KATA PENGANTAR....................................................................................................2
BAB I.............................................................................................................................3
PENDAHULUAN.........................................................................................................3
1.1 Latar Belakang...................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................3
1.3 Manfaat...............................................................................................................3
BAB II...........................................................................................................................4
ISI..................................................................................................................................4
2.1. Pengertian PKn.................................................................................................4
2.2. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan.......................................8
2.3. Relasi Teori Stanley E. Dimond dengan Profesi Dokter.............................12
BAB III........................................................................................................................31
PENUTUP...................................................................................................................31
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................31
3.2 Saran.................................................................................................................31
Daftar Pustaka..............................................................................................................32
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, inayah,
taufik dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dengan baik meskipun masih ada kekurangan didalamnya.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca mengenai Relasi Teori Stanley E. Dimond dengan
Profesi Kedokteran. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
masih terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya
berharap adanya kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki makalah yang
telah saya buat.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Sebelumnya saya mohon maaf
apabila terdapat kesalahan penulisan yang kurang berkenan dan saya mohon agar
pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
ISI
pengetahuan
interseptif
dengan
pengembangan
faktor
yang
lebih
menjelaskan
mengenai
pendidikan
1) Pkn merupakan bagian atau salah satu tujuan pendidikan IPS, yaitu
bahan pendidikan diorganisasikan secara terpadu dari berbagai
disiplin ilmu sosial. Humaniora, dokumen negara, terutama
pancasila, UUD 1945, GBHN, dan perundangan negara, dengan
tekanan bahan pendidikan pada hubungan warga negara dan bahan
pendidikan yang berkenan dengan bela negara.
2) PKn adalah seleksi dan adaptasi dari berbagai disiplin ilmu sosial,
humaniora, pancasila, UUD 1945 dan dokumen negara lainnya yang
diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk
tujuan pendidikan.
3) PKn dikembangkan secara ilmiah dan psikologis baik untuk tingkat
jurusan PMPKN FPIPS maupun dikembangkan untuk tingkat
pendidikan dasar dan menengah serta perguruan tinggi.
4) Dalam mengembangkan dan melaksanakan PKn, kita harus berfikir
secara integrative, yaitu kesatuan yang utuh dari hubungan antara
hubungan pengetahuan intraseptif (agama, nilai-nailai) dengan
pengetahuan ekstaseptif (ilmu), kebudayaan Indonesia, tujuan
pendidikan nasional, pancasila, UUD 1945, GBHN, filsafat
pendidikan, psikologi pendidikan, pengembangan kurikulum disiplin
ilmu-ilmu sosial dan humaniora, kemudian dibuat program
pendidikannya yang terdiri atas unsur: (i) tujuan pendidikan, (ii)
bahan pendidikan, (iii) metode pendidikan, (iv) evaluasi.
5) PKn menitikberatkan pada kemampuan ketrampilan berpikir aktif
warga negara, terutama generasi muda, dalam mengintemalisasikan
nilai-nilai warga negara yang baik (good citizen) dalam suasana
demokratis dalam berbagai masalah kemasyarakatan (civic affairs).
6) Dalam keputusan asing PKn sering disebut civic education, yang
salah satu batasnya iakah seluruh kegiatan sekolah, rumah, dan
masyarakat yang dapat menumbuhkan demokrasi.
dan
memperkuat
sistem
nilai
dipilihnya
untuk
dijadikan
pengembangan sikap (afektif) oleh karena itu berbeda dengan belajar mengajar
dengan pendidikan kognitif atau psikomotor. Pendidikan nilai secara foral di
Indonesia diberikan pada mata pelajaran PPKn yang merupakan pendidikan nilai
pancasila agar dapat menjadi kepribadian yang fungsional.
10
dan
mampu
berpartisipasi
dalam
kehidupan
bermasyarakat.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa PKn
sebagai program pengajaran yang tidak hanya sosok programan pola
KBM yang mengaju pada aspek kognitif saja, melainkan secara
utuh dan menyeluruh yakni mencakup aspek afektif dan psikomotor.
11
12
Menurut saya sikap loyal pada sebuah profesi dokter sangatlah penting. Jika
kita menjalankan profesi dokter tidak loyal maka yang akan terjadi adalah kita
akan terkena stress karena menjalakanan pekerjaan tidak dengan kesetiaan dan
rasa cinta. Dan perlu diketahui bahwa seorang dokter harus ikhlas dalam
melakukan pekerjaannya yang banyak menghabiskan energi, waktu, dll. Jadi
dalam menjalankan profesi sebagai dokter, sikap loyal adalah hal terpenting yang
harus kita miliki.
