Anda di halaman 1dari 16

TUGAS QUIZ KEWARGANEGARAAN

JUDUL QUIZ : KEWARGANEGARAAN


NAMA : M AGIL AL MUNAWAR
NIM : 2105903010041
PRODI : TEKNIK MESIN
UNIT/RUANG : U2B 408
1. Coba adek2x jelaskan dinamika latar belakang, landasan dan tujuan
diajarkannya Kewarganegaan di Perguruan Tinggi!
Jawab :
a. Latar belakang kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraan memiliki latar belakang secara etimologis, yuridis, serta
terminologis. Berikut penjelasannya:
1. Secara etimologis

Latar belakang etimologis dari pendidikan kewarganegaraan berasal dari


pemaknaan kedua kata tersebut, yakni kata ‘pendidikan' dan serta kata kewarganegaraan
Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar maupun terencana dalam
proses pembelajaran agar bisa mengembangkan kemampuan dan potensi yang dimiliki.
Sedangkan kewarganegaraan merupakan segala sesuatu hal yang memiliki keterkaitan
dengan warga negara, hukum serta politik.

2. Secara yuridis

Latar belakang yuridis dari pendidikan kewarganegaraan tercantum dalam


batang tubuh UUD 1945 serta rumusan Pancasila, Selain itu, secara yuridis pendidikan
kewarganegaraan juga tercantum dalam peraturan yang dibuat pemerintah dan MPR.
Contohnya Ketetapan MPR, Peraturan Pemerintah dan Peraturan Daerah. Seluruh hal
ini saling berhubungan dan memiliki kekuatan yang mengikat satu sama lain.
Pendidikan kewarganegaraan secara yuridis memiliki agar masyarakat memiliki rasa
cinta tanah air serta kebangsaan.

3. Secara Terminologis

Latar belakang terminologis dari pendidikan kewarganegaraan ialah pendidikan


yang berlandaskan demokrasi politik yang kemudian diperluas dengan sumber
pengetahuan lainnya. Tujuannya agar melatih kemampuan berpikir yang kritis, analitis
serta bertindak secara demokratis sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.
2

b. Landasan kewarganegaraan
2. Landasan Pendidikan Kewarganegaraa

Pendidikan kewarganegaraan dapat bermanfaat untuk meningkatkan kesadaran


berbangsa dan bernegara, meningkatkan keyakinan akan ketangguhan Pancasila sebagai
ideologi bangsa dan negara Indonesia. Pelaksanaan pendidikan kewarganegaraan
memiliki 2 (dua) dasar sebagai landasannya, landasan yang dimaksud adalah landasan
hukum dan ideal.

a.Landasan hukum
1) Undang-Undang Dasar 1945
a). Pembukaan UUD 1945. Pembukaan alinea kedua tentang cita-cita mengisi
kemerdekaan dan alinea keempat khusus tentang tujuan negara, yaitu keamanan
dan kesejahteraan.
b). Pasal 27 (3) (II), setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara. Pasal 30 ayat (1) (II), tiap-tiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal 31 ayat
(1) (IV), setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Pasal 28 A-J
tentang Hak Asasi Manusia.
2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1982Undang-undang No. 20/1982 adalah
tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara Republik
Indonesia (Lembaran Negara 1982 No. 51, TLN 3234).
a). Pasal 18 Hak dan Kewajiban warga negara yang diwujudkan dengan
keikutsertaan dalam upaya bela negara diselenggarakan melalui pendidikan
pendahuluan bela negara sebagai bagian tidak terpisahkan dalam sistem
pendidikan nasional.
b). Pasal 19 ayat (2) Pendidikan Pendahuluan Bela Negara wajib diikuti oleh
setiap warga negara dan dilaksanakan secara bertahap, yaitu:
(1) Tahap awal pada pendidikan tingkat dasar sampai menengah dan dalam
gerakan Pramuka.
(2) Tahap lanjutan dalam bentuk Pendidikan Kewiraan pada tingkat Pendidikan
Tinggi(.3)Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

