ABSTRAK
Problem Based Learning adalah suatu metode pembelajaran yang lebih menekankan
kemampuan siswa dalam berpikir kritis atau menyelesaikan masalah. Zaman
sekarang teknologi semakin canggih dan juga siswa dalam menyelesaikan suatu tugas
ataupun masalah menggunakan teknologi seperti HP dll. Metode pembelajaran ini
memiliki tujuan agar siswa dapat lebih berpikir kritis dan berperan aktif. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yang dimana kami mewawancarai
guru secara langsung untuk mendapatkan informasi yang lebih. Hasil yang didapat
adalah metode pembelajaran ini bisa dilaksanakan di sekolah SMP dan SMA karena
umur segitu sudah bisa ditekan untuk bisa berpikir kritis dan lebih mudah menangkap
yang di jelaskan.
Kata Kunci : Teknologi, Metode
PENDAHULUAN
Dalam model pembelajaran berbasis masalah (PBL), belajar dan
membelajarkan merupakan dua sisi yang saling melengkapi satu sama lainnya.
Artinya, dalam PBM yang menjadi titik tolaknya adalah bagaimana guru mampu
membelajarkan siswa, dan siswa itu sendiri juga dapat belajar dan sekaligus
membelajarkan diri dengan siswa lainnya. Dengan pola pembelajaran seperti ini,
maka sentral pembelajaran bukan lagi pada guru, melainkan pada siswa itu sendiri,
untuk melakukan dan mencapai hal itu maka para guru harus mampu merancang dan
mengaplikasikan program satuan pelajaran yang memungkinkan hal itu terjadi.
Keseluruhan solusi aplikatif di atas dirancang dan dirumuskan sesuai dengan model
1
pembelajaran berbasis masalah, yang pada penelitian ini akan diterapkan pada siswa
kelas X MIPA 14 SMA Negeri Medan dengan judul penelitian penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Learning
Model PBL mengajak siswa untuk belajar mandiri, berpikir krirtis dan
koperatif, sedangkan guru sebagai fasilitator maka siswa harus gigih dalam
menyelesaikan masalah yang disajikan, selama menyelasaikan masalah tanpa disadari
siswa, maka segala karakter diri siswa akan muncul 3 Yang mendasari penerapan
model Problem Based Learning adalah : (1) Membiasakan siswa untuk
memanfaatkan potensi berpikirnya dalam menyelesaikan suatu masalah yang
diberikan, melalui bimbingan guru,(2) Siswa akan bekerja dalam kelompoknya dan
saling memberikan informasi ilmu atau pengalaman antara satu dengan lainnya, (3)
Membina lingkungan social siswa sehingga terjalin ukhwah yang baik antar siswa
dalam kelompok maupun antar melakukan penelitian terdapat perbedaan yang
signifikan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis
masalah.
Hal ini dapat dilihat dari banyaknya materi dalam pembelajaran PPKn
membahas tentang permasalahan yang sangat kompleks seperti permasalahan politik,
hukum, kewarganegaraan dan permasalahan-permasalahan sosial lainnya yang dalam
materi tersebut tidak sesuai dengan pola pikir siswa khususnya siswa pada sekolah
menengah pertama, misalnya pada materi siswa SMA kelas XI ada dalam
pembelajaran PPKn tersebut yang membahas tentang Otonomi Daerah. Materi
tersebut menurut penulis belum tepat diberikan pada siswa pada tingkat SMP karena
dirasakan siswa kurang mampu atau belum tepat membahas permasalahan yang
terlalu tinggi untuk tingkat SMA.
2
sehingga pembelajaran yang dilakukannya lebih berorientasi pada ketuntasan materi,
bukan pada kebermaknaan pembelajaran bagi peserta didik. Akibat langsung dari pola
pembelajaran yang seperti ini, tujuan dan kepentingan belajar peserta didik terabaikan
selama pembelajaran berlangsung, karena mereka hanya dijadikan obyek dan bukan
sebagai subyek pembelajaran.
