Anda di halaman 1dari 14

No Kegiatan Keterangan Dokumentasi

1. Menandai Melakukan proses penandaan


ketinggian air pada rotation tank dengan
ketinggian 100 mm, 200 mm,
dan 300 mm dari ujung bawah
rotation tank. Penandaan
diberikan dengan cara
menggores permukaan rotation
tank dengan menggunakan
spidol dan obeng

2. Konfigurasi Melakukan konfigurasi pada


sudut inlet sudut inlet sebesar 0o, 7o dan
13o. Proses dilakukan dengan
membuka baut pengunci
dengan kunci pas 10 yang
kemudian dilakukan perubahan
pada sudut saluran inlet
menggunakan busur.
3. Pengaturan Melakukan proses pengaturan
runner pada runner dengan jumlah 3
buah.
No Kegiatan Keterangan Dokumentasi
4. Penentuan Tahapan ini yaitu menentukan
debit air debit air yang akan masuk ke
dalam rotation tank, sehingga
nantinya air yang ada di
rotation tank memiliki
ketinggian 100 mm, 200 mm
dan 300 mm. Pengaturan debit
ini dilakukan dengan cara
mengangkat sedikit pipa
paralon sehingga air yang
masuk kedalam pipa paralon
dapat diatur.
No Kegiatan Keterangan Dokumentasi
5. Ketinggian air Berikut ini merupakan
di rotation dokumentasi dari ketinggian air
tank pada rotation tank. Ketinggian
dari air yaitu 100 mm, 200 mm
dan 300 mm.
6. Konfigurasi Merupakan proses pemasangan
pada draft draft tube dengan 3 macam
tube kondisi yaitu +100 mm (100
mm diatas permukaan air di tail
race), 0 mm (tepat di
permukaan air tail race) dan -
100 mm (100 mm berada
dibawah permukaan air tail
race)

7. Pengukuran Tahap ini merupakan proses


gaya penentuan gaya untuk
menghitung momen torsi.
Penentuan gaya dilakukan
dengan menggunakan neraca
pegas yang ujung satunya
dikaitkan pada sisi tanki dan
ujung lainnya dikaitkan pada
mur yang berada di sisi pulley
yang terhubung pada poros.
8. Pengukuran Melakukan proses pengukuran
RPM RPM pada poros turbin dengan
menggunakan alat ukur
tachometer. Pengambilan data
ini dilakukan dengan
melekatkan strip penanda pada
poros yang kemudian sinar
laser dari tachometer dikenakan
pada strip yang sudah
dilekatkan pada poros turbin.

9. Pengkuran Melakukan proses pengukuran


kecepatan air kecepatan air dengan
menggunakan alat ukur flow
meter. Pengukuran kecepatan
air terletak setelah penyaring
air (inlet 1), di ujung saluran
masuk (inlet 2), setelah
melewati runner dan outlet dari
draft tube.
RPM
Pengaruh Ketinggian Air Terhadap RPM Sudut
Inlet 0o dan ketinggian draft tube +100, 0, -100
350
300
RPM 250
200
150
100
50
0
100 200 300
Ketinggian air di tangki (mm)

100 0 -100

Pengaruh Ketinggian Air Terhadap RPM Sudut Inlet


7o dan ketinggian draft tube +100, 0, -100
350
300
250
RPM

200
150
100
50
0
100 200 300
Ketinggian air di tangki (mm)

100 0 -100

Pengaruh Ketinggian Air Terhadap RPM Sudut Inlet


13o dan ketinggian draft tube +100, 0, -100
450
400
350
300
RPM

250
200
150
100
50
0
100 200 300
Ketinggian air di tangki (mm)

100 0 -100
Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa setiap perubahan ketinggian air dengan
kondisi draft tube +100 dan -100 nilai RPM semakin naik. Semakin besar ketinggian air di dalam
rotation tank maka nilai dari kecepatan RPM yang dihasilkan semakin naik, hal ini dikarenakan
besar energi kinetik yang mengenai turbin berbanding lurus dengan energy potensialnya. Sehingga
dapat diartikan bahwa semaki besar perbedaan ketinggian air yang ada didalam rotation tank,
maka energi kinetic yang mengenai runner semakin besar pula.

Pengaruh sudut inlet terhadap RPM kondisi ketinggian


air 100 mm dan draft tube +100. 0 . -100

250
200
150
RPM

100
50
0
0 7 13
Sudut Inlet (derajat)
100 ; +100 100 ; 0 100 ; -100

Pengaruh sudut inlet terhadap RPM kondisi ketinggian


air 200 mm dan draft tube +100. 0 . -100
350
300
250
200
RPM

150
100
50
0
0 7 13
Sudut Inlet (derajat)
200 ; +100 200 ; 0 200 ; -100
Pengaruh sudut inlet terhadap RPM kondisi ketinggian
air 300 mm dan draft tube +100. 0 . -100
450
400
350
300
250
RPM

