Anda di halaman 1dari 89

DASAR

REFRIGERASI
disusun oleh :
Ir. Arda Rahardja Lukitobudi, M.Eng.

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG


JURUSAN TEKNIK REFRIGERASI & TATA UDARA
 Salah satu aspek yang paling penting dari
rekayasa termal adalah refrigerasi dan tata
udara.
 Penerapan-penerapan di bidang refrigerasi
dan tata udara pada dasarnya hampir
meliputi seluruh aspek kehidupan kita sehari-
hari.
Aplikasi Sistem Refrigerasi
Kompresi Uap

1. Refrigerasi domestik
2. Refrigerasi komersial
3. Refrigerasi industri
4. Refrigerasi transportasi
5. Tata udara kenyamanan
6. Tata udara transportasi
7. Tata udara industri
 Refrigerasi merupakan suatu proses
penarikan panas/kalor dari suatu
benda/fluida/udara ruangan sehingga
temperatur benda/fluida/udara ruangan
tersebut tetap dijaga/dipertahankan agar
lebih rendah dari temperatur lingkungannya
 Sesuai dengan konsep kekekalan energi,
panas/kalor tidak dapat dimusnahkan, tetapi
dapat dipindahkan dari suatu
benda/fluida/udara ruangan ke
benda/fluida/udara ruangan lain yang
bertemperatur lebih rendah yang akan
menyerap panas/kalor.
SISTEM REFRIGERASI

 Sistem refrigerasi mekanik, dimana akan


ditemui adanya mesin-mesin penggerak
dan atau alat mekanik lain
 Sistem refrigerasi non mekanik, dimana
tanpa menggunakan mesin-mesin
penggerak dan atau alat mekanik lainnya
Sistem Refrigerasi Mekanik

 Sistem refrigerasi Kompresi Uap


 Sistem refrigerasi Siklus Udara
 Sistem refrigerasi Kriogenik/temperatur ultra
rendah
 Sistem refrigerasi Siklus Sterling
 Sistem refrigerasi Tabung Vortex
 Sistem refrigerasi Multistage
Sistem Refrigerasi Non Mekanik

 Sistem refrigerasi Absorbsi


 Sistem refrigerasi Adsorpsi
 Sistem refrigerasi Thermoelektrik
 Sistem refrigerasi Steam Jet
 Sistem refrigerasi Magnetic
 Sistem refrigerasi Thermoakustik
 (Heat pipe)
 (Bahan Eutectic/PCM/TES)
Hukum Termodinamika
 Hukum Termodinamika I menyatakan tentang
kekekalan energi, yaitu bahwa energi tidak dapat
diciptakan atau dimusnahkan tetapi hanya dapat
dipindahkan dari satu bentuk ke bentuk yang lain.
 Hukum Termodinamika II menyatakan bahwa
panas/kalor akan mengalir temperatur tinggi ke
temperatur rendah.
 Jika panas/kalor akan dialirkan dari temperatur yang
rendah ke temperatur yang tinggi maka harus
dibutuhkan pompa kalor atau mesin refrigerasi
sehingga pompa atau mesin tersebut akan menjaga
temperatur benda/fluida/udara ruangan tetap berada
pada temperatur yang rendah atau di bawah
temperatur lingkungannya
HEAT SINK
Q2
Heat
Q2
Rejected
Work Output
W
W

Heat
Q1 Q1
Received

HEAT SOURCE Q2 = Q1 + W

MESIN KALOR
HEAT SINK, Th
Qh

Heat
Qh
Rejected
Work Input to
Compressor
Win
Heat Qc
Qc
Received

HEAT SOURCE, Tc

Qh = Qc + Win

MESIN REFRIGERASI
Komponen sistem refrigerasi
kompresi uap
 Kompresor
 Kondensor
 Katup ekspansi
 Evaporator dan
 Refrigeran
 Sistem refrigerasi kompresi uap bekerja
dengan cara menguapkan refrigeran pada
tekanan dan temperatur yang rendah dan
mengkondensasikannya pada tekanan dan
temperatur yang tinggi.
 Tempat dimana refrigeran mengalami
penguapan karena menyerap kalor dari
bahan atau fluida yang akan didinginkan
disebut evaporator
 Tempat dimana refrigeran mengalami
kondensasi karena membuang kalor ke
lingkungan sekitar atau fluida pendingin
disebut kondensor.
Panas yang
Kondensor dibuang
Titik dimana proses
kondensasi dimulai

