Anda di halaman 1dari 10

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

PADA Mata Pelajaran PPKN DI SMAN 14 MEDAN


Bertania Permata Sari, Fahrysyah Aulya, Limra GM Nababan, Natasya Adriani, Rani
Oktavia Purba, Unedo Sinaga
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan

ABSTRAK
Problem Based Learning adalah suatu metode pembelajaran yang lebih menekankan
kemampuan siswa dalam berpikir kritis atau menyelesaikan masalah. Zaman
sekarang teknologi semakin canggih dan juga siswa dalam menyelesaikan suatu tugas
ataupun masalah menggunakan teknologi seperti HP dll. Metode pembelajaran ini
memiliki tujuan agar siswa dapat lebih berpikir kritis dan berperan aktif. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yang dimana kami mewawancarai
guru secara langsung untuk mendapatkan informasi yang lebih. Hasil yang didapat
adalah metode pembelajaran ini bisa dilaksanakan di sekolah SMP dan SMA karena
umur segitu sudah bisa ditekan untuk bisa berpikir kritis dan lebih mudah menangkap
yang di jelaskan.
Kata Kunci : Teknologi, Metode

PENDAHULUAN
Dalam model pembelajaran berbasis masalah (PBL), belajar dan
membelajarkan merupakan dua sisi yang saling melengkapi satu sama lainnya.
Artinya, dalam PBM yang menjadi titik tolaknya adalah bagaimana guru mampu
membelajarkan siswa, dan siswa itu sendiri juga dapat belajar dan sekaligus
membelajarkan diri dengan siswa lainnya. Dengan pola pembelajaran seperti ini,
maka sentral pembelajaran bukan lagi pada guru, melainkan pada siswa itu sendiri,
untuk melakukan dan mencapai hal itu maka para guru harus mampu merancang dan
mengaplikasikan program satuan pelajaran yang memungkinkan hal itu terjadi.
Keseluruhan solusi aplikatif di atas dirancang dan dirumuskan sesuai dengan model

1
pembelajaran berbasis masalah, yang pada penelitian ini akan diterapkan pada siswa
kelas X MIPA 14 SMA Negeri Medan dengan judul penelitian penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Learning

Model PBL mengajak siswa untuk belajar mandiri, berpikir krirtis dan
koperatif, sedangkan guru sebagai fasilitator maka siswa harus gigih dalam
menyelesaikan masalah yang disajikan, selama menyelasaikan masalah tanpa disadari
siswa, maka segala karakter diri siswa akan muncul 3 Yang mendasari penerapan
model Problem Based Learning adalah : (1) Membiasakan siswa untuk
memanfaatkan potensi berpikirnya dalam menyelesaikan suatu masalah yang
diberikan, melalui bimbingan guru,(2) Siswa akan bekerja dalam kelompoknya dan
saling memberikan informasi ilmu atau pengalaman antara satu dengan lainnya, (3)
Membina lingkungan social siswa sehingga terjalin ukhwah yang baik antar siswa
dalam kelompok maupun antar melakukan penelitian terdapat perbedaan yang
signifikan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis
masalah.

Hal ini dapat dilihat dari banyaknya materi dalam pembelajaran PPKn
membahas tentang permasalahan yang sangat kompleks seperti permasalahan politik,
hukum, kewarganegaraan dan permasalahan-permasalahan sosial lainnya yang dalam
materi tersebut tidak sesuai dengan pola pikir siswa khususnya siswa pada sekolah
menengah pertama, misalnya pada materi siswa SMA kelas XI ada dalam
pembelajaran PPKn tersebut yang membahas tentang Otonomi Daerah. Materi
tersebut menurut penulis belum tepat diberikan pada siswa pada tingkat SMP karena
dirasakan siswa kurang mampu atau belum tepat membahas permasalahan yang
terlalu tinggi untuk tingkat SMA.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, pada dasarnya permasalahan


banyak dikontribusi oleh kurangnya pemahaman dan keterampilan para pelaku
pembelajaran PPKn untuk memotivasi dan melaksanakan pembelajaran dengan baik,

2
sehingga pembelajaran yang dilakukannya lebih berorientasi pada ketuntasan materi,
bukan pada kebermaknaan pembelajaran bagi peserta didik. Akibat langsung dari pola
pembelajaran yang seperti ini, tujuan dan kepentingan belajar peserta didik terabaikan
selama pembelajaran berlangsung, karena mereka hanya dijadikan obyek dan bukan
sebagai subyek pembelajaran.

