Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“PENGEMBANGAN KURIKULUM SEBELUM ERA OTONOMI DAERAH”

Diajukan untuk memenuhi Tugas

Pada Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum SD

Dosen Pengampu Ibu Dra.St.Maryam M,S.Pd.,M.Pd

Oleh

Kelompok III

Kelas C20E

Midian Anila (200407552040)

Muhammad Luthfi Alhidayat (200407551056)

Pracelia Tamara Dawi (200407552036)

Fatmayani (200407551043)

Rini Rahmadani (200407551046)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Atas izin dan rahmat-Nya, kami dapat 
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Penulisan makalah yang berjudul
“Pengembangan kurikulum sebelum era otonomi daerah” bertujuan untuk memenuhi
salah  satu tugas mata kuliah “Pengembangan Kurikulum SD”, yang diampu oleh Ibu
Dra. St. Maryam M, S.Pd., M.Pd.

Dalam penyusunan makalah ini kami mengucapkan terimakasih kepada


semua pihak yang  telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Kami menyadari
bahwa makalah ini sangat  jauh dari kata sempurna, tapi kami berusaha semaksimal
mungkin dalam pembuatan makalah ini. 

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan
baru bagi  kami maupun pembaca. Untuk lebih memperbaiki dan
menyempurnakannya, kami  mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan
makalah ini. 

Parepare,10 April 2022

Kelompok III

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI .........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1

A. Latar Belakang .............................................................................................1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................1
C. Tujuan ..........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................3

A. Kurikulum 1947 ...........................................................................................3


B. Kurikulum 1964 ...........................................................................................4
C. Kurikulum 1968 ...........................................................................................5
D. Kurikulum 1973 ...........................................................................................5
E. Kurikulum 1975 ...........................................................................................6
F. Kurikulum 1984 ...........................................................................................7
G. Kurikulum 1994 ...........................................................................................8
H. Kurikulum SMK 1999 ..................................................................................9

BAB III PENUTUP ..............................................................................................10

A. Kesimpulan .................................................................................................10
B. Saran ............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................11

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan pada dasarnya lahir di Mesir Kuno, kegiatan pembelajaran tidak
dilakukan dalam ruang-ruang kelas seperti Sekolah Modern sekarang, akan tetapi
dilaksanakan dilapangan terbuka mirip kampanye atau rapat akbar saat ini.
Untuk mengikuti proses pendidikan sudah menjadi harapan dan cita-cita bagi
semua umat manusia, tak peduli lagi keadaan ekonomi lemah, pendidikan sudah
seperti raja dalam kehidupan manusia, dengan harapan melalui pendidikan anak didik
bisa dibentuk dan dibekali pengetahuan dan keterampilannya sehingga ia menjadi
manusia yang bermanfaat untuk orang banyak, menjaga dan menjunjung tinggi nilai-
nilai pancasila dalam kehidupan Berbangsa dan Bernegara.
Berangkat dari itu, kurikulum merupakan langkah konkrit untuk menjemput
impian pendidikan dalam memanusiakan manusia itu sendiri, sebab kurikulum adalah
alat untuk membentuk watak dan sifat anak didik dan dalam kurikulum terdapat
aturan-aturan proses belajar dan mengajar. Kurikulum adalah rencana pelajaran (a
plan for learning) yang diberikan kepada guru untuk diterapkan pada peserta didik
agar anak didiknya bisa menjadi manusia yang terampil, inovatif, kreatif serta aktif
dalam menjawab polemik berkehidupan. (Hilda Taba, 1962) dalam (Nasuiton. S,
1994).
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang menjadi pembahasan yang diuraikan dalam makalah
ini antara lain :
1. Bagaimanakah pengembangan kurikulum tahun 1947?
2. Bagaimanakah pengembangan kurikulum tahun 1964?
3. Bagaimanakah pengembangan kurikulum tahun 1968?
4. Bagaimanakah pengembangan kurikulum tahun 1973?
5. Bagaimanakah pengembangan kurikulum tahun 1975?
6. Bagaimanakah pengembangan kurikulum tahun 1984?
7. Bagaimanakah pengembangan kurikulum tahun 1994?