3
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan
berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000
tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil
Belajar Mahasiswa, serta Nomor 45/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan
Tinggi telah ditetapkan bahwa Pendidikan Agama, Pendidikan Bahasa dan
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan kelompok mata kuliah Pengembangan
Kepribadian yang wajib diberikan dalam kurikulum setiap program studi atau
kelompok program studi.
4)Surat Keputusan Dirjen Dikti Nomor 43 Tahun 2006
Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/2006 tentang Rambu-Rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi.
b.Landasan ideal
Landasan ideal Pendidikan Kewarganegaraan yang sekaligus menjadi jiwa
dikembangkannya Kewarganegaraan adalah Pancasila. Pancasila sebagai sistem
filsafat menjiwai semua konsep ajaran Kewarganegaraan dan juga menjiwai
konsep ketatanegaraan Indonesia. Dalam sistematikanya dibedakan menjadi tiga
hal, yaitu: Pancasila sebagai dasar negara, Pancasila sebagai pandangan hidup
bangsa dan Pancasila sebagai ideologi negara. Ketiga hal itu dapat dibedakan,
namun tidak dapat dipisahkan.
1). Pancasila sebagai Dasar Negara.
Pancasila sebagai dasar negara merupakan dasar pemikiran tindakan negara dan
menjadi sumber hukum positif di Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara pola
pelaksanaannya dipancarkan dalam empat pokok pikiran yang terkandung dalam
Pembukaan UUD 1945 dan dijabarkan dalam pasal-pasal UUD1945 sebagai
strategi pelaksanaan Pancasila sebagai dasar negara.
Pembukaan UUD 1945 pokok pikiran pertama yaitu pokok pikiran persatuan
yang berfungsi sebagai dasar negara, merupakan landasan dirumuskannya
wawasan nusantara sebagai bagian dari geopolitik.

4
Pokok pikiran kedua yaitu pokok pikiran keadilan sosial yang berfungsi sebagai
tujuan negara merupakan tujuan wawasan nusantara sekaligus tujuan geopolitik
Indonesia. Tujuan negara dijabarkan langsung dalam Pembukaan UUD 1945
alinea keempat, yaitu tujuan berhubungan dengan segi keamanan dan
kesejahteraan dan ketertiban dunia. Geopilitik Indonesia pada dasarnya adalah
sebagai perwujudan nilai-nilai Pancasila di dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara.

2). Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa


Pancasila sebagai pandangan hidup merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur yang
diyakini kebenarannya. Perwujudan nilai-nilai luhur Pancasila terkandung juga
dalam konsep geopolitik Indonesia demi terwujudnya ketahanan nasional
sebagai geostrategi Indonesia sehingga ketahanan nasional ini disusun dan
dikembangkan berdasarkan geopolitik Indonesia. Perwujudan nilai-nilai
Pancasila mencakup lima bidang kehidupan nasional yaitu bidang ideologi,
politik, ekonomi, sosial budaya dan hankam yang disingkat dengan
Ipoleksosbud Hankam. Ipoleksosbud Hankam menjadi dasar pemikiran
ketahanan nasional.
Dari lima bidang kehidupan nasional, bidang ideologi merupakan landasan
dasar. Ideologi itu berupa Pancasila sebagai pandangan hidup yang menjiwai
empat bidang lainnya. Dasar pemikiran ketahanan nasional di samping lima
bidang kehidupan nasional tersebut yang merupakan aspek sosial pancagatra
didukung pula adanya dasar pemikiran aspek alamiah trigatra yang merupakan
geostrategi Indonesia.
3). Pancasila sebagai Ideologi Negara
Pancasila sebagai ideologi negara merupakan kesatuan konsep-konsep dasar
yang memberikan arah dan tujuan dalam mencapai cita-cita bangsa dan negara.
Cita-cita bangsa dan negara berlandaskan Pancasila dipancarkan dalam alinea
kedua Pembukaan UUD 1945 merupakan cita-cita untuk mengisi kemerdekaan,
yaitu: bersatu, berdaulat adil dan makmur.

c. Tujuan di ajar pendidikan kewarganegaraan di Universitas

Tujuan pendidikan kewarganegaraan bagi mahasiswa telah diatur oleh


Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi atau Dirjen Dikti. Landasan untuk hal tersebut
diambil melalui Keputusan Dirjen Dikti No. 267/Dikti/2000 yang mencakup tiga poin
tujuan utama dari pendidikan kewarganegaraan.

