Identifikasi Masalah
Nama : Yuli Yulianti, S.Pd
Sekolah : SMA Plus Ulumul Qur’an Al Mustofa
4. Kurangnya kreatifitas guru dalam Guru kerap kali menggunakan video untuk media ajar di kelas dengan
pembuatan media ajar mengambil dari platform digital. Guru tidak mengikuti pelatihan
pembuatan media.
5. Guru mengajar banyak mapel Di SMA kami, guru bisa mengajar dua mapel dikarenakan masih
sehingga tidak terfokus pada mapel terbatasnya sumber daya. Misalnya saya mengajar mata pelajaran
Fisika fisika XII dan prakarya X, XI dan XII. Sehingga konsentrasi dalam
menyiapkan bahan ajar terbagi.
6. Guru kesulitan dalam membuat Guru kerap kali menggunakan video untuk media ajar di kelas dengan
bahan evaluasi mengambil dari platform digital. Guru tidak mengikuti pelatihan
pembuatan media.
7. Guru belum menguasai pembuatan Evaluasi adalah hal yang sangat penting dalam pembelajaran. Namun
soal HOTs dalam pelakasanaan evaluasi terutama evaluasi berbentuk tes. Guru
kerap mengambil soal-soal dari buku pelajaran atau dari internet.
Sehingga kurang variatif dan mudah diambil jawabannya dari
internet.
2. Literasi 8. Rendahnya kemampuan literasi Dalam menyelesaikan masalah berupa pemecahan soal Fisika, siswa
siswa kerap kali tidak bisa mencerna bahasa soal menjadi besaran-besaran
9. Kurangnya kemampuan dalam yang diketahui dan ditanyakan. Sehingga terdapat kesulitan dalam
memahami soal pengerjaan soal.
10. Tidak adanya gadget yang dipegang Di SMA kami penggunaan gadget hanya diperkenankan jika di jenguk
siswa, sehingga siswa tidak update oleh orang tua. Sehingga siswa terbatas dalam memperoleh informasi
terhadap perkembangan informasi dan sumber belajar. Selain itu perpustakan di sekolah masih terbatas
dan kesulitan mencari sumber untuk buku buku mata pelajaran umum sehingga untuk belajar hanya
belajar dari internet. menggunakan modul ajar dari guru.
11. Kurangnya sumber belajar di
sekolah
12. Perpustakaan sekolah masih minim
buku buku mata pelajaran Fisika
3 Numerasi 13. Kurangnya kemampuan siswa Kemampuan siswa dalam mengoprasikan matemematika dasar masih
dalam mengoprasikan matematika rendah sehingga dalam pengerjaan soal masih diperlukan penjelasan
dasar setahap demi setahap.
14. Kemampuan siswa jomplang dari
ang mahir dan yang tidak mahir.
15. Kurangnya kemampuan siswa
untuk menginterpretasikan grafik
dan tabel
16. Kurangnya kemampuan siswa untuk
menginterpretasikan hasil
percobaan ke dalam kesimpulan.
4 Kesulitan belajar Kesulitan belajar siswa merupakan salah satu hal yang dapat menghambat proses belajar mengajar di
siswa termasuk kelas. Kesulitan belajar adalah: suatu kondisi yang mana anak didik tidak belajar sebagaimana mestinya karena ada
siswa
berkebutuhan gangguan tertentu. Terdapat dua faktor yang menyebakan kesulitan belajar siswa yaitu faktor internal (dari
khusus dan dalam diri siswa) dan faktor eksternal (dari pengaruh lingkungan).
masalah
pembelajaran
(berdiferensiasi) 1. Faktor internal terbagi menjadi 3 yaitu: Dari sisi faktor fisiologis di SMA Plus Ulumul Qur’an Al Mustofa yaitu
di kelas banyaknya anak yang sering sakit. Kondisi sakit di pesantren cukup
berdasarkan a. Faktor fisiologis (faktor yang bersifat unik. Keunikannya adalah karena siswa hidup bersama-sama siang
pengalaman fisik) contohnya : kondisi sakit dan malam sehingga jika satu orang sakit misalnya batuk pilek,
mahasiswa saat kemudian teman sekamarnya akan batuk pilek juga. Sehingga banyak
menjadi guru. siswa yang menjadi batuk pilek bersamaan. Begitupun dengan
penyakit lain sehingga membuat siswa kesulitan belajar pada kondisi
tersebut.