Titik dimana proses


kondensasi berakhir 2 Uap discharge
3 dari kompresor
Katup Uap suction dari
Ekspansi evaporator
1

Titik dimana refrigeran 4


mulai menguap setelah
melewati katup ekspansi
Kompresor

Panas yang Evaporator Titik dimana


diserap proses penguapan
berakhir

Sistem Refrigerasi Kompresi Uap Sederhana


 Kompresor menghasilkan peningkatan
tekanan dan temperatur. Akibatnya refrigeran
meninggalkan kompresor (titik 2) berupa uap
pada tekanan dan temperatur yang tinggi dan
kemudian memasuki kondensor.
 Temperatur uap refrigeran tersebut lebih
tinggi dari temperatur udara lingkungan atau
air sebagai media pendingin sehingga kalor
akan dipindahkan dari refrigeran di
kondensor ke media pendingin.
 Akibat pembuangan kalor (perpindahan kalor
laten) tersebut, seluruh refrigeran akan
mengembun (berubah ke fasa cairan)
sebelum mencapai katup ekspansi (titik 3).
 Pada saat refrigeran melewati katup
ekspansi, tekanannya jauh menurun ke
tekanan sisi rendah dan temperaturnya juga
menurun menjadi sangat rendah yang lebih
rendah dari benda/fluida/produk yang akan
didinginkan (titik 4).
 Refrigeran setelah berekspansi berfasa
campuran antara uap dan cairan dimana
mayoritas dalam keadaan cairan. Kemudian
refrigeran memasuki evaporator, dan
menyerap panas/kalor dari benda/produk
atau udara ruang. Sebagai akibat
perpindahan panas, refrigeran akan
menguap, sehingga pada akhir evaporator
(titik 1) atau pada inlet kompresor, maka
refrigeran akan menguap seluruhnya.
Diagram P-h
 Karta Mollier atau diagram tekanan - entalpi
(diagram P-h) dari suatu refrigeran tertentu
dapat digunakan, dimana kondisi refrigeran
pada setiap keadaan termodinamik di setiap
komponen sistem dapat ditentukan
 Untuk menganalisa kondisi dari sistem
refrigerasi kompresi uap atau untuk
menganalisa apa yang terjadi di dalam
sistem, keadaan refrigeran, bagaimana setiap
komponen dari sistem bekerja, menghitung
kapasitas sistem.
P, pressure
[ bar ]

3 Condenser 2

Expansion
Valve Compressor
Evaporator
4 1

h, enthalpy
[ kJ/kg K ]

