Anda di halaman 1dari 15

JURNAL TEKNIK MESIN

TERMODINAMIKA

SIKLUS PENDINGIN

PENYUSUN :

1. WAHYU KURNIAWAN (1422100031)

2. RIZALDI LUGMAN SYAMSA M. (1422100007)

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
TERMODINAMIKA
JURNAL TEKNIK MESIN
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

SIKLUS PENDINGIN
Wahyu Kurniawan1, Rizaldi Lugman Syamsa Mahendra2
Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya,
Indonesia email: wahyukur51@gmail,com

ABSTRAK
Refrigerant merupakan metode dari perpindahan panas. Dasar dari ilmu ini ialah suatu zat
cair dapat diuapkan pada temperature berapa saja yang diinginkan dengan perubahan tekanan di
atasnya. Pada sistem pendingin terdapat alat seperti kompresor, kondensor, katup expansi, dan
evaporator. Siklus pendingin bermula dari kompresor yang melepaskan refrigerant untuk mengalir
ke kondensor agar mengembun. Selanjutnya cairan masuk ke katup ekspansi akan merubah cairan
menjadi bertekanan dan temperature rendah. Selanjutnya cairan refrigerant ini dialirkan ke
evaporator untuk proses penguapan. Dan panas yang dihasilkan ini selanjutnya akan di bawa lagi
keluar untuk dibuang yang sebelumnya terlebih dahulu melewati kompresor. Dilakukannya
percobaan untuk mencari nilai Coeficient of Perform agar dapat diketahui sebuah sistem pendingin
berjalan baik atau tidak. Diperlukan tabel uap panas pada jenis refrigerant untuk mengetahui
entalpi pada setiap titik sistem pendinginan. Selanjutnya dilakukan analisis perhitungan dan
diperoleh hasil bahwa semakin meningkatnya tekanan keluar kompresor maka akan menurunkan
nilai Coeficient of Performance. Dari keseluruhan data didapat disimpulkan bahwa siklus
pendinginan berjalan baik karena nilai COP keseluruhan di atas angka satu. Secara berurutan
pendingin R-12 memiliki nilai COP terendah diikuti oleh pendingin R-22 Dan Amonia merupakan
pendingin dengan nilai COP tertinggi.

Kata kunci: sistem pendingin, refrigerant, koefisien performa.


I. PENDAHULUAN 134, gas SO2, Methyl Chloride dan lain
Refrigerant merupakan metode dari sebagainya [1].
perpindahan panas. Dasar dari ilmu ini ialah Terdapat beberapa bagian dalam
suatu zat cair dapat diuapkan pada sistem pendingin adalah kompresor
temperature berapa saja yang diinginkan merupakan jantung dari sistem refrigerasi.
dengan perubahan tekanan di atasnya.
Bahan pendingin adalah suatu zat yang
mudah menguap dan berfungsi sebagai
penghantar panas dalam sirkulasi pada
instalasi sistem pendingin. Zat ini dapat
dengan mudah diubah dari wujud gas ke cair
ataupun sebaliknya serta dapat mengambil
panas dari evaporator dan membuangnya di
kondensor. Beberapa contoh refrigerant
Gambar 1 Bagian sistem pendingin
adalah ammonia, R-12, R22, gas Freon, R-
Termodinamika - Jurnal Teknik Mesin