Dalam hal ini guru masih menjadi satu-satunya sumber pembelajaran, yang
dalam hal ini terlihat dari masih banyaknya para guru dalam memberikan materi
pelajaran lebih condong pada pemberian materi dengan metode ceramah karena
dikejar-kejar waktu untuk menuntaskan materi yang telah disusun.

Hal ini berdampak pada kecenderungan siswa menjadi kurang begitu aktif dan
menjadi kurang tanggap terhadap masalah-masalah sosial yang terjadi dimana siswa
berada. Kondisi pembelajaran yang ada di SMA Negeri 14 medan bila dikaitkan
dengan model pembelajaran yang didapatkan dikampus masih jauh dari kondisi di
lapangan. Keberhasilan suatu pembelajaran salah satunya sangat ditentukan oleh
model yang digunakan oleh guru dalam melakukan proses kegiatan belajar mengajar.
Selama melaksanakan obserpasi awal nampaknya model yang digunakan oleh guru
sering mengalami permasalahan. Permasalahan ini yang pada akhirnya menimbulkan
tidak tercapainya tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Beranjak dari latar belakang dan analisis masalah penelitian di atas, maka
permasalahan pokok yang ingin dicari jawabannya melalui penelitian ini adalah:
“Bagaimanakah efektivitas model pembelajaran berbasis masalah terhadap
peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran PPKn di SMA
Negeri 14 medan”.

METODE PENELITIAN
Pada kesempatan ini, metode penelitian yang kami gunakan dalam penelitian
tersebut Ialah metode penelitian kualitatif, Biasanya metode ini menggunakan
narasumber yang ada untuk membantu berlangsungnya penelitian dengan baik seperti
melakukan Wawancara dan Pengamatan pada lokasi yang diteliti yaitu SMAN 14

3
Medan. Metode penelitian survey, yakni penelitian dilakukan melalui data yang
dipelajari nantinya ialah melalui sampel dari populasi tersebut. Metode ini bertujuan
untuk mengetahui tingkat pemahaman narasumber mengenai yang terjadi
dilingkungan sekolah itu sendiri. Pada metode ini dilakukannya Wawancara pada
seorang guru dan pengamatan dikelas yang berjumlah 36 siswa didalam kelas tersebut.
Setelah dilakukannya pengumpulan data melalui sumber informasi, maka ide-ide atau
pesan-pesan yang disampaikan akan dituangkan kedalam penelitian yang terkait.
PEMBAHASAN
Proses Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran PPKN Di
SMAN 14

Problem based learning atau pembelajaran berbasis masalah adalah suatu


pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu
konteks berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh
pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran (Sudarman, 2007).
Pembelajaran problem based learning pada mata pelajaran PPKN merupakan Salah
satu cara membuat pembelajaran di kelas menjadi menyenangkan dengan
tercapainya tujuan pembelajaran karena model ini dapat melatih siswa untuk berpikir
secara logis dan kritis dan siswa diharapkan dapat memberikan jalan keluarnya dan
dapat menyelesaikan masalah. Problem Based Learning merupakan model
pembelajaran yang berawal dari sebuah masalah dari permasalahan tersebut untuk
diselesaikan dengan pemecahan permasalahan tersebut dilakukan oleh siswa SMAN
14 Medan untuk mengemukakan apa saja pendapat yang diberikannya dan
membangun pola pikir yang efektif.

Kemampuan berpikir kreatif siswa dirangsang ketika memikirkan solusi yang


terbaik untuk memecahkan masalah. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif
ataupun hasil belajar siswa didukung oleh teori yang dikemukakan oleh Ausubel yang
menyatakan bahwa belajar merupakan asimilasi bermakna, dalam pemilihan materi
harus bermakna dan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. Pemilihan
masalah yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa akan membuat siswa

4
tertarik untuk menyelesaikannya dan kemampuan siswa dalam berpikir kreatif dan
hasil belajar dapat meningkat (Nurcholis, Sudarisman, & Indrowati, 2013).