Diagram P-h untuk Siklus Kompresi Uap


Sederhana
Proses Kompresi (1-2)
 Proses ini berlangsung di kompresor secara
isentropik adiabatik.
 Kondisi awal refrigeran pada saat masuk di
kompresor adalah uap jenuh bertekanan rendah
(kondisi ideal)
 Setelah dikompresi maka refrigeran menjadi uap
superheat bertekanan tinggi.
 Besarnya kerja kompresi persatuan massa refrigeran
dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
qw = h2 - h1
qw = besarnya kerja kompresi yang dilakukan (kJ/kg)
h1 = entalpi refrigeran saat masuk kompresor (kJ/kg)
h2 = entalpi refrigeran saat keluar kompresor (kJ/kg)
Proses Kondensasi (2-3)
 Proses ini berlangsung di kondensor secara isobar
(tekanan konstan).
 Refrigeran yang bertekanan dan bertemperatur tinggi
keluaran dari kompresor akan membuang kalor
sehingga fasanya akan berubah menjadi cair.
 Hal ini berarti bahwa di kondensor terjadi penukaran
kalor antara refrigeran dengan udara, sehingga kalor
berpindah dari refrigeran ke fluida pendingin udara
lingkungan atau air sehingga akhirnya refrigeran
mengembun menjadi cair.
 Besarnya kalor per satuan massa refrigeran yang
dilepaskan di kondensor dinyatakan sebagai :
qc = h2 - h3
qc= besarnya kalor yang dilepas di kondensor (kJ/kg)
h2= entalpi refrigeran saat masuk kondensor (kJ/kg)
h3= entalpi refrigeran saat keluar kondensor (kJ/kg)
Proses Ekspansi (3-4)
 Proses ini berlangsung secara iso-entalpi, dimana hal
ini berarti tidak terjadi penambahan atau
pengurangan entalpi tetapi terjadi drop tekanan dan
penurunan temperatur.
 Proses penurunan tekanan terjadi pada katup
ekspansi seperti kapiler, TXV, AXV dll, yang
berfungsi sekaligus untuk mengatur laju aliran
refrigeran dan menurunkan tekanan serta
temperatur.
Proses Evaporasi (4-1)
 Proses ini berlangsung di evaporator secara isobar
(tekanan konstan) dan isotermal (temperatur
konstan).
 Refrigeran yang mayoritas dalam wujud cair
bertekanan rendah akan menyerap kalor dari
benda/bahan yang akan didinginkan sehingga wujud
refrigeran akan berubah menjadi uap bertekanan
rendah.
 Besarnya kalor yang diserap oleh evaporator adalah :
qe = h1 - h4
qe= kalor yang diserap di evaporator (kJ/kg)
h1= entalpi keluaran evaporator (kJ/kg)
h4= entalpi masukan evaporator (kJ/kg)
 Selanjutnya refrigeran akan kembali masuk ke
kompresor dan bersirkulasi kembali, demikian
seterusnya hingga kondisi yang diinginkan tercapai.
Koefisien Unjuk Kerja ( COP )
 Unjuk kerja sistem refrigerasi kompresi uap
dinyatakan dengan perbandingan kalor yang
diserap di evaporator (efek refrigerasi)
terhadap kerja yang dilakukan yang disebut
sebagai koefisien unjuk kerja/prestasi ( COP )
 Rumusnya :

COP = (qe / qw) = (h1 - h4) / (h2 - h1)


Kompresor

 Kompresor adalah jantung dari sistem yang berfungsi


untuk memompa dan mengalirkan refrigeran sebagai
fluida kerja dengan cara menekan hingga ke suatu
tekanan tinggi sehingga temperatur refrigeran
meningkat jauh lebih tinggi dari temperatur sekitar
sehingga refrigeran dapat melepas kalor ke
lingkungan sekitar.
 Kompresor hanya dapat mengkompresi uap saja
sehingga jika ada cairan refrigeran yang masuk ke
kompresor, maka kompresor akan rusak.
 Berdasarkan konstruksinya, maka kompresor dapat
dibagi menjadi 5 macam yaitu :
1. kompresor torak (reciprocating)
2. kompresor putar (rotary)
3. kompresor sekrup (screw)
4. kompresor gulung (scroll)
5. kompresor sentrifugal (centrifugal)
 Berdasarkan letak motornya, ada 3 macam :
1. hermetic
2. semi hermetic
3. open type
Kompresor Torak
Swash Plate
Scotts Yoke
Hermetik, Semi Hermetik,
Open Type
Single Action, Double Action
Kompresor Rotary
Kompresor Screw
Kompresor Scroll
Kompresor Centrifugal
 Kompresor dihubungkan dengan kondensor oleh
saluran buang/discharge
 Sedangkan dari evaporator ke kompresor
dihubungkan oleh saluran hisap/suction.
 Dari kondensor ke katup ekspansi dan evaporator
dihubungkan oleh saluran cairan/liquid.
 Diantara ke tiga saluran tersebut, saluran suction
berdiameter terbesar sedangkan saluran liquid
berdiameter terkecil.
 Di saluran suction sebelum kompresor kadangkala
dipasang accumulator
 Sedangkan di saluran discharge setelah kompresor
kadangkala dipasang oil separator.
 Pada saluran liquid setelah kondensor biasanya
dipasang liquid receiver dan kemudian setelah itu
berturut-turut dipasang filter dryer dan sight glass dan
kadangkala dipasang solenoid valve.
 Adapun komponen kontrol yang biasanya
melengkapi sistem refrigerasi adalah thermostat dan
high & low pressurestat.
P,
(Bar)
1 4
Discharge
Pressure