Pada saat yangsama kompresor menghisap mengalir melalui rusuk-rusuk


uap refrigeran yang bertekanan rendah dari coil pendingin sehingga terjadi pertukaran
evaporator dan mengkompresinya menjadi panas.
uap bertekanan tinggi sehingga uap akan
tersirkulasi. Kondensor juga merupakan
salah satu komponen utama dari
sebuahmesin pendingin. Pada kondensor
terjadi perubahan wujud refrigerandari uap
super-heated (panas lanjut) bertekanan
tinggi ke cairan sub-cooled (dingin lanjut)
bertekanan tinggi. Agar terjadi perubahan
wujudrefrigeran (dalam hal ini adalah
pengembunan atau condensing), maka
kalorharus dibuang dari uap refrigeran. Gambar 2 Siklus pendinginan
Setelah refrigeran terkondensasi di
kondensor, refrigeran cair tersebut masuk ke Panas dari udara pindah ke dalam
katup ekspansi yang mengontrol jumlah refrigerant dan selanjutnya dibawa lagi
refrigeran yang masukke evaporator. Ada keluar untuk dibuang yang sebelumnya
banyak jenis katup ekspansi; tiga di terlebih dahulu melewati compressor [3].
antaranya adalah pipa kapiler, katup Dalam sebuah siklus sistem
ekspansi otomatis dan katup ekspansi pendingin kita perlu mengetahui nilai
termostatik. Pada evaporator, refrigeran koefisien performa atau Coeficient of
menyerap kalor dari ruangan yang Performance untuk mengindikasi bahwa
didinginkan. Penyerapan kalor ini siklus pendinginan berjalan baik atau tidak.
menyebabkan refrigeran mendidih Diperlukannya nilai dalam tabel uap panas
dan berubah wujud dari cair menjadi uap (k pada setiap jenis refrigerant yang mengalir
alor/panas laten). Panas yang dipindahkan untuk mengetahui nilai entropi dan entalpi
berupa panas sensibel (perubahan pada titik titik sistem pendinginan. Setelah
tempeataur) dan Panaslaten (perubahan itu dapat diketahui nilai daya kompresor
wujud) [2] dengan
Siklus dari sistem pendinginan 𝑊𝐶 = 𝐻2 − 𝐻1 …..(1)
berawal dari kompresor melepaskan Maka panas yang dihasilkan buang oleh
refrigerant yang bertemperatur tinggi dan
kondensor senilai
bertekanan tinggi karena menyerap panas
𝑄𝐶 = 𝐻2 − 𝐻3 …..(2)
dari evaporator ditambah panas yang
Lalu panas yang diserap oleh evaporator
dihasilkan kompressor saat langkah
pengeluran [discharge stroke]. Gas didapat dari
refrigerant mengalir ke dalam condenser. Di 𝑄𝐸 = 𝐻1 − 𝐻4 …..(3)
dalam kondenser gas refrigerant Maka nilai COP dapat dihitung dengan
𝑄
mengembun kembali menjadi cairan. Cairan 𝐶𝑂𝑃 = 𝑊𝐸 …..(4)
𝐶
refrigerant mengalir ke dalam receiver yang Apabila nilai COP ini di atas angka satu
menyimpan dan menyaring cairan
maka sistem pendinginan berjalan lancar[3].
refrigerant sampai evaporator memerlukan
refrigerant. Expansion valve atau pipa
kapiler merubah cairan refrigerant menjadi II. PROSEDUR EKSPERIMEN
campuran dan cairan yang bertemperatur Pada percobaan kali ini mencari nilai
dan bertekanan rendah. Selanjutnya cairan dari COP sistem pendinginan. Terdapat tiga
refrigerant yang bertemperatur dan jenis refrigerant dengan tekanan masuk yang
bertekanan rendah tersebut dialirkan ke sama. Di setiap refrigerant memiliki empat
evaporator . Dan disinilah terjadi penguapan nilai tekanan keluar kondensor yang
,udara ruang yang dihembuskan oleh fan berbeda. Hal pertama yang dilakukan
Termodinamika - Jurnal Teknik Mesin

mencari nilai entalpi pada setiap titik proses 4.3 Analisa Perhitungan
pendinginan dengan tabel uap panas jenis 4.3.1 Fluida Amoniak
fluida yang digunakan. Selanjutnya Tabel yang digunakan yaitu tabel A-14
dilakukan analisis perhitungan nilai daya
kompresor dengan persamaan (1). Lalu
mencari nilai kalor yang dibuang oleh
kondensor dengan persamaan (2). Dan
persamaan (3) digunakan untuk mengetahui
nilai kalor yang diserap oleh evaporator.
Maka nilai COP dapat diketahui dengan
persamaan (4). Dan dimunculkan grafik
nilai COP terhadap tekanan keluar
kompresor pada setiap jenis aliran fluida.

III. RUMUSAN MASALAH


Sebuah industry menggunakan
siklus pendingin pada mesin tersebut
dengan pemakaian fluida amoniak dan R 22
dengan tekanan masuk kompresor 20 Psia
dan keluar dari kompresor pada tekanan 70
Psia + 2 Nbi. Tentukan nilai COP dari proses Dan tabel A-15
di atas

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Data yang Diperoleh
P1 = 20 Psia x 6894,7= 0,137 MPa

P3a = 70+31=101Psia x 6894,7 = 0,696 MPa


P3b = 112 Psia x 6894,7 = 0,772 MPa
P3c = 124 Psia x 6894,7 = 0,854 MPa
P3d = 137 Psia x 6894,7 = 0,944 MPa

4.2 Diagram P-h

Diagram P-h
8 3 2
Pengembunan
7
6
Tekanan (bar)

