuknya lebih besar, lebih berat dan harganya juga lebih mahal.
2. Seal dari kompresor pada poros engkol sering rusak sehingga minyak pelumas
dan refrigeran bocor.
baiknya, dan juga harus menggunakan refrigeran yang mempunyai sifat sebagai isolator.
Pada kompresor semi-hermetik ini, bagian-bagian penutup dan penyambungnya masih bias
dibuka. Keuntungan lain penggunaan kompresor semi-hermetik adalah bentuknya yang
integrated dan ringkas.
18
Silinder Head
Oil
A. Rotor
B. Stator
C. Silinder
D. Torak
E. Batang torak
F. Poros engkol
G. Rumah
H. Sambungan rumah las
I. Terminal
3. Kondensor
Kondensor merupakan pesawat penukar kalor yang berfungsi untuk mengembunkan
uap refrigeran yang mengalir dari kompresor. Untuk mengembunkan uap refrigeran yang
bertekanan dan bertemperatur tinggi (yang keluar dari kompresor) diperlukan usaha untuk
melepaskan kalor sebanyak kalor laten pengembunan dengan cara mengdinginkan uap
refrigeran tersebut. Jumlah kalor yang dilepaskan pada kondensor sama dengan jumlah
kalor yang diserap refrigeran di dalam evaporator ditambah kalor yang ekivalen dengan
energi yang diperlukan untuk melakukan kerja kompresi dalam kompresor.
Ditinjau dari media yang digunakan untuk mendinginkan kondensor, maka
kondensor dapat dibagi menjadi :
a. Kondensor dengan pendinginan air (Water cooled condensor)
b. Kondensor dengan pendinginan udara (Air cooled condensor)
c. Kondensor dengan pendinginan air dan udara (Evaporative condensor)
Kondensor jenis ini banyak dipakai pada unit kondensor berukuran kecil sampai
besar, unit pendinginan air dan penyegar udara paket baik untuk ammonia maupun untuk
refrigeran yang lainnya. Pada kondensor ini terdapat banyak pipa pendingin dimana air
pendingin mengalir di dalam pipa-pipa itu. Kedua ujung pipa pendingin terkait pada pelat
pipa sedangkan diantara pelat pipa dan tutup tabung dipasang sekat-sekat yang juga
berfungsi untuk mengatur agar kecepatannya cukup tinggi (1,5 2 m/s) Air pendingin
masuk kondensor melalui bagian bawah lalu masuk ke dalam pipa pendingin dan akhirnya
keluar melalui bagian atas kondensor.
Pipa pendingin harus dibersihkan secara periodic, tergantung pada kwalitas air
pendingin yang dipergunakan yaitu dengan cara membuka kedua tutup tabung kondensor.
posisi vertical. Koil pipa pendingin tersebut biasanya dibuat dari tenbaga tanpa sirip atau
dengan sirip (aerofine tube) Pada kondensor tabung dan koil, air pendingin mengalir di
dalam koil pipa pendingin. Endapan dan kerak yang terbentuk di dalam pipa harus
dibersihkan dengan mempergunakan zat kimia (detergen).
Pipa-dalam dapat dibuat bersirip atau tanpa sirip. Kondensor ini dapat mencapai
kondisi super dingin karena arah aliran refrigeran dan air pendingin yang berlawanan.
Penggunaan air pendingin yang relatif kecil, kesulitannya dalam membersihkan pipa harus
mempergunakan detergen. Karena konstruksinya, pemeriksaan terhadap korosi dan
kerusakan pipa tidak mungkin dilaksanakan dan penggantian pipa juga sukar dilakukan.
Udara yang mendinginkan kondensor dapat mengalir karena aliran udara secara
alamiah atau aliran udara yang ditiupkan oleh fan motor. Mesin refrigerasi yang kecil
seperti lemari es memakai kondensor dengan pendinginan udara secara alamiah yang
disebut dengan kondensor statis. Sedangkan lemari es yang lebih besar dan berbagai jenis
mesin refrigerasi seperti AC window, AC split dan sebagainya menggunakan kondensor
dengan fan motor. Fan motor dapat meniupkan udara ke arah kondensor dalam jumlah yang
lebih besar sehingga kapasitas kondensor bertambah.
Sirip dari pipa pendingin mempunyai jarak antara 20 35 mm. Diameter luar dari
pipa pendingin yang biasa dipergunakan adalah 19,5 mm dan tebalnya 0,6 1,2 mm (0,5
untuk pipa kecil). Kecepatan udara yang mengalir melalui bidang pendingin kira-kira 2,5
m/s dengan luas bidang pendinginan yang diperluka per Ton refrigerasi kira-kira 12 s/d 15
2 o
m . Temperatur pengembunan refrigeran kira-kira (15 20) C lebih tinggi dari temperatur
atmosfir.
Refrigeran dari konpresor dengan suhu dan tekanan tinggi mengalir ke bagian paling
atas dari kondensor. Setelah refrigeran mengalami proses pendinginan oleh udara luar
22
(Membuang kalor laten pengembunanny) maka terjadi perubahan wujud refrigeran dari gas
menjadi cair dan skhirnya keluar melalui bagian bawah kondensor.
Bentuk atau konstruksi kondensor statis ada tiga macam yaitu :
a. Pipa dengan jari-jari penguat (wire and tube condensor)
b. Pipa dengan pelat besi (Plat type condensor)
c. Pipa dengan sirip-sirip (tube and fins condensor)
1-Pipa dengan jari-jari penguat 2-Pipa dengan pelat besi 3-Pipa dengan sirip-sirip
Kondensor pendinginan udara dengan fan motor terdiri dari koil pipa pendingin
bersirip plat (pipa tembaga dengan sirip aluminium, atau pipa tembaga dengan sirip
tembaga). Udara mengalir dengan arah tegak lurus pada bidang pendingin. Gas refrigeran
yang bertemperatur tinggi masuk ke bagian atas dari koil dan secara berangsur-angsur
mencair dalam alirannya ke bagian bawah koil.
4. Evaporator
Sebuah evaporator dalam sistim refrigerasi adalah suatu pesawat penukar kalor yang
memindah kalor dari zat-zat yang diinginkan ke refrigeran. Pada prinsipnya perpindahan
panas yang terjadi dalam evaporator sama dengan perpindahan panas yang terjadi pada
kondensor. Hanya saja di dalam kondensor, panas dilepas atau dibuang oleh refrigeran ke
media pendingin kondensor sedangkan di dalam evaporator kalor diserap oleh refrigereran
dari media yang didinginkan.
Evaporator dapat dibagi ke dalam beberapa golongan sesuai dengan keadaan
refrigeran yang ada didalamnya yaitu: Jenis ekspansi kering (Dry atau direct expansion
evaporator) dan evaporator jenis basah (Fooded evaporator). Pada evaporator jenis ekspansi
23
kering, cairan refrigeran yang diekspansikan melalui katup ekspansi, pada waktu masuk ke
dalam evaporator sudah dalam keadaan campuran cair dan uap sehingga keluar dari
evaporator dalam keadaan uap kering. Oleh karena sebagian dari evaporator terisi oleh uap
refrigeran maka perpindahan kalor yang terjadi tidak begitu besar jika dibandingkan dengan
keadaan dimana evaporator terisi oleh refrigeran cair.