 Pertama adalah agar mahasiswa mempunyai kemampuan untuk


memahami dan juga melaksanakan hak dan kewajiban secara jujur,
santun, serta demokratis serta ikhlas sebagawai Warga Negara Indonesia
yang telah terdidik dan bertanggung jawab.
 kedua adalah bertujuan agar mahasiswa dapat menguasai, memahami
serta mengatasi berbagai persoalan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Dengan pemikiran kritis dan bertanggung
jawab yang berlandaskan Pancasila, Wawasan Nusantara, dan Ketahanan
Nasional.
 Ketiga yaitu agar mahasiswa memiliki sikap dan perilaku yang sesuai
dengan nilai-nilai kejuangan, cinta tanah air, serta rela berkorban bagi
nusa dan bangsa.

Sumber : •https://www.kompas.com/skola/read/2021/02/17/173621769/hakikat-dan-
latar-belakang-pentingnya-pendidikan-kewarganegaraan
•https://www.kompasiana.com/agusprasetyo/550ad6e4813311490eb1e69a/
landasan-tujuan-visi-misi-dan-kompetensi-penyelenggaraan-pendidikan-
kewarganegaraan-di-perguruan-tinggi
•https://www.jurnalponsel.com/tujuan-pendidikan-kewarganegaraan/
•https://www.kompas.com/skola/read/2021/02/17/173621769/hakikat-dan-latar-
belakang-pentingnya-pendidikan-kewarganegaraan
6

2. Bagaimana pemahaman adek2x tentang Identitas Nasional, serta esesensi dan


urgensi Identitas Nasional Indonesia!

Jawab:

a. Identitas nasional adalah suatu ciri khas yang dimiliki sebuah bangsa
agar dapat membedakan bangsa tersebut dari bangsa yang lain.Setiap negara yang
merdeka dan berdaulat memiliki identitas nasionalnya masing-masing supaya negara
tersebut dapat dikenal oleh negara lain dan mampu menjaga eksistensi serta
kelangsungan hidup negara-negara terebut.Dalam Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn), identitas nasional lebih dekat dengan arti jati diri yakni ciri-ciri atau
karakteristik, perasaan atau keyakinan tentang kebangsaan yang membedakan
bangsa indonesia dengan bangsa lain. Jika Indonesia mempunyai identitas nasional
maka bangsa lain akan dengan mudah mengenali dan membedakan Indonesia
dengan negara lain.Secara Historis, identitas nasional Indonesia ditandai dengan
munculnya kesadaran rakyat sebagai bangsa yang sedang dijajah pada tahun 1908
yang dikenal dengan masa Kebangkitan Nasional. Rakyat Indonesia mulai sadar
akan jati diri sebagai manusia yang tidak wajar karena dalam kondisi terjajah, lalu
pada saat itulah munculnya kesadaran untuk bangkit membentuk sebuah
bangsa.Secara Sosiologis, identitas nasional telah terbentuk dalam proses interaksi,
komunikasi, dan persinggungan budaya secara alamiah baik melalui perjalanan
panjang menuju indonesia merdeka maupun melalui pembentukan intensif pasca
kemerdekaan.Secara Etimologis, identitas nasional berasal dari dua kata “Identitas”
dan “nasional”. Kata identitas berasal dari bahasa Inggris “Identity” yang artinya
Karakteristik, perasaan atau keyakinan yang membedakan orang dari orang lain.
Sementara dalam Kamus Besar Bahsa Indonesia (KBBI), “identitas” berarti ciri-ciri
atau keaadan khusus seseorang atau jati diri. Kata Nasional berasal dari bahasa
Inggris “National” yang artinya dimiliki, dikendalikan, atau didukung secara
finansial oleh federal, pemerintah. Sementara menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), “nasional” berarti bersifat kebangsaan, berkenaan atau berasal
dari bangsa sendiri, meliputi suatu bangsa.

