Abstrak
Hasil identifikasi masalah materi sistem pencernaan terdapat miskonsepsi pada nutrisi,
hubungan antara pencernaan mekanik dan kimiawi, peranan enzim dalam proses
pencernaan. PBL berpijak pada masalah, mandiri dalam menemukan solusi, menggunakan
pendekatan berpikir ilmiah, berkomunikasi, mengolah data, dan membuat kesimpulan. 3
siklus penelitian dengan sasaran kelas VIII A SMP Al Fusha Kedungwuni TP.2020/2021.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan hasil belajar, peserta didik terbiasa
orientasi masalah di awal pembelajaran, senang diskusi dan bekerja kelompok. Siklus 1
rerata nilai 75 (68,75%). Siklus 2 rerata nilai 80,6,(81,25%). Siklus 3 rerata nilai 81,25
(93,75%). Maka penerapan PBL meningkatkan hasil belajar peserta didik materi Sistem
Pencernaan.
Kata kunci:
Model Problem Based Learning (PBL), Sistem Pencernaan, Hasil Belajar.
antar konsep, maka pemahaman peserta didik subkonsep yang miskonsepsi pada peserta
terhadap konsep tersebut tidak akan utuh. didik, maka upaya untuk mengatasi
Peserta didik diharapkan memahami konsep miskonsepsi bisa dilakukan lebih awal
yang dibelajarkan bukan sekadar menghapal. sebelum miskonsepsi terbentuk lebih dalam
Paham konsep membuat peserta didik dapat pada pemikiran peserta didik. Kegiatan
mengingat konsep-konsep yang telah pembelajaran menjadi hal yang paling pokok
dipelajarinya dalam waktu yang lebih lama, dari keseluruhan proses pendidikan di
sehingga proses pembelajaran yang sekolah. Hal ini berarti berhasil tidaknya
berkelanjutan akan lebih bermakna. Menurut pencapaian tujuan pendidikan banyak
Dahar (2011: 62-65), kemampuan peserta tergantung pada bagaimana proses belajar
didik dalam memahami konsep merupakan yang dialami siswa sebagai peserta didik.
hal yang sangat penting, karena konsep Penelitian ini dilatarbelakangi
merupakan landasan berpikir untuk berdasarkan hasil identifikasi masalah pada
merumuskan dan mengidentifikasi suatu materi sistem pencernaan yang menunjukkan
objek yang dapat mengurangi kesalahan kurangnya pemahaman peserta didik tentang
konsep di masyarakat. Jika pemahaman hubungan antara pencernaan mekanik dan
konsep peserta didik sudah kuat, maka kimiawi, serta adanya kekeliruan peserta
peserta didik dapat mengembangkan dan didik dalam menjelaskan proses pencernaan
memahami konsep yang lebih tinggi. makanan terkait peranan enzim dalam proses
Namun sering terjadi pemahaman pencernaan. Model Problem Based Learning
konsep yang berbeda dengan konsep yang (PBL) merupakan pembelajaran yang
diterima secara ilmiah oleh peserta didik, menggunakan berbagai kemampuan berpikir
sehingga mengakibatkan miskonsepsi. dari peserta didik secara individu maupun
Miskonsepsi bukan masalah sederhana dan kelompok serta lingkungan nyata untuk
mudah diabaikan. Suatu faktor yang mengatasi permasalahan sehingga bermakna,
menghambat proses penerimaan dan relevan, dan kontekstual (Tan Onn Seng,
asimilasi pengetahuan-pengetahuan dalam 2000). Model pembelajaran Problem Based
diri peserta didik adalah miskonsepsi. Learning (PBL) berpijak pada masalah yang
Miskonsepsi berbahaya karena memberikan dihadapi siswa pada saat proses mendapatkan
pemikiran yang salah dalam mengetahui ilmu pengetahuan. Ini berfungsi agar siswa
konsep, sehingga terjadi hambatan antara bisa mandiri dalam menemukan solusi
konsep salah yang telah dipelajari dengan berdasarkan masalah yang ada. Model ini
konsep benar yang sedang dipelajari. mencakup rangkaian aktivitas pembelajaran,
Miskonsepsi mengakibatkan peserta didik artinya dalam implementasi PBL ada
sulit untuk menghubungkan antar konsep, sejumlah kegiatan yang harus dilakukan
sehingga gagal dalam memahami konsep. siswa, siswa tidak hanya mendengar,
Jika miskonsepsi tidak dihilangkan, maka mencatat, kemudian menghafal materi
akan berdampak negatif terhadap pelajaran, tetapi melalui model problem
pembelajaran yang akan datang. Oleh sebab based learning (PBL) siswa menjadi aktif
itu, miskonsepsi yang terjadi pada peserta berpikir, berkomunikasi, mencari dan
didik perlu diperbaiki. Miskonsepsi harus mengolah data, dan akhirnya membuat
terlebih dahulu diidentifikasi sebelum kesimpulan. Aktivitas pembelajaran dengan
diperbaiki. Identifikasi bertujuan menerapkan Problem Based Learning (PBL)
membedakan peserta didik yang paham diarahkan untuk menyelesaikan masalah.