Pada evaporator jenis basah sebagian besar dari evaporator terisi oleh refrigeran cair.
Proses penguapannya terjadi seperti pada ketel uap.
Gelembung refrigeran yang terjadi karena pemanasan akan naik dan pecah pada permukaan
cairan atau terlepas dari permukaannya. Sebagian refrigeran kemudian masuk ke dalam
akumulator (liquid receiver) yang memisahkan uap dari cairan, maka refrigeran dalam
bentuk uap sajalah yang akan masuk ke dalam kondensor.
Ditinjau dari konstruksi evaporator dapat dibagi menjadi tiga yaitu: evaporator
tabung dan koil, evaporator tabung dan pipa jenis ekspansi kering, dan evaporator koil
dengan pendinginan udara. Pada evaporator tabung dan koil terdapat koil pipa tunggal atau
koil pipa ganda di dalam sebuah silinder.
Refrigeran mengalir didalam koil pipa untuk mendinginkan air atau larutan garam
yang ada dibagian luar koil. Evaporator jenis ini hanya dipakai pada mesin refrigerasi yang
kecil karena laju perpindahan kalornya sangat rendah.
Evaporator jenisTabung dan Pipa Ekspansi Kering menggunakan banyak pipa yang
dipasang di dalam tabung. Refrigeran mengalir di dalam pipa sedangkan cairan yang akan
didinginkan mengalir dibagian luar pipa refrigeran yaitu didalam tabung.
Pelat sekat yang ada didalam silinder berfungsi menunjang pipa refrigeran dan
mengarahkan aliran cairan yang hendak didinginkan sehingga dapat mengalir tegak lurus
pada pipa dengan kecepatan yang lebih tinggi. Hal ini akan menyebabkan laju perpindahan
kalornya makin baik karena kontak antara cairan yang hendak didinginkan dengan pipa
25
refrigeran dapat dibuat lebih baik. Di dalam evaporator, refrigeran menguap sempurna dan
selanjutnya mengalir ke dalam kompresor.
Sedangkan bentuk atau konstruksi evaporator kering untuk lemari es ada tiga macam
yaitu:
a. Permukaan datar (plate surface)
b. Pipa (bare tube)
c. Pipa dengan siripsirip (finned tube)
5. Katup Ekspansi
Katup ekspansi dipergunakan untuk mengekspansi secara adiabatic cairan refrigeran
yang bertekanan dan bertemperatur tinggi sampai mencapai tingkat keadaan tekanan dan
temperatur rendah. Jadi melaksanakan proses trotel atau proses ekspansi pada enthalpy
konstan. Selain itu katup ekspansi mengatur pemasukan refrigeran sesuai dengan beban
pendinginan yang harus dilayani oleh evaporator. Pada mesin refrigerasi yang mempunyai
kapasitas rendah, katup ekspansi tidak digunakan tetapi diganti dengan pipa kapiler. Pipa
kapiler adalah pipa kecil yang berdiameter (0,024 sampai 0,09)inch dengan panjang ( 2
20) feet. Tahanan dari pipa kapiler inilah yang digunakan untuk mentrotel dan menurunkan
tekanan refrigeran.
Ada beberapa jenis katup ekspansi yang sering digunakan antara lain: katup ekspansi
otomatik dan katup ekspansi thermostatic. Pada katup ekspansi otomatik ini bekerjanya
26
berdasarkan tekanan yang seimbang pada below atau diafragma dari dua tekanan yang
berlawanan dan saling mengimbangi.
Tekanan yang berlawanan tersebut terdiri dari tekanan evaporator (P2) dan tekanan
pegas (P1) Takanan evaporator (P2) menekan diafragma keatas, membuat lubang saluran
menutup. Tekanan pegas (P1) yang dapat diatur menekan diafragma pada arah yang
berlawanan, membuat lubang saluran membuka. Katup ini akan bekerja secara otomatis
yaitu mengatur jumlah refrigeran yang mengalir ke evaporator untuk menbuat tekanan
evaporator dan tekanan pegas dalam keadaan seimbang atau konstan.
A- Inlet
B- Screen
C- Needle and seat
D- Outlet
E- Valve adjustment
F- Bonnet
G- Adjustment spring
H- Valve housing
I- Control diaphragma
Pada katup ekspansi thermostatic (dengan penyama tekanan dalam), bagian keluar
katup ekspansi berhubungan dengan ruang bagian bawah diafragma atau below.
1 Baut pengatur
2 Pegas
3 Diafragma
P1 4 Jarum dan dudukan
5 Saringan
P2 Tekanan Evaporator
P1 Tekanan Pegas
Jadi tekanan dari bagian masuk evaporator selalu menekan diafragma atau below
dari bagian bawah keatas berusaha menutup lubang saluran diafragma.
Ada dua keadaan yang dapat mempengaruhi kerja katup ekspansi
thermostatic dengan penyama tekanan dalam :
a. Keseimbangan tekanan dibagian bawah dan diatas diafragma atau below.
27
Tabung sensor thermal diletakkan pada saluran hisap didekat evaporator, maka
dapat merasakan perubahan suhu gas yang mengalir keluar dari evaporator. Perubahan super
heat sangan besar pengaruhnya terhadap tabung sensor thermal yang dapat berubah-ubah
dipengaruhi oleh perubahan temperatur saluran hisap. Tekanan gas jenuh didalam tabung
sensor thermal dinamakan (P1), menekan dari bagian atas diafragma ke bagian bawah untuk
membuka lubang katup. Tekanan dibagian bawah diafragma menekan keatas untuk menutup
lubang katup. Tekanan tersebut terdiri dari :
a. Tekanan evaporator P2 yaitu tekanan refrigeran pada bagian masuk evaporator
atau bagian keluar katup ekspansi.
b. Tekanan pegas pengatur super heat (P3)
P1
P3 P2
Ruang dibawah diafragma berhubungan dengan bagian keluar katup ekspansi atau
bagian masuk evaporator (P2) selalu menekan dari bagian bawah diafragma keatas. Tekanan
pegas yang dapat diatur (P3) juga menekan dari bagian bawah diafragma keatas
28
berusaha menutup lubang katup ekspansi. Pada waktu beban evaporator konstan dengan
superheat yang tertentu, diafragma dalam keadaan seimbang P1 = P2 + P3. Katup ekspansi
thermostatic mengalirkan jumlah refrigeran yang tertentu sesuai dengan keadaan beban
evaporator.