Maka dari itu identitas nasional dapat didefinisikan sebagai jati diri yang
melekat pada suatu bangsa yang diikat oleh adanya kesamaan fisik (budaya, agama, dan
bahasa) maupun non fisik (visi, cita-cita, dan tujuan).Identitas Nasional bersifat buatan,
dan sekunder. Bersifat Buatan karena identitas nasional itu dibuat, dibentuk, dan
disepakati oleh warga bangsa sebagai identitasnya setelah mereka bernegara. Bersfiat
Sekunder karena sebelum memiliki identitas nasional, warga bangsa telah mimiliki
identitas primer yaitu identitas kesukubangsaan.

Berikut beberapa upaya yang dapat kita lakukan untuk mempertahankan Identitas
Nasional di Era Digital::

• Mengembangkan Nasionalisme. Nasionalisme merupakan kecintaan terhadap tanah air


sebagai bentuk upaya mempertahankan identitas nasional di era digital.

• Pendidikan Nasionalisme sejak dini. Pendidikan Nasionalisme mempunya peran yang


sangat penting dalam pembentukan jati diri bangsa indonesia. Maka dari itu, pendidikan
nasionalisme harus dilakukan atau ditanamkan sejak dini.

• Melestarikan Budaya. Budaya merupakan salah satu penentu jati diri bangsa. Namun,
sekarang ini budaya indonesia mulai menghilang dikarenakan banyaknya pengaruh
budaya barat yang masuk ke Indonesia.

• Bela Negara. Bela Negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara, hal itu
membuktikan bahwa bela negara juga menjadi suatu aturan agar setiap warga negara
harus melakukan tindakan bela negara demi ketahanan dan eksistensi sebuah negara
apalagi di era digital saat ini.

Sumber referensi:

•https://www.kompasiana.com/mochamadseanfathrezzaumj/63a460005cc8044982
35ee92/esensi-dan-urgensi-identitas-nasional

3. Ada beberapa konsep yang berbeda pengertiannya, Nation (Bangsa),


negara (State), serta Nation State (Negara Bangsa), coba adek2x uraikan
pemahaman yang adek2 ketahui!

Jawab:

Revolusi dunia

INDONESIA melintang sepanjang 5.110 km di sekitar zamrud khatulistiwa


(95-110 derajat bujur timur), lahir pada era dunia yang sedang mengalami
klimaksnya. Pecahnya revolusi AS (1765-1783) dan Prancis (1789-1799)
mengawali hadirnya tatanan dunia baru yang melahirkan nation-state (negara-
bangsa).Negara-bangsa inilah yang kemudian menggantikan segala bentuk
pengelompokan masyarakat dunia saat itu. Entah itu imperium, kekaisaran, negara-
kota (city-state), maupun bentuk-bentuk agen kuasa lainnya yang sudah dirasa usang
harus diganti, kalau perlu melalui kekerasan, dengan rumusan baru yang lebih
menjanjikan.
Satu setengah abad pascakeberhasilan revolusi Prancis itu dunia telah berubah.
Revolusi melahirkan wajah dunia baru: Kekaisaran telah runtuh di mana-mana,
teokrasi sudah sirna, kecuali di beberapa wilayah negara di sekitaran Timur Tengah
yang masih menampak dalam bentuk pemerintahan monarki yang absolutisme
sifatnya.Revolusi Prancis yang melahirkan pemerintahan Napoleon Bonaparte telah
menggantikan untuk selamanya kekuasaan monarki Raja Louise yang sebelumnya
memerintah atas nama Tuhan dan merepresentasikan golongan ningrat (the House of
Bourbon). Penguasa penggantinya pun karenanya dianggap tidak lagi sebagai wakil
Tuhan atau kelompok elite tertentu, tapi mewakili seluruh warga Prancis (French
nation). Di sinilah poin dari revolusi besar itu: lahirnya nilai-nilai baru dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara!Kelahiran Indonesia terjadi pada lingkaran
masa ini, yaitu masa ketika revolusi nilai-nilai dunia sudah menunjukkan
kematangannya, dan hasilnya pun sudah bermunculan di berbagai pojok dunia,
berkah dari perlawanannya terhadap kolonialisme Eropa yang sejatinya juga
gerakan lanjutan dari revolusi Prancis.Buah nyata dari revolusi di atas ialah
direngkuhnya nilai-nilai republikanisme di hampir semua lingkaran masyarakat
dunia.