konsep, miskonsepsi, dan tidak paham Problem based learning (PBL) menempatkan
konsep. Identifikasi sangat penting dilakukan masalah sebagai kata kunci dari proses
agar ditemukan kesalahan konsep yang pembelajaran. Pemecahan masalah
dialami peserta didik. Setelah diketahui menggunakan pendekatan berpikir secara
Kikie Septiyana dkk, Penerapan Problem Based Learning 39
ilmiah. Berdasarkan uraian diatas maka Penilaian dengan instrument penilaian pada
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ketiga siklus menggunakan penilaian sikap
tentang “Penerapan Model Pembelajaran dengan indikator yang berebeda-beda pada
Problem Based Learning (PBL) terhadap masing-masing siklus, penilaian pengetahuan
Hasil Belajar Peserta Didik pada Materi dengan tipe soal pilihan ganda dan jumlah
Sistem Pencernaan”. soal yang berbeda-beda untuk tiap siklus, dan
penilaian keterampilan dengan indikator
2. METODE yang berbeda untuk tiap siklus.;
mengumpulkan literature; menetukan jadwal
Penelitian dilakukan di SMP Al pelaksanaan pembelajaran untuk masing-
Fusha Kedungwuni. SMP Al Fusha masing siklus; mempersiapkan ruang
Kedungwuni merupakan tempat dimana Laboratorium IPA ;termasuk mempersiapkan
peneliti melaksanakan tugas mengajar. sarana pendukung yaitu kamera, HP, Tripod,
Penelitian ini dilaksanakan selama 31 hari LCD, Laptop, Clip On, dan alat serta bahan
yaitu mulai dari 31 Mei 2021 sampai dengan yang digunakan untuk kegiatan praktikum
13 Juli 2021. Subyek dalam penelitian ini dalam pembelajaran.
adalah siswa kelas VIII SMP Al Fusha Tahap selanjutnya yaitu tahap
Kedungwuni Tahun Pelajaran 2020/2021. pelaksanaan. Peneliti melaksanakan
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan pembelajaran siklus 1, siklus 2 dan siklus 3
kelas yang mencakup 3 siklus pelaksanaan. untuk melakukan pengumpulan dan
Siklus 1 dimulai dari tanggal 31 mei sampai pengolahan data. Tahapan pengumpulan data
tanggal 14 Juni, siklus 2 dimulai dari tanggal yang dilakukan adalah mendokumentasikan
15 Juni sampai tanggal 28 Juni dan siklus 3 proses pembelajaran seusai dengan set yang
dimulai dari tanggal 29 Juni sampai tanggal telah dirancang sebelumnya dalam bentuk
13 Juli 2021. Secara umum baik siklus 1, 2, video dan foto; mengumpulkan hasil
dan 3 terdiri dari delapan tahapan. Kedelapan penilaian sikap, pengetahuan dan
tahapan tersebut meliputi tahap: a. Persiapan keterampilan yang diperoleh dari proses
praktik pembelajaran, b. Pelaksanakan pembelajaran pada masing-masing siklus 1,
kegiatan Pembelajaran, c. Mengisi jurnal 2, dan 3. Tahapan selanjutnya adalah mengisi
mengajar dan kasus yang terjadi dalam jurnal mengajar selama kegiatan penelitian
pelaksanaan pembelajaran, d. Editing hasil yang meliputi kendala yang terjadi selama
rekaman praktik pembelajaran, e. penelitian; ketidaksesuaian antara rencana
Menyiapkan bahan untuk refleksi dan dengan pelaksanaan; permasalahan yang
tindak lanjut, f. Membuat daftar timbul selama penelitian; mengolah data
penyelesaian kasus, g. Melakukan telaah dan yang diperoleh dari hasil penelitian;
reviu pelaksanaan pembelajaran, dan h. menganalisis hasil penilaian sikap, penilaian