Ekspansi

5
4
3
2 Penguapan
1 4
1
0 1

242.75 582.5 1407.75 1637.64


Entalpi (kJ/kg)
Termodinamika - Jurnal Teknik Mesin

Mencari nilai H1 dan S1 dengan tabel A-14


H1 merupakan hg
P1 = 0,137 MPa x 10 bar = 1,37 bar

H3 = 242,75 kJ/kg = H4

Maka daya kompresornya


H1 = 1407,75 kJ/kg 𝑊𝐶 = 𝐻2 − 𝐻1
𝑘𝐽 𝑘𝐽 𝑘𝐽
= 1637,64 − 1407,75 = 229,89
𝑘𝑔 𝑘𝑔 𝑘𝑔
Panas yang dibuang kondensor
𝑘𝐽 𝑘𝐽
𝑄𝐶 = 𝐻2 − 𝐻3 = 1637,64 − 242,75
𝑘𝑔 𝑘𝑔
𝑘𝐽
S1 = 5,73 kJ/kg K = 1394,89
𝑘𝑔
Panas yang diserap oleh evaporator
4.3.1.1 P3 = 101 Psia
𝑘𝐽 𝑘𝐽
P3 = 0,696 MPa x 10 bar = 6,96 bar 𝑄𝐸 = 𝐻1 − 𝐻4 = 1407,75 − 242,75
𝑘𝑔 𝑘𝑔
Mencari nilai H2 dengan S1=S2 dan P2=P3
𝑘𝐽
dengan bantuan tabel A-15 = 1165
𝑘𝑔
Nilai H pada 6 bar dan S1
Jadi nilai COP
𝑄𝐸 1165 𝑘𝐽/𝑘𝑔
𝐶𝑂𝑃 = = =5
𝑊𝐶 229,89 𝑘𝐽/𝑘𝑔
Nilai Coeficient of Performance di atas 1
jadi pendinginan baik

Nilai H pada 7 bar dan S1 4.3.1.2 P3 = 112 Psia


P3 = 0,772 MPa x 10 bar = 7,72 bar
Mencari nilai H2 dengan S1=S2 dan P2=P3
dengan bantuan tabel A-15
Nilai H pada 7 bar dan S1

Nilai H pada 6,96 bar

Nilai H pada 8 bar dan S1

H2 = 1637,64 kJ/kg

Mencari H3 pada P3 dengan tabel A-14


H3 merupakan hf
Termodinamika - Jurnal Teknik Mesin

Maka nilai H pada 7,72 bar

Nilai H pada 9 bar dan S1


H2 = 1655,08 kJ/kg

Mencari H3 pada P3 dengan tabel A-14


H3 merupakan hf

Maka nilai H pada 8,54 bar

H3 = 258,55 kJ/kg = H4

Maka daya kompresornya


𝑊𝐶 = 𝐻2 − 𝐻1 H2 = 1672,87 kJ/kg
𝑘𝐽 𝑘𝐽 𝑘𝐽
= 1655,08 − 1407,75 = 247,33
𝑘𝑔 𝑘𝑔 𝑘𝑔 Mencari H3 pada P3 dengan tabel A-14
Panas yang dibuang kondensor H3 merupakan hf
𝑘𝐽 𝑘𝐽
𝑄𝐶 = 𝐻2 − 𝐻3 = 1655,08 − 258,55
𝑘𝑔 𝑘𝑔
𝑘𝐽
= 1396,53
𝑘𝑔
Panas yang diserap oleh evaporator
𝑘𝐽 𝑘𝐽
𝑄𝐸 = 𝐻1 − 𝐻4 = 1407,75 − 258,55
𝑘𝑔 𝑘𝑔 H3 = 273,44 kJ/kg = H4
𝑘𝐽
= 1149,2
𝑘𝑔 Maka daya kompresornya
Jadi nilai COP 𝑊𝐶 = 𝐻2 − 𝐻1
𝑄𝐸 1149,2 𝑘𝐽/𝑘𝑔 𝑘𝐽 𝑘𝐽 𝑘𝐽
𝐶𝑂𝑃 = = = 4,6 = 1672,87 − 1407,75 = 265,12
𝑊𝐶 258,55 𝑘𝐽/𝑘𝑔 𝑘𝑔 𝑘𝑔 𝑘𝑔
Nilai Coeficient of Performance di atas 1 Panas yang dibuang kondensor
jadi pendinginan baik 𝑘𝐽 𝑘𝐽
𝑄𝐶 = 𝐻2 − 𝐻3 = 1672,87 − 273,44
𝑘𝑔 𝑘𝑔
4.3.1.3 P3 = 124 Psia 𝑘𝐽
= 1399,43
P3 = 0,854 MPa x 10 bar = 8,54 bar 𝑘𝑔
Mencari nilai H2 dengan S1=S2 dan P2=P3 Panas yang diserap oleh evaporator
dengan bantuan tabel A-15
Nilai H pada 8 bar dan S1
Termodinamika - Jurnal Teknik Mesin