Dalam hal ini guru masih menjadi satu-satunya sumber pembelajaran, yang
dalam hal ini terlihat dari masih banyaknya para guru dalam memberikan materi
pelajaran lebih condong pada pemberian materi dengan metode ceramah karena
dikejar-kejar waktu untuk menuntaskan materi yang telah disusun.
Hal ini berdampak pada kecenderungan siswa menjadi kurang begitu aktif dan
menjadi kurang tanggap terhadap masalah-masalah sosial yang terjadi dimana siswa
berada. Kondisi pembelajaran yang ada di SMA Negeri 14 medan bila dikaitkan
dengan model pembelajaran yang didapatkan dikampus masih jauh dari kondisi di
lapangan. Keberhasilan suatu pembelajaran salah satunya sangat ditentukan oleh
model yang digunakan oleh guru dalam melakukan proses kegiatan belajar mengajar.
Selama melaksanakan obserpasi awal nampaknya model yang digunakan oleh guru
sering mengalami permasalahan. Permasalahan ini yang pada akhirnya menimbulkan
tidak tercapainya tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Beranjak dari latar belakang dan analisis masalah penelitian di atas, maka
permasalahan pokok yang ingin dicari jawabannya melalui penelitian ini adalah:
“Bagaimanakah efektivitas model pembelajaran berbasis masalah terhadap
peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran PPKn di SMA
Negeri 14 medan”.
METODE PENELITIAN
Pada kesempatan ini, metode penelitian yang kami gunakan dalam penelitian
tersebut Ialah metode penelitian kualitatif, Biasanya metode ini menggunakan
narasumber yang ada untuk membantu berlangsungnya penelitian dengan baik seperti
melakukan Wawancara dan Pengamatan pada lokasi yang diteliti yaitu SMAN 14
3
Medan. Metode penelitian survey, yakni penelitian dilakukan melalui data yang
dipelajari nantinya ialah melalui sampel dari populasi tersebut. Metode ini bertujuan
untuk mengetahui tingkat pemahaman narasumber mengenai yang terjadi
dilingkungan sekolah itu sendiri. Pada metode ini dilakukannya Wawancara pada
seorang guru dan pengamatan dikelas yang berjumlah 36 siswa didalam kelas tersebut.
Setelah dilakukannya pengumpulan data melalui sumber informasi, maka ide-ide atau
pesan-pesan yang disampaikan akan dituangkan kedalam penelitian yang terkait.
PEMBAHASAN
Proses Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran PPKN Di
SMAN 14
4
tertarik untuk menyelesaikannya dan kemampuan siswa dalam berpikir kreatif dan
hasil belajar dapat meningkat (Nurcholis, Sudarisman, & Indrowati, 2013).
Dari observasi yang telah dilakukan dalam proses belajar Ini ruang kelas yang
bersih cukup menunjang proses Belajar yang nyaman, serta fasilitas belajar seperti
buku Yang sudah sesuai dengan kurikulum merdeka, yang Digunakan,infokus,meja
bangku serta kipas angin, Semakin menunjang keberhasilan proses belajar di kelas
SMA N 14 Medan. Dengan guru yang sangat Profesioanl dalam mengajar dan murid
di kelas semakin menghidupkan proses pembelajaran, lingkungan yang aman serta
ruangan kelas yang bagus menjadi tempat yang sangat layak untuk belajar dan proses
pembelajaran yang tidak mononton tertarik dan di tambah ada ice breaking yang
membuat tidak ada kejenuhan saat belajar.