Penyusunan Laporan hasil penelitian. pengetahuan, penilaian keterampilan untuk
Tahap pertama yaitu tahap persiapan memperoleh data masing-masing penilaian
praktek pembelajaran. Kegiatan ini meliputi: yang dalam hal ini digunakan untuk
mempersiapkan segala sesuatu yang mengetahui ada tidaknya peninangkatan hasil
diperlukan untuk melaksanakan penelitian belajar; mengedit hasil video perekaman
seperti mempersiapkan surat perizinan; pembelajaran siklus 1, 2, dan 3 untuk
mengidentifikasi dan merumuskan masalah ditandai langkah-langkah kegiatan
dalam penelitian; penyusunan 3 set untuk 3 pembelajarannya dan sintak Problem Based
siklus pembelajaran yang terdiri dari Learning (PBL).
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
Bahan Ajar, Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD), Media Pembelajaran dan Instrumen
40 PROFESI KEPENDIDIKAN VOL. 2. NO. 2 OKTOBER 2021
ketrampilan siklus 1, diperoleh bahwa nilai ketrampilan siklus 1, diperoleh bahwa nilai
peserta didik tertinggi adalah 100 masuk dan peserta didik tertinggi adalah 100 masuk dan
nilai terendahnya 67 dengan rata-rata nilai nilai terendahnya 67 dengan rata-rata nilai
keterampilan adalah 87. Presentase keterampilan adalah 87. Sedangkan jika
keterlaksanaan aspek ketrampilan, dari 3 dilihat dalam tabel 2.0 tentang presentase
aspek yaitu rancangan praktikum, keterlaksanaan aspek ketrampilan, dari 3
kemampuan menanggapi pertanyan dan aspek yaitu rancangan praktikum,
membuat kesimpulan dapat diperoleh bahwa kemampuan menanggapi pertanyan dan
aspek rancangan praktikum sudah mendapat membuat kesimpulan dapat diperoleh bahwa
hasil yang baik yaitu 89,58%. Hal ini aspek rancangan praktikum sudah mendapat
menunjukkan bahwa peserta didik di aspek hasil yang baik yaitu 89,58%. Hal ini
tersebut sudah mampu melakukan dengan menunjukkan bahwa peserta didik di aspek
sangat baik. Semua peserta didik mampu tersebut sudah mampu melakukan dengan
menyiapkan percobaan dan mereka juga sangat baik. Semua peserta didik mampu
mampu mengakhiri kegiatan percobaan menyiapkan percobaan dan mereka juka
dengan sangat baik. Peserta didik juga sudah mampu mengakhiri kegiatan percobaan
mampu menyajikan hasil percobaan dengan dengan sangat baik. Peserta didik juga sudah
jelas dan mudah dipahami. Namun untuk mampu menyajikan hasil percobaan dengan
aspek kemampuan menanggapi pertanyaan jelas dan mudah dipahami. Namun untuk
dan membuat kesimpulan masih dalam aspek kemampuan menanggapi pertanyaan
persentase 85,42 %, hal ini dikarenakan dan membuat kesimpulan masih dalam
dalam pelaksanaan presentasi hanya ada satu persentase 85,42 %, hal ini dikarenakan
kelompok saja yang berani menanggapi hasil dalam pelaksanaan presentasi hanya ada satu
presentasi kelompok lain, dan belum semua kelompok saja yang berani menanggapi hasil
peserta didik berani membuat kesimpulan presentasi kelompok lain, dan belum semua
dari proses diskusi. Untuk hasil analisis peserta didik berani membuat kesimpulan
perolehan nilai sikap peserta didik, dapat dari proses diskusi dan pembelajaran siklus 1
diketahui bahwa dari 16 peserta didik yang ini.