Orang Yang Selalu Belajar
Pengertian belajar menurut para ahli adalah sebuah proses perubahan di
dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk
peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan,
pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan
kemampuan-kemampuan yang lain. Belajar juga sebuah proses yang dilakukan
seseorang untuk mencapai informasi tentang sesuatu yang bersifat baru. Sehingga
informasi atau ilmu orang tersebut akan bertambah lebih banyak.
Beberapa prinsip belajar yang bisa digunakan dalam kehidupan antara lain:
hafalan
Belajar merupakan proses yang kontinu
Belajar memerlukan kemauan yang kuat
Belajar ditentukan oleh banyak faktor
Belajar secara keseluruhan akan lebih berhasil daripada belajar secara terbagi-
bagi
Belajar menggunakan metode yang tepat
Belajar dengan menggunakan kemampuan dalam menangkap intisari
pelajaran itu sendiri
Namun dalam belajar, seseorang juga dipengaruhi oleh beberapa faktor ,
13
antara lain :
Dari proses belajar kita akan mendapatkan suatu hasil dan manfaat yang
banyak. Berikut adalah beberapa manfaat dari belajar yang kita lakukan seumur
hidup :
1. Manusia akan mendapatkan pengetahuan baru yang belum diketahuinya.
2. Adanya peningkatan kualitas kehidupan manusia yang selalu mau
belajar. Sebagai contoh, penemuan teknologi yang banyak digunakan
manusia, merupakan salah satu hasil yang diperoleh dari sebuah proses
belajar.
3. Hasil belajar yang dimiliki seseorang, bisa digunakan untuk membantu
orang lain yang membutuhkan.
4. Manusia bisa memecahkan masalah yang dihadapinya, jika mau untuk
terus belajar, terutama jika manusia mau belajar dari sesuatu yang pernah
dialaminya di masa lalu.
5. Dengan belajar manusia dapat memanfaatkan semua potensi yang ada
disekelilingnya untuk menunjang kehidupannya sendiri.
Manfaat belajar diatas sangatlah memiliki relasi dengan profesi kedokteran,
karena seorang dokter harus selalu mengetahui hal-hal terbaru mengenai profesinya,
seperti mengetahui kasus penyakit terbaru, peraturan terbaru, dan hal-hal lain yang
terkait dengan profesinya. Jika semua dokter memiliki sikap sebagai orang yang
selalu belajar, maka dokter tersebut memiliki nilai tambah yang sangat penting untuk
14
dirinya.
Seorang Pemikir
Pemikiran manusia telah menjadi objek penelitian para filsuf maupun psikolog
sejak jaman Aristoteles. Sebagai subjek penelitian, pemikirannya agak berbeda dari
kebanyakan topik karena tidak adanya definisi tentangnya.
Bagaimana topik ini dibahas dan dipelajari menunjukan adanya perbedaan
tentang pemikiran manusia. Di antaranya aliran yang tertua dan paling awam bahkan
pemikiran dengan isi kesadaran. Ada tradisi tua dalam filsafat yang berawal dari
Aristoteles sampai Empiris British Locke, Berkeley, Hume, dan Mill yang menganut
perspektif ini dan melahirkan introspeksionisme dimana otak mempelejari dirinya
secara langsung.
Definisi lain dari berfikir adalah berkembangnya ide dan konsep (Bochenski,
dalam Suriasumantri (ed), 1983:52) di dalam diri seseorang. Perkembangan ide dan
konsep ini berlangsung melalui proses penjalinan hubungan antara bagian-bagian
informasi yang tersimpan di dalam diri seseorang yang berupa pengertian-pengertian.
Berpikir mencakup banyak aktivitas mental. Kita berpikir saat memutuskan barang
apa yang akan kita beli di toko. Kita berpikir saat melamun sambil menunggu kuliah
pengantar psikologi dimulai. Kita berpikir saat mencoba memecahkan ujian yang
diberikan dikelas.