Suction
Pressure 3
2
V,
(m3)
Discharge
Valve
Clearance Volume
Suction
Valve

Top Dead Center Bottom Dead Center

Diagram P-V Kompresor Torak


 Posisi 1 : Posisi piston ada di Top Dead Center.
Katup Suction dan katup Discharge dalam
keadaan menutup.
 1-2: Proses ekspansi. Tekanan silinder mulai
menurun hingga sedikit lebih rendah dari
tekanan di saluran suction.
 Posisi 2 : Katup Suction mulai membuka,katup
Discharge masih menutup.
 2-3: Proses intake. Uap refrigeran mulai
masuk ke silinder pada tekanan konstan.
 Posisi 3 : Posisi piston ada di Bottom Dead Center.
Katup Suction mulai menutup dan katup
Discharge masih menutup.
 3-4: Proses kompresi. Tekanan silinder mulai
meningkat hingga sedikit lebih tinggi dari
tekanan di saluran discharge.
 Posisi 4 : Katup Suction masih menutup, katup
Discharge mulai membuka.
 4-1: Proses discharge. Uap refrigeran
bertekanan tinggi keluar dari silinder pada
tekanan konstan.
 Volumetric efficiency
Efisiensi volumetrik kompresor dipengaruhi oleh:
1. Clearance volume
2. Compression ratio
3. Wire drawing
4. Cylinder heating
5. Piston and valve leakage
Kondensor
 Kondensor adalah alat perpindahan panas yang
berfungsi untuk melepas kalor dari refrigeran yang
bertekanan dan temperatur tinggi ke lingkungan
sekitar sehingga temperatur refrigeran tidak lagi
panas.
 Ada 3 jenis kondensor yaitu :
1. kondensor berpendingin udara (air-cooled condenser)
2. kondensor berpendingin air (water-cooled condenser)
3. kondensor evaporatip (evaporative condenser)
Katup Ekspansi
 Katup ekspansi berfungsi untuk menurunkan tekanan
refrigeran yang berasal dari kondensor sehingga
tekanannya jauh menurun sehingga
temperaturnyapun juga jauh menurun di bawah
temperatur udara, ruangan, air atau bahan yang akan
didinginkan.
 Ada 8 jenis katup ekspansi yaitu :
1. katup ekspansi manual
2. katup ekspansi otomatik/tekanan konstan
3. katup ekspansi thermostatik
4. pipa kapiler
5. katup apung sisi tekanan rendah
6. katup apung sisi tekanan tinggi
7. katup ekspansi thermal elektrik
8. katup ekspansi elektronik
 Katup apung sisi tekanan rendah dan katup apung
sisi tekanan tinggi hanya digunakan pada evaporator
tipe banjir (flooded evaporator).
Capillary Tube
Thermostatic Expansion Valve
 Ada 2 macam:
– Internal Equalizer
– External Equalizer
Automatic Expansion Valve
High Side & Low Side Float valve
Thermal Electric & Electronic
Expansion Valve
Evaporator
 Evaporator adalah alat perpindahan panas yang
berfungsi untuk menyerap kalor dari udara, air,
ruang, benda atau bahan lain yang akan didinginkan
ke refrigeran yang bertekanan dan temperatur
rendah.
 Berdasarkan konstruksinya, ada 3 macam :
1. bare tube evaporator
2. plate surface evaporator
3. finned evaporator
 Berdasarkan metoda pemasokan refrigeran, ada 2
macam :
1. dry-expansion evaporator
2. flooded evaporator
 Berdasarkan sirkulasi fluida yang akan didinginkan,
ada 2 macam :
1. natural convection evaporator
2. forced convection evaporator
Bare Tube, Plate Type, Finned Tube
Dry Expansion, Flooded Evaporator
 Berdasarkan fluida yang akan didinginkan, ada 2
macam :
1. air cooling evaporator
2. liquid chilling evaporator :
• double-pipe cooler (tube in tube cooler)
• Baudelot cooler
• tank-type cooler
• shell and coil evaporator
• shell and tube evaporator
 Berdasarkan sistem kontak refrigerannya, ada 2
macam :
1. sistem langsung/direct system
2. sistem tak langsung/indirect system (menggunakan brine)