iv
8. Bagaimanakah pengembangan kurikulum SMK 1999 (Kurikulum 1994 yang
disempurnakan)?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas,maka adapun tujuan penulisan makalah
ini adalah sebagai berikut ;
1. Untuk mengetahui pengembangan kurikulum pada tahun 1947
2. Untuk mengetahui pengembangan kurikulum pada tahun 1964
3. Untuk mengetahui pengembangan kurikulum pada tahun 1968
4. Untuk mengetahui pengembangan kurikulum pada tahun 1973
5. Untuk mengetahui pengembangan kurikulum pada tahun 1975
6. Untuk mengetahui pengembangan kurikulum pada tahun 1984
7. Untuk mengetahui pengembangan kurikulum pada tahun 1994
8. Untuk mengetahui pengembangan kurikulum pada tahun SMK 1999 (Kurikulum
1994 yang disempurnakan)

v
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kurikulum 1947
Menurut Nasution, dkk. (2022) menyatakan bahwa kurikulum 1947
merupakan kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan, dengan memakai
istilah leer plan (dalam bahasa Belanda), yang artinya rencana pelajaran. Disebut
dengan nama “Rentjana Pelajaran Terurai”. Menurut Dhaifi (dalam Saputra, dkk.
2021) menyatakan bahwa kurikulum 1947 baru dilaksanakan pada tahun 1950
dikarenakan sistem perpolitikan yang belum stabil. Pada waktu itu, pendidikan di
Indonesia masih dipengaruhi oleh sistem pendidikan kolonial Belanda dan Jepang,
sehingga dapat dikatakan hanya meneruskan yang pernah digunakan sebelumnya.
Yang asas pendidikannya adalah Pancasila. Rentjana Pelajaran Terurai” sebagai
pengganti sistem pendidikan kolonial Belanda. Oleh karena itu, suasana kehidupan
berbangsa saat itu masih dalam semangat juang merebut kemerdekaan, maka
pendidikan yang diberikan kepada anak didik lebih menekankan pada pendidikan
karakter bangsa Indonesia yang merdeka.
Menurut Alhamuddin (dalam Maula, dkk. 2021) mengemukakan bahwa
pelaksanaan kurikulum 1947 tidak menekankan pada aspek kognitif namun hanya
mengutamakan pendidikan karakter seperti membangun rasa nasionalisme. Aspek
selanjutnya yang menjadi tujuan utama dalam kurikulum Rentjana Pelajaran 1947
yaitu struktur program yang dibagi menjadi dua bagian, yaitu program menggunakan
bahasa daerah dan bahasa Indonesia. Adapun struktur mata pelajaran pada kurikulum
Rentjana Pendidikan 1947 bersifat terpisah-pisah atau dalam konteks kurikulum
disebut dengan separated curriculum.
Menurut Maula, dkk. (2021) konsep kurikulum Rentjana Pelajaran 1947 masih
bersifat sederhana, yaitu hanya akan dilaksanakan atau diimplementasikan dalam
pembelajaran di kelas. Dengan demikian, kurikulum belum mencakup seluruh
pengalaman yang akan diperoleh peserta didik dalam kelas maupun luar kelas.
Menurut Nasution, dkk. (2022) menyatakan bahwa Rencana Pelajaran 1947 yang
diutamakan adalah pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat, materi

