Di bagian kiri terdapat garis saturasi cair (Cair jenuh). Di garis ini zat dalam keadaan tepat cair
jenuh. Jika sedikit saja ke kanan maka sebagian zat akan menguap menjadi gas dan sedikit saja
ke kiri maka zat akan menjadi keadaan subcooled. Subcooled adalah keadaan pada saat suatu zat
yang sudah menjadi cair jenuh kemudian mengalami penurunan suhu.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat garis lurus dengan arah ke kanan. Garis tersebut dimulai dari
sebelah kiri kubah atau dengan kata lain awalnya zat dalam keadaan subcooled.
Proses 1 ke 2, zat dalam keadaan subcooled tersebut menerima kalor sehingga terjadi keniakan
suhu sampai zat menjadi saturasi cair. Enthalpy pada zat tersebut naik. Pada titik 2 zat dalam
keadaan saturasi cair.
2 ke 3, Zat tersebut menerima kalor akibatnya enthalpy naik. Dalam tahap ini kalor yang
diterima tidak mengubah suhu zat, melainkan merubah fasa menjadi gas. Zat yang tadinya
berupa saturasi cair mulai berubah menjadi gas (menguap). Antara titik 2 dan titik 3 berfasa
campuran. Semakin dekat dengan titik 3 semakin banyak zat yang berfasa gas. Sebaliknya
semakin dekat dengan titik 2, semakin banyak zat yang berfasa cair. Di titik 3 keadaan zat
menjadi saturasi gas (gas jenuh) di mana semua zat berfasa gas.
Proses 3 ke 4, Setelah berfasa saturasi gas, zat tersebut menerima kalor akbatnya entalphy terus
naik. Pada proses ini terjadi kenaikan suhu sehingga zat menjadi keadaan superheated.
Proses 1-->2-->3-->4 terjadi pada tekanan (P) yang sama. Dalam diagram P-h ini juga dapat
menggambarkan proses-proses lain sehingga diketahui besaran-besaran yang ada pada proses
tersebut.
Untuk setiap zat memiliki diagram P-h masing-masing. Biasanya diagram P-h digunakan untuk
sistem thermodnamika seperti sistem rankin, sistem refigerasi dan lain-lain
Suhu entropi diagram, atau T-s diagram, digunakan dalam termodinamika untuk
memvisualisasikan perubahan suhu dan entropi selama proses termodinamika atau siklus. Ini
adalah alat yang berguna dan umum, terutama karena hal ini membantu untuk memvisualisasikan
perpindahan panas selama proses. Untuk proses (yang ideal) reversibel, area under curve T-s
proses adalah panas yang ditransfer ke sistem selama proses.
1.Kompresi
merupakan proses yang terjadi pada kompresor yang menekan refrigeran atau freon secara
reversibel dan isentropik. Kerja atau usaha yang diberikan pada refrigeran akan menyebabkan
kenaikan pada tekanan sehingga temperatur refrigeran akan lebih besar dari temperatur
lingkungan atau refrigeran mengalami fasa superheat. Kompresor memompa refrigeran ke
seluruh komponen melalui sistem pemipaan. Jenis kompresor berdasarkan cara kerja tekanannya
yaitu kompresor torak (reciprocating), putar (rotary), screw, centrifugal, dan scroll. Sedangkan
jenis kompresor berdasarkan pengaturan motornya dibedakan menjadi jenis terbuka (open type),
semi hermetik dan hermetik.
2.Kondensasi
merupakan proses pelepasan kalor refrigeran superheat ke lingkungan sehingga fasanya berubah
dari uap menjadi cair jenuh tetapi tekanan dan temperaturnya masih tetap tinggi. Media
pengembun refrigeran pada kondensor bisa berupa udara (air cooled condenser), air (watercooled condenser) atau campuran udara dan air (evaporative condenser).
3.Ekspansi
merupakan proses penurunan secara adiabatis pada tekanan dan temperatur sehingga nilainya
lebih rendah dari temperatur lingkungan. Beberapa alat ekspansi diantaranya pipa kapiler, katup
ekspansi manual, Thermostatic Expansion Valve (TXV), Automatic Expansion Valve (AXV),
Electronic Expansion Valve (EXP), dan lain sebagainya.