Air Cooling
Liquid Chilling
Refrigeran
 Refrigeran adalah zat yang bertindak sebagai fluida kerja media
pendingin yang menyerap panas dari air, udara, benda atau
bahan lain sehingga mudah berubah wujudnya dari cair menjadi
gas (menguap selalu membutuhkan kalor) dan membuang
panas ke udara atau air sehingga mudah berubah wujud dari
gas menjadi cair (kondensasi selalu melepas kalor).
 Secara International, refrigeran diidentifikasi dengan huruf R,
diikuti dengan suatu urutan angka yang menunjukkan komposisi
dari refrigeran.
 Untuk Refrigeran Halokarbon jenuh :
Cm Hn Fp Clq
dimana m, n, p, q memenuhi persamaan : (n+p+q)=2(m+1)
 Dan refrigerannya disebut :
R(m-1)(n+1)(p)
Contoh :
C2F4Cl2 akan bernama R(2-1)(0+1)(4) atau R114
C Cl3F akan bernama R(1-1)(0+1)(1) atau R11
C Cl2F2 akan bernama R(1-1)(0+1)(2) atau R12
C H Cl F2 akan bernama R(1-1)(1+1)(2) atau R22
CH4
-164oC
R50
CH3F CH3Cl
-78oC -23,7oC
R41 R40
CH2F2 CH2ClF CH2Cl2
-51,6oC -9oC 40oC
R32 R31 R30
CHF3 CHClF2 CHCl2F CHCl3
-82,2oC -40,8oC 8,9oC 61,2oC
R23 R22 R21 R20
CF4 CClF3 CCl2F2 CCl3F CCl4
-127,8oC -81,5oC -29,8oC 23,7oC 76,7oC
R14 R13 R12 R11 R10
 Untuk memilih refrigeran haruslah diperhatikan hal-
hal berikut :
– thermodinamika
– titik didih normal
– tekanan persyaratan kondensasi dan tekanan evaporasi
– temperatur dan tekanan kritis
– titik beku
– volume uap saat masuk kompresor
– COP dan daya per TR
– persyaratan kimia
– persyaratan fisik
 Warna tabung :
– R11 : jingga
– R12 : putih
– R134a : putih
– R22 : hijau
– R502 : ungu muda/marun
– R717 : perak
 Syarat-syarat Refrigeran :
– Tidak beracun, tidak berwarna, tidak berbau pada segala
keadaan
– Tidak dapat terbakar atau meledak sendiri, juga jika
bercampur dengan udara, minyak pelumas dll
– Tidak korosif terhadap logam
– Dapat bercampur dengan minyak pelumas kompresor, tetapi
tidak mempengaruhi atau merusak pelumas tsb
– Mempunyai struktur kimia yang stabil, tidak terurai setiap kali
dimampatkan, diembunkan dan diuapkan
– Mempunyai titik didih yang rendah, lebih rendah dari
temperatur evaporator yang direncanakan
– Memiliki tekanan kondensasi yang rendah
– Memiliki tekanan penguapan yang sedikit lebih tinggi dari
atmosfir, jika bocor, udara luar tak masuk ke sistem
– Memiliki kalor laten yang besar
– Jika terjadi kebocoran, mudah diketahui dengan alat yang
sederhana
– Harganya murah
Minyak pelumas
 Minyak pelumas sebenarnya hanya dibutuhkan di
kompresor saja sedangkan di komponen lainnya
sama sekali tidak diperlukan pelumasan. Namun
sangat sulit untuk menjaga agar minyak pelumas
sama sekali tidak mengalir dari kompresor ke sistem.
Pasti ada sedikit minyak pelumas yang dapat masuk
ke sistem.
 Ada 2 jenis minyak pelumas, yaitu :
1. mineral oil, misalnya untuk refrigeran R12, R22, R502,
Ammonia dll
2. synthetic oil, untuk refrigeran R134a
Suniso 3GS All new compressors during run-in period
All compressors of Less than 3,5 kW capacity
All Low Temperature applications with SST of - 40oC to - 90oC
For use with fluorinated refrigerants, Ammonia and all other
refrigerants
Also for Screw compressors
Suniso 4GS All compressors (run-in) other than Ammonia of 3,5kW capacity
and over
Employed on normal applications with SST of -40oC and higher
Suniso 4SA All Ammonia compressors (run-in) of 3,5kW capacity and over
Employed on normal applications with SST of -40oC and higher
including some Screw compressors