Katup ekspansi thermostatic bekerjanya dapat menyesuaikan diri dengan bertambah
atau berkurangnya beban evaporator. Pada waktu beban evaporator bertambah, superheat
juga bertambah. Refrigeran cair akan menguap dengan kecepatan yang tinggi sehingga
tekanan dan suhu evaporator juga menjadi lebih tinggi. Penambahan suhu dan tekanan di
evaporator akan menambah tekanan evaporator (P2) pada bagian bawah diafragma. Suhu
refrigeran pada bagian keluar evaporator, tempat pemasangan tabung sensor thermal akan
naik dari suhu jenuh menjadi suhu gas panas lanjut (superheat), maka suhu dalam tabung
sensor thermal juga ikut naik. Penambahan suhu dan tekanan pada tabung sensor thermal
juga akan menambah tekanan P1 pada bagian atas diafrgma. Jadi tekanan pada bagian atas
dan bawah diafragma, semuanya bertambah besar dan berusaha untuk saling mengibangi.
6. Pipa Kapiler
Pipa kapiler juga disebut impedan V tube, chore tube, capillary tube dan lain
sebagainya. Adapun guna dari pipa kapiler adalah :
Pada pemasangan pipa kapiler tidak boleh ada bagian yang mempunyai bengkokan
tajam, karena ini dapat menyebabkan lubang pipa tersebut menjadi buntu. Pipa kapiler tidak
dapat menahan atau menghentikan aliran refrigeran pada waktu kompresor sedang jalan
maupun sedang berhenti. Oleh karena itu waktu kompresor dihentikan, refrigeran pada sisi
tekanan tinggi akan terus mengalir ke sisi tekanan rendah sampai tekanan kedua sisi menjadi
sama
Waktu yang diperlukan untuk menyeimbangkan tekanan ini disebut equalization time.
Biasanya pada RAC diperlukan waktu 3 menit. Setelah tekanan kedua sisi sama atau sistim
dalam keadaan seimbang, sehingga waktu kompresor hendak dijalankan kembali motornya
dapat start kembali dengan mudah. Oleh karena itu sistim yang memakai pipa kapiler dapat
memakai split phase motor tanpa stat capasitor atau unloader dan sebagainya. Hal ini
merupakan keuntungan dari sistim yang memakai pipa kapiler.
7. STRAINER
Saringan untuk RAC dibuat dari pipa tembaga, yang besar dan panjangnya
tergantung dari keperluannya. Biasanya dibuat dari pipa ukuran 5/8 atau 3/3 OD. Kedua
ujung dikecilkan, yang satu untuk pipa kapiler dan ujung yang lainnya untuk pipa keluaran
dari kondensor, dengan ukuran 1/4", 5/16 atau 3/8 ID, yang didalamnya diberi saringan
yang berbentuk kantung dari bahan tembaga, monel atau broze dengan diameter kawat
(0,004 0,005) inchi, ukurannya (100 120) mash, yang artinya pada tiap inch
panjangterdapat (100 120) kawat. Jadi dalam I inch persegi terdapat 10.000 14.400
lubang. Saringan gunanya untuk menyaring kotoran-kotoran didalam sistim, umpamanya:
potonga timah, kerak, karat dan lainnya agar tidak masuk kedalam pipa kapiler atau alat
ekspansi lainnya.
Saringan harus menyaring semua kotoran didalam sistim, tetapi tidak boleh
menyebabkan penurunan tekanan atau membuat sistim menjadi buntu. Jika kompresor
hermetic rusak atau motornya terbuka, maka saringan harus ditukar dengan yang baru. Pada
waktu menyambung saringan, bagian keluar dari saringan yang akan disambung dengan
pipa kapiler harus dikerjakan lebih dahulu dan pipa kapiler harus dimasukkan (1,5 2) cm,
jika mungkin sampai 3 cm, agar pada waktu dibrazing tidak sampai menjadi buntu.
8. AKUMULATOR
III REFRIGERAN
Evaporator
Refrigeran HFC
campuran tersebut tidak dapat diuraikan kembali dengan jalan distilasi, dan refrigeran hasil
campuran tersebut mempunyai sifat yang berbeda dengan refrigeran penyusunnya.
Refrigeran azeotrope diantaranya;R-500, R-501 dan R-502.
mudahnya pengadaan dan murah harganya. Contohnya; R717 (ammonia), R-744 (carbon
dioksida), R-729 (udara)
Refrigeran dibuat oleh beberapa negara dari beberapa perusahaan dengan memakai
nama dagang (merk) mereka masing-masing. Beberapa diantaranya yang telah beredar di
Indonasia:
Refrigeran disimpan dalam tabung atau silinder dan drum. Untuk mengetahui isinya,
tabung-tabung tersebut diberi warna, keterangan pada tabung dan label yang diisikan pada
tabung. Memakai tanda warna pada tabung adalah suatu cara yang mudah dan praktis untuk
menentukan dengan tepat dan cepat jenis refrigeran yang ada didalam tabung. Adapun
warna-warna tabung refrigeran dari Du Pont adalah sebagai berikut:
1) Refrigeran 12 (R-12)
Pemakaian: sangat luas pada air conditioning (AC) dan refrigerasi yang besar-besar
sampai lemari es, freezer, ice cream cabinet, water cooler, RAC dan lainnya, dengan suhu
o
kerja (-40 s/d 10 C). R-12 juga merupakan refrigeran yang utama pada Air conditioning
o
mobil (Automotive air conmditioning). Suhu penguapan (-29,7 C) pada tekanan 1 atm. Jadi
R-12 dapat dipakai untuk suhu rendah, sedang dan tinggi, dan juga dapat menggunakan
ketiga jenis kompresor (Torak, Rotary dan sentrifugal).
R-12 adalah refrigeran yang sangat aman, tidak korosif, tidak beracun, tidak dapat
terbakar dan tidak dapat meledak sendiri, tetapi bila berhubungan dengan api yang sedang
menyala dapat membentuk gas yang sangat beracun. R-12 dapat bercampur dengan minyak
pelumas dalam segala keadaan, sehingga tidak saja mempermudah mengalirkan minyak
kembali ke kompresor. Dengan terbebasnya kondensor dan evaporator dari minyak, maka
kemampuan perpindahan panas dari ke dua alat tersebut dapat dipertahankan dengan baik.
35
2) Refrigeran 22 (R-22)
Pemakain: Paling banyak dipakai pada air conditioning yang sedang dan kecil,
serta banyak dipakai pada freezer, cold storage, display cases dan sebagainya. Suhu
o o
penguapan pada 1 atm sebesar 40 C. Tekanan penguapan 28,2 psig pada 5 F dan tekanan
o
kondensasi 158,2 pada 86 F. Mula-mula dikembangkan untuk suhu rendah, kemunian
banyak digunakan pada packaged air conditioner.
Untuk kapasitas yang sama, R-22 dibanding R-12 memerlukan pergerakan torak
yang lebih kecil, maka bentuk kompresornya juga lebih kecil dan dapat ditempatkan pada
ruang yang terbatas, sehingga R-22 sangat sesuai dipakai pada packaged dan room air
conditioner, sedangkan HP/ton refrigerasi yang diperlukan hampir sama.