Penerapan model pembelajaran problem Based learning pada mata pelajaran


PPKN di SMAN 14 Medan strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru PPKn
dalam mengimplementasikan kelas dengan bagus. Dengan proses pembelajaran
problem Based learning ini akan memberikan sebuah metode pembelajaran yang
menggunakan proyek/kegiatan sebagai medianya. Pembelajaran secara berkelompok
dan diskusi dan tanya jawab, memberi kebebasan menyelesaikan tugas anak didik
menggunakan berbagai referensi, untuk membangun kepercayaan diri siswa SMAN
14 Medan untuk mengemukakan pendapat dengan selalu memberi poin-poin.
Mengajak siswa membaca berita-berita dan menyampaikannya apa saja pendapat
yang diberikannya. Model ini akan memberikan dan mengajarkan tenggang rasa dan
saling menghargai perbedan diantara siswa-siswi serta melatih kerja sama antar siswa
melalui kerja kelompok. Proses belajar ini dapat mengikut sertakan siswa yang
kurang aktif agar lebih percaya diri dengan apa yang telah didapat dan ikut dalam
memberikan pendapat juga.

Dari observasi yang telah dilakukan dalam proses belajar Ini ruang kelas yang
bersih cukup menunjang proses Belajar yang nyaman, serta fasilitas belajar seperti
buku Yang sudah sesuai dengan kurikulum merdeka, yang Digunakan,infokus,meja
bangku serta kipas angin, Semakin menunjang keberhasilan proses belajar di kelas
SMA N 14 Medan. Dengan guru yang sangat Profesioanl dalam mengajar dan murid
di kelas semakin menghidupkan proses pembelajaran, lingkungan yang aman serta
ruangan kelas yang bagus menjadi tempat yang sangat layak untuk belajar dan proses
pembelajaran yang tidak mononton tertarik dan di tambah ada ice breaking yang
membuat tidak ada kejenuhan saat belajar.

Guru akan mendorong peserta didik untuk mengumpulkan berbagai


informasi-informasi yang sesuai untuk mencari sebuah jalan keluar dalam pemecahan

5
masalah guru akan membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan
semua pendapat-pendapat yang sesuai dari hasil pemikiran anak tersebut. Sehingga
proses pembelajaran program Based learning pada mata pelajaran PPKN mengajak
siswa untuk lebih memahami isi sebuah pembelajaran yang telah dibahas siswa akan
mencari dan menemukan pengetahuan yang baru dari hasil hasil pembelajaran
tersebut meningkatkan aktivitas pembelajaran tersebut dan siswa akan memahami
masalah-masalah dalam pembelajaran yang telah dipelajari tersebut dalam proses
pembelajaran tersebut siswa akan lebih senang dan proses pembelajarannya lebih
menyenangkan karena siswa dapat memberikan pendapat siswa memiliki pola pikir
yang lebih kritis dan siswa dapat menerapkan pengetahuannya. Dengan penerapan
problem Based learning akan memberikan dampak yang lebih baik bagi siswa yaitu
proses pembelajaran di kelas lebih menyenangkan karena mengajak siswa-siswi lebih
berpikir logis dan kritis sehingga meningkatkan hasil belajar siswa karena telah
memahami materi-materi Dalam proses pembelajaran. Sehingga dapat meningkatkan
dan mengembangkan keterampilan pola pikir siswa lebih kritis.

Proses pembelajaran problem Based learning ini merupakan dimana proses


pembelajaran tersebut dapat membangun dan mengembangkan potensi minat anak
didik untuk pemahaman yang lebih baik dalam memecahkan masalah. Sehingga anak
didik diajak untuk mengenal bagaimana cara proses belajar dalam berkerja sama
dengan mencari penyelesaian sebuah masalah. Melalui metode ini siswa di tuntut
untuk dapat melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi
untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar yang efektif.

Adanya hambatan yang ditemui guru dalam penerapan model pembelajaran


problem Based learning pada mata pelajaran PPKN di SMAN 14 kurangnya
kesadaran siswa untuk selalu tampil dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran,
masih ada beberapa siswa-siswi masih kurang aktif dikelas dikarenakan malas dan
tidak terbuka sesama temannya dikelas. Tetapi dari proses pembelajaran problem
Based learning pada mata pelajaran PPKN sebagai proses pembelajaran yang

6
memperbaiki metode pembelajaran, konsep pembelajaran lebih baik dan dapat
melatih siswa-siswi untuk selalu tampil dan lebih berani mengemukakan pendapat di
kelas. Adanya kurangnya motivasi dari kegigihan siswa tidak dapat mengontrol emosi
dan siswa tidak berani dalam memecahkan masalah yang agak sulit, mudah menyerah
dan siswa membutuhkan waktu yang begitu lama untuk memecahkan masalah
tersebut, pemahaman siswa terhadap permasalahan yang akan dipecahkan sempit atau
tidak luas.

