Digunakan untuk menentukan nilai-nilai P1, P2, H1, H2 dan H3 pada kondisi
tertentu
Spesifik untuk setiap refrigeran
Nilai tekanan berada pada sumbu y (dalam satuan PSIA), sedangkan entalpi pada
sumbu x (dalam satuan BTU/lb)
Umumnya dalam perhitungan2 refrigerasi, informasi tekanan tidak tersedia, tetapi
yang diketahui adalah suhu refrigeran di bagian evaporator dan kondensor
Untuk mengetahui tekanan uap refrigeran pada suhu tertentu, dapat digunakan
grafik tekanan uap refrigeran pada berbagai suhu
Cara Menggunakan Diagram P-H (Mollier)
Dalam grafik tsb sumbu x adalah suhu refrigeran (dalam 0C), sedangkan sumbu y
adalah tekanan uapnya (dalam lbf/in2)
Untuk mengetahui nilai tekanan dan entalpi dalam sistem SI, maka dapat digunakan
faktor konversi
Cara Menggunakan Diagram P-H (Mollier)
Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menentukan nilai entalpi (H1, H2 dan H3)
dan tekanan (P1 dan P2) dari diagram P-H Moiller :
a. Menentukan tekanan uap dari sistem tekanan pada saat refrigeran berada pada
kondisi saturated liquid (P2) dan kondisi saturated vapor (P1) dengan menggunakan
grafik hubungan suhu-tekanan
i. P1 ditentukan dari suhu refrigeran ketika mencapai uap jenuh di evaporator
ii. P2 ditentukan dari suhu refrigeran pada saat mencapai saturated liquid setelah
melewati kondensor
Cara Menggunakan Diagram P-H (Mollier)
b. Bila P1 dan P2 telah diketahui, maka dapat ditentukan nilai H1, H2 dan H3 sebagai
berikut:
ii. H1 ditentukan dengan menarik garis horisontal dari titik P1 hingga berpotongan
dengan saturated vapor line (garis saturasi uap) pada diagram Mollier, kemudian
dari titik ini ditarik garis vertikal sehingga memotong sumbu x
Cara Menggunakan Diagram P-H (Mollier)
H1 – H3
4. Panas yang Dilepaskan Kondensor
H2 – H1
6. Kerja pada Kompresor
H1 – H3
H1 – H3
Contoh Soal