vi
pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan
pendidikan jasmani.
B. Kurikulum 1964
Menurut Munandar (2018) pada tahun 1964, pemerintah menyempurnakan
kurikulum 1947 dengan nama Rentjana Pendidikan Sekolah Dasar 1964. Pokok-
pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini ialah bahwa
pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk
pembekalan pada jenjang Sekolah Dasar, sehingga pengajaran diputuskan pada
program Pancawardana yang meliputi pengembangan daya cipta, rasa, karsa, dan
karya, serta moral. Mata pelajaran diklasifikasi 5 kelompok bidang studi, yaitu moral,
kecerdasan, emosional, keterampilan, dan jasmani. Pendidikan dasar (sekolah dasar)
lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan praktis (fungsional).
Menurut Maula, dkk. (2021) konsep pembelajaran aktif, kreatif, dan produktif
menjadi isu yang dikembangkan pada Rencana Pendidikan 1964. Konsep tersebut
mewajibkan setiap sekolah membimbing agar mampu memikirkan sendiri pemecahan
masalah (problem solving) terhadap berbagai masalah yang berkembang dan ada di
masyarakat. Cara belajar yang digunakan kurikulum 1964 adalah metode gotonh
royong terpimpin. Selain itu, Hari Krida ditetapkan pada hari sabtu oleh pemerintah.
Menurut Alhamuddin (dalam Maula, dkk. 2021) kurikulum 1964 direncana agar
mampu menjadi alat untuk mencetak manusia Indonesia Pancasila yang sosialis
dengan sifat-sifat seperti yang termaktub dalam Tap MPRS No.II Tahun 1960.

C. Kurikulum 1968
Menurut Saputra (2021) Kurikulum 1968 lahir sebagai perubahan
pengembangan dari kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1964 yang mana hal
tersebut sangat dipengaruhi oleh perubahan sistem politik dari pemerintah rezim orde
lama ke rezim orde baru. Menurut Hidayat (dalam Saputra, dkk. 2021 ) pada
kurikulum 1968 ini mengalami perubahan struktur kurikulum dari penekanan

vii
Pancawardhana ke penekanan organisasi mata pelajaran menjadi kelompok
pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan, dan kecakapan khusus. Lebih lanjut, pada
kurikulum ini terdapat 9 mata pelajaran yang diajarkan yang mana diarahkan pada
upaya membentuk manusia pancasila sejati, kuat, sehat jasmani, memililki kecerdasan
dan keterampilan yang tinggi pada aspek jasmani, moral, budi pekerti dan keyakinan
agama yang kuat. Menurut Nasution (2022) kurikulum 1968 bersifat Correlated
Subject Curriculum, artinya materi pelajaran pada tingkat bawah mempunyai korelasi
dengan kurikulum sekolah lanjutan.

D. Kurikulum 1973
Menurut Munandar (2018) pada tahun 1973 pemerintah mengadakan Proyek
Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) di seluruh IKIP Negeri di Indonesia, sebagai
sekolah laboratorium. Dengan adanya PPSP, seluruh kebijakan di bidang pendidikan
didesiminasikan secara nasional, terlebih dahulu diterapkan secara terbatas (pilot
project) di sekolah-sekolah laboratorium, kemudian dikembangkan kurikulum PPSP
1973. Rasionalnya adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan, proses belajr-
mengajar perlu menerapkan sistem belajar tuntas dan maju berkelanjutan melalui
sistem belajar tuntas dan maju berkelanjutan melalui sistem modul. Hasil dari rintisan
ini sangat mengembirakan, namun oleh pengambil kebijakan pada waktu itu,
dianggap terlalu mahal biayanya, sehingga tidak layak untuk didesiminasikan secara
rasional.

E. Kurikulum 1975

Menurut Alhamuddin (2014) mengemukakan bahwa Kurikulum 1975


menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efektif dan efisien. latar belakang
lahirnya kurikulum ini adalah pengaruh konsep di bidang manejemen, yaitu MBO
(management by objective) yang terkenal saat itu," Metode, materi, dan tujuan
pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI), yang
dikenal dengan istilah "satuan pelajaran", yaitu rencana pelajaran setiap satuan

viii
bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci menjadi : tujuan instruksional umum (TIU),
tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-
mengajar, dan evaluasi. Kurikulum 1975 banyak dikritik. Guru dibuat sibuk menulis
rincian apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran

Menurut Hamalik (Muhammedi 2016) mengemukakan bahwa kurikulum 1975


sebagai pengganti kurikulum 1973 menggunakan prinsip-prinsip di antaranya sebagai
berikut:

a. Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal daya dan waktu.
b. Menganut pendekatan sistem instruksional yang dikenal dengan Prosedur
Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Sistem yang senantiasa mengarah
kepada tercapainya tujuan yang spesifik, dapat diukur dan dirumuskan dalam
bentuk tingkah laku siswa. Dipengaruhi psikologi tingkah laku dengan
menekankan kepada stimulus respon (rangsang-jawab) dan latihan (Drill).
Pembelajaran lebih banyak menggunaan teori Behaviorisme, yakni memandang
keberhasilan dalam belajar ditentukan oleh lingkungan dengan stimulus dari luar,
yaitu sekolah dan guru.

Menurut Asri (2017) terdapat beberapa prinsip yang melandasi kurikulum ini
diantaranya adalah:
a. Berorientasi pada tujuan, maksudnya pemerintah merumuskan tujuan-tujuan yang
harus dikuasai oleh para siswa atau yang lebih dikenal dengankhirarki tujuan
pendidikan yang meliputi tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan
kurikuler, tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional khusus.
b. Menganut pendekatan integrative dalam arti bahwa setiap pelajaran memiliki arti
dan peranan yang menunjang kepada tercapainya tujuan-tujuan yang lebih
integratif.
c. Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal daya dan waktu.
d. Menganut pendekatan sistem instruksional yang dikenal dengan Prosedur
Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Sistem yang senantiasa mengarah

ix
kepada tercapainya tujuan yang spesifik, dapat diukur dan dirumuskan dalam
bentuk tingkah laku siswa.
e. Dipengaruhi psikologi tingkah laku dengan menekankan kepada stimulus respon
(rangsang-jawab) dan latihan (Drill). Pembelajaran lebih banyak menggunaan
teori Behaviorisme, yakni memandang keberhasilan dalam belajar ditentukan oleh
lingkungan dengan stimulus dari luar, dalam hal ini sekolah dan guru.
F. Kurikulum 1984

Seiring perkembangan ilmu pengetahuan, menjelang tahun 1983 kurikulum


1975 dirasa tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada saat itu, sehingga pada
tahun 1984 dibentuklah kurikulum yang baru yaitu kurikulum 1984.

Menurut Asri (2017) mengemukakan bahwa Ciri kusus dari kurikulum 1984
terdapat pada pendekatan pengajarannya yang berpusat pada adak didik melalui cara
belajar siswa aktif atau sering kita sebut dengan CBSA. Materi pelajaran juga
diberikan dengan konsep spiral yang artinya semakin tinggi kelas atau jenjangnya
semakin dalam dan luas pula materi pelajarannya. Selain itu metode penyampain
materi tidak hanya sekedar ceramah, metode praktik juga sudah mulai digunakan agar
pembelajaran lebih efektif dan efisien untuk mencapau tujuan pelajaran.

G. Kurikulum 1994

Menurut Rahman (2021) mengemukakan bahwa Kurikulum 1994 merupakan


penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya yang dimaksudkan untuk menjawab
kebutuhan-kebutuhan sosial di masa depan sehingga membutuhkan keahlian tertentu
sebagai bagian dari modal melakukan kehidupan secara mandiri. Sehingga pendidikan
diarahkan pada pembentukan karakter anak yang memiliki kemampuan dasar siap
bekerja dengan skill yang baik sehinggga bisa digunakan di perusahaan perusahaan
atau pabrik-pabrik atau lebih tepatnya, pendidikan bertujuan untuk memproduksi
tenaga berpendidikan yang siap pakai.

Menurut Alhamuddin (2014) mengemukakan bahwa Kurikulum 1994


merupakan hasil upaya untuk memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya,
terutama kurikulum 1975 dan 1984. Sayang, perpaduan antara tujuan dan proses

x
belum berhasil. Sehingga banyak kritik berdatangan, disebabkan oleh beban belajar
siswa dinilai terlalu berat, dari muatan nasional sampai muatan lokal. Materi muatan
lokal disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing, misalnya bahasa daerah
kesenian, keterampilan daerah, dan lain-lain. Berbagai kepentingan kelompok-
kelompok masyarakat juga mendesak agar isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum.
Akhirnya, Kurikulum 1994 menjelma menjadi kurikulum super padat. Kejatuhan
rezim Soeharto pada 1998, diikuti kehadiran Suplemen Kurikulum 1999. Tapi
perubahannya lebih pada menambal sejumlah materi pelajaran saja.