Suniso 5GS Car Air Conditioning compressors.


To be used only when specified by the compressor mfg, or
when a high viscosity oil is required for any special reason or
purpose

Sun Lube For high vaccuum pumps


For centrifugal compressor check manufacturers
R31
recommendation
 Syarat syarat minyak pelumas:
– Chemical stability, memiliki struktur kimia yang stabil, tidak
berubah dalam jangka waktu yang lama
– Pour, Cloud and Floc points. Pour point adalah temperatur
terendah dimana oli masih mengalir, jadi harus cukup
rendah, lebih rendah dari temperatur evaporator. Cloud point
adalah temperatur dimana kandungan lilin dari oli mulai
mengendap, jadi harus cukup rendah. Floc point adalah
temperatur dimana kandungan lilin dari oli mulai mengendap
pada volume campuran 90% R12 dan 10% oli.
– Dielectric strength, adalah ukuran resistansi listrik, jadi harus
setinggi mungkin, artinya bebas dari kontaminan
– Viscosity, tidak terlalu cair dan tidak terlalu kental.
Pressurestat

 Pressurestat berfungsi melindungi sistem refrigerasi


dari tekanan yang terlalu tinggi atau yang terlalu
rendah, yaitu dengan cara membuka kontak terminal
listrik sehingga rangkaian pressurestat yang
biasanya dipasang seri dengan kompresor tersebut
terputus sehingga kompresor mati. Setelah tekanan
sistem tidak lagi membahayakan maka kontak
terminal akan menutup secara manual atau otomatis
dan kompresor akan bekerja kembali. Pressurestat
dihubungkan dengan saluran refrigeran pada sisi
tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah.
 Ada tiga macam pressurestat yaitu :
– high pressure cut-off switch (high pressurestat)
– low pressure cut-off switch (low pressurestat)
– high and low cut-off switch (high low pressurestat)
Thermostat

 Thermostat berfungsi mengatur atau mengendalikan


temperatur udara dalam ruangan, yaitu dengan
membuka/menutup kontak listrik yang biasanya
dihubungkan seri ke kompresor secara otomatis.
Pengaturan temperatur dan differensiasinya dapat
dipilih dari yang tersedia.
Oil Safety Switch

 Oil safety switch berguna untuk mengontrol tekanan


oli sehingga memastikan oli tetap ada di crankcase
kompresor
Solenoid valve

 Solenoid valve terdiri dari sebuah komponen yang di


bagian tengahnya terdapat sebuah inti besi yang
dapat menjadi magnet (disebut armatur).
 Solenoid valve hanya mempunyai dua kedudukan
yaitu membuka penuh atau menutup penuh.
 Solenoid valve dipasang pada liquid line yang
dimaksudkan untuk mencegah refrigeran cair
mengalir ke evaporator pada saat evaporator tidak
digunakan, sedangkan solenoid valve yang dipasang
di saluran suction dimaksudkan untuk mencegah
refrigeran mengalir ke kompresor pada saat mati.
Thermal Overload Relay

 Ada 2 macam:
– Internal overload relay
– External overload relay
Starting Relay

 Ada 4 macam starting relay:


– Current relay
– Potential relay
– Solid state relay
– Hot wire relay
R
R

C
C

S
Current Relay
Solid State Relay
S

R
R

C
C Hot Wire Relay

S
Potential Relay S
Liquid Receiver

 Liquid receiver berfungsi untuk menerima atau


menyimpan cairan refrigeran yang berasal dari
kondensor sehingga refrigeran yang mengalir ke
liquid line benar-benar dalam keadaan cair.
 Liquid receiver diletakkan antara kondensor dan filter
dryer.
Filter Dryer

Komponen ini berfungsi untuk menyaring cairan


refrigeran terhadap kotoran-kotoran dan mengeringkan
terhadap uap air. Filter dryer ditempatkan pada sisi
tekanan tinggi dari sistem, yaitu pada liquid line.
Sight Glass

 Komponen ini berfungsi melihat isi refrigeran dalam


sistem (apakkah sudah cukup atau masih kurang).
Selain itu sight glass juga dapat digunakan untuk
melihat apakah refrigeran mengandung uap air atau
tidak yang dapat membahayakan sistem, yang
terdeteksi dengan melihat warna pada sight glass.
Oil Separator