𝑘𝐽 𝑘𝐽
𝑄𝐸 = 𝐻1 − 𝐻4 = 1407,75 − 273,44
𝑘𝑔 𝑘𝑔 Maka daya kompresornya
𝑘𝐽 𝑊𝐶 = 𝐻2 − 𝐻1
= 1134,31
𝑘𝑔 𝑘𝐽 𝑘𝐽 𝑘𝐽
= 1690,57 − 1407,75 = 282,82
Jadi nilai COP 𝑘𝑔 𝑘𝑔 𝑘𝑔
𝑄𝐸 1134,31 𝑘𝐽/𝑘𝑔 Panas yang dibuang kondensor
𝐶𝑂𝑃 = = = 4,2
𝑊𝐶 265,12 𝑘𝐽/𝑘𝑔 𝑘𝐽 𝑘𝐽
𝑄𝐶 = 𝐻2 − 𝐻3 = 1690,57 − 288,67
Nilai Coeficient of Performance di atas 1 𝑘𝑔 𝑘𝑔
jadi pendinginan baik 𝑘𝐽
= 1401,9
𝑘𝑔
4.3.1.4 P3 = 137 Psia Panas yang diserap oleh evaporator
P3 = 0,944 MPa x 10 bar = 9,44 bar 𝑘𝐽 𝑘𝐽
Mencari nilai H2 dengan S1=S2 dan P2=P3 𝑄𝐸 = 𝐻1 − 𝐻4 = 1407,75 𝑘𝑔 − 288,67 𝑘𝑔
dengan bantuan tabel A-15 𝑘𝐽
Nilai H pada 9 bar dan S1 = 1119,08
𝑘𝑔
Jadi nilai COP
𝑄𝐸 1119,08 𝑘𝐽/𝑘𝑔
𝐶𝑂𝑃 = = = 3,9
𝑊𝐶 288,67 𝑘𝐽/𝑘𝑔
Nilai Coeficient of Performance di atas 1
jadi pendinginan baik

Nilai H pada 10 bar dan S1


4.3.2 Fluida R-22
Tabel yang digunakan yaitu tabel A-8

Maka nilai H pada 9,44 bar

H2 = 1690,57 kJ/kg

Mencari H3 pada P3 dengan tabel A-14


H3 merupakan hf

Dan tabel A-9

H3 = 288,67 kJ/kg = H4
Termodinamika - Jurnal Teknik Mesin

Nilai H pada 6 bar dan S1

Nilai H pada 7 bar dan S1

Nilai H pada 6,96 bar

H2 = 275,94 kJ/kg

Mencari H3 pada P3 dengan tabel A-8


H3 merupakan hf
Mencari nilai H1 dan S1 dengan tabel A-8
H1 merupakan hg
P1 = 0,137 MPa x 10 bar = 1,37 bar

H3 = 57,79 kJ/kg = H4

Maka daya kompresornya


H1 = 235,88 kJ/kg 𝑘𝐽 𝑘𝐽
𝑊𝐶 = 𝐻2 − 𝐻1 = 275,94 − 235,88
𝑘𝑔 𝑘𝑔
𝑘𝐽
= 40,06
𝑘𝑔
Panas yang dibuang kondensor
𝑘𝐽 𝑘𝐽
𝑄𝐶 = 𝐻2 − 𝐻3 = 275,94 − 57,79
S1 = 0,987 kJ/kg K 𝑘𝑔 𝑘𝑔
𝑘𝐽
= 218,15
4.3.2.1 P3 = 101 Psia 𝑘𝑔
P3 = 0,696 MPa x 10 bar = 6,96 bar Panas yang diserap oleh evaporator
Mencari nilai H2 dengan S1=S2 dan P2=P3
dengan bantuan tabel A-9
Termodinamika - Jurnal Teknik Mesin

𝑘𝐽 𝑘𝐽
𝑄𝐸 = 𝐻1 − 𝐻4 = 235,88 − 57,79
𝑘𝑔 𝑘𝑔 Maka daya kompresornya
𝑘𝐽 𝑘𝐽 𝑘𝐽
= 178,09 𝑊𝐶 = 𝐻2 − 𝐻1 = 278,78 − 235,88
𝑘𝑔 𝑘𝑔 𝑘𝑔
Jadi nilai COP 𝑘𝐽
= 42,9
𝑄𝐸 178,09 𝑘𝐽/𝑘𝑔 𝑘𝑔
𝐶𝑂𝑃 = = = 4,4
𝑊𝐶 40,06 𝑘𝐽/𝑘𝑔 Panas yang dibuang kondensor
Nilai Coeficient of Performance di atas 1 𝑘𝐽 𝑘𝐽
𝑄𝐶 = 𝐻2 − 𝐻3 = 278,78 − 61,99
jadi pendinginan baik 𝑘𝑔 𝑘𝑔
𝑘𝐽
= 216,79
4.3.2.2 P3 = 112 Psia 𝑘𝑔
P3 = 0,772 MPa x 10 bar = 7,72 bar Panas yang diserap oleh evaporator
Mencari nilai H2 dengan S1=S2 dan P2=P3 𝑘𝐽 𝑘𝐽
dengan bantuan tabel A-9 𝑄𝐸 = 𝐻1 − 𝐻4 = 235,88 − 61,99
𝑘𝑔 𝑘𝑔
Nilai H pada 7 bar dan S1 𝑘𝐽
= 173,89
𝑘𝑔
Jadi nilai COP
𝑄𝐸 173.89 𝑘𝐽/𝑘𝑔
𝐶𝑂𝑃 = = =4
𝑊𝐶 42,9 𝑘𝐽/𝑘𝑔
Nilai Coeficient of Performance di atas 1
jadi pendinginan baik
Nilai H pada 8 bar dan S1
4.3.2.3 P3 = 124 Psia
P3 = 0,854 MPa x 10 bar = 8,54 bar
Mencari nilai H2 dengan S1=S2 dan P2=P3
dengan bantuan tabel A-9
Nilai H pada 8 bar dan S1
Maka nilai H pada 7,72 bar