5
masalah guru akan membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan
semua pendapat-pendapat yang sesuai dari hasil pemikiran anak tersebut. Sehingga
proses pembelajaran program Based learning pada mata pelajaran PPKN mengajak
siswa untuk lebih memahami isi sebuah pembelajaran yang telah dibahas siswa akan
mencari dan menemukan pengetahuan yang baru dari hasil hasil pembelajaran
tersebut meningkatkan aktivitas pembelajaran tersebut dan siswa akan memahami
masalah-masalah dalam pembelajaran yang telah dipelajari tersebut dalam proses
pembelajaran tersebut siswa akan lebih senang dan proses pembelajarannya lebih
menyenangkan karena siswa dapat memberikan pendapat siswa memiliki pola pikir
yang lebih kritis dan siswa dapat menerapkan pengetahuannya. Dengan penerapan
problem Based learning akan memberikan dampak yang lebih baik bagi siswa yaitu
proses pembelajaran di kelas lebih menyenangkan karena mengajak siswa-siswi lebih
berpikir logis dan kritis sehingga meningkatkan hasil belajar siswa karena telah
memahami materi-materi Dalam proses pembelajaran. Sehingga dapat meningkatkan
dan mengembangkan keterampilan pola pikir siswa lebih kritis.
6
memperbaiki metode pembelajaran, konsep pembelajaran lebih baik dan dapat
melatih siswa-siswi untuk selalu tampil dan lebih berani mengemukakan pendapat di
kelas. Adanya kurangnya motivasi dari kegigihan siswa tidak dapat mengontrol emosi
dan siswa tidak berani dalam memecahkan masalah yang agak sulit, mudah menyerah
dan siswa membutuhkan waktu yang begitu lama untuk memecahkan masalah
tersebut, pemahaman siswa terhadap permasalahan yang akan dipecahkan sempit atau
tidak luas.
Solusi dari observasi yang telah dilakukan adalah situasi pembelajaran yang
sangat aktif dan kreatif di kelas dapat memberikan solusi model pembelajaran yang
cocok untuk masalah pembelajaran PPKN adalah Project based learning dimana
usaha pendekatan pembelajaran dimana siswa diberikan berbagai kesempatan untuk
bisa mengeksplorasi serta mendalami materi pembelajaran yang sudah diajarkan
bersamaan dengan mengembangkan skill atau kemampuan dengan upaya pemecahan
masalah (Problem solving) serta investigasi. pembelajaran berorientasi atau berbasis
kepada proyek dengan tujuanuntuk mengembangkan kompetensi karakter maupun
teknis dari para siswa, upaya untuk fokus kepada materi yang esensial sehingga
pembelajaran mendalam pada kompetensi dasar yaitu seperti numerasi dan literasi
memiliki waktu yang cukup, dan juga upaya bagi fleksibilitas guru dalam melakukan
pembelajaran dengan menyesuaikan kemampuan dari masing-masing peserta didik
serta menyesuaikan. Pada kurikulum merdeka, metode ini menjadi metode yang
paling ditekankan sebagai upaya pengembangan karakter peserta didik.
7
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Fauzan, M., Gani, A., & Syukri, M. (2017). Penerapan Model Problem Based
Learning Pada Pembelajaran Materi Sistem Tata Surya Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, Vol 05(01), Hal: 27–35.
Kartika, I. M., Angga Mahendra, P. R., & Awa, V. (2020). Penerapan Pembelajaran
Problem Based Learning untuk Meningkatkan Ketrampilan Berpikir Kritis
Siswa Pada Mata Pelajaran PPKn. Jurnal Locus Delicti, Vol 1(1), Hal: 1–10.
Pranata, D. P., Frima, A., & Egok, A. S. (2021). Pengembangan LKS Matematika
Berbasis Problem Based Learning pada Materi Bangun Datar Sekolah Dasar.
Jurnal Basicedu, Vol. 5(4), Hal: 2284–2301.
8
Purwanto, W., Djatmika R.W.W, E. T., & Hariyono. (2016). Penggunaan Model
Problem Based Learning Dengan Media Powerpoint Untuk Meningkatkan Minat
Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan, Vol.1(9), Hal: 1700–1705.
9
10