Apa yang kemudian kita kenal dengan istilah nation-state atau negara-bangsa
pada esensinya ialah bentuk kehidupan dunia modern yang menolak bentuk
kehidupan masyarakat lama: kesatuan masyarakat yang mandiri secara politik (self-
rule), yang dibentuk dalam ikatan bangsa yang terdiri atas anggota warga yang
memiliki kedudukan sama.Di sinilah kita mengenal istilah negara-bangsa ini, yang
berarti menyejajarkan antara istilah ‘negara’ (state) dengan ‘bangsa’ (nation). Ini
membawa kepada suatu pemahaman bahwa suatu negara tidak mungkin diwujudkan
tanpa ikatan dari berbagai suku bangsa, yang dengan ikatan itu maka suatu ‘bangsa’
yang berbeda-beda dapat disatukan dalam suatu wadah ikatan yang disebut
‘negara’.Jika demikian, nasionalisme dalam maknanya yang kontekstual berakar
dari kesadaran akan kemauan untuk menyatukan berbagai nilai kebangsaan yang
majemuk dalam satu wadah negara baru, yang mana di dalamnya segala perbedaan
terlebur oleh nilai-nilai kebersamaan, meski tidak harus menghilangkan karakter
kemajemukannya. Nilai-nilai seperti itulah yang kemudian beresonansi ke berbagai
wilayah dunia ketiga.Seburuk apa pun kolonialisme, dia juga membawa arus positif
munculnya gerakan nasionalisme di negara-negara bekas jajahan. Entah itu melalui
perjuangan peperangan maupun perundingan damai, keinginan kuat untuk
memerdekakan wilayah jajahan itu berbanding lurus dengan terbangunnya proses
pembentukan negara-bangsa di wilayah tersebut. Konsep nation-state merupakan
keniscayaan yang tidak bisa lagi dimungkiri bagi negeri-negeri itu jika mereka ingin
tetap survive dan mampu mencapai cita-cita membangun negara yang mandiri
secara politik,ekonomi,sosial,danbudayanya.
Indonesia sebagai Nation – state

Nation-state tidaklah mungkin terbentuk dengan tiba-tiba. Proses yang panjang


harus dilakukan para nasionalis yang tidak pernah mengenal lelah, serta terus konsisten
membangun sistem itu dan melengkapinya dengan unsur-unsurnya yang saling bertali
berkelindan. Paling tidak ada tiga proses yang harus ditempuh untuk ituPertama,
nasionalisme sebagai suatu gerakan politik. Kedua, proses penyebaran ide dan
kesadaran bersama dari suatu kelompok masyarakat (bangsa) untuk mewujudkan cita-
cita pembentukan suatu bangsa (nation building). Ketiga, proses kreasi pembangunan
lembaga-lembaga negara (nation-state) (Andreas Wimmer dan Yufal Feinstein, 2010).