Nilai H pada 9 bar dan S1


H2 = 278,78 kJ/kg

Mencari H3 pada P3 dengan tabel A-8


H3 merupakan hf

Maka nilai H pada 8,54 bar

H3 = 61,99 kJ/kg = H4
Termodinamika - Jurnal Teknik Mesin

H2 = 281,6 kJ/kg Nilai H pada 10 bar dan S1

Mencari H3 pada P3 dengan tabel A-8


H3 merupakan hf

Maka nilai H pada 9,44 bar

H3 = 66,26 kJ/kg = H4

Maka daya kompresornya


𝑘𝐽 𝑘𝐽 H2 = 284,43 kJ/kg
𝑊𝐶 = 𝐻2 − 𝐻1 = 281,6 − 235,88
𝑘𝑔 𝑘𝑔
𝑘𝐽 Mencari H3 pada P3 dengan tabel A-8
= 45,72 H3 merupakan hf
𝑘𝑔
Panas yang dibuang kondensor
𝑘𝐽 𝑘𝐽
𝑄𝐶 = 𝐻2 − 𝐻3 = 281,6 − 66,26
𝑘𝑔 𝑘𝑔
𝑘𝐽
= 215,34
𝑘𝑔
Panas yang diserap oleh evaporator H3 = 70,66 kJ/kg = H4
𝑘𝐽 𝑘𝐽
𝑄𝐸 = 𝐻1 − 𝐻4 = 235,88 − 66,26
𝑘𝑔 𝑘𝑔 Maka daya kompresornya
𝑘𝐽 𝑘𝐽 𝑘𝐽
= 169,62 𝑊𝐶 = 𝐻2 − 𝐻1 = 284,43 − 235,88
𝑘𝑔 𝑘𝑔 𝑘𝑔
Jadi nilai COP 𝑘𝐽
𝑄𝐸 169,62 𝑘𝐽/𝑘𝑔 = 48,55
𝐶𝑂𝑃 = = = 3,7 𝑘𝑔
𝑊𝐶 45,72 𝑘𝐽/𝑘𝑔 Panas yang dibuang kondensor
Nilai Coeficient of Performance di atas 1 𝑘𝐽 𝑘𝐽
jadi pendinginan baik 𝑄𝐶 = 𝐻2 − 𝐻3 = 284,43 − 70.66
𝑘𝑔 𝑘𝑔
𝑘𝐽
4.3.2.4 P3 = 137 Psia = 213,77
𝑘𝑔
P3 = 0,944 MPa x 10 bar = 9,44 bar
Panas yang diserap oleh evaporator
Mencari nilai H2 dengan S1=S2 dan P2=P3
𝑘𝐽 𝑘𝐽
dengan bantuan tabel A-9 𝑄𝐸 = 𝐻1 − 𝐻4 = 235,88 − 70.66
𝑘𝑔 𝑘𝑔
Nilai H pada 9 bar dan S1
𝑘𝐽
= 165,22
𝑘𝑔
Termodinamika - Jurnal Teknik Mesin

Jadi nilai COP


𝑄𝐸 178,09 𝑘𝐽/𝑘𝑔
𝐶𝑂𝑃 = = = 3,4
𝑊𝐶 40,06 𝑘𝐽/𝑘𝑔
Nilai Coeficient of Performance di atas 1
jadi pendinginan baik