Minyak dengan R-22 pada bagian tekanan tinggi dapat bercampur dengan baik,
tetapi pada bagian tekanan rendah terutama pada evaporator, minyak memisah dengan
refrigeran. Pada evaporator yang direncanakan dengan baik, tidak akan terjadi kesukaran
untuk mengembalikan minyak dari evaporator menuju kompresor.
Kemampuan menyerap lembab air oleh R-22 lebih besar disbanding dengan R-12,
sehingga kecil sekali kemungkinan terjadi pembekuan dari lembab air di evaporator pada
sistim yang memakai R-22. Hal ini sebetulnya bukan merupakan keuntungan, karena di
dalan sistim harus bersih dari lembab air. Kompresor yang cocok digunakan untuk R-22
adalah kompresor Torak dan rotary. Dan jika dibandingkan dengan R-12 dapat diringkas
sebagai berikut:
Keuntungan R-22 terhadap R-12
- Untuk pergerakan torak yang sama, kapasitasnya dapat lebih besar.
- Ukuran pipa yang dipakai dapat lebih kecil
- Untuk kapasitas yang sama, bentuk kompresor dapat lebih kecil
o
- Pada suhu evaporator (-30 s/d 40) C, tekanan R-22 lebih dari 1
atm. Keuntungan R-12 terhadap R-22
- Tekanan kerja lebih rendah
- Dapat bercampur dengan minyak pelumas pada segala keadaan
- Harganya lebih murah (sebelum ada larangan penggunaannya).
Satu sifat terkenal dari refrigeran R-717 adalah memiliki panas laten penguapan
yang tinggi (589,3 Btu/lb pada titik didihnya), sehingga untuk kapasitas yang sama
membutuhkan laju aliran massa yang kecil atau volume kompresi yang kecil. Refrigeran
ammonia walupun telah sejak lama dipakai, masih merupakan refrigeran yang tetap dipakai
sampai saat ini karena harganya murah, mempunyai efisiensi yang tinggi dan mempunyai
kalor laten penguapan yang besar dibandingkan dengan refrigeran yang lainnya.
Refrigeran ammonia sangat korosif terhadap bahan seperti; tembaga, kuningan dan
semua paduan tembaga bila bercampur dengan air, tidak bereaksi dengan besi dan baja.
Refrigeran ammonia tidak dapat bercampur dan larut dengan minyak pelumas. Dan untuk
menghindari minyak pelumas ikut mengalir ke evaporator, maka harus ditambah pemisah
minyak (Oil sparator) pada saluran tekan dari kompresor.
.Hubungan suhu dan tekanan refrigeran dapat digambarkan pada gambar grafik
dibawah ini;
Refrigeran ammonia cukup berbahaya (beracun) dan dapat menyebabkan iritasi pada mata.
Untuk konsentrasi (0,5 s/d 1)% volume, dalam waktu setengah (0,5) jam bisa mematikan.
Oleh karena itu refrigeran ammonia tidak dibenarkan dipakai pada Air conditioning untuk
37
Hotel, rumah tangga, tempat-tempat umum yang banyak orangnya. Refrigeran ammonia
bias terbakar pada konsentrasi (16 s/d 25)% volume. Kompresor yang cocok adalah
kompresor torak. Kekuatan dielektrik dari ammonia rendah, sehingga tidak dapat dipakai
pada kompresor hermetic yang berhubungan langsung dengan alat-alat listrik. Refrigeran
ammonia sangat mudah menyerap uap air atau larut dalam air sehingga dalam
pemakaiannya harus hati-hati
3.6 Minyak Pelumas Mesin Refrigerasi
Minyak kompresor untuk mesin-mesin refrigerasi harus mempunyai sifat-sifat
khusus, tidak seperti minyak pelumas pada umumnya. Minyak kompresor dipakai untuk
melindungi dan melumasi bagian-bagian yang bergerak dari kompresor. Karena dalam
kenyataannya minyak kompresor selalu berhubungan, bahkan bercampur dengan refrigeran
di dalam kompresor dan mengalir bersam-sama ke semua bagian dari sistim, maka minyak
pelumas harus tahan terhadap suhu dan tekanan yang tinggi dari kompresor dan tetap dapat
memberikan pelumasan dan melindungi bagian-bagian kompresor yang bergerak agar tidak
aus dan rusak. Pada suhu yang rendak minyak kompresor tidak boleh menimbulkan kotoran
atau endapan yang dapat membuntukan pipa kapiler atau keran ekspansi atau pipa-pipa pada
evaporator.
Minyak pelumas yang diisikan ke kompresor, selain mutunya harus baik juga
jumlahnya harus tepat. Kurang minyak pelumas akan menyebabkan bagian-bagian yang
bergerak kurang mendapat pelumasan sehingga cepat rusak, menambah gesekan dan
menimbulkan suara. Terlalu banyak minyak pelumas akan menyebabkan kompresor
menghisap banyak minyak pelumas sehinga jumlah refrigeran yang dihisap berkurang dan
kapasitas pendinginannya berkurang.
Dalam data dan spesifikasi kompresor selalu disebutkan; merk, type dan jumlah
minyak pelumas yang harus diisikan ke dalam kompresor. Minyak pelumas untuk mesin
refrigerasi dibuat oleh beberapa perusahaan dengan nama dagang dan typenya tersendiri.
Sebagai contoh spesifikasi kompresor dengan merk, type dan jumlah minyak pelumas yang
diperlukan, seperti pada table dibawah ini.
38
Jika data tidak ada, maka dapat digunakan table pendekatan dibawah ini;
Kekentalan SUS
o
Refrigeran Model Kompresor Pada 100 F
Refrigeran 11 Centrifugal 280 300
Refrigeran 12 Torak 150 300
Rotari 280 300
Centrifugal 280 300
Refrigeran 22 Torak 150 300
R 717 Torak 150 300
R 744 Torak 280 300
R 764 Torak 70 200
Rotari 280 300
Minyak kompresor untuk mesin refrigerasi dibuat oleh beberapa perusahaan dengan
nam dagang dan typenya, sebagai berikut;
Kekentalan (SUS)
100 150 200 300 500
o o
Pada 100 F (37,8 C)
Caltex Capella A B C D E
Shell Clavus 17 27 29 33 37
Sun Oil Co Suniso - 3 GS - 4 GS 5 GS
ESSO Norpol 40 45 45 50 55
Zerice 40 42 45 50 55
Mobil Arctic Extra 155 C Heavy 300 -
Flowrex C 151 C Heavy E.H -
Castrol Icematic Light Medium F 200 Heavy F 30
B.P Energol LPT-50 LPT-50 LPT-80 LPT-100 -
Union Turmaco - 150 215 315 465
refrigeran sintetik seperti refrigeran dari golongan CFC dan HCFC, karena disamping
mempunyai performansi yang baik juga sangat ramah terhadap lingkungan (tidak
menyebabkan pengikisan ozon/ non ODP dan pemanasan global/ non GWP). Refrigeran
39
golongan HFC memang cukup baik juga untuk menggantikan CFC dan HCFC akan tetapi
masih memberikan efek pemanasan global (GWP) yang cukup tinggi.