Berpikir juga berarti berjerih payah secara mental untuk memahami sesuatu
yang dialami atau mencari jalan keluar dari persoalan yang sedang dihadapi. Dalam
berpikir juga termuat kegiatan meragukan dan memastikan, merancang, menghitung,
mengukur, mengevaluasi, membandingkan, menggolongkan, memilah-milah atau
membedakan, menghubungkan, menafsirkan, melihat kemungkinan-kemungkinan
yang ada, membuat analisis dan sintesis menalar atau menarik kesimpulan dari
premis-premis yang ada, menimbang, dan memutuskan.
15
Dokter juga harus bisa berpikir secara kritis. Merujuk pada Moore dan Parker
(1986), Mayer dan Goodchild (1990), serta Feldman dan Schwartzberg (1990),
berpikir kritis didefinisikan sebagai:
...suatu
usaha
yang
aktif,
sistematis
dan
masuk
akal,
16
atau membaca setiap kata. Secara aktif, ia juga mencari arti dari setiap kata dan
keterkaitannya serta bertanya Apakah informasi ini masuk akal?
3. Berpikir kritis sebagai proses yang sistematis dan masuk akal. Sebagai kegiatan
yang sistematis, berpikir kritis menampilkan rangkaian proses yang tertib, teratur
dan runut, jelas langkah-langkahnya dari awal hingga akhir. Sebagai kegiatan
yang masuk akal, berpikir kritis merupakan kegiatan penyimpulan yang selalu
melibatkan alasan-alasan relevan serta menunjukkan hubungan logis antara alasan
dan kesimpulan. Dalam mencari arti, seseorang yang berpikir kritis menggunakan
prinsip, metode dan teknik berpikir logis. Ia menganalisis informasi yang
diterimanya dengan menggunakan proses yang sistematis. Dalam tahap ini orang
yang berpikir kritis akan bertanya Dengan cara dan aturan apa saya bisa
mengerti apa yang ingin disampaikan si pemberi informasi ini?
4. Berpikir kritis didasarkan atas argumen. Unit dasar analisis dalam berpikir kritis
adalah argumen. Sebuah argumen dimulai dengan penjelasan tentang ciri-ciri
suatu objek (contoh: Salah satu ciri negara demokrasi adalah kekuasaan tertinggi
di tangan rakyat) atau hubungan antara dua objek (contoh: makin tinggi suatu
jabatan dalam sebuah negara demokrasi, makin besar pula pengawasan yang
harus dilakukan terhadapnya). Argumen juga menunjukkan bukti untuk
menunjang dan/atau memperkuat penjelasan (contoh: Indonesia negara demokrasi
karena kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat). Orang yang berpikir kritis
mampu mengenali, memahami, dan menganalisis argumen sehingga ia mampu
menggunakan argumen secara tepat. Ia mampu menemukenali bagian-bagian dari
argumen dan merumuskan argumen pemberi informasi dengan kata-kata sendiri.
Ia merasa perlu menanyakan Apakah argumen dari si pemberi informasi
menunjang informasi yang disampaikannya?
5. Berpikir kritis mencakup pengevaluasian argumen. Orang yang berpikir kritis
tidak hanya memahami argumen si pemberi informasi tetapi juga mampu
memberi kritik terhadapnya. Ia mampu menentukan apakah argumen si pemberi
informasi valid atau tidak. Ia akan memberi pertanyaan pada dirinya Haruskah
17
saya menyetujui argumen ini? dan Adakah kesalahan dalam argumen ini?
Jawaban-jawaban
dari
pertanyaan-pertanyaan
itu
menjadi
dasar
dari
pengevaluasian argumen.
Orang yang berpikir kritis menyelidiki asumsi yang melandasi keputusan,
kepercayaan (belief), dan tindakan mereka. Ketika dihadapkan dengan ide-ide baru
atau argumen yang persuasif, mereka mengevaluasinya secara hati-hati, memeriksa
konsistensi logika yang digunakan, waspada terhadap asumsi-asumsi yang tersirat
yang mungkin mendistorsi gagasan utama. Mereka memberi perhatian kepada
konteks dari penggunaan ide atau tindakan yang ditampilkan. Orang yang berpikir
kritis tidak begitu saja menerima solusi dan pernyataan absolut yang muncul. Mereka
skeptis terhadap jawaban sederhana untuk problem yang kompleks. Alih-alih
menerima jawaban yang tersedia mendadak atau petuah umum yang sudah klise,
mereka lebih mengembangkan cara alternatif dalam memahami situasi dan
mengambil tindakan.
Secara umum berpikir kritis meliputi kegiatan: 1) Memperjelas pernyataan
yang diterima atau diajukan, 2) mencari tambahan informasi, 3) mencari yang tersirat
dari yang tersurat atau maksud-maksud yang tersembunyi, dan 4) mengevaluasi
pernyataan berdasarkan hasil ketiga kegiatan sebelumnya. Pernyataan yang terkena
oleh empat kegiatan tersebut mencakup baik pernyataan orang lain atau pernyataan
diri sendiri. Keempat kegiatan tersebut tidak harus dilakukan secara berurutan.
Seringkali kita dapat maju selangkah ke kegiatan berikut, kemudian mundur kembali
untuk mengulang kegiatan yang sebelumnya telah dilakukan.
Bentuk kongkret dari kegiatan-kegiatan tersebut dapat berupa kegiatan
mengajukan pertanyaan, observasi terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
pernyataan,
membandingkan
informasi,
mengajukan
pernyataan
sanggahan,
19
apa yang jelas terungkap tapi selalu mencari apa yang tidak nampak dari pernyataan
yang ditanggapi.
Penafsiran atas apa yang tersirat dari sebuah pernyataan belum tentu sesuai
dengan maksud si pemberi informasi dan kenyataan yang sebenarnya terjadi. Oleh
karena itu dalam kegiatan mencari yang tersirat dari tersurat harus dilakukan secara
hati-hati. Makna-makna tersirat itu harus diuji kebenarannya dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan penjelas, observasi terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
pernyataan, membandingkan informasi, dan mengaitkannya pada konteks yang ada
pada saat pernyataan itu diajukan. Kegiatan memperjelas pernyataan dan mencari
tambahan informasi juga harus dilakukan dalam kegiatan mencari yang tersirat dari
yang tersurat.
Lalu
mengevaluasi
pertanyaan.
Tujuan
dari
berpikir
kritis
adalah
21
maka keputusan apakah menerima, menolak, atau menunda vonis tergantung pada si
penerima informasi. Berpikir kritis tidak menyediakan jawaban pasti dan memang
bukan jawaban. Berpikir kritis adalah sebuah cara penyelesaian masalah yang
membantu mengarahkan penggunanya kepada jawaban-jawaban yang lebih mungkin
benar.
Setiap orang harus memiliki pemikiran yang kritis terhadap hal-hal yang ada
disekitarnya. Berpikir kritis menurut Mustaji (2012) adalah berpikir dan reflektif
dengan menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau
dilakukan. Berikut adalah contoh-contoh kemampuan berpikir kritis :
1. Membanding dan membedakan
2. Membuat kategori dan meneliti bagian-bagian kecil dan keseluruhan
3. Menerangkan sebab
4. Membuat sekuen / urutan
5. Menentukan sumber yang dipercayai, dan
6. Membuat ramalan
Begitupula dengan seorang dokter, seorang dokter harus bisa berpikir secara
kritis dalam membuat diagnosis terhadap kasus-kasus yang dialami oleh
22
pasiennya. Tetapi dokter tidak hanya diwajibkan untuk berpikir kritis di dalam
bidang ilmu kedokteran saja, namun juga pada bidang ilmu yang lainnya seperti,
ilmu politik, ekonomi dan sosial. Dengan berpikir secara kritis dokter-dokter
diharapkan dapat meningkatkan keahliannya dalam mendiagnosis pasiennya dan
juga meningkatkan profesionalisme dokter tersebut.
Bersikap Demokrasi
Bersikap demokratis adalah perilaku yang harus diterapkan dalam bernegara dan
dianggap perlu dalam pembelajaran, karena perilaku demokratis merupakan hal yang
dapat membantu kita dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar kita.