4.3.3 Fluida R-12


Mencari nilai H1 dan S1
H1 merupakan hg
P1 = 0,137 MPa

H3 = 226,54 kJ/kg = H4

Maka daya kompresornya


𝑊𝐶 = 𝐻2 − 𝐻1
𝑘𝐽 𝑘𝐽 𝑘𝐽
= 371,22 − 342,51 = 28,71
𝑘𝑔 𝑘𝑔 𝑘𝑔
Panas yang dibuang kondensor
𝑘𝐽 𝑘𝐽
𝑄𝐶 = 𝐻2 − 𝐻3 = 371,22 − 226,54
𝑘𝑔 𝑘𝑔
𝑘𝐽
= 144,68
𝑘𝑔
H1 = 342,51 kJ/kg Panas yang diserap oleh evaporator
S1 = 1,5724 kJ/kg K 𝑘𝐽 𝑘𝐽
𝑄𝐸 = 𝐻1 − 𝐻4 = 342,51 − 226,54
𝑘𝑔 𝑘𝑔
4.3.3.1 P3 = 101 Psia 𝑘𝐽
P3 = 0,696 MPa = 115,97
𝑘𝑔
Mencari nilai H2 dengan S1=S2 dan P2=P3
Jadi nilai COP
𝑄𝐸 115,97 𝑘𝐽/𝑘𝑔
𝐶𝑂𝑃 = = =4
𝑊𝐶 28,71 𝑘𝐽/𝑘𝑔
Nilai Coeficient of Performance di atas 1
jadi pendinginan baik

4.3.3.2 P3 = 112 Psia


P3 = 0,772 MPa
Mencari nilai H2 dengan S1=S2 dan P2=P3

H2 = 371,22 kJ/kg

Mencari H3 pada P3, H3 merupakan hf


Termodinamika - Jurnal Teknik Mesin

H2 = 373,15 kJ/kg

Mencari H3 pada P3, H3 merupakan hf

H2 = 375,04 kJ/kg

Mencari H3 pada P3, H3 merupakan hf


H3 = 230,48 kJ/kg = H4

Maka daya kompresornya


𝑊𝐶 = 𝐻2 − 𝐻1
𝑘𝐽 𝑘𝐽 𝑘𝐽
= 373,15 − 342,51 = 30,64
𝑘𝑔 𝑘𝑔 𝑘𝑔
Panas yang dibuang kondensor
𝑘𝐽 𝑘𝐽
𝑄𝐶 = 𝐻2 − 𝐻3 = 373,15 − 230,48
𝑘𝑔 𝑘𝑔
𝑘𝐽
= 142,67
𝑘𝑔
Panas yang diserap oleh evaporator
H3 = 234,46 kJ/kg = H4
𝑘𝐽 𝑘𝐽
𝑄𝐸 = 𝐻1 − 𝐻4 = 342,51 − 230,48
𝑘𝑔 𝑘𝑔
𝑘𝐽 Maka daya kompresornya
= 112,03 𝑊𝐶 = 𝐻2 − 𝐻1
𝑘𝑔
𝑘𝐽 𝑘𝐽 𝑘𝐽
Jadi nilai COP = 375,04 − 342,51 = 32,53
𝑄𝐸 112,03 𝑘𝐽/𝑘𝑔 𝑘𝑔 𝑘𝑔 𝑘𝑔
𝐶𝑂𝑃 = = = 3,6 Panas yang dibuang kondensor
𝑊𝐶 30,64 𝑘𝐽/𝑘𝑔
𝑘𝐽 𝑘𝐽
Nilai Coeficient of Performance di atas 1 𝑄𝐶 = 𝐻2 − 𝐻3 = 375,04 − 234,46
jadi pendinginan baik 𝑘𝑔 𝑘𝑔
𝑘𝐽
= 140,58
4.3.3.3 P3 = 124 Psia 𝑘𝑔
P3 = 0,854 MPa Panas yang diserap oleh evaporator
Mencari nilai H2 dengan S1=S2 dan P2=P3 𝑘𝐽 𝑘𝐽
𝑄𝐸 = 𝐻1 − 𝐻4 = 342,51 − 234,46
𝑘𝑔 𝑘𝑔
𝑘𝐽
= 108.05
𝑘𝑔
Jadi nilai COP
Termodinamika - Jurnal Teknik Mesin

𝑄𝐸 108,05 𝑘𝐽/𝑘𝑔 𝑘𝐽 𝑘𝐽
𝐶𝑂𝑃 = = = 3,3 𝑄𝐶 = 𝐻2 − 𝐻3 = 376,92 − 238,56
𝑊𝐶 32,53 𝑘𝐽/𝑘𝑔 𝑘𝑔 𝑘𝑔
Nilai Coeficient of Performance di atas 1 𝑘𝐽
= 138,36
jadi pendinginan baik 𝑘𝑔
Panas yang diserap oleh evaporator
4.3.3.4 P3 = 137 Psia 𝑘𝐽 𝑘𝐽
P3 = 0,944 MPa x 10 bar = 9,44 bar 𝑄 𝐸 = 𝐻1 − 𝐻4 = 342,51 − 238,56
𝑘𝑔 𝑘𝑔
Mencari nilai H2 dengan S1=S2 dan P2=P3 𝑘𝐽
= 103,95
𝑘𝑔
Jadi nilai COP
𝑄𝐸 103,95 𝑘𝐽/𝑘𝑔
𝐶𝑂𝑃 = = =3
𝑊𝐶 34,41 𝑘𝐽/𝑘𝑔
Nilai Coeficient of Performance di atas 1
jadi pendinginan baik