Dengan dilarangnya penggunaan CFC dan HCFC tersebut, telah dilakukan
pengembangan refrigeran Hydrocarbon (HC) oleh industri di luar negeri maupun di dalam
negeri. Sebagai contoh Industri Foron GmbH di Jerman timur pada tahun 1992 telah
memproduksi refrigeran campuran propane-isobutana dan menerapkannya pada sistim
refrigerasi. Di Indonesia misalnya PT. Citra Total Buana Biru di Bandung memproduksi
refrigeran Hidrokarbon (HC) dengan merk Hycool, dan PT.Pertamina dengan
produksinya yang diberi nama Petrozon-Rossy.
Refrigeran
No Nama Refrigeran Komposisi Negara
yang diganti
1 R 170 (Ethana)
2 R 290 (Propane)
3 R 1270 (Propilena) Natural Refrigeran
4 R 600 (Butana)
5 R 600a (Isobutana)
6 Esanty ER 12 Isobutana + Propana R-12 & R-134a Australia
7 Esanty ER 22 Ethane + Propana R-22 Australia
Indonesia
8 Petrozon Rossy R-12 Isobutana + Propana R-12
(PT.Pertamina)
Batas praktis (Practical limit/ Mpl) adalah menunjukkan jumlah pengisian sistim
yang dapat diterima untuk luas ruangan tertentu. Mpl batasannya adalah 20% dari
batas nyala bawah (Low explosion plammable limit) seperti pada table sebelumnya.
3
Untuk refrigeran hydrocarbon besarnya Mpl = 8 gram/m
Ada beberapa aspek teknik yang harus diperhatikan dalam melakukan retrofit
(penggantian refrigeran) dengan menggunakan hydrocarbon, sebagai berikut:
Mempelajari data dari sistim yang akan diganti, seperti refrigeran yang
digunakan, sistim kelistrikannya, dan lainnya harus teridentifikasi semuanya.
Prosedur pengeluaran refrigeran lama dari sistim.
Penggantian semua komponen sistim kelistrikan yang bisa menimbulkan
percikan api dengan komponen yang bebas percikan api (spark free component)
seperti; relay kompresor, over load, on/off switch, thermostat, switch lampu,
panel listrik, pressure switch dan compressor terminal box.
Prosedur pengisian sistim.
Pemasangan alarm (Flammable gas alarm).
leak detector), D-tekt (Bubble leak detector), Leak spot (Bubble disperser), Restorseek leak
locator, leak finder foam, drop & dab leak detector dan lain sebagainya.
Halide torch adalah suatu alat pencari kebocoran dengan menggunakan nyala api
dengan memakai bahan bakar; alcohol, gas propane (gas elpiji atau camping gas), gas
butana dan gas alam. Alat ini khusus untuk mencari kebocoran refrigeran dari golongan
halogen. Unsur-unsur halogen bila berhubungan dengan tembaga yang sedang terbakar
(membara) akan bias mempengaruhi nyala api yang timbul pada alat tersebut. Dari
perubahan nyala api dapat diketahui tempat terjadinya kebocoran pada sistim.
Colored tracing agent adalah suatu bahan tambahan (additive) yang berupa cairan
dan berwarna merah tua, dipakai dengan memasukkan cairan tersebut ke dalam sistim agar
bercampur dengan refrigeran dan ikut bersirkulasi ke semua bagian sistim. Pada bagian
yang bocor, refrigeran akan keluar ke udara, sedangkan zat warna tersebut akan ikut keluar
juga, tetapi tetap tinggal pada permukaan yang bocor dan akan memberikan warna, sehingga
tempat yang bocor dapat diketahui. Zat warna ini harus mempunyai sifat stabil, tidak
bereaksi dengan refrigeran, minyak pelumas dan semua bahan yang digunakan pada sistim.
Colored tracing agent dibuat oleh beberapa pabrik dengan merk; Visoleak, Trace dan
lainnya. Pabrik Do-Pont telah mengeluarkan produk freon-12 dengan zat warna yang diberi
nama Dytel. Freon dengan Dytel banyak digunakan pada auto air conditioning, karena
besarnya getaran sering terjadi kebocoran. Dengan adanya zat warna ini, bila ada kebocoran
refrigeran, maka dengan mudah dapat diketahui.
44
Selang kuning charge manifold (tengan) dihubungkan dengan pompa vakum
(Gambar-A) atau dihubungkan dengan tabung refrigeran (Gambar-B). Sedangkan
selang warna merah (kanan/ H) dihubungkan dengan saluran tekanan tinggi dari
sistim (Gambar-A) atau dihubungkan dengan pompa vakum (Gambar-B).
Katup (H) dan katup (L) pada charge manifold dibuka penuh, selanjutnya
pompa vakum dihidupkan.
45
1-Saringan 2- Process tube 3-M anifold 1-Kompresor 2-Pipa pengisian 3-M anifold 4-Refrigeran
4-Pompa vacum 5-Pompa vakum 6M inyak pelumas
Setelah meter ganda pada (L) menunjukkan 30 inch Hg, katup (H) dan (L)
ditutup dan biarkan selama kurang lebih 30 menit.
Kalau meter ganda terjadi kenaikan tekanan, maka hidupkan lagi pompa
vakum sampai meter ganda tidak terjadi kenaikan telakan lagi (kedua katup dibuka).
Kalau
sudah beberapa kali proses pemvakuman diulang, masih terjadi kenaikan tekanan,
maka sistim masih mengalami kebocoran dan harus diperbaiki. Setelah selesai
kembali lagi ke proses no;1
Kalau sistim sudah vakum, maka sistim sudah siap dilakukan pengisian.
dari sistim yang diisi. Pada name plate sistim biasanya dicantumkan; jenis refrigeran yang
digunakan dan jumlah massa refrigeran yang diisikan. Dapun alat yang diperlukan; charge
manifold, timbangan berat, tabung refrigeran, tang ampere, pembuntu pipa dan lain
sebagainya.
1- Saringan
2- Process tube
3- M anifold
4- Timbangan
5- Pompa vacum
manifold pada (L) dan katup tabung refrigeran, dan jalankan sistim (katup H off).
Perhatikan pengurangan berat refrigeran pada timbangan, sampai mencapai berat
refrigeran yang harus diisikan ke sistim (sesuai denga name plate sistim) kemudian
pengisian dilebihkan sedikit untuk mengganti kehilangan refrigeran pada selang isi.
Setelah dicapai pengisian yang tepat, tutup keran charge manifold pada (L), dan
perhatikan arus yang digunakan pada tang ampere, apakah sudah sesuai name plate.
Melalukan pembuntuan pipa isi (proses tube), kemudian dibrazing agar tidak bocor.
suhu ruang yang dikondisikan. Alat yang dugunakan; charge manifold, tang ampere,
thermometer suhu, grafik karakteristik beberapa refrigeran, pembuntu pipa dan alat las.
Secara umum langkah pengisiannya sbb:
Siapkan peralatan yang dibutuhkan
Lakukan pembilasan pada selang isi (selang tengah)
manifold pada (L) dan katup tabung refriogeran, dan jalankan sistim (katup H off)
Perhatikan tekanan gauge manometer sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah.
Misal; R-12 *untuk AC tekanan tingginya = 150 200 psig
Tekanan rendahnya = 25 45 psig
* untuk refrigerator, tekanan tingginya = 130 180 psig
Tekanan rendahnya tergantung dari sistimnya.
Kalau sudah mencapai tekanan yang ditentukan, tutup katup charge
manifold.
Perhatikan arus yang digunakan sistim pada tang ampere, apakah sudah
sesuai dengan name platenya.
bocor. Melakuka pembuntuan pipa isi (proses tube), kemudian dibrazing agar tidak
Pekerjaan teknisi sistem refrigerasi dan tata udara memerlukan pengetahuan dasar
mengenai penggunaan peralatan kerja dan alat ukur. Kesuksesan seorang teknisi ditentukan
oleh kemampuan mendiagnosa sistem, kemampuan pemilihan peralatan serta kecakapan
pemakaianya.
b. Tang (pliers)
Tang biasanya digunakan untuk memegang, memotong ataupun
menekuk material.
b.1 Linemans pliers
c. Obeng (screwdrivers)
Obeng digunakan sebagai penggerak berbagai macam sambungan
seperti baut
d. Palu (hammer)
Merupakan peralatan yang digunakan untuk memalu material.
e. Gergaji (hacksaws)
Peralatan ini digunakan untuk memotong metal object. Tingkat
kekasaran gergaji ditentukan oleh jumlah gigi per inch.
52
f. Bor (drill)
Bor digunakan untuk melubangi material. Tiap-tiap bor di design
untuk masing-masing material berbeda.
g. Gunting (snips)
Merupakan peralatan yang digunakan untuk memotong sheet metal dll.
b. Reamer
Peralatan ini digunakan untuk menghaluskan atau
membersihkan bagian dalam atau luar pipa dari geram-geram sisi
proses pemotongan pipa.
c. Tube Benders
Digunakan untuk menekuk/membengkokan pipa.
4.3 Brazing tools, digunakan untuk proses penyambungan/ pengelasan pipa tembaga.
55
d) Multimeter
Merupakan peralatan yang digunakan untuk mengukur besaran-
besaran listrik seperti arus, tegangan, hambatan.
57
e) Leak detector
Digunakan untuk mendeteksi adanya kebocoran refrigeran di dalam
sistem refrigerasi.
58
disebut squirrel-cage winding. Stator terdiri dari lapisan-lapisan pelat besi yang disusun
sama tinggi dengan rotor dan pada bagian dalam mempunyai banyak alur-alur yang diberi
kumparan kawat tembaga yang berisolasi. Jika arus listrik mengalir melalui kumparan kawat
tersebut maka intinya akan menjadi magnet yang akan menginduksi rotoe, sehingga rotor
juga menjadi magnet. Kerja selanjutnya sama dengan prinsip kerja motor listrik. Motor
induksi ini bentuknya sangat sederhana. Oleh karena startnya lemah, maka tidak bisa
digunakan untuk beban yang berat.
59
Kumparan utama (main winding atau running winding) mempunyai kawat tembaga
yang lebih besar dengan jumlah lilitan kawat yang sedikit sehingga hambatannya kecil.
Pada saat motor berputar pada kecepatan penuh, aliran listrik hanya melalui kumparan
utama saja, jadi motor bekerja seperti motor induksi. Kumparan utama ditempatkan pada
stator dan dihubungkan denga listrik dari luar. Stator dengan dua buah kumparan atau dua
kutub untuk motor dengan kecepatan tinggi 3000 rpm sedangkan stator dengan empat buah
kumparan atau empat kutub untuk motor dengan kecepatan 1500 rpm.
Kumparan pembantu (Starting winding atau auxillary winding) mempunyai diameter
kawat tembaga yang lebih kecil, tetapi jumlah lilitannya lebih banyak dari kumparan utama
sehingga hambatannya lebih besar. Kumparan pembantu juga ditempatkan pada stator.
Jumlah kutub kumparan pembantu sama denga jumlah kutub kumparan utama. Kumparan
pembantu ditempatkan diantara kutub-kutub kumparan utama. Fungsi kumparan pembantu
adalah untuk membantu memberikan tambahan daya gerak putar pada waktu permulaan
start dan untuk menentukan arah putaran motor.
Pada waktu start, kumparan pembantu dapat memberikan daya gerak putar tambahan
yang lebih besar. Setelah motor hampir mencapai putaran penuh, hubungan listrik ke
kumparan pembantu harus dilepas oleh start relai karena kumparan pembantu tidak boleh
dialiri listrik terus menerus.
60
Motor ini startnya lemah, maka hanya dipakai pada kompresor hermetic 1/20
1/3 DK, terutama dipakai pada sistim yang memakai pipa kapiler untuk lemari es,
freezer, fan motor, blower dan sebagainya.
Capasitor Start Induction Run (CSIR) motor atau motor dengan start kapasitor,
bentuk dan sifatnya hampir sama dengan split-phase motor, hanya saja pada CSIR motor
ditambahkan start kapasitor yang dihubungkan seri dengan kumparan pembantu oleh start
relai. Start kapasitor hanya dipakai waktu permulaan start sehingga gaya gerak putar
mulanya bertambah besar. Setelah motor mencapai putaran penuh start kapasitor dan
kumparan pembantu hubungannya dilepas oleh start relai.
61
Gambar 4.4 Diagram motor dengan start kapasitor dicoba langsung dan CSIR motor denga
relai magnetik
Dengan start kapasitor daya gerak putar mula motor dapat dinaikkan sampai 40%,
menjadi motor yang mempunyai daya gerak putar mula tinggi. Motor ini dipakai untuk
sistim yang memakai pipa kapiler atau katup ekspansi. Umumnya dipakai untuk motor dari
1/6 DK, satu fase pada 110 dan 220 Volt.
Capasitor Start & Run (CSR) motor atau motor dengan start dan run kapasitor
mempunyai bentuk juga hampir sama dengan split-phase motor. Pada motor jenis ini, start
dan run kapasitor dipasang secara parallel dan dihubungkan seri dengan kumparan
pembantu. Pada waktu start, kedua start dan run kapasitor yang dihubungkan seri dengan
kumparan pembantu mendapat aliran listrik dan memberikan tambahan tenaga kepada
kumparan pembantu selama waktu start. Setelah motor hampir mencapai putaran penuh,
kontak dari start relai membuka, maka hubungan listrik dari start kapasitor ke kumparan
pembantu terputus, tetapi run kapasitor masih terus berhubungan. Selanjutnya motor akan
terus berputar denga kumparan utama, kumparan pembantu dengan run kapasitor.
Gambar 4.5 Diagram motor dengan Start dan Run kapasitor dicoba
62
langsung
Permanent Split Capasitor (PSC) motor atau motor dengan run kapasitor, bentuknya
juga hampir sama dengan split phase motor, hanya pada PSC motor ditambahkan run
kapasitor yang dihubungka seri dengan kumparan pembantu secara permanen. Jenis motor
ini tidak memakai start relai, kumparan utama dihubungkan langsung dengan listrik dari
luar.
Run kapasitor dan kumparan pembantu tetap mendapat aliran listrik selama waktu
start dan setelah motor mencapai putaran penuh. Run kapasitor gunanya untuk memperbaiki
factor kerja dan juga sebagai start kapasitor. Daya gerak mula motor tersebut kecil sehingga
hanya dapat dipakai untuk motor yang tidak memerlukan daya start yang besar atau sistim
yang memakai pipa kapiler. Digunakan terutama untuk kompresor rotary sampai 3 DK, satu
fase pada 110 dan 220 volt.
4.5.1 Thermostat
Thermostat yang digunakan pada mesin mesin refrigerasi berfungsi sebagai berikut:
Mengatur batas-batas suhu di dalam ruangan
Mengatur lamanya kompresor berhenti
Menghentikan dan menjalankan kembali kompresor secara otomatis
Jenis sensing bulb adalah jenis thermostat yang paling banyak dijumpai
dibandingkan dengan jenis bimetal dan jenis thermistor. Pada ujung pipa kapiler dari
thermostat biasanya terdiri dari sebuah bulb atau power element atau ujung pipa tersebut
dililit agar diameternya menjadi besar, sehingga dapat lebih baik mengukur suhu udara dari
ruangan. Ujung yang lain dari pipa kapiler tersebut berhubungan dengan membran
(diafragma) atau bellow yang dapat menyusut dan mengembang apabila cairan di dalam
pipa tekanannya berkurang atau bertambah. Apabila suhu di dalam ruangan menjadi sangat
rendah maka cairan di dalam pipa dan bulb akan menyusut dan tekanannya menurun
sehingga tekanan pada membran atau bellow juga menurun dan kontak kontak listrik
terlepas, maka kompresor akan berhenti karena tidak mendapat aliran listrik lagi. Sebaliknya
apabila suhu di dalam ruangan naik maka cairan akan mengembang sehingga membran atau
bellow dapat mendorong kontak listrik sampai berhubungan kembali dan kompresor dapat
berjalan lagi.
Prinsip kerja didalam pipa dan bulb dipengaruhi oleh perubahan suhu ruangan. Pipa
kapiler dari pengatur suhu tidak boleh menyentuh pipa-pipa atau bagian-bagian dari
evaporator yang lebih dingin suhunya karena akan dapat mempengaruhi kerja dari pengatur
suhu (thermostat). Pada room air conditioner (RAC), bulb ditempatkan di aliran udara dari
ruangan kembali ke RAC (return air) sedangkan pada lemari es bulb ditempatkan pada
evaporator dan dijepit dengan klem.
65
Biasanya pengaturan suhu dari thermostat dengan tombol sudah cukup, namun apabila
belum memuaskan maka kita masih dapat mengatur suhu dari thermostat dengan mengatur
range dan differensial.
1. Tempat knop
2. Baut range
3. Kontak listrik
4. Baut differensial
5. Terminal
6. Bulb
7. Pipa kapiler
8. Membran
kembali secara otomatis. Overload merupakan perlengkapan standar dari pabrik pembuat
kompresor.
Tergantung dari perencanaannya, kompresor dapat memakai internal atau external
overload protector. External overload ditempatkan diluar rumah kompresor maka tidak
dapat menerima secara langsung panas dari motor listrik. External overload lebih mudah
dipasang, mudah ditukar atau diperbaiki. Internal overload ditempatkan di dalam kumparan
motor listrik maka dapat menerima secara langsung panas yang timbul dari kumparan motor
listrik. Internal overload di dalam kompresor hermetic tidak dapat ditukar tanpa lebih
dahulu mempuka rumah kompresor hermetic. Internal overload lebih dapat diandalkan
bekerjanya untuk melindungi motor listrik. Pada kompresor hermetic, overload motor
protector yang memakai bimetal ada dua (2) macam yaitu:
External overload motor protector (pengaman motor di luar)
Internal overload motor protector ( pengaman motor di dalam)
1. Terminal luar
2. Isolasi dari keramik
3. Kontak yang diam
4. Kontak yang dapat membuka
5. Terminal di dalam
6. Rumah dari logam
Motor biasanya bekerja pada suhu 125 oF (51,7 oC), jika suhunya naik sampai 200
250 oF (93 121 oC), overload akan bekerja dan memutuskan hubungan listrik. Setelah
suhu motor turun menjadi 150 170 oF (65,6 76,7 oC) kontak-kontak akan menutup
kembali. Kompresor hermetic memakai tanda label : Internal overload Protector atau
Compresor has Internal Motor Protector.
4.5.3 Kapasitor
Kapasitor adalah suatu alat listrik yang dapat menyimpan muatan listrik. Terdiri dari
dua lapis logam tipis yang mempunyai pengantar listrik yang baik dan diantaranya diberi
isolator atau dielektrik. Ada dua jenis kapasitor yang digunakan pada mesin refrigerasi yaitu
Start Capasitor dan Run capasitor.
Start Capasitor
Start capasitor mempunyai dua satuan yaitu: Microfarad (MFD = mF = F) dan Volt
Alternating Current (VAC), dimana MFD menerangkan daya muatan listrik (electrical
capasitance) sedangkan VAC menerangkan untuk arus bolak balik (AC) dan maksimum
tegangan (Volt) yang dapat dipakai.
68
Start capasitor direncanakan untuk dipakai dalam waktu yang singkat, dalam waktu
tiga detik dan tidak berulang-ulang. Pada kompresor hermetic, start kapasitor harus dipakai
dengan current relay atau potential relay untuk menghubungkan dan melepaskan kembali
aliran listrik dari start kapasitor. Start kapasitor dihubungkan seri dengan lilitan pembantu
(Starting winding) untuk menambah starting kopel motor. Kapasitor dari 220 VAC dapat
dipakai untuk tegangan 110 volt sedangkan kapasitor dari 125 VAC tidak dapat dipakai
untuk tegangan liastrik 220 volt.
Merk start kapasitor yang terkenal diantaranya : Sprague, Aerovox, Mallory, Old
reliable, General electric, Cornell Dubillier dan lainnya, semuanya buatan USA.
Start kapasitor biasanya menjadi rusak karena terlalu lama dialiri arus listrik sampai
menjadi panas dan rusak. Kerusakan tersebut umumnya disebabkan oleh relay yang salah
atau rusak, tegangan listrik rendah, motor listrikterbakar dll.
Start capasitor (untuk motor dengan start capasitor)
Motor Line Start Capasitor
HP Volt AC MFD VAC
1/8 110 72 88 125
1/6 110 88 108 125
110 108 130 125
124 149 125
1/3 110 161 193 125
110 200 240 125
216 259 125
110 378 440 125
1 110 378 440 125
400 480 125
1 220 72 88 250
124 149 250
1 220 130 156 250
2 220 135 152 250
2 220 130 156 330
3 220 130 - 156 330
69
Run Capasitor
Pada run capasitor, MFD nya biasanya kecil tetapi VAC nya besar dengan bentuknya
yang juga besar. Run capasitor diisi dengan minyak untuk memperbaiki isolasi dan
membuang panas yang timbul. Run capasitor direncanakan untuk bekerja terus
menerus pada VAC yang besar. Dengan run capasitor, dapat memperbaiki effisiensi dengan
mempertinggi atau memperbaiki factor kerja (Power factor) dan menurunkan amper.
Toleransi dari run capasitor hanya + 10%, maka hanya mempunyai satu (1) nilai MFD.
Volt dari run capasitor harus lebih tinggi dari pada yang diperlukan, jika kita ragu-ragu
sebaiknya memakai:
370 VAC run capasitor untuk unit 110 volt
440 VAC run capasitor unutk unit 220 volt
Pada salah satu terminal dari run capasitor dengan dua terminal ada yang memakai
tanda M atau garis yang timbul atau warna merah, terminal tersebut harus dihubungkan
dengan M dari kompresor atau pada line dan terminal yang lain dengan S dari kompresor.
Run capasitor dengan tiga terminal adalah gabungan dari 2 buah run capasitor. Tanda
HERM dari hermetic untuk kompresor dan tanda FAN untuk fan motor, sedangkan tanda C
yang ditengah adalah untuk keduanya dan harus dihubungkan dengan line, M dari
kompresor dan M dari fan motor. Biasanya run capasitor banyak digunakan pada RAC.
RUN CAPASITOR
Motor Line Run capasitor
HP Volt AC MFD VAC
1/12 110 4 370
1/8 110 56 370
1/6 110 7,5 370
110 7,5 10 370
110 10 15 370
110 15 20 370
1 110/220 15 20 370
1 110/220 25 30 370
2 230 20 35 370
3 230 40 440
Kontak dari relai dalam keadaan normal terbuka (normally open). Jumlah lilitan
relai sedikit dengan diameter kawat yang besar. Lilitan pada relai dihubungkan seri dengan
kumparan utama motor listrik. Relai magnetic harus dipasang dengan batang dan kontak
yang dapat bergerak pada kedudukan tegak, agar batang dapat bergerak tanpa mendapat
banyak gesekan. Umumnya pada relai diberi tanda panah menghadap ke atas atau tanda
TOP atau This side Up.
Pada waktu motor start, ampere yang diperlukan besar. Lilitan relai juga dialiri arus
yang besar sehingga dapat membangkitkan tenaga magnet yang dapat menarik batang dan
kontak-kontak relai ke atas sehingga kontak-kontaknya berhubungan dengan kumparan
pembantu dan start capasitor (jika memakai) mendapat arus listrik, sehingga dapat
memberikan tambahan daya untuk membantu rotor berputar. Setelah rotor mencapai putaran
penuh (hampir 3 detik) tenaga yang digunakan untuk menggerakkan rotor berkurang
sehingga arus listrik yang diperlukan turun ke normal. Magnet yang dibangkitkan menjadi
lemah, batang dan kontaknya yang dapat bergerak dari relai karena beratnya sendiri akan
jatuh ke bawah, melepaskan kontak listrik sehingga kumparan pembantu dan start kapasitor
(jika memakai) tidak mendapat arus listrik lagi. Selanjutnya rotor akan terus berputar hanya
dengan kumparan utama saja.
relai. Lilitan relai sangat peka terhadap perubahan tegangan. Relay ini pemasangannya
harus disesuaikan dengan petunjum dari pabrik dengan melihat tanda kedudukan
pemasangan dari relai
No. 4 dan No. 6 adalah terminal-terminal untuk sambungan kabel-kabel saja, pada
bagian dalam tidak ada hubungannya.
Hubungan bagian dalam dari terminal-terminal relay :
No. 1 dan No. 2 dihubungkan oleh kontak
No. 5 dan No. 2 dihubungkan oleh lilitan.
Pada waktu motor mulai start, tegangannya turun tetapi setelah motor mencapai
putaran penuh, tegangannya naik dan tegangan pada lilitan relai juga ikut naik, bahkan lebih
tinggi dari tegangan line (line voltage), sebagai akibat dari adanya run capasitor yang
dihubungkan seri dengan lilitan pembantu maka pada lilitan relai dapat terjadi magnet yang
kuat, yang dapat menarik batang dan membuka kontak No. 1 dan No. 2 dari relai sehingga
arus listrik ke start capasitor terputus. Selanjutnya motor akan terus berputar sebagai
Permanent Split Capasitor (PSC) motor. Setelah kontak terlepas, pada lilitan pembantu
masih terdapat cukup tegangan yang dapat membangkitkan magnet dan memegang batang
sehingga start capasitor tetap terputus hubungannya. Apabila aliran listrik diputuskan, maka
tegangan menjadi 0 (nol), lilitan relai tidak bekerja lagi dan kontak dari relai tertutup, siap
untuk start kembali apabila motor mendapat aliran listrik lagi.
73
kompresor tanpa membedakan besarnya ampere atau daya dari motor listrik. Pada waktu
start solid state relay dapat menjalankan motor listrik dengan mengalirkan arus listrik ke
kumparan pembantu (dan start kapasitor jika memakai), sehingga dalam waktu yang singkat
kumparan pembantu dapat memberikan tambahan tenaga untuk memutar rotor. Setelah tiga
detik, motor listrik telah berputar dan hampir mencapai putaran penuh, logam di dalam relay
menjadi panas dan hambatannya berubah menjadi sangat besar sehingga arus yang lewat
menjadi sangat kecil dan dapat menghentikan arus listrik yang mengalir ke kumparan
pembantu, tetapi rotor sudah dapat berputar dan akan terus berputar hanya dengan
kumparan utama saja. Keadaan tersebut akan terus berlangsung selama motor listrik
bekerja.
Pada waktu start dan setelah motor bekerja, solid state relay hambatannya menjadi
o
sangat besar dan panas. Panas dari relay dapat mencapai suhu 170 F. Bentuk relay dibuat
pipih agar dapat dengan mudah melepas panas kelingkungan. Setelah kompresor berhenti,
solid state relay memerlukan waktu tunggu agar menjadi dingin (3/4 s/d 5) menit dan
kemudian baru dapat start kembali. Solid state relay tidak baik dipakai untuk motor listrik
yang sering hidup dan mati secara periodik dalam waktu yang singkat.
G : Hijau
W : Putih
GR : Kelabu
Y : Kuning
LG : Hijau muda
Gambar 4.17: Rangkaian listrik lemari es SANYO model SR-148 OL
75
(2 F, 460 VACW)