megikuti pembelajaran siklus 1 diperoleh Sikuls 2 dengan pokok bahasan
nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah “Pencernaan Mekanik dan Kimiawi serta
adalah 66,6 dengan rata-rata 85,55. penilaian Proses Pencernaan Makanan”, peserta didik
sikap peserta didik sudah dapat dikatakan melakukan praktikum pencernaan mekanik
Baik secara rata-rata. Sedangkan jika ditinjau dan kimiawi, serta peragaan urutan proses
dari indikator penilaian sikap yang terdiri pencernaan makanan menggunakan alat
dari 2 indikator yang menggambarkan aspek peraga sederhana. Pada pembelajaran siklus
sikap yaitu tanggung jawab dan percaya diri 2 dilakukan mengacu pada hasil refleksi
dapat diperoleh bahwa dari 2 aspek sikap pembelajaran siklus 1. Tindakan solusi yang
tersebut yang memiliki nilai terendah ada di paparkan pada siklus 1 dapat
pada aspek percaya diri yaitu sebesar diimplementasikan di siklus 2. Hasil analisis
87,50%. Itu berarti pada aspek tersebut masih perolehan nilai sikap peserta didik, dapat
sedikit jumlah peserta didik yang memiliki diketahui bahwa dari 16 peserta didik yang
keberanian untuk berpendapat. Selanjutnya megikuti pembelajaran siklus 2 diperoleh
aspek tanggung jawab sebasar 89,58% yang nilai tertinggi adalah 100 dengan kriteria
berada pada kriteria Baik. Hal ini berarti Sangat Baik (A) dan nilai terendah adalah
peserta didik memiliki rasa tanggung jawab 66,66 dengan kriteria Cukup (C) dengan rata-
yang besar terhadap kegiatan dalam proses rata 93,75 yang termasuk dalam kriteria
pembelajaran baik dalam kegiatan praktikum Sangat Baik (A). Ditinjau dari indikator
dan diskusi. Untuk hasil analisis penilaian penilaian sikap yang terdiri dari 2 indikator
44 PROFESI KEPENDIDIKAN VOL. 2. NO. 2 OKTOBER 2021
yang menggambarkan aspek sikap yaitu rasa pertanyaan peserta didik sudah mampu
ingin tahu dan kerjasama dapat diperoleh melakukan dengan sangat baik. Semua
bahwa dari 2 aspek sikap tersebut yang peserta didik mampu menyiapkan praktikum
memiliki nilai terendah ada pada aspek rasa dan mereka juka mampu mengakhiri kegiatan
ingin tahu yaitu sebesar 91,67 %. Peserta percobaan dengan sangat baik. Peserta didik
didik yang memiliki rasa ingin tahu tidak juga sudah mampu menaggapi pertanyaan
sebesar dengan sikap kerjasama yang yang dilontarkan guru saat praktikum
dimiliki peserta didik. Karena pada berlangsung maupun ketika proses
prosesntase sikap kerjasama menunjukkan pembelajaran. Untuk hasil analisis perolehan
presentase yang lebih besar dibandingkan nilai sikap peserta didik, dapat diketahui
dengan sikap rasa ingin tahu. Presentase bahwa dari 16 peserta didik yang megikuti
sikap kerjasama yaitu sebesar 95,83 %. pembelajaran siklus 2 diperoleh nilai
Terdapat selisih antara presentase rasa ingin tertinggi adalah 100 dengan kriteria Sangat
tahu dan kerjasama sebesar 4,16%. Namum Baik (A) dan nilai terendah adalah 66,66
demikian hasil ini sudah menunjukkan dengan kriteria Cukup (C) dengan rata-rata
adanya peningkatan dari pelaksanaan 93,75 yang termasuk dalam kriteria Sangat
pembelajaran pada siklus 1.Pencapaian nilai Baik (A). Penilaian sikap peserta didik sudah
pengetahuan di siklus 2 diperoleh nilai dapat dikatakan Sangat Baik secara rata-rata.
tertinggi sebesar 100 masuk dalam predikat Sedangkan jika ditinjau dari indikator
A (Sangat Baik). Dan nilai terendah 60 penilaian sikap yang terdiri dari 2 indikator
masuk dalam predikat D ( Kurang). Rata-rata yang menggambarkan aspek sikap yaitu rasa
pencapaian nilai pengetahuan adalah 80,6 ingin tahu dan kerjasama dapat diperoleh
yang sudah masuk dalam predikat baik bahwa dari 2 aspek sikap tersebut yang
(Baik). Jika dilihat dari kriteria ketuntasan memiliki nilai terendah ada pada aspek rasa
minimum (KKM), diperoleh data peserta ingin tahu yaitu sebesar 91,67 %. Peserta
didik yang sudah mencapai KKM sebanyak didik yang memiliki rasa ingin tahu tidak
13 anak dan yang masih di bawah KKM sebesar dengan sikap kerjasama yang
adalah 3 anak. Hasil analisis penilaian dimiliki peserta didik. Karena pada
ketrampilan siklus 1, diperoleh bahwa nilai prosesntase sikap kerjasama menunjukkan
peserta didik tertinggi adalah 100 dan nilai presentase yang lebih besar dibandingkan
terendahnya adalah 78 dengan rata-rata nilai dengan sikap rasa ingin tahu. Presentase
keterampilan adalah 92. Presentase sikap kerjasama yaitu sebesar 95,83 %.
keterlaksanaan aspek ketrampilan, dari 3 Terdapat selisih antara presentase rasa ingin
aspek yaitu raancangan praktikum, tahu dan kerjasama sebesar 4,16%. Namum
kemampuan menanggapi pertanyaan dan demikian hasil ini sudah menunjukkan
membuat kesimpulan secara keseluruhan adanya peningkatan dari pelaksanaan
telah mengalami peningkatan dari nilai pembelajaran pada siklus 1. hasil analisis
keterampilan pada siklus 1 yaitu sebesar penilaian ketrampilan siklus 1, diperoleh
93,75% yang merupakan aspek dengan nilai bahwa nilai peserta didik tertinggi adalah 100
tertinggi dibandingkan 2 aspek yang lainnya. dan nilai terendahnya adalah 78 dengan rata-
Sementara aspek menanggapi pertanyaan rata nilai keterampilan adalah 92. Dari 3
sebesar 91,67% dan aspek membuat aspek penilaian keterampilan yang meliputi
kesimpulan sebesar 89,58%. Hal ini rancangan praktikum, kemampuan
menunjukkan bahwa pada aspek membuat menanggapi pertanyaan dan membuat
kesimpulan peserta didik belum sepenuhnya kesimpulan secara keseluruhan telah
mampu menyimpulkan dari hasil kegiatan mengalami peningkatan dari nilai
yang telah dilakukan. Sedangkan pada aspek keterampilan pada siklus 1. Diperoleh
mrancangan praktikum dan menanggapi presentase 3 aspek pada siklus 2 ini adalah
Kikie Septiyana dkk, Penerapan Problem Based Learning 45
sebagai berikut pada aspek rancangan ada beberapa peserta didik yang bermain-
praktikum didapat presentase sebesar 93,75% main, seperti menuliskan nama peserta didik
yang merupakan aspek dengan nilai tertinggi lain pada selembar kertas yang kemudian
dibandingkan 2 aspek yang lainnya. ditampilkan melalui kamera pada gmeet,
Sementara aspek menanggapi pertanyaan memanggil manggil nama peserta didik lain
sebesar 91,67% dan aspek membuat saat proses pembelajaran, dan perasaan
kesimpulan sebesar 89,58%. Hal ini takjub peserta didik menggunakan gmeet
menunjukkan bahwa pada aspek membuat dalam pembelajaran membuat peserta didik
kesimpulan peserta didik belum sepenuhnya lebih fokus pada aplikasi gmeet daripada
mampu menyimpulkan dari hasil kegiatan pembelajaran. Namum demikian hasil ini
yang telah dilakukan. Sedangkan pada aspek sudah menunjukkan adanya peningkatan dari
mrancangan praktikum dan menanggapi pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1 dan
pertanyaan peserta didik sudah mampu 2. Pencapaian nilai pengetahuan di siklus 2
melakukan dengan sangat baik. Semua diperoleh nilai tertinggi sebesar 100 masuk
peserta didik mampu menyiapkan praktikum dalam predikat A( Sangat Baik). Dan nilai
dan mereka juka mampu mengakhiri kegiatan terendah 60 masuk dalam predikat D
percobaan dengan sangat baik. Peserta didik (Kurang). Rata-rata pencapaian nilai
juga sudah mampu menaggapi pertanyaan pengetahuan adalah 93,75% yang sudah
yang dilontarkan guru saat praktikum masuk dalam predikat baik (Baik). Jika
berlangsung maupun ketika proses dilihat dari rata-rata tersebut, maka dapat
pembelajaran. dikatakan hasil belajar peserta didik pada
Pembelajaran siklus 3 dilakukan aspek pengetahuan di siklus 3 mengalami
secara Daring dengan kegiatan diskusi peningkatan yang sangat signifikan. Hal ini
“Penyakit Pada Sistem Pencernaan” dan menunjukkan bahwa pencapaian penilaian
dilanjutkan dengan presentasi hasil diskusi pengetahuan peserta didik di pembelajaran
berupa video reportase. Hasil analisis siklus 3 sudah lebih baik dari siklus 1 dan 2.
perolehan nilai sikap peserta didik, dapat Hasil analisis penilaian ketrampilan siklus 3,
diketahui bahwa dari 16 peserta didik yang diperoleh bahwa nilai peserta didik tertinggi
megikuti pembelajaran siklus 3 diperoleh adalah 100 dan nilai terendahnya adalah 78
nilai tertinggi adalah 100 dengan kriteria dengan rata-rata nilai keterampilan adalah
Sangat Baik (A) dan nilai terendah adalah 93. Presentase keterlaksanaan aspek
83,33 dengan kriteria Baik (B) dengan rata- ketrampilan, dari 3 aspek yaitu penggunaan
rata 95,83 yang termasuk dalam kriteria bahasa, keterbacaan dan membuat
Sangat Baik (A). Indikator penilaian sikap kesimpulan secara keseluruhan telah
yang terdiri dari 2 indikator yang mengalami peningkatan dari nilai
menggambarkan aspek sikap yaitu tanggung keterampilan pada siklus 1 dan 2. Diperoleh
jawab dan percaya diri dapat diperoleh presentase 3 aspek pada siklus 3 ini adalah
bahwa dari 2 aspek sikap tersebut yang sebagai berikut pada aspek penggunaan
memiliki nilai terendah ada pada aspek bahasa dan keterbacaan didapat presentase
tanggung jawab yaitu sebesar 93,75 %. sebesar 93,75% yang merupakan aspek
Peserta didik yang memiliki tanggung jawab dengan nilai tertinggi dibandingkan 1 aspek
tidak sebesar dengan sikap percaya diri yang yang lainnya yaitu aspek membuat
dimiliki peserta didik. Karena pada kesimpulan. Pada aspek membuat
prosesntase sikap percaya diri menunjukkan kesimpulan diperoleh hasil prosentase
presentase yang lebih besar dibandingkan sebesar 91,67%. Hal ini menunjukkan bahwa
dengan sikap tanggung jawab. Presentase pada aspek membuat kesimpulan peserta
sikap percaya diri yaitu sebesar 97,92 %. Hal didik belum sepenuhnya mampu
ini dibuktikan ketika proses pembelajaran menyimpulkan dari hasil kegiatan yang telah
46 PROFESI KEPENDIDIKAN VOL. 2. NO. 2 OKTOBER 2021
Dr. Khaeruddin, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Proses Sains Siswa SMA Negeri 2
Pembimbing, Ibu Satwika Trianti Ngandoh, Pematangsiantar. Jurnal Pendidikan
S.Si., M.Pd selaku guru pamong, Kepala Universitas Negeri Medan. Vpl 6
Sekolah SMP Al Fusha Kedungwuni, rekan
No.1.
guru dan staf SMP Al Fusha Kedungwuni,
keluarga besar peneliti, dan semua pihak Pujiriyanto.2019. Modul 2 Peran Guru
yang tidak dapat penulis sebutkan satu per
Dalam Pembelajaran Abad 21.
satu.
Jakarta: kementrian Pendidikan dan
REFERENSI Kebudayaan RI.