H. Kurikulum SMK 1999 ( Kurikulum 1994 yang dissempurnakan)

Pada dasamya konsep kerjasama antara lembaga pendidikan dengan industri


telah diprogramkan sejak pelaksanaan kurikulum 1976, dan dikuatkan dengan
kurikulum 1984 hingga pada kurikulum 1994 dan sampai pada saat ini menjadi
kurikulum edisi 1999 sebagai program penunjang keterampilan peserta didik melalui
praktek kerja industri (Prakerin).

Berdasarkan evaluasi pelaksanaan kurikulum dan pemberlakuan kurikulum


SMK edisi 1999 dipertdrakan akan menghadapi berbagai tantangan diantaranya:
kondisi sekolah yang berbeda dalam hal kemampuan sarana, ketenagaan pendidik dan
dana, serta kurang terbukanya pihak Iembaga industri terhadap dunia pendidikan
untuk menjalin kerja sama (Depdikbud, 1994 : 23).

Penyusunan kurikulum SMK edisi 1999 dikembangkan dengan mengacu pada


prinsip yaitu ; Pengelompokan kembali program berdasarkan kesamaan akar
kompetensi, tingkat keluwesan keahlian,standarisasi program,pentahapan
pembelajaran,berbasis ganda dan ekstrakurikuler.

xi
Kurikulum SMK 1999 disusun menjadi 3 tahap yaitu : 1) tingkat I berisi
kompetensi dan bahan kajian dasar-dasar kejuruan, 2) Tingkat II berisi kompetensi
dan bahan kajian yang lebih fungsional, 3) tingkat iii beriai paket-paket keahlian.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perkembangan kurikulum sebelum era otonomi daerah terdiri atas: Kurikulum


1947, Kurikulum 1964, Kurikulum 1968, Kurikulum 1975, Kurikulum 1984,
Kurikulum 1994, dan Kurikulum SMK 1999 (Kurikulum 1994 yang disempurnakan).

B. Saran

Dengan adanya bahasa materi tentang pengembangan kurikulum di era


otonomi daerah khususnya di indonesia kita sebagai warga negara indonesia dapat
mengetahui tahapan-tahapan kurikulum dan mengapa kurikulum mengalami
perubahan dari masa kemasa atau mengalami pergantian.

xii
DAFTAR PUSTAKA

Alhamuddin.2014.Sejarah Kurikulum di Indonesia.Jurnal Nur El-Islam.Vol.1.No.2

Asri M .2017.Dinamika Kurikulum Indonesia.Jurnal Program Studi PGSD.Vol.4.No.2

Maula, Ismail.,dkk. 2021. Kurikulum Pendidikan. Pasamanan Barat: CV. Azka Pustaka.

Muhammedi.2016. Perubahan Kurikulum Di Indonesia : Studi Kritis Tentang Upaya


Menemukan Kurikulum Pendidikan Islam Yang Ideal.Jurnal Raudha.Vol.4 No.1

Munandar. 2018. Pengantar Kurikulum. Yogyakarta: Depublish.


Nasution, Sari Wahyuni Rozi, dkk. 2022. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum.
Pekalongan: Penerbit NEM.

Rahman,Fahyumi.2021.Metamorfosa Wajah Kurikulum: Sejarah Perkembangan Acuan


Pendidikan Di Indonesia Jurnal Pendidikan Dan Pemberdayaan Masyarakat
(Jppm) .Vol. 8 (1)

Rintonga,Maimuna.2018. Politik Dan Dinamika Kebijakan Perubahan Kurikulum Pendidikan


Di Indonesia Hingga Masa Reformasi.Jurnal BINA GOGIK.Vol.5.No.2

xiii
Saputra, dkk. 2021. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Pidie: Penerbit
Zaini.

xiv

Anda mungkin juga menyukai