4.4 Analisa Grafik

Nilai COP Terhadap


Tekanan Keluar Kompresor
pada Setiap Jenis
H2 = 376,92 kJ/kg Refrigerant
6

Mencari H3 pada P3, H3 merupakan hf


5 5
4.6
COEFICIENT OF PERFORMANCE

4.4 4.2
4 4 3.9
4 3.7
3.6 3.4
3 3.2 3
Amonia

2 R-22
R-12

0
H3 = 238,56 kJ/kg = H4 101 112 124 137
TEKANAN KELUAR KOMPRESOR (PSIA))

Maka daya kompresornya Grafik 1 Efisiensi Siklus Terhadap Tekanan Masuk Turbin
pada Jenis Aliran
𝑊𝐶 = 𝐻2 − 𝐻1
𝑘𝐽 𝑘𝐽 𝑘𝐽 4.5 Pembahasan
= 376,92 − 342,51 = 34,41
𝑘𝑔 𝑘𝑔 𝑘𝑔 Sebuah sistem pendingin dialiri tiga
Panas yang dibuang kondensor jenis fluida yaitu amoniak, R-22, dan R-12
dengan tekanan masuk 20 Psia atau 1,37 bar.
Setiap jenis fluida tekanan keluar kompresor
senilai 101 Psia atau 6,96 bar, 112 Psia atau
7,72 bar, 124 Psia atau 8,54 bar, dan 137
Termodinamika - Jurnal Teknik Mesin

Psia atau 9,44 bar. Untuk fluida amoniak keluar 124 Psia nilai H2 sebesar 281,6
nilai H1 adalah 1407,75 kJ/kg, untuk kJ/kg, H3 didapat 66,26 kJ/kg yang hasilnya
tekanan keluar 101 Psia nilai H2 sebesar sama dengan H4. Maka nilai daya
1637,64 kJ/kg, H3 didapat 242,75 kJ/kg kompresor sebesar 45,72 kJ/kg. Diperlukan
yang hasilnya sama dengan H4. Maka nilai kalor sebesar 215,34 kJ/kg untuk
daya kompresor sebesar 229,89 kJ/kg. kompresor, dan pada evaporator
Diperlukan kalor sebesar 1394,89 kJ/kg memerlukan kalor sebesar 169,62. Jadi nilai
untuk kompresor, dan pada evaporator COP-nya 3,7. Dan untuk tekanan keluar 137
memerlukan kalor sebesar 1165. Jadi nilai Psia nilai H2 sebesar 284,43 kJ/kg, H3
COP-nya 5. Pada tekanan keluar 112 Psia didapat 70,66 kJ/kg yang hasilnya sama
nilai H2 sebesar 1655,08 kJ/kg, H3 didapat dengan H4. Maka nilai daya kompresor
258,55 kJ/kg yang hasilnya sama dengan sebesar 48,55 kJ/kg. Diperlukan kalor
H4. Maka nilai daya kompresor sebesar sebesar 213,77 kJ/kg untuk kompresor, dan
247,33 kJ/kg. Diperlukan kalor sebesar pada evaporator memerlukan kalor sebesar
1396,53 kJ/kg untuk kompresor, dan pada 165,22. Jadi nilai COP-nya 3,4. Untuk
evaporator memerlukan kalor sebesar fluida R-12 nilai H1 adalah 342,51 kJ/kg,
1149,2. Jadi nilai COP-nya 4,6. Pendingin untuk tekanan keluar 101 Psia nilai H2
dengan tekanan keluar 124 Psia nilai H2 sebesar 371,22 kJ/kg, H3 didapat 226,54
sebesar 1672.87 kJ/kg, H3 didapat 273,44 kJ/kg yang hasilnya sama dengan H4. Maka
kJ/kg yang hasilnya sama dengan H4. Maka nilai daya kompresor sebesar 28,71 kJ/kg.
nilai daya kompresor sebesar 265,12 kJ/kg. Diperlukan kalor sebesar 144,68 kJ/kg
Diperlukan kalor sebesar 1399,43 kJ/kg untuk kompresor, dan pada evaporator
untuk kompresor, dan pada evaporator memerlukan kalor sebesar 115,97. Jadi nilai
memerlukan kalor sebesar 1134,31. Jadi COP-nya 4. Pada tekanan keluar 112 Psia
nilai COP-nya 4,2. Dan untuk tekanan nilai H2 sebesar 373,15 kJ/kg, H3 didapat
keluar 137 Psia nilai H2 sebesar 1690,57 230,48 kJ/kg yang hasilnya sama dengan
kJ/kg, H3 didapat 288,67 kJ/kg yang H4. Maka nilai daya kompresor sebesar
hasilnya sama dengan H4. Maka nilai daya 30,64 kJ/kg. Diperlukan kalor sebesar
kompresor sebesar 282,82 kJ/kg. 142,67 kJ/kg untuk kompresor, dan pada
Diperlukan kalor sebesar 1401,9 kJ/kg evaporator memerlukan kalor sebesar
untuk kompresor, dan pada evaporator 112,03. Jadi nilai COP-nya 3,6. Pendingin
memerlukan kalor sebesar 1198,08. Jadi dengan tekanan keluar 124 Psia nilai H2
nilai COP-nya 3,9. Untuk fluida R-22 nilai sebesar 375,04 kJ/kg, H3 didapat 234,46
H1 adalah 235,88 kJ/kg, untuk tekanan kJ/kg yang hasilnya sama dengan H4. Maka
keluar 101 Psia nilai H2 sebesar 275,94 nilai daya kompresor sebesar 32,53 kJ/kg.
kJ/kg, H3 didapat 57,79 kJ/kg yang hasilnya Diperlukan kalor sebesar 140,58 kJ/kg
sama dengan H4. Maka nilai daya untuk kompresor, dan pada evaporator
kompresor sebesar 40,06 kJ/kg. Diperlukan memerlukan kalor sebesar 108,05. Jadi nilai
kalor sebesar 218,15 kJ/kg untuk COP-nya 3,3. Dan untuk tekanan keluar 137
kompresor, dan pada evaporator Psia nilai H2 sebesar 376,92 kJ/kg, H3
memerlukan kalor sebesar 178,09. Jadi nilai didapat 238,56 kJ/kg yang hasilnya sama
COP-nya 4,4. Pada tekanan keluar 112 Psia dengan H4. Maka nilai daya kompresor
nilai H2 sebesar 278,78 kJ/kg, H3 didapat sebesar 34,41 kJ/kg. Diperlukan kalor
61,99 kJ/kg yang hasilnya sama dengan H4. sebesar 138,36 kJ/kg untuk kompresor, dan
Maka nilai daya kompresor sebesar 42,9 pada evaporator memerlukan kalor sebesar
kJ/kg. Diperlukan kalor sebesar 216,79 103,95. Jadi nilai COP-nya 3. Dari analisis
kJ/kg untuk kompresor, dan pada evaporator perhitungan diperoleh hasil bahwa semakin
memerlukan kalor sebesar 173,89. Jadi nilai meningkatnya tekanan keluar kompresor
COP-nya 4. Pendingin dengan tekanan maka akan menurunkan nilai Coeficient of
Termodinamika - Jurnal Teknik Mesin

Performance. Dari keseluruhan data didapat


disimpulkan bahwa siklus pendinginan
berjalan baik karena nilai COP keseluruhan
di atas angka satu. Secara berurutan
pendingin R-12 memiliki nilai COP
terendah diikuti oleh pendingin R-22 Dan
Amonia merupakan pendingin dengan nilai
COP tertinggi.

IV. KESIMPULAN
Dasar dari ilmu pendingin ialah suatu zat
cair dapat diuapkan pada temperature
berapa saja yang diinginkan dengan
perubahan tekanan di atasnya. Pada sistem
pendingin terdapat alat seperti kompresor,
kondensor, katup expansi, dan evaporator.
Dilakukannya percobaan untuk mencari
nilai Coeficient of Perform agar dapat
diketahui sebuah sistem pendingin berjalan
baik atau tidak. Diperlukan analisis
perhitungan dan diperoleh hasil bahwa
semakin meningkatnya tekanan keluar
kompresor maka akan menurunkan nilai
Coeficient of Performance. Dari
keseluruhan data didapat disimpulkan
bahwa siklus pendinginan berjalan baik
karena nilai COP keseluruhan di atas angka
satu. Secara berurutan pendingin R-12
memiliki nilai COP terendah diikuti oleh
pendingin R-22 Dan Amonia merupakan
pendingin dengan nilai COP tertinggi.

V. REFERENSI
[1] Simatupang, M.A., Candra, I. V. M.
2014 Termodinamika II “Sistem
Refrigerasi (Pendinginan). Semarang:
Program Studi Diploma III Teknik
Kimia Fakultas Teknik Universitas
Diponegoro.
[2] Werlin, S. 1987. Termodinamika Teori-
Soal-Penyelesaian. Bandung: CV.
Armico.
[3] Reynolds, William C; Perkins, Henry
C. 1991. Engineerng Thermodynamics.
Hill: Mc Grow.
[4] Moran, M., Shapiro, H., Munson, B,
Dewitt, D. 2004. Introduction to
Thermal System Engineering. USA:
John Wiley and Son.

Anda mungkin juga menyukai