b. Faktor psikologis( faktor yang bersifat Sedangkan dari faktor psikologis yang menjadi masalah yang
rohani) menonjol adalah SMA kami bersatu dengan pondok pesantren.
Dimana program utama nya adalah tahfidz Quran (Hapal Al Qur’an 30
contohnya : IQ, Bakat, Minat, Motivasi, Juz) sehingga motivasi belajar siswa pada mapel umum cenderung
rendah dan energi siswa sudah terpakai siang malam untuk mengejar
setoran.
c. Cara Belajar siswa yang beragam Cara belajar siswa bervariasi sehingga diperlukan pendeketan-
pendekatan dari berbagai segi agar semua siswa dapat memperoleh
belajar yang maksimal.
Masalah pembelajaran (berdiferensiasi) di Dalam pembelajaran pencapaian yang diperoleh siswa berbeda-beda.
kelas difasilitasi oleh guru melalui Sehingga dalam pencapaian hasil difasilitasi oleh guru melalui
bimbingan individu dan bimbingan bimbingan individu dan bimbingan kelompok.
kelompok.
5. Membangun Relasi antara guru dan siswa berjalan Mengingat siswa jarang sekali pulang ke rumah, Guru sudah menjadi
relasi/hubungan dengan baik. seperti orang tua bagi siswa di sekolah kami. Siswa kerap bercerita
dengan siswa banyak hal dan cenderung terlalu terbuka mengenai segala macam
dan orang tua hal.
siswa. Sedangkan relasi antara guru dan orang tua Sedangkan relasi antara guru dan orang tua siswa sangat terbatas.
siswa sangat terbatas. Yang bisa secara leluasa berkomunikasi dengan orang tua adalah
pihak pondok. Walikelas pun hanya melalui media online saja.
6 Pemahaman/ Kurangnya variasi dalam pemilihan metode Suasana pembelajaran di kelas harus sangat menarik dan atraktif agar
pemanfaatan mengajar dapat menarik perhatian siswa. Karena jika kurang menarik
model-model dipastikan siswa akan tidur dikelas. Sehingga setiap pertemuan harus
pembelajaran dengan metode yang bervariasi dan diberikan reward kepada siswa
inovatif yang menjawab pertanyaan. Sehingga siswa bersemangat dalam
berdasarkan belajar
karakteristik Pembelajaran cenderung terpusat pada
materi dan siswa guru Siswa belum terbiasa belajar dengan metode inkuiri. Sehingga dalam
praktiknya guru banyak memberikan arahan dan panduan untuk
langkah-langkah pembelajaran siswa. Siswa belum mampu
mengeksplor sendiri.
7. Materi terkait Tingkat Literasi dan Numerasi rendah dapat Tingkat literasi dan numerasi siswa masih rendah. Siswa seringkali
Literasi ditingkatkan melalui kegiatan praktikum kebingungan saat diberi soal. Siswa cenderung harus dituntun untuk
numerasi, untuk meningkatkan Keterampilan proses menemukan besaran yang diketahui dan ditanyakan. Kemampuan
Advanced Sains siswa secara bertahap dan berkala. numerasi siswa dalam operasi matematika, pembacaan grafik dan
material, diagram masih rendah. Salah satu kegiatan yang dapat melaltih
miskonsepsi, kemapuan literasi dan numerasi sisiwa dalam pembelajaran fisika
HOTS. yaitu dengan peningkatan kegiatan praktikum dan pengolahan data
sehingga siswa terlatih melalui berbagai proses dan pelaporan
kegiatan secara ilmiah.