10

Para ahli sepakat ketiga proses ini saling berhubungan erat meski mereka
berbeda tentang bagaimana urutan dari proses itu terwujud. Benedict Anderson, sebagai
contoh, memahami bahwa nasionalisme mendorong terwujudnya cita-cita luhur untuk
membentuk ikatan bangsa (nation building), baru kemudian mendorong terwujudnya
negara-bangsa (nation-state). Namun, Ernest Gellner memahami bahwa nasionalisme
terlebih dulu mewujudkan negara-bangsa sebelum kemudian melahirkan cita-cita
pembentukan suatu ikatan bangsa (nation building). Kedua ahli ini mempunyai
pemikiran berbeda tentang sekuensi pembentukan suatu negara: Anderson lebih
melihatnya dari perspektif substansial, sedangkan Gellner lebih struktural sifatnya.
Dalam kasus Indonesia, baik pemikiran substansial maupun struktural keduanya
memiliki nilai kebenaran, tergantung dari perspektif mana kita ingin melihatnya.Nilai-
nilai nation building di Indonesia dapat dikatakan telah terbentuk sejak munculnya
gerakan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Cita-cita mewujudkan nasionalisme
Indonesia itulah yang oleh Anderson dianggap benih awal memunculkan kehendak
bersama untuk membentuk satu negara-bangsa. Namun, bagi Gellner, kemunculan
nation-state di Indonesia harus dilihat dari momen kemerdekaan 17 Agustus 1945 yang
secara formal hukum mengekspresikan kehendak bangsa Indonesia untuk mewujudkan
lembaga kenegaraan yang mandiri, terbebas dari segala bentuk subjugasi. Satu hal yang
jelas ialah bahwa proses perkembangan suatu nation-state itu pada esensinya evolusi
perubahan nilai yang dapat menjadi dasar dari pembentukan sistem masyarakatsuatu
bangsa.

Sumber referensi:

•.https://m.mediaindonesia.com/opini/253974/negara-bangsa

11

4. Jelaskan pengertian Konstitusi/Undang-Undang Dasar secara etimologis,


terminologis dan pendapat para ahli, serta pentinya Konstitusi atau Undang-undang
dasar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara!

Jawab:

Pengertian Konstitusi

Konstitusi berasal dari bahasa Perancis “constituer” yang artinya membentuk negara,
menyusun negara, dan menyatakan negara. Sedangkan dalam bahasa Latin kata
konstitusi berasal dari 2 (dua) kata yakni “cume” dan “statuere”. Kata “cume” artinya
“bersama dengan”, sedangkan “statuere” adalah “membuat sesuatu agar berdiri atau
mendirikan atau menetapkan”. Dengan demikian pengertian konstitusi dalam bentuk
tunggal (konstitutio) adalah menetapkan sesuatu secara bersama-sama dan pengertian
konstitusi dalam bentuk jamak (constitusiones) adalah segala sesuatu yang telah
ditetapkan.
Negara-negara yang menggunakan bahasa Inggris memakai istilah constitution yang
dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai konstitusi. Sedangkan istilah UUD merupakan
terjemahan dari bahasa Belanda “Gronwet”. Selain gronwet, Belanda juga mengenal
istilah constitutie.

Menurut Jimly Asshiddiqie, konstitusi bukan merupakan peraturan yang dibuat oleh
pemerintahan, melainkan merupakan peraturan yang dibuat oleh rakyat untuk mengatur
pemerintahan, dan pemerintahan itu sendiri. Tanpa keberadaan konstitusi, maka sama
dengan kekuasaan tanpa kewenangan. Konstitusi adalah hukum dasar, norma dasar, dan
sekaligus paling tinggi kedudukannya dalam sistem bernegara. Namun, sebagai hukum,
konstitusi itu sendiri tidak selalu bersifat tertulis (schreven constitutie atau written
constitution). Konstitusi dalam pengertian arti sempit adalah konstitusi yang bersifat
tertulis atau biasa disebut UUD. Sedangkan konstitusi dalam pengertian arti luas adalah
konstitusi yang tidak tertulis.

Pengertian Konstitusi Menurut Para Ahli

Berikut adalah beberapa pengertian konstitusi menurut para ahli:

12

1. Soehino

Konstitusi adalah dokumen yang memuat aturan-aturan hukum dan ketentuan-ketentuan


hukum yang pokok-pokok atau dasar-dasar yang sifatnya, baik tulisan maupun tidak
tertulis yang mengambarkan tentang sistem ketatanegaraan suatu negara.

2. L. J. Van Apeldoorn

Gronwet atau UUD adalah bagian tertulis dari suatu konstitusi,


sedangkan constitution memuat baik peraturan tertulis maupun yang tidak tertulis.

3. Herman Heller
Pengertian konstitusi dibagi menjadi tiga, yaitu konstitusi mencerminkan kehidupan
politik di dalam masyarakat sebagai suatu kenyataan (mengandung arti politis dan
sosiologis), konstitusi sebagai kaidah yang hidup dalam masyarakat (mengandung arti
hukum atau yuridis), dan konstitusi sebagai kesepakatan yang ditulis dalam suatu
naskah sebagai undang-undang yang tertinggi yang berlaku dalam suatu negara.

4. C. F. Strong

Pengertian konstitusi adalah kumpulan asas-asas yang menyelenggarakan kekuasaan


pemerintahan serta hak-hak dari pemerintah dan hubungan antara pemerintah dan yang
diperintah, yang menyangkut hak-hak asasi manusia

5. F. Lasalle

Secara sosiologis dan politis, konstitusi adalah naskah yang memuat bangunan negara
dan sendi pemerintahan. Konstitusi megandung pengertian yang lebih luas dari UUD.
Namun, secara yuridis terdapat faham kodifikasi yang menyamakan konstitusi dengan
UUD.

12

6. K. C. Wheare

Pengertian konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaraan dari suatu negara,


berupa kumpulan peraturan yang membentuk, mengantur, atau memerintah dalam
pemerintahan negara.

Kesimpulannya, berdasarkan berbagai pendapat para ahli mengenai pengertian


konstitusi, dapat dikatakan bahwa berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa konstitusi meliputi peraturan tertulis dan tidak tertulis Dengan
demikian, konstitusi adalah kumpulan kaidah yang memberikan pembatasan kekuasaan
kepada para penguasa, gambaran dari lembaga-lembaga negara, serta gambaran yang
menyangkut masalah hak-hak asasi manusia.
Sumber referensi:

•https://www.hukumonline.com/klinik/a/pengertian-konstitusi-menurut-para-ahli-
dan-secara-etimologis-lt62f1f95c8b86c

5. Bagaimana pandangan adek2x atas munculnya gagasan masa jabatan


presiden RI 3 periode, serta wacana pemundaan pemilu 2024!

Jawab:

a. Gagasan presiden 3 periode itu seolah menantang UUD 1945 yang menjadi
landasan hukum pemerintah yang sudah membatasi masa jabatan presiden dan wakil
presiden.

"Sekarang ini lebih buruk secara prinsipil. Di zaman Suharto konstitusinya belum
memberikan batas waktu untuk jabatan presiden sementara konstitusi kita hari ini jelas-
jelas sudah memberikan pembatasan tegas.

b. penundaan Pemilu 2024 berdampak perpanjangan masa presiden.


Itu menandakan negara mengarah rezim yang otoriter.
Mengapa penundaan pemilu dianggap menuju rezim otoriter? Karena

1. Penundaan pemilu tidak demokratis


2. Penundaan pemilu menyebabkan masalah sistem demokrasi
3. Penundaan Pemilu 2024 mengarah kepentingan oligarki
4. Rezim otoriter bermula dari kekuasaan yang bertahan lama
5. Penundaan pemilu dianggap merampas hak rakyat

Sumber referensi:

•https://amp.kompas.com/nasional/read/2022/03/31/08080041/wacana-jokowi-3-
periode-dinilai-lebih-buruk-dari-masa-orde-baru

•https://nasional.tempo.co/read/1567803/5-pandangan-mengenai-penundaan-
pemilu-2024-mengarah-rezim-otoriter

Anda mungkin juga menyukai