 Komponen ini dipasang di discharge line setelah


kompresor. Berfungsi untuk mengembalikan oli yang
lolos melewati kompresor. Oli hanya diperlukan di
kompresor dan tidak di tempat lain. Setelah oli
tertampung di oil separator pada level tertentu maka
katup akan membuka dan mengembalikan oli ke
kompresor.
Accumulator

 Alat ini dipasang setelah evaporator dan berfungsi


untuk menampung refrigeran yang keluar dari
evaporator sehingga pada saat masuk kompresor,
fasa refrigeran benar-benar dalam keadaan uap.
Dengan demikian, kompresor terhindar dari
kerusakan akibat refrigeran berfasa cair.
Katup servis

 Katup servis ada tiga macam yaitu katup servis


suction yang dipasang di suction line sebelum
kompresor dan katup servis discharge yang dipasang
di discharge line setelah kompresor serta katup
servis liquid yang dipasang di liquid line. Alat ini
berguna dan dipakai pada saat pemvakuman atau
pada saat pengisian refrigeran. Juga berguna untuk
membaca tekanan sistem dengan memasang
pressure gauge atau manifold gauge pada katup
servis. Pada sistem dengan kapasitas kecil biasanya
katup servis tersebut digantikan dengan katup pentil.
Check Valve

 Berfungsi untuk mencegah adanya aliran balik, jika


arah aliran berbalik maka katup akan menutup.
Vibration Eliminator

 Berfungsi untuk mengurangi getaran


 Biasanya dipasang di discharge line
Muffler

 Dipasang untuk mengurangi noise


 Biasanya dipasang di discharge line
Katup Evaporator Pressure
Regulator (EPR)

 Berfungsi untuk mencegah tekanan ( dan temperatur)


turun dari tekanan minimum yang telah ditentukan.
Jika tekanan turun dari setting point,, maka katup
akan menutup.
 Dipasang pada multi-evaporator dimana masing
masing evaporator memiliki temperatur yang
berbeda. Juga dapat untuk mencegah air membeku
pada chiller.
Katup Discharge Pressure Regulator
(DPR)

 Ada 2 macam:
– Condenser bypass valve
– Hot gas bypass valve
 Condenser bypass valve digunakan untuk mem-
bypass kondensor karena temperatur udara luar
berubah menurun secara ekstrem
 Hot gas bypass valve digunakan untuk keperluan
defrost pada evaporator.
Katup Suction Pressure Regulator
(SPR)/Katup Crankcase Pressure
Regulator (CPR)

 Berfungsi untuk mencegah motor kompresor dari


overload selama tekanan evaporator melebihi
tekanan operasi normal dimana motor kompresor
telah diseleksi, jadi membatasi tekanan suction di
inlet kompresor pada batas maksimumnya tanpa
memperhatikan naiknya tekanan evaporator karena
naiknya beban evaporator.
Manifold Gauge

 Manifold Gauge digunakan untuk berbagai keperluan


yaitu untuk : mengukur tekanan suction, liquid dan
discharge; memvakum; mengisi refrigeran; melihat
temperatur saturasi refrigeran pada tekanan tertentu,
yaitu dengan menghubungkannya melalui selang
Pompa Vakum

 Berguna untuk memvakum sehingga sistem sama


sekali tidak terdapat udara maupun uap air yang
dapat merusak dan mengganggu sistem.
Charging Cylinder

 Charging Cylinder berguna untuk memvakum dan


mengisi refrigeran. Ada 2 macam, charging cylinder
yang tidak beroda dimana hanya terdapat tabung
charging cylinder saja, serta charging cylinder yang
beroda dimana terdapat pompa vakum, manifold
gauge dan tabung charging cylinder.
Tube Bender

 Tube bender adalah untuk membengkokkan pipa


tembaga
Tube Cutter dan Reamer

 Tube cutter berguna untuk memotong pipa tembaga


sedangkan reamer berguna untuk menghaluskan
ujung pipa sehingga tidak melukai dan mengotori
pipa
Tube Flaring dan Tube Swaging

 Tube Flaring berguna untuk memperlebar pipa


tembaga untuk keperluan penyambungan pipa
dengan cara menggunakan “flare nut”
 Sedangkan Tube Swaging juga berguna untuk
memperlebar pipa tembaga untuk keperluan
penyambungan pipa dengan cara di-las
Gas Welding

 Berguna untuk menyambung pipa dengan cara di-las


TERIMA KASIH
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai