Anda di halaman 1dari 15

LK. 2.

2 Menentukan Solusi

No Solusi yang
Eksplorasi alternatif solusi Analisis penentuan solusi Analisis alternatif solusi
. relevan
1 Alternatif 1 : Kegiatan pembelajaran berupa Berdasarkan Penentuan solusi berupa Berdasarkan LK 21. Kelebihan
kegiatan kolaborasi antara siswa dan guru literatur dan penggunaan model kegiatan kolaborasi antara siswa
Hasil Kajian Literatur: wawancara solusi pembelajaran yang dan guru yaitu:
Metode mengajar yang bisa meningkatakan yang paling berkolaborasi antara siswa 1. Siswa aktif dalam Pembelajaran
motivasi siswa dalam belajar IPA adalah metode relevan dengan dan guru melalui model PBL 2. Siswa memiliki kemampuan
tanya jawab kritis. Metode tanya jawab kritis ini akar penyebab dan penggunaan LKS yang seluass-luanya untuk
berpijak pada dasar pemikiran bahwa semua masalah kolaboratif di dasarkan menegmbangkan keterampilan
manusia dilahirkan dengan rasa ingin tahu yang kurangnya pada alasan berikut: komunikasi
tidak pernah terpuaskan, serta mempunyai alat-alat motivasi belajar 1. Sesuai dengan masalah 3. guru mampu memahami
yang diperlukan untuk memuaskannya. Metode siswa dan yang diidentifikasi kemajuan siswanya,
tanya jawab adalah cara penyajian pembelajaran rendahnya karena keunggulan 4. Guru dapat mengembangkan
dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, keterampilan penggunaan model PBL pertanyaan ke arah hal-hal
terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pemecahan dapat meningkatn yang belum dipahami betul
pula dari siswa kepada guru. masalah siswa keterampilan dari materi yang diajar,
Penggunaan metode tanya jawab kritis pada materi adalah pemecahan masalah 5. Tanyajawab multiarah
listrik dinamis dapat meningkatkan motivasi siswa penggunaan 2. Model pembelajaran membuat peserta didik yang
dalam belajar IPA, sehingga dapat meningkatkan model PBL lebih tepat dan semua diam saja akan
hasil belajar siswa. pembelajaran lebih sesuai dengan bergiliran untukmenjawab
Sumber : Handayani, Dwi. 2022. Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar yang materi pertanyaan yang disampaikan
Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Kritis pada Materi Listrik Dinamis.
Jurnal Penelitian Sains dan Pendidikan (2.1.104) berkolaborasi 3. Sesuai dengan akar guru atau pertanyaan yang
https://scholar.archive.org/work/y45eorikpnhijm74x4k5y47wxq/ antara siswa dan masalah karena sesuai disampaikan siswa lain
access/wayback/https://e-journal.iain-palangkaraya.ac.id/ guru melalui yang dituangkan pada karenadalam tanyajawab
index.php/mipa/article/download/3985/pdf
model PBL dan implementasi multiarah satu pertanyaan
penggunaan LKS Kurikulum 2013 bisa dilemparkan pada siswa
kolaboratif. menurut Permendikbud yang diam saja
Alternatif 2 : Penggunaan model yang dapat Nomor 22 Tahun 2016
meningkatkan motivasi siswa tentang Standar Proses Berdasarkan L.K 2.1 kelebihan
menggunakan 3 (tiga) model pembelajaran PBL yaitu
Hasil Kajian Literatur
model pembelajaran sebagai berikut:
Jurnal 1 . Model PBL 1. Siswa dilibatkan pada kegiatan
yang disarankan untuk
Salah satu model pembelajan yang dapat meningkatkan
motivasi dan hasil belajar siswa adalah model pemberian dipakai dalam belajar sehingga pengetahuannya
Problem Based Learning (PBL). Hasil penelitian pembelajaran, Salah benar-benar diserap dengan baik;
menunjukkan bahwa hasil belajar teknik listrik dasar satunya PBL. Tujuan 2. Siswa dilatih untuk dapat bekerja
PBL adalah untuk sama dengan siswa lain; dan -
otomotif meningkat setelah menggunakan metode
siswa dapat memperoleh
pembelajaran Problem Based Learning. Hasil tes pada meningkatkan
pemecahan masalah dari berbagai
siklus I terdapat 18 (45%) siswa pada siklus I dengan kemampuan dalam sumber.
nilai rata-rata 65,5. Berdasarkan hasil tes siklus II, menerapkan konsep- 3. Siswa didorong untuk memiliki
diperoleh nilai rata-rata 74,4 dengan jumlah siswa yang konsep pada kemampuan memecahkan masalah
tuntas sebanyak 24 siswa dengan persentase 60%. permasalahan dalam situasi nyata. - Siswa
Berdasarkan hasil tes siklus III, diperoleh nilai rata-rata baru/nyata. memiliki kemampuan membangun
91,9 dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 35 siswa
pengintegrasian pengetahuannya sendiri melalui
konsep Higher Order aktivitas belajar
dengan persentase 87,5%. 4. Pembelajaran berfokus pada
Sumber : Saputra, H.I. 2016. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
Thinking Skills (HOTS),
keinginan dalam belajar, masalah sehingga materi yang
PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN
tidak ada hubungannya tidak perlu
HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF SISWA KELAS X mengarahkan belajar
TEKNIK KENDARAAN RINGAN DI SMK MUHAMMADIYAH I MOYUDAN saat itu dipelajari oleh siswa. Hal
SLEMAN TAHUN AJARAN 2015/2016. JURNAL TAMAN VOKASI diri sendiri, dan ini mengurangi beban siswa untuk
(4.2.190) keterampilan. menghapal atau menyimpan
https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/tamanvokasi/article/view/502 4. Model pembelajaran informasi.
PBL sesuai dengan 5. Terjadi aktivitas ilmiah pada siswa
Jurnal 2. Model TGT juknis PPG dalam melalui kerja kelompok - Siswa
TGT merupakan model pembelajaran kooperatif yang Jabatan Tahun 2022 terbiasa menggunakan sumber-
mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tentang penyusunan sumber pengetahuan baik dari
tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran rencana aksi perpustakaan, internet, wawancara
siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur 5. Berdasarkan kajian dan observasi
permainan dan penguatan (reinforcement). literatur Saputra, H,
Memungkinkan siswa belajar lebih rileks, selain dapat (2016) bahwa penera Berdasarkan L.K 2.1 kelebihan
menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, pan model penggunaan LKS kolaboratif yaitu
persaingan sehat dan keterlibatan belajar. pembelajaran Problem sebagai berikut:
Berdasarkan hasil penelitian terhadap siswa X.3 SMA Based Learning dapat
meningkatkan motivasi 1. Kegiatan siswa lebih terarah
Negeri 1 Haruai tahun pelajaran 2011 / 2012, dapat
belajar siswa. dan sistematis
disimpulkan : (1). Pembelajaran konsep Listrik
6. Berdasarkan kajian 2. Siswa dapat mengexplore
Dinamismenggunakan model TGT dapat meningkatkan
literatur Zunanda, M & materi secara luas
hasil belajar siswa dari 54% pada tes awal menjadi 65,67 3. Lebih aplikatif karena memuat
% pada siklus I menjadi 69,37 % pada siklus II. (2). Sinulingga, K (2015)
Motivasi belajar siswa dalam pembelajaran materi Listrik Bahwa penggunaan aplikasi dalam kehidupan
Dinamis dengan menggunakan model TGT dalam model pembelajaran sehari-hari
kategori baik. berbasis masalah
Sumber : Sudiyono. 2012. MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL berpengaruh terhadap
BELAJAR SISWA KELAS X.3 SMAN 1 HARUAI PADA MATERI LISTRIK keteramoilan
DINAMIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES
pemecahan masalah
TOURNAMENT. Jurnal Inovasi Pendidikan Sains (3.2.132)
https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/quantum/article/view/ siswa.
1350/1159 7. Berdasarkan hasil
kesimpulan dari sesi
wawancara dari Pakar,
Alternatif ke 3 : Mengintegrasikan ICT dalam Kepala Sekolah dan
pembelajaran agar dapat meningkatkan motivasi rekan guru bahwa siswa
siswa akan termotivasi belajar
Hasil Kajian Literatur: jika pembelajaran siswa
Program Pembelajaran Fisika Berbasiskan ICT aktif dalam kegiatan
efektif digunakan dalam pembelajaran hal itu pembelajaran dan
terlihat dari nilai NGain sebesar 0,82 berada dalam keterampilan
kategori tinggi atau sangat efektif. Program pemecahan masalah
Pembelajaran Fisika Berbasiskan ICT efektif siswa akan meningkat
digunakan untuk memotivasi siswa belajar hal itu jika kegiatan belajar
terlihat dari score motivasi sebesar 3,88 (dari Skala berupa proses
1-4) berada dalam kategori sangat baik. pemecahan masalah
Sumber: Mayub. Afrizal. 2020. Efektifitas Belajar Fisika Mahasiswa dalam kehidupan
Melalui Program Pembelajaran Fisika Berbasiskan ICT. Journal of
Science Education, (5.1.47) sehari-hari. Sehingga
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa/article/download/ kegiatan pembelajaran
8803/6830
yang berkolaborasi
antara siswa dan guru
Jurnal 1 : Media Prezi
melalui model PBL dan
Hasil Kajian Literatur:
penggunaan LKS
Inovasi media merupakan salah satu alternatif yang
dapat memberikan sebuah motivasi serta stimulasi yang kolaboratif, cocok
baik dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan dipilih sebagai solusi
kualitas pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan atas masalah yang
tidak membosankan terutama pada pembelajaran fisika diidentifikasi.
yang bersifat abstrak. Prezi merupakan software berbasis 8. Penggunaan LKS
zoomming presentation serta antar muka pengguna Kolaboratif akan
(ZUI) berbasis teknologi scalable dimana area yang akan mengoptimalkan proses
di tampilkan dapat diperbesar sesuai keinginan (Brock & pemecahan masalah
Brodahl ,2012). Selain itu, Prezi berbasis adobe air, yang sesuai dengan
sehingga video maupun animasi bisa dijalankan dengan
model pembelajaran
lebih ringan. Dengan demikian media Prezi dapat
digunakan sebagai penunjang dalam proses
PBL.
pembelajaran fisika yang memerlukan video ataupun
animasi dalam memahaminya.
Berdasarkan hasil efektifitas tersebut dapat disimpulkan
bahwa media pembelajaran fisika berbantuan software
prezi sangat efektif digunakan dalam pembelajaran. Hal
ini dapat dilihat dari meningkatnya hasil belajar siswa
melalui tes hasil belajar berupa pretest dan posttest
Sumber : Mahyudin, R.S. Wati, M.,Misbah. 2017 PENGEMBANGAN
MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS ZOOMABLE PRESENTATION
BERBANTUAN SOFTWARE PREZI PADA POKOK BAHASAN LISTRIK
DINAMIS. Berkala Ilmiah Jurnal Pembelajaran Fisika (5.2.229)

Hasil Wawancara

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk


meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu:

 Pakar Pendidikan ( Aay Susilawati, M.Pd)


1. Pembelajaran harus menarik minat
siswa
2. Managemen kelas harus baik
 Kepala Sekolah (Abdul Rohman, S.Pd.I)
1. Ice Breaking
2. Pembelajaran disisipi kata-kata
motivasi
3. Media Pembelajaran yang dipakai
harus menarik
4. Kegiatan pembelajaran aktif dan
terarah
5. Belajar diselingi di outdoor
 Guru Fisika ( Yogi Falahudin, S.Pd)
1. Media pembelajaran harus menarik
2. Aktivitasi siswa harus aktif

Menggunakan model yang memfasilitasi


pemecahan masalah
Explorasi Jurnal
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah
dilakukan, topik penelitian praktik pembelajaran
yang dapat melatih keterampilan pemecahan
masalah pada pembelajaran fisika di SMA dengan
menggunakan analisis bibliometrik, dapat
disimpulkan bahwa 15 penulis artikel memenuhi
empat indikator keterampilan pemecahan masalah
menurut G. Polya, yaitu
1. Merumuskan masalah,
2. Merencanakan penyelesaian,
3. Menyelesaikan masalah sesuai rencana, dan
melakukan pengecekan kembali terhadap
semua langkah
4. Melakukan evaluasi.
Berdasarkan hasilkajian studi literatur
didapatkan beberapa rekomendasi model
pembelajaran yang dapat melatih keterampilan
pemecahan masalah, yaitu model pembelajaran
dengan pendekatan saintifik yang menekankan
pada student centered learning dan bantuan media
teknologi, seperti PBL, pembelajaran inkuiri,
PjBL, dan pembelajaran kolaboratif, terutama
pada materi mekanika. Hasil lain didapatkan
faktor utama penyebab peserta didik kesulitan
memecahkan masalah fisika adalah guru masih
menggunakan metode pembelajaran konvensional.
Sumber : Ayudha, C.F.H & Setyasih, W. 2021. STUDI LITERATUR :
ANALISIS PRAKTIK PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA UNTUK MELATIH
KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH. JURNAL PENDIDIKAN FISIKA
UNDIKSHA (11.1.26).
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPF/article/view/33427/1
8316

Alternatif ke 1 : Model PBL


Hasil Kajian Literatur :
Jurnal 1
Model pembelajaran berbasis masalah (problem
based learning) sangat realistis untuk
pembelajaran sains yang melibatkan kecerdasan
emosional dan pemikiran konsep siswa. Problem
Based Learning (PBL) adalah suatu pendekatan
pembelajaran dengan membuat konfrontasi pada
pembelajar dengan masalah-masalah praktis,
berbentuk ill-structured atau open ended melalui
stimulus dalam belajar, Boud dan Fogarty
(Ngalimun, 2014).
Pembelajaran berbasis masalah merupakan salah
satu model pembelajaran yang menunjang dalam
proses pembelajaran kurikulum 2013.
Menurut Arends (2008), terdapat lima fase
sintaks secara umum dalam model pembelajaran
berbasis masalah,
1. Orientasi permasalahan, pengorganisasian
untuk meneliti, investigasi,
2. Mengembangkan dan presentasi serta
menganalisis dan presentasi.
3. Pembelajaran ini mengharuskan guru
untuk mengembangkan keterampilan
kolaborasi diantara siswa dan membantu
siswa dalam menginverstigasi masalah
secara bersamasama dan menjadi pelajar
yang mandiri.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di
sekolah SMK Dharma Analitika dengan
menggunakan model pembelajaran problem based
learning diperoleh kesimpulan:
1) Terdapat perbedaan keterampilan pemecahan
masalah fisika siswa melalui model pembelajaran
berbasis masalah (problem based learning) dengan
model pembelajaran konvensional. Dimana nilai
rata-rata pembelajaran berbasis masalah 76,69
yang berarti lebih baik jika dibandingkan kelas
konvensional dengan nilai rata-rata 71,38.
2) Terdapat perbedaan keterampilan pemecahan
masalah fisika siswa antara kelompok siswa yang
memiliki kemampuan berpikir kritis di atas rata-
rata dengan kelompok siswa yang memiliki
kemampuan berpikir kritis di bawah rata-rata, dan
keterampilan pemecahan masalah fisika siswa yang
memiliki kemampuan berpikir kritis di atas rata-
rata 81,40 lebih baik jika dibandingkan kelas
konvensional 66,75.
3) Terdapat interaksi antara model pembelajaran
berbasis masalah (problem based learning) dan
kemampuan berpikir kritis dalam meningkatkan
keterampilan pemecahan masalah fisika siswa
dengan hasil interaksi pada kelas problem based
learning sebesar 0,043 lebih baik dibanding
konvensional.
Sumber : Zunanda, M & Sinulingga, K. 2015. PENGARUH MODEL
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN KEMAMPUAN BERPIKIR
KRITIS TERHADAP KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH FISIKA
SISWA SMK. Jurnal Pendidikan Fisika (11.1.69)
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jpf
Jurnal 2:
Menurut Arends (2008:57), sintaks untuk model
Problem Based Learning (PBL) dapat disajikan seperti
pada Tabel 1.
Menurut Made Wina (2006:92), tahap-tahap strategi
belajar berbasis masalah adalah sebagai berikut :
a. menemukan masalah.
b. mendefinisikan masalah.
c. mengumpulkan fakta.
d. menyusun hipotesis (dugaan sementara).
e. melakukan penyelidikan.
f. menyempurnakan permasalahan yang telah
didefinisikan.
g. menyimpulkan alternatif pemecahan secara
kolaboratif.
h. melakukan pengujian hasil (solisi) pemecahan
masalah.
Sumber : Sari, D.D. 2012. PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED
LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR
KRITIS PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS VIII SMP
NEGERI 5 SLEMAN. Skripsi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Yogyakarta (17-18)
https://eprints.uny.ac.id/9174/10/10%20BAB%20I%20-%20V.pdf

Alternatif ke 2 : Model PjBL


Jurnal 1
Model PjBL adalah model pembelajaran yang
memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola
pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek.
Kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks
berdasarkan permasalahan (problem) yang diberikan
kepada siswa sebagai langkah awal dalam
mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara
nyata, dan menuntut siswa untuk melakukan kegiatan
merancang, melakukan kegiatan
investigasi/penyelidikan, memecahkan masalah,
membuat keputusan, memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bekerja secara mandiri maupun kelompok.
Hasil akhir dari kerja proyek tersebut adalah suatu
produk yang antara lain berupa laporan tertulis,
presentasi atau rekomendasi. Penilaian tugas proyek
dilakukan dari proses perencanaan, pengerjaan tugas
proyek sampai hasil akhir proyek.

Dari hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat


disimpulkan, bahwa :
1) Model PjBL dalam pembelajaran Fisika dapat
meningkatkan kinerja siswa kelas XIAV1 di SMK N 3
Yogyakarta khususnya pada materi pembelajaran listrik
statis dan listrik arus searah (DC),
2) Model PjBL dalam pembelajaran Fisika mampu
menciptakan perubahan kinerja siswa kelas XIAV1 di
SMK N 3 Yogyakarta ,
3) Penerapan Model PjBL dalam pembelajaran Fisika
dapat meningkatkan prestasi belajar Siswa kelas XIAV1
di SMK N 3 Yogyakarta.
Sumber : Mulyadi, Eko. 2021. PENERAPAN MODEL PROJECT BASED
LEARNING UNTUK MENINGKATAN KINERJA DAN PRESTASI BELAJAR
FISIKA SISWA SMK. Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
(22.4.388)
https://journal.uny.ac.id/index.php/jptk/article/view/7836/6708

Jurnal 2
Hasil belajar siswa kelas XI Teknik Instalasi Tenaga
listrik SMK N 1 Percut Sei Tuan dengan
menggunakan model pembelajaran project based
learning dapat dikategorikan cukup dengan nilai
rata-rata 77,33 pada kelas eksperimen kompetensi
memahami instalasi dan pengukuran sistem
pembumian. Hasil belajr siswa kelas XI Teknik
Instalasi Tenaga Listrik SMK N 1 Percut Sei Tuan
dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional dapat dikategorikan kurang dengan
nilai ratarata 71.16 pada kontrol kompetensi
memahami instalasi dan pengukuran sistem
pembumian. Berdasarkan hasil perhitungan uji t
diperoleh harga thitung > ttabel yaitu 3,261 >
1,670 dengan taraf signifikan 5 % (α = 0,05)
sehingga Ha diterima. Dengan kata lain hasil belajar
siswa kelas XI Teknik Instalasi Tenaga Listrik pada
kompetensi memahami instalasi dan pengukuran
sistem pembumian dengan menggunakan model
pembelajaran project based learning lebih tinggi
dari hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional. Hal ini dilihat dari hasil
belajar siswa memahami instalasi dan pengukuran
sistem pembumian, dengan nilai rata-rata 77,33.
Sumber : Sahron, A, & Mulyana, D. 2022. PENGARUH MODEL BELAJAR
PROJECT BASED LEARNING (PJBL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN INSTALASI TENAGA LISTRIK. Journal of
Electrical Vocational Teacher Education (2.1.50)
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jevte/article/view/
35883

Alternatif ke 3 : Menggunakan LKS Kolaboratif


Hasil Kajian Literatur:
Jurnal 1
LKS kolaboratif merupakan lembar kerja siswa yang
di dalamnya terdapat panduan untuk beraktivitas
secara kolaboratif dalam menyelesaikan
permasalahan fisika. Kegiatan kolaborasi dilakukan
dengan cara membentuk siswa menjadi kelompok
kolaboratif, dimana setiap individu berkolaborasi
untuk memecahkan masalah. LKS berbasis
kolaboratif adalah suatu media ajar yang di
dalamnya memuat materi pokok bahasan tertentu
disertai dengan permasalahanpermasalahan yang
diambil dalam kehidupan sehari-hari. LKS
kolaboratif pada pembelajaran berbasis masalah
berpengaruh secara signifikan terhadap
keterampilan pemecahan masalah fisika siswa SMA.
Agar siswa dapat mengikuti setiap tahapan
pembelajaran, guru harus memberikan penjelasan
secara detail tentang aktivitas kolaboratif yang akan
dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran.
Guru dapat mengaplikasikan hasil penelitian ini
dalam pembelajaran fisika agar siswa terbiasa
bekerja secara kolaboratif dalam menyelesaikan
suatu permasalahan.
Sumber : Fitritani, R.V., Supeno, S., Maryani, M. 2019. Pengaruh LKS
Kolaboratif Pada Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap
Keterampilan Pemecahan Masalah Fisika Siswa SMA (7.2.72-78)
https://pdfs.semanticscholar.org/e68a/
0effc943db2800cc620da5ca9188d762360b.pdf

Hasil Wawancara

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk


meningkatkan keterampilan pemecahan masalah
siswa yaitu:

 Pakar Pendidikan ( Aay Susilawati, M.Pd)


1. Kegiatan pemecahan masalah harus
dibiasakan dalam proses pembelajaran
materi listrik agar keterampilan
pemecahan masalah siswa terasah.
 Kepala Sekolah (Abdul Rohman, S.Pd.I)
1. Pemilihan metode pembelajaran harus
melatihkan siswa untuk berani
mengeksplor pemecahan masalah.
Terutama masalah dalam kehidupan
sehari-hari.
 Guru Fisika ( Yogi Falahudin, S.Pd)
1. Kegiatan pembelajaran harus
mengarahkan siswa untuk
memecahkan masalah.
2. Soal-soal evaluasi harus berupa
indikator keterampilan pemecahan
masalah
Alternatif solusi yang disarankan dalam pembelajaran Fisika materi Listrik Arus Searah adalah :

1. Pendekatan Pembelajaran Saintifik


2. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
3. Metode pembelajaran Teknik ATM (Amati, Tiru dan Modifikasi), diskusi kelompok, tanya jawab, penugasan
4. Media Pembelajaran”
 LKPD
 LCD proyrktor
 Laptop
 Bahan Tayang

Anda mungkin juga menyukai