Demokrasi juga merupakan suatu keyakinan, suatu prinsip pertama dan utama
yang harus dijabarkan dan dilaksanakan secara sistematis dalam bentuk aturan sosial
politik. Demokrasi bukan sekedar bentuk pemerintahan melainkan yang utama adalah
suatu bentuk kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Bentuk kehidupan
yang demokratis akan kokoh bila di kalangan masyarakat tumbuh nilai-nilai
demokrasi. Perilaku demokratis pada umumnya akan muncul dalam bentuk sebagai
berikut :
1. Contoh sikap menerima perlakuan yang demokratis dari orang lain
diantaranya :
a. Menerima kritikan dengan lapang dada
b. Menghargai pendapat orang lain
c. Menyampaikan pendapat dengan arif dan bijaksana
2. Contoh sikap berperilaku demokratis terhadap orang lain diantaranya :
a. Tidak suka memaksakan kehendak
b. Tidak suka memotong pembicaraan orang lain
c. Tidak bersifat egois
d. Santun dan tertib dalam memberikan pendapat dan gagasan
23
Contoh diatas hanya merupakan beberapa contoh perilaku yang mencerminkan sikap
demokratis. Jika dihubungkan dengan profesi kedokteran yang akan turun langsung
ke masyarakat luas, perilaku demokrasi sangatlah penting dimiliki oleh setiap dokter,
karena dengan adanya sikap demokrasi, dokter dapat menerima kritikan-kritikan dari
pasien atau masyarakat. Selain itu dengan adanya sikap demokrasi yang dimiliki
setiap dokter akan membuat dokter tersebut tidak membeda-bedakan setiap pasiennya
dan akan memberikan perlakuan yang sama terhadap semua pasien-pasiennya.
Gemar Melakukan Tindakan Kemanusiaan
Kedudukan dan fungsi Pancasila bilamana dikaji secara ilmiah memiliki
pengertian yang luas, baik dalam kedudukannya sebagai dasar negara, sebagai
pandangan hidup bangsa, sebagai ideologi bangsa dan negara, sebagai kepribadian
bangsa bahkan dalam proses terjadinya terdapat berbagai macam terminologi yang
harus dideskripsikan secara objektif. Selain itu, pancasila secara kedudukan dan
fungsinya juga harus dipahami secara kronologis.
Pancasila secara etimologis berasal dari bahasa Sansekerta dari India (bahasa
kasta Brahmana). Pancasila memiliki dua macam arti secara leksikal, yaitu Panca
artinya Lima dan Sila yang artinya Dasar jadi secara etimologis kata Pancasila
memiliki arti Lima Dasar yang bermakna lima aturan tingkah laku yang penting.
Dalam bagian pembukaan UUD 1945 yang terdiri atas empat alinea tercantum
rumusan Pancasila sebagai berikut :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerayakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan Perwakilan
5. Keadilan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
24
25
kontrol
diri
sebagai
suatu
kemampuan
untuk
menyusun,
26
tindakan
Informational control, Kesempatan untuk mendapatkan informasi mengenai
kejadian yang menekan, kapan akan terjadi, mengapa terjadi dan apa
konsekuensinya.
Kontrol
informasi
ini
dapat
membantu
meningkatkan
untuk
menyinggung
tentang
kepercayaan mengenai apa atau siapa yang menyebabkan sebuah peristiwa yang
menekan setelah hal tersebut terjadi. Individu berusaha mencari makna dari setiap
peristiwa yang terjadi dalam kehidupan. Hal ini bukan berarti individu
mengontrol setiap peristiwa yang terjadi, namun individu berusaha memodifikasi
pengalaman stress tersebut untuk mengurangi kecemasan
Mengatur diri merupakan satu potensi yang dapat dikembangkan dan digunakan
individu selama proses-proses dalam kehidupan, termasuk dalam menghadapi kondisi
yang terdapat dilingkungan yang berada di sekitarnya, para ahli berpendapat bahwa
mengatur diri dapat digunakan sebagai suatu intervensi yang bersifat preventif selain
dapat mereduksi efek-efek psikologis yang negatif dari stressor-stressor lingkungan.
27
Disamping itu mengatur diri memiliki makna sebagai suatu kecakapan individu
dalam kepekaan membaca situasi diri dan lingkungannya serta kemampuan untuk
mengontrol dan mengelola faktor-faktor perilaku sesuai dengan situasi dan kondisi
untuk menanmpilkan diri dalam melakukan sosialisasi ( Calhoun dan Acocela, 1990 )
Sangat penting bagi profesi dokter untuk pintar mengatur dirinya. Mengapa
dokter harus pintar mengatur diri? Pertama, mengatur diri berperan penting dalam
hubungan seseorang dengan orang lain (interaksi sosial) dalam hal ini adalah interaksi
dokter dengan pasiennya. Kedua, mengatur diri memiliki peran dalam menunjukan
siapa diri kita (nilai diri). Seringkali seseorang memberikan penilaian dari apa yang
kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari dan mengatur diri merupakan salah satu
aspek penting dalam mengelola dan mengendalikan perilaku kita. Seorang dokter
yang dapat mengendalikan diri dari hal-hal yang negatif tentunya akan memperoleh
penilaian yang positif dari dari orang lain (lingkungan sosial). Ketiga, mengatur diri
berperan dalam pencapaian tujuan pribadi. Pengendalian diri dipercaya dapat
membantu seseorang dalam mencapai tujuan hidup seseorang. Hal ini dikarenakan
bahwa seseorang yang mampu menahan diri dari perbuatan yang dapat merugikan
diri atau orang lain akan lebih mudah focus terhadap tujuan-tujuan yang ingin
dicapai, mampu memilih tindakan yang member manfaat, menunjukkan kematangan
emosi dan tidak mudah terpengaruh terhadap kebutuhan atau perbuatan yang
menimbulkan kesenangan sesaat. Bila hal ini terjadi niscaya seorang dokter akan
lebih mudah untuk mencapai tujuan yang diinginkannya.
Sebagai Pelaksana
Pelaksanaan merupakan aktifitas atau usaha-usaha yang dilaksanakan yang
dikemukakan olehAbdullah (1987) bahwa pelaksanaan adalah suatu proses rangkaian
kegiatan tindak lanjut setelah program atau kebijaksanaan ditetapkan yang terdiri atas
pengambilan keputusan, langkah yang strategis, maupun operasional atau
kebijaksanaan menjadi kenyataan guna mencapai sasaran dari program yang
ditetapkan semula.
28
Dari pengertian yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada
dasarnya pelaksanaan suatu program yang telah ditetapkan harus sejalan dengan
keadaan yang ada, baik itu dilapangan maupun di luar lapangan yang mana dalam
kegiatannya melibatkan beberapa unsure disertai dengan usaha-usaha dan didukung
oleh alat-alat penunjang.
Selain itu adanya batasan waktu dan penentuan tata cara pelaksanaan. Berhasil
atau tidaknya proses pelaksanaan, menurut Edward yang dikutip oleh Abdullah
(1987), dipengaruhi oleh faktor-faktor yang merupakan syarat terpenting berhasilnya
suatu proses pelaksanaan. Faktor-faktor tersebut adalah :
1. Komunikasi, merupakan suatu program yang dapat dilaksanakan
dengan baik apabila jelas bagi para pelaksana. Hal ini menyangkut
proses penyampaian informasi, kejelasan informasi dan konsistensi
informasi yang disampaikan.
2. Resources (sumber daya), dalam hal ini meliputi empat komponen
yaitu terpenuhinya jumlah staff dan kualitas mutu, informasi yang
diperlukan guna pengambilan keputusan atau kewenangan yang
cukup guna melaksanakan tugas sebagai tanggung jawab dan
fasilitas yang dibutuhkan dalam pelaksanaan.
3. Disposisi, sikap dan komitmen daripada pelaksanaan terhadap
program khususnya dari mereka yang menjadi pelaksana program.
4. Struktur Birokrasi, yaitu SOP (Standart Operating Procedures) yang
mengatur tata aliran dalam pelaksanaan program. Jika hal ini tidak
sulit dalam hasil yang memuskan, karena penyelesaian masalahmasalah akan memerlukan penanganan dan penyelesaian khusus
tanpa pola yang baku.
Keempat faktor diatas dipandang mempengaruhi keberhasilan suatu proses
pelaksanaan, namun juga adanya keterkaitan dan saling mempengaruhi
antara
29
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
30
Daftar Pustaka
http://www.untukku.com/artikel-untukku/pengertian-loyalitas-untukku.html
https://id-id.facebook.com/Bahasa.dan.Sastra.Indonesia/posts/754728281214923
31
http://www.anneahira.com/belajar.html
http://penelitiantindakankelas.blogspot.co.id/2012/12/10-definisi-berpikir-kritis.html
http://guru-ppkn.blogspot.co.id/2014/10/perilaku-demokratis.html
https://rahmaaufa.wordpress.com/2013/06/09/sikap-dan-perilaku-demokratis/
https://docs.google.com/document/d/1dB3VPBxT_NMmSiUuU0dgV0auwPScBkV6D8rbFUt2-A/edit
http://pancasila2013.weebly.com/pengertian-pancasila.html
http://garasikeabadian.blogspot.co.id/2013/03/pengendalian-diri-self-control.html
http://ekhardhi.blogspot.co.id/2010/12/pelaksanaan.html
http://digilib.ump.ac.id/files/disk1/10/jhptump-a-ragilsetia-493-2-babii.pdf
32