200
150
100
50
0
0 7 13
Sudut Inlet (derajat)
300 ; +100 300 ; 0 300 ; -100

Berdasarkan grafik diatas ketika nilai dari sudut inlet diperkecil dari 7o ke 13o nilai RPM
semakin naik. Pada saat sudut inlet diperkecil hal ini mengakibatkan nilai kecepatan air inlet pada
titik 2 mengalami kenaikan sehingga kecepatan air yang masuk ke dalam rotation tank lebih besar
dari pada kecepatan inlet di titik 1, hal ini dikarenakan terjadi penyempitan luas penampang pada
titik 2 sehingga nilai kecepatannya semakin naik. Nilai RPM ini berbanding lurus dengan kenaikan
kecepatan air yang mengenai runner, hal tersebut dikarenakan gaya yang diberikan oleh aliran air
ke runner memiliki nilai yang berbeda-beda, sehingga semakin aliran air maka semakin besar pula
nilai RPM yang dihasilkan

Pengaruh ketinggian draft tube terhadap RPM kondisi


sudut inlet 0o, 7o, 13o dan ketinggian air 100 mm
250
225
200
175
150
RPM

125
100
75
50
25
0
100 0 -100
Ketinggian draft tube

0 der ; 100 7 der ; 100 13 der ; 100


Pengaruh ketinggian draft tube terhadap RPM kondisi
sudut inlet 0o, 7o, 13o dan ketinggian air 200 mm
350
300
250
200
RPM 150
100
50
0
100 0 -100
Ketinggian draft tube
0 der ; 200 7 der ; 200 13 der ; 200

Pengaruh ketinggian draft tube terhadap RPM kondisi


sudut inlet 0o, 7o, 13o dan ketinggian air 300 mm
450
400
350
300
250
RPM

200
150
100
50
0
100 0 -100
Ketinggian draft tube
0 der ; 300 7 der ; 300 13 der ; 300

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa terjadi penurunan RPM, hal ini berarti terjadi
penurunan kecepatan ketika kondisi draft tube berada didalam air atau kondisi -100 mm. Ketika
draft tube berada didalam air, maka kondisi tersebut menyebabkan vakum. Keadaan vakum ini
mengakibatkan terjadinya penurunan kecepatan aliran air, sehingga mengakibatkan penurunan
kecepatan putar/RPM dari runner.
TORSI
Pengaruh ketinggian air terhadap torsi dengan sudut
inlet 0o dan ketinggian draft tube +100, 0, -100

180
160
140
120
Torsi
100
80
60
40
20
0
100 200 300
Ketinggian air (mm)
100 0 -100

Pengaruh ketinggian air terhadap torsi dengan sudut


inlet 7o dan ketinggian draft tube +100, 0, -100
250
200
150
Torsi

100
50
0
100 200 300
Ketinggian air (mm)

100 0 -100

Pengaruh ketinggian air terhadap torsi dengan sudut


inlet 13o dan ketinggian draft tube +100, 0, -100
150
125
100
Torsi

75
50
25
0
100 200 300
Ketinggian air (mm)

100 0 -100
Pengaruh sudut inlet terhadap torsi kondisi ketinggian air
100 mm dan draft tube +100. 0 . -100
150

100
Torsi

50

0
0 7 13
Sudut inlet (derajat)

100 ; +100 100 ; 0 100 ; -100

Pengaruh sudut inlet terhadap torsi kondisi ketinggian air


200 mm dan draft tube +100. 0 . -100
160
140
120
100
Torsi

80
60
40
20
0
0 7 13
Sudut inlet (derajat)

200 ; +100 200 ; 0 200 ; -100

Pengaruh sudut inlet terhadap torsi kondisi ketinggian air


300 mm dan draft tube +100. 0 . -100
250
200
150
Torsi

100
50
0
0 7 13
Sudut inlet (derajat)

300 ; +100 300 ; 0 300 ; -100


Pengaruh ketinggian draft tube terhadap RPM kondisi
sudut inlet 0o, 7o, 13o dan ketinggian air 100 mm
150

100

Torsi
50

0
100 0 -100
Ketinggian draft tube (mm)

0 der ; 100 7 der ; 100 13 der ; 100

Pengaruh ketinggian draft tube terhadap RPM kondisi


sudut inlet 0o, 7o, 13o dan ketinggian air 200 mm
200

150
Torsi

100

50

0
100 0 -100
Ketinggian draft tube (mm)

0 der ; 200 7 der ; 200 13 der ; 200

Pengaruh ketinggian draft tube terhadap RPM kondisi sudut


inlet 0o, 7o, 13o dan ketinggian air 300 mm
250

200

150
Torsi

100

50

0
100 0 -100
Ketinggian draft tube (mm)

0 der ; 300 7 der ; 300 13 der ; 300


Berdasarkan grafik diatas nilai torsi mengalami penurunan yang tidak signifikan.
Penurunan torsi ini berhubungan dengan nilai RPM dari runner. Berdasarkan grafik pengaruh
sudut inlet terhadap RPM nilai dari RPM semakin naik sehingga nilai torsi yang dihasilkan
semakin turun, hal ini dikarenakan hubungan antara RPM berbanding terbalik dengan nilai torsi
yang dihasilkan.

Anda mungkin juga menyukai