4.Evaporasi
Setelah refrigeran diekspansikan secara irreversibel adiabatik menjadi cairan jenuh, refrigeran
akan memiliki tekanan dan temperatur rendah sehingga akan menerima sejumlah kalor dari
lingkungan yang didinginkan dan refrigeran berubah seluruhnya menjadi uap jenuh yang
kemudian masuk ke kompresor untuk disirkulasikan kembali. Komponen evaporator ini yang
secara langsung berhubungan dengan produk yang akan didinginkan. Pembagian evaporator
berdasarkan bentuk koilnya yaitu pipa telanjang (bare tube), permukaan pelat (Plate Surface),
dan bersirip (finned). Berdasarkan konstruksinya dibedakan menjadi shell & tube, Shell & coil,
dan Bondelot. Sedangkan pembagian evaporator berdasarkan ekspansi langsung yaitu Tipe
ekspansi kering (dry expansion type) dan tipe banjir (flooded type).
1 2 merupakan proses kompresi adiabatik dan reversibel, dari uap jenuh menuju ke
tekanan kondensor.
2 3 merupakan proses pelepasan kalor reversible pada tekanan konstan, menyebabkan
penurunan panas lanjut (desuperheating) dan pengembunan refrigerasi.
3 4 merupakan proses ekspansi unreversibel pada entalpi konstan, dari fase cair jenuh
menuju tekanan evaporasi.
4 1 merupakan proses penambahan kalor reversible pada tekanan konstan yang
menyebabkan terjadinya penguapan menuju uap jenuh.
Sistem pendinginan kompresi uap minimal tersusun dari empat buah komponen utama yaitu :
Kompresor
Kondenser
Alat ekspansi
Evaporator
Sistem pendinginan kompresi uap menggunakan cairan refrigeran yang bersirkulasi di dalam sistem
tertutup. Refrigeran ini berguna sebagai media penyerap panas dari tempat/ruangan yang akan
didinginkan dan membuang panas tersebut ke lingkungan. sistim kompresi uap satu tingkat,
minimal terdiri dari empat komponen utama yaitu : kompresor, kondenser, alat ekspansi dan
evaporator.
Refrigeran yang telah bersirkulasi satu siklus penuh masuk ke kompresor dalam keadan uap jenuh (
kompresor ke tekanan yang lebih tinggi, menghasilkan tekanan dan temperatur refrigerant yang tinggi.
Uap yang keluar dari kompresor dalam keadaan temperatur tinggi, di kenal dengan uap
panas tingkat lanjut (superheated vapor) kemudian akan menuju ke kondenser dimana di
kondenser ini refrigeran akan didinginkan dan dikondensasikan menjadi cairan dengan cara
melewatkannya melalui tube bersirip, proses pendinginan di kondenser terdapat 2 cara
yaitu : dengan udara yang dihasilkan dari fan/blower atau dengan media cairan pendingin
( contoh : air ). Pada kondenser terjadi peristiwa pembuangan kalor dari refrigeran/sistem ke
lingkungan.
Refrigeran yang telah terkondensasi menjadi cairan, dikenal dengan cairan jenuh (saturated
liquid) kemudian akan menuju alat ekspansi dimana tekanannya akan diturunkan. Penurunan
tekanan ini akan menghasilkan campuran x % liquid dan y % uap, yang kuantitasnya dapat
dilihat di diagram mollier. y % uap inilah yang disebut sebagai flash gas yang akan
mendinginkan sisa refrigeran yang masih berbentuk cairan ke temperatur yang lebih rendah
dari temperatur ruangan yang akan didinginkan.
Campuran uap dan cairan refrigeran yang bertemperatur dan bertekanan rendah kemudian
akan memasuki evaporator. Fan akan mensirkulasikan udara yang tentunya lebih hangat dari
temperatur campuran cairan dan uap refrigeran. Udara yang lebih hangat inilah yang akan
membuat refrigeran cair berevaporasi seluruhnya sampai ke kondisi uap jenuh (saturated
vapor) . Pada waktu yang sama pula, udara hangat akan menjadi dingin setelah melewati
evaporator ( karena terjadi proses perpindahan panas ), udara yang dingin keluar dari
evaporator akan mendinginkan ruangan sampai ke temperatur yang diinginkan. Untuk
menyelesaikan satu siklus refrigerasi penuh maka 100 % uap dari evaporator akan kembali
menuju keompresor.
Selain garis-garis besaran terebut diatas, terdapat pula kubah saturasi (ditunjukkan dengan garis
merah). Kubah ini merupakan kubah yang menunjukkan fasa zat. Didalam kubah merupakan
daerah dimana fasa dari zat berupa campuran gas dan cair.
Di bagian kanan terdapat garis saturasi gas (gas jenuh). Di garis ini zat dalam keadaan tepat
jenuh gas. Jika sedikit saja ke kiri maka sudah ada bagian yang mencair dan jika sedikit saja ke
kanan maka sudah terjadi superheated. Superheated adalah keadaan dimana pada saat suatu zat
yang sudah dalam keadaan gas jenuh, kemudian mengalami kenaikan suhu.
Di bagian kiri terdapat garis saturasi cair (Cair jenuh). Di garis ini zat dalam keadaan tepat cair
jenuh. Jika sedikit saja ke kanan maka sebagian zat akan menguap menjadi gas dan sedikit saja
ke kiri maka zat akan menjadi keadaan subcooled. Subcooled adalah keadaan pada saat suatu zat
yang sudah menjadi cair jenuh kemudian mengalami penurunan suhu.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat garis hijau dengan arah ke kanan. Garis tersebut dimulai dari
sebelah kiri kubah atau dengan kata lain awalnya zat dalam keadaan subcooled.
Proses 1 ke 2, zat dalam keadaan subcooled tersebut menerima kalor sehingga terjadi keniakan
suhu sampai zat menjadi saturasi cair. Enthalpy pada zat tersebut naik. Pada titik 2 zat dalam
keadaan saturasi cair.
2 ke 3, Zat tersebut menerima kalor akibatnya enthalpy naik. Dalam tahap ini kalor yang
diterima tidak mengubah suhu zat, melainkan merubah fasa menjadi gas. Zat yang tadinya
berupa saturasi cair mulai berubah menjadi gas (menguap). Antara titik 2 dan titik 3 berfasa
campuran. Semakin dekat dengan titik 3 semakin banyak zat yang berfasa gas. Sebaliknya
semakin dekat dengan titik 2, semakin banyak zat yang berfasa cair. Di titik 3 keadaan zat
menjadi saturasi gas (gas jenuh) di mana semua zat berfasa gas.
Proses 3 ke 4, Setelah berfasa saturasi gas, zat tersebut menerima kalor akbatnya entalphy terus
naik. Pada proses ini terjadi kenaikan suhu sehingga zat menjadi keadaan superheated.
Proses 1-->;2-->;3-->4 terjadi pada tekanan (P) yang sama. Dalam diagram P-h ini juga dapat
menggambarkan proses-proses lain sehingga diketahui besaran-besaran yang ada pada proses
tersebut.
Untuk setiap zat memiliki diagram P-h masing-masing. Biasanya diagram P-h digunakan untuk
sistem thermodnamika seperti sistem rankin, sistem refigerasi dan lain-lain
3
4
Environ
Q
Conde
ment
Expans
ion
Valve
nser H
Evapor
Qator
Compr
essor
2
W
in
Refrigera
L
ted
Space
Env
Q
iron
C
men
on H
de
E t
ns
xp
an
si
on
Va
lv
e
er
E
Q
va
Lpo
Ref
ra
rige
to
rate
r
d
Spa
ce
C
o
m
pr
es
so
r
W
i
n
internal dari suatu sistem termodinamika ditambah energi yang digunakan untuk
melakukan kerja pada sebuah materi.
Entalpy dari suatu sistem didefinisikan sebagai penjumlahan energi dalam dengan
selisih hasil kali tekanan dan volume.
Entalpy dapat didefinisikan kalor total dari panas bebas dan panas laten yang
terdapat pada suatu benda. Harga entalpy dinyatakan dalam satuan K Cal?Kg.
Kalor jenis suatu zat ialah jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kilo zat itu
sebesar 10K atau satu derajat Kelvin. Bilangan kalor jenis dinyatakan dengan satuan K Cal/Kg
0C.
Kalor LatenPanas yang diperlukan untuk mengubah wujud zat dari padat menjadi cair, dan cair
menjadi gas atau sebaliknya tanpa mengubah suhunya disebut kalor laten (panas laten). Satuan
Kalor Laten : Joule, Kalori, BTU,
lKalor sensibel adalah jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan atau menurunkan suhu
suatu benda. Satuan dalam : Joule, Kalori, atau BTU.
Kapasitas PendinginanUntuk menyatakan efek pendinginan, banyaknya kalori panas yang di
serap dalam satuan waktu dinyatakan dengan K Cal/Jam.
pendinginan lanjut terjadi di condenser.
pemanasan lanjut (super heat) pada bagian akhir dari evaporator. Pemanasan
lanjut agar refrigerant berbentuk gas sebelum masuk compressor.