Solusi dari observasi yang telah dilakukan adalah situasi pembelajaran yang
sangat aktif dan kreatif di kelas dapat memberikan solusi model pembelajaran yang
cocok untuk masalah pembelajaran PPKN adalah Project based learning dimana
usaha pendekatan pembelajaran dimana siswa diberikan berbagai kesempatan untuk
bisa mengeksplorasi serta mendalami materi pembelajaran yang sudah diajarkan
bersamaan dengan mengembangkan skill atau kemampuan dengan upaya pemecahan
masalah (Problem solving) serta investigasi. pembelajaran berorientasi atau berbasis
kepada proyek dengan tujuanuntuk mengembangkan kompetensi karakter maupun
teknis dari para siswa, upaya untuk fokus kepada materi yang esensial sehingga
pembelajaran mendalam pada kompetensi dasar yaitu seperti numerasi dan literasi
memiliki waktu yang cukup, dan juga upaya bagi fleksibilitas guru dalam melakukan
pembelajaran dengan menyesuaikan kemampuan dari masing-masing peserta didik
serta menyesuaikan. Pada kurikulum merdeka, metode ini menjadi metode yang
paling ditekankan sebagai upaya pengembangan karakter peserta didik.

Model Problem Based Learning (PBL) memiliki beberapa tahap yang


memungkinkan terjadinya peningkatan kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar
siswa. Tahap pertama, memberikan orientasi tentang permasalahan pada peserta didik.
Tahap kedua, mengorganisasi peserta didik untuk meneliti. Tahap ketiga,
membimbing penyelidikan peserta didik secara mandiri maupun kelompok. Tahap
keempat, mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Tahap kelima, menganalisis
dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

7
KESIMPULAN

Metode pembelajaran menggunakan Problem Based learning akan


memberikan dampak positif dikarenakan siswa dapat mengekspresikan diri mereka
dengan belajar secara berkelompok dan berdiskusi dengan teman mereka, terdapat
pula sesi tanya jawab yang dapat membangun kepercayaan diri siswa SMAN 14
Medan. kondisi kelas yang aktif dan kreatif sangat sesuai dengan metode
pembelajaran Project Based Learning. Pembelajaran berorientasi atau berbasis kepada
proyek dengan tujuanuntuk mengembangkan kompetensi karakter maupun teknis dari
para siswa. Hambatan yang ditemui guru dalam penerapan ialah kurangnya kesadaran
siswa untuk selalu tampil dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran, masih ada
beberapa siswa-siswi masih kurang aktif dikelas dikarenakan malas dan tidak terbuka
sesama temannya dikelas.

DAFTAR PUSTAKA

Fauzan, M., Gani, A., & Syukri, M. (2017). Penerapan Model Problem Based
Learning Pada Pembelajaran Materi Sistem Tata Surya Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, Vol 05(01), Hal: 27–35.

Hotimah, H. (2020). Penerapan Metode Pembelajaran Problem Based Learning


Dalam Meningkatkan Kemampuan Bercerita Pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal
Edukasi, Vol 7(3), Hal: 5.

Jumadi, O. (2018). Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) dalam


Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Hasil Belajar Siswa. Prosiding
Seminar Nasional Biologi Dan Pembelajarannya, Hal: 257–262.

Kartika, I. M., Angga Mahendra, P. R., & Awa, V. (2020). Penerapan Pembelajaran
Problem Based Learning untuk Meningkatkan Ketrampilan Berpikir Kritis
Siswa Pada Mata Pelajaran PPKn. Jurnal Locus Delicti, Vol 1(1), Hal: 1–10.

Pranata, D. P., Frima, A., & Egok, A. S. (2021). Pengembangan LKS Matematika
Berbasis Problem Based Learning pada Materi Bangun Datar Sekolah Dasar.
Jurnal Basicedu, Vol. 5(4), Hal: 2284–2301.

8
Purwanto, W., Djatmika R.W.W, E. T., & Hariyono. (2016). Penggunaan Model
Problem Based Learning Dengan Media Powerpoint Untuk Meningkatkan Minat
Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan, Vol.1(9), Hal: 1700–1705.

9
10

Anda mungkin juga menyukai